Komunikasi Pada Remaja Dan Dewasa
Komunikasi Pada Remaja Dan Dewasa
3. Karakteristik
Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan transisi
biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial akan dipaparkan di bawah ini:
1. Transisi Biologis
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu
meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik
itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan
tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya
alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki)
dan tanda-tanda seksual sekunder yang tusmbuh.
2. Transisi Kognitif
Pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran
operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional
konkret. Piaget menekankan bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena
tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih nyata mereka
mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya
mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara
berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat
pemahaman lebih mendalam.
3. Transisi Sosial
pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan
manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial
dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya,
perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran
gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam
perkembangan remaja.
4. Pendorong
Masa remaja merupakan masa dimana remaja ingin mengetahui dan mencoba segala hal
baik positif maupun negatif. Peran orang tua sangat penting di masa ini , agar anak bisa
menempatkan dirinya ke tempat dimana semestinya dia tempati. Peran orang tua
sangatlah penting bagi perlindungan remaja terhadap pergaulan bebas, karena orang tua
merupakan orang pertama yang mendidik anak mereka dari mulai dini hingga dewasa.
Jadi orang tua berhak memberikan perlindungan terhadap anak dengan cara mendidik
dengan pendidikan yang baik dan mengarahkan anak agar tidak terjerumus pergaulan
bebas yang akan dihadapi anak mereka saat remaja nanti, serta orang tua harus memberi
pengertian tentang pergaulan bebas dan dampak buruk yang akan dialaminya apabila ia
terjerumus dalam pergaulan bebas sehingga saat remaja, dia tidak akan terjerumus
karena telah mengetahui dampak buruk dari perbuatan tersebut. Peran orang tua sangat
besar pengaruhnya bagi perkembangan anak remajanya. Jika orang tua selalu
memaksakan kehendaknya, anak remaja akan kehilangan kesempatan untuk
mengembangkan dirinya sendiri secara dewasa. Akibatnya mereka akan bertumbuh
menjadi remaja yang secara emosional tidak dewasa, tergantung, dan terombang-
ambing. Jika orang tua memberikan perlindungan yang berlebihan, terdapat
kecenderungan anak remajanya, akan kehilangan indepedensinya. Sebaliknya jika orang
tua terlalu memberikan kebebasan, anak remajanya akan bertumbuh menjadi generasi
hura-hura, tanpa tujuan hidup yang jelas. Sebagai orang tua harus tahu jadwal kegiatan
sang anak bila ada waktu kosong berilah sang anak less tambahan atau less bakat yang
dimilikinya kemudian ajaklah anak-anak berlibur diakhir pekan supaya pemikiran lebih
fresh.
5. Hambatan
Banyak hambatan yang terjadi dalam komunikasi pada remaja antara lain :
1. Sikap Defensif
Sederhananya, defensif memiliki makna bertahan. Sikap ini biasanya akan muncul
ketika seseorang berlaku tidak jujur, menyembunyikan sesuatu, tidak menerima, dan
kehilangan sikap empati terhadap lawan bicara. Orang yang defensif selalu
mengalami hambatan dalam komunikasi karena dalam berkomunikasi cenderung
untuk lebih banyak bertahan dan melindungi diri daripada berusaha memahami pesan
yang disampaikan orang lain. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang berlaku
defensif, baik yang bersifat situasional, misalnya perilaku komunikasi orang lain
yang terlalu agresif, maupun yang bersifat personal, seperti sikap rendah diri,
ketakutan, kecemasan, pengalaman yang buruk, dan sebagainya.
2. Sikap yang Tertutup
Hambatan dalam komunikasi interpersonal akan terjadi apabila satu pihak atau kedua
pihak yang berkomunikasi tidak saling terbuka. Sikap ini akan timbul ketika
seseorang menilai pesan yang disampaikan orang lain berdasarkan motif pribadinya.
Artinya, setiap pesan akan dinilai berdasarkan desakan dari dalam diri yang
bersangkutan, misalkan karena merasa diri benar dan orang lain salah, merasa
berkuasa atau ingin berkuasa, ingin bertahan dalam zona nyaman, egois, karena
keyakinan, dan sebagainya. Pak Fulan, sebagaiman dalam kisah di atas, terlihat
sangat tertutup dan kaku kepada istrinya karena ia merasa berkuasa dan tidak layak
diperintah ini dan itu.
Sekarang coba Anda bayangkan, satu faktor saja sudah menjadi hambatan dalam
komunikasi, bagaimana jika ketiganya bergabung? Ternyata, bergabungnya tiga
sikap ini dalam proses komunikasi akan melahirkan sikap saling tidak mengerti, tidak
menghargai, dan pada akhirnya akan menghancurkan hubungan interpersonal. Selain
hambatan dalam komunikasi yang telah dijelaskan di atas, seperti yang diungkapkan
Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, lalu A.F dan Charles Wankel
sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001),masih ada beberapa hambatan
terhadap komunikasi yang efektif, di antaranya sebagai berikut.
Mendengar; Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun
tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah
yang ingin kita dengar.
Mengabaikan dan menilai sumber informasi; Kita cenderung mengabaikan
informasi yang diutarakan oleh seorang anak kecil.
Persepsi yang berbeda; perbedaan persepsi antara si pemberi pesan dengan
penerima pesan akan menghambat komunikasi, bahkan melahirkan pertengkaran.
Pengaruh emosi; Pada keadaan marah, seseorang sulit menerima informasi.
informasi apa pun yang diberikan tidak akan ditanggapinya.
Gangguan; Gangguan iini bisa berupa suara yang bising saat berkomunikasi,
jarak yang terlalu jauh, dan lain-lain.
Ketergantungan Obat
1. Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas
yang akan dilaluinya.
2. Membangun hubungan saling percaya dengan remaja dan keluarga.
3. Meningkatkan interaksi sosial dan keterlibatan remaja dalam kelompok.
4. Membantu mengenali cara beradaptasi terhadap stresor secara efektif.
5. Pendidikan kesehatan tentang obat dan penggunaannya.
6. Membantu remaja dan keluarga mengenal masalah-masalah ketergantungan zat
dan dampaknya.
7. Membantu memilih alternatif rekreasi yang sehat.
8. Pendidikan kesehatan mengatasi manajemen stress.
Perilaku Kekerasan
1. Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas yang
akan dilaluinya.
2. Mengajarkan stimulus kontrol dan manajemen marah yang sederhana pada
remaja dan keluarga.
3. Menjelaskan pada keuarga tanda dan gejala remaja yang mengalami perilaku
kekerasan.
4. Membantu remaja untuk memunculkan potensi yang dimiliki.
5. Membantu cara beradaptasi terhadap stresor secara efektif.
6. Membantu cara menyalurkan hobi yang berkaitan dengan penyaluran energi.
8. Contoh Dialog
Fase-Fase komunikasi terapeutik
1. Fase Pra-interaksi :
- Mengumpulkan data tentang klien
- Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
- Membuat rencana perytemuan dengan klien ( kegiatan waktu
dan tempat)
- Menganalisa profesional diri dan keterbatasan
2. Orientasi
- Memberikan salam dan tersenyum pada klien
- Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
- Menyediakan kepercayaan penerimaan, dan komunikasi
terbuka
- Mengeksplorasi perasaan klien, pikiran dan tindakan
- Mengidentifikasi masalah klien
3. Kerja
- Memberi kesempatan klien bertanya
- Menanyakan keluhan utama
- Memulai kegiatan dengan cara yang baik
- Melakukan kegiatan sesuai rencana
4. Terminasi
- Menciptakan realitas perpisahan
- Menyimpulkan hasil kegiatan : evaluasi hasil dan proses
- Mengakhiri kegiatan dengan baik
CONTOH DIALOG
Seorang remaja datang dengan penuh luka di tubuhnya karena terjatuh dari motor yang di
sebabkan oleh balapan liar. Setelah di lakukan tindakan UGD dan dipindahkan di ruang
perawatan, datanglah seorang perawat untuk melakukan komunikasi terapeutik.
P : ass. . selamat siang dek
K : wss. . siang sus
P : perkenalkan nama saya suster sitti juleha biasa dipanggil suster leha,klw boleh tau nama
adik siapa?
K ; oh iya sus nama saya rojali
P : Bagaimana keadaan adik sekarang?
K : sudah agak baikan sust
P : begini dek tujuan saya kesini untuk mengganti perban adik,apakah adik setuju untuk
melakukan penggantian perban sekarang?
K : setuju suster saya sudah siap kok
P : Baiklah kita butuh 10-20 menit untuk menggantik perban adik..baik dik sekarang sudah
selesai..
K : ia sust terimakasih banyak
P : kalau boleh tau apa yang menyebabkan adik kecelakaan?
K : gara-gara balapan liar sust
P : kenapa sampai ikut balapan liar. .?
K : Maklumlah sus, anak mudah, gaul gitu
P : trus dengan keadaan ade yang seperti ini skarang, apakah ade msih ingin balapan liar lagi?
K : saya kapok suster, ternyata akibatnya bisa sangat buruk, untung saya tidak meninggal
P : kenapa tidak meluangkan waktu untuk membantu oramg tua, kan lebih baik daripada
balapan liar?
K : saya tidak betah tinggal di rmah sus, soalnya ibu dan ayah saya sering bertengkar, lebih
baik saya pergi saja biar tidak stress sus
P : ohh bgtu yahh, tapi kalau bisa saya sarankan sebaiknya ade menenangkan orang tua ade,
kan ade skarang sudah mulai mulai beranjak dewasa pasti ade bisa menenagkan mereka
K : masalahnya saya tdak tau apa yang harus saya lakukan
P : ade menasehati dan bersikap dewasa semampu ade, insyaallah mereka akan tersentuh den
akan sadar bahwa tindakan mereka tdak baik untuk perkembangan ade.
K : baik sus, nanti akan saya coba lakukan
P : baiklah de klau begitu saya keruangan dulu yaaahh, kalau ada perlu sesuatu silakan
hubungi saya atau suster suster yang lain. insyaallah Saya besok akan kembali untuk
mengganti perban ade.
K : baik suster terima kasih banyak
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
kearah yang lebih baik sehingga perawat perlu untuk menguasai tehnik dan model
konsep komunikasi yang tepat untuk setiap karakteristik klien.
a. Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang menetap
dalam dirinya yang sukar untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu
model komunikasi yang tepat agar tujuan dapat tercapai.
b. Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi
king dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship
yang saling member dan menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi
apakah imformasi yang disampaikan sesuai dengan yang ingin dicapai.
4. ROLEPLAY
a. Tahap orientasi
Perawat memberikan penyuluhan tentang kesiapan pulang pada pasien
Perawat : Selamat pagi bapak
Pasien : Selamat pagi suster
Perawat : Kenalkan nama saya natalia indah biasa dipanggil Natalia, nama
bapak siapa?
Pasien : Nama saya frandy diksi, biasa dipanggil dii.
Perawat : Apa bapak sudah yakin merasa sehat dan siap untuk pulang?
Pasien : Insya-Allah, saya siap pulang hari ini.
Perawat : Baiklah bapak, kalau bapak sudah siap, saya mahasiswa dari prodi S1
keperawatan UNDIP semarang, bermaksud menyampaikan informasi tentang hal-
hal yang perlu bapak\keluarga ketahui dan rencana tindak lanjut perawatan
setelah bapak pulang nanti. Apa bapak sudah siap untuk menerima informasi dari
kami?
Pasien : Oh ya, terima kasih suster, silahkan!
b. Tahap kerja
Perawat : Apakah bapak sudah mengetahui hal-hal yang dilarang atau tidak
diperbolehkan bapak lakukan setelah pulang dari RS.
Pasien : Belum suster
Perawat : Diet, penggunaan insulin, tanda gejala , aktifitas, pelayanan kesehatan
terdekat.(menjelaskan hal-hal yang dilarang dan yang diperbolehkan bagi pasien
selama di rumah)
Pasien : (Bila pasien mengaku sudah, minta pasien untuk mengulangi atau
menyebutkan hal-hal yang dilarang atau tidak diperbolehkan pasien selama
dirumah)
Perawat :Kalau tidak keberatan bapak bisa menjelaskan kembali kepada kami
(untuk validasi pemahaman klien)
Pasien : Menyebutkan hal-hal yang diketahui sebelum pasien pulang
Perawat :Mendengarkan, bila ada yang salah membenarkan, dan bila yang
diungkapkan pasien benar, perawat memberikan pujian: bapak benar-benar siap
untuk pulang dan sangat perhatian pada kesehatan, semua informasi yang bapak
peroleh amua bapak ingat-ingat dengan baik
Pasien : Terima kasih suster.
c. Tahap terminasi
Perawat :Baik, sepertinya bapak sudah benar-benar ingin segera pulang, apakah
bapak sudah menyelesaikan administrasi KRS?
Pasien : Sudah suster
Perawat : Kalau sudah, silahkan barang-barang yang akan di bawa pulang di cek
lagi, jangan lupa tetap lupa tetap menjaga kesehatan dan kontrol sesuai jadwal
yang sudah di berikan. Kami selalu siap membantu bila ada yang bapak tanyakan
kepada kami.
Pasien : Terima kasih suster
Perawat : Kalau sudah, silahkan barang-barang yang akan di bawa pulang di cek
lagi, jangan lupa tetap menjaga kesehatan dan kontrol sesuai jadwal yang sudah di
berikan. Kami selalu siap membantu bila ada yang bapak tanyakan kepada kami.
Pasien : Terima kasih suster
Perawat : Karena waktunya sudah cukup dan bapak sudah siap untuk pulang,
kami ucapkan selamat jalan, dan mohon maaf bila pelayanan kami selama ini ada
yang kurang berkenan bagi bapak \ keluarga.
Pasien : Sama-sama suster, terima kasih. Selamat siang
Perawat : Selamat siang.
DAFTAR PUSTAKA