Anda di halaman 1dari 1

1.

Vitamin E: Antioksidan
2. VCO: Antioksidan, emollient, dan moisturizer
3. Paraffin Cair:
Digunakan sebagai emolient karena menutup permukaan stratum korneum
sehingga mengurangi efaporasi air dari permukaan kulit selama penyimpanan
dan penggunaan.
Digunakan sebagai humektan karena memiliki fungsi mengurangi efaporasi
air dari emulsi selama penyimpanan dan penggunaan.
Paraffin bersifat stabil, meskipun berulang-ulang dilelehkan namun ia akan
mudah mengubah bentuk fisik seperti semula kembali (Armstrong, 2006).
Parafin merupakan hidrokarbon yang jenuh dan dapat mengikat atom
hidrogen secara maksimal sehingga bersifat tidak reaktif. Bahan ini memiliki
kompatibilitas yang sangat baik terhadap kulit. Minyak mineral mempunyai
peranan yang khas sebagai occlusive emolien (Mitsui 1997).
4. Cera Alba:
Sebagai basis lemak, dipilih alba karena memiliki estetika warna yang baik
yaitu putih.
Malam putih merupakan bahan yang tidak mengiritasi dan tidak beracun
sehingga sangat cocok jika digunakan sebagai basis dalam sediaan krim
(Armstrong, 2006).
5. Span 80: Agen pengemulsi dalam formula ini dipilih yang nonionik, sebab
sifatnya yang tahan terhadap perubahan konsentrasi elektrolit, perubahan pH, dan
agen pengemulsi nonionik ini juga tidak bersifat toksik (Aulton, 2002).
6. Metil dan propilparaben :
Karena stabil terhadap pH 4-8 sesuai dengan spesifikasi krim yang kita
inginkan. Apabila menggunakan asam benzoate stabil pada pH 5,5, asam
sorbat 6,6-7. Metilparaben larut dengan air sedangkan propilparaben larut
dengan minyak.
Karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri terutama jamur serta dapat
mempertahankan krim dari mikroorganisme yang dapat merusak (Rieger
2000).
7. Aquadest: sebagai pelarut. air murni yaitu air yang diperoleh dengan cara
penyulingan, proses penukaran ion dan osmosis sehingga tidak lagi mengandung
ion-ion dan mineralmineral.
8. Oleum rosae:
Sebagai pewangi dalam sediaan karena memiliki bau bunga mawar.
Penambahan pewangi pada produk merupakan upaya agar produk
mendapatkan tanggapan yang positif. Pewangi sensitif terhadap panas, oleh
karenanya bahan ini ditambahkan pada temperatur yang rendah (Rieger 2000).
9. Suhu 70C digunakan sebagai suhu pencampuran karena pada suhu 70C bahan-
bahan yang memiliki titik leleh tinggi seperti cera alba tidak kembali memadat
sehingga pada pencampuran fase air ke dalam fase minyak proses emulsifikasi
dapat berjalan optimal.

Anda mungkin juga menyukai