Anda di halaman 1dari 4

Proses Penyusunan APBN

20FEB
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan
terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1
Januari 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang.

Berikut ini merupakan Proses Penyusunan APBN yaitu:


APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan
dalam menghimpun pendapatan negara. Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja
pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara. Tentang pembiayaan isinya antara
lain disebutkan, dalam hal APBN diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk
menutup defisit tersebut dalam UU-APBN. Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, pemerintah pusat
dapat mengajukan rencana penggunaan surplus anggaran kepada DPR.Pemerintah pusat menyampaikan
pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada DPR
selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan, kemudian dilakukan pembahasan bersama
antara Pemerintah Pusat dengan DPR untuk membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk
dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam penyusunan anggaran.
Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna
anggaran/pengguna barang, menyusun rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga tahun
berikutnya, berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapainya. Rencana kerja dan anggaran tersebut
disertai perkiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun,
disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN, dan hasil
pembahasan tersebut disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan
undang-undang tentang APBN tahun berikutnya, sedangkan ketentuan lebih lanjut mengenai
penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pemerintah Pusat mengajukan rancangan UU-APBN, disertai Nota Keuangan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPR bulan Agustus tahun sebelumnya. DPR dapat mengajukan usul yang
mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam RUU-APBN. Pengambilan
keputusan oleh DPR selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan. APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,
kegiatan, dan jenis belanja. Apabila DPR tidak menyutujui RUU-APBN, Pemerintah Pusat dapat
melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya.

Cara menyusun Rencana APBN dengan 3 (Top Down, Bottom Up dan Mixing) cara dan
perbandingan kelebihan serta kekurangannya:

1.TOP DOWN (dari atas ke bawah)


Cara ini pemerintah pusat sudah menghitung setinggi-tingginya anggaran sesuai rencana kegiatan dan
program yang akan dilaksanakan tahun berjalan.

Positif/ kelebihan :
karena sudah di atur dan ditetapkan oleh pemerintah pusat maka pelaksanaannya kemungkinan besar
bisa lebih efisien karena mau tidak mau masing masing departemen harus menggunakan anggaran
sebaik-baiknya sesuai yang diberikan pemerintah pusat.Selain itu waktunya dan proses
penyelenggaraan perencanaan juga lebih singkat/cepat karena tidak menunggu pendapat /usulan dari
departemen yang bawah. Anggaran juga lebih bisa di tekan atau lebih sedikit karena yang
memperkirakan pemerintah pusat.Prosesnya tidak begitu rumit karena tidak banyak hierarki dalam
menetapkan anggaran.

Negatif/ Kelemahan :
Departemen yang dibawah tidak bisa menaikkan perencanaan atau usulan karena sudah di tetapkan
oleh pemerintah pusat dan bisa terjadi kemungkinan pelaksanaan anggaran tidak sesuai dengan
hasilnya.Biayanya kadang lebih tinggi karena antara kenyataan pelaksanaan dengan anggaran
berbeda.Prosesnya terkesan otoriter karena keputusan di ambil pihak pemerintah pusat pusat
saja.Kadang anggaran kurang merata sampai ke tingkat paling bawah dan kecil.

Saran :
Sebaiknya pemerintah pusat dalam menyusun anggaran lebih bijaksana dan benar- benar tahu
kebutuhan masing masing departemen sampai tingkat paling bawah agar tepat sasaran.Sebaiknya ada
pengawasan yang ketat agar anggaran sampai ke taingkat paling bawah sesuai penyusunan yang
ditetapkan pemerintah pusat sehingga benar- benar merata dan tepat sasaran.

2.BOTTOM UP (dari bawah ke atas )


Cara ini masing-masing satuan unit paling bawah dalam suatu lembaga / departemen di atasnya,
menyusun anggarannya dan selanjutnya dinaikkan ke atasnya secara hierarki sampai ke lembaga /
departemen (Ketua / Menteri2),dan ke menteri Keuangan /Bapenas untuk di susun RAPBN secara
keseluruhan diseluruh lembaga / departemen yang ada.

Positif / Kelebihan :
Karena penyusunannya hierarki dari departemen bawah kemudian dinaikkan ke atasnya maka dalam
pelaksanaan dan penetapan anggaran lebih tepat sesuai kebutuhan masing
masingdepartemen.Lebih bersifat kapital karena mempertimbangkan usulan dari departemen bawah
dalam penyusunan anggaran dengan usulan setinggi-tingginya sesuai kebutuhan.Lebih teliti dalam
menetapkan anggaran karena banyak tingkatan yang dilalui dalam menaikkan usulan anggaran yang di
ajukan departemen bawah.Anggaran bisa lebih merata ke tingkat paling bawah karena
mempertimbangkan usulan paling bawah dalam penyusunan.

Negatif / Kelemahan :
Proses pembuatan / penyusunan memakan waktu dan biaya yang lama karena harus menunggu usulan
departemen yang bawah kemudian ke atasnya secara hierarki sehingga biaya yang dibutuhkan juga
semakin mahal dan menentukan anggaran juga lebih rumit.Kemungkinan usulan anggaran yang di
ajukan departemen bawah lebih besar / terlampau tinggi.Jika pengawasannya tidak teliti bisa terjadi
penyelewengan.

Saran :
Sebaiknya disini departemen bawah dalam mengusulkan anggaran tidak berlebihan sehingga
lebihefisien.dan jangan terlalu banyak tingkatan /hierarki sehingga mempercepat
prosespenyusunan.Harus ada pengawasan yang teliti sehingga jelas pelaksanaan anggaran tersebut.

3. MIXING (campuran)
Cara ini dimana pemerintah atasan (Bapennas dan atau Menteri Keuangan )sudah mempunyai
anggaran setinggi-tingginya ,akan tetapi sebelum menyusun rancangan APBN masih menunggu usulan
anggaran dari lembaga dan departemen atau unit-unit dibawanhya.

Positif / Kebaikan :
Lebih bersifat demokratis karena dalam menyusun anggaran meskipun pemerintah mempunyai
anggaran tapi masih menunggu usulan unit / departemen bawah. Terpenuhi kebutuhan anggaran setiap
departemen bawah sehingga lebih merata dan adil karena anggaran yang di tentukan pemerintah sesuai
usulan yang di ajukan departemen bawah sehingga lebih efektif biayanya.Perhitungan kemungkinan
bisa balance karena ada kesepakatan antara perencanaan anggaran dengan usulan.

Negatif / Kelemahan :
Prosesnya lebih rumit karena perlu menyesuaikan antara usulan departemen dengan anggaran yang
dipunyai pemerintah.Butuh waktu yang lama agar terjadi kesesuan karena menunggu usulan unit unit
yang bawah.Kadang Usulan yang di ajukan unit bawah melebihi anggaran yang di berikan pemerintah.
Referensi
Disarikan dari buku: Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba, Halaman: 44-46

Anda mungkin juga menyukai