Herlin Herlambang/C14170012
Abstrak
Iktiotoksin adalah ikan yang menghasilkan racun melalui kelenjar racun dari ikan itu sendiri. Ikan
memiliki kemampuan untuk melakukan pertahanan yaitu sekresi dari kelenjar kulit ikan memberikan
pertahanan terhadap predator atau mangsa lain. Alat perlindungan diri dari predator dapat berupa
racun yang terdapat pada beberapa bagian tubuh ikan seperti, sirip pektoral, ataupun pada sirip dorsal .
Tujuan dari praktikum yaitu mengetahui pengaruh iktiotoksin yang terdapat dalam ikan sidat terhadap
spesies ikan yang lain. Data yang diperoleh dari praktikum ini yaitu Dosis darah ikan sidat yang
memiliki SR terendah yaitu 1,6 mL dengan SR sebesar 50%. Dosisi darah ikan sidat yang memiliki
SR tertinggi yaitu dosis 1; 1,2 ; 1,4 mL dengan SR 100%. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa
pengaruh darah ikan sidat terhadap ikan lain dapat mematikan. Dosis darah ikan sidat yang dapat
mematikan yaitu 1,6 mL.
Abstract
Ichthyotoxin is a fish produced from poisons produced by the fish itself. Fish have the ability to carry
out defenses that are secretions from fish skin providing defense against predators or other prey.
Personal protective equipment from predators can consist of poisons in some parts of the body such as
the pectoral fin, or on the dorsal fin. The purpose of the practicum is known about the ichthotoxins
present in eel on other fish species. The data obtained from this lab is the blood dose of eel which has
the lowest SR of 1.6 mL with an SR of 50%. The blood dose of eel which has the highest SR is dose
1; 1,2 ; 1.4 mL with SR 100%. Conclusions that can be drawn about the differences between eel and
other fish can be switched. The blood dose of eel which can be deadly is 1.6 mL.
LatarBelakang
Ikan sidat (Anguilla japonica) merupakan ikan yang memiliki perawakan hampir
sama dengan belut dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan ini sebagai salah satu
komoditas ekspor dari sektor perikanan. Ikan sidat memiliki dijadikan komoditas ekspor
karena kandungan gizi yang tinggi sehingga banyak disukai penduduk oleh negara-negara
luar seperti Jepang, Hongkong, Jerman, dan Italia. Ikan sidat mencapai ukuran konsumsi bila
telah mencapai berat 120-500 gram dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran 120
gram adalah 8-9 bulan masa pemeliharaan. Ikan sidat merupakan hewan katadromous
sehingga mempunyai daur hidup yang kompleks. Katadromous adalah fase pertumbuhan
hidup di perairan tawar dan setelah mencapai dewasa melakukan migrasi dari perairan tawar
menuju perairan laut untuk bereproduksi. Ikan sidat memiliki bagian badan yang sensitif
terhadap getaran terutama di bagian lateral. Bagian badan yang sensitif ini sangat membantu
ikan sidat dalam bergerak karena kemampuan penglihatannya yang kurang baik (Yoshida et
al 2008).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang bersifat omnivora
cenderung herbivora serta bersifat eurihalin yang toleransi terhadap perubahan salinitas yang
Tujuan
Praktikum bertujuan mengetahui pengaruh iktiotoksin yang terdapat dalam ikan sidat
terhadap spesies ikan yang lain.
MetodePercobaan
Rancangan Percobaan
Metode rancangan percobaan yang digunakan pada praktikum yaitu Rancangan Acak
Faktorial (RAF). Percobaan dilakukan mengetahui pengaruh iktiotoksin yang terdapat dalam
ikan sidat terhadap spesies ikan yang lain.
ProsedurPercobaan
Akuarium disiapkan terlebih dahulu kemudian diisi air dan dipakaikan aerator. Darah
ikan sidat diambil dan diberi antikoagulan. Ikan nila diambil dari akuarium kemudian
disuntikan darah ikan sidat yang sudah diberian antikoagulan. Ikan nila dimasukan ke dalam
akuarium yang sudah diberikan aerator. Respons ikan nila diamati selama 1 jam.
Pengambilan Data
Alat atau metode yang digunakan dalam pengambilan data praktikum yaitu
perhitungan dan lokasi pengamatan yaitu di Laboratorium Fisiologi Hewan Air.
Tabel 1. Parameter biologi ikan yang diambil.
Parameter Satuan Alat/Metode LokasiPengamatan
SR % Perhitungan Laboratorium
Tingkah laku - Perhitungan Laboratorium
Waktu pemulihan atau mati menit Perhitungan Laboratorium
Analisis Data
Data parameter biologi ikan yang diamati dengan metode pengukuran diolah
menggunakan program Excel 2017 for Windows untuk dianalisis secara statistik dan
Rancangan Kerja Faktorial (RAF).
Hasil
Praktikum ini dilakukan mengetahui pengaruh iktiotoksin yang terdapat dalam ikan
sidat terhadap spesies ikan yang lain. Data yang diperoleh ditampilkan dalam tabel berikut.
120
100
80
SR %
60
40
20
0
1 1,2 1,4 1,6 1,8 2
Perlakuan (mL)
Gambar diatas menampilkan kurva pengaruh dosis perlakuan darah ikan sidat
terhadap SR ikan nila. Dosis darah ikan sidat yang memiliki SR terendah yaitu 1,6 mL
dengan SR sebesar 50%. Dosisi darah ikan sidat yang memiliki SR tertinggi yaitu dosis 1; 1,2
; 1,4 mL dengan SR 100%.
Pembahasan
Iktiotoksin adalah ikan yang menghasilkan racun melalui kelenjar racun dari ikan itu
sendiri (Claire dan Manning 2015). Racun yang terdapat pada ikan–ikan famili Ostracidae
disebut dengan Ostratoxin atau Pahutoxin. Biasanya toksin disekresikan pada saat kondisi
ikan tertekan. Ikan-ikan laut memliki toksisitas yang lebih tinggi daripada ikan-ikan air tawar
(Indumathi 2013). Pada lingkungan biologis yang mempengaruhi yaitu kesehatan ikan
Kesimpulan
Praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh darah ikan sidat terhadap ikan lain
dapat mematikan. Dosis darah ikan sidat yang dapat mematikan yaitu 1,6 mL.
Saran
Saran untuk praktikum yang akan datang sebaiknya menggunakan ikan yang berasal
dari laut atau payau supaya praktikan mengetahui pengaruh iktiotoksinnya terhadap ikan air
tawar.
Daftar Pustaka
Andersen NG. 2012. Ichthyotoxic alga and their effects on fish [tesis]. Denmark : University
of Copenhagen.
Claire JWL, Manning SR. 2015. Ichthyotoxins. Molecular Biosciences : 407 – 461.
Lampiran