Rumah Joglo merupakan rumah adat suku Jawa. Rumah jenis joglo memiliki
struktur bangunan yang unik dimana biasanya rumah tersebut memiliki dua bagian
utama yaitu bagian pendapa yang biasanya ukuranya sangat luas, ruangan ini biasanya
dipergunakan sebagai tempat meneriam tamu maupun tempat untuk musyawarah.
Sedangkan bagian kedua adalah bagian dalam dari rumah joglo yang biasanya bersifat
tertutup untuk orang luar karena merupakan ruang privasi yang berupa kamar dapur
dan sebagainya. Bentuk atap joglo dibagi menjadi beberapa, dan diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Joglo Lawakan
Bangunan joglo ini menggunakan tiang sebanyak 16 buah dan 4 diantaranya
adalah saka guru. Atapnya sendiri terdiri dari empat sisi masing-masing tersusun dua
dan sebuah bubungan. Bentuk bangunan ini dari atas ke baawah semakin melebar
seperti payung. Rumah Joglo tanpa memakai geganja atap berujung sehingga kelihatan
tinggi
2. Joglo Sinom
Bangunan joglo ini menggunakan tiang sebanyak 36 buah dan 4 diantaranya
adalah saka guru. Atapnya terdiri dari mpat belah sisi masing-masing bertingkat tiga
dan sebuah bubungan. Bentuk bangunan ini merupakan perkembangan dari joglo yang
menggunakan teras keliling.
Joglo Jompongan adalah bentuk rumah joglo yang memakai 2 buah pengeret dengan
denah bujur sangkar. Bentuk ini merupakan bentuk dasar joglo.
4. Joglo Pangrawit
Joglo Pangrawit adalah rumah joglo yang memakai lambang gantung, atap berujung
merenggang dari atap penanggap, atap empar merenggang dari atas penanggap, tiap
sudut diberi tiang (saka).
5. Joglo Mangkurat
Pada dasarnya sama dengan Joglo Pengrawit, tetapi lebih tinggi dan cara
menyambung ataap penanggap dengan penitih. Atap tersusun tiga merenggang. Atas
brunjung, tengah penanggap, bawah penitih (teras). Namun apabila ditambah satu
susun atap lagi di bawah penitih, maka atap ini ditambah satu sususn atap lagi di
bawah penitih, maka atap ini disbut atap peningrat.
Gambar Rumah Joglo Mangkurat
6. Joglo Hageng
Joglo Hageng adalah rumah joglo yang memiliki ukuran lebih rendah dan ditambah
atap yangg disebut pengerat dan ditambah tratak keliling Pendapa Agung Istana
mangkunegaran Surakarta.