Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HIGIENE INDUSTRI

BISPHENOL A

PROGRAM STUDI D4K3

KELAS B6

Oleh :

Taufan Bisma B
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt.atas limpahan rahmat, hidayah-NYA sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Bisphenol A ini adalah sebagai pemenuhan tugas
yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung terselesaikannya
makalah ini antara lain :

Dr. Iwan Zulfikar selaku dosen pembimbing,, serta semua pihak yang turut mendukung terselesaikannya
makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan.Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya
makalah yang lebih baik selanjutnya.Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca sekalian.

Balikpapan, 10 November 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI.... ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.. 1
B. Rumusan
masalah.... 1
C. Tujuan penulisan
makalah.... 2
D. Manfaat penulisan
makalah....... 2

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisphenol A ................. 3


B. Manfaat Bisphenol A...... 4
C. Bahaya Bisphenol A... 5
D. Pencegahan Bisphenol
A..... 6

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan.. 7
B. Saran. 7
C. Daftar pustaka... 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seperti yang kita ketahui, pada zaman sekarang ini kehidupan manusia tidak bisa lepas dari
penggunaan plastik. Plastik selalu diikutsertakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk tempat
makanan, minuman, peralatan rumah tangga dan masih banyak lagi. Plastik sering digunakan karena
bahannya ringan, tidak mudah pecah, murah dan sangat mudah didapatkan. Tapi tahukah anda bila
ada beberapa jenis plastik ada yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan pada tubuh kita?
Banyak dari masyarakat tidak menyadari bahaya yang akan ditimbulkan akibat penggunaan plastik
terhadap kesehatan mereka sendiri dan terhadap lingkungan sekitar. Secara umum plastik tersusun
dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer
ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi
dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer
ini dapat berpindah ke dalam makanan, dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang
mengonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air
sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses (kotoran). Masing-masing jenis
plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari material plastik dan bahan kimia
penyusunnya. Dalam plastic tersebut terdapat zat adiktif antara lain Bisphenol A yang sangat
berbahaya bagi manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut

1. Pengertian Bisphenol A
2. Apa manfaat Bisphenol A
3. Apa bahaya Bisphenol A
4. Kejadian yang berhubungan dengan Bisphenol A
C. Tujuan Penulisan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Memahami manfaat Bisphenol A
2. Memahami bahaya yang terdapat pada Bisphenol A

D. Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat kepaa pembaca tetang bahaya dan
manfaat dari Bisphenol A, juga memberikan manfaat bagi penulis sendiri.
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Bisphenol A

Bisphenol A ( BPA ) adalah senyawa berbasis karbon sintetik dengan rumus kimia ( CH3
) 2C ( C6H4OH ) 2 milik kelompok derivatif diphenylmethane dan bisphenols , dengan dua
kelompok hidroksifenil . Ini adalah tidak berwarna padat yang larut dalam pelarut organik ,
tapi sukar larut dalam air dan telah digunakan secara komersial sejak tahun 1957 .

BPA digunakan untuk membuat plastik dan resin epoxy . Plastik berbasis BPA jelas dan
tangguh, dan dibuat menjadi berbagai barang-barang konsumsi umum , seperti botol air ,
peralatan olahraga , CD , dan DVD . Epoxy resin yang mengandung BPA yang digunakan
untuk melapisi pipa air , sebagai pelapis di bagian dalam banyak kaleng makanan dan
minuman dan dalam membuat kertas termal seperti yang digunakan dalam penerimaan
penjualan .

BPA menunjukkan sifat hormon yang meningkatkan kekhawatiran tentang kesesuaian


dalam beberapa produk konsumen dan wadah makanan . Sejak 2008 , beberapa pemerintah
telah meneliti keamanannya , yang mendorong beberapa pengecer untuk menarik produk
polikarbonat . FDA telah mengakhiri persetujuannya atas penggunaan BPA dalam botol bayi
dan kemasan susu formula , zat kimia ini mulai ditinggalkan oleh pasar , karena tidak aman .

Bisphenol A ditemukan pada tahun 1891 oleh ahli kimia Rusia Aleksandr Dianin .

Berdasarkan penelitian oleh ahli kimia di Bayer dan General Electric , BPA telah
digunakan sejak tahun 1950-an untuk mengeraskan plastik polikarbonat , membuat resin
epoxy , yang terkandung dalam lapisan wadah makanan dan minuman.

Pada awal 1930-an , ahli biokimia Inggris Edward Charles Dodds menguji BPA sebagai
estrogen buatan, tetapi ditemukan untuk menjadi 37.000 kali lebih efektif dibandingkan
estradiol . Dodds akhirnya mengembangkan dietilstilbestrol ( DES ) , yang digunakan sebagai
obat estrogen sintetis pada wanita dan hewan sampai dilarang karena risiko menyebabkan
kanker ; larangan penggunaan DES pada manusia ditetapkan pada tahun 1971 dan pada
hewan , pada tahun 1979. Seajak itu BPA tidak pernah digunakan sebagai obat . Kemampuan
BPA untuk meniru efek estrogen alami berasal dari kesamaan kelompok fenol pada kedua
BPA dan estradiol , yang memungkinkan molekul sintetis ini untuk memicu jalur estrogenik
dalam tubuh.
Pada tahun 1997 , efek samping dari dosis rendah paparan BPA pada hewan laboratorium
pertama kali diusulkan . Penelitian modern mulai menemukan kemungkinan koneksi untuk
masalah kesehatan yang disebabkan oleh paparan BPA selama kehamilan dan selama
pengembangan . Sejarah peraturan kesehatan masyarakat dan produsen kimia reaksi terhadap
larangan . Pada 2014 , penelitian dan perdebatan yang sedang berlangsung, apakah BPA
harus dilarang atau tidak.

Sebuah studi pada tahun 2007 meneliti interaksi antara bisphenol A dan reseptor -
estrogen yang terkait ( ERR - ) . Reseptor yatim piatu ini berperilaku sebagai penggerak
konstitutif transkripsi . BPA tampaknya terikat kuat ke ERR - ( disosiasi konstan = 5,5 nM ) ,
tetapi tidak untuk reseptor estrogen ( ER ) . BPA mengikat ERR - mempertahankan aktivitas
konstitutif basal nya . Hal ini juga dapat melindunginya dari penonaktifan dari selektif
modulator reseptor estrogen 4 - hydroxytamoxifen . Hal ini mungkin menjadi mekanisme
BPA bertindak sebagai xenoestrogen a. ekspresi yang berbeda dari ERR - di berbagai
bagian tubuh dapat menjelaskan variasi dalam efek bisphenol A . Misalnya , ERR - telah
ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam plasenta , menjelaskan laporan akumulasi
bisphenol tinggi dalam jaringan ini.

2. Manfaat Bisphenol A
Bhispenol A pada umumnya digunakan sebagai bahan baku plastik cd, dvd, maupun dot
pada bayi.
Plastik polikarbonat, yang jelas dan tidak mudah hancur , digunakan untuk membuat
berbagai produk yang umum termasuk bayi dan air botol , peralatan olahraga , peralatan
medis dan gigi , tambalan gigi , CD dan DVD , elektronik rumah tangga , lensa kacamata ,
pengecoran , dan lapisan pipa air BPA juga digunakan . dalam sintesis polysulfones dan
keton polieter , sebagai antioksidan dalam beberapa plastik, dan sebagai inhibitor polimerisasi
di PVC . Epoxy resin yang mengandung bisphenol A digunakan sebagai pelapis di bagian
dalam hampir semua kaleng makanan dan minuman ; Namun , karena masalah kesehatan
BPA , di Jepang, epoxy coating sebagian besar digantikan oleh PET film Bisphenol A juga .
prekursor ke flame retardant Tetrabromobisphenol A , dan sebelumnya digunakan sebagai
fungisida, serta serta pelapis beberapa produk kertas termal, termasuk kertas untuk struk
ATM dan mesin penghitung uang.
3. Bahaya Bisphenol A
Berdasarkan struktur kimianya, BPA mempunyai dua gugus fenil, dua gugus metil, dan
dua gugus hidroksil (alkohol). Dalam bentuk bebas, BPA bersifat sedikit lipofilik (dapat larut
dalam lemak). Namun melalui proses metabolisme di dalam hati, BPA diubah menjadi
senyawa yang agak lebih hidrofilik (dapat larut dalam air). Dalam bentuk aktifnya, senyawa
BPA memiliki aktivitas hormon estrogen sehingga jika masuk ke dalam tubuh dapat
memimik (meniru) hormon estrogen. Oleh karena itu para peneliti memberikan perhatian
yang cukup besar terhadap BPA dan kemungkinan efeknya terhadap manusia. Selain itu,
BPA juga merupakan salah satu senyawa endocrine disruptors yang dapat mengganggu
biosintesis, sekresi, kerja, atau metabolisme alami suatu hormon.
BPA dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai rute paparan, namun yang utama
adalah tertelan melalui pangan. BPA bermigrasi ke dalam pangan melalui epoksi resin yang
melapisi kaleng atau melalui kemasan pangan yang terbuat dari polikarbonat. Pangan yang
disimpan dalam kemasan atau dipanaskan dalam wadah yang mengandung BPA dapat
tercemar BPA yang bermigrasi dari kemasan ke dalam pangan pada saat dipanaskan. Nilai
asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake) untuk BPA yang ditetapkan oleh
European Commission adalah 0,05 mg/kg berat badan/hari. Namun, umumnya kadar paparan
BPA lebih rendah daripada nilai TDI tersebut.
Selain melalui rute tertelan, BPA dapat pula masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit,
misalnya pada pekerja industri yang terlibat langsung pada pembuatan produk yang
mengandung BPA serta pada individu yang menggunakan mesin penghitung 3 uang. BPA
juga terkandung dalam kadar rendah di udara dan debu di dalam ruangan, serta pada dental
sealants, namun tingkat paparannya terhadap manusia relatif lebih kecil daripada paparan
melalui pangan.
BPA yang masuk ke tubuh melalui pangan dapat diserap dalam saluran cerna lalu
dimetabolisme di dalam hati membentuk senyawa yang inaktif, yaitu konjugat BPA
glucuronic acid yang tidak memiliki aktivitas hormonal dan tidak berbahaya. Senyawa ini
bersifat larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Selain itu ada pula
senyawa inaktif lain yang dihasilkan dalam jumlah yang lebih sedikit, yaitu BPA sulfat. Baik
BPA-glucuronic acid maupun BPA sulfat, keduanya dapat diukur kadarnya di dalam tubuh,
namun demikian hanya BPA bentuk bebas (BPA bentuk aktif) saja yang berpotensi
menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan.
Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa BPA, baik dalam bentuk aktif maupun
inaktif mampu menembus plasenta. BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai
fetus, kebanyakan tetap berada dalam bentuk aktifnya, sedangkan bila senyawa yang
menembus plasenta adalah bentuk inaktifnya maka senyawa tersebut dapat diubah kembali
menjadi BPA bentuk aktif. Pada fetus, perubahan BPA inaktif menjadi aktif ini
dimungkinkan karena organ hati dan jantungnya dapat menghasilkan enzim yang mampu
mengubah senyawa konjugat BPA-glucuronic acid menjadi BPA estrogenik yang toksik.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa fetus mempunyai kemungkinan tertinggi
terpapar BPA melalui plasenta. Di dalam rahim, paparan estrogen pada waktu yang tidak
tepat dalam kadar yang melebihi atau kurang dari normal dapat menyebabkan efek merugikan
terhadap perkembangan berbagai organ dan sistem, termasuk sistem reproduksi (pada
perempuan dan laki-laki), perkembangan otak, kelenjar susu, dan sistem imun. Oleh karena
BPA dapat meniru aktivitas estrogen, maka paparannya juga diasumsikan dapat
menyebabkan hal yang sama dengan estrogen.
Jika rute paparannya melalui pangan yang tertelan, maka bayi mempunyai kemungkinan
untuk terpapar BPA lebih besar daripada kelompok umur lainnya. Sumber utama paparan
BPA pada bayi baru lahir (newborn) dan bayi di bawah usia 4 setahun adalah BPA yang
bermigrasi dari lapisan epoksi kaleng ke dalam cairan formula bayi serta dari botol susu bayi
yang terbuat dari plastik polikarbonat ke dalam cairan yang ada di dalamnya setelah adanya
penambahan air mendidih.
Menurut U.S. Food and Drug Administration (U.S. FDA), bayi merupakan populasi yang
sensitif terhadap BPA karena sistem saraf dan sistem endokrinnya sedang dalam tahap
perkembangan demikian juga dengan sistem hepatiknya untuk mendetoksifikasi dan
mengeliminasi senyawa kimia, misalnya BPA.
Sedangkan pada orang dewasa yang dalam urinnya ditemukan BPA dalam kadar tinggi
memiliki kemungkinan lebih tinggi menderita penyakit jantung koroner, diabetes, gangguan
kekebalan tubuh, dan ketidaknormalan enzim pada hati.

4. Pencegahan Efek Bisphenol Pada Kesehatan

Paparan BPA dalam kadar rendah dijumpai pada populasi manusia secara umum, baik
pada kelompok usia bayi, balita, anak-anak, hingga orang dewasa. Penelitian mengenai BPA
terus dilakukan untuk mengetahui berapa besar kadar yang dapat menimbulkan efek terhadap
kesehatan, terutama efeknya terhadap kelompok usia bayi hingga anak-anak karena tubuh
mereka masih dalam tahap tumbuh kembang dan sistem tubuh untuk mendetoksifikasi bahan
kimia masih belum sempurna.

Untuk mengurangi bahkan menghindari efek negatif BPA terhadap kesehatan, ada
berbagai cara yang dapat dilakukan, antara lain:

a. Para ibu menyusui dihimbau untuk memberikan ASI kepada bayinya sehingga akan
menurunkan kemungkinan bayinya terpapar BPA melalui pengurangan penggunaan botol
susu bayi polikarbonat dan susu formula yang dikemas dalam kaleng.

b. Hindarkan penggunaan botol susu bayi yang terbuat dari polikarbonat; sebagai
penggantinya dapat digunakan botol susu yang terbuat dari kaca atau botol susu bayi yang
bebas BPA.

c. Jangan menggunakan botol susu bayi yang telah tergores, karena selain dapat menjadi
tempat pertumbuhan mikroba juga dapat melepaskan sejumlah monomer yang menyusunnya.

d. Tidak menuangkan air mendidih, susu panas, atau cairan panas lain ke dalam botol plastik.

e. Tidak memanaskan botol susu bayi atau wadah makanan plastik di dalam microwave.

f. Tidak memanaskan pangan atau meletakkan pangan yang masih panas dalam wadah
polikarbonat.

g. Tidak mencuci wadah plastik polikarbonat dalam mesin pencuci piring (dishwasher) atau
menggunakan sikat yang keras untuk menghindari terjadinya goresan.

h. Kurangi mengkonsumsi produk pangan, baik dalam bentuk cair maupun serbuk yang
dikemas dalam kaleng yang terbuat dari logam. Sebagai gantinya dapat dipilih yang
menggunakan kemasan kardus atau kertas karton tanpa lapisan epoksi.

i. Hindarkan penggunakan alat makan yang terbuat dari polikarbonat. Sebagai gantinya dapat
digunakan alat makan yang terbuat dari kaca, porselen, atau stainless steel.

j. Selalu memeriksa simbol yang tertera pada kemasan pangan yang terbuat dari plastik. Jika
terdapat tanda nomor 7 di dalam suatu segitiga (simbol daur ulang) atau tulisan PC,
sebaiknya tidak digunakan untuk menyimpan pangan, terutama yang masih panas.

5. Kejadian yang berkaitan dengan penggunaan Biphenol A

Pada tanggal 31 Maret 2003 terjadi Sebuah peningkatan mendadak dalam kelainan
kromosom dalam koloni tikus telah menimbulkan pertanyaan tentang tingkat aman dari
paparan untuk bisphenol A , bahan kimia yang digunakan untuk membuat beberapa plastik
umum dan resin .

Sumber : (http://www.nih.gov/news/pr/mar2003/niehs-31.htm)
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan

Zat kimia bahan baku plastic yaitu Bisphenol A sangat berbahaya bagi apabila
terpapar terhadap tubuh manusia. Di beberapa Negara maju penggunaan bisphenol A
telah dilarang karena tidak memenuhi standar keamanan. Tetapi hingga saat ini masih
terjadi pro dan kontra tentang aman atau tidaknya penggunaan bisphenol A.

2. Saran
Usahakan hindari makanan yang terpapar oleh zat bisphenol A ini dan
mengurangi penggunaan bahan makanan kaleng karena apabila terpapar tubuh manusia
akan berdampak buruk.

3. Daftar pustaka

http://en.wikipedia.org/wiki/Bisphenol_A
https://www.scribd.com/doc/180265333/Makalah-Kimia-New-3
http://akupedulilingkungan.blogspot.com/2012/07/racun-bpa-apa-itu.html
http://dwiesthi96.blogspot.com/2013/06/makalah-bahaya-plastik-bagi-kesehatan.html
http://ik.pom.go.id/v2013/wp-content/uploads/2013/11/Bahaya-paparan-Bisphenol-
A.pdf
http://www.nih.gov/news/pr/mar2003/niehs-31.htm

Anda mungkin juga menyukai