1
BESARAN DAN SATUAN
Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami konsep besaran dan satuan serta penerapanya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Mengaplikasikan pada bidang ILMU TEKNIK SIPIL.
3. Mahasiswa dapat mengenal besaran dan satuan.
1.1. BESARAN :
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.
Warna, indah, cantik, bukan merupakan besaran karena tidak dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka (data kuantitatif)
BESARAN POKOK
BESARAN
BESARAN TURUNAN
By : TUKIMUN,ST.MT
1.1.1. BESARAN POKOK
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan
tidak diturunkan dari besaran lain.
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang
dapat dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi
ke sisi yang lain, diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu
fisika dan teknik, kata panjang biasanya digunakan secara sinonim dengan jarak,
dengan simbol l atau L (singkatan dari bahasa Inggris length).
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Massa adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara umum dapat digunakan untuk
mengukur banyaknya materi yang terdapat dalam suatu benda.
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat
ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala
waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan
lama berlangsungnya suatu kejadian.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan
listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu,
Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang
tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke
arah yang sebaliknya.
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan
oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari
intensitas cahaya adalah Candela (Cd).
Contoh Soal :
Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut ini :
(a) volume ;
(b) massa jenis ;
(c) pecepatan ;
(d) usaha
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
JAWAB :
Anda harus menulis rumus dari besaran turunan yang akan ditentukan dimensinya
terlebih dahulu. Selanjutnya rumus tersebut diuraikan sampai hanya terdiri dari
besaran pokok.
a) Persamaan Volume adalah hasil kali panjang, lebar dan tinggi di mana
ketiganya memiliki dimensi panjang, yakni [L.L.L]. Dengan demikian, Dimensi
Volume : [L] 3
b) Persamaan Massa Jenis adalah hasil bagi massa dan volume. Massa memiliki
dimensi [M] dan volume memiliki dimensi [L]3. Dengan demikian Dimensi
massa jenis : [M.L-3]
c) Persamaan Percepatan adalah hasil bagi Kecepatan (besaran turunan)
dengan Waktu, di mana Kecepatan adalah hasil bagi Perpindahan dengan
Waktu. Oleh karena itu, kita terlebih dahulu menentukan dimensi Kecepatan
(jarak/waktu) dimensi [L.T-1] , kemudian dimensi Percepatan
(Kecepatan/waktu) maka Dimensi [(L.T-1)/(T)]sehingga dimensinya [L.T-2].
d) Persamaan Usaha adalah hasil kali Gaya (besaran Turunan) dgn Perpindahan
(dimensi = [L]), sedang Gaya adalah hasil kali massa (dimensi = [M]) dengan
percepatan (besaran turunan). Karena itu kita tentukan dahulu dimensi
Usaha = [M.L2.T2].
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH DIMENSI SATUAN:
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.2. SKALAR DAN VEKTOR
Besaran-besaran Fisika ditinjau dari pengaruh arah terhadap besaran tersebut
dapat dikelompokkan menjadi :
a. Skalar : besaran yang cukup dinyatakan besarnya saja (tidak ter-gantung
pada arah). Misalnya : panjang, suhu, luas, tekanan, daya, massa, waktu,
energi dsb.
b. Vektor : besaran yang tergantung pada arah. Misalnya : kecepatan, gaya,
momentum dsb.
1.2.1. BESARAN VEKTOR
Besaran Vektor adalah besaran yang selain mempunyai besar tapi juga
mempunyai arah dan ditunjukkan dengan anak panah.
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
C. HUKUM JAJARAN GENJANG :
P1
P2 D
A
R
C
P2 P1
B
0 1 2 3
Skala gaya
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
a. Menjumlahkan Vektor
Dua buah vektor masing-masing v1 dan v2
mengapit sudut . Melukis jumlah (resultan)
antara dua vektor masing v1 dan v2 dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu:
Penjumlahan dengan cara jajaran genjang
dan penjumlahan dengan cara Poligon atau
segi banyak. Gambar : cara menjumlahkan vector
b. Pengurangan Vektor
Pada prinsipnya, pengurangan vektor sama
dengan penjumlahan vektor negatif.
Pengurangan vektor pada gambar di atas
dilakukan dengan cara membuat vektor b
(vektor yang besarnya sama dengan b, segaris
kerja, tetapi arahnya berlawanan). Selisih
vektor a dan b adalah
R = a b = a + (-b)
Harga dari resultannya adalah
Gambar : cara pengurangan vector
R = ( a2+b2+2.a.b.cos.)
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
RUMUS PENJUMLAHAN VEKTOR:
Dengan metode segitiga atau jajaran genjang akan didapat hasil penjumlahan dua
vektor secara grafis, jika skala dan ukuran yang digunakan tepat maka nilai vektor
resultannyapun dapat ditentukan dengan rumus phytagoras (Cara Analitis).
Alternatif lain adalah menggunakan Rumus Cosinus, dengan catatan sudut antara
kedua vektor diketahui pun juga besar dari masing-masing vektor.
Rumus Penjumlahan
Dua buah vektor dengan besar masing-masing adalah F1 dan F2 serta sudut antara
kedua vektor adalah akan mempunyai jumlah sebesar R dimana R :
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
SYARAT PERHITUNGAN DENGAN CARA GRAFIS ADALAH :
1. MEMPUNYAI PENGGARIS SEGITIGA 1 PASANG UNTUK MENGGAMBAR
SECARA GRAFIS.
2. MEMILIKI BUSUR LINGKARAN UNTUK MENGUKUR DAN
MENGGAMBAR SUDUT.
3. MEMAHAMI SKALA GAMBAR
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH SOAL :
Dua gaya P1 = 4 kN dan P2 = 2 kN bekerja pada sambungan baja
seperti gambar berikut. Tentukan Gaya Ekuivalen atau Resultante
gaya tersebut:
Gambar sambungan
P1 baja
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
METODE ANALITIS : METODE GRAFIS :
Penyelesaian secara analitis menggunakan aturan segitiga.
Dimana:
C2 =a2 + b2 2ab. Cos b a
C = a2 + b2 2ab. Cos
c
Dapat
diganti y
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Misalkan sudut = 35o
R = 42 + 22 + 2.4.2. Cos 35
R = 33,104
R = 5,753 kN
Perhitungan secara grafis dan analitis hasilnya akan sama, kalau secara grafis
maka pengaruh skala gaya berperan penting dalam hasil yang didapatkan
karena disitu ada kegiatan mengukur gaya dan mengalikan dengan skala.
Semakin besar skala penggambaran maka semakin teliti perhitungan demikian
pula sebaliknya.
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH SOAL 2:
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CARA GRAFIS (GAMBAR):
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CARA ANALITIS (PERHITUNGAN)
JADI HASIL PERHITUNGAN ANTARA GRAFIS DAN ANALITIS MEMILIKI HASIL YANG
SAMA (MENDEKATI) TERGANTUNG KETELITIAN DAN SKALA YANG DIPAKAI....!!!!!
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
PENJUMLAHAN SEGI BANYAK (POLIGON)
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
MENGURAIKAN VEKTOR DALAM BIDANG X DAN Y
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
INGAT.....INGAT....!!!!
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
F3
F4 F2
F1
F5
F6
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3. SATUAN DAN STANDART
Untuk menetapkan sistrem satuan ini dibentuklah suatu komisi standar internasional.
Sistem satuan yang pertama adalah C.G.S. (Centimeter, Gram, Second) sebagai dasar.
1. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis
Satuan-satuan praktis yang sering digunakan dalam pengukuran-pengukuran
besaran adalah :
Detik (sec)
Menit (min)
Centimeter (cm) Miligram (mg)
Jam (hr)
Meter (m) Gram (g)
Hari (day)
Kilometer (km) Kilogram (kg)
Bulan
Tahun
SI : cgs (centi-gram-second)
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
2. Sistem Satuan M.K.S.
Tahun 1901 diusulkan sistem satuam Meter, Kilogram, Second (M.K.S.). Sistem ini
merupakan pengembangan sistem C.G.S. dimana panjang dalam meter, berat
dalam kilogram dan waktu dalam detik. Sehingga dalam sistem ini adalah sebagai
berikut : Luas = m2
Volume = m3
Kecepatan = m/det
Gaya = newton
Kerja, Energi = joule
Daya = watt
Kuat arus = ampere
Tegangan = volt
Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil,
seperti massa elektron, sampai dengan ukuran yang sangat besar, seperti massa
bumi. Penulisan hasil pengukuran benda sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira
5.980.000.000 000.000.000.000.000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil,
misalnya massa sebuah elektron kira-kira
0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.911 kg memerlukan tempat yang lebar
dan sering salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat
menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku. Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran
dinyatakan sebagai : a, . . . . x 10n
di mana :
a = bilangan asli mulai dari 1 9
n = eksponen dan merupakan bilangan bulat dalam persamaan tersebut,
10n =disebut orde besar
Contoh :
Massa bumi = 5,98 x1024 0,00000435 = 4,35 x 10-6
Massa elektron = 9,11 x 10-31 345000000 = 3,45108
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3.2. KONVERSI SATUAN:
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya yang sering dipakai
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan ons. Satuan-
satuan tersebut dapat dikonversi atau diubah ke dalam satuan sistem metrik dengan
patokan yang ditentukan. Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai
berikut:
1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan orang
dewasa).
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang dewasa).
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang dewasa).
1 inci = 2,54 cm
1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk besaran
massa berlaku juga sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem Inggris ke
dalam sistem SI. Contohnya sebagai berikut.
1 ton = 1000 kg
1 ons (oz) = 0,02835 kg
1 kuintal = 100 kg
1 pon (lb) = 0,4536 kg
1 slug = 14,59 kg
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI yaitu
detik atau sekon. Contohnya sebagai berikut.
1 tahun = 3,156 x 10^7 detik
1 jam = 3600 detik
1 hari = 8,640 x 10^4 detik
1 menit = 60 detik
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaran-besaran pokok
yang mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali dijumpai
satuan besaran turunan dapat berkembang lebih dari satu macam karena
penjabarannya dari definisi yang berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat
ditulis dengan m/s^2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat
juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH KONVERSI SATUAN:
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Konversi satuan massa
1. 10 kg = .. gram ? (10)(1000) = 10.000 gram
2. 10 kg = .. mg ? (10)(1000.000) = 10.000.000 mg
3. 10 gram = .. mg ? (10)(1000) = 10.000 mg
4. 10 gram = kg ? 10 / 1000 = 1 / 100 = 0,01 kg
5. 10 mg = .. kg ? 10 / 1000.000 = 1 / 100.000 = 0,00001 kg
6. 10 mg = .. gram ? 10 / 1000 = 1 / 100 = 0,01 gram
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
CONTOH TANGGA KONVERSI:
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3.3. PENGUKURAN
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
1.3.4. SKALA (PERBANDINGAN)
SKALA adalah perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak dalam gambar yang
berfungsi untuk memudahkan penggambaran.
Contoh :
Kota A dan kota B berjarak 50 km, sedangkan jarak pada peta 20 cm. Skala peta
dapat ditentukan sebagai berikut.
Skala = Jarak pada peta : Jarak sebenarnya
= 20 cm : 50 km (5.000.000 cm)
= 5.000.000 / 20
= 1 : 250.000
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Menentukan Jarak Sebenarnya
Apabila skala dan jarak pada peta diketahui dan kita diminta untuk menentukan jarak
sebenarnya maka rumus yang digunakan adalah :
Jarak sebenarnya = jarak pada peta X skala
Perhatikan contoh soal dibawah ini :
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Selamat mencoba soal di bawah ini !
1. Jarak antara kedua kota sesungguhnya 25 km. Jarak pada peta 10 cm.
Tentukan skala peta tersebut.
2. Jarak kedua kota sesungguhnya 45 km. Skala pada peta 1 : 150.000.
Tentukan jarak kedua kota pada peta.
3. Panjang rumah pada denah 50 cm. Panjang rumah sebenarnya 25 m.
Berapa skala denah tersebut?
4. Tinggi suatu gedung 60 meter. Tinggi gedung pada denah 50 cm. Berapa
skala denah tersebut?
5. Lebar suatu kolam renang 20 meter. Pada denah dibuat dengan skala 1 :
250. Berapa sentimeter lebar kolam pada denah?
Dosen : TUKIMUN,ST.MT
Dosen : TUKIMUN,ST.MT