Anda di halaman 1dari 15

KEGIATAN EVALUASI SISTEM SURVEILANS

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA

DI SUSUN
OLEH :

AFNI BASYARIAH HARAHAP


1602011223

MAGISTER KESEHATAN
MASYARAKAT HELVETIA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat.Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia
bagian timur. Didaerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah
yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan
kejadian luar biasa (KLB) malaria. Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden
rate penyakitmalaria masih tinggi di daerah tersebut.Malaria merupakan penyakit global yang
paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim
sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal,spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di
Amerika.
Distribusi ini termasuk Amerika SerikatSelatan, Mississippi River Valley, dan Minnesota
dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per
tahun terutama didaerah tropis. Hasil yangdiperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun,
banyak dari mereka adalah anak-anak.Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria
mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu
populasi merupakan factor utama yangmenentukan distribusi parasit Plasmodium. Daerah yang
penuh dengan nyamuk, seperti rawa-rawa, telah lama memiliki hubungan dengan tingginya
angka serangan malaria.
Lingkungan yang mendukung seperti genangan air menyebabkan munculnya sarang
nyamuk. Saat ini, yangmerupakan daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian
utara, Amerika Tengah,Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan Asia kepulauan Pasifik.
Malaria juga terjadi secarasporadik di daerah non endemik, dalam banyak kasus berupa penyakit
laten. Penyakit malariayang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase laten hipnozoit P vivax dan
P ovale (Wilson,2001).
Upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui, pemberantasan
vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan melakukan pengobatan
kepada mereka yang diduga menderita malaria atau pengobatan juga sangat perlu diberikan
pada penderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium.
Dalam hal pemberantasan malariaselain dengan pengobatan langsung juga sering
dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah danlingkungan sekeliling rumah dengan racun
serangga, untuk membunuh nyamuk dewasa upayalain juga dilakukan untuk memberantas larva
nyamuk.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA


Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit ( protozoa ) dari genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil
dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara buruk, karena
dahulu banyak terdapat didaerah rawa rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga
mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic, demam
pantai, demam charges, demam kura dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 ).
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria
disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk
kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam,
muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).
Etiologi
Malaria disebabkan oleh parasit sporozoa plasmodium yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk anopheles akan menggigit pada waktu
senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah tengah malam
sampai fajar.
Ada 4 jenis penyebab penyakit malaria yaitu sebagai berikut :
1. Plasmodium palsifarum,yang menyebabkan malaria tropika yang dapat menimbulkan
malaria otak dengan akibat penderita menjadi gila atau meninggal dunia bila tidak segera
diobati,demam terjadi selam 24 jam.
2. Plasmodium vivax, yang menyebabkan malaria tertiana,demam timbul teratur tiap 48 jam
sekali,siang atau sore.
3. malaria yang menyebabkan malria quartana,demam muncul setiap hari ke empat atau 72 jam
sekali.
4. Plasmodium ovale, yanga menyebabkan malaria ovale.yang kesemuanya bisa menginfeksi
manusia dan menyebabkan malaria. P. falciparum merupakan penyebab infeksi terbanyak dan
paling berbahaya.
Siklus hidup parasit malaria berawal ketika seekor nyamuk betina menggigit penderita
malaria. Nyamuk mengisap darah yang mengandung parasit malaria, yang selanjutnya akan
berpindah ke dalam kelenjar liur nyamuk. Jika nyamuk ini kembali menggigit manusia, maka
parasit akan ditularkan melalui air liurnya.
Di dalam tubuh manusia, parasit masuk ke dalam hati dan berkembangbiak disana.
Pematangan parasit berlangsung selama 2-4 minggu, setelah itu mereka akan meninggalkan hati
dan menyusup ke dalam sel darah merah. Parasit berkembangbiak di dalam sel darah merah dan
pada akhirnya menyebabkan sel yang terinfeksi ini pecah. Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale mungkin akan tetap berada di dalam sel-sel hati dan secara periodik akan melepaskan
parasit yang matang ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan serangan dari gejala-gejala
malaria. Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae akan keluar dari hati. Jika infeksi
tidak diobati atau diobati tidak sampai tuntas, maka bentuk Plasmodium falciparum dewasa akan
tetap berada di dalam darah selama berbulan-bulan dan Plasmodium malariae dewasa tetap
berada di dalam darah selama bertahun-tahun, menyebabkan serangan gejala malaria yang
berulang-ulang.
Tanda Dan Gejala
- demam, menggigil berkala disertai sakit kepala
- pucat, tidak ada napsu makan,mual,muntah
- badan terasa lemah
- limfe membengkak pada penderita malaria berat :
a. diare
b. kejang-kejang
c. gangguan kesadaran sampai koma
Sumber-Sumber Infeksi
Malaria adalah suatu infeksi sel darah merah oleh protozoa parasit golongan plasmodium
dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles. Sumber sumber infeksi
malaria disebarkan melalui:
Gigitan nyamuk betina Anopheles
ransfusi darah yang terkontaminasi
Suntikan dengan jarum yang sebelumnya telah digunakan oleh penderita malaria.
Setelah digunakan obat-obatan dan insektisida, malaria jarang ditemukan di AS dan
negara berkembang lainnya, tetapi infeksi ini masih sering terjadi di negara-negara tropis.
Pendatang dari daerah tropis atau pelancong yang baru kembali dari daerah tropis kadang
membawa infeksi ini ke suatu negara atau ke negara asalnya dan kemungkinan menyebabkan
wabah yang ringan.
Penanganan/Pencegahan
Pemahaman tentang kebiasaan dan perilaku nyamuk Anopheles betina sanat berguna
dalam pencegahan penyakit. Tempat-tempat rawa dan lingkungan mikro yang tenang dapat
mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Menghindarki tempat yang dipenuhi
nyamuk danmembersihkan tempat perindukan dapat mengurangi kemungkinan gigitan
nyamuk.Tindakan pencegahan untuk mengindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara:
Tidur dengan kelambu, sebaiknya dengan kelambu impregnated (dicelup peptisida:
pemethrinatau deltamethrin)
Menggunakan obat pembunuh nyamuk (mosquitoes repellents): gosok, spray, asap, elektrik
Mencegah berada di alam bebas dimana nyamuk dapat menggigit atau harus memakai
proteksi(baju lengan panjjang, kaos atau stocking). Nyamuk akan menggigit diantara jam 18.00
06.00.nyamuk jarang pada ketinggian di atas 2000 meter.
Memproteksi tempat tinggal atau kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk
B. ANALISIS EPIDEMIOLOGI
Adapun analisis epidemiologi dari penyakit malaria dilihat dari variabel-variabel orang
(person), waktu (time), dan tempat (place) adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi penyakit malaria Menurut Gol. Umur


di Puskesmas sunggal Tahun 2016
Umur Jumlah
N %
0-4 tahun 2 1,91%
5-10 tahun 7 6,67%
11-15 tahun 11 10,48%
16-20 tahun 4 3,81%
21-25 tahun 10 9,52%
26-30 tahun 18 17,14%
31-35 tahun 27 25,71%
36-40 tahun 13 12,38%
41-45 tahun 4 3,81%
46-50 tahun 3 2,86%
>51 tahun 5 4,76%
Total 105 100%
Sumber : data primer
Berdasarkan distribusi kejadian penyakit malaria pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
kejadian malaria paling banyak adalah umur 31-35 sebanyak 27 orang dengan persentase
25,71%.dan kejadian penyakit malaria paling sedikit adalah umur 0-4 tahun yaitu sebanyak 2
orang dengan persentase 1,91%.
Tabel 2. Distribusi penyakit malaria Menurut waktu di
Puskesmas Sunggal tahun 2016

Jumlah
Waktu N %
Januari 31 29,52%
Februari 8 7,62%
Maret 8 7,62%
April 5 4,76%
Mei 8 7,62%
Juni 5 4,76%
Juli 11 10,48%
Agustus 10 9,52%
September 4 3,81%
Oktober 3 2,86%
November 4 3,81%
Desember 8 7,62%
Total 105 100
Sumber : data primer
Berdasarkan distribusi kejadian penyakit malaria jika
ditinjau dari segi waktu (time) pada tabel di atas
menunjukkan bahwa jumlah kejadian malaria paling
banyak adalah pada bulan januari sebanyak 31 orang
dengan persentase 29,52%.dan kejadian penyakit malaria
paling sedikit adalah pada bulan oktober yaitu sebanyak 3
orang dengan persentase 2,86%.
Tabel 3. Distribusi penyakit malaria Menurut tempat di
Puskesmas Sunggal tahun 2016
TEMPAT TINGGAL JUMLAH
MENURUT N %
KELURAHAN
WATANG SOREANG 45 42,86
BUKIT INDAH 15 14,28
BUKIT HARAPAN 45 42,86
TOTAL 105 100
Sumber :data primer
Berdasarkan distribusi kejadian penyakit malaria jika
ditinjau dari segi tempat (place) pada tabel di atas
menunjukkan bahwa jumlah kejadian malaria paling
banyak adalah daerah bukit harapan dan watang soreang
adalah masing-masing sebanyak 45 orang dengan
persentase 42,86%.dan kejadian penyakit malaria paling
sedikit adalah daerah bukit indah sebanyak 15 orang
dengan persentase 14,28%.
BAB III
PEMBAHASAN

A. EVALUASI SISTEM SURVEILANS


1. Kepentingan kesmas
Berdasarkan laporan bulanan puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut, pada
tahun 2007 penderita malaria klinis yang berobat sebanyak 1.279 orang. Angka kesakitan
malaria (Annual Malariae Incident) pada tahun 2007 sebesar 5.08 /00 ( pada tahun 2006 sebesar
3,29/00).
Pada tahun 2007 angka kesakitan malaria diatas sebesar 5/00 penduduk. Sehingga perlu
upaya pemberantasaan penyakit malaria secara intensif. Pada tahun 2007 angka Atacck Rate
Malaria sebesar 2.57 %, sedangkan, jumlah kematian sebanyak 2 orang sehingga angka CFR
sebesar 6.25%. Penderita malaria klinis yang berobat dan dinyatakan positif sesuai hasil
pemeriksaan sampel darah malaria pada tahun 2007 sebanyak 153 orang ( 12 % ) dari 1.279
penderita klinis.
Pengamatan dan pengawasan pemakaian zat tertentu seperti insektisida, vaksin, danobat-
obat yang bersifat keras. Pencatatan dan pelaporan peristiwa vital yang meliputi kelahiran,
perkawinan, perceraian, dan kematian.Sedangkan bentuk kegiatan yang bersifat khusus dan
dilakukan pada batas waktu tertentu atau dengan selang waktu tertentu, antara lain :
Pelaksanaan survei berkala untuk berbagai hal tertentu.
Pengamatan khusus terhadap kejadian luar biasa atau wabah serta penelitian aktif penyakit
tertentu.
Pengamatan khusus oleh dokter praktik swasta atau di klinik-klinik swasta.
2. Sistem yang di evaluasi
a. Defenisi kasus pada penyakit malaria
a. kasus Rekrudesensi
Rekrudesensi adalah berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah
berakhirnya serangan primer.
b. Kasus Relaps
Relaps dinyatakan sebagai berulangnya gejala klinik setelah periodeyang lama dari masa
laten, sampai 5 tahun.Selanjutnya, gejala kliniknya dikenal sebagai trias malariayang terdiri dari
demam, anemia (kurang darah) dan splenomegali(Pembengkakan Limpa). Demam khas pada
malaria adalah menggigil selama 15-60 menit karena pecahnya skizon eritrosit, laludemam selama
2-6 jam kemudian berkeringat selama 2-4 jam.Keringat yang dihasilkan dapat sangat banyak hingga
membasahitempat tidur. Setelah berkeringat biasanya penderita justru akanmerasa lebih baik tapi
lemas.
c. Pelaksanaan sistem
pelaksanaan sistem surveilans (WHO,1999) adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan komponen yang sangat penting karena kualitas
informasi yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas data yang dikumpulkan. Data
yang dikumpulkan harus jelas, tepat dan ada hubungannya dengan penyakit yang
bersangkutan. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan surveilans yang baik pengumpulan
data harus dilaksanakan secara teratur dan terus-menerus.
Tujuan pengumpulan data:
1). Menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko terbesar
terkena penyakit seperti jenis kelamin, umur, suku, pekerjaan dan lain-lain.
2). Menentukan jenis agent atau penyebab penyakit dan karakteristiknya.
3). Menentukan reservoir infeksinya
4). Memastikan keadaan yang menyebabkan kelangsungan transmisi penyakit.
5. Mencatat kejadian penyakit, terutama pada kejadian luar biasa.
b. Pengolahan, analisa dan interpretasi data
Data yang terkumpul segera diolah, dianalisa dan sekaligus diinterpretasikan berdasarkan
waktu, tempat dan orang, kemudian disajikan dalam bentuk teks, tabel, spot map dan lain-lain
agar bisa menjawab masalah-masalah yang ada, sehingga segera dilakukan tindakan yang cepat
dan tepat.
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data, dibuat tanggapan dan saran -saran
dalam menentukan tindakan pemecahan masalah yang ada.
c. Penyebarluasan Informasi dan umpan balik.
Hasil analisa dan interpretasi data selain terutama dipakai sendiri oleh unit
kesehatan setempat untuk keperluan penentuan tindak lanjut, juga untuk disebarkluaskan
dengan jalan dilaporkan kepada atasan sehagai infomasi lebih lanjut, dikirimkan sebagai
umpan balik (feed back) kepada unit kesehatan pemberi laporan.
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-sumber data (pelapor)
mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah diolah, merupakan suatu
tindakan yang penting, selain tindakan follow up.
3. Tingkat kegunaannya
(1) Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa, epidemi dan untuk memastikan tindakan
pengendalian secara berhasil guna yang dapat dilaksanakan.
(2) Memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan
memperbandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan program pemberantasan
malaria
(3) Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas sasaran program pada tahap perencanaan
program pemberantasan malaria
(4) Mengidentifikasi kelompok resiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat tinggal dimana
kejadian penyakit malaria sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu, menambah
pemahaman mengenai vektor penyakit, reservoir binatang dan cara serta dinamika penularan
penyakit malaria
4. evaluasi sistem menurut sifatnya
a. Kesederhanaan (Simplicity)
Dalam pemantauan dan penanggulangan penyakit malaria, tidak banyak yang terlibat
untuk cepat dalam penanggulangan. Dinas Kesehatan akan langsung melakukan aksi dan
rekomendasi kepada Puskesmas untuk tindakan pencegahan penyebaran penyakit malaria. Data
tidak hanya terhenti di Dinas Kesehatan KKR, namun diteruskan kembali kepada Dinas
Kesehatan setempat.
b. Fleksibilitas (Flexibility).
Kelengakapan data yang dimiliki oleh Puskesmas meliputi data wilayah, data demografi,
data ABJ. Ketersediaan data ini akan memudahkan petugas melakukan penyelidikan
epidemiologi.

c. Dapat diterima (Acceptability)


Peran masyarakat dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan surveilans sudah sangat
membantu. Namun disayangkan mantri dan klinik swasta belum mau ikut terlibat dalam
surveilans, mungkin dikarenakan merasa terbebani jika harus melakukan pelaporan setiap kali
menemukan tersangka malaria. Peran masyarakat dalam pemantauan jentik masih belum baik
dan masih harus dilakukan oleh kader, belum ada kesadaran dari masyarakat kecuali melaporkan
adanya kejadian demam tinggi yang tidak turun-turun.
d. Sensitivitas (Sensitivity).Pelaporan kasus DHF dilakukan setelah melakukan uji DHF di
rumah sakit, sehingga kasus yang dilaporkan benar-benar kasus DHF dan bukan kasus penyakit
yang mirip seperti Thypoid atau Chikungunya.
e. Nilai Prediktif Positif (Positive predictive value)
Kelengakapan data ABJ, jumlah penderita positif, kejadian tahun-tahun sebelumnya, dan daerah
kejadian dapat dijadikan prediksi apakah akan terjadi KLB atau tidak.
f. Representatif (Representative).
Beberapa tahun yang lalu pembuatan grafik dan sebaran kasus rutin dibuat. Namun
karena kendala tenaga dimana petugas surveilans juga merangkap sebagai tenaga pelayan
kesehatan, maka sudah beberapa tahun ini tidak lagi
dibuat grafik dan sebaran kasus. Rekomendasi yang bisa diberikan adalah disediakannya
program computer yang mampu membuat grafik dan sebaran wilayah serta kemungkinan akan
adanya kasus berdasarkan cuaca dan ABJ setiap desa. Dengan demikian petugas tidak terlambat
melakukan pelaporan dan analisa. Atau akan lebih baik jika ada petugas surveilans tersendiri
yang terpisah dari pelayanan kesehatan.
g. Tepat Waktu.
Karena pelaporan sekarang menggunakan jasa layanan SMS, maka pelaporan ke Dinas
Kesehatan KKR dapat dengan segera dilakukan. Namun akan sangat baik jika dibuat jejaring
online dimana semua dapat mengakses profil surveilans epidemiologi yang berjalan
B. Pembinaan dan evaluasi
1. Pembinaan
Pembinaan dilakukan secara berjenjang yang bertujuan agar pelaksanaan kegiatan
surveilans disetiap jenjang administrasi kesehatan berjalan dengan baik dan berkesinambungan.
Pembinaan-pembinaan meliputi :
a. Tata cara penulisan, pengolahan dan analisis data serta pelaporan suatu penyakit.
b. Menyusun laporan penyakit baik laporan bulanan maupun laporan tahunan.
c. Pembentukan jejaringan surveilans penyakit malaria
d. Bagaimana penyebarluasan informasi mengenai surveilans suatu penyakit
2. Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam menilai keberhasilan suatu pelaksanaan surveilans
khususnya penyakit malaria. Karena dengan adanya evaluasi kita mengetahui apakah program
berjalan dengan baik atau tidak.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penyebab terjadinya penyakit malaria dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: faktor
host, agent dan enveroment
2. Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium. ada 4 jenis plasmodium penyebab
penyakitmalaria yaitu Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria)
dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria).
Plasmodiummalariae, dan Plasmodium ovale.
3. Dalam menganalisi epidemiologi suatu penyakit di butuhkan variabel-variabel diantaranya
variabel orang (person), waktu (time) dantempat (kapan) untuk mengetahui siapa yang terkena
suatu penyakit seperti : penyakit malaria, kapan terjadi penyakit malaria dan dimana
kejadiannya.
B. REKOMENDASI
Dari hasil analisis data dijadikan sendiri oleh puskesmas seabagai intervensi dan rekomendasi
kepada sektor terkait.
Perlu adanya tindakan penyemprotan dalam membasmi jentik nyamuk.
Pemberian bubuk abate.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://medicastore.com. html Penyakit Malaria. Akses 30 desember 2011


2. http://arviant.web.ugm.ac.id.pdf. Surveilens Epidemiologi. Akses 31 desember 2011.
3. http://www.adypadoe.com/pdf/html. evaluasi sistem surveilans Penyakit Malaria. Akses
2 januari 2011.
4. http://turunberatbadan.com/1853/malaria/ epidemiologi Penyakit malaria Akses 10
januari 2011.

Anda mungkin juga menyukai