muntah, awalnya darah segar, namun belakangan darah kehitaman. Riwayat BAB warna hitam sejak 5
hari SMRS. Nyeri ulu hati (-).Riwayat penggunaan obat anti nyeri (+) selama 6 bulan terakhir. Riwayat
Sakit kuning (-). Sens : CM, TD :150/80 mmHg, pols :110x/I, RR : 24x/i. T: Afebris.
Tujuan : Diagnostik dan penanganan awal pasien dengan pendarahan saluran makan bagian atas
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
8. Lain-lain :
Sens : CM
Tekanan darah : 120/80 mmHg RR :25 x/i
HR : 89 x/i T : 37,5 C
Hasil pemeriksaan fisik:
Kepala : mata : Konjuntiva palpebra inferior : pucat (+), ikterik (-), isokor, D: 3 mm
Leher : TVJ R2 cm H20, Struma (-), Pembesaran kelenjar (-)
Thorax : I : simetris
P : SF kesan ka = ki
P : sonor kedua paru
A: SP : vesikular ST : -
Abdomen: I : Simetris
P : Soepel, H/L : ttb, Nyeri tekan epigastrik (+)
P : Timpani
A: Peristaltik (+)N
Ekstremitas : Oedem ekstremitas (-)
Anjuran : Darah lengkap, Foto Thorax, RFT,
Pemeriksaan Lab
Hb/Ht/Leukosit/trombosit : 9,1/32,2/10.200/225.000
KGD adr : 160
SGOT/SGPT: 25/30
Ur/Cr : 7,6/1,1
Cholesterol : 190
Pengobatan :
- O2 2 4 L/i via nasal canule
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1g/12jam
- Inj. Ranitidine 1amp/8jam
- Inj. As. Tranexamat 1 amp/12 jam
- Sucralfate syr 4xCII
Follow Up (8 Maret 2014)
S: Muntah darah (-), mual (+)
O: Sens : CM
Tekanan darah : 120/80 mmHg RR :25 x/i
HR : 92 x/i T : 37,5 C
Hasil pemeriksaan fisik:
Kepala : mata : Konjuntiva palpebra inferior : pucat (+), ikterik (-), isokor, D: 3 mm
Leher : TVJ R2 cm H20, Struma (-), Pembesaran kelenjar (-)
Thorax : I : simetris
P : SF kesan ka = ki
P : sonor kedua paru
A: SP : vesikular ST : -
Abdomen: I : Simetris
P : Soepel, H/L : ttb, Nyeri tekan epigastrik (+)
P : Timpani
A: Peristaltik (+)N
Ekstremitas : Oedem ekstremitas (-)
A: Susp. Ulkus Peptikum
P:
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1g/12jam
- Inj. Ranitidine 1amp/8jam
- Inj. As. Tranexamat 1 amp/12 jam
- Sucralfate syr 4xCII
- Rencana Endoskopi
1. Subjektif : Pasien mengeluh muntah darah sejak 2 hari SMRS. Awalnya muntah berupa darah segar, namun
belakangan berwarna kehitaman, dengan frekuensi 10x, volume darah sekitar 10-20cc/ x muntah. Selain itu
pasien juga mengalami BAB hitam sejak 5 hari SMRS.
2. Objektif : Dari pemeriksaan fisik dijumpai tanda-tanda anemia. Pada kasus ini, diagnosa diarahkan oleh
anamnesa, seperti muntah darah warna kehitaman dan BAB hitam, dan hasil pemeriksaan fisik berupa
konjungtiva anemis dan pemeriksaan colok dubur (rektal tussae) yang didapati feses hitam. Selain itu, pasien
juga sempat memuntahkan darah kehitaman di IGD. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah darah
rutin,kadar gula darah ad random, kolesterol, asam urat, dan fungsi ginjal. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan hasil anemia dengan peningkatan leukosit, hasil kgd, kolesterol, dan asam urat yang di atas
normal. Pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis adalah endoskopi
3. Assesment:
Muntah darah pada pasien kemungkinan disebabkan karena pendarahan pada saluran makanan bagian atas,
yang kemungkinan disebabkan gastric ulcer. Dari anamnesa, didapatkan bahwa pasien rutin mengkonsumsi
obat penghilan nyeri untuk nyeri sendi yang dideritanya selama 2 tahun terakhir. Dari pemeriksaan vital sign,
didapati TD pasien termasuk kategori hipertensi, yang sejalan dengan riwayat penyakit pasien yang
menderita hipertensi. Pols dan laju pernafasan pasien yang meningkat sejalan dengan kesan anemis pada
pasien, yang menyebabkan hipoperfusi jaringan yang dikompensasi oleh jantung. Pada pasien tidak
ditemukan adanya tanda tanda gastritis seperti riwayat nyeri ulu hati maupun nyeri tekan epigastrium, namun
hal tersebut dapat tidak ditemukan pada 10% pasien dengan pendarahan saluran cerna bagian atas.
4. Plan:
Diagnosis : Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang, diagnosa sementara pada
pasien ini Anemia ec PSMBA ec Gastric Ulcer. Diagnosa pasti untuk PSMBA yaitu dengan melakukan
pemeriksaan Endoskopi.
Pengobatan : Penanganan awal yang dilakukan adalah pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia. Pasien
datang dengan terpasang infus cairan RL, namun setelah habis cairan diganti dengan NaCl 0,9% dengan
tujuan membantu mengkoreksi kekurangan elektrolit yang biasa terjadi pada pasien dengan muntah. Pada
pasien juga dilakukan tindakan bilas lambung dengan NGT untuk mengurangi keaadaan mual muntah pada
pasien. Selain itu, pasien juga direncanakan untuk mendapatkan transfusi darah.
Pendidikan : untuk membantu proses pemulihan pasien, dianjurkan pasien untuk puasa sebelum hasil bilas
lambung bersih.
Konsultasi : Pasien telah dikonsultasikan ke dokter ahli penyakit dalam.
Rujuk : Ke spesialis penyakit dalam untuk penanganan selanjutnya dengan endoskopik.