Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

PENGABDIAN MASYARAKAT

SOSIALISASI KESEHATAN JARINGAN PERIODONTAL


TERHADAP LANSIA DI DAERAH CEMPAKA PUTIH

Ketua :
Nita Nurniza

Anggota :
Agus Ardinansyah
Prastiwi Setianingtyas

PRODI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
TAHUN 2017
1. Judul: Sosialisasi Penyuluhan Kesehatan Jaringan Periodontal terhadap Lansia di
Daerah Cempaka Putih
2. Ketua pelaksana
a) Nama Lengkap : drg Nita Nurniza Sp.Perio
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP / NIDN :
d. Jabatan Struktural :-
e. Jabatan Fungsional :-
f. Fakultas / Jurusan : PKG FK UY
g. Pusat Pengabdian masyarakat : LPM Universitas YARSI

h. Alamat : Universitas YARSI Jl Letjen Suprapto


Cempaka Putih
i. Telepon / Faks : 420 66 74 - 76
j. Alamat Rumah : Jl. Flamboyan Raya No. 2 Perumahan Bumi
Panggugah Ciomas Bogor
k. Telepon / Faks / E-mail : nita.nurniza.drg@gmail.com
3. Jumlah anggota :2
4. Jangka Waktu Kegiatan : 1 bulan
5. Lokasi Kegiatan : Klinik Cempaka Putih, Jalan Cempaka Putih Barat
XXVI No 3. Jakarta Pusat
3. 6. Jumlah anggaran yang diusulkan : Rp. 7.500.000 ,-.

Jakarta, 4 April 2017


Mengetahui,
Dekan / Wadek III Ketua pelaksana,

dr. Insan Sosiawan A. Tunru, PhD drg. Nita Nurniza, Sp.Perio


PENYULUHAN KESEHATAN JARINGAN PERIODONTAL TERHADAP LANSIA DI
DAERAH CEMPAKA PUTIH

1. Pendahuluan

Menurut Wikipedia kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomi. Pemeliharaan kesehatan

adalah upaya penanggulangan, dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan

pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan, dan persalinan. Pendidikan

kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun

secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang

mempengaruhi kesehatan pribadinya, dan orang lain.

Berdasarkan pengertian diatas maka kesehatan secara umum meliputi kesehatan gigi dan

mulut. Kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari jaringan keras maupun jaringan lunak yang

ada di dalam mulut. Jaringan keras mencakup gigi dan tulang penyangga gigi, sedangkan

jaringan lunak mencakup jaringan periodontal dan mukosa dalam rongga mulut.

Jaringan periodontal adalah jaringan pendukung gigi yang terdiri dari jaringan lunak dan

jaringan keras. Jaringan lunak yang mendukung gigi adalah gingiva dan jaringan keras yang

mendukung gigi terdiri dari sementum, ligament periodontal, tulang alveolar. Gingiva memiliki

fungsi utama sebagai pelindung tulang alveolar dan akar gigi sampai pada batas cementoenamel

junction, barier terhadap faktor mekanik, kimia, dan mikroba. Sementum merupakan bagian

dari jaringan periodontal yang berfungsi sebagai pelindung diantara akar gigi dengan tulang

alveolar dan serat ligamen periodontal. Seiring dengan pertambahan usia, jaringan periodontal

akan mengalami perubahan.


Saat ini, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pentingnya kesehatan

jaringan periodontal dan bagaimana cara menjaga dan merawatnya dengan benar. Maka dari itu

perlu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut agar pengetahuan tentang hal

tersebut semakin meningkat.

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah usaha terencana dan terarah untuk

menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau mengubah perilaku lama

yang kurang menguntungkan untuk kesehatan gigi dan mulut, menjadi lebih menguntungkan

untuk kesehatan giginya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, tentunya

perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus.

Oleh karena itu, pencapaian target penyuluhan kesehatan gigi dibagi menjadi tujuan jangka

pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Hasil yang diharapkan dari penyuluhan kesehatan gigi dalam jangka pendek adalah

tercapainya perubahan pengetahuan dari masyarakat. Dalam tujuan jangka menengah, hasil yang

diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah

perilaku masyarakat kearah perilaku sehat. Tujuan jangka panjang adalah masyarakat dapat

menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

Kegiatan penyuluhan tentang kesehatan jaringan periodontal ini ditujukan kepada

masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar klinik Cempaka Putih terutama lansia yang rutin

mengikuti senam prolanis setiap minggunya.

2. Perumusan Masalah

Warga sekitar Klinik Cempaka Putih belum banyak menerima informasi mengenai

pentingnya kesehatan gigi dan mulut terutama tentang penyakit periodontal. Oleh sebab itu maka
perlu untuk dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut terutama penyakit

periodontal.

Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dirumuskan masalah yang ada yaitu :

1. Belum adanya program kesehatan gigi dan mulut di lokasi klinik Cempaka Putih

karena selama ini hanya ada program pemeriksaan kesehatan secara umum.

2. Belum adanya upaya peningkatan pengetahuan warga di sekitar Klinik Cempaka

Putih tentang penyakit periodontal.

3. Tinjauan pustaka

Jaringan periodontal terdiri atas gingiva, sementum, ligament periodontal dan tulang
alveolar seperti tampak pada gambar 1. Pada tersebut tampak susunan jaringan periodontal dari
yang terluar sampai bagian dalam yaitu gingiva, sementum, ligament periodontal, tulang
alveolar.

Gambar 1. Struktur Jaringan Periodontal

3.1.Struktur Jaringan Peridontal


3.1.1 Gingiva/Gusi

Gingiva merupakan bagian dari mukosa mukosa mulut yang menutupi tulang alveolar

dan berada mengelilingi servikal gigi. Mukosa gingiva yang normal berwarna pink,
kenyal. Fungsi utama dari gingiva adalah melindungi jaringan pendukung gigi akibat

kerusakan baik secara mekanik seperti menggosok gigi dan secara kimia seperti obat

kumur.

Gambar 2 Giniva normal Gambar 3 Gingiva bagian palatal

3.1.2. Sementum

Sementum merupakan jaringan yang berfungsi untuk membantu perlekatan ligament

periodontal dengan akar gigi. Ada serabut sharpeys pada sementum yang melapisi

permukaan akar, dan sebagian mahkota gigi, tampak pada gambar 5.

Gambar 5. Root Cementum

3.1.3.Ligamen Peridontal

Ligamen periodontal merupakan jaringan ikat yang bersifat lunak dan kaya akan

pembuluh darah yang mengelilingi akar gigi yang dihubungkan oleh sementum pada
dinding soket. Ligamen periodontal terletak di antar akar gigi dan lamina dura atau tulang

alveolar, tampak seperti pada gambar 8.

Gambar 4. Ligamen Periodontal

3.1.4.Tulang Alveolar

Tulang alveolar merupakan bagian dari tulang maksila dan mandibula sebagai

penyangga soket gigi. Fungsi utama tulang alveolar adalah mendistribusikan kekuatan

pengunyahan dan kontak gigi.

Gambar 6. Tulang Alveolar Maksila


3.2. Gingivitis

Gingivitis didefinisikan sebagai perubahan patologis pada gingiva yang dihubungkan

dengan adanya sejumlah mikrorganisme dalam rongga mulut. Mikroorganisme tersebut terdapat

dalam plak gigi dan merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis. Menurut Carranza dan

Newman (2006), secara histopatologis tahapan gingivitis dibedakan menjadi empat tahap yaitu

initial lesion, early lesion, established lesion, advanced lesion :

Initial Lesion, pada tahap ini peradangan terjadi 2-4 hari dari awal terjadinya akumulasi

plak, kemudian terjadi pelebaran pembuluh darah, karena meningkatnya jumlah sel-sel radang,

sel plasma, limfosit T, cairan jaringan, protein serum, dan adanya migrasi sel leukosit ke daerah

yang mengalami peradangan.2,5

Early lesion, pada tahap ini peradangan terjadi 4 sampai 7 hari setelah bertambahnya

akumulasi plak, pada tahap ini selain terjadi pelebaran pembuluh darah, karena meningkatnya

aliran darah yang membawa sejumlah sel-sel radang, sel plasma, limfosit T, cairan jaringan,

protein serum, dan adanya migrasi sel leukosit ke daerah yang mengalami peradangan, terjadi

juga eritema karena adanya proliferasi dari pembuluh darah kapiler, oleh karena itu terjadi

perdarahan saat probing dengan tekanan ringan.2,5

Established lesion, tahap ini terjadi 14 sampai 21 hari setelah penambahan akumulasi

plak, pembuluh darah yang mengalami pelebaran tersebut kemudian karena adanya kemotaksis

dari daerah peradangan sehingga terjadi penumpukan cairan dalam jaringan yang menyebabkan

terjadninya pembesaran gingiva. Oleh karena aliran darah yang melambat, maka darah tersebut

terkumpul pada satu tempat yang mengalami perdangan tersebut sehingga menyebabkan

perubahan warna pada gingiva dari kemerahan menjadi merah kebiruan.2,5


Advanced lesion, tahap ini terjadi karena akumulasi plak yang terus menerus

menyebabkan sel epitel mengalami kerusakan dan kehilangan perlekatan dengan gigi. Kemudian

terjadi kerusakan pada jaringan ikat dan terbentuklah poket periodontal, pada poket tersebut

adanya plak yang melekat pada sementum.2,5

Menurut Loe dan Sillness tingkat keparahan gingivitis dibedakan menjadi tiga, yaitu

(Carranza,2006), yaitu gingivitis ringan, gingivitis sedang, gingivitis berat :

Gingivitis ringan, dengan gambaran klinis warna gingiva menjadi sedikit lebih merah, sedikit
edema, namun sedikit perdarahan saat probing, tampak pada gambar 7.

Gambar 7. Gingivitis Ringan. Pada daerah maksila hanya sedikit erythema ringan. Daerah mandibula,
khususnya pada area papilla, adanya sedikit edema dan erythema (panah) (Hassel,2006).

Gambar 8: Gambaran radiografi tidak didapati bukti terjadi kehilangan tulang interdental. (Hassel,2006).

Gingivitis sedang, dengan gambaran klinis warna gingiva merah, mengkilat, licin, terdapat

edema, dan mengalami sedikit perdarahan saat probing, tampak pada gambar 9.
Gambar 9 : Eritema dan edema pada gingiva. Tanda klinis lebih terlihat pada mandibula daripada maksila
(Hassel,2006).

Gambar 10 : Tidak adanya bukti kerusakan pada tulang interdental (Hassel,2006).

Gambar 11 : gingivitis terlihat pada anterior mandibula dengan probing (Hassel,2006).


6
Gingivitis berat, dengan gambaran klinis warna gingiva merah tua, terdapat ulserasi serta

edema, cenderung terjadi perdarahan spontan, tampak pada gambar 12.


Gambar 12 : Tanda klinis gingivitis parah termasuk eritema, edema dan terlihat pembesaran
(Hassel,2006).

Gambar 13 : Tidak ada kerusakan pada interdental (Hassel,2006).

3.2.2.Gingiva Enlargement / Pembesaran Gingiva


Menurut Carranza (2006), berdasarkan faktor etiologi dan perubahan gingiva secara

patologis, pembesaran gingiva dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

3.2.2.1.Inflamatory Enlargement

A. Kronis

Pembesaran tersebut diakibatkan oleh akumulasi plak pada gigi yang terus menerus dan

disertai dengan kebersihan mulut yang buruk, iritasi dari gigi yang abnormal secara anatomi,

dan adanya pemakaian alat orthodonti cekat.2


Gambar 14 : Chronic inflammatory gingival enlargement localized pada region anterior (Carranza,
2006).

B. Akut

Etiologi dari abses gingiva yaitu adalah bakteri yang ikut masuk ke dalam jaringan ikat

melalui perantara benda asing seperti kulit jagung, bulu sikat, duri ikan yang menusuk jaringan

gingiva.2

Gambar 15 : Abses gingiva (Carranza, 2006).

3.2.2.2.Drug- induced Enlargement atau pembesaran gingiva karena faktor obat-obatan

Pembesaran gingiva yang diakibatkan oleh obat antara lain penggunaan cyclosporine-A ,

nifedipin, dan obat yang mengandung phenytoin yang digunakan dalam perawatan pada pasien

epilepsy seperti gambar 16.


Gambar 16 : Pembesaran gingiva karena phenytoin

3.2.2.3.Pembesaran gingiva dihubungkan dengan penyakit sistemik dan kondisi khusus :

A. Kondisi khusus : kehamilan, pubertas, defisiensi vitamin C, plasma cell gingivitis,

pembesaran nonspesifik (misalnya : Pyogenic granuloma)

Pembesaran gingiva yang terjadi pada masa kehamilan diakibatkan oleh peningkatan

hormon estrogen dan progesteron. Secara klinis gingiva tampak membesar dengan warna merah

terang, mudah terjadi perdarahan, biasanya pada daerah marginal dan menyeluruh, atau

terlokalisir pada satu atau beberapa gigi.1,2,5

Gambar 17 : Gingivitis karena kehamilan. Dikarenakan buruknya kebersihan mulut, timbulnya gingivitis pada
pertengahan masa kehamilan. Epulis besar di daerah bukal dan lingual disekitar mandibular
premolar (Hassel,2006).
B. Penyakit sistemik : Leukemia, Granulomatous diseases

Manifestasi leukemia seperti pada gambar 18, pada gingiva ditemukan pada kondisi akut,

berwarna merah dan bengkak sampai menutup bagian insisal gigi, sering terjadi perdarahan

spontan, adanya ulser, kerusakan jaringan periodontal berlangsung cepat, kerusakan alveolar

crest dan periapikal, sehingga mengakibatkan gigi goyang. Gambaran klinisnya berupa

pembesraan diffuse pada marginal gingiva, dapat menyeluruh, mudah terjadi perdarahan spontan.

Pengobatan leukemia harus hati-hati karena bisa menyebabkan infeksi.1,2,5

Gambar 18. Pembesaran pada leukemia (Hassel, 2006).

3.2.2.4. Pembesaran Neoplastik

A. Bening tumors/tumor jinak

Fibroma pada gingiva muncul dari jaringan ikat gingiva, pertumbuhannya lambat,

berbentuk pedunculated, tampak pada gambar 19.2

Gambar 19 : fibroma epulis pada wanita berusia 45 tahun, lesi terlokalisir diantara gigi insivus pertama
dan insisvus kedua pada rahang bawah kiri (Hassel, 2006).
B. Malignant tumors

Squamous cell carcinoma merupakan kanker rongga mulut yang paling sering

terjadi, dan paling banyak dijumpai pada pria. Manifestasi klinis dari squamous

cell carcinoma dalam rongga mulut yaitu pembesaran tidak beraturan dan tidak

disertai gejala seperti tampak pada gambar 20.

Gambar 21: Squamous Cell Carsinoma (Carranza,2006).

3.2.2.5. False Enlargement / Pembesaran Palsu

Underlying osseous lessions, pembesaran tulang yang muncul menjadi pembesran

gingiva, dapat terjadi pada penderita Pagets disease. Gingiva tampak normal dan tidak disertai

inflamasi seperti tampak pada gambar 3.21.2

Gambar 22 : Underlying osseous lession (Carranza, 2006).


3.3.Periodontitis

Periodontitis merupakan suatu kelanjutan dari gingivitis, penyakit inflamasi yang tidak

hanya melibatkan gingiva, tetapi juga struktur periodontal pendukung, yang biasanya diawali

oleh akumulasi plak serta mikroorganisme tertentu yang menyebabkan terjadinya destruksi

ligamen periodontal dan tulang alveolar, disertai dengan pembentukan poket periodontal, resesi,

atau keduanya. Periodontitis disebut juga penyakit multifaktorial yaitu suatu penyakit yang

disebabkan oleh berbagai faktor. Etiologi priodontitis berdasarkan interaksi antara plak di gigi

dan inang meliputi:

1. Bakteri

Faktor etiologi primer terjadinya periodontitis adalah mikroorganisme patogen di dalam

biofilm subgingiva. Proses terdapatnya mikroorganisme pathogen dalam rongga mulut

dipengaruhi oleh: kebersihan mulut, faktor yang memudahkan melekatnya plak, jenis diet yang

dikonsumsi.

2. Inang

Secara genetic ditentukan non spesifik dan spesifik respon imun tubuh, seperti diketahui

bahwa terdapat beberapa kondisi sistemik dan penyakit-penyakit yang secara klinis

menyebabkan periodontitis.

3. Kebiasaan pasien

Kebiasaan yang dilakukan pasien secara khusus dan kesehatan umum akan mempengaruhi

pembentukan plak dan respon imun inang, yang secara sistemik dan bertahap menjaga kesehatan

rongga mulut. Kebiasaan ini meliputi: merokok, alcohol, diet, medikasi.


4. Faktor sosial

Kondisi lingkaran sosial memepengaruhi baik tidaknya keadaan sistemik dan psikis pasien.

Beberapa problem sosioekonomi dapat menyebabkan terjadinya stress negative. Contoh yang

termasuk faktor sosial: keluarga, pekerjaan, faktor sosioekonomi, kebudayaan, pengaruh politik.

5. Stres negatif

Beberapa faktor psikologis adapat menstimulus modulasi dari sistem imun tubuh,

diantaranya: keadaan psikis yang dipendam dan stress dapat mempengaruhi status imun.

3.3.1.Tanda Klinis Periodontitis

Tanda klinis dari periodontitis kronis adalah3:

1. Inflamasi gingiva dan perdarahan

2. Poket

3. Resesi gingiva

4. Mobilitas gigi

5. Migrasi gigi

6. Nyeri

7. Kerusakan tulang alveolar

8. Halitosis dan rasa tidak enak


A

Gambar 21. Periodontitis kronis lokalisata pada perempuan usia 42 tahun. A. Gambaran klinis gigi geligi
anterior menunjukkan inflamasi dan plak yang sedikit (minimal). B. Radiografi menunjukkan adanya
kehilangan tulang lokal, vertikal dan berbentuk angular pada sisi distal gigi molar satu kiri maksila 6

3.3.2.Gambaran Radiografik Periodontitis

Terdapat dua jenis pada kasus periodontitis:

a. Kehilangan perlekatan dari arah horizontal. Kerusakan tulang secara horizontal dari arah

interdental yang meluas sampai ke tulang septal.

b. Kehilangan perlekatan dari arah vertikal. Kerusakan tulang secara vertikal dari arah

ligamen periodontal sampai dasar foramen apikalis.


Gambar 22. Gambaran radiografis kehilangan tulang pada periodontitis.Kiri-atas. Keadaan normal
perlekatan dan tulang alveolar. Tengah-atas. Kehilangan tulang secara horizontal 50%. Kanan-atas.
Kehilangan tulang secara horizontal sejajr dengan crest alveolar >80% dengan akumulasi kalkulus. Kiri-
bawah. Kehilangan tulang vertikal dari crest tlg alveolar yang tidak sama di setiap tempat sehingga
menciptakan bentuk seperti kawah.Kanan-bawah. Kehilangan tulang vertikal dari crest alveolar disertai
adanya keterlibatan daerah furkasi.

4. Tujuan Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit jaringan periodontal

khususnya pada lansia

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai metode pencegahan penyakit jaringan

periodontal

3. Mendorong perubahan perilaku masyarakat terhadap pentingya kesehatan gigi dan mulut.
5. Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu:

1. Dapat meningkatkan pengetahuan para peserta terhadap kesehatan gigi dan mulut

khususnya penyakit periodontal sehingga dapat membantu mendidik dan

menyebarkannya ke keluarga dan masyarakat disekitarnya

2. Dapat meningkatkan pengetahuan peserta untuk mengatasi terjadinya penyakit

periodontal serta hal-hal yang harus dilakukan apabila telah mengalami penyakit

periodontal.

3. Diharapkan dapat membantu menurunkan prevalensi penyakit periodontal khususnya

pada lansia masyarakat Cempaka Putih.

6. Sasaran

Masyarakat umum lansia di daerah Cempaka Putih Jakarta Pusat (peserta senam prolanis

klinik Cempaka Putih)

7. Metode Kegiatan

1. Senam Pagi

Senam pagi dilakukan sebagai upaya menjaga kesehatan masyarakat terutama pada

masyarakat lanjut usia. Senam ini dilaksanakan selama 1 jam dengan didampingi oleh

seorang instruktur.

2. Pemeriksaan kesehatan umum

Pemeriksaan kesehatan umum dilakukan terhadap semua peserta kegiatan ini. Kegiatan

pemeriksaan umum berupa pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol

sebagai upaya mendeteksi penyakit kronis pada lansia.


3. Penyuluhan mengenai kesehatan jaringan periodontal

Kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan jaringan periodontal dilakukan

dengan metode ceramah dan diskusi tanya jawab. Beberapa materi yang akan disampaikan

yaitu:

a. anatomi dan fungsi jaringan periodontal

b. pengertian dan tahap pembentukan plak gigi

c. pengertian dan etiologi penyakit jaringan periodontal

d. proses terjadinya penyakit periodontal

e. pelatihan menyikat gigi dengan benar selama 2 menit

f. tindakan pencegahan dini yang perlu dilakukan

g. tindakan pengobatan sederhana yang dapat dilakukan

4. Pelatihan deteksi dini kesehatan jaringan periodontal

Pelatihan ini dilakukan dengan menggunakan bahan pendeteksi plak (disclosing agent).

Metode yang dilakukan yaitu :

a. Pengaplikasian bahan pendeteksi plak (disclosing agent)

b. Pemeriksaan plak gigi dengan cermin

c. Menyikat gigi bersama

d. Pendeteksian kembali plak gigi setelah menyikat gigi: proses menyikat

gigi yang tidak benar akan menunjukkan plak tetap terkumpul dan tidak

hilang meski telah disikat

5. Monitoring

Kegiatan monitoring dilakukan untuk memantau keberhasilan program. Kegiatan ini akan

dilakukan secara berkala kepada peserta. Pemantauan dilakukan secara langsung melalui
wawancara dengan dokter gigi di klinik Cempaka Putih serta observasi langsung ke

masyarakat lansia di daerah Cempaka Putih.

8. Keterlibatan Mitra

Pada kegiatan ini Tim pengusul bertindak sebagai tim pelatih dan pendamping sedangkan

para peserta senam pagi Klinik Cempaka Putih adalah sebagai peserta pelatihan. Pihak

Klinik Cempaka Putih yang dalam hal ini diwakili oleh dokter gigi dan perawat gigi

berperan dalam mendampingi dan membantu peserta kegiatan. Harapannnya peserta yang

telah mengikuti penyuluhan membantu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut

masyarakat di wilayah kerja klinik Cempaka Putih.

9. Rancangan Evaluasi

Metode evaluasi kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berupa pre test dan post test.

Pre test dilakukan sebelum kegiatan penyuluhan. Pre test berupa soal dalam bentuk

multiple choice untuk mengetahui pengetahuaan awal peserta mengenai kesehatan

jaringan periodontal. Post test dilakukan setelah kegiatan penyuluhan berupa test tulis

(dengan soal yang sama dengan pretest) dan test keterampilan menyikat gigi.

Hasil evaluasi yang diharapkan setelah kegiatan yaitu adanya peningkatan pengetahuan

peserta mengenai kesehatan jaringan periodontal dengan nilai test 90 % benar dan

keterampilan menyikat gigi 90 % sesuai.


10. Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan ini rencananya akan di kerjakan dalam 1 bulan.

Tabel Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat

No Jenis Kegiatan Minggu


1 2 3 4
1 Penyusunan draf kegiatan oleh dosen pengusul V
2 Kunjungan ke klinik Cempaka Putih untuk perijinan V
dan teknis pelaksanaan kegiatan
3 Penyempurnaan kegiatan yang akan dilaksanakan V
4 Pelaksanaan kegiatan V V
5 Pembuatan Laporan Kegiatan V

DAFTAR PUSTAKA

1. Rateitschak KH, Rateitschak EM, Wolf HF, Hassel TM. Color atlas of periodontology,
Newyork, Thieme Inc, 3rd ed.2002: 95-118;133-154.
2. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Perry R. Klokkevold, Fermin A. Carranza.
Carranzas Clinical Periodontology. 10th ed. St. Louis: Elsevier Inc; 2006; P. 434-578.
3. J.D. Manson, B.M. Eley. Buku Ajar Periodonti. Alih bahasa: drg. Anastasia S. Jakarta:
Penerbit Hipokrates; 1983; P.146-162.
4. Novak JM, Chronic Periodontitis., in : Carranza FA. Carranzas Clinical Periodontology,
9 th edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 1996;336-511.

Anda mungkin juga menyukai