Anda di halaman 1dari 6

Laminaria berasal dari batang Laminaria Japonica dan Laminaria digitate.

Laminaria
adalah rumput laut yang banyak tumbuh dan dibudidayakan di Korea, Cina, dan
Jepang. Hal ini sudah tercatat dalam literatur Cina kuno sejak lebih dari 1000 tahun
yang lalu. Selama 100 tahun terakhir Laminaria telah digunakan di Amerika Serikat.
Panjangnya lebih kurang 6-7 cm dan diamternya 2 - 3 mm. Laminaria dikemas dan
disterilkan menggunakan radiasi gamma.

Laminaria digunakan untuk membuka leher rahim guna evakuasi kehamilan misalnya
pada BO atau janin mati. Laminaria bekerja secara hidroskopik yaitu menyerap air
dari leher rahim, lalu mengembang secara perlahan2 membuka leher rahim.
Laminaria juga merangsang pembentukan dan pelepasan prostaglandin yang
menyebabkan perubahan lokal di leher rahim berupa pematangan leher rahim(lunak
dan melebar) sehingga lebih mudah didilatasi dengan alat (dilatator) agar evakuasi isi
rahim lebih mudah.

Jika tindakan evakuasi di paksa (hanya dengan dilatasi saja) maka risiko cidera
pada leher rahim besar berupa robekan leher rahim, kerusakan pada otot-otot leher
rahim , inkompetensi leher rahim (terjadi keguguran dini karena leher rahim tidak
mampu menahan kehamilan), rahim perforasi (tembus/berlubang), cedera usus,
perdarahan, atau kematian ibu. Tingkat komplikasi berkurang sebesar 20 sampai 40%
dengan menggunakan Laminaria. Laminaria dimasukkan ke dalam leher rahim, bisa 1
saja atau bahkan sampai 6 batang pada kehamilan awal trimester 2.

Laminaria dibiarkan selama 3-24 jam. Semakin besar usia kehamilan, maka semakin
sedikit waktu yang diperlukan untuk proses pematangan leher rahim. Pasien bisa tetap
bekerja di kantor tiga sampai empat jam sebelum dilakukan prosedur evakuasi isi
rahim. Atau boleh pulang baru datang pada keesokan harinya untuk dilakukan
evakuasi isi rahim.

Komplikasi pemasangan laminaria yang dapat terjadi berupa sulit melepaskan, masuk
kedalam rahim, impactment (terjebak di dalam) di leher rahim, putus dari ujung ke
ujung. Komplikasi2 ini jarang terjadi jika Laminaria dipasang secara benar dan hati-
hati ditempatkan langsung di dalam leher rahim. Komplikasi lain termasuk kram pada
saat pemasangan. Ada beberapa kasus yang dilaporkan terjadi reaksi alergi terhadap
laminaria (anafilaksis) dan infeksi.

Read more: http://konsultasi-spesialis-


obsgin.blogspot.com/2011/02/laminaria.html#ixzz3pmEA0Qvl

ernah mendengar istilah tampon ? kalau tidak pernah , tidak usah merasa
malu hati, karena tampon memang belum menjadi sesuatu yang biasa di
republik kita. Sekaipun di luar negri sebenarnya tampon sudah menjadi
sesuatu yang biasa bahkan teenager sudah menggunakan karena lebih
praktis dibandingkan pembalut biasa.
Tampon sendiri berfungsi dan dibuat dari bahan yang sama dengan
pembalut, namun dimampatkan menjadi bentuk tabung kecil dan dipakai
dengan cara dimasukkan pada liang vagina untuk menyerap darah
menstruasi.

Seperti pembalut, tampon juga tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran
yang dapat dipilih sesuai keperluan mengingat derasnya menstruasi.
Memang, banyak orang yang khawatir tentang penggunaan tampon, seperti
apakah tampon bisa lenyap dalam tubuh kita atau dapat menghilangkan
keperawanan (merusak selaput dara). Tetapi, sebetulnya, tampon tidak akan
lolos dan masuk ke dalam rahim karena mulut rahim terlalu kecil untuk dapat
meloloskan tampon. Selain itu, pada ujung tampon juga terdapat tali yang
memudahkan kita menariknya lagi keluar.

Akan tetapi, kamu mesti ingat bahwa penggunaan tampon dimasukkan ke


vagina, dan untuk yang belum melakukan hubungan seks, hal ini bisa
menembus dan melukai selaput daranya, terutama kalau selaput daranya
rentan (mudah robek) atau kalau tamponnya berukuran besar. Saat baru
pertama kali menggunakan tampon, kita perlu relaks karena kalau terlalu
tegang kita tidak dapat memasukkannya ke dalam vagina. Pilih tampon yang
ada aplikatornya karena itu akan memudahkan pemasangan.

Sama dengan pembalut, tampon juga perlu diganti setiap tiga jam untuk
mencegah darah tembus ke pakaian.

Walaupun mens kita sangat sedikit, kita tetap harus menggantinya setiap
tiga jam guna menghindari tumbuhnya bakteri. Pemakaian tampon sehari
penuh bisa berbahaya dan membuat kita berisikoterkena toxic shock
syndrome (TSS), yaitu infeksi dari bakteri yang tumbuh di dalam tampon
dan masuk ke dalam tubuh melalui vagina, kemudian masuk ke aliran
darah dan menimbulkan gejala-gejala mual, muntah, pusing, gatal,
merasa lemah, bahkan kalau tidak segera ditangani bisa menimbulkan
kematian.

Adanya risiko inilah yang membuat tampon tidak direkomendasikan bagi


remaja. Bahkan, bagi wanita dewasa sendiri, penggunaan tampon juga kurang
populer. Mungkin hal ini bisa disamakan dengan mengapa lensa kontak yang
tidak bisa seratus persen menggantikan kacamata. Tetapi, kalau kita berhati-
hati dan benar-benar mengikuti petunjuk pemakaian, sebetulnya tampon
tidak berbahaya digunakan. Kombinasi pembalut dan tampon juga bisa
dipilih. Misalnya, kamu bisa menggunakan tampon di siang hari dan
pembalut untuk malam hari.
Photo detail cara penggunaan Tampon:

Keadaan dimana ibu merasa sedih berkaitan dengan bayinya disebut baby blues. Penyebabnya
antara lain: perubahan perasaan saat hamil, perubahan fisik dan emosional. Perubahan yang ibu
alami akan kembali secara perlahan setelah beradaptasi dengan peran barunya.
Gejala baby blues antara lain:
1. Menangis
2. Perubahan perasaan
3. Cemas
4. Kesepian
5. Khawatir dengan bayinya
6. Penurunan libido
7. Kurang percaya diri
Hal-hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai berikut:
1. Minta bantuan suami atau keluarga jika ibu ingin istirahat
2. Beritahu suami tentang apa yang dirasakan oleh ibu
3. Buang rasa cemas dan khawatir akan kemampuan merawat bayi
4. Meluangkan waktu dan cari hiburan untuk diri sendiri
Ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi, interaksi sosial, kurang kemandirian. Hal ini
akan mengakibatkan depresi pasca persalinan (depresi post
partum). Depresi masa nifas merupakan gangguanafeksi yang sering terjadi pada masa nifas, dan
tampak dalam minggu pertama pasca persalinan. Insidendepresi post partum sekitar 10-15
persen. Post partum blues disebut juga maternity blues atau sindrom ibu baru. Keadaan ini
merupakan hal yang serius, sehingga ibu memerlukan dukungan dan banyak istirahat.
Adapun gejala dari depresi post partum adalah:
1. Sering menangis
2. Sulit tidur
3. Nafsu makan hilang
4. Gelisah
5. Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol
6. Cemas atau kurang perhatian pada bayi
7. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
8. Pikiran menakutkan mengenai bayi
9. Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri
10. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
11. Penurunan atau peningkatan berat badan
12. Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar
Beberapa faktor predisposisi terjadinya depresi post partum adalah sebagai berikut:
1. Perubahan hormonal yang cepat (yaitu hormon prolaktin, steroid, progesteron dan estrogen)
2. Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetus melitus, disfungsi tiroid)
3. Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan)
4. Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan dengan orang lain
5. Riwayat depresi, penyakit mental dan alkoholik
6. Unwanted pregnancy
7. Terisolasi
8. Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah
keuangan keluarga, kelahiran anak dengan kecacatan/penyakit
Jika ibu mengalami gejala-gejala di atas, maka segeralah memberitahu suami, bidan atau
dokter. Penyakitini dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau konsultasi dengan
psikiater. Perawatan di rumah sakitakan diperlukan apabila ibu mengalami depresi berkepanjangan.
Beberapa intervensi yang dapat membantu ibu terhindar dari depresi post partum antara lain:
1. Pelajari diri sendiri
2. Tidur dan makan yang cukup
3. Olahraga
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
5. Beritahukan perasaan Anda
6. Dukungan keluarga dan orang lain
7. Persiapan diri yang baik
8. Lakukan pekerjaan rumah tangga
9. Dukungan emosional
10. Dukungan kelompok depresi post partum
11. Bersikap tulus ikhlas dalam menerima peran barunya
DEPRESI BERAT
Depresi berat disebut juga dengan sindrom depresif non psikotik pada kehamilan sampai beberapa
minggu/bulan setelah kelahiran.
Gejala-gejala depresi berat antara lain:
1. Perubahan mood
2. Gangguan tidur dan pola makan
3. Perubahan mental dan libido
4. Pobhia, ketakutan menyakiti diri sendiri atau bayinya
Penatalaksanaan depresi berat adalah sebagai berikut:
1. Dukungan keluarga dan sekitar
2. Terapi psikologis
3. Kolaborasi dengan dokter
4. Perawatan rumah sakit
5. Hindari rooming in dengan bayinya
PSIKOSIS POST PARTUM
Insiden psikosis post partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran. Rekurensi dalam masa kehamilan 20-30
persen.Gejala psikosis post partum muncul beberapa hari sampai 4-6 minggu post partum.
Faktor penyebab psikosis post partum antara lain:
1. Riwayat keluarga penderita psikiatri
2. Riwayat ibu menderita psikiatri
3. Masalah keluarga dan perkawinan
Gejala psikosis post partum sebagai berikut:
1. Gaya bicara keras
2. Menarik diri dari pergaulan
3. Cepat marah
4. Gangguan tidur
Penatalaksanaan psikosis post partum adalah:
1. Pemberian anti depresan
2. Berhenti menyusui
3. Perawatan di rumah sakit
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).
Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas. zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-
proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam
Masa Nifas. the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19
Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Kata Kunci
post partum blues, postpartum blues, post partum, post partum blues adalah, postpartum blues
adalah,post partum blus, Pengertian post partum blues, kebutuhan istirahat ibu nifas, askeb post
partum, psikosispostpartum, makalah post partum blues, askeb post partum blues, psikosa post
partum, apa itu post partum blues, post partum blue, ###########, post partum bloes,
perbedaan baby blues dan postpartumblues, post partus blues, pengertian post partum
blues dan baby blues, tanda_tanda gejala poast partum
blus, penanganan postpartum blues, penanganan post partum blues, Past partum blues, partus
blouse.
Askeb III (Nifas)

Anda mungkin juga menyukai