Anda di halaman 1dari 1

Hutan Rawa Musiman

Hutan Rawa adalah hutan yang tumbuh dan berkembang pada tempat yang selalu tergenang
air tawar atau secara musiman hutan tersebut tergenang air tawar. Secara periodik daerah-daerah
yang terletak di dekat aliran sungai bila musim hujan selalu tergenang akan terbentuk hutan rawa.
Selain itu hutan rawa juga biasanya terdapat di belakang hutan payau atau mangrove.
Hutan rawa musiman adalah hutan tanahnya yang tergenang waktu musim penghujan. Air pada
hutan rawa musiman bisa dari air hujan yang tergenang, limpahan air sungai disekitar rawa yang
meluap ataupun air permukaan lainnya. Sedangkan pada musim kemarau tanah hutan rawa ini
akan mengering dan terbentuk bekas-bekas genangan. Hutan rawa musiman biasanya terbentuk di
daerah yang berguna sebagai tempat pengendalian banjir di waktu musim penghujan dan
menjamin ketersediaan air waktu musim kemarau. Secara umum vegetasi pengisi hutan rawa
musiman sama dengan hutan rawa air tawar.

Periode tergenangnya hutan rawa yang tidak tetap, menyebabkan jumlah tingkat pertumbuhan
vegetasi yang tidak stabil. Pertumbuhan populasi vegetasi di hutan rawa musiman menganut pola
sigmod. Pola sigmoid yaitu pada awalnya peningkatan kepadatan populasi berlangsung lambat
kemudian berlangsung cepat dan kemudian berangsur-angsur menjadi lambat kembali karena
faktor lingkungan. Faktor pembatas yang menyebabkan jumlah individu semai melimpah
kemudian pada tingkat pancang mendadak turun secara drastis diduga dikarenakan
keterbatasan ruang tumbuh pada saat musim penghujan. Faktor ketersediaan air yang melimpah
pada musim penghujan diduga menjadi pembatas pertumbuhan semai menjadi pancang. Pada
saat musim penghujan tiba, maka ruang tumbuh akan tergenang air, sehingga membatasi
semai tumbuh menjadi pancang, namun menjadi kering pada musim kemarau, sehingga
memungkinkan keberhasilan pertumbuhan pada tingkat pancang.

Namun pada wilayah tertentu biasanya terdapat vegetasi yang dominan. Seperti contohnya di
hutan rawa musiman, Rimbo Tujuh Danau Riau dimana didominasi oleh Sterculia gilva. Semaian
S. gilva yang berasal dari biji memiliki tingkat hidup yang tinggi (Nuyim, 2005). Dimana vegetasi
tersebut mampu tumbuh baik di semua tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang, dan pohon.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sterculia gilva memiliki tingkat adaptasi terhadap perubahan
lingkungan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai