1410211035 Aklimatisasi • Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. • Adaptasi dilakukan untuk menghadapi stress lingkungan, yaitu suatu kondisi yang mengganggu fungsi normal organisme. Ketinggian • Berdasarkan KBBI: Ketinggian merupakan tinggi suatu titik di atas bidang acuan dimana acuan yang biasanya digunakan adalah tinggi rata-rata dari permukaan laut. • Ketinggian terdiri dari tiga skala, yaitu tinggi (2438 – 3658 meter), sangat tinggi (3658 – 5487 meter), dan ekstrim ( >5500 meter) • Ketinggian diatas 8000m merupakan “death zone” dimana tubuh tidak lagi dapat melakukan aklimatisasi • Suatu kondisi yang berhubungan dengan ketinggian: Hypobaric hypoxia • Hypobaric hypoxia adalah tekanan parsial oksigen yang menurun yang berbading lurus dengan penurunan tekanan atmosfer di tempat dengan ketinggian tertentu. • Tekanan atmosfer dan tekanan oksigen inspirasi akan menurun secara linear, menjadi 50% dari nilai permukaan laut pada ketinggian 5000 meter dan hanya 30% dari nilai permukaan laut pada ketinggian 8900 meter (Puncak Everest). Aklimatisasi dan Kebugaran
• Kondisi tubuh akan menguat dalam waktu
singkat setelah kembali dari ketinggian Kompensasi Tubuh • Sistem Respirasi - Semakin tinggi suatu tempat tekanan parsial O2 akan menurun tekanan O2 di alveoli menurun peningkatan deoksigenasi darah perfusi oksigen ke jaringan menurun - Tubuh akan melakukan peningkatan ventilasi terjadi bila tekanan oksigen inspirasi menurun sampai kira-kira 13,3 kPa atau pada ketinggian 3000 meter. - Hiperventilasi diatur oleh kemoreseptor perifer di aorta dan sinus karotis peka perubahan parsial O2 arteri mengirim sinyal ke pusat pernapasan di otak untuk membentuk HVR (Hypoxic ventilator response) - HVR meningkatkan kecepatan & kedalaman respirasi memaksimalkan kemampuan paru dalam difusi gas jika berhasil tekanan parsial O2 di alveolis dapat meningkat 25-30% • Sistem Kardiovaskular - Terjadi peningkatan curah jantung, frekuensi jantung dan tekanan darah sistemik akibat stimulasi dari saraf simpatis - Dengan bertambahnya hipoksia kecepatan denyut jantung bertambah dari rerata 70 detak per menit menjadi sekitar 105 per menit pada ketinggian 4500 m. • Darah - Terjadi adaptasi dengan peningkatan eritropoietin (dilepas 1-2jam setelah paparan hipoksia dan puncaknya 24-48 jam) akan menstimulus sumsum tulang untuk mensintesis eritrosit sintesis eritrosit akan meningkat dan diikuti peningkatan kadar hematokrit dan hemoglobin - Peningkatan eritropoietin disebabkan Hypoxia-Inducible Factor II (HIF-2) Pada ketinggian 5000 m jumlah sel darah merah naik dari 5 juta menjadi 7 juta per mm3 pada hari ke 7-14 setelah berada pada ketinggian tersebut. Volume darah bertambah dari 40ml/kg menjadi 50 ml/kg pada ketinggian 4540 m selama 1-3 minggu. - Pada ketinggian kadar 2,3-diphosphoglycerate (2,3-DPG) akan meningkat - 2,3-DPG merupakan substansi di eritrosit dan berperan sebagai regulator dalam afinitas O2 dan hemoglobin • Afinitas O2 dan hemoglobin akan menurun oleh karena peran 2,3-DPG pelepasan O2 dari darah dan perfusi O2 ke jaringan lebih cepat. - Volume plasma menurun hingga 25% dalam beberapa jam pertama dari paparan ketinggian sampai setelah beberapa minggu -- respon yang disengaja oleh tubuh sebagai mengurangi plasma (bagian cair dari darah) dalam efek meningkatkan kepadatan sel darah merah. - Pada ketinggian 3500 – 4000m, volume plasma berkurang 3-5 ml/kgBB • Sistem Saraf Pusat Pada ketinggian Tekanan O2 berkurang sirkulasi O2 ke otak berkurang mengganggu kognitif, kemampuan aritmatika, memori, dan decision-making • Ginjal Hipoksia akut menyebabkan 2 – 3 kali peningkatan ekskresi protein urin. Mekanisme pasti belum jelas, kemungkinan akibat perubahan permeabilitas kapiler dan filtrasi glomerus. • Gangguan tidur Semakin tinggi suatu tempat yang didaki akan meningkatkan insidensi kualitas tidur yang buruk central sleep apnea sering menjadi lelah dan terbangun karena perasaan seperti tercekik.
• Dehidrasi Angin yang bertiup kencang dan kelembaban udara yang rendah dapat berdampak pada dehidrasiyang cepat