Anda di halaman 1dari 7

SEKLIAS TENTANG KALKULUS VEKTOR

1. Operasi Vektor

a) Dot Product

Hasil perkalian titik (dot product) antara dua vektor menghasilkan skalar yang
besarnya merupakan hasil perkalian antara vektor A dengan proyeksi vektor B pada
vektor A.
A B = AB cos

Tampak pada persamaan di atas bahwa hasil perkalian titik antara dua vektor adalah
skalar. Secara umum, perkalian titik antara dua vektor dituliskan sebagai berikut:

Pada operasi ini, berlaku sifat distributif dan komutatif


A (B + C) = A B + A C
AB=BA

Hasil perkalian titik antara dua vektor satuan* yang sama adalah satu.

*Vektor satuan adalah vektor yang besarnya bernilai 1. Vektor satuan dituliskan
menggunakan topi (Hat). Vektor satuan umumnya dituliskan sebagai x, y, z dengan
topi di atasnya, namun bisa juga dituliskan sebagai i, j, k dengan topi di atasnya.
Hasil perkalian titik antara dua vektor satuan yang saling tegak lurus satu sama lain
adalah nol.

Dot product antara dua vektor dapat dituliskan sebagai berikut:


Dot Product dalam perhitungan:
Menentukan besar usaha
Dalam fisika, usaha (skalar) merupakan hasil perkalian titik antara gaya (vektor)
dengan perpindahan (vektor)

b) Cross Product
Hasil perkalian silang antara dua vektor merupakan luas daerah jajargenjang yang
diapit kedua vektor tersebut.

Hasil perkalian silang antara dua buah vektor memiliki besar dan arah, sehingga hasil
perkalian silang antara dua buah vektor menghasilkan vektor. Pada gambar di atas
tampak perkalian vektor A dan B menghasilkan vektor yang mengarah ke luar bidang
gambar (out of page).

A B = AB sin
Vektor n merupakan vektor satuan yang arahnya tegak lurus terhadap bidang yang
dibentuk oleh ke dua vektor. Arah n ditentukan oleh kaidah tangan kanan, yaitu arah
maju skrup kanan jika diputar melalui sudut terkecil. Vektor n ini menunjukkan arah
hasil perkalian silang antara dua vektor
Gambar di bawah menunjukkan cara menentukan arah gaya Lorentz berdasarkan
kaidah tangan kanan. Gaya Lorentz (F) merupakan hasil perkalian silang antara vektor
medan magnet (B) dan kecepatan (v).

Sumber: http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/magnetic/imgmag/rthnd.gif

Pada perkalian silang berlaku sifat distributif:


A (B + C) = (A B) + (A C)

tapi tidak berlaku sifat komutatif, melainkan antikomutatif:


A B = B A

Hasil perkalian silang antara dua vektor satuan yang sama adalah nol:

Standar yang berlaku pada cross product untuk vektor satuan memenuhi persamaan:

Sehingga, cross product antara dua vektor dapat dituliskan sebagai berikut:
Cross product antara dua vektor dapat dituliskan dalam bentuk matriks:

Cross Product dalam perhitungan:


Menentukan momentum sudut

******
2. Grad, Div, Curl
a) Operator del
(nabla) merupakan operator vektor sekaligus diferensial yang didefinisikan sebagai:

b) Gradien (Grad)
Jika diberikan suatu fungsi skalar f(x,y,z), maka gradien dari fungsi tersebut adalah
grad f atau f (dibaca nabla f) yang merupakan fungsi vektor:
Jadi, operasi gradien mengubah fungsi skalar menjadi fungsi vektor. Besar gradien
tersebut menunjukkan seberapa cepat fungsi tersebut berubah terhadap posisi

Gradien dalam perhitungan:


Suhu di dalam sebuah ruangan dinyatakan oleh fungsi T(x,y,z) = (65 + 0,1x - 0,25y +
0,5z)oC.
a) Ke arah manakah peningkatan suhu paling besar terjadi?
b) seberapa besar peningkatan tersebut?
Jawab:

c) Divergensi (Div)
Jika diberikan suatu fungsi vektor v(x,y,z), dimana v1, v2, dan v3 merupakan
komponen-komponen dari vektor v maka divergensi dari fungsi tersebut merupakan
fungsi skalar:

Jadi, operasi divergensi mengubah fungsi vektor menjadi fungsi skalar


Divergensi dalam perhitungan

Fluks dan Divergensi (Hukum Gauss)

Jumlah garis gaya listrik yang melewati suatu permukaan tertutup (fluks listrik), dapat
diketahui besarnya dengan mengintegralkan vektor medan listrik terhadap permukaan
tertutup yang dilaluinya:
Jika E > 0, maka fluks listrik mengarah keluar permukaan.
Jika E < 0, maka fluks listrik mengarah ke dalam permukaan
Jika E = 0, maka total fluks yang masuk sama dengan fluks yang keluar.
Divergensi bernilai nol ini berlaku bagi fluks magnet, karena magnet memiliki dua
kutub, sehingga fluks total yang keluar (dari kutub utara) sama dengan fluks total
yang masuk (ke kutub selatan)

Persamaan di atas sekaligus menegaskan bahwa magnet monopole (magnet dengan


hanya satu kutub) tidak ada

d) Curl
Jika diberikan suatu fungsi vektor v(x,y,z), dimana v1, v2, dan v3 merupakan
komponen-komponen dari vektor v maka curl dari fungsi tersebut juga merupakan
fungsi vektor:

Jadi, operasi curl mengubah fungsi vektor menjadi fungsi vektor yang lain

Jika x v = 0, maka medan vektor tersebut dikatakan irotasional


Jika x v 0, maka medan vektor tersebut memiliki besar dan arah rotasi.
Pada gambar di atas, medan vektor v berotasi pada bidang x-y. Karena v berotasi
searah jarum jam, maka curl v memiliki arah ke sumbu +z. Jika v berotasi berlawanan
arah jarum jam, maka curl v memiliki arah ke sumbu z, oleh karena itu bernilai
negatif

Curl dalam perhitungan:

Rotasi dan Curl (Hukum Ampere-Maxwell)

Rotasi atau perputaran medan magnet dalam persamaan Maxwell dapat dihitung
dengan mengintegralkan vektor medan medan magnet terhadap suatu kurva tertutup
yang dikelilinginya:

You might also like:

Anda mungkin juga menyukai