Anda di halaman 1dari 39

BAB.

1
BESARAN DAN SATUAN
Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami konsep besaran dan satuan serta penerapanya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Mengaplikasikan pada bidang ILMU TEKNIK SIPIL.
3. Mahasiswa dapat mengenal besaran dan satuan.

1.1. BESARAN :
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

Warna, indah, cantik, bukan merupakan besaran karena tidak dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka (data kuantitatif)

BESARAN POKOK
BESARAN
BESARAN TURUNAN

By : TUKIMUN,ST.MT
1.1.1. BESARAN POKOK
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan
tidak diturunkan dari besaran lain.

Ada tujuh besaran pokok dalam sistem Satuan Internasional

NO BESARAN SATUAN SIMBOL


1 PANJANG METER M
2 MASSA KILOGRAM Kg
3 WAKTU SECOND s
4 ARUS LISTRIK AMPERE A
5 TEMPERATUR KELVIN K
6 JUMLAH ZAT MOLE Mol
7 INTENSITAS CAHAYA CANDELA cd

Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang
dapat dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi
ke sisi yang lain, diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu
fisika dan teknik, kata panjang biasanya digunakan secara sinonim dengan jarak,
dengan simbol l atau L (singkatan dari bahasa Inggris length).

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Massa adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara umum dapat digunakan untuk
mengukur banyaknya materi yang terdapat dalam suatu benda.

Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat
ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala
waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan
lama berlangsungnya suatu kejadian.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan
listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu,
Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang
tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke
arah yang sebaliknya.

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan
oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari
intensitas cahaya adalah Candela (Cd).

Jumlah Zat Satuan baku sistem SI adalah mol.


Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu unsur elementer sebanyak jumlah
atom yang ada pada 0,012 kg karbon yang nilainya kira-kira 6,0221413 x 1023

1.1.2. BESARAN TURUNAN


Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok
atau besaran yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok. Contoh
besaran turunan adalah Berat, Luas, Volume, Kecepatan, Percepatan, Massa Jenis,
Berat jenis, Gaya, Usaha, Daya, Tekanan, Energi Kinetik, Energi Potensial,
Momentum, Impuls, Momen inersia, dll.

Contoh besaran turunan:


Luas = panjang x lebar
= besaran panjang x besaran panjang l A=pxl
=mxm
= m2 p
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Volume = panjang x lebar x tinggi
= besaran panjang x besaran panjang x besaran Panjang
=mxmxm
= m3
Kecepatan = jarak / waktu
= besaran panjang / besaran waktu
=m/s

1.1.3. DIMENSI BESARAN


Tabel 1.1 Besaran Pokok
NO BESARAN SATUAN DASAR SI SIMBOL DIMENSI
.
1. Panjang meter m [L]
2. Massa kilogram kg [M]
3. Waktu sekon s [T]
4. Arus Listrik ampere A [I]
5. Suhu kelvin K []
6. Jumlah Zat mol mol [N]
7. Intensitas Cahaya kandela cd [J]
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Tabel 1.2. Contoh Besaran Turunan

1.1.4. ANALISIS DIMENSI


Analisis dimensi adalah cara yang sering dipakai dalam fisika, kimia dan teknik untuk
memahami keadaan fisis yang melibatkan besaran yang berbeda-beda. Analisis
dimensi selalu digunakan untuk memeriksa ketepatan penurunan persamaan.

Contoh Soal :
Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut ini :
(a) volume ;
(b) massa jenis ;
(c) pecepatan ;
(d) usaha

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
JAWAB :
Anda harus menulis rumus dari besaran turunan yang akan ditentukan dimensinya
terlebih dahulu. Selanjutnya rumus tersebut diuraikan sampai hanya terdiri dari
besaran pokok.
a) Persamaan Volume adalah hasil kali panjang, lebar dan tinggi di mana
ketiganya memiliki dimensi panjang, yakni [L.L.L]. Dengan demikian, Dimensi
Volume : [L] 3
b) Persamaan Massa Jenis adalah hasil bagi massa dan volume. Massa memiliki
dimensi [M] dan volume memiliki dimensi [L]3. Dengan demikian Dimensi
massa jenis : [M.L-3]
c) Persamaan Percepatan adalah hasil bagi Kecepatan (besaran turunan)
dengan Waktu, di mana Kecepatan adalah hasil bagi Perpindahan dengan
Waktu. Oleh karena itu, kita terlebih dahulu menentukan dimensi Kecepatan
(jarak/waktu) dimensi [L.T-1] , kemudian dimensi Percepatan
(Kecepatan/waktu) maka Dimensi [(L.T-1)/(T)]sehingga dimensinya [L.T-2].
d) Persamaan Usaha adalah hasil kali Gaya (besaran Turunan) dgn Perpindahan
(dimensi = [L]), sedang Gaya adalah hasil kali massa (dimensi = [M]) dengan
percepatan (besaran turunan). Karena itu kita tentukan dahulu dimensi
Usaha = [M.L2.T2].

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH DIMENSI SATUAN:

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.2. SKALAR DAN VEKTOR
Besaran-besaran Fisika ditinjau dari pengaruh arah terhadap besaran tersebut
dapat dikelompokkan menjadi :
a. Skalar : besaran yang cukup dinyatakan besarnya saja (tidak ter-gantung
pada arah). Misalnya : panjang, suhu, luas, tekanan, daya, massa, waktu,
energi dsb.
b. Vektor : besaran yang tergantung pada arah. Misalnya : kecepatan, gaya,
momentum dsb.
1.2.1. BESARAN VEKTOR
Besaran Vektor adalah besaran yang selain mempunyai besar tapi juga
mempunyai arah dan ditunjukkan dengan anak panah.

Dua buah vektor dikatakan sama, jika kedua


vektor itu besar dan arahnya sama.

Dua buah vektor dikatakan saling berlawanan


jika kedua buah vektor itu besarnya sama tapi
arahnya saling berlawanan.
Gambar vektor

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
C. HUKUM JAJARAN GENJANG :

Hukum Jajaran mengenai penjumlahan gaya-gaya menyatakan bahwa dua gaya


yang bekerja pada sebuah benda titik dapat digantikan oleh sebuah gaya
resultante, dan didapatkan dengan menggambarkan diagonal jajaran genjang,
yang mana sisi-sisi jajaran genjang itu sama dengan gaya-gaya yang diketahui.

P1

P2 D
A
R
C
P2 P1
B
0 1 2 3

Skala gaya

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
a. Menjumlahkan Vektor
Dua buah vektor masing-masing v1 dan v2
mengapit sudut . Melukis jumlah (resultan)
antara dua vektor masing v1 dan v2 dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu:
Penjumlahan dengan cara jajaran genjang
dan penjumlahan dengan cara Poligon atau
segi banyak. Gambar : cara menjumlahkan vector

b. Pengurangan Vektor
Pada prinsipnya, pengurangan vektor sama
dengan penjumlahan vektor negatif.
Pengurangan vektor pada gambar di atas
dilakukan dengan cara membuat vektor b
(vektor yang besarnya sama dengan b, segaris
kerja, tetapi arahnya berlawanan). Selisih
vektor a dan b adalah
R = a b = a + (-b)
Harga dari resultannya adalah
Gambar : cara pengurangan vector
R = ( a2+b2+2.a.b.cos.)
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
RUMUS PENJUMLAHAN VEKTOR:

Dengan metode segitiga atau jajaran genjang akan didapat hasil penjumlahan dua
vektor secara grafis, jika skala dan ukuran yang digunakan tepat maka nilai vektor
resultannyapun dapat ditentukan dengan rumus phytagoras (Cara Analitis).

Alternatif lain adalah menggunakan Rumus Cosinus, dengan catatan sudut antara
kedua vektor diketahui pun juga besar dari masing-masing vektor.
Rumus Penjumlahan
Dua buah vektor dengan besar masing-masing adalah F1 dan F2 serta sudut antara
kedua vektor adalah akan mempunyai jumlah sebesar R dimana R :

Untuk = 90 maka R menjadi:

Ingat kembali bahwa cos 90 = 0

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
SYARAT PERHITUNGAN DENGAN CARA GRAFIS ADALAH :
1. MEMPUNYAI PENGGARIS SEGITIGA 1 PASANG UNTUK MENGGAMBAR
SECARA GRAFIS.
2. MEMILIKI BUSUR LINGKARAN UNTUK MENGUKUR DAN
MENGGAMBAR SUDUT.
3. MEMAHAMI SKALA GAMBAR

PENGGARIS SEGITIGA BUSUR LINGKARAN

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH SOAL :
Dua gaya P1 = 4 kN dan P2 = 2 kN bekerja pada sambungan baja
seperti gambar berikut. Tentukan Gaya Ekuivalen atau Resultante
gaya tersebut:

Gambar sambungan
P1 baja

Perhitungan ada 2 cara yakni:


1. Metode GRAFIS (GAMBAR)
A
P2 2. Metode ANALITIS (HITUNGAN)

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
METODE ANALITIS : METODE GRAFIS :
Penyelesaian secara analitis menggunakan aturan segitiga.
Dimana:
C2 =a2 + b2 2ab. Cos b a
C = a2 + b2 2ab. Cos
c
Dapat
diganti y

R = P12 + P2 + 2P1.P2. Cos (180o-)


P2
Cos (180o-) = - Cos
(180o-)
x
R = P12 + P22 + 2P1.P2. Cos P1

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Misalkan sudut = 35o

R = P12 + P22 + 2P1.P2. Cos

R = 42 + 22 + 2.4.2. Cos 35

R = 33,104
R = 5,753 kN

Perhitungan secara grafis dan analitis hasilnya akan sama, kalau secara grafis
maka pengaruh skala gaya berperan penting dalam hasil yang didapatkan
karena disitu ada kegiatan mengukur gaya dan mengalikan dengan skala.
Semakin besar skala penggambaran maka semakin teliti perhitungan demikian
pula sebaliknya.

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH SOAL 2:

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CARA GRAFIS (GAMBAR):

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CARA ANALITIS (PERHITUNGAN)

JADI HASIL PERHITUNGAN ANTARA GRAFIS DAN ANALITIS MEMILIKI HASIL YANG
SAMA (MENDEKATI) TERGANTUNG KETELITIAN DAN SKALA YANG DIPAKAI....!!!!!

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
PENJUMLAHAN SEGI BANYAK (POLIGON)

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
MENGURAIKAN VEKTOR DALAM BIDANG X DAN Y

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
INGAT.....INGAT....!!!!

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
F3
F4 F2

F1
F5
F6

F1. COS F1. Sin


F2. COS F2. Sin BESARNYA RESULTANTE:
F3. COS F3. Sin R= Rx2 + Ry2
F4. COS F4. Sin
F5. COS F5. Sin
F6. COS
ARAH RESULTANTE:
F6. Sin
Tg = Ry / Rx

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3. SATUAN DAN STANDART

Untuk menetapkan sistrem satuan ini dibentuklah suatu komisi standar internasional.
Sistem satuan yang pertama adalah C.G.S. (Centimeter, Gram, Second) sebagai dasar.
1. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis
Satuan-satuan praktis yang sering digunakan dalam pengukuran-pengukuran
besaran adalah :

Panjang Massa Waktu

Detik (sec)
Menit (min)
Centimeter (cm) Miligram (mg)
Jam (hr)
Meter (m) Gram (g)
Hari (day)
Kilometer (km) Kilogram (kg)
Bulan
Tahun

SI : cgs (centi-gram-second)

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
2. Sistem Satuan M.K.S.
Tahun 1901 diusulkan sistem satuam Meter, Kilogram, Second (M.K.S.). Sistem ini
merupakan pengembangan sistem C.G.S. dimana panjang dalam meter, berat
dalam kilogram dan waktu dalam detik. Sehingga dalam sistem ini adalah sebagai
berikut : Luas = m2
Volume = m3
Kecepatan = m/det
Gaya = newton
Kerja, Energi = joule
Daya = watt
Kuat arus = ampere
Tegangan = volt

Panjang Massa Waktu


Detik (sec)
Menit (min)
Centimeter (cm) Miligram (mg)
Jam (hr)
Meter (m) Gram (g)
Hari (day)
Kilometer (km) Kilogram (kg)
Bulan
Tahun
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3.1. NOTASI ILMIAH

Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil,
seperti massa elektron, sampai dengan ukuran yang sangat besar, seperti massa
bumi. Penulisan hasil pengukuran benda sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira
5.980.000.000 000.000.000.000.000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil,
misalnya massa sebuah elektron kira-kira
0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.911 kg memerlukan tempat yang lebar
dan sering salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat
menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku. Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran
dinyatakan sebagai : a, . . . . x 10n

di mana :
a = bilangan asli mulai dari 1 9
n = eksponen dan merupakan bilangan bulat dalam persamaan tersebut,
10n =disebut orde besar

Contoh :
Massa bumi = 5,98 x1024 0,00000435 = 4,35 x 10-6
Massa elektron = 9,11 x 10-31 345000000 = 3,45108

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3.2. KONVERSI SATUAN:
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya yang sering dipakai
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan ons. Satuan-
satuan tersebut dapat dikonversi atau diubah ke dalam satuan sistem metrik dengan
patokan yang ditentukan. Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai
berikut:
1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan orang
dewasa).
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang dewasa).
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang dewasa).
1 inci = 2,54 cm
1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk besaran
massa berlaku juga sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem Inggris ke
dalam sistem SI. Contohnya sebagai berikut.
1 ton = 1000 kg
1 ons (oz) = 0,02835 kg
1 kuintal = 100 kg
1 pon (lb) = 0,4536 kg
1 slug = 14,59 kg
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI yaitu
detik atau sekon. Contohnya sebagai berikut.
1 tahun = 3,156 x 10^7 detik
1 jam = 3600 detik
1 hari = 8,640 x 10^4 detik
1 menit = 60 detik

Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaran-besaran pokok
yang mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali dijumpai
satuan besaran turunan dapat berkembang lebih dari satu macam karena
penjabarannya dari definisi yang berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat
ditulis dengan m/s^2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat
juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!

1 dyne = 10^-5 newton


1 erg = 10^-7 joule
1 kalori = 0,24 joule
1 kWh = 3,6 x 10^6 joule
1 liter = 10^-3 m^3 = 1 dm^3
1 ml = 1 cm^3 = 1 cc
1 atm = 1,013 x 10^5 pascal

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH KONVERSI SATUAN:

Konversi satuan panjang


1. 10 km = .. meter ? (10)(1000) = 10.000 meter
2. 10 km = .. cm ? (10)(100.000) = 1000.000 cm
3. 10 km = .. mm ? (10)(1000.000) = 10.000.000 mm
4. 10 meter = km ? 10 / 1000 = 1 / 100 = 0,01 km
5. 10 cm = .. km ? 10 / 100.000 = 1 / 10.000 = 0,0001 km
6. 10 mm = .. km ? 10 / 1000.000 = 1 / 100.000 = 0,00001 km
7. 10 meter = .. cm ? (10)(100) = 1000 cm
8. 10 meter = .. mm ? (10)(1000) = 10.000 mm
9. 10 cm = .. mm ? (10)(10) = 100 mm
10. 10 cm = .. meter ? 10 / 100 = 1 / 10 = 0,1 meter
11. 10 mm = .. meter ? 10 / 1000 = 1 / 100 = 0,01 meter
12. 10 mm = .. cm ? 10 / 10 = 1 meter

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Konversi satuan massa
1. 10 kg = .. gram ? (10)(1000) = 10.000 gram
2. 10 kg = .. mg ? (10)(1000.000) = 10.000.000 mg
3. 10 gram = .. mg ? (10)(1000) = 10.000 mg
4. 10 gram = kg ? 10 / 1000 = 1 / 100 = 0,01 kg
5. 10 mg = .. kg ? 10 / 1000.000 = 1 / 100.000 = 0,00001 kg
6. 10 mg = .. gram ? 10 / 1000 = 1 / 100 = 0,01 gram

Konversi satuan waktu


1. 2 jam = . menit ? (2)(60) = 120 menit
2. 2 jam = . sekon ? (2)(3600) = 7.200 sekon
3. 2 menit = . sekon ? (2)(60) = 120 sekon
4. 2 sekon = . milisekon ? (2)(1000) = 2.000 milisekon

Konversi satuan besaran turunan


1. 2 kPa (kilo Pascal) = .. Pascal ? (2)(1000) = 2.000 Pascal
2. 2 kW (kilo Watt) = Watt ? (2)(1000) = 2.000 Watt
3. 2 MV (mega Volt) = Volt ? (2)(1000.000) = 2.000.000 Volt
4. 2 GHz (giga hertz) = Hertz ? (2)(1000.000.000) = 2.000.000.000 Hertz
5. 2 km/jam = .. m/s ? (2)(1000 m) / 3600 s = 0,55 m/s
6. 2 m/s = km/jam ? (2)(0,001 km) / 0,00027 jam = 7,41 km/jam

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH TANGGA KONVERSI:

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3.3. PENGUKURAN

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan


sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital.
Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-
pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa
yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat.

Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:


1. Secara Langsung
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai
besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang
diinginkan.

2. Secara tidak langsung


Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan
nilai besaran yang diukur. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, faktor
yang harus diperhatikan antara lain :
- alat ukur yang dipakai
- aturan angka penting
- posisi mata pengukuran (paralax)

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3.4. SKALA (PERBANDINGAN)

SKALA adalah perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak dalam gambar yang
berfungsi untuk memudahkan penggambaran.

Contoh :
Kota A dan kota B berjarak 50 km, sedangkan jarak pada peta 20 cm. Skala peta
dapat ditentukan sebagai berikut.
Skala = Jarak pada peta : Jarak sebenarnya
= 20 cm : 50 km (5.000.000 cm)
= 5.000.000 / 20
= 1 : 250.000

Sehingga : 1 cm dalam peta mewakili 250.000 cm dalam kenyataan sebenarnya


atau 2,5 km.

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Menentukan Jarak Sebenarnya
Apabila skala dan jarak pada peta diketahui dan kita diminta untuk menentukan jarak
sebenarnya maka rumus yang digunakan adalah :
Jarak sebenarnya = jarak pada peta X skala
Perhatikan contoh soal dibawah ini :

1. Jarak kota A kota B pada peta adalah 4 cm


Skala peta 1 : 250.000
Tentukanlah jarak sebenarnya dari kota A ke kota B !
Jarak sebenarnya = jarak pada peta X skala
= 4 cm x 250.000
= 1000.000 cm
= 10 km

Keterangan : Jarak antar kota umumnya menggunakan satuan km.


Cara mengubah satuan cm ke km yaitu dengan menggunakan satuan
ukuran panjang (km-hm-dam-m-dm-cm-mm).

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Selamat mencoba soal di bawah ini !

1. Jarak antara kedua kota sesungguhnya 25 km. Jarak pada peta 10 cm.
Tentukan skala peta tersebut.
2. Jarak kedua kota sesungguhnya 45 km. Skala pada peta 1 : 150.000.
Tentukan jarak kedua kota pada peta.
3. Panjang rumah pada denah 50 cm. Panjang rumah sebenarnya 25 m.
Berapa skala denah tersebut?
4. Tinggi suatu gedung 60 meter. Tinggi gedung pada denah 50 cm. Berapa
skala denah tersebut?
5. Lebar suatu kolam renang 20 meter. Pada denah dibuat dengan skala 1 :
250. Berapa sentimeter lebar kolam pada denah?

Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Dosen : TUKIMUN,ST.MT

Anda mungkin juga menyukai