Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU (BI-3201)

PENGAMATAN PERILAKU AGONISTIK DAN STATUS


HIERARKI PADA IKAN CUPANG (Betta splendens)

Tanggal praktikum : 10 Maret 2017


Tanggal pengumpulan: 17 Maret 2017

Disusun oleh:
Muhammad Aslam Fadritama
10614024
Kelompok 11

Asisten: Chairani Chusnia


10612052

PROGRAM STUDI BIOLOGI


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2017
I. Pendahuluan
Dalam kehidupannya, setiap mahkluk hidup memiliki perilaku yang
berbeda. Perilaku yang dilakukan tersebut dapat mempengaruhi tingkat kelulus
hidupannya. Salah satu contoh perilaku dalam organisme adalah perilaku
agonistik. Perilaku agonistik merupakan suatu aktivitas yang menunjukkan
penampilan, perilaku atau postur tubuh berupa perilaku mengancam, melarikan
diri, dan berkelahi antar individu (Goldstein, 2001). Salah satu organisme yang
menunjukkan perilaku agonistik adalah ikan cupang (Betta splendens).
Ikan cupang jantan sangat mudah memunculkan perilaku agonistiknya
ketika dihadapkan dengan jantan lainnya. Hal ini dikarenakan adanya hormon
testosteron yang berperan dalam perilaku agonistik. Perilaku ini dilakukan
untuk mendapatkan sumberdaya dan teritori (Dzieweczynski, et al., 2005).
Adanya perilaku agonistik pada ikan cupang dimanfaatkan oleh manusia
sebagai hewan adu dan hias. Karena sifat agonistik merupakan salah satu daya
tarik ikan cupang, maka percobaan agonistik pada ikan cupang penting
dilakukan untuk pengembangan budidayanya.

II. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan perbedaan morfologi ikan cupang jantan hias dan ikan cupang
jantan adu.
2. Menentukan respon perilaku agonistik dominan yang dilakukan ikan
cupang jantan adu dan ikan cupang jantan hias terhadap cermin.
3. Menetukan status hierarki individu ikan cupang jantan adu dan ikan cupang
jantan hias.

III. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdapat dalam
tabel 3.1
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini
Alat Bahan

Akuarium Ikan cupang adu jantan


Cermin ikan cupang hias jantan
Stopwatch Wadah
Styrofoam

IV. Metodologi
V. Hasil pengamatan
5.1 Pengamatan Morfologi
Ikan cupang terbagi menjadi 2 yaitu ikan cupang adu dan ikan cupang
jantan. Perbedaan mendasar adalah pada ikan cupang hias memiliki sirip yang
lebih panjang dengan warna menarik. Sedangkan pada cupang adu memiliki
gigi yang tajam dan bibir yang tebal (Yustina & Ariani, 2012). Perbedaan
morfologi antara ikan cupang hias dan ikan cupang jantan terdapat pada tabel
5.1.
Tabel 5.1 Perbandingan morfologi ikan cupang hias dan adu
Hasil pengamatan literatur
Ikan
cupang
hias

Gambar 5.1 Morfologi ikan Gambar 5.2 Morfologi ikan cupang


cupang hias hias (Chia, 2004)
Ikan
cupang
adu

Gambar 5.3 Morfologi ikan Gambar 5.4 Morfologi ikan cupang


cupang adu adu (Cozza, 2016)

VI. Pembahasan
7.1 Pengamatan Perilaku Agonistik Terhadap Cermin
Berdasarkan hasil pengamatan, grafik frekuensi rata-rata perilaku
agonistik yang muncul dalam 10 menit pada ikan cupang hias dan ikan cupang
adu terhadap cermin terdapat pada gambar 4.5. Dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa perilaku yang paling sering dilakukan oleh ikan cupang adu adalah front
threat sedangkan pada ikan cupang hias adalah approaching. Selain itu
dilakukan pula analisis statistik Two way ANOVA yang dapat dilihat pada
lampiran A. analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
yang nyata antara perilaku ikan cupang hias dan adu. Dari hasil analisis, didapat
nilai signifikansi yang lebih rendah dari pada taraf signifikansi (0.012<0.05),
dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara perilaku ikan cupang hias dan ikan cupang adu ketika
dihadapkan dengan cermin.

VII. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:


1. Ikan cupang hias memiliki sirip yang lebih besar dengan warna menarik,
sedangkan ikan cupang adu memiliki gigi yang lebih tajam dan bibir yang
tebal.
2.

VIII. Daftar pustaka

Chia, D., 2004. Betta Barracks. [Online] Available at:


http://www.geocities.ws/dcbettabarracks/ [Accessed 13 Maret
2017].
Cozza, J., 2016. Agonistic Behaviour in Betta splendens. [Online]
Available at:
http://www.bio.miami.edu/dana/161/evolution/161_betta.pdf
[Accessed 16 maret 2017].
Dzieweczynski, T.L., Ryan, L.E.,Tracie, M.G., dan William, J.R., 2005.
Audience effect is context dependent in siamese fighting
fish (Betta splendens). Journal Behavioral Ecology, 16(6), pp.
1025-1030.
Foberg, A., 2003. The Siamese Fighting Fish (Betta splendens).
Swedish: Department of Pathology Faculty of Veterinary
Medicine.

Anda mungkin juga menyukai