Anda di halaman 1dari 4

Terjemahan kisah The Faithful Lovers

Para Pecinta Setia

Kisah berikut akan khusus untuk yang ingin mengetahui arti sebenarnya dari cinta.

Hmm, hidup seorang Putri kepala suku yang memiliki banyak pengagum.

Semua pemuda di desa ingin menjadikan dia sebagai istri dan

bersemangat untuk mengisi ember kulit putri ketika ia pergi kesungai mengambil air.

Ada seorang pemuda di desa. Dia adalah seorang pemburu yang baik tapi dia miskin

dan memiliki keluarga sederhana.

Dia menyukai putri kepala suku dan berharap dia bias menikahinya.

Pada suatu hari, ketika si putri mengambil air, si pemuda melemparkan jubahnya keatas kepala

sambil berbisik di telinga si putrid Maukah kau menikah denganku?

Selang beberapa lama si puti bertindak seolah-olah dia tidak mendengar apa-apa,

tapi pada suatu hari ia berbisik mengatakan bahwa ia bersedia menerima untuk menikah
dengannya

jika dia mengambil kulit kepala.

Jadi dia membuat pesta peperangan bersama tujuh orang. Dirinya dan enam laki-laki muda.

Sebelum mereka memulai, mereka duduk sambil merokok dan beristirahat disamping danau
yang indah

di kaki bukit hijau yang naik dari pantai.

Bukit kecil yang tercakup dengan rumput hijau


dan entah bagaimana ketika mereka melihat bukit mereka merasa ada sesuatu yang misterius dan
aneh.

Salah satu teman sang pecinta begitu penasaran dengan hal itu dia memberanikan diri ke bukit.

Empat pemuda lainnya mengikuti.

Setelah mencapai puncak bukit, mereka berlima mulai melompat dan

menghentakkan kaki seperti dalam olahraga.

Namun, tiba-tiba mereka berhenti.

Bukit mulai bergerak menuju air.

Itu adalah kura-kura raksasa!

Kelima pria berteriak panic dan

mencoba untuk berlari namun mereka terlambat.

Mereka menangis: tapi yang lain dapat berbuat apa-apa.

Dua pemuda yang lain: sang pencinta dan temannya, pergi,

namun dengan berat hati.

Setelah beberapa hari, mereka datang ke sungai.

Dengan sangat lelah, sang pencinta melemparkan diri ke tepi pantai.

Untungnya, teman sang pencinta datang untuk membantunya.

Hari berikutnya, temannya mengatakan kepadanya bahwa dia menemukan

ikan yang telah ia bersihkan dan memintanya untuk makan bersama.

Pencinta berkata bahwa jika ia makan ikan,

temannya berjanji untuk memberinya semua air yang dapat ia minum.


Saat dia makan, tekonya tumpah dan

teman sang pencinta membawanya kembali dengan penuh air.

Sang pencinta memnum airnya dengan sekali teguk lagi temannya mengisi teko di sungai

dan lagi pencinta meminumnya sampai teko kering namun masih meminta lebih banyak air.

Teman sang pencinta kemudia membawa sang pencinta ke sungai.

Ketika sang pencinta melihat sungai, dia berjalan ke sungai, melompat masuk,

dan berbaring dengan kepala menghadap tanah, minum dengan rakus.

Kemudian, dia memanggil temannya.

Temannya datang dan kagum melihat bahwa

sang pencinta sekarang menjadi ikan dari kaki hingga pinggang.

Sakit hati dia berlari sedikit menjauh dan melemparkan dirinya ke tanah dalam kesedihan.

Setelah beberapa saat,

dia kembali untuk melihat bahwa sang pencinta adalah ikan sampai lehernya.

Temannya pulang kerumah dan menceritakan kisahnya.

Ada duka cita hebat atas meninggalnya lima pemuda dan hilangnya pencinta.

Disungai, pencinta menjadi ikan besar dan siripnya berada di atas permukaan.

Kano harus mengangkut tenaga kerja besar di sekitar obstruksi.

Suatu ketika, anak dari kepala sukuf berkabung

dengan cintanya seperti suaminya dan tidak ada yang bisa menenangkannya.

Hari demi hari, dia duduk didalam tenda kerucut ibunya

dengan kepala ditutupi jubahnya, diam, bekerja dan bekerja.

Kapanpun ibunya bertanya, sang gadis tidak menjawabnya.


Hari-hari berganti bulan sampai setahun telah berlalu sang gadis terbangun.

Dia meninggalka tenda kerucut ibunya dengan benda yang banyak di tangannya.

Ada tiga pasang sepatu sandal, tiga pasang celana panjang,

tiga ikat pinggang, tiga kaos, tiga pernutup kepala dengan bulu-bulu yang cantik

dan tembakau yang harum aromanya.

Suatu hari gadis itu mendapat sampan buatan yang baru.

Paginya ia melangkah ke dalam sampan itu

dan mengapung perlahan disungai ke arah ikan besar.

Sampannya tiba dan berhenti disuatu tempat dimana ikan besar itu terbangun.

Satu per satu ia meletakkan pemberiannya diatas punggung ikan itu,

menyebar bulu-bulu dan tembakau keatas punggungnyayang besar.

Oh ikan. Dia menangis. Oh, ikan, kamu yang aku cinta aku tidak akan melupakanmu.

Karena kamu menghilang karena cinta padaku, aku tidak akan menikah.

Seluruh hidupku aku akan tetap menjanda.

Ambil pemberian ini.

Dan sekarang tinggalkan sungai,

dan biarkan air mengalir bebas,

dengan begitu kekasihku mungkin sekali lagi turun ke dalam sampannya.

Dengan perlahan ikan besar itu menenggelamkan diri,

siripnya yang lebar menghilang dan air di St. Croix ( Stillwater) telah bebas.

Anda mungkin juga menyukai