Anda di halaman 1dari 10

Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

(POTENSI VAKSIN OSTEOPOROSIS BERBASIS DICKKOPF1


UNTUK MENGINDUKSI ANTIBODI ANTI-DICKKOPF1
SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA
WANITA MENOPAUSE)

(Subtema : Pengembangan ilmu kedokteran biomolekuler dalam


penanganan dan pencegahan Non-communicable Diseases)

Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi

MEDICAL SEBELAS MARET SCIENTIFIC COMPETITION


(MEDSMOTION) 2016
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Diusulkan oleh :

(Yanti M Parhusip) (Farmasi/2013)

1
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

POTENSI VAKSIN OSTEOPOROSIS BERBASIS DICKKOPF1 UNTUK


MENGINDUKSI ANTIBODI ANTI-DICKKOPF1 SEBAGAI UPAYA
PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA MENOPAUSE

PENDAHULUAN
Osteoporosis merupakan silent disease yang dapat melemahkan tulang
dan cenderung menyebabkan fraktur. WHO dalam International Osteoporosis
Foundation menyatakan bahwa osteoporosis merupakan penyakit kedua setelah
penyakit kardiovaskular sebagai masalah global dunia. 1 Studi menunjukkan
bahwa perempuan berusia 50 tahun memiliki risiko meninggal karena hip fracture
yang sama dengan kanker payudara setelah mengalami menopause. Kondisi
menopause menyebabkan penurunan kadar estrogen yang berperan penting
menjaga tulang dari kerapuhan. Di Indonesia pada tahun 2005, terdapat 29,4%
lansia yang menderita osteoporosis pada usia 60-64 tahun, 65-69 tahun sebesar
36,4%, dan usia di atas 70 tahun sebesar 53,1%.2

Pada osteoporosis, pemanjangan lifespan dari osteoklas (peresorpsi tulang)


serta pemendekan lifespan dari osteoblas (pembentuk tulang) akibat penurunan
estrogen menyebabkan ketidakseimbangan antara pembentukan dan resorpsi
tulang. Ketidakseimbangan ini dapat menurunkan kekuatan tulang serta
meningkatkan kerapuhan pada tulang. 3

Saat ini, terapi utama untuk penanganan osteoporosis adalah dengan


menggunakan agen antiresorptif yang hanya mampu mencegah resorpsi tulang
namun tidak dapat menstimulasi pembentukan tulang. Hanya peptida parathyroid
hormone (PTH) yang mampu menstimulasi pembentukan tulang. Namun, PTH
juga dapat menstimulasi resorpsi tulang sehingga stimulasi yang diberikan
sebelumnya menjadi kurang efektif. 3

Dickhopf1 (Dkk1) merupakan protein yang berperan sebagai penghambat


jalur Wnt pada pembentukan tulang. Sebuah studi menunjukan bahwa DKK1 akan
mengalami aktivasi akibat defisiensi hormon estrogen.4 Saat ini antibodi

2
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

monoklonal untuk dickhopf1 telah dikembangkan. Antibodi monoklonal anti-


DKK1 mampu meningkatkan kepadatan tulang dan mempercepat pembentukan
tulang pada model hewan coba.5 Beberapa hasil penelitian tersebut membentuk
cara berpikir penulis untuk menemukan cara pencegahan osteoporosis terbaru
berdasarkan prinsip vaksinasi. Paradigma vaksinasi saat ini hanya terbatas pada
penyakit-penyakit infeksi saja, namun beberapa penelitian terkini menunjukkan
bahwa pembentukan antibodi terhadap suatu target tertentu memiliki potensi yang
besar sebagai strategi pencegahan penyakit-penyakit degeneratif.

ISI
Potensi Dickkopf1 sebagai Bahan Antigen Vaksin
Untuk mengetahui pengaruh pemberian antibodi dickkopf1 terhadap
protein lain dalam tubuh, maka dilakukan analisis dengan metode Basic Local
Alignment Search Tool Protein (BLASTP/BLAST Protein) dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/. Metode ini dilakukan dengan memeriksa kesamaan
susunan asam amino dari protein yang dipilih dan dianalisis kesamaan susunan
asam aminonya dengan database semua peptida/protein yang ada. Jika hasil
menunjukkan kesamaan diatas 80% berarti menunjukkan homologi yang tinggi
dan antibodi terhadap protein yang dipilih memiliki kemungkinan tinggi untuk
terjadi reaksi silang yang akan menimbulkan efek samping dalam pemberiannya.
Setelah dilakukan analisis menggunakan BLAST Protein dari NCBI, didapatkan
bahwa tidak ada sekuens asam amino yang memiliki kesamaan dengan susunan
asam amino dickkopf1 sampai diatas 80%. Hal ini menunjukkan bahwa protein
dickkopf1 memiliki potensi yang sangat minim untuk dapat menimbulkan suatu
kondisi autoimunitas terhadap protein lain yang ada dalam tubuh.

3
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Tabel 1. Hasil Homologi Protein Dickkopf1

Protein-protein yang akan direkomendasikan sebagai kandidat vaksin


harus mempunyai antigenisitas yang tinggi. Hasil analisis antigenisitas disajikan
dalam bentuk grafik yang disusun berdasarkan metode Kolaskar-Tongaonkar
seperti pada gambar 1. Analisis kolaskar dan tongaonkar menunjukkan sisi
dimana molekul dapat dikenal oleh antibodi sistem imun terhadap dickkopf1.
Semua residu yang memiliki propensitas di atas 1,0 merupakan antigenik yang
potensial.6

Gambar 1. Hasil Analisa Antigenisitas dickkopf1

4
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Prediksi Epitop Dickkopf1


Selain mempunyai antigenesitas, protein yang direkomendasikan sebagai
kandidat vaksin harus memiliki potensi sebagai epitop. Epitop dari dickkopf1
dapat ditentukan menggunakan software Epitope Prediction, seperti Immune
Epitope Database (IEDB) ( http://tools.immuneepitope.org/ ). Prediksi epitope sel
B dilakukan menggunakan IEDB ( http://tools.immuneepitope.org/bcell/ ) dan
diperoleh hasil seperti yang ditunjukan oleh tabel 2.
Tabel 2. Prediksi Epitope Sel B Menurut Bepriped Linear Epitope Prediction

Selain desain vaksin yang sesuai, metode dan waktu pemberian vaksinasi
juga berperan penting dalam proses vaksinasi sehingga dapat menginduksi
pembentukan antibodi yang adekuat dan efektif dalam mencegah perkembangan
osteoporosis. Metode pemberian vaksin dilakukan dengan memberikan induksi
primer yang diikuti dengan beberapa booster ulangan untuk memperoleh kadar
antibodi yang cukup dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Setelah
program vaksinasi selesai, diharapkan tubuh telah memproduksi sel memori yang
selanjutnya memproduksi antibodi protektif terhadap osteoporosis. Target
pemberian vaksin osteoporosis ini adalah wanita yang baru memasuki fase post-
menopause. Hal ini dikarenakan pada fase inilah hormon estrogen mulai menurun
dan patogenesis dari osteoporosis mulai terjadi secara signifikan, sehingga
diharapkan pemberian vaksin osteoporosis ini dapat menginduksi respon imun
yang dapat menyebabkan terjadinya peningkakan pembentukan tulang dan
mampu mencegah terjadinya osteoporosis.

5
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Mekanisme Pemberian Dickkopf1 dalam Induksi Pembentukan Antibodi


Anti- dickkopf1

Pembentukan antibodi terhadap dickkopf1 karena adanya reaksi dari sel


limfosit B. Dickkopf1 akan memasuki pembuluh darah dan dikenali sebagai
antigen asing sehingga dickkopf1 akan diinternalisasi oleh sel dendritik sebagai
Antigen Presenting Cells (APCs). APC akan mempresentasikan antigen pada sel
limfosit T-helper di parakorteks limfonodi dan mengaktifkan sel limfosit T
(Abbas, 2004). Sementara itu, antigen yang mengaktivasi sel limfosit B melalui
membran Immunoglobulin M (mIgM) akan menyebabkan sel limfosit B
bermigrasi dari folikel limfonodi ke parakorteks dan terjadi aktivasi oleh sel T
(Gambar 2).

Gambar 2. Respon Imun Humoral Terhadap Antigen Protein. 7

Pembentukan antibodi oleh sel limfosit B akan terjadi setelah terjadinya


aktivasi oleh sel limfosit T (Gambar 2). Proses ini bermula melalui presentasi
antigen oleh sel limfosit B yang menyebabkan sel limfosit T mengekspresikan
ligand Cluster of Differentiation 40 (CD40) dan melepaskan sitokin. Sehingga
terjadi ikatan antara CD40 yang diekspresikan sel limfosit B dengan ligand CD40
yang diekspresikan oleh sel limfosit T. Hal ini mennyebabkan sel limfosit B yang
telah teraktivasi berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi sel plasma yang akan
mensekresi antibodi.7 Saat respon humoral terinduksi akibat pemberian antigen

6
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

dickkopf1, maka akan dihasilkan antibodi anti dickkopf1. Antibodi anti-dickkopf1


akan mensupresi kerja dickkopf1 yang memiliki peran menginhibisi kerja
osteoblast dalam pembentukan sel tulang melalui jalur Wnt signaling.

Efektivitas Antibodi Anti-Dickkopf1 dalam Induksi Pembentukan Tulang

Jalur Wnt/-katenin merupakan pusat dari perkembangan tulang dan


homeostatis pada masa dewasa serta berhubungan dengan patologi tulang.
Dickkopf1 (DKK1) merupakan inhibitor sinyal Wnt/-katenin untuk berikatan
dengan reseptornya lipoprotein-related protein-5 (LRP5)/ lipoprotein-related
protein-6 (LRP6). DKK1 juga menghambat perbaikan fraktur pada tulang. Sebuah
studi menunjukan bahwa aktivasi DKK1 disebabkan oleh defisiensi estrogen.4

Gambar 3. Mekanisme DKK1 dalam Pembentukan Tulang.8

Saat DKK1 berikatan dengan reseptornya LRP5/LRP6 mempromosikan


internalisasi cadherin sehingga menonaktifkan LRP. Selanjutnya akan
mengakibatkan GSK3, Axin, APC, dan CKL dari -katenin mengalami
degredasi dan hancur. Akibatnya -katenin tidak dapat bertranslokasi ke nukleus

7
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

dan tidak terjadi faktor transkripsi untuk pembentukan tulang. Namun, saat
terbentuk antibodi anti-dickkopf1, maka dickkopf1 akan dihambat kerjanya oleh
antibodi tersebut. Wnt signaling akan bekerja dengan mengikat Frizzled (FZD)
dan LRP5/LRP6. Hal ini akan menyebabkan Beta-katenin tidak mengalami
degredasi dan dapat bertranslokasi ke nukleus yang selanjutnya akan mengikat
Transcription Factor (TCF4) untuk meningkatkan ekspresi gen pembentukan
tulang.4

Berdasarkan penelitian pada hewan coba, antibodi monoklonal anti-DKK1


yang saat ini dikembangkan dapat mempercepat pembentukan tulang dan
meningkatkan kepadatan mineral tulang.5 Penelitian yang dilakukan secara in
vitro dengan menggunakan antibodi monoklonal anti-DKK1 untuk terapi multiple
myeloma menunjukan bahwa terjadi peningkatan diferensiasi osteoblas,
menetralkan efek negatif dari sel multiple myeloma pada osteoblastogenesis, dan
mengurangi sekresi Interleukin-6 (IL-6).9 Penelitian lain menunjukan bahwa
secara in vitro, antibodi monoklonal anti-DKK1 menghambat fungsi DKK1
sehingga DKK1 tidak lagi menghambat jalur Wnt. Secara In vivo, antibodi anti-
DKK1 memiliki paruh panjang 17 hari pada tikus. Osteopenia pada femur atau
tulang belakang tikus karena ovariektomi dapat diperbaiki sebagian atau
seluruhnya dengan pemberian antibodi anti-DKK1 sekali atau dua kali seminggu
selama 2 bulan. Hal ini secara signifikan akan meningkatkan serum Procollagen 1
N-Terminal (P1NP) dan menginduksi pembentukan tulang baru.10

PENUTUP
Dickkopf1 memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan menjadi
target antibodi karena memiliki potensi sangat kecil untuk menimbulkan kondisi
autoimun. Dickkopf1 juga memiliki antigenisitas diatas 1,0 dengan beberapa
peptida yang diprediksi sebagai epitop. Vaksin menggunakan dickkopf1 bekerja
dengan cara menginduksi terjadinya pembentukan antibodi yang spesifik terhadap
protein tersebut. Protein dimasukkan dalam tubuh akan merangsang respon
humoral tubuh dan merangsang sel T untuk memberikan antigen pada sel B dan
mengaktivasi sel B untuk berproliferasi dan berdifferensiasi untuk menghasilkan
antibodi spesifik terhadap dickkopf1. Antibodi terhadap dickkopf1 mampu

8
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

memblokir ikatan dickkopf1pada LPR 5/6, yang menghambat sinyal Wnt dan
mampu menstimulasi pembentukan tulang. Antibodi dickkopf1 dapat menunjukan
pendekatan anabolik masa depan pada penatalaksanaan osteoporosis dan dengan
melalui vaksinasi diharapkan mampu menjadi alternatif metode pencegahan dari
osteoporosis.

9
Medical Sebelas Maret Scientific Competition 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

DAFTAR PUSTAKA

1. IOF. 2010. Osteoporosis Fact Sheet. Switzerland: International


Osteoporosis Foundation
2. Fatmah. 2008. Osteoporosis dan Faktor Risikonya pada Lansia Etnis Jawa.
Media Medika IndonesiaVolume 43 Nomor 2
3. Papapoulos, Socrates E. 2011. Targeting sclerostin as potential treatment
ofosteoporosis.Ann Rheum Dis;70(1):119122
4. Pinzone J, Hall BM, Thudi NK, Vonau M, Qiang Y, Rrosol TJ,and
Shaughnessy JD. 2009. The role of Dickkopf-1 in bone development,
homeostasis, and disease. Blood Journal, Volume 113, Number 3
5. Tai N & Inoue D. 2014. Anti-Dickkopf1 (Dkk1) antibody as a bone
anabolic agent for the treatment of osteoporosis. Clin Calcium.24(1):75-83
6. Waghmare, S., Gomase, V., Chavan, R., and Kale, K.V. 2012. Prediction
of Major Histocompatibility Complex Binding Peptides and Epitopes from
Fatty-Acid-Binding Protein of the Human Blood Fluke Schistosoma
Japonicum. Waghmare et al., Metabolomics, Vol. 2 (4): 1-6
7. Abbas AK, Lichtman AH. 2004. Basic Immunology: Functions and
Disorders of the Immune System. Philadelphia: Saunders Elsevier
8. Sinobiological. 2016. Sinobioligical.
(http://www.sinobiological.com/Canonical-beta-Catenin-Dependent-Wnt-
Signaling-a-1396.html).Diakses tanggal 7 september 2016
9. Sosa M & Padilla EG. 2011. Promising Developments in Osteoporosis
Treatment. International Journal of Clinical Rheumatology,6(3):325-332
10. Fulcini M, Tassone P, Hideshima T, Vallet S, Nanjappa P, Ettenberg SA,
Shen Z, et al. 2009. Anti-DKK1 mAb (BHQ880) as a potential therapeutic
agent for multiple myeloma. Blood Journal,114:371-379

10

Anda mungkin juga menyukai