Konsep Perilaku PDF
Konsep Perilaku PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon
ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif
khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif
dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi,
domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Notoadmodjo, 2003).
terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat di amati dan bahkan dapat di
pelajari. Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu
dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah mahluk hidup
adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati
akhir-akhir ini konsep-konsep di bidang perilaku yang berkaitan dengan kesehatan ini
kesehatan masyarakat. Istilah ini dapat memberikan pengertian bahwa kita hanya
berbicara mengenai prilaku yang secara sengaja dilakukan dalam kaitanya dengan
yang sama sekali berbeda (menurut Gochman,1988 yang dikutip Lukluk A, 2008).
H2, H2O, cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak
yang menimbulkan sesak nafas dan kekurangan H2O dan elektrolit yang
menyebabkan dehidrasi.
9
b. Kebutuhan rasa aman, misalnya :
kejahatan lain.
lain-lain.
a) Mendambakan kasih sayang/cinta kasih orang lain baik dari orang tua,
c) Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha,
10
Komponen prilaku menurut Gerace & Vorp,1985 yang dikutip Lukluk A,
penyakit tertentu.
b. Perilaku itu sendiri dapat berupa faktor resiko. contoh : merokok dianggab
sebagai faktor resiko utama baik bagi penyakit jantung koroner maupun
kanker Paru karena kemungkinan mendapatkan penyakit ini lebih besar pada
rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak
dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang
nyata.
Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat
11
2.1.4. Perilaku Kesehatan
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
lingkungan. Respons atau reaksi organisme dapat berbentuk pasif (respons yang
masih tertutup) dan aktif (respons terbuka, tindakan yang nyata atau
practice/psychomotor).
kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu sakit dan penyakit, sistem pelayanan
yang bersifat respons internal (berasal dari dalam dirinya) maupun eksternal (dari luar
dirinya), baik respons pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun aktif
(praktik) yang dilakukan sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku seseorang
kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkatan pencegahan penyakit, yaitu:
12
2.1.6. Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
a. Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih
padat. Dalam hal ini termasuk sistem pembuangan sampah dan air limbah
13
2.1.8. Perilaku Orang Sakit dan Perilaku Orang Sehat
Menurut Sarwono (2004) yang dimaksud dengan perilaku sakit dan perilaku sehat
sebagai berikut :
Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan. Perilaku sakit menurut Suchman
adalah tindakan untuk menghilangkan rasa tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
a. Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan
normal.
d. Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat
dilihat.
14
i. Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti : fasilitas, tenaga,
yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya
dan pada berbagai spesies hewan umumnya memang terdapat bentuk bentuk
lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja
perilaku yang mengatakan bahwa perilaku adalah fungsi karakteristik individu dan
nilai, sifat kpribadian dan sikap yang saling berinteraksi pula dengan faktor faktor
dalam menentukan perilaku, bahkan kadang kadang kekuatannya lebih besar dari
pada karakteristik individu. Hal inilah yang menjadikan prediksi perilaku lebih
kompleks.
lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya
15
1. Perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi oleh sikap yang spesifik
terhadap sesuatu.
2. Perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tetapi juga oleh norma norma
subjektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain
suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya
bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya. Dalam teori perilaku terencana
normanorma subjektif dan pada kontrol perilaku yang dia hayati. Ketiga komponen
ini berinteraksi dan menjadi determinan bagi intensi yang pada gilirannya akan
menentukan apakah perilaku yang bersangkutan dilakukan atau tidak (Azwar, 2007).
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yakni faktor perilaku (behaviour causer) dan faktor
dari luar perilaku (non behaviour causer). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan
16
kesehatan misalnya Puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan
sebagainya.
perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu ketersediaan fasilitas, sikap dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak
berhubungan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang spesifik dan meliputi
kesehatan reproduksi bagi remaja yang hamil diluar nikah, yang terkena
17
b. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit tertentu (Spesific Protection).
ditempat kerja.
c. Menggunakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (Early
kanker serviks.
berpenyakit menular.
menimbulkan komplikasi.
18
3) Perbaikan fasilitas kesehatan bagi pengunjung untuk dimungkinkan
masyarakat.
bertahan.
2.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
terhadap masalah yang dihadapi. Ada empat macam pengetahuan (Widodo, 2006),
yaitu:
atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual
pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun
19
faktual yaitu pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) mencakup
pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non
verbal dan pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific
details and element) mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan
2. Pengetahuan Konseptual
dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama - sama.
Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang
3. Pengetahuan Prosedural
4. Pengetahuan Metakognitif
seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar akan pikirannya dan
semakin banyak tahu tentang kognisi, dan apabila siswa bisa mencapai hal ini maka
20
Dimensi proses kognitif dalam taksonomi yang baru yaitu:
1. Menghafal (Remember)
mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan
bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam
2. Memahami (Understand)
mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau
mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam
3. Mengaplikasikan (Applying)
mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan
prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan
prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: menjalankan
21
4. Menganalisis (Analyzing)
bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga
5. Mengevaluasi
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua
macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan
mengritik (critiquing).
6. Membuat (create)
Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam
proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating),
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
1. Pendidikan
lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula bagi mereka untuk menerima
informasi dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan yang mereka miliki.
22
2. Pekerjaan
3. Umur
fisik dan psikologis (mental), dimana pada asfek psikologi ini, taraf berpikir
4. Minat
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik
6. Informasi
2007)
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
23
1. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
sistematik dan logis. Cara cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi:
Cara yang paling tradisional, yang pernah digunakan oleh manusia dalam
memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba coba atau dengan kata yang
lebih dikenal trial and error. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya
peradaban. Cara coba coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
kemungkinan lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali
Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah)
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk
memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih
sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara
dan tradisi tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang
24
dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan kebiasaan ini biasanya diwariskan
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada
upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui
harus minum jamu, mengapa anak tidak boleh makan telor, dan sebagainya.
Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan.
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang
dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula
menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal menggunakan cara tersebut, ia tidak
25
akan mengulangi cara itu, dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat
berhasil memecahkannya.
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya
maupun deduksi.
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih
popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara ini mula mula
26
Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold van Dallen. Ia mengatakan bahwa dalam
a. Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
c. Gejala gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala gejala yang
atau unsur unsur yang pasti ada pada sesuatu gejala. Selanjutnya hal tersebut
dilakukan oleh Newton dan Galileo. Akhirnya lahir suatu cara melalukan penelitian,
yang dewasa ini dikenal dengan metode penelitian ilmiah (scientific research
mengadopsi perilaku, didalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan
27
b) Interest (tertarik), individu mulai tertarik pada stimulus
baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan
motif tertentu.
seseorang tentang suatu objek yang mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin
terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek.
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
28
4. Bertanggung jawab (responsibility). Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
a. Sikap negatif yaitu : sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui
b. Sikap positif yaitu : sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma yang
mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa
menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompok atau dengan kelompok
lainnya.
Pertimbangan dan reaksi pada anak, dewasa dan yang sudah lanjut usia tidak ada.
Perangsang pada umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat
berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia
memilih mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua
29
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang ini disebabkan karena sikap tidak
pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat
sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang
manusia sangat besar. Bila sudah terbentuk pada diri manusia, maka sikap itu akan
akan menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap objeknya. Sikap dapat
dibedakan menjadi :
a. Sikap Sosial
Suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan berulang-
ulang terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya
oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau masyarakat.
b. Sikap Individu
Sikap individu dimiliki hanya oleh seseorang saja, dimana sikap individual
berkenaan dengan objek perhatian sosial. Sikap individu dibentuk karena sifat pribadi
bertingkah laku, dapat diartikan suatu bentuk respon evaluativ yaitu suatu respon
30
3. Relatif mantap
4. Dapat dirubah
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu. Menurut Allpon (1954), bahwa sikap itu
Ketiga komponen ini akan membentuk sikap yang utuh (Total Attitude),
adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang
lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan kadang-kadang sikap
tersebut baru diketahui setelah seseorang itu berperilaku. Tetapi sikap selalu
Pengukuran sikap dapat dilakuan secara langsung atau tidak langsung, melalui
pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak langsung
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek,
baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
31
terhadap stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah menerima, merespons,
Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap suatu perbuatan nyata.
Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimilus dalam bentuk nyata
Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan
itu bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi ini disebut perilaku, bentuk
perilaku dapat bersifat sederhana dan kompleks. Dalam peraturan teoritis, tingkah
laku dapat dibedakan atas sikap, di dalam sikap diartikan sebagai suatu
kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi (tingkah laku). Suatu sikap belum
otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu
tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi fasilitas yang
tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh
Secara biologis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan, namun tidak
pula dapat dikatakan bahwa sikap tindakan memiliki hubungan yang sistematis.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek
(practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh karena
32
Menurut Notoatmodjo (2005), empat tingkatan tindakan adalah :
merupakan penyebab perilaku menurut Green dipengaruhi oleh tiga faktor yaotu
faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap keyakinan, dan nilai, berkanaan dengan
perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang
dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas,
sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung
33
Seperti halnya pengetahuan dan sikap, praktik juga memiliki tingkatan-
tingkatan, yaitu :
a) Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengan tindakan
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu
disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
ini. Pada tahun 1993 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan
34
tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan
bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, dimana 3,9 juta
adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus TB
terjadi di Asia Tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila
dilihat dari jumlah pendduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika
hampir 2 kali lebih besar dari Asia Tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk.
Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2 - 3 juta
setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar
kematian akibat TB terdapat di Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka
mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka mortaliti tertinggi terdapat
di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, dimana prevalensi HIV yang cukup tinggi
Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita
TB Paru merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah.
TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun (Depkes RI, 2002).
kasus kematian penderita TB paru hampir tersebar pada semua kelompok umur,
paling banyak pada kelompok usia 20-49 tahun (58,3%) yang merupakan usia
produktif dan usia angkatan kerja. Proporsi menurut jenis kelamin, laki-laki (54,5%)
35
dan perempuan (45,5%). Sebagian besar tidak bekerja (34,9%) dan berpendidikan
rendah (tidak sekolah, tidak tamat SD, dan tamat SD) sebesar 62,9% .
Para ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882, adalah suatu basil
yang bersifat tahan asam pada pewarnaan sehingga disebut pula sebagai Basil Tahan
panjangnya 1-4 mikron, lebarnya antara 0,3 sampai 0,6 mikron. Kuman akan tumbuh
optimal pada suhu sekitar 37C yang memang kebetulan sesuai dengan tubuh
manusia, basil tuberkulosis tahan hidup berbulan-bulan pada suhu kamar dan dalam
ruangan yang gelap dan lembab, dan cepat mati terkena sinar matahari langsung
(sinar ultraviolet), dalam jaringan tubuh kuman ini bersifat dormant (tertidur lama)
selama beberapa tahun dan dapat kembali aktif jika mekanisme pertahanan tubuh
Kuman TB Paru bersifat aerob dan lambat tumbuh (Holt, 1994). Suhu
optimum pertumbuhannya 37-38oC. Kuman TB Paru cepat mati pada paparan sinar
matahari langsung tapi dapat bertahan beberapa jam pada tempat yang gelap dan
lembab serta dapat bertahan hidup 8-10 hari pada sputum kering yang melekat pada
Penularan terjadi melalui percikan dahak (droplet Infection) saat penderita batuk,
berbicara atau meludah (Soediman, 1995). Kuman TB Paru dari percikan tersebut
melayang di udara, jika terhirup oleh orang lain akan masuk kedalam sistem respirasi
36
dan selanjutnya dapat menyebabkan penyakit pada penderita yang menghirupnya.
Dengan demikian penyakit ini sangat erat kaitanya dengan lingkungan, penyakit TB
Paru dapat terjadi akibat dari komponen lingkungan yang tidak seimbang
(pencemaran udara). Masalah pencemaran udara di permukaan bumi sudah ada sejak
zaman pembentukan bumi itu sendiri. Namun dampak bagi kesehatan manusia, tentu
dimulai sejak manusia pertama itu terbentuk. Udara adalah salah satu media transmisi
penularan TB Paru dimana manusia memerlukan oksigen untuk kehidupan. Jadi jika
Kuman TB Paru dapat menginfeksi berbagai bagian tubuh dan lebih memilih
bagian tubuh dengan kadar oksigen tinggi. Paru-paru merupakan tempat predileksi
utama kuman TB Paru. Gambaran TB Paru pada paru yang dapat di jumpai adalah
bagian tubuh ekstra paru yang sering terkena TB Paru adalah pleura, kelenjar getah
konsentrasi kuman yang terhirup dan daya tahan tubuh (Depkes RI, 2002). Sumber
penularan adalah pasien TB Paru BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi
membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan
37
yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya
kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut. Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan
kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif.
Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko Terinfeksi TB selama satu
tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk
Penemuan basil tahan asam (BTA) merupakan suatu alat penentu yang arnat
penting dalam diagnosis Tuberkulosis Paru. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa
mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen
38
Tujuan pemeriksaan dahak adalah untuk menegakkan diagnosis dan
kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan
b. P (Pagi) : dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK (Unit
Pelayanan Kesehatan).
dahak pagi.
ii. Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA Positif dan foto rontgen dada
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA Negatif dan foto rontgen
dibagi menjadi bentuk berat dan ringan tergantung pada gambaran luas kerusakan
paru pada foto rontgen dan melihat kepada keadaan penderita yang buruk. Penentuan
39
klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan paduan
foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB
Paru (Dinkes Provinsi SU, 2007). Indikasi pemeriksaan foto toraks adalah sebagai
berikut :
1. Batuk
Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronkus dan
terjadi iritasi. Akibat adanya peradangan pada bronkus, batuk akan menjadi
peradangan.
2. Dahak
40
3. Batuk darah
bercak darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah yang
4. Sesak Nafas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru
5. Nyeri Dada
lebih sakit sewaktu menarik nafas dalam. Bisa juga disebabkan regangan otot
karena batuk.
a. Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
b. Kambuh (Relaps)
41
c. Pindahan (Transfer In)
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2
e. Lain-lain
1). Gagal
Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi
positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau lebih.
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai
1. Infeksi Primer
Tuberkulosis paru primer adalah peradangan paru yang disebabkan oleh basil
tuberkulosis pada tubuh penderita yang belum pemah mempunyai kekebalan yang
spesifik terhadap basil tersebut. Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati
sistem pertahanan mukosilier bronkus dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus
42
Kelanjutan dari infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk
dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya
Meskipun demikian, ada beberapa, kuman akan menetap sebagai kuman persisten
atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan
menjadi penderita tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai
terinfeksi sampai menjadi sakit diperkirakan sekitar 6 bulan (Depkes RI, 2002).
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
sesudah tuberkulosis primer. Infeksi dapat berasal dari luar (eksogen) yaitu infeksi
ulang pada tubuh yang pernah menderita tuberkulosis, infeksi dari dalam (endogeny
yaitu infeksi berasal dari basil yang sudah ada dalam tubuh, merupakan proses lama
yang pada mulanya, tenang dan oleh suatu keadaan menjadi aktif kembali, misalnya
karena daya, tahan tubuh yang menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang
1. Host
a. Umur
tetap tinggal dalam paru sampai anak menjadi dewasa. Pada negara berkembang
cenderung terjadi pada kelompok umur produktif (15-50 tahun), hal ini disebabkan
43
karena orang pada usia produktif mempunyai mobilitas yang tinggi sehingga untuk
b. Jenis Kelamin
TB Paru dibandingkan perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki memiliki mobilitas
yang tinggi, selain itu adanya kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat
menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena TB Paru (Crofton, 2002).
Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh di negara miskin, baik pada
d. Faktor Toksik
Kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat menurunkan sistem pertahanan
e. Penyakit lain
penyakit Tuberkulosis. Hal ini disebabkan karena rusaknya sistem pertahanan tubuh
(Crofton, 2002).
2. Agent
44
2. Virulensi yang tinggi dari basil Tuberkulosis.
3. Lingkungan
Lingkungan yang buruk, misalnya pemukiman yang padat dan kumuh, rumah
yang lembab, gelap dan kamar tanpa ventilasi serta Lingkungan kerja yang jelek akan
1. Isoniasid (H)
kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap
kuman dalam keadaan metabolic akti, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis
harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali
2. Rifampisin (R)
tidak dapat dibunuh oleh Isoniasid. Dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk
3. Pirasinamid (Z)
45
Penderitaberumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/hari, sedangkan untuk berumur
4. Etambutol (E)
BB.
Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari bebrapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman (termasuk
kuman persisten) dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan
sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang
digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan jangka waktu pengobatan), kuman TBC
akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). Untuk menjamin kepatuhan
(DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung
untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT, terutama rifampisin. Bila
pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TBC
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pada
tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
46
2.4. Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita TB
Paru Positif :
Pencegahan Penularan
Umur
TB Paru pada keluarga
Pekerjaan
Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
47