Anda di halaman 1dari 5

COELENTERATA

Endah Rosa, Lidya Paramitha, Novi Risdayanti, Tiwi Noviyanti

Program Studi Biologi, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Jambi, Jambi

ABSTRAK
Coelenterata disebut hewan berongga karena bentuknya yang simetri radial
dan hanya memiliki sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron. Filum
Coelenterata dibedakan menjadi 2 fila yakni Ctenophora dan Cnidaria dan
diklasifikasikan berdasarkan perbedaan bentuk tubuhnya. Metode studi pustaka yang
digunakan didasarkan atas hasil studi terhadap berbagai literatur yang telah teruji
validitasnya, berhubungan satu sama lain, relevan dengan kajian tulisan serta
mendukung uraian atau analisis pembahasan.

Keywords: Cnidaria, Coelenterata, Ctenophora

PENDAHULUAN Ctenophora terbagi menjadi 6 kelas;


Coelenterata sering disebut hewan Cydippida, Platyctenida, Beroida,
berongga (Yunani, koilos yang berarti Thalassocalycida, Cestida, dan Lobata.
lubang, dan enteron, yang berarti usus) Sedangkan Cnidaria terbagi menjadi 5
karena bentuknya yang simetri radial, kelas; Hydrozoa, Scyphozoa,
tidak memiliki rongga tubuh yang Anthozoa, Cubozoa dan Staurozoa.
sebenarnya (acoelomata) dan hanya METODOLOGI
memiliki sebuah rongga sentral yang Data-data yang dipergunakan
disebut coelenteron (rongga bersumber dari berbagai referensi atau
gastrovaskuler, tempat terjadinya literatur seperti jurnal, majalah ilmiah,
pencernaan dan peredaran sari-sari dan buku-buku pendukung yang
makanan).1 relevan dengan topik yang dibahas.
Filum Coelenterata dibedakan menjadi Validitas dan relevansi referensi yang
2 fila yakni Ctenophora dan Cnidaria. digunakan dapat
Ctenophora merupakan kelas yang dipertanggungjawabkan. Metode studi
tidak memiliki knidoblast sedangkan pustaka yang digunakan didasarkan
Cnidaria mempunyai knidoblast.2 atas hasil studi terhadap berbagai
literatur yang telah teruji validitasnya, Ada 2 aspek fundamental dari siklus
berhubungan satu sama lain, relevan hidup Cnidaria. Pertama,
dengan kajian tulisan serta mendukung kecenderungan membentuk koloni
uraian atau analisis pembahasan. melalui reproduksi aseksual. Kedua,
PEMBAHASAN banyak spesies cnidaria mengalami
Filum Ctenophora dikarakterisasi siklus hidup dimorfik, termasuk di
dengan adanya delapan baris silia dalamnya terdapat 2 perbedaan struktur
gabungan yang membentuk sisir morfologi dewasa: bentuk polip dan
(ctenes) dan digunakan untuk bentuk medusa.3
pergerakan. Beberapa spesies juga Hydrozoa (Hydra & Koral Api)
memiliki tentakel panjang yang mencakup hewan-hewan dengan
membantu proses penangkapan mangsa jaringan-jaringan yang mencolok,
(copepoda, ikan plankton dan larva membedakan mereka dengan Porifera.1
moluska). Kebanyakan Ctenophora Hydrozoa merupakan anggota
dapat mengeluarkan cahaya dan tidak terbanyak dari filum ini terdiri dari 10
memiliki nematosit (kecuali Haeckelia) bangsa, 108 suku, 540 marga dan
yang bersifat menyengat.1 kurang lebih 3400 jenis yang semuanya
Sedangkan Cnidaria dicirikan dengan hidup di laut kecuali Limnomedusae.4
bentuk simetri radial, memiliki Pada umumnya Hydrozoa dapat
nematosit yang digunakan untuk dikenali dari tubuhnya yang transparan
menyengat dengan struktur lengket dengan ukuran yang relatif kecil
yang disebut cnidae, lubang (kurang dari 10 cm), walaupun yang
gastrovaskular yang tidak lengkap berupa koloni dapat mencapai ukuran
sebagai satu-satunya lubang pada lebih besar seperti pada bangsa
5
tubuh, dan lapisan tengah (disebut Siphonophorae.
mesenkim atau mesoglea) berasal dari Hydrozoa diklasifikasikan menjadi 5
ektoderm. Tidak memiliki sistem saraf ordo, yakni Trachylinida, Hydroida,
pusat, pernapasan, sirkulasi dan organ Milleporina dan Stylasterina,
ekskresi.3 Siphonophorida.

2
Salah satu organisme yang paling yang termasuk golongan ini tidak
dikenali dalam kelas ini yaitu Physalia mempunyai bentuk medusa, semuanya
physalis, spesies yang termasuk ke berbentuk polip. Anthozoa hidup secara
dalam ordo Siphonophorida, soliter atau berkoloni. Polip hewan
merupakan organisme kompleks yang karang dapat menghasilkan CaCO3, hal
hidup berkoloni, dengan polip yang inilah yang dapat membantu
telah terspesialisasi untuk memberi pembentukan batu karang.2 Selain itu,
makan, berenang, menangkap mangsa Hydrozoa, Scyphozoa dan Cubozoa
dan reproduksi.1 Jenis ini diketahui mempunyai fase medusa (fase dewasa
dapat menimbulkan efek sengatan yang sebagai plankton) sementara Anthozoa
cukup berbahaya bagi manusia.5 tidak mengalami fase medusa.4,5 Kelas
Scyphozoa (Ubur-ubur) dicirikan Anthozoa terdiri atas 6.100 spesies dan
dengan memiliki fase medusa yang dibagi menjadi tiga subkelas;
lebih besar dibandingkan fase polyp Octocorallia, Hexacorallia, dan
(kecuali Stauromeduasae).1 Scyphozoa Ceriantipatharia. Subkelas Octocorallia
memiliki 3 ordo (Coronatae, terdiri atas 6 ordo: Stolonifera,
Rhizostomeae, dan Semaeostomeae), Telestacea, Alcynacea, Coenothecalia,
21 family, 66 genus dengan kurang Gorgonacea, Pennatulacea. Subkelas
lebih 165 spesies dan ukurannya cukup Hexacorallia terdiri atas 6 ordo:
5
besar (dari cm sampai m). Ubur-ubur Rugosa, Tabulata, Actinaria,
merupakan organisme yang termasuk Zoanthidia, Scleractinia, dan
dalam filum Coelenterata yang mampu Zoanthiniaria. Sedangkan subkelas
menghasilkan toksin yang dapat Ceriantipatharia hanya terdiri atas 2
menyebabkan gangguan dalam tubuh.5 ordo, yakni Antipatharia (karang hitam)
Salah satu contoh yang penyebarannya dan Ceriantharia (tabung anemone).2,5
cukup luas adalah Aurelia aurita dari Yang disebut sebagai karang (coral)
bangsa Semaestomeae.5 mencakup karang dari Ordo
Anthozoa (Anemon Laut & Karang) Scleractinia dan Sub kelas Octocorallia
meliputi anemone laut, koral batu, koral (kelas Anthozoa) maupun kelas
tanduk, bulu laut atau pena laut. Hewan Hydrozoa. Salah satu sifat dari karang

3
disebut akresi. Akresi adalah bentuk Staurozoa (Ubur-ubur Pengintai)
pertumbuhan koloni dan terumbu ke merupakan kelas baru dalam filum
6
arah vertikal maupun horizontal. Cnidaria, yang ditambahkan pada tahun
Cubozoa (Ubur-ubur Kotak) 2004.8,9 Kelas ini hanya memiliki 1
sebelumnya termasuk ke dalam ordo, Stauromedusae, 6 family, 15
Scyphozoa atau ubur-ubur sejati, genus, dan sekitar 50 spesies. Kelas ini
namun dikarenakan kelompok ini masih belum memiliki kerangka
memiliki siklus hidup dan struktur yang filogenetik dan termasuk ke dalam
khas, para taksonomi memisahkannya kelompok non-monofiletik. Sekitar
ke dalam ordo khusus yakni Cubozoa, 80% spesiesnya ditemukan di belahan
dengan 1 ordo yaitu Cubomedusae. bumi utara, seperti Pasifik Utara,
Sekitar 20 spesies dari Cubozoa lebih Atlantik Utara, Laut Arktik, dan
banyak menunjukkan kekerabatan Mediterrania. Hanya sekitar 11 spesies
dengan Hydrozoa dibandingkan dengan yang ditemukan di belahan bumi
Scyphozoa. Spesies Cubozoa yang Selatan. Stauromedusae masih belum
paling banyak dikenali yakni Chironex banyak dipelajari dan diketahui terkait
fleckeri (lebah laut), dengan panjang 5 dengan persebarannya yang terbatas di
meter, diameter 30 cm dan 60 tentakel. daerah belahan bumi selatan.
Seseorang dapat meninggal hanya Dua spesies yang paling dikenali dari
dalam waktu beberapa menit setelah kelas ini yakni Haliclystus
terinjeksi oleh racun yang berasal dari californiensis dan Haliclystus
nematosit ubur-ubur ini.1 sanjuanensis.9
Jenis Cubozoa yang diketahui ada di KESIMPULAN
Indonesia adalah Carybdea alata dari Coelenterata merupakan filum yang
Philippines Expedition di perairan memiliki 2 fila yakni Ctenophora dan
Indonesia timur, Chiropsalmus Cnidaria. Ctenophora terbagi menjadi 6
buitendijk, dan sejenis ubur-ubur yang kelas; Cydippida, Platyctenida,
mirip dengan Carukia barnesi yang Beroida, Thalassocalycida, Cestida, dan
ditemukan di Papua pada waktu Perang Lobata. Sedangkan Cnidaria terbagi
Dunia II.7,5

4
menjadi 5 kelas; Hydrozoa, Scyphozoa, 7. NMNH Department. of Invertebrate
Anthozoa, Cubozoa dan Staurozoa. Zoology, Smithsonian. 2008.
NMNH Department. of Invertebrate
Zoology Collections Smithsonian.
REFERENSI Diakses kembali pada tanggal 13
1. Lewbart, G.A. 2006. Invertebrate Maret 2015. http://nhb-
Medicine. Iowa, USA: Blackwell acsmith2.si.edu/emuwebizweb/page
Publishing. s/nmnh/iz/ResultsList.php.
2. Rusyana, A. 2013. Zoologi 8. Marques, A.C. & Collins, A.G.
Invertebrata (Teori dan Praktik). 2004. Cladistics analysis of
Bandung: Alfabeta. Medusozoa and Cnidarian
3. Moore, J. 2006. An Introduction to Evolution. Invertebrate Biology,
the Invertebrates, Second Edition. 123: 32-42.
Cambridge: Cambridge University 9. Miranda, L.S., Morandini, A.C.,
Press. dan Marques, A.C. 2009.
4. Nishikawa, J. 2007. Presentasi Taxonomic review of Haliclystus
Gelatinous zooplankton: their antarcticus Pfeffer, 1889
biology and ecology. LIPI-JSPS (Stauromedusae, Staurozoa,
Training Course on Methods of Cnidaria), with remarks on the
Zooplankton Ecology and genus Halyclystus Clark, 1863.
Identification 2007. Cibinong (tidak Polar Biol 32: 1507-1519.
dipublikasikan)
5. Sidabalok, C.M. 2008. Ubur-ubur
di Indonesia. Fauna Indonesia,
8(1): 22-26.
6. Papu, A. 2011. Kondisi Tutupan
Karang Pulau Kapoposang,
Kabupaten Pangkajene Kepulauan,
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
Ilmiah Sains, 11(1): 8.

Anda mungkin juga menyukai