televisi. Sistem ini biasa dipasang pada suatu gedung yang memiliki banyak kamar, seperti
apartemen, hotel, rumah sakit, dan perkantoran.
Masalah kesulitan menangkap sinyal siaran televisi, biasanya dialami oleh sebuah gedung dengan
banyak ruang. Sinyal yang diterima antara ruang satu dan lainnya kerap kali tidak sama.
Hasilnya, output tampilan gambar dan suara kurang jernih.
Ketika memanfaatkan MATV, kendala seperti itu bisa dengan mudah teratasi. Sistem MATV
memungkinkan sinyal siaran didistribusikan dengan kekuatan yang sama. Ketika ada sinyal
yang losses sekalipun, terdapat sebuah komponen dalam MATV yang berfungsi untuk memperkuat
sinyal tersebut.
Antena
Komponen paling utama dari MATV adalah sebuah antena. Alat ini berfungsi untuk memancarkan
dan/atau menerima sinyal siaran di area sekitar gedung. Semakin baik konstruksi suatu antena,
maka semakin baik pula sinyal yang diterima. Pada sistem MATV, Antena akan menangkap sinyal
yang dikumpulkan pada komponen headend.
Headend
Pada komponen ini, berbagai jenis sinyal yang diterima oleh antena dikumpulkan. Selanjutnya,
sebelum pendistribusian sinyal tersebut akan dikonversi menjadi sinyal khusus. Kemudian, sinyal
akan diteruskan menuju televisi melalui sebuah jaringan pengkabelan.
Pengkabelan
Saat sinyal melalui sistem pengkabelan, sinyal tersebut akan mengalami redaman. Sinyal yang
terlalu kuat akan dilemahkan supaya tidak terjadi overdrive pada peralatan.
Amplifier
Komponen ini berfungsi untuk menguatkan sinyal yang losses. Tujuannya agar tampilan gambar dan
suara pada televisi tetap bersih.
Splitter
Agar sinyal siaran bisa terbagi rata diperlukan adanya komponen splitter. Alat ini digunakan untuk
membagi sinyal RF. Dengan memanfaatkan alat ini pula, sinyal siaran bisa dibagikan ke banyak
kamar. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih splitter, seperti besarnya
redaman, respon frekuensi, dan jumlah keluaran splitter.
Antenna televisi biasanya memiliki sepasang batang batang metal yang terbuat dari alumunium.
Kualitas sebuah antena TV tergantung pada seberapa bagusnya metal itu di anodize. Ketika metal
tersebut oxidasi dan berkarat maka kemampuan menerima signalpun akan hilang. Antena outdoor
atau yang dipasang pada luar rumah lebih dapat berkarat dibandingkan dengan antena yang
dipasang di dalam rumah (indoor) walaupun antena outdoor lebih bagus dalam menerima signal.
Faktor utama yang menentukan seberapa bagusnya sebuah antena dalam menerima signal yaitu
jarak dan arah antara antena itu dengan pemancar stasiun televisi (transmitter), dan juga kekuatan
pemancar stasiun tersebut. Antena indoor biasanya kecil dan di design untuk diletakkan diatas TV
atau dekat TV. Antena indoor dapat dipengaruhi oleh gangguan- gangguan antara lain dinding
isolasi, bahan atap, pipa air, kabel listrik dan bahkan orang-orang yang bergerak di sekitar ruangan.
Alat- alat rumah tangga juga dapat menyumbang gangguan tersebut seperti komputer, radio, lampu
neon, dan telepon cordless.
Kemampuan sebuah antenna untuk menangkap signal dan mengirimnya ke tuner disebut dengan
Gain (diukur dengan dB atau decibel). Semakin besar dB pada antena, semakin bagus juga
gainnya. Ada istilah lainnya mengenai antena yaitu front-to-back-ratio, artinya berapa bagus sebuah
antena dapat menerima signal yang datang dari arah antena itu menghadap dibandingkan yang
datang dari arah yang berlawanan. Sebenarnya spesifikasi ini jarang ditulis atau ditampilkan pada
kotak-kotak antena sewaktu anda membelinya atau dalam instruksi kertasnya, tapi jika ada anda
hanya perlu tau makin besar angkanya semakin bagus.
Megahertz artinya "sejuta cycles per detik," jadi "300 megahertz" artinya pemancar stasiun radio
tersebut berosilasi pada frekuensi 300,000,000 cycles per detik.
Kilohertz artinya "ribuan cycles per detik".
Antena ada yang dibuat untuk VHF, UHF dan kombinasi unik keduanya. Kebanyakan antena dual
band VHF/UHF sebenarnya adalah dua antena berbeda yang digabung dalam satu paket. Sekarang
kebanyakan stasiun TV dgital menyiarkan band dalam frekuensi UHF. Perbedaan antena UHF dan
VHF pada dasarnya terletak pada ukuran size nya. Frekuensi UHF jauh lebih tinggi dari VHF, jadi
antena yang digunakan lebih kecil. Perbedaan transmisi VHF dan UHF hanya pada area band
frekuensi mereka berasal. Banyak orang mengira kalau UHF adalah teknologi baru yang lebih baik,
anggapan ini salah. Teknologi dan prinsip yang digunakan pada sistim operasinya sama. Selama
masih sedikit pengguna sistim wireless UHF maka salah satu keuntungan menggunakan operasi
UHF ini adalah sedikit kemungkinan mengalami gangguan sehingga membuat siaran UHF lebih
tajam dan jelas. Dalam sisi lain, kelebihan menggunakan sistim VHF adalah transmisi tersebut lebih
murah dan mereka masih dapat bekerja walaupun antena dan pemancar/ transmitter nya tidak saling
berhadapan.
Downlead adalah istilah yang umum digunakan untuk jalur lead-in yang menghubungkan antena ke
TV. Hanya kabel coaxial yang disebut dengan coax yang semestinya digunakan untuk downlead.
Kabel coaxial yang berkualitas bagus adalah yang 100% dilapisi dengan alumunium foil dan kabel
alumunium braiding untuk menolak gangguan.
Ketika menghubungkan kabel coaxial, hubungkan kabel konduktor pusat ke antena dan pastikan
pelapis shielding braid-nya juga terpasang pada saddle clamp dan jangan terlalu keras menguncinya.
Sambungan koaksial dan plug semestinya disolder dan diikat dengan sekrup penyambung.
Diplexer adalah sebuah alat yang menggabungkan signal dari antena VHF dan UHF ke satu kabel
output yang terhubung ke TV set anda. Alat tersebut bisa dipasang dekat TV atau dekat antena.
Diplexer diperlukan hanya kalau TV set anda cuman ada satu socket input untuk kabel UHF dan
VHF.
FM rejection filters atau kadang disebut juga dengan FM trap, memungkinkan receiver untuk
menolak atau menyaring suara signal FM dengan tujuan menghindarkan interferensi pada signal TV.