PT PLN (PERSERO)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
JAWA BALI
TELAAHAN STAF
TAHUN 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Telaahan Staf dengan judul Studi Under Frequency
Relay, Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali. Penulisan telaahan staf ini merupakan
salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Executive Education IV
angkatan 2 tahun 2013. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit menyelesaikan Telaahan Staf ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. M. Taufik, sebagai Mentor sekaligus Atasan yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran selama Mentee melakukan OJT dan menyusun
Telaahan Staf;
2. Bapak Ahmad Taufik dan Bapak Hendrawan Susanto, yang bersedia meluangkan
waktu dan sumbangan pikiran dalam penyusunan Telaahan Staf ini;
3. Mas Teguh Rilanto, Kang Heri Irwansyah, Mas Inggih SP dan Rekan-Rekan
ANEV Operasi Sistem lainnya yang telah membantu dan memberi masukan serta
semangat kepada penyusun;
4. Orang tua, istri dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan moral;
Akhir kata, saya berharap Allh SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan Telaahan Staf dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Metodologi ................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
Beban tenaga listrik di sistem tenaga listrik Jawa Bali terus bertambah sehingga dilakukan
penambahan kapasitas Unit Pembangkit, Saluran Transmisi, Transformator, dan lain-lain
(infrastruktur). Saat ini pengelolaan penyaluran dan pengaturan beban sistem Jawa Bali menjadi
tanggung jawab PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali [PLN P3B-JB], sehingga PLN P3B-JB terus
mengupayakan agar tujuan operasi sistem tenaga listrik tercapai yaitu Keandalan, Mutu dan Sekuriti.
Salah satu strategi operasi di PLN P3B-JB adalah skema pelepasan beban (Load Shedding) dalam
kondisi darurat yaitu akibat dari keluarnya Pembangkit dan mengakibatkan sistem mengalami beban
lebih dan frekuensi sistem turun. Untuk mempertahankan frekuensi sistem yang turun disiapkan sistem
pencegahan/defence scheme yaitu Under Frequency Relay (UFR), dimana saat ini PLN P3B-JB
menggunakan skema pelepasan beban (Load Shedding) yang disusun pada tahun 2006. Dengan
sistem Jawa Bali yang telah berkembang dan naiknya beban sistem serta bertambahnya unit
pembangkit maka perlu dilakukan peninjauan ulang Program Load Shedding UFR dengan
menyesuaikan dengan kondisi terakhir sistem Jawa Bali .
Kata kunci:
Frekuensi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali, Defence Scheme Under Frequency Relay(UFR).
Bab I
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan
Strategi pelepasan beban di sistem tenaga listrik Jawa Bali (SJB) yang andal
merupakan hal penting dan perlu selalu diperbaharui sesuai dengan kondisi sistem.
Kondisi sistem Jawa Bali yang berkembang baik beban maupun pembangkitan,
mengindikasikan bahwa perlunya pengkajian terhadap program pelepasan beban
(Load Shedding) yang dibuat tahun 2006 dan masih digunakan sampai saat ini.
Program pelepasan beban SJB tahun 2006 dihitung dengan asumsi beban
puncak (BP) SJB sebesar 16.231 MW, sedangkan realisasi BP SJB tahun 2012 adalah
sebesar 21.237 MW yang terjadi pada tanggal 15 Oktober 2012 pukul 18.00 WIB
(tahun 2011 sebesar 19.739 MW).
Kapasitas terpasang unit pembangkit di SJB pada tahun 2006 adalah sebesar
20.554 MW, sedangkan tahun 2012 adalah sebesar 29.000 MW (tahun 2011 sebesar
23.865 MW).
Untuk itu perlu kiranya dilakukan kajian ulang strategi pelepasan beban yang
dihitung berdasarkan kondisi terakhir sistem tenaga listrik Jawa Bali.
Tujuan penulisan Studi Under Frequency Relay, Sistem Tenaga Listrik Jawa
Bali adalah untuk meninjau ulang program pelepasan beban yang disusun pada
tahun 2006 sebagai bahan masukan bagi manajemen PLN P3B Jawa Bali, mengingat
sistem Jawa Bali telah mengalami pertumbuhan di sisi beban (konsumen),
pembangkitan maupun saluran transmisi.
Bab II
PERMASALAHAN
Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (SJB) merupakan sistem interkoneksi kelistrikan
terbesar di Indonesia yang terhubung satu sama lain melalui transmisi tenaga listrik
500 kV, 150 kV dan 70 kV seperti terlihat pada Gambar 2.1. Sistem interkoneksi ini
juga membuat setiap kejadian di sistem tenaga listrik akan dirasakan dan
mempengaruhi seluruh sistem interkoneksi lainnya.
48,4 Hz) tetapi juga untuk Skenario Pelepasan Beban oleh rele df/dt (49,5 Hz).
Pelepasan beban di tegangan tinggi sudah memiliki operating time yang lebih cepat
(lebih kecil 100 msec), akurasi yang lebih tinggi dan sensitifitas yang lebih peka
(~0,01 Hz) apabila dibandingkan dengan pelepasan beban di penyulang 20 kV (200
s.d 300 msec) dengan sensitifitas (~0,1 Hz). Oleh sebab itu beban yang dilepas oleh
rele UFR dengan df/dt adalah di tegangan tinggi. Alokasi beban yang dilepas oleh
UFR dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Sehingga untuk menyesuaikan dengan kondisi terakhir sistem Jawa Bali perlu
dilakukan review terhadap skema load shedding UFR yang digunakan saat ini, serta
dilakukan perhitungan kembali Indeks Kekuatan Sistem (IKS) Jawa Bali sebagai
dasar penyusunan skema pelepasan beban UFR yang baru.
Bab III
PERSOALAN
Bab IV
PRA ANGGAPAN
Bab V
Pada tanggal 15 Januari 2013 telah terjadi gangguan di subsistem Paiton dengan
tripnya unit pembangkit sebesar 3.585 MW dan mengerjakan Under Frequency Relay
(UFR) tahap 1 s.d 6 (49,0 Hz s.d 48,5 Hz) dengan total beban yang dilepas sebesar
1.884 MW (target beban yang dilepas seharusnya 2.762 MW). Dengan melihat trip
pembangkit di atas, hasil perbandingan antara target dan realisasi menunjukkan
bahwa tingkat keberhasilan skema pelepasan beban UFR pada saat kejadian adalah
sebesar 68,2 %.
Dari kejadian diatas dapat dianalisa dan dievaluasi unjuk kerja skema pelepasan
Under Frequency Relay (UFR) saat ini, yaitu diketahui bahwa Under Frequency
Relay (UFR) yang terpasang saat ini tidak bekerja secara optimal sehingga perlu
dilakukan review terhadap alat yang terpasang dan juga kajian atas kecukupan alokasi
beban yang harus dilepas.
Kehandalan sistem merupakan suatu hal yang penting dan harus selalu dijaga,
untuk itu kajian yang selalu mengikuti perkembangan sistem sangat membantu
terjaganya pelayanan kepada beban (konsumen).
Bab VI
PEMBAHASAN
Strategi pelepasan beban di sistem tenaga listrik Jawa Bali yang andal
merupakan hal penting dan perlu selalu diperbaharui sesuai dengan kondisi sistem
terakhir. Kondisi sistem Jawa Bali yang berkembang baik beban maupun
pembangkitan, mengindikasikan bahwa perlunya pengkajian terhadap program
pelepasan beban (Load Shedding) yang dibuat tahun 2006 dan masih digunakan
sampai saat ini.
Untuk mempertahankan frekuensi dalam batas toleransi yang diperbolehkan,
penyediaan/pembangkitan daya aktif dalam sistem harus selalu disesuaikan dengan
kebutuhan daya aktif konsumen. Pengaturan daya aktif dilakukan dengan mengatur
kopel penggerak generator.
Menurut hukum Newton hubungan antara kopel mekanis penggerak generator
dengan perputaran generator, yaitu :
....................................................... (2.1)
.
(2.2)
Hal ini berarti bahwa pengaturan frekuensi dalam suatu sistem berarti pula
pengaturan kopel penggerak generator atau juga pengaturan daya aktif dari generator.
Ditinjau dari mesin penggerak generator ini berarti pengaturan frekuensi sistem
adalah pengaturan pemberian bahan bakar pada unit termis dan pengaturan pemberian
air pada unit hidro, dimana hal tersebut dilakukan oleh governor unit pembangkit.
Ketidakseimbangan antara suplai daya pembangkit dan kebutuhan beban,
menimbulkan pergeseran nilai nominal frekuensi sistem. Hal yang dapat
menimbulkan ketidakseimbangan tersebut adalah:
a. Kenaikan beban konsumen secara tiba-tiba;
b. Terjadinya gangguan pada unit pembangkit yang sedang beroperasi yang
menyebabkan keluaran outputnya tiba-tiba menurun;
c. Gangguan pada unit pembangkit yang sedang beroperasi yang menyebabkan unit
keluar (trip) dari sistem.
Ketidakseimbangan yang menimbulkan perubahan frekuensi yang relatif kecil, relatif
aman/masih dapat diatasi oleh aksi governor unit-unit pembangkit yang sedang
beroperasi, baik secara otomatis Load Frequency Control (LFC) unit pembangkit,
ataupun pengaturan manual oleh operator/dispatcher.
Sehingga apabila unit pembangkit besar trip atau sistem kehilangan pasokan
daya yang besarnya melebihi Indeks Kekuatan Sistem (IKS) maka frekuensi sistem
akan turun mencapai < 49,0 Hz. Gangguan semacam ini dapat mengancam
kestabilan, karena governor baru memberikan output setelah 4 detik, untuk itu
diperlukan langkah penyelamatan seketika, yaitu penerapan skema pelepasan beban
(load shedding).
energi kinetik yang tersimpan dalam putaran rotor. Mula-mula kelebihan beban ini
dilayani oleh sebagian energi kinetik yang dimiliki mesin-mesin tersebut. Hai inilah
yang menyebabkan frekuensi sistem turun.
Dengan demikian konstanta inersia dapat didefinisikan sebagai perbandingan
antara kinetik yang tersimpan pada rotor yang berputar pada frekuensi nominal
dengan daya generator.
Harga konstanta inersia dari suatu unit pembangkit telah ditentukan oleh
pabrikan atau juga dapat ditentukan dengan persamaan 2.4 berikut :
H =
................................................................ (2.4)
Makin besar unit pembangkit yang hilang makin cepat frekuensi turun, kecepatan
menurunnya frekuensi juga tergantung pada besar kecilnya inersia sistem. Contoh
sederhana hubungan antara penurunan frekuensi dan harga konstanta inersia pada
suatu sistem dapat dilihat seperti gambar 6.1 dan persamaan 2.5.
Area 1 Area 2
Tie Line
G1 G1
MW Line
...............
................................... (2.5)
dimana :
dfave(t)/dt = Rata-rata penurunan prekuensi pada sistem
PG = Beban Unit Pembangkit Trip (MW)
H1, H2 = Koefisien Inersia Area 1 dan Area 2
Dari persamaan diatas, semakin besar konstanta inersia sistem, laju penurunan
frekuensi semakin lambat. Besaran inersia sistem (H) merupakan ukuran kekakuan
sistem (Stiffness).
Dari hasil rekapitulasi gangguan pembangkit tahun 2012 diperoleh Indeks Kekuatan
Sistem Jawa bali adalah sebesar 718,5 MW/Hz.
Pada saat beban puncak sistem Jawa Bali bersamaan (coincidence) sebesar 21.237
MW, beban terdistribusi dalam 5 (lima) wilayah Area Pelayanan Beban (APB) yang
merupakan Unit PLN P3B-JB dengan perincian sebagai berikut :
- Tertinggi adalah APB Jakarta dan Banten (JAKBAN) yaitu 41,4% sebesar 8.758
MW yang melayani seluruh konsumen Distribusi Jaya & Tangerang dan sebagian
konsumen Distribusi Jawa Barat;
- Pada urutan kedua adalah beban APB Jawa Timur (JATIM) yaitu 20,7% sebesar
4.397 MW yang melayani konsumen Distribusi Jawa Timur;
- Pada urutan ketiga adalah APB Jawa Barat (JABAR) yaitu 20,2% sebesar 4.280
MW yang melayani konsumen Distribusi Jawa Barat;
- Pada urutan keempat adalah APB Jawa Tengah dan DIY (JATENG) yaitu 14,8%
sebesar 3.137 MW yang melayani konsumen Distribusi Jawa Tengah & DIY;
- Terendah adalah APB Bali yaitu 2,9% sebesar 637 MW yang melayani konsumen
Distribusi Bali.
Area MW Persen
sudah memiliki operating time yang lebih cepat (lebih kecil 100 msec),
akurasi yang lebih tinggi dan sensitifitas yang lebih peka (~0,01 Hz)
apabila dibandingkan dengan pelepasan beban di penyulang 20 kV (200
s.d 300 msec) dengan sensitifitas (~0,1 Hz). Oleh sebab itu beban yang
dilepas oleh rele UFR dengan df/dt adalah di tegangan tinggi. Alokasi
beban yang dilepas oleh UFR dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Adalah suatu hal yang menjadi pemikiran untuk dilakukan review terhadap
skema load shedding UFR tersebut, dan ini menjadi dorongan kepada penyusun untuk
mencoba melakukan pemutakhiran dengan kondisi saat ini.
Bab VII
KESIMPULAN
Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (STLJB) adalah gabungan antara Jaringan
Bab VIII
Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (STLJB) adalah gabungan antara Jaringan
REFERENSI
[1] PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, Rencana
Operasi Tahun 2013 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali Sistem Tenaga Listrik
Jawa Bali, Januari 2013;
[2] PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Evaluasi
Operasi Sistem Jawa Bali 2012, Maret 2013;