Anda di halaman 1dari 5

GENTENG

Bahan baku

Bahan baku utama pembuatan genteng adalah tanah liat /lempung dan pasir kali/ pasir sungai.
Untuk bahan baku pasir kali didapat dari penambang pasir sungai mayang di desa
Sabrang.Sedangkan tanah liat murni kami dapat dari jember, lebih tepatnyadi Kec. Tempurejo
dan Curah nongko adapun jenis-jenis tanah liatmurni untuk pembuatan genteng ini antara lain :
tanah liat yang

PROPOSAL USAHA GENTENG UD. BHIMA SHAKTI

berwarna kemerah-merahan, kekuning-kuningan karena indikasiyang kami dapat itu bagus untuk
pembuatan genteng.Selain bahan baku yang telah tertera diatas, juga terdapatbahan baku
menunjang produksi yaitu kayu pembakaran dan kayutampan/ kayu untuk pengeringan genteng.
Kami juga memilih kayuyang tidak mudah habis dalam proses pembakaran yaitu kayulamtoro.
Sedangkan kayu yang digunakan untuk tampan ataupenaruh genteng adalah jenis kayu bayur dan
sangon yang kamibeli dari toko bangunan atau dari warga sekitar.

Peralatan/ mesin yang digunakan

Peralatan yang digunakan untuk mendukung usaha kami adalah :

1.Mesin pencetak genteng jenis mantili

2.Alat pencetak genteng jenis karang pilang

3.Alat pencetak genteng jenis wuwung


4.Mesin pemproses tanah liat

5.Tampan dengan ukuran panjang 5m dan lebar 1,5m berjumlah50buah

6.Diesel

Proses produksi atau pembuatan

Pada Sub. Bab proses produksi ini, terbagi menjadi 2 tahap,yaitu :

Tahap pertama

, pembuatan bahan baku tanah liat.Untuk membuat bahan baku tanah liat, sebelumnya kitaharus
menyediakan tanah murni yang berwarna kemerah-merahandan kekuning-kuningan ditambah
pasir sungai denganperbandingkan 11:10:1 serta air secukupnya. Lalu kita rendam ataukita mix
kedua tanah tanah liat tersebut dan pasir sungai sambildisiram air secukupnya lalu digiling.
Tanah liat yang telah tergiling akan membentuk balok-balok yang keluar dari mulut mesin
penggilingan dan dengansegera memotong balok-balok tersebut. Balok-balok tanah liat
yangbelum sesuai ukurannya akan disesuaikan oleh pekerja yang lain,ketelitian dan ketelatenan
seorang pekerja diperkelukan pada saatini selanjutnya tanah ditata untuk proses pencetakan
genteng.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perusahaan kamimelakukan proses penggilingan


bahan baku sebanyak 2 kali denganmesin penggilian yang berbeda pula.

Tahap kedua

, pembuatan genteng.Setelah bahan baku selesai dibuat, langkah selanjutnyaadalah mencetak


genteng. Sebelum genteng dicetak, kita harusmenentukan jenis genteng apa yang hendak kita
cetak. Adapun jenis- jenis genteng yang diproduksi oleh perusahaan kami, antaralain : Jenis
genteng karang pilang, wuwung, mantili.Genteng dicetak dengan alat pencetak genteng
manualataupun dengan mesin. Kami menggunakan alat ini untuk mencetakgenteng. Kami
mengoprasikan alat ini dengan cara menjepit/menekan adonan tanah ini kecetakan sebelumnya
cetakan gentengtersebut telah dilumuri minyak klentheng/campuran minyak tanahdan oli.Setelah
itu, genteng yang telah tercetak dirapihkan dan ditaruhpada tampan yang selanjutnya akan
disimpan selama 15 hari, inikami lakukan agar menjadi kering.Setelah disimpan selama 15 hari,
proses selanjutnya adalahpembakaran/ pengovenan di tempat pembakaran genteng selamakurang
lebih 15 hari, genteng siap untuk dijual.Untuk lebih ringkasnya kami membuat skema proses
pembuatantanah liat dan genteng yang dituliskan dibawah ini :

Tahap ke 1

, pembuatan bahan baku tanah liat.


PROPOSAL USAHA GENTENG UD. BHIMA SHAKTI

10

Tanah liat murni kemerah merahan + tanah liat murni kekuning kuninganKuningan + pasir
sungai + air secukupnya11 : 10 : 1

Perendaman / percampuranPenggilingan (2x)Tanah liat / lempung

TAHAPAN AWAL

Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa tanah

Pengambilan tanah sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian lingkungan

Bagian lapisan paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan sebagai bahan pembuat
genteng, hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara yang sangat baik untuk tanaman.

Pengambilan tanah dilakukan dengan cara menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang
diambil adalah tanah dibagian bawah bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari
permukaan tanah.

Pengambilan pun dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter sebagai upaya terhadap
pelestarian lingkungan.

Proses selanjutnya adalah pembersihan tanah dari material-material pengotor seperti batu,
plastik, sampah dll.

Setelah cukup bersih tanah kemudian diaduk dengan menambahkan air.

PENGOLAHAN TANAH LIAT

Setelah didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan.

Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan partikel-
partikel yang lebih halus dan merata.

Proses penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin penggiling
tanah atau lebih dikenal dengan nama molen,

pada proses ini juga ditambahkan sedikit pasir laut.


Tujuan penambahan pasir laut adalah supaya tanah tidak terlalu lembek sehingga mempermudah
proses penggilingan.

Penggilingan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan output berupa tanah liat yang telah
tercetak kotak-kotak sesuai dengan ukuran genteng yang akan dibuat. Kotak-kotak tanah liat ini
biasa dinamakan keweh.

Keweh inilah yang pada nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng.

PENCETAKAN GENTENG

Proses selanjutnya adalah pencetakan genteng.

Pencetakan genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin cetak berupa
mesin press ulir. Sebelum dimasukkan, pipihkan dulu kuweh dengan cara dipukul-pukul dengan
kayu atau biasa dikenal dengan gebleg. Tujuan dari gebleg adalah mendapatkan keweh yang
padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin press.

Output dari mesin press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi.

Proses selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan dibersihkan dari
sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses pengepressan.

PENGERINGAN

Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng.

Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng hasil
pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari.

Proses pengeringan selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari.


Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur genteng secara langsung di bawah terik
matahari selama kurang lebih 6 jam.

PROSES PENGERINGAN

Pengeringan genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku.Pengeringan dalam tungku


berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan
genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu.
Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap akhir.Pengeringan ini juga sebagai pra
pembakaran.

Proses selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana suhu
ditingkatkan sampai dengan kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu
tersebut.
PENGGLASURAN

Output dari tungku adalah genteng yang siap pakai, setelah disortir terlebih dahulu
tentunya.Untuk genteng ini biasa dinamakan genteng natural, tergantung dari jenisnya. Pada
proses kali ini adalah proses untuk pembuatan genteng morando, so dinamakan genteng morando
natural.

Untuk proses selanjutnya adalah pengglasuran. Glassur berasal dari kata glass yang berarti kaca
secara harfiah dapat juga dikatakan proses pengglasuran adalah penambahan lapisan kaca pada
permukaan genteng, relatif sama dengan proses coating.

Tujuan dari pengglasuran adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan artistik.

Disamping itu dengan adanya lapisan glassur juga dapat menghindarkan genteng dari lumut.

Bahan utama glassur adalah lead oksid atau pbo dengan penambahan matrik berupa fritz atau
tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa akan meningkatkan kekerasan.

Bahan bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata.Adonan bahan
glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu.

Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran tahap 2.

PEMBAKARAN TAHAP II

Proses selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah dilapisi bahan
glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses pembakaran. Pembakaran
tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada proses pembakaran tahap 2 tidak
didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap 2 berlangsung selama 13 jam dengan suhu
pembakaran dijaga supaya konstan pada suhu 900 derajat celcius.

TAHAPAN TERAKHIR

Tahap yang terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output dari
pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu diperlukan finishing
sebelum genteng siap dipasarkan.Finishing yang dilakukan meliputi pengikiran pada tepi
genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan permukaan genteng.Kemudian pengecatan yang
bertujuan untuk menutupi bagian samping genteng yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur.
Dan yang terakhir adalah pengepakan, genteng diikat dengan striping band dengan jumlah
sepuluh, selain supaya rapi pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan genteng.

Anda mungkin juga menyukai