Anda di halaman 1dari 39

SEORANG WANITA USIA 47 TAHUN DENGAN BENIGN PAROXYSMAL

POSITIONAL VERTIGO (BPPV)


Case Report

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Program Profesi Dokter Stase


Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing:

dr. Listyo Asist Pujarini, M.Sc, Sp.S

dr. Eddy Rahardjo, Sp.S

Diajukan Oleh:

Pramudita Widiastuti, S. Ked

J510165056

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016
SEORANG WANITA USIA 47 TAHUN DENGAN BENIGN PAROXYSMAL
POSITIONAL VERTIGO (BPPV)
Case Report

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Program Profesi Dokter


Stase Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Oleh:

Pramudita Widiastuti, S. Ked

J510165056

Telah diajukan dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada
hari ....................... tanggal ..................................................... 2014.

Pembimbing

dr. Listyo Asist Pujarini, MSc, Sp. S dr. Eddy Rahardjo, Sp.S

Mengetahui

Kepala Program Profesi

FK UMS

dr. D. Dewi Nirlawati

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................5

A. Identitas pasien..............................................................................................5

B. Anamnesis.....................................................................................................5

C. Pemeriksaan Fisik.........................................................................................7

D. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................19

E. Usulan pemeriksaan....................................................................................19

F. Resume Pemeriksaan..................................................................................20

G. Dagnosis Banding.......................................................................................21

H. Diagnosis.....................................................................................................21

I. Terapi..........................................................................................................22

J. Prognosis.....................................................................................................22

Follow Up...........................................................................................................23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................28

A. Definisi Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)............................28

B. Epidemiologi...............................................................................................28

C. Etiologi........................................................................................................28

D. Patofisiologi................................................................................................28

E. Manifestasi klinis........................................................................................30

F. Diagnosis.....................................................................................................31

G. Penatalaksanaan..........................................................................................34

3
H. Prognosis.....................................................................................................38

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................39

DAFTAR PUS TAKA............................................................................................41

4
BAB I

A. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 47 tahun
Alamat : Karanganyar
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
MRS : 2 Oktober 2016

B. Anamnesis
Keluhan utama :
- Pusing berputar
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan pusing berputar hebat. Keluhan dirasakan sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. pusing berputar muncul secara tiba-tiba dan
dirasakan hilang timbul. Pasien mengatakan baru pertama kali mengalami
pusing berputar. Pasien tidak mengkonsumsi obat untuk menghilangkan
pusingnya. Pasien merasa pusing bertambah saat berpindah posisi terutama jika
mengubah posisi kepala dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya, dari tidur ke
posisi duduk atau berdiri. Pasien merasa pusing berkurang jika pasien dalam
keadaan diam atau tidak ada gerakan yang dilakukan. Pusing dirasakan selama
20 detik. Saat serangan, pasien sampai tidak bisa melakukan aktivitas. Pasien
juga mengeluhkan mual dan keringat dingin (+). Pasien tidak mengeluhkan
mendengar suara berdenging pada kedua telinga, tidak nyeri, tidak keluar
cairan berbau dan tidak ada rasa penuh pada kedua telinga. Penurunan
pendengaran tidak dirasakan ketika serangan. Tidak ada riwayat trauma atau
terjatuh, kejang dan penurunan kesadaran. Pasien menyangkal adanya riwayat
hipertensi, diabetes melitus, pembedahan telinga dan penyakit jantung. Pasien
tidak pernah merokok, konsumsi alkohol (-) dan minum kopi (-). Pasien tidak
mengalami demam, batuk dan pilek sebelumnya. Penglihatan kabur dan ganda

5
disangkal pasien. Pasien tidak ada kelemahan ekstremitas (-),BAK (+), BAB
(+), flatus (+) dan nafsu makan baik (+).Pasien juga tidak mengalami gangguan
makan dan minum, gangguan ketika tidur (-), gangguan berjalan (-), gangguan
perilaku (-), gangguan melihat (-) dan gangguan berbicara (-).
Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat penyakit serupa (-)

- Riwayat trauma (-)

- Riwayat hipertensi (-)

- Riwayat DM (-)

- Riwayat pembedahan telinga (-)

- Riwayat asam urat (-)

- Riwayat kolesterol (-)

- Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat penyakit serupa (-)

- Riwayat alergi (-)

- Riwayat hipertensi (-)

- Riwayat DM (-)

Riwayat kebiasaan :

- Riwayat merokok : disangkal

- Riwayat minum alkohol : disangkal

- Riwayat minum kopi : disangkal

6
Anamnesis Sistem:
- Sistem serebrospinal :Penurunan kesadaran
(-), demam (-), kejang (-), pusing berputar hebat
(+)

- Sistem kardiovaskuler : akral dingin (+), nyeri dada (-)

- Sistem respirasi : sesak nafas (-),batuk (-)

- Sistem gastrointestinal : Makan minum tidak


tersedak, mual (+), muntah (-), BAB (+) lancar

- Sistem muskuloskeletal : kelemahan anggota


gerak (-/-), otot mengecil (-), tungkai bengkak
(-), baal (-)

- Sistem integumentum : ruam (-), gatal (-)


- Sistem urogenital : BAK (+) lancar, disuria (-), poliuria (-)
Resume Anamnesis :
Seorang wanita usia 47 tahun datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan
keluhan pusing berputar hebat. Keluhan dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. pusing berputar muncul secara tiba-tiba dan dirasakan hilang
timbul. Pasien mengatakan baru pertama kali mengalami pusing berputar.
Pasien tidak mengkonsumsi obat untuk menghilangkan pusingnya. Pasien
merasa pusing bertambah saat berpindah posisi terutama jika mengubah posisi
kepala dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya, dari tidur ke posisi duduk atau
berdiri. Pasien merasa pusing berkurang jika pasien dalam keadaan diam atau
tidak ada gerakan yang dilakukan. Pusing dirasakan selama 20 detik. Saat
serangan, pasien sampai tidak bisa melakukan aktivitas. Pasien juga
mengeluhkan mual dan keringat dingin (+).

C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis :
- TD : 120/70mmHg
- N : 80x/menit

7
- R:20x/menit
- S:36,3
- Keadaan Umum : Cukup
- Status Gizi : Baik
- Kepala : Normosepal, simetris
- Mata : konjungtiva anemis (-), edema palpebra (-),reflek cahaya (+),
isokor.

- Leher : bentuk normal, pembesaran KGB (-), JVP : tidak meningkat.

- Paru-paru:

Inspeksi : Simetris, Ketinggalan gerak (-)Retraksi intercostae (-)


Palpasi : Gerak dada simetris, Fremitus normal
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : SDV (+/+), whezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas regular
Abdomen :
Inspeksi : Simetris, darm contour (-), tidak ada bekas luka operasi
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani dalam batas normal
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ektremitas :
Superior et Inferior dextra : akral hangat (+), edema (-)
Superior et Inferior sinistra : akral hangat (+), edema (-)
2. Status Neurologis

8
o Kesadaran : Compos Mentis

o Kuantitatif : GCS (E4V5M6)

o Kualitatif :

- Cara berpikir : normal


- Perasaan hati : normal
- Orientasi : normal (tempat,waktu,orang sekitar)
- Tingkah laku : normal
- Daya ingat : normal
3. Kepala :
- Bentuk : normochepal
- Ukuran : normal
- Simetris : (+)
4. Leher :
- Sikap : normal
- Gerakan : bebas
- Kaku kuduk : (-)
- Nyeri tekan : (-)
- Bentuk vertebra : normal
- Tes brudzinki : (-)
- Tes nafziger : (-)
- Tes valsava : (-)
- Pulsasi : normal
- Bising karotis : (-/-)
- Bising subklavia : (-/-)
5. Saraf Otak :
- N. 1 (olfaktorius)

9
Kanan Kiri

Daya Pembau Normal Normal

- N. II (optikus)

Kanan Kiri

Daya penglihatan Normal Normal

Pengenalan warna Normal Normal

Medan penglihatan Normal Normal

Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Arteri/vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- N. III (okulomotorius)

Kanan Kiri

Ptosis - -

Gerakan mata(ke Normal Normal


atas, medial, bawah

Ukuran pupil 3mm 3mm

Bentuk pupil Isokor Isokor

Reflek cahaya + +
langsung

Reflek cahaya tidak + +


langsung

Stabismus divergen - -

Diplopia - -

- N. IV (trokhlearis)

10
Kanan Kiri

Gerakan mata ke lateral Normal Normal


bawah

Stabismus konvergen - -

Diplopia - -

- N. V (trigeminus)

Kanan Kiri

Menggigit + +
Membuka mulut + +
Sensibilitas muka atas + +
Sensibilitas muka + +
tengah
Sensibilitas muka + +
bawah
Reflek kornea + +
Reflek bersin + +
Reflek maseter - -
Reflek zigomatkus - -
Trismus - -

- N.VI (abducens)

Kanan Kiri

Gerakan mata ke lateral Normal Normal

Strabismus konvergen - -

Diplopia - -

- N.VII (facialis)

Kanan Kiri

Kerutan kulit dahi + +


Kedipan mata + +
Lipatan naso-labial + +

11
Sudut mulut + +
Mengerutkan dahi + +
Mengerutkan alis + +
Menutup mata + +
Meringis + +
Mengembungkan pipi + +
Tik fasial - -
Lakrimasi - -
Daya kecap lidah 2/3 + +
depan
Reflek visuo-palpebra - -
Reflek glabella - -
Reflek aurikulo-palpebra - -
Tanda myerson - -
Tanda chovstek - -
Bersiul + +

- N. VIII (akustikus)

Kanan Kiri
Mendengar suara + +
berisik
Mendengar suara detik + +
arloji
Tes weber - -
Tes rinne - -
Tes schwabah - -

- N. IX (glossofaringeus)

Kanan Kiri

Arkus faring - -

Daya kecap lidah 2/3 + +


depan

Reflek muntah + +

12
Tersedak - -

- N. X (vagus)

Kanan Kiri

Arkus faring N N

Nadi N N

Bersuara + +

Gangguan menelan - -

- N. XI (aksesorius)

Kanan Kiri

Memalingkan kepala + +

Sikap bahu Normal Normal

Mengangkat bahu + +

Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi

- N. XII (hipoglossus)

Kanan Kiri

Sikap lidah Normal Normal

Artikulasi Normal Normal

Tremor lidah Normal Normal

Menjulurkan lidah Normal Normal

Kekuatan lidah Normal Normal

Trofi otot lidah Normal Normal

6. Badan

13
Interpretasi

Trofi otot punggung Normal

Nyeri membungkukan badan -

Kolumna vertebralis dalam batas normal

Trofi otot dada Eutrofi

Palpasi dinding perut supel, distensi (-), nyeri tekan (-)

Gerakan bebas

Reflek dinding perut Normal

7. Anggota gerak atas


- inspeksi

Kanan Kiri
Drop hand - -
Pitchers hand - -
Warna kulit Coklat Coklat
Claw hand - -
Kontraktur - -

- Palpasi : tidak ada kelainan

- Lengan atas :

Kanan Kiri

Gerakan bebas Bebas

Kekuatan otot 5 5

Tonus Normal Normal

Trofi Eutrofi Eutrofi

- Lengan bawah

14
Kanan Kiri

Gerakan bebas Bebas

Kekuatan otot 5 5

Tonus Normal Normal

Trofi Eutrofi Eutrofi

- Tangan

Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan otot 5 5

Tonus Normal Normal

Trofi Eutrofi Eutrofi

- Sensibiltas

Lengan Lengan Lengan Lengan Tangan Tangan


atas atas bawah bawah kanan kiri
kanan kiri kanan kiri
Nyeri + + + + + +
Termis + + + + + +
Taktil + + + + + +
Diskriminasi + + + + + +
Posisi + + + + + +
Vibrasi + + + + + +

Biceps Triceps

Reflek fisiologi +/+ +/+

Perluasan reflek -/- -/-

Reflek silang -/- -/-

Reflek patologis -/- -/-

15
8. Anggota gerak bawah
- inspeksi

Kanan Kiri
Drop foot - -
Udem - -
Warna kulit Coklat Coklat
Kontraktur - -

- Palpasi : tidak ada kelainan


- Tungkai atas :

Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan 5 5

Tonus Normal Normal

Trofi Eutrofi Eutrofi

- Tungkai bawah:

Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan 5 5

Tonus Normal Normal

Trofi Eutrofi Eutrofi

- Kaki

Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan 5 5

Tonus Normal Normal

16
Trofi Eutrofi Eutrofi

- Sensibilitas

Tungkai Tungkai Tungkai Tungkai Kaki Kaki


atas Patella
atas kiri bawah bawahAchilles
kanan kiri

Reflek fisiologi kanan +/+ kanan kiri +/+

Perluasan
Nyeri reflek + -/-
+ + + -/- + +
Termissilang
Reflek + +
-/- + + -/- + +
Taktil + + + + + +
Diskriminasi + + + + + +
Posisi + + + + + +
Vibrasi + + + + + +

Kanan Kiri

Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

schaeffaer - -

rossolimo - -

Mendel bachterew - -

Tes kernig - -

Tes oconnel - -

laseque - -

Tes patrick - -

Tes kontra patrick - -

Tes gaenselen - -

Klonus paha - -

17
Klonus kaki - -

9. Koordinasi, langkah dan keseimbangan :


- Cara berjalan : normal
- Tes romberg : (+) menutup mata
- Ataksia : normal
- Rebound fenomen : (-)
- Dismetri : normal
- Diskiadokhokinesis : (-)
- Nistagmus : -
- Gerakan abnormal : (-)
10. Fungsi vegetatif :
a. Miksi : inkontinensia (-), retensi urin (-), anuria (-), poliuria (-)
b. Defekasi : inkontinensia (-), retensio alvi (-)

D. Pemeriksaan Penunjang
- Darah rutin

Jenis pemeriksaan Hasil


Hb 14,6
Hct 44,3
Lekosit 5,95
Trombosit 389
Eritrosit 4,97
MPV 6,6
MCV 84,1
MCH 30,4
MCHC 32,5
Limfosit% 33,5
Monosit% 2,7
Eosinofil % 1,2
Basofil % 0,5
Gran% 53,0
GDS 142

18
E. Usulan pemeriksaan
1. Ct Scan
2. Dix Hallpix
3. Tes kalori

F. Resume Pemeriksaan
- KU : cukup
- Kesadaran : compos mentis
- Nn. Cranialis : normal
- Tanda meningeal : (-)
- Kaku kuduk (-)

Kanan Kiri

Reflek fisiologi + +

+ +

Reflek patologis - -

- -

Provokasi nyeri normal normal

Kekuatan otot 5 5

5 5

Tonus otot Normal Normal

Normal Normal

Trofi otot Eutrofi Eutrofi

Eutrofi Eutrofi

Gerakan Bebas Bebas

Bebas Bebas

Klonus - -

Sensibilitas + +

19
+ +

G. Dagnosis Banding
BPPV Meniere Labirintis Neuritis

Gejala umum Penyakit Meniere Labirintitis adalah pasien


yang didapatkan adalah suatu suatu proses mengeluhkan
yaitu pusing kelainan labirin peradangan yang pusing berat
biasanya muncul yang etiologinya melibatkan dengan mual,
setelah beberapa belum diketahui, mekanisme telinga muntah yang
gerakan kepala dan mempunyai dalam. Gejalanya hebat, nyeri telnga
misalnya miring trias gejala yang seperti nausea, hebat serta tidak
ke satu sisi pada khas, yaitu vomitus, nyeri mampu berdiri
waktu berbaring, gangguan pada telinga yang atau berjalan.
bangkit dari tidur, pendengaran, terinfeksi, demam Gejala-gejala ini
membungkuk atau tinitus, dan menghilang dalam
waktu serangan vertigo. Terdapat proses tiga hingga empat
menegakkan Terutama terjadi akut atau kronik, hari. Serangan
badan kembali, pada wanita serta toksik atau menyebabkan
menunduk atau dewasa, gejala supuratif. pasien mengalami
menengadah. berat tanpa Toksik akut ketidakstabilan dan
Serangan dipengaruhi disebabkan suatu ketidakseimbangan
berlangsung posisi, durasi lama infeksi pada selama beberapa
singkat, struktur bulan
bermasalah didekatnya, dapat
dengan pada telinga
keseimbangan, tengah sedangkan
mual, muntah, supuratif akut
keringat dingin. terjadi pada
infeksi bakteri
akut yang meluas
ke dalam struktur-
struktur telinga
dalam.

20
H. Diagnosis
Diagnosis klinis : pusing berputar

nausea

Diagnosis topis : sistem vestibular

Diagnosis etiologi : vertigo perifer (BPPV)

I. Terapi
Medikamentosa
- Infuse RL 20 tpm
- Injeksi vitamin neurotropik amp/drip
- Injeksi ondansetron amp/ 8 jam
- Injeksi omeprazole amp/ 12 jam
- Betahistin mesilat 2 x 1
Non medikamentosa
1. Eplay manuever

J. Prognosis
Death : bonam
Disease : dubia ad bonam
Disability : bonam
Discomfort : bonam
Disatisfication : bonam

21
Follow Up
2 Oktober 2016 3 Oktober 2016

S Pasien masih mengeluh pusing Pasien masih mengeluh pusing


berputar, mual (+), keringat dingin berputar berkurang, mual (+)
(+), muntah (-),demam (-), BAB
dan BAK normal, flatus (+), nafsu
makan baik, kelemahan
ekstremitas (-)
O KU: cukup KU: cukup
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
K/L: dbn, K/L: dbn,
Tho: dbn Tho: dbn
Abd: dbn Abd: dbn
Ekstr: edema (-) Ekstr: edema (-)
TD: 120/70, N: 80, RR: 20, S: 36 TD: 120/80, N: 84, RR: 20, S: 36,3
Status neurologi : Status neurologi :
GCS : E4V5M6 GCS : E4V5M6
Nn. cranialis: normal (+/+) Nn. cranialis: normal (+/+)
Tanda meningeal: (-) Tanda meningeal: (-)
Kaku kuduk: (-) Kaku kuduk: (-)

Ka Ki Ka Ki
Reflek + + Reflek + +
+ + + +
fisiologi fisiologi
Reflek - - Reflek - -
- - - -
patologis patologis
Kekuatan 5 5 Kekuatan 5 5
5 5 5 5
Otot Otot
Tonus otot N N Tonus otot N N
N N N N
Trofi otot E E Trofi otot E E
E E E E
Gerakan Bebas Bebas Gerakan Bebas Bebas

22
Bebas Bebas Bebas Bebas
Klonus - - Klonus - -
Sensibilitas + + Sensibilitas + +
+ + + +
Otonom : dbn Otonom : dbn

A Diagnosis klinis : pusing berputar, Diagnosis klinis : pusing berputar,


nausea nausea
Diagnosis topic: sistem vestibular Diagnosis topic: sistem vestibular
Diagnosis etiologi: vertigo perifer Diagnosis etiologi: vertigo perifer
(BPPV) (BPPV)

P Infuse RL 20 tpm - Infuse RL 20 tpm


Injeksi vit neurotropik amp/drip - Injeksi vit neurotropik amp/drip
Injeksi ondansetron amp/ 8 jam - Injeksi ondansetron amp/ 8 jam
Injeksi omeprazole amp/ 12 jam - Injeksi omeprazole amp/ 12 jam
Betahistin mesilat 2 x 1 - Betahistin mesilat 2 x 1
Eplay Manuever - Ibuprofen 200 mg
Diazepam 2 mg
Stelazsin 1/3
Alprazolam 0,5 mg
Cofein 30
Da in cap 2x1
Eplay Manuever

4 Oktober 2016 5 Oktober 2016

S Pasien masih mengeluh pusing Tidak ada keluhan

23
berputar berkurang
O KU: cukup KU: cukup
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
K/L: dbn, K/L: dbn,
Tho: dbn Tho: dbn
Abd: dbn Abd: dbn
Ekstr: edema (-) Ekstr: edema (-)
TD: 110/80, N: 84, RR: 20, S: 36,3 TD: 110/80, N: 84, RR: 20, S: 36,3
Status neurologi : Status neurologi :
GCS : E4V5M6 GCS : E4V5M6
Nn. cranialis: normal (+/+) Nn. cranialis: normal (+/+)
Tanda meningeal: (-) Tanda meningeal: (-)
Kaku kuduk: (-) Kaku kuduk: (-)

Ka Ki Ka Ki
Reflek + + Reflek + +
+ + + +
fisiologi fisiologi
Reflek - - Reflek - -
- - - -
patologis patologis
Kekuatan 5 5 Kekuatan 5 5
5 5 5 5
Otot Otot
Tonus otot N N Tonus otot N N
N N N N
Trofi otot E E Trofi otot E E
E E E E
Gerakan Bebas Bebas Gerakan Bebas Bebas
Bebas Bebas Bebas Bebas
Klonus - - Klonus - -
Sensibilitas + + Sensibilitas + +
+ + + +
Otonom : dbn Otonom : dbn

24
A Diagnosis klinis : pusing berputar, Diagnosis klinis : pusing berputar,
nausea nausea
Diagnosis topic: sistem vestibular Diagnosis topic: sistem vestibular
Diagnosis etiologi: vertigo perifer Diagnosis etiologi: vertigo perifer
(BPPV) (BPPV)

P - Infuse RL 20 tpm - Omeprazole 2 x 1


- Injeksi vit neurotropik amp/drip - Mertigo 2 x 1
- Injeksi ondansetron amp/ 8 jam - Piracetam 2 x 1
- Injeksi omeprazole amp/ 12 jam Eplay Manuever
- Mertigo 2 x 1
- Ibuprofen 200 mg BLPL
Diazepam 2 mg
Stelazsin 1/3
Alprazolam 0,5 mg
Cofein 30
Da in cap 2x1
Eplay Manuever

25
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)


Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai, yang sering
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness).
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan
keseimbangan perifer yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah
vertigo yang datang tiba-tiba diikuti mual muntah dan keringat dingin, yang
dipicu oleh perubahan posisi kepala (Edward, 2014; Solomon, 2000).

B. Epidemiologi
BPPV adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai,
kira-kira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada perempuan
serta usia tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35
tahun yang tidak memiliki riwayat cedera kepala. BPPV sangat jarang
ditemukan pada anak.

C. Etiologi
1. Idiopatik
Pada sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) (Fife,
2005).
2. Simtomatik
Pasca trauma, pascaoperasi, mastoiditis kronik. Pada orang tua
penyebab paling umum adalah degenerasi dari sistem vestibulardari telinga
dalam (Oghalai et al, 2000).

D. Patofisiologi
Patofisiologi BPPV dapat dibagi menjadi dua, antara lain (Bunjamin et al.,
2013):
1. Teori Cupulolithiasis

26
Pada tahun 1962 Horald Schuknecht mengemukakan teori ini untuk
menerangkan BPPV. Kupulolitiasis adalah adanya partikel yang
melekat pada kupula krista ampularis Dia menemukan partikel-
partikel yang berisi kalsiurn karbonat dari fragmen otokonia (otolith) yang
terlepas dari macula utriculus yang sudah berdegenerasi, menempel pada
permukaan kupula. Dia menerangkan bahwa kanalis semisirkularis
posterior menjadi sensitif akan gravitasi akibat partikel yang melekat pada
kupula. Hal ini analog dengan keadaan benda berat diletakkan di puncak
tiang, bobot ekstra ini menyebabkan tiang sulit untuk tetap stabil, malah
cenderung miring. Pada saat miring partikel tadi mencegah tiang ke posisi
netral. Ini digambarkan oleh nistagmus dan rasa pusing ketika kepala
penderita dijatuhkan ke belakang posisi tergantung (seperti pada tes Dix-
Hallpike). Kanalis semisirkularis posterior berubah posisi dari inferior ke
superior, dengan demikian timbul nistagmus dan keluhan pusing (vertigo).
Perpindahan partikel otolith tersebut membutuhkan waktu, hal ini yang
menyebabkan adanya masa laten sebelum timbulnya pusing dan
nistagmus.

2. Teori Canalolithiasis

27
Tahun 1980 Epley mengemukakan teori canalolithiasis, partikel
otolith bergerak bebas di dalam kanalis semisirkularis. Ketika kepala
dalam posisi tegak, endapan partikel ini berada pada posisi yang sesuai
dengan gaya gravitasi yang paling bawah. Ketika kepala direbahkan ke
belakang partikel ini berotasi ke atas sarnpai 90 0 di sepanjang lengkung
kanalis semisirkularis. Hal ini menyebabkan cairan endolimfe mengalir
menjauhi ampula dan menyebabkan kupula membelok (deflected), hal ini
menimbulkan nistagmus dan pusing. Pembalikan rotasi waktu kepala
ditegakkan kernbali, terjadi pembalikan pembelokan kupula, muncul
pusing dan nistagmus yang bergerak ke arah berlawanan. Model gerakan
partikel begini seolah-olah seperti kerikil yang berada dalam ban, ketika
ban bergulir, kerikil terangkat sebentar lalu jatuh kembali karena gaya
gravitasi. Jatuhnya kerikil tersebut memicu organ saraf dan menimbulkan
pusing.

E. Manifestasi klinis
Gejala umum yang didapatkan yaitu pusing biasanya muncul setelah
beberapa gerakan kepala misalnya miring ke satu sisi pada waktu berbaring,
bangkit dari tidur, membungkuk atau waktu menegakkan badan kembali,

28
menunduk atau menengadah. Serangan berlangsung singkat, bermasalah
dengan keseimbangan dan rasa mual (Tomas et al, 2009; Fife, 2005).

F. Diagnosis
Diagnosis BPPV dapat ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari
10-20 detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah
berbalik di tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur,
melihat ke atas dan belakang, dan membungkuk. Vertigo bisa diikuti
dengan mual.
2. Pemeriksaan fisik
Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak ada nistagmus
spontan, dan pada evaluasi neurologis normal. Pemeriksaan fisis standar
untuk BPPV adalah (Blitar et al, 2011):
a. Dix-Hallpike. Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang
memiliki masalah dengan leher dan punggung. Tujuannya adalah
untuk memprovokasi serangan vertigo dan untuk melihat adanya
nistagmus. Cara melakukannya sebagai berikut :
- Pertama-tama jelaskan pada penderita mengenai prosedur
pemeriksaan, dan vertigo mungkin akan timbul namun menghilang
setelah beberapa detik.
- Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga
ketika posisi terlentang kepala ekstensi ke belakang 30o40o, penderita
diminta tetap membuka mata untuk melihat nistagmus yang muncul.
- Kepala diputar menengok ke kanan 45o (kalau kanalis semisirkularis
posterior yang terlibat). Ini akan menghasilkan kemungkinan bagi
otolith untuk bergerak, kalau ia memang sedang berada di kanalis
semisirkularis posterior.
- Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita, penderita
direbahkan sampai kepala tergantung pada ujung tempat periksa.

29
- Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo, posisi tersebut
dipertahankan selama 10-15 detik.
- Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa terlihat dalam arah yang
berlawanan dan penderita mengeluhkan kamar berputar ke arah
berlawanan.
- Berikutnya manuver tersebut diulang dengan kepala menoleh ke sisi
kiri 45o dan seterusnya.
Berikut adalah gambaran Dix-Hallpike

Gambar Uji Dix-Hallpike

Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan


provokasi ke belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak
tampak lagi nistagmus. Pada pasien BPPV setelah provokasi
ditemukan nistagmus yang timbulnya lambat, 40 detik, kemudian
nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila sebabnya
kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan
nistagmus.

b. Tes kalori

30
Tes kalori ini dianjurkan oleh Dick dan Hallpike. Pada cara ini
dipakai 2 macam air, dingin dan panas. Suhu air dingin adalah 30 oC,
sedangkan suhu air panas adalah 44oC. volume air yang dialirkan
kedalam liang telinga masing-masing 250 ml, dalam waktu 40 detik.
Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul. Setelah
telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan
dengan air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu
telinga dalam. Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau
kanan atau air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5
menit ( untuk menghilangkan pusingnya).
F. Diagnosis Banding
1. Vestibular Neuritis
Vestibular neuronitis penyebabnya tidak diketahui, pada hakikatnya
merupakan suatu kelainan klinis di mana pasien mengeluhkan pusing berat
dengan mual, muntah yang hebat, serta tidak mampu berdiri atau berjalan.
Gejala-gejala ini menghilang dalam tiga hingga empat hari. Sebagian
pasien perlu dirawat di rumah sakit untuk mengatasi gejala dan dehidrasi.
Serangan menyebabkan pasien mengalami ketidakstabilan dan
ketidakseimbangan selama beberapa bulan, serangan episodik dapat
berulang. Pada fenomena ini biasanya tidak ada perubahan pendengaran
(Goudakos et al, 2010).
2. Labirintitis
Labirintitis adalah suatu proses peradangan yang melibatkan
mekanisme telinga dalam. Gejalanya seperti nausea, vomitus, nyeri pada
telinga yang terinfeksi, demam. Terdapat beberapa klasifikasi klinis dan
patologik yang berbeda. Proses dapat akut atau kronik, serta toksik atau
supuratif. Labirintitis toksik akut disebabkan suatu infeksi pada struktur
didekatnya, dapat pada telinga tengah atau meningen tidak banyak
bedanya. Labirintitis toksik biasanya sembuh dengan gangguan
pendengaran dan fungsi vestibular. Hal ini diduga disebabkan oleh produk-
produk toksik dari suatu infeksi dan bukan disebabkan oleh organisme

31
hidup. Labirintitis supuratif akut terjadi pada infeksi bakteri akut yang
meluas ke dalam struktur-struktur telinga dalam. Kemungkinan gangguan
pendengaran dan fungsi vestibular cukup tinggi. Yang terakhir, labirintitis
kronik dapat timbul dari berbagai sumber dan dapat menimbulkan suatu
hidrops endolimfatik atau perubahan-perubahan patologik yang akhirnya
menyebabkan sklerosi labirin (Mildenhall, 2010).
3. Penyakit Meniere
Penyakit Meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya
belum diketahui, dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan
pendengaran, tinitus, dan serangan vertigo. Terutama terjadi pada wanita
dewasa (Gates, 2005).

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dengan farmakologi untuk BPPV tidak secara rutin
dilakukan. Beberapa pengobatan hanya diberikan untuk jangka pendek untuk
gejala-gejala vertigo, mual dan muntah yang berat yang dapat terjadi pada
pasien BPPV. Terapi BPPV dapat dilakukan secara non farmakologis.
Partikel dengan sederhana perlu dikeluarkan dari kanal semisirkular posterior
dan mengembalikannya ke mana mereka berasal. Beberapa manuver yang
dapat dilakukan, antara lain (Blitar et al, 2011):
1. Canalith Reposisi Prosedur (CRT)/Epley manuver :
CRP adalah pengobatan non-invasif untuk penyebab paling umum dari
vertigo, terutama BPPV, CRP pertama kali digambarkan sebagai
pengobatan untuk BPPV di tahun 1992. Saat ini CRP atau maneuver
Epley telah digunakan sebagai terapi BPPV karena dapat mengurangi
gejala BPPV pada 88% kasus. CRP membimbing pasien melalui
serangkaian posisi yang menyebabkan pergerakan canalit dari daerah di
mana dapat menyebabkan gejala (yaitu, saluran setengah lingkaran dalam
ruang cairan telinga dalam) ke daerah telinga bagian dalam dimana canalit
tidak menyebabkan gejala (yaitu, ruang depan). Canalit biasanya berada
pada organ telinga bagian dalam yang disebut organ otolith, partikel kristal

32
ini dapat bebas dari organ otolith dan kemudian menjadi mengambang
bebas di dalam ruang telinga dalam.
Dalam kebanyakan kasus BPPV canalit bergerak di kanal ketika
posisi kepala berubah sehubungan dengan gravitasi, dan gerakan dalam
kanal menyebabkan defleksi dari saraf berakhir dalam kanal (cupula itu).
Ketika saraf berhenti dirangsang, pasien mengalami serangan tiba-tiba
vertigo.
Indikasi Canalith Reposisi Prosedur (CRT)/Epley manuver:
1. Episode berulang pusing dipicu BPPV.
2. Positif menemukan gejala dan nistagmus dengan pengujian posisi
(misalnya, uji Dix-Hallpike).

Gambar 1. Manuver Epley


- Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada gangguan keseimbangan
/ vertigo telinga kiri ) (1)
- Kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur
(2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian
putar kepala ke arah kanan (sebaliknya) perlahan sampai muka menghadap
ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo.

33
- Kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan
kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang
30 60 detik.
- Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo
hilang.
2. Latihan Semont Liberatory :

Gambar 2. Manuver Semont Liberatory


Keterangan Gambar :
- Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala
menoleh ke kiri.
- Kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2)
dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik)
- Kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu
30-60 detik, baru kembali ke posisi semula. Hal ini dapat dilakukan dari
arah sebaliknya, berulang kali.
Latihan ini dikontraindikasikan pada pasien ortopedi dengan kasus
fraktur tulang panggul ataupun replacement panggul.
3. Latihan Brandt Daroff
Latihan Brand Daroff merupakan suatu metode untuk mengobati BPPV,
biasanya digunakan jika penanganan di praktek dokter gagal. Latihan ini 95%
lebih berhasil dari pada penatalaksanaan di tempat praktek. Latihan ini
dilakukan dalam 3 set perhari selama 2 minggu. Pada tiap-tiap set, sekali

34
melakukan manuver dibuat dalam 5 kali. Satu pengulangan yaitu manuver
dilakukan pada masing-masing sisi berbeda (membutuhkan waktu 2 menit).

Cara latihan Brand-Darroff :

Gambar 3. Manuver Brand-Darroff

Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda,


pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan,
kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke
sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan
berulang kali, pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah.
4. Manuver Rolling / Barbeque
5 sampai 10% BPPV disebabkan oleh varian semisirkular horizontal.
Manuver ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk BPPV. Untuk
Rolling/Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360 o,
mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai
berguling ke kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul
vertigo, berhenti dulu tapi jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang
berguling diteruskan, sampai akhirnya kembali ke posisi semula.

35
H. Prognosis
Pasien perlu untuk diedukasi tentang BPPV. Satu dari tiga pasien sembuh
dalam jangka waktu 3 minggu, tetapi kebanyakan sembuh setelah 6 bulan dari
serangan. Pasien harus diberitahu bahwa BPPV dapat dengan mudah
ditangani, tetapi harus diingatkan bahwa kekambuhan sering terjadi bahkan
jika terapi manuvernya berhasil, jadi terapi lainnya mungkin dibutuhkan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa 15% terjadi kekambuhan pada tahun
pertama, kemudian 50% kekambuhan terjadi pada 40 bulan setelah terapi
(Bunjamin et al., 2013).

36
BAB III

PEMBAHASAN
Pada kasus ini seorang pasien perempuan, 47 tahun dengan keluhan pusing
berputar hebat. Keluhan dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
pusing berputar muncul secara tiba-tiba dan dirasakan hilang timbul. Pasien
mengatakan baru pertama kali mengalami pusing berputar. Pasien tidak
mengkonsumsi obat untuk menghilangkan pusingnya. Pasien merasa pusing
bertambah saat berpindah posisi terutama jika mengubah posisi kepala dari kanan
ke kiri ataupun sebaliknya, dari tidur ke posisi duduk atau berdiri. Pasien merasa
pusing berkurang jika pasien dalam keadaan diam atau tidak ada gerakan yang
dilakukan. Pusing dirasakan selama 20 detik. Saat serangan, pasien sampai tidak
bisa melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluhkan mual dan keringat dingin (+).
Pada kasus ini diagnosis klinisnya adalah pusing berputar hebat dan nausea.
Diagnosis klinis merupakan keluhan yang didapatkan pada pasien. Sedangkan
diagnosis topisnya adalah sistem vestibuler. Pada vertigo perifer, sistem
vestibulernya terganggu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sedang,
kesadaran kompos mentis koperatif dengan GCS 15 (E4M6V5). Tanda vital
ditemukan dalam batas normal. Status internus didapatkan dalam batas normal.
Pada status neurologis tidak ditemukan tanda rangsang meningeal tanda
peningkatan tekanan intrakranial. Pemeriksaan nervus cranialis tidak adanya
kelainan.Pada pemeriksaan fungsi motoric, fungsi sensorik dan otonom dalam
batas normal. Pada pemeriksaan ditemukan fungsi refleks fisiologis dalam batas
normal dan tidak ditemukan refleks patologis dan.
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis BPPV, karena ditemukan pada pasien
ini memenuhi kriteria untuk BPPV yaitu:
- Rasa pusing berputar yang akut
- Disertai mual, keringat dingin
- Diperberat karena perubahan posisi
Yang menjadi poin diagnostik untuk kasus ini adalah pusing berputar yang
diperberat oleh perubahan posisi kepala. Hal ini khas terjadi pada BPPV. Selain

37
itu yang menjadi penunjang diagnosis yaitu onsetnya akut dan disertai mual serta
keringat dingin.. Hal ini merupakan gejala dari vertigo perifer.
Untuk mendukung diagnosis ke arah BPPV perlu dilakukan tes provokasi
nistagmus. Gunanya adalah menentukan apakah ini termasuk vertiogo sentral
maupun perifer. Tes provokasi akan menyebabkan timbulnya nistagmus. Arah
nistagnus dapat dinilai untuk menentukan jenis vertigo. Pada vertigo tipe perifer
akan timbul nistagmus yang bersifat horizontal maupun rotatoar.
Terapi yang diberikan pada pasien ini Betahistin mesilat 2 x 12 mg yang
berfungsi mengatur kadar cairan dalam labirin. Pada BPPV dapat dilakukan
beberapa mauver seperti Apley manuver untuk menghilangkan serpihan/endapan
kristal otolit yang berada di kanalis semisirkularis yang mengganggu aliran
endolimfe.

38
DAFTAR PUS TAKA
Blittar, R., Raquel, M., Paula, L., Alessandra R., Andre, L., Carlos, A. 2011.
Benign paroxysmal positional vertigo: diagnosis and treatment.
International Tinnitus Journal. 16(2):135-45.
Edward, Y dan Yelvita Roza. Diagnosis dan Penatalaksanaan BPPV Kanalis
Horizontal. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala
Leher Padang : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Fife, D., Fitzgerald, J. Do Patients with Benign Paroxysmal Positional vertigo
Receive Prompt treatment. Int J Audiol. 2005. 44:50-57.
Goudakos, J., Konstantinos, D., Valerie, F. 2010. Corticosteroids in the Treatment
of Vestibular Neuritis: A Systematic Review and Meta-Analysis. Otology
& Neurotology. 31:183-189 .
Johnson J & Lalwani AK. Vestibular Disorders. In : Lalwani AK, editor. Current
Diagnosis & treatment in Otolaryngology- Head & Neck Surgery. New
York : Mc Graw Hill Companies. 2004. p 761-5.
Midenhall, J. 2010. Patophysiology of Labirinthys. Journal of Paramedic. 2(7) :
297-300.
Oghalai,J., Manolidis, S., Barth, J., et al. 2000. Unrecognized benign paroxysmal
positional vertigo in elderly patients. Ortolaryngol Head Neck Surg.
122:630-634.
Purnamasari PP. Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional
Vertigo. Ilmu Penyakit Saraf RSUP Sanglah Denpasar : FK Universitas
Udayana.
Solomon, D. 2000. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Neurologic
Ophthalmology and Otology. 2:417427.
Tomaz, A., Gananca, M. 2009. Benign Paroxysmal Positional Vertigo :
concomitant Involvement of Different Semicircular Canals. Ann Oto
Rhinol Laryn. 118 : 113-117.

39

Anda mungkin juga menyukai