Anda di halaman 1dari 34

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.

01
RUMAH SAKIT TK IV 04.07.01

PROPOSAL
KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG ZONA 3
(INSTALASI RAWAT INAP, ICU, IGD DAN INSTALASI GIZI)
PENGADAAN ALAT KESEHATAN
(VK DAN ICU)
SERTA PENGADAAN AMBULANS TRANSPORT
RUMKIT TK IV 04.07.01 TEGAL

SUMBER ANGGARAN TUGAS PEMBANTUAN (TP)

APBN KEMENTRIAN KESEHATAN

TAHUN 2013
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.01
RUMAH SAKIT TK IV 04.07.01

PROPOSAL USULAN KEGIATAN


SUMBER ANGGARAN TUGAS PEMBANTUAN (TP)
APBN KEMENTRIAN KESEHATAN
TAHUN 2013
RUMKIT TK IV 04.07.01

I. LATAR BELAKANG

a. Rumkit Tk. IV 04.07.01 merupakan badan pelaksana fungsi tehnis


kesehatan di wilayah Korem 071 Wijayakusuma yang merupakan badan
pelaksana pelayanan kesehatan dari Denkesyah 04.04.01. Kesdam IV /
Diponegoro.

b. Rumkit Tk. IV 04.07.01 Tegal mempunyai visi menjadi kebanggaan setiap


prajurit dan senantiasa mengutamakan keselamatan pasien, berkomitmen
memberikan pelayanan kesehatan sebaik baiknya dan seprofesional mungkin
terhadap personel TNI dan keluarga, pada umumnya dan personel TNI - AD dan
keluarga pada khususnya serta akan mempertahankan komitmen memberikan
dukungan pelayanan 100 %, dengan harapan tidak ada personel TNI AD yang bila
berobat ke Rumkit Tk. IV 04.07.01 Tegal mengeluarkan biaya.

c. Untuk melaksanakan komitmen tersebut, maka prioritas rencana kerja


Rumkit Tk.IV 04.07.01 Tegal adalah meningkatkan profesionalisme SDM,
meningkatkan kemampuan alkes yang ada, sosialisasi serta meningkatkan
pemasaran Rumkit ke masyarakat, sehingga Rumkit Tk. IV 04.07.01 TEGAL
menjadi pilihan bagi personel TNI dan keluarganya serta masyarakat pada
umumnya

II. PROFIL RUMKIT Tk IV 04.07.01

a. Rumkit Tk. IV 04.07.01 terletak di jalan Raya Pagongan Tegal dibangun


tahun 1983 di atas tanah milik TNI-AD dengan luas tanah 7.924 meter persegi,
luas bangunan 1.435 meter persegi, kondisi bangunan permanen.

b. Dalam jalur pelayanan kesehatan, Rumkit Tk IV 04.07.01 Tegal


memberikan pelayanan kesehatan kepada Anggota TNI AD dan PNS TNI AD dari
berbagai kesatuan baik Teritorial, Satpur dan Satdisjan di wilayah Korem 071
/ WK bagian utara ( Pantura ) dan sekitarnya. Antara lain terdiri dari :
1) Brigif 4/DR
2) Kodim 0710/PKL, Kodim 0711/PML, Kodim 0712/TGL, Kodim
0713/BBS, Kodim 0736/BTG.
3) Yon 407/PK
4) Kompi Zipur 4 Slawi
5) Sat Disjan Kodim
6) Sat Radar AU Pemalang
7) Sat Lanal AL Tegal.

2
c. Sebagai wujud kemanunggalan TNI dan rakyat di bidang kesehatan,
Rumkit Tk. IV 04.07.01 Tegal melayani masyarakat umum, peserta Askes beserta
Jamsostek dengan memanfaatkan kelebihan kapasitas yang tidak terpakai.

Pelayanan kesehatan kepada Anggota TNI AD dan PNS TNI AD beserta


masyarakat umum di Rumkit Tk IV 04.07.01 dilaksanakan oleh tenaga rumah sakit
sejumlah 65 yang terdiri atas :

No Jenis Ketenagaan Tahun 2011


1 Tenaga Medis 10
2 Tenaga Medis Perawatan 23
3 Tenaga Medis non Perawatan 4
4 Tenaga non Medis 28
JUMLAH 65

Adapun Tenaga Medis di Rumkit Tk IV 04.07.01 Tegal dapat dirinci


sebagai berikut :

No Jenis Tenaga Jumlah

1. Dokter Umum 3
2. Dokter Gigi 1
3. Spesialis Penyakit Dalam 1
4. Spesialis Bedah Umum 2
5. Spesialis Kebidanan & Kandungan 1
6. Spesialis Anak 1
7. Spesialis Anaesthesi 1
J U M L A H 10

Penanganan penyakit di Rawat Inap di Tahun 2011 yakni 10 besar penyakit di


rawat inap RSU Dokter Soeselo yang terdiri atas : 1). Gastro Enteritis sebanyak 25
kasus 2). Typhoid Fever sebanyak 72 kasus 3). Diare sebanyak 71 kasus 4) Febris
sebanyak 61 kasus 5) KLL sebanyak 60 Kasus 6) Dispepsia sebanyak 19 Kasus 7)
Hipertensi sebanyak 15 kasus 8) Asma Sebanyak 12 kasus 9) Ispa sebanyak 11
kasus 10) Colic Abdomen sebanyak 10 kasus

Kapasitas tempat tidur Rumkit Tk IV 04.07.01 Tegal di Tahun 2012


sebanyak : 35 TT, pemanfaatan tempat tidur (BOR) sebesar 12,35 %, LOS : 2,84 hr,
dan TOI : 1,4 hr. Kinerja pada tahun 2011 lebih menurun dibanding kinerja tahun-
tahun sebelumnya kondisi ini kemungkinan disebabkan masih terbatasnya
pelaralatan kesehatan yang ada serta banyaknya pesaing dengan munculnya
Rumah Sakit baru disekitar Rumkit Tk IV 04.07.01 Tegal. Sebenarnya minat atau
kebutuhan masyarakat begitu besar, dan bila tidak diantisipasi diantaranya dengan
pengembangan peralatan yang memadai maka akan terjadi penurunan kualitas
pelayanan rumah sakit (tabel 1).

3
Tabel 1
Kinerja Pelayanan Rawat Inap
Dari tahun 2007 s.d. 2011

Kinerja
Pelayanan 2007 2008 2009 2010 2011
No / Tahun

1 BOR (Prosen) 25,53 22,01 19,73 19,52 12,35

2 LOS (Hari) 3,45 3,15 3,24 3,23 2,84

3 TOI (Hari) 10,06 12,8 11,7 11,3 14,00

4 BTO (Kali) 27,03 23,89 21,28 21,24 14,26

5 GDR 0,002 0,004 0,001 0 0,002

6 NDR 0 0,001 0 0 0,002

III. PERMASALAHAN

1. UMUM
a. Terjadi penurunan kinerja produktivitas, baik rawat jalan maupun
rawat inap sejak tahun 2010 s.d 2012. Penurunan produktivitas tersebut
juga diikuti penurunan pelayanan penunjang. Ditengah persaingan bisnis
rumah sakit yang semakin ketat, hal tersebut merupakan masalah penting
yang harus segera diatasi.

b. Dalam persaingan bisnis rumah sakit, salah satu andalan utama


adalah fasilitas dan peralatan kedokteran. Namun peralatan kedokteran
demikian cepat berkembang, sehingga dalam kurun waktu 2-3 tahun
peralatan kedokteran yang semula dianggap canggih akan cepat
dianggap ketinggalan jaman. Bila rumah sakit akan terus mengikuti
perkembangan teknologi kedokteran yang demikian pesat, pasti akan
berdampak pada anggaran investasi yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada kinerja keuangan rumah sakit.

d. Bertumbuhnya rumah sakit baru dapat merupakan masalah, karena


selain merupakan pesaing, rumah sakit baru berpotensi menarik sumber
daya manusia yang telah terlatih sehingga berdampak pada pelaksanaan
pelayanan.

2. KHUSUS

a. Belum tersediannya gedung Rawat Inap Kebidanan, ICU, IGD dan


Instalasi Gizi (Dapur) yang memenuhi standart RS kelas D

b. Belum tersedianya alat pemeriksaan kesehatan untuk Ruang


Kebidanan dan kandungan serta ICU .

4
c. Ambulans Transport yang ada di Rumkit Tk IV 04.07.01 Tegal
usianya sudah tua kondisinya rusak ringan sering memerlukan
penggantian sperpart dan untuk operasional sehari hari kurang optimal.

IV. KONDISI YANG DIHARAPKAN

1. Tersedianya gedung Rawat Inap Kebidanan, IGD, ICU dan Instalasi Gizi
yang memenuhi standart RS kelas D
2. Menjadi tempat pelayanan kesehatan Rumah Sakit TNI AD yang lengkap ,
handal dan memadai

3. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan penanganan pasien dengan


kasus obsgynt ,ICU, kasus kegawat daruratan pada pasien TNI AD, PNS TNI
AD dan keluarganya serta melayani masyarakat umum dengan perawatan
intensif bagi pasien post operasi atau kasus gawat daruratan yang memadai bagi
pasien di Rumkit Tk IV 04.07.01 Tegal guna mendukung pencapaian target
global milenium (MDGs) 2015

V. USULAN KEGIATAN

Pengadaan Fisik dan Alat Kesehatan Rumkit Tk IV 04.07.01 Tegal Tahun 2013
:

No. Uraian Kegiatan Jumlah


1 Pembangunan gedung Rawat Inap Kebidanan 1 Paket
dan Kandungan, ICU, IGD dan Instalasi Gizi
yang memenuhi standar RS kelas D
2 Pengadaan Alat Kesehatan : ICU dan VK
beserta peralatan kesehatan perlu diadakan 1 Paket
guna mendukung pelayanan obstetri neonatal

3 Pengadaan Ambulans Transport di Rumkit Tk IV


04.07.01 Tegal sangat dibutuhkan guna 1 Unit
mendukung Tugas operasional Dukkes VVIP

VI. OUT PUT YANG DIHARAPKAN

Tersedianya Gedung perawatan/pelayanan dan peralatan kesehatan


untuk Rawat Inap Kebidanan/Kandungan, ICU, IGD dan Instalasi Gizi sebagai
pemenuhan sarana prasarana pelayanan agar tercipta satu kesatuan alur
pelayanan yang dapat meningkatkan kinerja Rumah Sakit yang berfokus pada
kepuasaan pengguna terutama Anggota TNI AD, PNS TNI AD dan keluarganya
serta masyarakat umum dan sekitarnya serta sebagai tempat pelayanan
kesehatan yang handal, memadai dan professional, guna mendukung
pencapaian target global milenium (MDGs) Tahun 2015.

5
VII. PERKIRAAN KEBUTUHAN ANGGARAN

Untuk Pembangunan gedung zona 3 : Ruang Rawat Inap


Kebidanan/Kandungan, ICU, IGD, Instalasi Gizi, Alat Kesehatan dan Ambulans
Transport Rumkit Tk IV 04.07.01 Tegal Tahun 2013 diperlukan anggaran
pembiayaan sebesar Rp. 4.472.544.000,- (Empat Milyar Empat Ratus Tujuh
Puluh Dua Juta Lima Ratus Empat Puluh Empat Ribu Rupiah)
Diperuntukkan guna pembangunan gedung, pengadaan peralatan
kesehatan dan Ambulas sebagaimana terinci dibawah ini :

Perkiraan
No Uraian Kegiatan Jumlah Perkiraan Harga
Harga Satuan

1 Pengadaan Alat
Kesehatan
a. Instalasi Rawat Inap :

- USG 4 D 1 Unit 500.000.000,- 500.000.000,-

b. Instalasi ICU

- Bedside Monitor 1 Set 145.000.000,- 145.000.000,-


- Defribilator 1 Set 150.000.000,- 150.000.000,-
- ECG 1 Set 25.000.000,- 25.000.000,-
- Nebulizer 1 Set 30.000.000,- 30.000.000,-
- Emergency Troley 1 Set 8.000.000,- 8.000.000,-
- Suction Pump 1 Set 35.000.000,- 35.000.000,-
- Ventilator 1 Set 929.544.000,- 929.544.000,-

d. Gedung Ins Rawat Inap 1 Unit 1.000.000.000,- 1.000.000.000,-

e. Gedung Ins Gizi 1 Unit 250.000.000,- 250.000.000,-

f. Gedung ICU & IGD 1 Unit 1.000.000.000,- 1.000.000.000,-

g. Ambulans Transport 1 Unit 400.000.000,- 400.000.000,-

Jumlah Total Anggaran 4.472.544.000,-

VIII. SUMBER DANA

Sumber dana usulan kegiatan ini berasal dari Anggaran Tugas


Pembantuan (TP) APBN Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013.

6
IX. KESIMPULAN

Pemenuhan Peralatan Medik di Rumah Sakit melalui kegiatan Pengadaan


Sasarana dan Prasarana IGD, ICU, Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Gizi serta
Ambulans Transport adalah sangat diperlukan secara ekonomis dan sosial bagi
Anggota TNI AD, PNS TNI AD beserta keluarganya dan masyarakat sekitarnya,
demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terutama pada Rumkit Tk IV
04.07.01 Tegal.

X. PENUTUP

Demikian proposal usulan kegiatan pembangunan gedung Zona 3 dan


Alat Kesehatan (ICU,VK dan Ambulans Transport) pada Rumkit Tk IV 04.07.01
Tegal ini dibuat untuk menjadikan bahan pertimbangan, atas perhatian dan
terkabulnya proposal ini kami sampaikan terima kasih.

Dikeluarkan di Tegal.
Pada tanggal Pebruari 2012

Kepala Rumkit Tk IV 04.07.01

Tembusan : dr. Haris Dwi Indriyanrto


Mayor Ckm NRP 1920047781066

7
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian tak terpisahkan
dari pembangunan nasional yang antara lain bertujuan untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir
batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang
mempunyai derajat kesehatan yang tinggi dengan mutu kehidupan
yang tinggi pula disamping memiliki sikap kejiwaan yang
seutuhnya untuk mendorong dan menopang kreativitas. Oleh
karena itu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya harus
mencakup aspek jasmani dan rohani yang ditujukan bagi
terwujudnya manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta
mempunyai daya mampu yang tinggi.
Konsep dasar manusia Indonesia yang sehat tertuang dalam
UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Sejalan dengan pola
pikir seperti tersebut di atas, dasar-dasar, arah dan tujuan
keseluruhan program pembangunan kesehatan telah dirumuskan
dalam suatu konsep untuk kurun waktu sepuluh tahun yang akan
datang yang merupakan visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan
Adanya pergeseran paradigma sakit ke paradigma sehat yang menekankan sehat
sebagai investasi dan kesehatan sebagai titik sentral Pembangunan Nasional. Hal ini
menjadikan orientasi baru dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat , mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya.
Perkembangan kebutuhan masyarakat Kabupaten Tegal dan sekitarnya akan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan di RSUD Dokter Soeselo Slawi
mempunyai kecenderungan meningkat, dimungkinkan berkaitan dengan tingkat kepadatan
penduduk Kabupaten Tegal yang cukup tinggi yakni 1.702 orang per km2 (BPS 2010).
Terlebih perkembangan kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit ini lima
tahun terakhir menunjukkan trend kenaikan, sehingga perlu diikuti peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit dalam berbagai hal baik perawatan medis peningkatan sarana
fisik maupun non fisik, khususnya ketersediaan gedung pelayanan medik yang
representative dan alat kedokteran, kesehatan dan KB yang sesuai dengan perkembangan
kemajuan kedokteran modern.
Dalam rangka mewujudkan salah satu upaya pelayanan kesehatan perorangan
yang yang berkualitas, RSUD Dokter Soeselo Slawi sudah seharusnya menyediakan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang bermutu dan representative untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang memadai, terjangkau serta mampu meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan rujukan.

UndangUndang Nomor 33 tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah, disebutkan dalam pasal 108 ayat (1) bahwa
Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang merupakan
bagian dari anggaran kementerian negara/lembaga dan digunakan
untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundang-
undangan menjadi urusan Daerah, secara bertahap dialihkan
menjadi Dana Alokasi Khusus. Selain itu Dana Alokasi Khusus
(DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk

8
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, guna mendukung
pembangunan di daerah.

B. Profil RSUD dr. Soeselo

Rumah Sakit RSUD Dokter Soeselo yang beralamat di Jalan


dr. Soetomo No. 63 Slawi Kode Pos 52419 Kabupaten Tegal,
selama ini menempati fasilitas bangunan diatas areal tanah seluas
47.125 meter persegi sesuai perhitungan Hasil Inventarisasi
Kekayaan Milik RSUD Dokter Soeselo tertanggal 30 Juni 2005,
dimana sebagian besar bangunan masih terdapat bangunan lama
yang sudah tidak representatif.
Jumlah penduduk di Kabupaten Tegal Tahun 2010 ada
1.420.760 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.617/ km, sebanyak
699.986 jiwa (49,2%) penduduk usia produktif, 531.912 jiwa (37,4%)
penduduk usia praproduktif dan 188.862 (13,4%) usia pasca
produktif (BPS, 2010). Sedangkan IPM sebesar 70,08. sedangkan
angka harapan hidup 88,46%.

Penanganan penyakit di Rawat Inap di Tahun 2011 yakni 10 besar penyakit di rawat
inap RSU Dokter Soeselo yang terdiri atas : 1). Gastro Enteritis sebanyak 1.490 kasus 2).
Typhoid Fever sebanyak 1.318 kasus 3). Dengue Haemoraghic Fever sebanyak 943 kasus 4).
Koch Pulmonary sebanyak 887 kasus 5). Febris sebanyak 832 kasus 6). Hypertension
sebanyak 700 kasus 7). Diabetes Melitus sebanyak 591 kasus 8). Dyspepsia kasus 10).
Anemia sebanyak 444 kasus 9). Kejang Demam sebanyak 418 sebanyak 391 kasus, (Grafik 1).

Meskipun penyakit infeksi masih mendominasi sepuluh besar penyakit di Rawat Inap,
beberapa penyakit degeneratif pun angka kasusnya cukup tinggi, termasuk jumlah Kematian
Ibu di Kabupaten Tegal adalah sebanyak 51 kasus ( 176/100.000 KH) dan jumlah ini
merupakan angka tertinggi di Jawa Tengah. Sehingga kedepan diperlukan peralatan yang lebih
modern untuk mengantisipasi kebutuhan pelayanan khususnya dalam mendukung diagnosa

9
penyakit yang semakin kompleks terjadi di masyarakat serta mendukung percepatan
Penurunan Angka Kematian Ibu dan bayi untuk mencapai target MDGs 2015.

Grafik 1. Distribusi Jumlah Kasus Sepuluh Besar


Penyakit Di Rawat Inap tahun 2011

Kejang Demam
5% Anemia
Dyspepsia Gastro enteritis
5%
6% 19%
Diabetes Melitus
7%

Hypertensi Typhoid
9% 16%
Febris
DHF
10% Koch Pulmonary
12%
11%

Kapasitas tempat tidur dr. Soeselo Kab. Tegal di Tahun 2011


sebanyak : 338 TT, pemanfaatan tempat tidur (BOR) sebesar 62,7%,
LOS : 4,34 hr, dan TOI : 2,58 hr. Kinerja pada tahun 2010 lebih
menurun dibanding kinerja tahun-tahun sebelumnya kondisi ini
kemungkinan disebabkan masih terbatasnya pelaralatan kesehatan
yang ada serta banyaknya pesaing dengan munculnya Rumah Sakit
baru disekitar RSUD dr. Soeselo Slawi. Sebenarnya minat atau
kebutuhan masyarakat begitu besar, dan bila tidak diantisipasi
diantaranya dengan pengembangan peralatan yang memadai maka
akan terjadi penurunan kualitas pelayanan rumah sakit (tabel 1).
Tabel 1
Kinerja Pelayanan Rawat Inap
Dari tahun 2007 s.d. 2011

Kinerja
Pelayanan 2007 2008 2009 2010 2011
No / Tahun

1 BOR (Prosen) 83,42 80,68 72.82 62.71

2 LOS (Hari) 4.9 4,99 4.68 4.34

3 TOI (Hari) 0,94 1.20 1.79 2.58

4 BTO (Kali) 62,18 59,14 56.43 52.70

10
5 GDR 3,54 3,89 5.52 5.06

6 NDR 2.25 2,17 3.15 3.08

C. Permasalahan
1. Umum

a. Peningkatan status Rumah Sakit RSUD Dokter Soeselo Kabupaten Tegal menjadi
Tipe B membawa konsekuensi Rumah Sakit sebagai Tempat Rujukan yang lebih
lengkap dan handal dalam penentuan pemeriksaan pasien atau yang dikenal
sebagai Pemeriksaan Paripurna, terutama untuk memenuhi standart pelayanan
untuk penanganan emergengy Komprehensif.

b. Terkait dengan hal tersebut diatas, perlu dipenuhi standar penyelenggaraan RS Tipe
B, sesuai ketentuan dalam Buku Standar Penyelenggaraan Rumah Sakit Kelas B, C
dan D yang diterbitkan oleh Dirjen Bina Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan
Medik & Gigi Spesialistik DEPKES RI Tahun 2005.

c. Terkait hal tersebut juga keadaan sarana prasarana gedung dan alkes yang sudah
usianya tua sehingga banyak yang sudah tidak dapat berfungsi secara optimal,
dalam penanganan kasus kasus umum, maupun kasus Darurat khususnya
untuk penanganan kegawat dararuratan Obstetri dan Neonatal yang dirujuk ke
RSUD dr. Soeselo Slawi.

2. Khusus

d. Belum tersediannya gedung PICU, NICU, ICU, VK dan IBS yang memenuhi standart
RS kelas B.
e. Sangat terbatasnya alat kesehatan untuk PONEK, VK, PICU, NICU, IBS dan ICU,
dan alat kesehatan yang ada perlu pembaharuan karena usia peralatan sudah lama
dan fungsinya kurang optimal.
f. Gedung Bank Darah Rumah Sakit beserta peralatan kesehatan perlu diadakan guna
mendukung Pelayanan kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Komprehensif untuk
menopang tercapainya target MDGs 2015.

D. Kondisi Yang Diharapkan


a. Tersediannya gedung PICU, NICU, ICU, VK dan IBS yang memenuhi standart RS
kelas B.

b. Menjadi tempat rujukan PONEK dan umum yang lengkap , handal dan memadai

c. Menyediakan fasilitas kesehatan PONEK, penanganan pasien dengan kasus obsgynt ,


PICU, NICU, kasus kegawat daruratan pada anak/ bayi, pasien dengan perawatan
intensif bagi pasien post operasi atau kasus gawat lainnya, dan fasilitas kesehatan lain
yang memadai bagi pasien di Rumah Sakit Umum Dokter Soeselo Kabupaten Tegal.
Guna menurunkan angka kematian khususnya Kematian Ibu dan anak guna
mendukung pencapaian target global milenium (MDGs) 2015 di Kabupaten Tegal.

E. Usulan Kegiatan
Pengadaan Fisik dan Alat Kesehatan RSUD Dokter Soeselo
Kabupaten Tegal Tahun 2013:
No. Uraian Kegiatan Jumlah
1 Pembangunan gedung IBS, ICCU/ICCU, 1 Paket
PICU, NICU, dan VK yang memenuhi
standar RS kelas B
Pengadaan Alat Kesehatan : IBS, ICU/ICCU PICU, 1 Paket
2 NICU, dan VK Beserta peralatan kesehatan perlu

11
diadakan guna mendukung pelayanan obstetri
neonatal komprehensif.

F. Out Put Yang Diharapkan


Tersedianya Gedung pelayanan dan peralatan kesehatan untuk IBS, ICU/ICCU, PICU,
NICU, ICU, dan VK sebagai pemenuhan sarana prasaranan pelayanan agar tercipta satu
kesatuan alur pelayanan yang dapat meningkatkan kinerja Rumah Sakit yang berfokus pada
kepuasaan pengguna terutama masyarakat Kabupaten Tegal dan sekitarnya serta sebagai
tempat atau pusat rujukan yang handal, memadai dan professional, guna menurunkan angka
Kematian Ibu dan anak guna mendukung pencapaian target global milenium (MDGs) 2015
di Kabupaten Tegal.

G. Perkiraan Kebutuhan Anggaran


Untuk Pembangunan gedung zona 5 : IBS, ICU/ICCU, PICU,
NICU, ICU, an VK serta Alat Kesehatan BDRS RSUD Dokter Soeselo
Kabupaten Tegal Tahun 2013 diperlukan anggaran pembiayaan
sebesar Rp. 36.552.500.000,- (Tiga Puluh Enam Milyar Lima Ratus
Lima Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
Diperuntukkan guna pembangunan gedung dan pengadaan
peralatan kesehatan sebagaimana terinci dibawah ini :
Perkiraan Perkiraan
No
Uraian Kegiatan Jumlah Harga Harga
.
satuan
1 Pengadaan Alat
Kesehatan
a. Instalasi Bedah
Sentral : Paket 9.868.000.000
- Meja Operasi
- Lampu operasi
- Surgical 4 Unit 485.000.000 1.940.000.000
suction pump
4 Unit 412.000.000 1.648.000.000
- Mesin anestesi
- Bed Side 6 Unit 50.000.000 300.000.000
Monitor
- Laparoscopy
- Electro 4 Unit 400.000.000 1.600.000.000
surgical unit
4 Unit 145.000.000 580.000.000
- Mikroskop
operating THT 1 Set 2.500.000.000 2.500.000.000
- Stretcher
2 Unit 260.000.000 520.000.000

b. Instalasi
ICU/ICCU, PICU /
1 Unit 300.000.000 300.000.000
NICU
- Tempat tidur 3 1 Unit 300.000.000 300.000.000
crank
- Monitor pasien 4 Unit 45.000.000 180.000.000
- Bed pdeiatric
- Box bayi
beroda
- Incubator Paket 5.820.000.000
- Infant marmer

12
- Suction pump
- Infant 10 unit 50.000.000 500.000.000
resusitation
- Syringe pump
- Infus pump 10 unit 145.000.000 1.450.000.000
- Ventilatator
neo & 5 17.000.000 85.000.000
Pdiatric
5 5.000.000 25.000.000
- Emergency set
- ECG 3 chanel 5 60.000.000 300.000.000
- Defibrilator
2 60.000.000 120.000.000
- Nebulizer
- Emergency 5 35,000.000 175.000.000
trolly
5 40.000.000 200.000.000
- Instrumen
trolly 10 32.000.000 320.000.000

10 32.000.000 320.000.000

c. VK 3 500.000.000 1.500.000.000

- Bed multi
purpse 4 25.000.000 100.000.000
gynecology
5 40.000.000 200.000.000
- USG
- Vacum 2 150.000.000 300.000.000
curetase
5 30.000.000 150.000.000
- Suction
pump 5 8.000.000 40.000.000
- Curetase
5 7.000.000 35.000.000
instrument
set
- Infant warmer
Paket 5.764.500.000
- Nebulizer
- Bed side
monitor
7 283.500.000 1.984.500.000
- Tranfusi
pump
3 500.000.000 1.500.000.000

5 25.000.000 125.000.000

5 35.000.000 175.000.000

5 63.000.000 315.000.000

5 60.000.000 300.000.000

5 30.000.000 150.000.000

7 145.000.000 1.015.000.000

5 40.000.000 200.000.000

13
2 Pembangunan
gedung Zona 5
1. Pembangunan
gedu-ng untuk 1 unit 15.100.000.000
pelayanan IBS, Gedung 3
ICU/ICCU, PICU / lantai
NICU, dan VK

Jumlah total
anggaran 36.552.500.000

H. Sumber Dana
Sumber dana usulan kegiatan ini berasal dari Anggaran
Tugas Pembantuan (TP) APBN Kementrian Kesehatan RI Tahun
2013.

I. Penutup
Pemenuhan Peralatan Medik di Rumah Sakit melalui kegiatan
Pengadaan Sasarana dan Prasarana BDRS, PONEK, VK, PICU, NICU,
ICU, IBS adalah sangat diperlukan secara ekonomis dan sosial bagi
masyarakat Kabupaten Tegal dan sekitarnya, demi peningkatan
kualitas pelayanan publik bidang kesehatan terutama pada Rumah
Sakit Umum Daerah Dokter Soeselo Kabupaten Tegal.
Demikian proposal usulan kegiatan pembangunan gedung
Zona 5 dan Alat Kesehatan (IBS, ICU/ICCU, PICU, NICU, dan VK)
pada Rumah Sakit Umum Dokter Soeselo Kabupaten Tegal ini
dibuat untuk menjadikan bahan pertimbangan, atas perhatian dan
terkabulnya proposal ini kami sampaikan terima kasih.

Slawi, 13 Febuari 2012

Direktur RSUD Dokter Soeselo


Kabupaten Tegal

dr. Widodo Joko Mulyono, MKes, MMR


Pembina Utama Muda

NIP. 19630919 199001 1 001

14
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.01
RUMAH SAKIT TK IV 04.07.01

PROGRAM KERJA KOMITE MEDIS


RS TK IV 04.07.01 TEGAL 2010.

TEGAL, JANUARI 2010

1. Pedahuluan.

Program kerja Komite Medis RS TK IV 04.07.01 2010, diharapkan dapat membantu pimpinan RS TK IV
04.07.01 dalam meng ambil kebijakan khusus dalam bidang pelayanan. Setiap program kerja dibuat
dengan maksud dan tuju an yang tidak terlepas dari visi dan misi RS TK IV 04.07.01.

Tertib urut sebagai berikut:

a Pendahuluan.

b Dasar

15
c Fungsi dan Tugas Pokok

d Prioritas dan Azas Manfaat.

e Program.

f Koordinasi.

g Monitoring dan Evaluasi.

h. Penutup

Referensi:

a. Buku Pedoman Survei Akreditasi Instrumen 5 Pelayanan Versi 2002.

b. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Tahun 2000.

2 Dasar

a. Akreditasi RS TK IV 04.07.01 tentang fungsi Komite Medis.

b. Program Kerja RS TK IV 04.07.01 2010.

c. Buku Pedoman Pengukuran Kinerja Yan Kes Di RS Angkatan Darat. 2007.

3 Fungsi dan Tugas Pokok

a. Menyusun, monitoring dan evaluasi standar pelayanan medis.

b. Menangani masalah etika medis.

c. Meningkatkan mutu SDM RS TK IV 04.07.01

4 Prioritas dan Azas Manfaat.

a. Melaksanakan kegiatan yang efeknya langsung dapat dimanfaatkan oleh RS TK IV 04.07.01.

b. Efektif dan efisien.

c. Dapat menunjang nilai Akreditasi RS TK IV 04.07.01

5 Program.

No Fungsi Giat J F M A M J J A S O N D Ket


1 Eval , Moni Pokja
2 toring , Fung Yan M
3 S Puasan P KP
4 Indikator Mt
5 SOP Yan Klinik, Tim
6 ILO, Angka Kat Mt
7 Wat Ulang
8 Kinerja RM
9 Yan Kes

16
10 Penylhn & Pan
11 Etika Penyelesaian Situasional Etik
12 Seminar Situasional SMF
13 Kat Gladi Personl
14 SDM Lat Internal Diklat
15 Rapat Rutin KM
16 Monit Gizi KM/P
17 LL Jang Wat / KM/P
Al Kes
18 IPAL IPRS

Keterangan:

1. Fungsi SOP
a. Evaluasi / monitoring SOP.
1). Kendala / hambatan dalam pelaksanaan.

2). Perubahan / pembaharuan SOP yang diperlukan.

3) . Evaluasi Fungsi dan peran Komite Medik.

b. Survei kepuasan pasien.


1). RJ , RI & UGD oleh Komite Keperawatan.

2). Survei Pan Kanker.

3). Survei Waktu Yan.

4). Audit Medik.

a) kematian < 24 jam

b) kematian > 24 jam

c) Grand visite

d) dll ( Pan Farmasi, Kredensial )

c. Survei Indikator Mutu Pelayanan.


1) IMP.
2) RM. / BOR / TOI / LOS / Barber Jhonson / Rujuk / GDR / NDR.
3) Kinerja Yankes ( Ditkes TNI AD )
4) Kebidanan ( sayang ibu )
2. Fungsi Etika.
Sesuai kebutuhan ( situasional ).

3. Fungsi Peningkatan SDM


a. Seminar .. situasional.
b. Gladi ( Kebakaran, Disaster ) .. penyegaran.
c. Latihan Internal . Penyegaran.
d. Rapat Rutin
4. LL .. jelas.

6. Koordinasi.

Diperlukan koordinasi dengan berbagai pihak RS TK IV 04.07.01 maupun luar dalam pelaksanaan
program kerja ini. Pihak yang sangat erat adalah Komite Keperawatan termasuk didalamnya Tim Peneliti
Peningkatan Mutu.

7. Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan.

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan akan dilakukan oleh Komite Medik dan unsur Staf RS TK IV
04.07.01.

17
8. Penutup.

Demikian program kerja Komite Medik RS TK IV 04.07.01 2010 dibuat untuk dilaksanakan semaksimal
mungkin.

$$$$$

TEGAL ................................2010

Komite Medik RS TK IV 04.07.01

Ketua

Drg. Nirmalinda O.Purba

18
RUMAH SAKIT TK IV 04.07.01
TIM KESELAMATAN PASIEN RS

PROGRAM KERJA TAHUN 2010


TIM KESELAMATAN PASIEN RS
RS TK IV 04.07.01 TEGAL

A. PENDAHULUAN.

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem di mana RS membuat asuhan pasien lebih aman.
Di dalamnya termasuk asesmen risiko, identifikasi & pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Isu keselamatan pasien (KP) mulai mengemuka dan mencengangkan dunia kesehatan ketika pada th
2000 IOM (Institute of Medicine) di Amerika Serikat menerbitkan laporan : TO ERR IS HUMAN, Building

a Safer Health System.

Laporan ini memuat dua penelitian tentang Kejadian Tidak Diharapkan (KTD- Adverse Event) pada
pasien di rumah sakit (RS). Ternyata angka kematian pasien rawat inap di Amerika Serikat akibat KTD
berkisar 44.000 sampai 98.000 per tahun. Tahun 2004 WHO menampilkan data KTD di RS dari berbagai
negara maju sebesar rata-rata sebesar 10%.

Berbagai Negara, diawali Amerika Serikat pada tahun 2000, mulai mengembangkan kegiatan
Keselamatan Pasien yang kemudian tersusun sebagai suatu Sistem Keselamatan Pasien yang terdiri
dari beberapa komponen yaitu:

1. Sistem pelaporan insiden / KTD / AE,

2.Analisis belajar dan riset dari insiden yang timbul,

3. Pengembangan dan penerapan solusi untuk menekan kesalahan dan KTD,

4. Penetapan berbagai pedoman, standar, indikator keselamatan pasien berdasarkan pengetahuan dan
riset,

5. Melibatkan dan memberdayakan pasien,

6. Pengambangan taksonomi: konsep, klasifikasi, norma, istilah dsb.

Saat ini berbagai negara Eropa, Asia Pasifik telah menerapkan Sistem Keselamatan Pasien ini.
Patut diketahui bahwa kegiatan Keselamatan Pasien sudah dilaksanakan oleh RS lama sebelumnya,
tetapi dalam bentuk elemen-elemennya saja dan bukan secara komprehensif. Misalnya: RS sudah
melaksanakan antara lain: Sistem Pengendalian Nasokomial, Sistem K3 (Keselamatan Kerja, Kebakaran,
Kewaspadaan Bencana), Manemen Risiko, Informed Consent, Audit Medis, Reviuw Kasus
Kematian/Kasus Sulit, Program Perihal Resiko Tinggi, Evaluasi-evaluasi dalam berbagai program mutu
pelayanan dsb.

Jadi kegiatan Keselamatan Pasien dalam bentuk suatu sistem yang kompherensif memang baru dimulai
sejak tahun 2000-an.

19
B. LATAR BELAKANG.

Di Indonesia tahun 2005 PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) mendirikan KKPRS
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit). Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari bersama PERSI
(Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) dan KKPRS mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit pada Seminar Nasional PERSI pada Agustus 2005 di Jakarta.
KKPRS kemudian menerbitkan panduan untuk RS berjudul Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
RumahSakit.

Langkah utama dan pertama adalah membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Kemudian para pemimpin harus mendukung staf,
membangun komitmen dan fokus pada keselamatan pasien,selanjutnya, integrasikan aktivitas
pengelolaan risiko, kembangkan sistem serta proses pengelolaan risiko. Juga lakukan identifikasi dan
assemen hal yang potensial bermasalah.

Setelah itu, mengembangkan sistem pelaporan dari staf, dan RS mengatur pelaporan kepada KKPRS.
Untuk itu perlu melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Dan .belajar serta berbagi pengalaman
tentang keselamatan pasien. Terakhir adalah mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien.

Pada 2006, KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) Depkes menerbitkan Standar Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Ada tujuh standar, yakni Hak pasien; Mendidik pasien dan keluarga; Keselamatan pasien
dan kesinambungan pelayanan; Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien; Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien; Mendidik staf tentang keselamatan pasien; Komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai keselamatan pasien.

Sistem keselamatan pasien telah membawa paradigma baru kedalam asuhan pasien di RS. Sekarang ini
di RS ada mekanisme pelaporan insiden. Kemudian dilakukan analisis, pembelajaran, dan mencari solusi
untuk mencegah KTD timbul lagi. Keterlibatan, komunikasi terhadap pasien untuk , pemberdayaan
mereka dan menjelaskan hak serta kewajibannya berserta keluarganya.. Ini mendorong keterbukaan
dalam manajemen RS, khususnya terhadap pasien.

RS TK IV 04.07.01 TEGAL dalam upaya mempertahankan Akreditasi RS pada 5 Pelayanan Dasar dan
sesuai dengan visi dan misinya wajib melaksanakan kegiatan Sistim Keselamatan Pasien

TUJUAN UMUM & KHUSUS.

1. Umum.

a. Terlaksana program keselamatan pasien RS TK IV 04.07.01 secara sistimatis


dan terarah.
b. Terlaksananya pencatatan insiden di RS TK IV 04.07.01 dan pelaporannya.
c. Melengkapi kegiatan Akreditasi RS TK IV 04.07.01.

2. Khusus.

a. Terciptanya budaya Keselamatan Pasien di RS TK IV 04.07.01.


b. Meningkatkan akuntabilitas RS TK IV 04.07.01 terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunkan KTD di RS TK IV 04.07.01.
d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi KTD.

C. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN.


1. Kegiatan Pokok.

a. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien.

b. Membangun komitmen & fokus yang jelas tentang Keselamatan Pasien.

c. Membangun sistim & proses Manajemen Resiko serta melakukan identifikasi &
assessment terhadap potensial masalah.

20
d. Membangun sistim pelaporan.

e. Melibatkan & berkomunikasi dengan pasien.

f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien dengan melaku kan
analisis akar masalah.

g. Mencegah cedera melalui implementasi sistim Keselamatan Pasien dengan


menggunakan informasi yang ada.

2. Rincian Kegiatan

a. Melaksanakan Sistim Keselamatan Pasien.

b. Melaksanakan 7 langkah menuju Keselamatan Pasien ( Kegiatan Pokok ).

c. Melaksanakan Standar Keselamatan Pasien.

d. Evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien.

D. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

1. Tahap Persiapan.

a. Sosialisasi & Pengenalan Ulang Sistim Keselamatan Pasien RS.

b. Aktiv mengikuti Seminar terkait Keselamatan Pasien RS.

c. Cari & kumpulkan referensi terkait Keselamatan Pasien lewat Internet, media
lain.

d. Study Banding ke RS setingkat / lebih tinggi.

2. Tahap Tahap Pelaksanaan, Evaluasi & Pelaporan .

a. Lengkapi Kebijakan tertulis tentang Keselamatan Pasien RS TK IV 04.07.01

b. Evaluasi Struktur Organisasi Tim Keselamatan Pasien RS TK IV 04.07.01 .

c. Kumpulkan SOP yang sudah ada terkait Keselamatan Pasien & lengkapi
kekurangannya termasuk pembuatan formulir pelaporannya.

d. Sosialisasi ulang .

e. Evaluasi & Pelaporan.

E. SASARAN.

Semua personel RS TK IV 04.07.01 dan pasiennya.

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 2010.

2010
GIAT 2010 J F M A M J J A S O N D KETRNGN
PERSIAPAN 2010 / 9
STRUK O
PELAKSAN KEB/SOP
SOSIALIS
EVALUASI EVALUAS SESUAI
SO
PELAPOR PLAPORN SESUAI IN

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.

Dilaksanakan sesuai SOP dan Panduan.

21
H. PENCATATAN PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN.

Disesuaikan dengan insiden dan SOP / Panduan.

*********

TEGAL, 20 Desember 2010.

Tim Penyusun.

PROGRAM KERJA TAHUN 2010


TIM KESELAMATAN PASIEN RS
RS TK IV 04.07.01 TEGAL

A. PENDAHULUAN.

KESELAMATAN pasien rumah sakit adalah suatu sistem di mana RS membuat asuhan pasien lebih
aman. Di dalamnya termasuk asesmen risiko, identifikasi & pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Isu keselamatan pasien (KP) mulai mengemuka dan mencengangkan dunia kesehatan ketika pada th
2000 IOM (Institute of Medicine) di Amerika Serikat menerbitkan laporan : TO ERR IS HUMAN, Building
a Safer Health System.
Laporan ini memuat dua penelitian tentang Kejadian Tidak Diharapkan (KTD- Adverse Event) pada
pasien di rumah sakit (RS). Ternyata angka kematian pasien rawat inap di Amerika Serikat akibat KTD
berkisar 44.000 sampai 98.000 per tahun. Tahun 2004 WHO menampilkan data KTD di RS dari berbagai
negara maju sebesar rata-rata sebesar 10%.

Berbagai Negara, diawali Amerika Serikat pada tahun 2000, mulai mengembangkan kegiatan
Keselamatan Pasien yang kemudian tersusun sebagai suatu Sistem Keselamatan Pasien yang terdiri
dari beberapa komponen yaitu:

1. Sistem pelaporan insiden / KTD / AE,

2.Analisis belajar dan riset dari insiden yang timbul,

3. Pengembangan dan penerapan solusi untuk menekan kesalahan dan KTD,

4. Penetapan berbagai pedoman, standar, indikator keselamatan pasien berdasarkan pengetahuan dan
riset,

5. Melibatkan dan memberdayakan pasien,

6. Pengambangan taksonomi: konsep, klasifikasi, norma, istilah dsb.

Saat ini berbagai negara Eropa, Asia Pasifik telah menerapkan Sistem Keselamatan Pasien ini.
Patut diketahui bahwa kegiatan Keselamatan Pasien sudah dilaksanakan oleh RS lama sebelumnya,
tetapi dalam bentuk elemen-elemennya saja dan bukan secara komprehensif. Misalnya: RS sudah
melaksanakan antara lain: Sistem Pengendalian Nasokomial, Sistem K3 (Keselamatan Kerja, Kebakaran,
Kewaspadaan Bencana), Manemen Risiko, Informed Consent, Audit Medis, Reviuw Kasus
Kematian/Kasus Sulit, Program Perihal Resiko Tinggi, Evaluasi-evaluasi dalam berbagai program mutu
pelayanan dsb.

22
Jadi kegiatan Keselamatan Pasien dalam bentuk suatu sistem yang kompherensif memang baru dimulai
sejak tahun 2000-an.

B. LATAR BELAKANG.

Di Indonesia tahun 2005 PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) mendirikan KKPRS
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit). Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari bersama PERSI
(Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) dan KKPRS mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit pada Seminar Nasional PERSI pada Agustus 2005 di Jakarta.
KKPRS kemudian menerbitkan panduan untuk RS berjudul Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.

Langkah utama dan pertama adalah membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Kemudian para pemimpin harus mendukung staf,
membangun komitmen dan fokus pada keselamatan pasien.
Selanjutnya, integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, kembangkan sistem serta proses pengelolaan
risiko. Juga lakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah.

Setelah itu, mengembangkan sistem pelaporan dari staf, dan RS mengatur pelaporan kepada KKPRS.
Untuk itu perlu melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Dan .belajar serta berbagi pengalaman
tentang keselamatan pasien. Terakhir adalah mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien.

Pada 2006, KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) Depkes menerbitkan Standar Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Ada tujuh standar, yakni Hak pasien; Mendidik pasien dan keluarga; Keselamatan pasien
dan kesinambungan pelayanan; Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien; Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien; Mendidik staf tentang keselamatan pasien; Komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai keselamatan pasien.

Sistem keselamatan pasien telah membawa paradigma baru kedalam asuhan pasien di RS. Sekarang ini
di RS ada mekanisme pelaporan insiden. Kemudian dilakukan analisis, pembelajaran, dan mencari solusi
untuk mencegah KTD timbul lagi. Keterlibatan, komunikasi terhadap pasien untuk , pemberdayaan
mereka dan menjelaskan hak serta kewajibannya berserta keluarganya.. Ini mendorong keterbukaan
dalam manajemen RS, khususnya terhadap pasien.

RS TK IV 04.07.01 TEGAL dalam upaya mempertahankan Akreditasi RS pada 5 Pelayanan Dasar dan
sesuai dengan visi dan misinya wajib melaksanakan kegiatan Sistim Keselamatan Pasien

C. TUJUAN UMUM & KHUSUS.

1. Umum.

a. Terlaksana program keselamatan pasien RS TK IV 04.07.01 secara sistimatis


dan terarah.
b. Terlaksananya pencatatan insiden di RS TK IV 04.07.01 dan pelaporannya.
c. Melengkapi kegiatan Akreditasi RS TK IV 04.07.01.

2. Khusus.

a. Terciptanya budaya Keselamatan Pasien di RS TK IV 04.07.01.


b. Meningkatkan akuntabilitas RS TK IV 04.07.01 terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunkan KTD di RS TK IV 04.07.01.
d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi KTD.

a. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN.

23
1. Kegiatan Pokok.

a. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien.

b. Membangun komitmen & fokus yang jelas tentang Keselamatan Pasien.

c. Membangun sistim & proses Manajemen Resiko serta melakukan identifikasi &
assessment terhadap potensial masalah.

d. Membangun sistim pelaporan.

e. Melibatkan & berkomunikasi dengan pasien.

f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien dengan melaku kan
analisis akar masalah.

g. Mencegah cedera melalui implementasi sistim Keselamatan Pasien dengan


menggunakan informasi yang ada.

2. Rincian Kegiatan

a. Melaksanakan Sistim Keselamatan Pasien.

b. Melaksanakan 7 langkah menuju Keselamatan Pasien ( Kegiatan Pokok ).

c. Melaksanakan Standar Keselamatan Pasien.

d. Evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien.

b. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

1. Tahap Pra Persiapan.

a. Sosialisasi & Pengenalan Sistim Keselamatan Pasien RS.

b. Aktiv mengikuti Seminar terkait Keselamatan Pasien RS.

c. Cari & kumpulkan referensi terkait Keselamatan Pasien lewat Internet, media
lain.

d. Study Banding ke RS setingkat / lebih tinggi.

2. Tahap Persiapan.

a. Penetapan Kebijakan tertulis tentang Keselamatan Pasien RS TK IV 04.07.01

b. Penetapan Struktur Organisasi Tim Keselamatan Pasien RS TK IV 04.07.01 .

c. Kumpulkan SOP yang sudah ada terkait Keselamatan Pasien & lengkapi
kekurangannya termasuk pembuatan formulir pelaporannya.

d. Sosialisasi ulang .

3. Tahap Pelaksanaan, Evaluasi & Pelaporan.

c. SASARAN.
Semua personel RS TK IV 04.07.01 dan pasiennya.

d. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 2010.

2010

24
GIAT 2010 J F M A M J J A S O N D KETRNGN
PRA PERSIAP 2007 / 8
STRUK O
PERSIAP KEB/SOP
SOSIALIS
PELAKSAN EVALUAS SESUAI
SO
PLAPORN SESUAI IN

e. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORANNYA.

Dilaksanakan sesuai SOP dan Panduan.

f. PENCATATAN PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN.

Disesuaikan dengan insiden dan SOP / Panduan.

*********

TEGAL, 2010.

Tim Penyusun.

KOMITE MEDIS RS TK IV 04.07.01


TIM KESELAMATAN PASIEN RS

PROGRAM KERJA TAHUN 2010


TIM KESELAMATAN PASIEN RS
RS TK IV 04.07.01 TEGAL

A. PENDAHULUAN.

KESELAMATAN pasien rumah sakit adalah suatu sistem di mana RS membuat asuhan pasien lebih
aman. Di dalamnya termasuk asesmen risiko, identifikasi & pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Isu keselamatan pasien (KP) mulai mengemuka dan mencengangkan dunia kesehatan ketika pada th
2000 IOM (Institute of Medicine) di Amerika Serikat menerbitkan laporan : TO ERR IS HUMAN, Building
a Safer Health System.
Laporan ini memuat dua penelitian tentang Kejadian Tidak Diharapkan (KTD- Adverse Event) pada
pasien di rumah sakit (RS). Ternyata angka kematian pasien rawat inap di Amerika Serikat akibat KTD
berkisar 44.000 sampai 98.000 per tahun. Tahun 2004 WHO menampilkan data KTD di RS dari berbagai
negara maju sebesar rata-rata sebesar 10%.

Berbagai Negara, diawali Amerika Serikat pada tahun 2000, mulai mengembangkan kegiatan
Keselamatan Pasien yang kemudian teRS TK IV 04.07.01sun sebagai suatu Sistem Keselamatan Pasien
yang terdiri dari beberapa komponen yaitu:

1. Sistem pelaporan insiden / KTD / AE,

25
2.Analisis belajar dan riset dari insiden yang timbul,

3. Pengembangan dan penerapan solusi untuk menekan kesalahan dan KTD,

4. Penetapan berbagai pedoman, standar, indikator keselamatan pasien berdasarkan pengetahuan dan
riset,

5. Melibatkan dan memberdayakan pasien,

6. Pengambangan taksonomi: konsep, klasifikasi, norma, istilah dsb.

Saat ini berbagai negara Eropa, Asia Pasifik telah menerapkan Sistem Keselamatan Pasien ini.
Patut diketahui bahwa kegiatan Keselamatan Pasien sudah dilaksanakan oleh RS lama sebelumnya,
tetapi dalam bentuk elemen-elemennya saja dan bukan secara komprehensif. Misalnya: RS sudah
melaksanakan antara lain: Sistem Pengendalian Nasokomial, Sistem K3 (Keselamatan Kerja, Kebakaran,
Kewaspadaan Bencana), Manemen Risiko, Informed Consent, Audit Medis, Reviuw Kasus
Kematian/Kasus Sulit, Program Perihal Resiko Tinggi, Evaluasi-evaluasi dalam berbagai program mutu
pelayanan dsb.

Jadi kegiatan Keselamatan Pasien dalam bentuk suatu sistem yang kompherensif memang baru dimulai
sejak tahun 2000-an.

B. LATAR BELAKANG.
Di Indonesia tahun 2005 PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) mendirikan KKPRS
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit). Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari bersama PERSI
(Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) dan KKPRS mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit pada Seminar Nasional PERSI pada Agustus 2005 di Jakarta.
KKPRS kemudian menerbitkan panduan untuk RS berjudul Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.

Langkah utama dan pertama adalah membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Kemudian para pemimpin harus mendukung staf,
membangun komitmen dan fokus pada keselamatan pasien.
Selanjutnya, integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, kembangkan sistem serta proses pengelolaan
risiko. Juga lakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah.

Setelah itu, mengembangkan sistem pelaporan dari staf, dan RS mengatur pelaporan kepada KKPRS.
Untuk itu perlu melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Dan .belajar serta berbagi pengalaman
tentang keselamatan pasien. Terakhir adalah mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien.

Pada 2006, KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) Depkes menerbitkan Standar Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Ada tujuh standar, yakni Hak pasien; Mendidik pasien dan keluarga; Keselamatan pasien
dan kesinambungan pelayanan; Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien; Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien; Mendidik staf tentang keselamatan pasien; Komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai keselamatan pasien.

Sistem keselamatan pasien telah membawa paradigma baru kedalam asuhan pasien di RS. Sekarang ini
di RS ada mekanisme pelaporan insiden. Kemudian dilakukan analisis, pembelajaran, dan mencari solusi
untuk mencegah KTD timbul lagi. Keterlibatan, komunikasi terhadap pasien untuk , pemberdayaan
mereka dan menjelaskan hak serta kewajibannya berserta keluarganya.. Ini mendorong keterbukaan
dalam manajemen RS, khususnya terhadap pasien.

RS TK IV 04.07.01 TEGAL dalam upaya mempertahankan Akreditasi RS pada 5 Pelayanan Dasar dan
sesuai dengan visi dan misinya wajib melaksanakan kegiatan Sistim Keselamatan Pasien

C. TUJUAN UMUM & KHUSUS.

1. Umum.

26
a. Terlaksana program keselamatan pasien RS TK IV 04.07.01 secara sistimatis dan
terarah.
b. Terlaksananya pencatatan insiden di RS TK IV 04.07.01 dan pelaporannya.
c. Melengkapi kegiatan Akreditasi RS TK IV 04.07.01.

2. Khusus.

a. Terciptanya budaya Keselamatan Pasien di RS TK IV 04.07.01.


b. Meningkatkan akuntabilitas RS TK IV 04.07.01 terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunkan KTD di RS TK IV 04.07.01.
d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi KTD.

a. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN.

1. Kegiatan Pokok.

a. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien.

b. Membangun komitmen & fokus yang jelas tentang Keselamatan Pasien.

c. Membangun sistim & proses Manajemen Resiko serta melakukan identifikasi &
assessment terhadap potensial masalah.

d. Membangun sistim pelaporan.

e. Melibatkan & berkomunikasi dengan pasien.

f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien dengan melaku kan analisis
akar masalah.

g. Mencegah cedera melalui implementasi sistim Keselamatan Pasien dengan menggunakan


informasi yang ada.

2. Rincian Kegiatan

a. Melaksanakan Sistim Keselamatan Pasien.

b. Melaksanakan 7 langkah menuju Keselamatan Pasien ( Kegiatan Pokok ).

c. Melaksanakan Standar Keselamatan Pasien.

d. Evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien.

b. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

1. Tahap Pra Persiapan.

a. Sosialisasi & Pengenalan Sistim Keselamatan Pasien RS.

b. Aktiv mengikuti Seminar terkait Keselamatan Pasien RS.

c. Cari & kumpulkan referensi terkait Keselamatan Pasien lewat Internet, media lain.

d. Study Banding ke RS setingkat / lebih tinggi.

2. Tahap Persiapan.

a. Penetapan Kebijakan tertulis tentang Keselamatan Pasien RS TK IV 04.07.01

b. Penetapan Struktur Organisasi Tim Keselamatan Pasien RS TK IV 04.07.01 .

27
c. Kumpulkan SOP yang sudah ada terkait Keselamatan Pasien & lengkapi kekurangannya
termasuk pembuatan formulir pelaporannya.

d. Sosialisasi ulang .

3. Tahap Pelaksanaan, Evaluasi & Pelaporan.

c. SASARAN.
Semua personel RS TK IV 04.07.01 dan pasiennya.

d. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 2010.

2010
GIAT 2007 J F M A M J J A S O N D KETRNGN
PRA PERSIAP 2007 / 8
STRUK O
PERSIAP KEB/SOP
SOSIALIS
PELAKSAN EVALUAS SESUAI
SO
PLAPORN SESUAI IN

e. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.

Dilaksanakan sesuai SOP dan Panduan.

f. PENCATATAN PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN.

Disesuaikan dengan inciden dan SOP / Panduan.

*********

TEGAL, 20 Januari 2010.

Tim Penyusun.

PROGRAM KERJA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MEDIS RS TK IV 04.07.01 2010

1. PENDAHULUAN.

a. Peningkatan mutu pelayanan medis, merupakan inti dari proses kinerja suatu RS.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan mutu ini antara lain :
profesionalisme / kompetensi SDM disemua unit pelayanan, fasilitas dan peralatan.
b. Pengamatan di Jakarta, Pekanbaru dan Batam banyak bermunculan RS yang megah
dengan fasilitas yang canggih ternyata jumlah pengunjung tidak seperti yang
diharapkan, ini menunjukan keterjangkauan pasien terhadap RS tidak terpenuhi.
c. Menyadari hal tersebut, RS TK IV 04.07.01 yakin tetap melaksanakan kegiatan sesuai
dengan Visi, Misi dan Moto RS TK IV 04.07.01, ingin meningkatkan mutu pelayanan
medis khususnya untuk masyarakat menengah kebawah, yang intinya, menjadi
kebanggaan, terjangkau dengan mengutama kan keselamatan pasien dilaksana kan
dengan 4 S, senyum, sapa, sentuh, sembuh.
d. Program kerja ini hanya akan menulis tentang aspek pelayanan medis.

2. LATAR BELAKANG.

28
a. Tabel 1 Variabel Giat RS TK IV 04.07.01 dalam bidang Pelayanan Medis 2007 dan
2010.

No Variabel 2008 2010 Keterangan


1 JML Pas RJ 44561 41690 Menurun
2 JML Pas RI 8999 7830 Menurun
3 BOR 85,5 71,9 Menurun
4 GDR 35,1 33,1 Stabil
5 NDR 22,6 18,1 Stabil
6 Kepuasan Pas 96 No 1 RST IND Stabil
7 Px Lab 117879 119204 Meningkat
8 Px Ro 4365 5408 Meningkat

Kuantitas pasien dan BOR menurun. Mutu pelayanan dilihat dari GDR dan NDR stabil =
kearah lebih baik.

Kepuasan pasien stabil baik, bahkan No 1 pada survey tingkat Nasional RST.

Pemanfaatan fasilitas ( Lab dan Ro ) meningkat.

b. Tabel 2: Indikator Mutu Pelayanan.

No Variabel 2007 2010 Keterangan


1 ILO 2,7 0,7 Menurun
2 Decubitus 3,7 4,1 Meningkat
3 Plebitis 1,8 3,1 Meningkat
4 ISK 2,0 ( Baru / Depkes
)

Permasalahan pada decubitus dan plebitis yang harus ditindak lanjuti.

c. Rencana Strategis RS TK IV 04.07.01 2010 2014.


Tersedianya Pelayanan Bedah subspesialis dengan mengundang Dokter tamu.

Perbaikan / pengadaan peralatan penunjang medis ( Lab / USG ).

d. Giat pencapaian Akreditasi RS versi 2010.

3. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.


a. Tujuan umum : memberi gambaran secara umum masalah yang harus diperbaiki /
ditingkatkan di RS TK IV 04.07.01 2010.
b. Tujuan khusus : merencanakan kegiatan untuk SDM RS TK IV 04.07.01 dibidang:
1) Peningkatan kompetensi.
2) Penelitian / survey ; Indikator Mutu dan Kepuasan Pasien, Audit Medis.
3) Mengikutkan giat persiapan ujian Akreditasi RS.
4) Bersama sama mencapai sasaran target.

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.

a. Mengadakan pelatihan baik internal / external ( Dokter Spesialis dan Umum dan
Paramedis ).
b. Mengundang Dokter spesialis Tamu ( Bedah Tumor, Digestiv, Dokter Patologi Klinik
).
c. Penjadwalan kegiatan ( survey / Dik Int / Keselamatan Pasien ).
d. Sosialisasi giat / produk Akreditasi RS.

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.


Koordinasi baik lisan maupun tertulis dengan intansi / institusi terkait.

6. SASARAN.

29
a. Tersedianya tambahan pelayanan oleh Dokter Subspesialis.
b. Updating kompetensi masing tenaga medis / paramedis sesuai bidang tugasnya.
c. Tercapainya Akreditasi RS.
d. Tercapainya sasaran perbaikan indikator mutu.
e. Sasaran yang ingin dicapai.( Gunakan yang terkait dengan kegiatan pokok )

No KETERANGAN TARGET SASARAN MUTU

1 TREATMENT CARE
BOR 90%
LOS 5,5
NDR 1%
PASIEN JATUH 0%
PASIEN DECUBITUS 0%
KEGAGALAN MEMASANG INFUS 0%
RESPONS TIME IGD < 5 MNT
LAMA TUNGGU KLINIKRAWAT JALAN < 30 MNT
ANGKA KEMATIAN IBU OK EKLAMPSI 0%
ANGKA KEMATIAN IBU OK PERDRHAN POST P 0%
KEMATIAN BBLR < 2000 G 1%
ANGKA KEMATIAN OK INFARK MYOCARD ACUT < 10%
RETURN TO OPERATING ROOM 1%
ANGKA KEMATIAN OK STROKE < 20%
ANGKA KEMATIAN TRAUMA CAPITIS < 2%
2 ANGKA INFEKSI NOSOKOMIAL ( INF RATE ) < 3%
3 PENUNJANG MEDIS
LABORATORIUM
* AKURASI PENYIMPANGAN NILAI RATAS < 5%
* PRESISI ( COOFISIEN OF VARIATION VC ) < 5%
* EVALUASI LAB RUJUKAN
KECEPATAN WAKTU PANGGIL BAIK
KECEPATAN PENYERAHAN HASIL BAIK
SISTIM PELAYANAN BAIK
FARMASI
KECEPATAN PELAYANAN R/ OBAT PATEN < 10 MNT
KECEPATAN PELAYANAN R/ OBAT RACIK < 20 MNT
GIZI
KESESUAIAN PESANAN MAKANAN < 1%
FISIOTERAPI
WAKTU PENDAFTARAN SD TINDAKAN < 25 MNT
RADIOLOGI
KEGAGALAN FOTO < 1,5%
WAKTU PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
* POLIKLINIK & LUAR < 1 JAM
* IGD < 30 MNT
* RAWAT INAP < 30 MNT
REKAM MEDIK
RM RAWAT INAP TDAK LENGKAP < 10%
KELUHAN PASIEN PENDAFTARAN 0%
4 SDM & KOMPOSISI TENAGA
MEDIS ( PARAMEDIS + MEDIS ) : UMUM 60 : 40
JMLH TENEGA : JMLH BED 3 / BED
REALISASI PROGRAM TRAINING 90%

7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.

Realisasi
Giat TW I TW II TW III TW IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dr Sub Sp (3)
Dik Ext Sesuai undangan / print ( PIT / Workshop )
Dik Int
S Indik Mutu
S Kepuasan P
Audit Med
Kelmtan Pas
Sosialisasi Giat
Evaluasi Giat

30
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.

Evaluasi giat dilaksanakan tiap akhir semester dilaporkankepada Kepala RS TK IV


04.07.01 ditindak lanjuti dan disosialisasikan.

9. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.

Pelaporan dan evaluasi dianalisa pada akhir tahun, untuk membuat program tahun
berjalan.

10. PENUTUP.

Demikian program peningkatan mutu pelayanan medis RS TK IV 04.07.01 2010, UMP.

TEGAL 6 Januari 2010.

Komite Medis RS TK IV 04.07.01

Ketua.

Drg. Nirmalinda O. Purba

DENKESYAH 04. 04. 01.

RUMKIT IV 04.07.01.

31
PROGRAM KERJA RUMAH SAKIT TK III
WIJAYAKUSUMA ( RS TK IV 04.07.01 ) TEGAL
TAHUN 2010.

A. PENDAHULUAN.

B. LATAR BELAKANG.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

F. SASARAN.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.


I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.
J. PENUTUP.

A. PENDAHULUAN.

B. LATAR BELAKANG.

32
C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

F. SASARAN.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.


I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.
J. PENUTUP.

A. PENDAHULUAN.

B. LATAR BELAKANG.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

F. SASARAN.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.


I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.
J. PENUTUP.

A. PENDAHULUAN.

B. LATAR BELAKANG.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

F. SASARAN.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.


I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.
J. PENUTUP.

A. PENDAHULUAN.

B. LATAR BELAKANG.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.

33
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

F. SASARAN.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.


I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.
J. PENUTUP.

34

Anda mungkin juga menyukai