PENGABDIAN MASYARAKAT
Ketua :
Nita Nurniza
Anggota :
Agus Ardinansyah
Prastiwi Setianingtyas
1. Pendahuluan
Menurut Wikipedia kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomi. Pemeliharaan kesehatan
kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun
secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
Berdasarkan pengertian diatas maka kesehatan secara umum meliputi kesehatan gigi dan
mulut. Kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari jaringan keras maupun jaringan lunak yang
ada di dalam mulut. Jaringan keras mencakup gigi dan tulang penyangga gigi, sedangkan
jaringan lunak mencakup jaringan periodontal dan mukosa dalam rongga mulut.
Jaringan periodontal adalah jaringan pendukung gigi yang terdiri dari jaringan lunak dan
jaringan keras. Jaringan lunak yang mendukung gigi adalah gingiva dan jaringan keras yang
mendukung gigi terdiri dari sementum, ligament periodontal, tulang alveolar. Gingiva memiliki
fungsi utama sebagai pelindung tulang alveolar dan akar gigi sampai pada batas cementoenamel
junction, barier terhadap faktor mekanik, kimia, dan mikroba. Sementum merupakan bagian
dari jaringan periodontal yang berfungsi sebagai pelindung diantara akar gigi dengan tulang
alveolar dan serat ligamen periodontal. Seiring dengan pertambahan usia, jaringan periodontal
jaringan periodontal dan bagaimana cara menjaga dan merawatnya dengan benar. Maka dari itu
perlu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut agar pengetahuan tentang hal
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah usaha terencana dan terarah untuk
menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau mengubah perilaku lama
yang kurang menguntungkan untuk kesehatan gigi dan mulut, menjadi lebih menguntungkan
untuk kesehatan giginya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, tentunya
perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus.
Oleh karena itu, pencapaian target penyuluhan kesehatan gigi dibagi menjadi tujuan jangka
Hasil yang diharapkan dari penyuluhan kesehatan gigi dalam jangka pendek adalah
tercapainya perubahan pengetahuan dari masyarakat. Dalam tujuan jangka menengah, hasil yang
diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah
perilaku masyarakat kearah perilaku sehat. Tujuan jangka panjang adalah masyarakat dapat
masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar klinik Cempaka Putih terutama lansia yang rutin
2. Perumusan Masalah
Warga sekitar Klinik Cempaka Putih belum banyak menerima informasi mengenai
pentingnya kesehatan gigi dan mulut terutama tentang penyakit periodontal. Oleh sebab itu maka
perlu untuk dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut terutama penyakit
periodontal.
Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dirumuskan masalah yang ada yaitu :
1. Belum adanya program kesehatan gigi dan mulut di lokasi klinik Cempaka Putih
karena selama ini hanya ada program pemeriksaan kesehatan secara umum.
3. Tinjauan pustaka
Jaringan periodontal terdiri atas gingiva, sementum, ligament periodontal dan tulang
alveolar seperti tampak pada gambar 1. Pada tersebut tampak susunan jaringan periodontal dari
yang terluar sampai bagian dalam yaitu gingiva, sementum, ligament periodontal, tulang
alveolar.
Gingiva merupakan bagian dari mukosa mukosa mulut yang menutupi tulang alveolar
dan berada mengelilingi servikal gigi. Mukosa gingiva yang normal berwarna pink,
kenyal. Fungsi utama dari gingiva adalah melindungi jaringan pendukung gigi akibat
kerusakan baik secara mekanik seperti menggosok gigi dan secara kimia seperti obat
kumur.
3.1.2. Sementum
periodontal dengan akar gigi. Ada serabut sharpeys pada sementum yang melapisi
3.1.3.Ligamen Peridontal
Ligamen periodontal merupakan jaringan ikat yang bersifat lunak dan kaya akan
pembuluh darah yang mengelilingi akar gigi yang dihubungkan oleh sementum pada
dinding soket. Ligamen periodontal terletak di antar akar gigi dan lamina dura atau tulang
3.1.4.Tulang Alveolar
Tulang alveolar merupakan bagian dari tulang maksila dan mandibula sebagai
penyangga soket gigi. Fungsi utama tulang alveolar adalah mendistribusikan kekuatan
dengan adanya sejumlah mikrorganisme dalam rongga mulut. Mikroorganisme tersebut terdapat
dalam plak gigi dan merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis. Menurut Carranza dan
Newman (2006), secara histopatologis tahapan gingivitis dibedakan menjadi empat tahap yaitu
Initial Lesion, pada tahap ini peradangan terjadi 2-4 hari dari awal terjadinya akumulasi
plak, kemudian terjadi pelebaran pembuluh darah, karena meningkatnya jumlah sel-sel radang,
sel plasma, limfosit T, cairan jaringan, protein serum, dan adanya migrasi sel leukosit ke daerah
Early lesion, pada tahap ini peradangan terjadi 4 sampai 7 hari setelah bertambahnya
akumulasi plak, pada tahap ini selain terjadi pelebaran pembuluh darah, karena meningkatnya
aliran darah yang membawa sejumlah sel-sel radang, sel plasma, limfosit T, cairan jaringan,
protein serum, dan adanya migrasi sel leukosit ke daerah yang mengalami peradangan, terjadi
juga eritema karena adanya proliferasi dari pembuluh darah kapiler, oleh karena itu terjadi
Established lesion, tahap ini terjadi 14 sampai 21 hari setelah penambahan akumulasi
plak, pembuluh darah yang mengalami pelebaran tersebut kemudian karena adanya kemotaksis
dari daerah peradangan sehingga terjadi penumpukan cairan dalam jaringan yang menyebabkan
terjadninya pembesaran gingiva. Oleh karena aliran darah yang melambat, maka darah tersebut
terkumpul pada satu tempat yang mengalami perdangan tersebut sehingga menyebabkan
menyebabkan sel epitel mengalami kerusakan dan kehilangan perlekatan dengan gigi. Kemudian
terjadi kerusakan pada jaringan ikat dan terbentuklah poket periodontal, pada poket tersebut
Menurut Loe dan Sillness tingkat keparahan gingivitis dibedakan menjadi tiga, yaitu
Gingivitis ringan, dengan gambaran klinis warna gingiva menjadi sedikit lebih merah, sedikit
edema, namun sedikit perdarahan saat probing, tampak pada gambar 7.
Gambar 7. Gingivitis Ringan. Pada daerah maksila hanya sedikit erythema ringan. Daerah mandibula,
khususnya pada area papilla, adanya sedikit edema dan erythema (panah) (Hassel,2006).
Gambar 8: Gambaran radiografi tidak didapati bukti terjadi kehilangan tulang interdental. (Hassel,2006).
Gingivitis sedang, dengan gambaran klinis warna gingiva merah, mengkilat, licin, terdapat
edema, dan mengalami sedikit perdarahan saat probing, tampak pada gambar 9.
Gambar 9 : Eritema dan edema pada gingiva. Tanda klinis lebih terlihat pada mandibula daripada maksila
(Hassel,2006).
3.2.2.1.Inflamatory Enlargement
A. Kronis
Pembesaran tersebut diakibatkan oleh akumulasi plak pada gigi yang terus menerus dan
disertai dengan kebersihan mulut yang buruk, iritasi dari gigi yang abnormal secara anatomi,
B. Akut
Etiologi dari abses gingiva yaitu adalah bakteri yang ikut masuk ke dalam jaringan ikat
melalui perantara benda asing seperti kulit jagung, bulu sikat, duri ikan yang menusuk jaringan
gingiva.2
Pembesaran gingiva yang diakibatkan oleh obat antara lain penggunaan cyclosporine-A ,
nifedipin, dan obat yang mengandung phenytoin yang digunakan dalam perawatan pada pasien
Pembesaran gingiva yang terjadi pada masa kehamilan diakibatkan oleh peningkatan
hormon estrogen dan progesteron. Secara klinis gingiva tampak membesar dengan warna merah
terang, mudah terjadi perdarahan, biasanya pada daerah marginal dan menyeluruh, atau
Gambar 17 : Gingivitis karena kehamilan. Dikarenakan buruknya kebersihan mulut, timbulnya gingivitis pada
pertengahan masa kehamilan. Epulis besar di daerah bukal dan lingual disekitar mandibular
premolar (Hassel,2006).
B. Penyakit sistemik : Leukemia, Granulomatous diseases
Manifestasi leukemia seperti pada gambar 18, pada gingiva ditemukan pada kondisi akut,
berwarna merah dan bengkak sampai menutup bagian insisal gigi, sering terjadi perdarahan
spontan, adanya ulser, kerusakan jaringan periodontal berlangsung cepat, kerusakan alveolar
crest dan periapikal, sehingga mengakibatkan gigi goyang. Gambaran klinisnya berupa
pembesraan diffuse pada marginal gingiva, dapat menyeluruh, mudah terjadi perdarahan spontan.
Fibroma pada gingiva muncul dari jaringan ikat gingiva, pertumbuhannya lambat,
Gambar 19 : fibroma epulis pada wanita berusia 45 tahun, lesi terlokalisir diantara gigi insivus pertama
dan insisvus kedua pada rahang bawah kiri (Hassel, 2006).
B. Malignant tumors
Squamous cell carcinoma merupakan kanker rongga mulut yang paling sering
terjadi, dan paling banyak dijumpai pada pria. Manifestasi klinis dari squamous
cell carcinoma dalam rongga mulut yaitu pembesaran tidak beraturan dan tidak
gingiva, dapat terjadi pada penderita Pagets disease. Gingiva tampak normal dan tidak disertai
Periodontitis merupakan suatu kelanjutan dari gingivitis, penyakit inflamasi yang tidak
hanya melibatkan gingiva, tetapi juga struktur periodontal pendukung, yang biasanya diawali
oleh akumulasi plak serta mikroorganisme tertentu yang menyebabkan terjadinya destruksi
ligamen periodontal dan tulang alveolar, disertai dengan pembentukan poket periodontal, resesi,
atau keduanya. Periodontitis disebut juga penyakit multifaktorial yaitu suatu penyakit yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Etiologi priodontitis berdasarkan interaksi antara plak di gigi
1. Bakteri
dipengaruhi oleh: kebersihan mulut, faktor yang memudahkan melekatnya plak, jenis diet yang
dikonsumsi.
2. Inang
Secara genetic ditentukan non spesifik dan spesifik respon imun tubuh, seperti diketahui
bahwa terdapat beberapa kondisi sistemik dan penyakit-penyakit yang secara klinis
menyebabkan periodontitis.
3. Kebiasaan pasien
Kebiasaan yang dilakukan pasien secara khusus dan kesehatan umum akan mempengaruhi
pembentukan plak dan respon imun inang, yang secara sistemik dan bertahap menjaga kesehatan
Kondisi lingkaran sosial memepengaruhi baik tidaknya keadaan sistemik dan psikis pasien.
Beberapa problem sosioekonomi dapat menyebabkan terjadinya stress negative. Contoh yang
termasuk faktor sosial: keluarga, pekerjaan, faktor sosioekonomi, kebudayaan, pengaruh politik.
5. Stres negatif
Beberapa faktor psikologis adapat menstimulus modulasi dari sistem imun tubuh,
diantaranya: keadaan psikis yang dipendam dan stress dapat mempengaruhi status imun.
2. Poket
3. Resesi gingiva
4. Mobilitas gigi
5. Migrasi gigi
6. Nyeri
Gambar 21. Periodontitis kronis lokalisata pada perempuan usia 42 tahun. A. Gambaran klinis gigi geligi
anterior menunjukkan inflamasi dan plak yang sedikit (minimal). B. Radiografi menunjukkan adanya
kehilangan tulang lokal, vertikal dan berbentuk angular pada sisi distal gigi molar satu kiri maksila 6
a. Kehilangan perlekatan dari arah horizontal. Kerusakan tulang secara horizontal dari arah
b. Kehilangan perlekatan dari arah vertikal. Kerusakan tulang secara vertikal dari arah
4. Tujuan Kegiatan
periodontal
3. Mendorong perubahan perilaku masyarakat terhadap pentingya kesehatan gigi dan mulut.
5. Manfaat Kegiatan
1. Dapat meningkatkan pengetahuan para peserta terhadap kesehatan gigi dan mulut
periodontal serta hal-hal yang harus dilakukan apabila telah mengalami penyakit
periodontal.
6. Sasaran
Masyarakat umum lansia di daerah Cempaka Putih Jakarta Pusat (peserta senam prolanis
7. Metode Kegiatan
1. Senam Pagi
Senam pagi dilakukan sebagai upaya menjaga kesehatan masyarakat terutama pada
masyarakat lanjut usia. Senam ini dilaksanakan selama 1 jam dengan didampingi oleh
seorang instruktur.
Pemeriksaan kesehatan umum dilakukan terhadap semua peserta kegiatan ini. Kegiatan
pemeriksaan umum berupa pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol
dengan metode ceramah dan diskusi tanya jawab. Beberapa materi yang akan disampaikan
yaitu:
Pelatihan ini dilakukan dengan menggunakan bahan pendeteksi plak (disclosing agent).
gigi yang tidak benar akan menunjukkan plak tetap terkumpul dan tidak
5. Monitoring
Kegiatan monitoring dilakukan untuk memantau keberhasilan program. Kegiatan ini akan
dilakukan secara berkala kepada peserta. Pemantauan dilakukan secara langsung melalui
wawancara dengan dokter gigi di klinik Cempaka Putih serta observasi langsung ke
8. Keterlibatan Mitra
Pada kegiatan ini Tim pengusul bertindak sebagai tim pelatih dan pendamping sedangkan
para peserta senam pagi Klinik Cempaka Putih adalah sebagai peserta pelatihan. Pihak
Klinik Cempaka Putih yang dalam hal ini diwakili oleh dokter gigi dan perawat gigi
berperan dalam mendampingi dan membantu peserta kegiatan. Harapannnya peserta yang
telah mengikuti penyuluhan membantu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut
9. Rancangan Evaluasi
Metode evaluasi kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berupa pre test dan post test.
Pre test dilakukan sebelum kegiatan penyuluhan. Pre test berupa soal dalam bentuk
jaringan periodontal. Post test dilakukan setelah kegiatan penyuluhan berupa test tulis
(dengan soal yang sama dengan pretest) dan test keterampilan menyikat gigi.
Hasil evaluasi yang diharapkan setelah kegiatan yaitu adanya peningkatan pengetahuan
peserta mengenai kesehatan jaringan periodontal dengan nilai test 90 % benar dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Rateitschak KH, Rateitschak EM, Wolf HF, Hassel TM. Color atlas of periodontology,
Newyork, Thieme Inc, 3rd ed.2002: 95-118;133-154.
2. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Perry R. Klokkevold, Fermin A. Carranza.
Carranzas Clinical Periodontology. 10th ed. St. Louis: Elsevier Inc; 2006; P. 434-578.
3. J.D. Manson, B.M. Eley. Buku Ajar Periodonti. Alih bahasa: drg. Anastasia S. Jakarta:
Penerbit Hipokrates; 1983; P.146-162.
4. Novak JM, Chronic Periodontitis., in : Carranza FA. Carranzas Clinical Periodontology,
9 th edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 1996;336-511.