Anda di halaman 1dari 18

MERANCANG PENGUMPULAN DATA

Merancang pengumpulan data dalam suatu penelitian, dilakukan


setelah dikerjakan tahapan

A. Cara Pengumpulan Data.


Pengumpulan data penelitian terdiri dari berbagai cara yaitu:
1. Metode Observasi.
Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mengamati atau mengukur
clan mencatat kejadian yang sedang diteliti dalam sebuah lembar
observasi yang berisi variabel variabel yang akan diteliti. Seperti
mengamati perilaku anak dengan lembar DDST, mengukur
pembukaan kala I pada ibu bersalin.
2. Metode Dokumentary-Historikal./ Dokumentasi
Dilakukan jika peneliti tidak mungkin melakukan kontak langsung
dengan obyek penelitian atau peristiwa. Sebagai contoh, mengkaji
aktifitas yang telah dilakukan sehingga pasien mengalami ketuban
pecah dini, melihat lembar catatan kebidanan tentang adanya
riwayat eklampsia
3. Metode Survai.
Metode pengumpulan data yang menggunakan kuesioner atau
wawancara untuk mendapatkan data berupa tanggapan atau respon
dari sampel penelitian. Sebagai contoh melakukan pendataan tentang
jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh PUS, melakukan survei
imunisasi yang telah diberikan pada bayi di sebuah desa.

4. Metode Eksperimental.
Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
manipulasi atau melakukan pengubahan pada variabel bebas
(independent variable) untuk mengetahui dampak atau akibatnya
pada variable terikat atau dependent. Sebagai contoh melakukan
perawatan tali pusat dengan alkohol, mengajarkan senam hamil.

Menurut waktu pengumpulan data, maka pengumpulan data dapat


dilakukan dengan cara
1. Retrospektif, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari data
kejadian yang telah berlalu. Cara ini disebut juga dengan
metode dokumentary-historikal, yaitu mengumpulkan data
dari berbagai catatan kebidanan pasien yang telah lalu.
2. Cross sectional, yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data
diperoleh saat ini juga. Cara ini dilakukan dengan melakukan
survei, wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner pada
responden penelitian.
3. Prospektif, yaitu data yang dikumpulkan secara terus menerus
secara simultan.

B. Skala Pengukuran.
Sebelum menyusun instrumen atau alat pengumpul data,
terlebih dahulu ditetapkan skala pengukuran yang akan
digunakan. Dengan skala pengukuran yang tepat maka variable
akan terukur dengan baik sehingga nantinya akan
mempermudah analisa data.

Skala data atau skala pengukuran data adalah tingkatan besar -


kecil, jauh - dekat, bodoh - pandai dan sebagainya yang
menunjukkan perbedaan derajat.
Adapun skala pengukuran data penelitian terdiri dari
1. Skala Ratio.
Skala ratio adalah skala yang digunakan untuk data kuantitas
sebenarnya, yang dapat dihitung, atau dibagi atau dikurangi.
Sebagai contoh : jumlah cairan 500 cc, kadar Hb 13 gr%,
pembukaan 4, nadi 80 kali/menit, suhu tubuh 38 C.
2. Skala Interval.
Skala interval digunakan untuk mengukur derajat atau
tingkatan, digambarkan dalam garis kontinum yang
menunjukkan jarak dari satu satuan dengan satuan lainnya
selalu sama. Sebagai contoh jarak suhu 36 C-- 38 C (= 2
satuan) sama dengan 38 C - 40 C ( = 2 satuan.).
3. Skala Ordinal.
Data yang dikategorikan dan dapat diurutkan dalam kisaran
terendah sampai tertinggi disebut data ordinal. Misalnya
mengukur perilaku ibu ibu saat, menyusui, pendapat suami
tentang alat kontrasepsi. Sebagai contoh mengukur tingkat
pengetahuan ibu ibu tentang imunisasi di Posyandu
menggunakan skala ordinal sebagai berikut: 1= Baik, 2 =
sedang, 3 = buruk
4. Skala Nominal.
Skala nominal atau disebut data kategorik atau data kelompok
adalah pengukuran yang tidak dapat ditambah, dikurangi atau
diperbandingkan, jadi data tersebut hanyalah label dari sebuah
data seperti jenis kelamin : 1. Pria 2. Wanita atau agama : 1.
Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha.

Selanjutnya kita pilih satu jenis skala pengukuran data di atas yang
sesuai kemudian dijadikan acuan pengukuran dalam instrumen
penelitian yang akan kita disusun.
C. Instrumen Penelitian.

Langkah berikutnya adalah membuat instrumen penelitian atau


disebut alat pengumpul data. Dalam pembuatannya mengacu pada
variabel penelitian, definisi operasional dan skala pengukuran data
yang dipilih. Item pertanyaan kita susun berdasarkan variabel
penelitian sedangkan jawabanya kita susun berdasarkan skala
pengukuran data yang tepat. Berikut ini contoh instrumen
pengumpul data berupa kuesioner yang disusun dari contoh
kerangka kerja tentang motivasi kerja yang telah diterangkan
sebelumnya. Pertanyaan yang telah disusun berasal darii variabel
motivasi dan jawaban yang digunakan menggunakan skala ordinal.

No Pertanyaan Jawaban
Saya selalu berkeinginan untuk
melaksanakan tugas lebih baik STS TS S SS
dari orang lain _
Saya membutuhkan umpan
balik/ tanggapan dari orang lain STS TS S SS
terhadap basil pekerjaan saya
3 Menurut saya, dalam
melaksanakan tugas STS TS S SS
dibutuhkan keuletan agar

Berikut ini dijelaskan beberapa janis iristrumen penelitian sebagai


berikut
1. Daftar wawancara.
Adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan peneliti kepada
responden penelitian.
Contoh.
a. Menurut Sdr, apakah bidan disini melayani Sdr dengan baik?
1) . Jika ya, jelaskan alasan dan contohnya !
2). Jika tidak, jelaskan alasan dan contohnya !
b. Apakah sdr sudah puas dengan pelayanan kebidanan disini?
1). Jika sudah, jelaskan mengapa?
2). Jika belum,jelaskan rnengapa?

2. Lembar Observasi
Adalah lembar pencatatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
terhadap obyek penelitian yang sedang diamati, berikut ini
contohnya.

LEMBAR OBSERVASI
TANDA TANDA INFEKSI LUKA OPERASI SECTIO

Kode Pasien:. Hari Tgl : .... Ruang


Rawat :..............................
Tanda Infeksi Ada TidakAda
Bengkak
Kemerahan
Napas
Nyeri _~
Kotor bernanah
Selain itu dapat berupa lembar check-list seperti contoh berikut

PERAWATAN PAYUDARA

Kode Pasien:. Hari Tgl : .... Ruang


Rawat :..............................
Waktu AIR MASSAGE PERIKSA LAP
HANGAT MASA BERSIH

3. Kuesioner.
Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dibaca dan dijawab oleh
responden penelitian. Berikut ini akan diuraikan cara meryusun
sebuah kuesioner penelitian.
a. Kuesioner disusun berpedoman pada kerangka konsep/ kerja
penelitian.
b. Pertanyaan dalam kuesioner disusun berdasarkan variabel
penelitian yang telah diturunkan kedalam definisi operasional.
c.Tetapkan skala pengukuran data dari setiap jawaban kuesioner.
Sebaiknya gunakan satu skala pengukuran untuk satu variabel
agar mempermudah dalam menganalisa data.
d. Pertimbangkan beberapa hal berikut ini dalam menyusun
kuesioner:
1) Gunakan kata kata yang jelas artinya, tidak bias atau bermakna
ganda misalnya "aspirasi".
2) Hindarkan pertanyaan terlalu luas seperti: Dimanakah ibu
melahirkan. Responden akan bingung, melahirkan anak yang
nomer berapa yang ditanya.
3) Hindarkan dua pertanyaan yang digabung dalam sebuah
pertanyaan: Apakah ibu menjadi akseptor KB dan apakah
jenisnya ?
4) Hindarkan pertanyaan double negatif misalnya: Bukankah
sebaiknya keluarga yang sudah tiga anaknya tidak menambah
anak lagi :'
5) Responden sering tidak dapat menjawab pertanyaan jika
ditanya berapa jumlah anak, sebab belum punya anak.
6) Berikan alternatif jawaban tmtuk mempermudah responden
menjawab pertanyaan.
7) Susun pertanyaan dalam bentuk sederhana.
8) Pertanyaan dimulai dari hal sederhana, menyenangkan dan
mudah jawabannya.
9) Gunakan format kuesioner yang dapat mempermudah
responden menjawab pertanyaan.

CONTOH KUESIONER
MOTIVASI KERJA DI RUMAH SAKIT

Berikan tanda silang (X) pada kotak jawaban sesuai dengan pendapat
Saudara tentang motivasi kerja Saudara di tempat kerja saat ini.

STS = Sangat Tidak Setuju, artinya penryataan


sesuai dengan pendapat atau perasaan
TS = Tidak Setuju, artinya pernyataan tersebut tidak sesuai dengan
pendapat atau perasaan Saudara.
S= Setuju, artinya dan pernyataan tersebut sesuai dengan
pendapat
atau perasaan Saudara
SS = Sangat Setuju, artinya pernyataan tersebut sangat sesuai
dengan
pendapat atau perasaan Saudara
1 Saya membutuhkan tantangan untuk STS
bekerja TS S SS
2 Saya seharusnya mempunyai hasrat STS S SS
untuk TS
mengatasi tantangan yang timbal
3 Saya selalu mempunyai keinginan STS S SS
untuk TS
mengikuti perlombaan bidan teladan
4 Saya harus meningkatkan STS TS S SS
kemampuan saya dalam pekerjaan
5 dengan mengikutimerasa
Saya seharusnya pendidikan ataubila STS TS S SS
bangga
dapat memberikan pelayanan
6 kepada pasien dengan
Bila mendapat baik
perlakuan tidak baik STS TS S SS
dari pasien
7 atau keluarganya,
Dalam memberikan saya tetap akan
asuhan STS TS S SS
perawatan, saya berusaha agar dapat
8 bekerjasama
Saya berusaha dengan teman
menjaga atau
kebersihan STS TS S SS
diri dan lingkungan saya agar
9 ' dicontoh oleh
Saya selalu teman jalan
mencari pasien ataujika S' S TS
keluar SS
~ mendapat kesulitan daiam S
10 peiaksanaan asuhan kebidanan
Saya ingin orang lain dapat STS TS S SS
bekerjasama dengan saya dalam
11 Saya memerlukan dorongan untuk STS TS S SS
bersaing dengan prang lain agar saga
dapat bekerja lebih baik lagi
D. KESAHIHAN DAN KEHANDALAN (VALIDITY AND
RELIABILITY)

Validitas (kesahihan) alat pengumpul data (instrumen) sangat


diperlukan sebelum dipergunakan dalam penelitian. Instrumen
tersebut harus benar benar mengukur apa yang akan diukur.
Sebagai misal alat timbangan untuk menimbang beras akan sahih
bila digunakan untuk menimbang beras dan tidak sahih untuk
menimbang emas karena akan menghasilkan berat yang tidak
akurat.
Contoh lain termometer sebagai alat pengukur suhu.
Termometer suhu ruangan tidak sahih bila digunakan untuk
mengukur suhu tubuh sehingga hasilnya tidak akurat.
Demikian halnya dengan kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan data penelitian yang telah disusun. Kuesioner
tersebut selanjutnya dilakukan tes validitas. Sehingga kuesioner
motivasi kerja bidan tersebut adalah memang kuesioner yang
dapat mengukur motivasi kerja bidan.
Selanjutnya, selain validitas instrumen penelitian juga harus
dilakukan uji reliabilitas (kehandalan) . Instrumen tersebut handal,
tidak berubah ubah hasil ukurnya menskipun digunakan berulang
kali. Sebagai contoh untuk mendapatkan data dinamika jantung
melalui gelombang EKG yang balk, maka instrumen EKG harus
dikalibrasi sehingga handal. Dipakai berulang ulang menghasilkan
gelombang yang baik. Demikian halnya dengan kuesioner, harus
handal (reliable) yaitu bahwa alas ukur tersebut memiliki
konsistensi yang baik, tidak berubah ubah meskipun digunakan
berkali kali.

Berikut ini kita bahas cara melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas kuesioner.

1. Validitas.
Ada beberapa jenis teknik validitas yang dapat dilakukan pada
sebuah kuesioner penelitian, yaitu:
a. Validitas konten, yaitu melakukan validasi dengan
menggunakan logika. Bagaimanakah instrumen tersebut, kata
kata atau kalimat yang digunakan apakah logis sebagai alat
ukur penelitian dan sesuai dengan teori?
b. Validitas konstruk, yaitu validasi yang digunakan untuk
melihat struktur instrumen penelitian. Apakah sudah sesuai
dengan teori yang digunakan dalam penelitian tersebut. Salah
satu cara validasi yaitu dengan melakukan konsultasi pada ahli
sehingga diperoleh pendapat ahli tersebut (judgement experts)
tentang instrument

penelitian tersebut. Atau dengan cara. melakukan uji coba dengan


responden sekitar 30 orang.
Selanjutnya dilakukan analisa dengan bantuan metode korelasi.
kita akan mengetahui apakah pertanyaan pertanyaan dalam kuesioner
tersebut valid atau tidak. Misalnya, pertanyaan nomor 2 memiliki
korelasi yang bermakna (signifikan), maka pertanyaan nomor 2
tersebut disebut valid.

Sebagai contoh:
Sebuah kuesioner penelitian tentang pendapat pasien terhadap
pelayanan kebidanan RS Abdul Moeloek Bandar Lampun g
menggunakan skala ordinal:
Skor 0, diberikan bile responden menjawab tidak tahu.
Skor 1, diberikan bile responden menjawab tidak setuju.
Skor 2, diberikan bile responden menjawab setuju.
Skor 3, diberikan bile responden menjawab sangat setuju.

Skor hasil uji coba terhadap 10 orang responden dari 10 nomer


pertanyaan kuesioner dimasukkan pada master tabel yang memuat
semua item pertanyaan dan responden.
Master tabel uji validitas adalah

Nomer Pernyataan
Kode/Kespon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tot
denn al
Ol/ NyN 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 14
02/NyB 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 15
03/ NyC 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 13
04/ NyS 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 16
05/ NyD 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 13
0 6/Tn P 2 1 2 2 2 1 2 11 2 16
07 1 Ny, G 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 13
Sebagi contoh kite ingin mengetahui validitas soal nomor 1,
ma hitung korelasi skor pertanyaan nomor 1 terhadap skor tot
dengan menggunakan rumus pearson product moment

Untuk mengetahui apakah validitas soal nomor 1 tersebut


signifikan, maka bandingkan dengan nilai tabel Pearson
Product Moment pada N=10 dan signifikan 5 %( lihat
lampiran). Diketahui bahwa nilainya adalah 0,632, berarti
soal nomor 1 tidak signifikan karena nilai soal nomr 1= 0,190
memiliki nilai dibawah/ kurang dari 0,632. Dengan demikian
pertanyaan nomor 1 perlu direvisi atau diganti dan bila perlu
di drop (dihilangkan).

2. Reliabilitas
Guna melihat apakah instrumen yang telah disusun handal bila digunakan,
maka perlu dilakukan uji reliabilitas antara lain dengan metode
a. Test dan Re-test
Metode ini digunakan dengan cara mengulang ulang hingga beberapa
kali uji instrumen. Skor korelasi setiap uji coba dicari dan dilihat
signifikansinya. bila signifikan maka instrumen tersebut reliable.

b. Split Half
Metode ini digunakan dengan cara memilah instrumen menjadi dua
bagian. Bagian pertama berisi nomor ganjil dan bagian kedua berisi
nomor genap. Skor korelasi kedua bagiarl tersebut harus signifikan.

Instrumen penelitian yang valid dan reliabel mutlak diperlukan agar dalam
pengumpulan data, peneliti mendapatkan data yang sahih, baik dan akurat
sehingga penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan yang optimal
dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai