Anda di halaman 1dari 3

MODUL 2

PEMBUATAN MEDIUM
PENDAHULUAN

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Nutrisi yang dibutuhkan adalah
berupa makroelemen dan mikroelemen. Yang merupakan golongan makroelemen adalah C, H, O, N,
S, P, K, Ca, Mg, dan Fe. Sedangkan yang tergolong mikroelemen adalah Mn, Zn, Co, Mo, Ni, dan Cu.

Adapun komposisi media pertumbuhan ini dapat dimanipulasi sesuai dengan tujuan masing-masing
pembuatan media. Media dapat dibuat dengan tujuan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis
dan pengamatan pertumbuhan jumlah mikroba.

Ada beberapa hal ynag perlu diperhatikan dalam pembuatan media yaitu: media harus mengandung
semua unsur hara yang dibutuhkan mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang, media harus
mempunyai tekanan osmosis dan pH, media harus steril. Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan
suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu alat atau
medium. Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penyaringan, radiasi, dan penggunaan bahan kimia.

Media berdasarkan fungsinya dapat dibedakan atas: media dasar/basal, media diferensial, media
selektif, media diperkaya dan media penguji. Berdasarkan fungsinya ini, maka kandungan nutrisi
yang dimiliki oleh masing-masing media pun berbeda-beda tergantung pada fungsi dan tujuannya.

.TUJUAN

1. Memahami cara pembuatan medium pertumbuhan untuk mikroba.

ALAT DAN BAHAN

1. Alat: Erlenmeyer, bunsen, gelas ukur, pipet ukur, neraca analitik, batang pengaduk, tabung
reaksi, rak tabung, autoklaf, jarum inokulator
2. Bahan: Akuades, NaCl, agar, ekstrak daging, pepton, ekstrak ragi, glukosa, kentang, kapas
dan kertas

3.1 PENYIAPAN MEDIUM

PRINSIP DASAR

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu mikroba tergantung pada nutrisi yang tersedia dan
lingkungan pertumbuhan yang sesuai terhadap mikroba tersebut. Pada laboratorium, nutrisi yang
7
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut medium. Medium yang digunakan untuk
budidaya mikroorganisme mengandung zat-zat yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan
dari mikroorganisme. Medium dibedakan karena keragaman mikroorganisme dan jalur metabolik
mikroorganisme yang beragam.

Berdasarkan bentuknya medium terbagi menjadi tiga macam yaitu medium cair, medium semi solid
dan medium padat. Perbedaan yang paling utama dari ketiga macam medium tersebut yaitu ada
tidaknya bahan pemadat. Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan pemadat
sedangkan medium cair tidak menggunakan bahan pemadat. Bahan pemadat yang digunakan dapat
berupa amilum, gelatin, selulosa, dan agar-agar. Dikatakan medium semi solid karena penambahan
zat pemadatnya hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya.

Berdasarkan komposisinya, medium terbagi menjadi medium alami, medium semi sintetik, dan
medium sintetik. Medium alami merupakan medium yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang, tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebgainya. Medium sintetik yaitu
medium yang disusun oleh senyawa kimia seperti medium untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan, seperti K2HPO4, KH2PO4 , MgSO4, 7H2O, NaCl, FeSO4, 7H2O , MnSO4, 7H2O,
CaCO3, dsb. Sedangkan medium semi sintetik yaitu medium yang tersusun oleh campuran bahan-
bahan alami dan bahan-bahan sintetis .

Berdasarkan fungsinya medium terbagi atas medium umum, medium pengaya, medium selektif, dan
medium diferensial. Media umum merupakan medium yang digunakan untuk menumbuhakan atau
mengembangbiakkan satu atau lebih kelompok mikroba. Medium pengaya dapat menumbuhkan
satu jenis atau kelompok mikroba dengan cepat. Pada medium selektif, cara kerjanya adalah dengan
menumbuhkan satu atau lebih jenis mikroba terentu dengan menghambat atau mematikan jenis
mikroorganisme lainnya. Sedangkan pada medium diferensiasi berfungsi untuk membedakan
kelompok mikroorganisme, sering juga digunakan untuk identifikasi.

PROSEDUR KERJA

Medium kaldu nutrisi (nutrient broth)

1. Dengan menggunakan neraca analitik, kertas timbang atau kertas aluminium serta gelas
ukur, siapkan 0,5 g pepton; 0,5 g NaCl; 0,2 g ekstrak ragi; 0,1 g ekstrak daging, dan 100 ml
akuades.
2. Larutkan semua zat bahan medium satu per satu ke dalam 75 ml akuades pada erlen 250 ml,
aduk sambil dipanaskan hingga semua melarut.
3. Tambahkan dengan sisa akuades hingga volume medium mencapai 100 ml.
4. Tuangkan masing-masing 10 ml medium ke dalam 10 tabung reaksi bersih, tutup dengan
penutup.
5. Medium siap disterilkan dengan autoklaf.

Medium agar nutrisi (nutrient agar)

1. Ulangi langkah-langkah pembuatan medium kaldu nutrisi cair.


2. Medium kaldu nutrisi cair tersebut ditambahkan 2 g bubuk agar, aduk-aduk sambil
dipanaskan hingga agar benar-benar larut (warna medium menjadi jernih).

8
3. Tuangkan masing-masing 10 ml medium ke dalam 10 tabung reaksi bersih, tutup dengan
penutup.
4. Medium agar nutrisi siap untuk disterilkan dengan autoklaf.

Medium agar nutrisi (nutrient agar)

1. Timbang semua bahan sesuai dengan kuantitas yang dibutuhkan.


2. Larutkan dalam 100 ml aquades.
3. Medium NA diaduk dan dipanaskan hingga larut sepenuhnya atau medium telah menjadi
bening.
4. Medium siap untuk disterilkan dengan autoklaf.

Medium agar kentang dekstrosa (potato dextrose agar)

1. Siapkan 25 gram kentang yang telah bersih dan dipotong-potong dadu; 2 g glukosa; 2 g
bubuk agar, dan 100 ml akuades.
2. Rebuslah kentang dalam 100 ml akuades selama 2 jam sejak mendidih, volume akuades
dijaga supaya tetap.
3. Ambil air rebusan kentang dengan menyaring potongan-potongan kentang menggunakan
lap bersih atau kain kasa.
4. Tambahkan air rebusan kentang dengan glukosa dan asam tartarat, aduk hingga merata.
5. Tambahkan 2 g bubuk agar, sambil diaduk dan dipanaskan hingga agar melarut sempurna
dan medium berwarna bening.
6. Tuangkan masing-masing 10 ml medium ke dalam 10 tabung reaksi bersih, tutup dengan
penutup.
7. Medium siap untuk disterilkan dengan autoklaf.

Anda mungkin juga menyukai