Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH FITOKIMIA II

KARBOHIDRAT

Disusun oleh :

1. Acep Moh Ramdan NPM :1343050081

2. Giovani Octaviano NPM : 1543050134

3. Alwan Rizal Hilmy NPM : 1643057229

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

nikmat sehat dan waktu yang luang sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul Karbohidrat I untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Fitokimia II tepat

pada waktunya.

Selain itu kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Sogandi, Msi selaku dosen

pembimbing mata kuliah Fitokimia II beserta saran dari teman teman yang membantu

dalam proses pembuatan makalah ini.

Dengan harapan, makalah ini dapat bermanfaat untuk semua para pembaca baik

menambah wawasan maupun ilmu pengetahuan. Saran serta kritik sangat kami

harapkan demi perbaikkan dalam pembuatan tugas tugas selanjutnya.

Jakarta, 3 Maret 2017

Kelompok I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya

sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun

lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak dikonsumsi

sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang berkembang

seperti Indonesia. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-

80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%.

Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini

disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah

harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.

Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang

dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam. Karbohidrat termasuk

penyusun sel karena penyusun sel terdiri dari molekul organik, yaitu molekul yang

mengandung atom karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Secara biologis,

karbohidrat memiliki fungsi sebagai bahan baku sumber energi baik pada hewan,

manusia dan tumbuhan.

Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan

hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-

tumbuhan, karbohidrat dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses
fotosintesis di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil).

Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari

kehidupan tidak akan dijumpai.

Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya.

Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan

karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2 gram

karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk mencegah terjadinya ketosis. Secara

keseluruhan tubuh harus mempertahankan keseimbangan tertentu dalam utilisasi

karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energi.

Makalah yang berisi tentang karbohidrat ini disusun untuk mengembangkan

materi mengenai karbohidrat yang dapat mendorong berkembangnya kompetensi

pembaca tentang karbohidrat. Pembaca juga dapat menggunakan makalah ini sebagai

rujukan pelajaran mengenai karbohidrat.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan struktur karbohidrat?

2. Bagaimana klasifikasi karbohidrat?

3. Bagaimana tata nama dari karbohidrat?

4. Apa saja sifat-sifat dari karbohidrat?

5. Bagaimana polaritas dari karbohidrat?

6. Bagaimana kelarutan dari karbohidrat?


C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan struktur karbohidrat.

2. Memahami klasifikasi karbohidrat beserta contohnya.

3. Mengetahui tata nama dari karbohidrat.

4. Memahami sifat-sifat dari karbohidrat.

5. Mengetahui polaritas dari karbohidrat.

6. Mengetahui kelarutan dari karbohidrat.

7. Mengetahui biosintesa karbohidrat

8. Mengetahui cara identifikasi karbohidrat


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Struktur Karbohidrat

Karbohidrat (hidrat dari karbon, hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa

Yunani skcharon yang berarti gula). Karbohidrat berasal dari kata Carbon ( C

) dan hidrat (H2O). Rumus umumnya dikenal sebagai CnH2nOn. Secara struktur,

karbohidrat memiliki 4 gugus, yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH),

gugus keton (C=O) dan gugus aldehida (-CHO). Secara biokimia, karbohidrat

adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang

menghasilkan senyawa-senyawanya bila di hidrolisis. Polihidroksi aldehida yaitu

struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus

karbonilnya barada di ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur

karbohidrat yang tesusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya

berada di selain ujung rantai.

B. Klasifikasi Penggolongan Karbohidrat

Karbohidrat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan

karbohidrat kompleks.
a. Karbohidrat Sederhana

1) MONOSAKARIDA

Monosakarida (dari Bahasa Yunani mono: satu, sacchar: gula) adalah

senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang paling sederhana. Dalam arti

molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan

dengan cara hidrolisis dalam keadaan lunak menjadi karbohidrat lain. Beberapa

monosakarida mempunyai rasa manis. Sifat umum dari monosakarida adalah larut

air, tidak berwarna dan berbentuk padat kristal. Beberapa monosakarida yang

penting, yaitu :

a) Glukosa, adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa (gula

anggur) karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah

kanan. Terdapat di dalam sayur, buah, sirup jagung dan bersamaan dengan

fruktosa terdapat dalam madu. Tubuh hanya dapat menggunakan glukosa

dalam bentuk D. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa,

maltosa dan laktosa pada hewan dan manusia. Glukosa murni yang ada di

pasaran biasanya diperoleh dari hasil olah pati. Dalam proses metabolisme

glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar dalam tubuh dan di dalam

sel merupakan sumber energi. Dalam keadaan normal sistem saraf pusat hanya

dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Glukosa dalam bentuk

bebas hanya terdapat dalam jumlah terbatas dalam bahan makanan. Glukosa

dapat dimanfaatkan untuk diet tinggi energi. Tingkat kemanisan glukosa hanya
separuh dari sukrosa sehingga dapat digunakan lebih banyak untuk tingkat

kemanisan yang sama.

b) Fruktosa, suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya

terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa (gula buah). Memiliki

tingkat kemanisan gula yang paling manis. Gula ini terutama terdapat dalam

madu bersama glukosa, dalam buah, nektar bunga dan juga dalam sayur.

Fruktosa dapat diolah dari pati dan digunakan secara komersial sebagai

pemanis. Minuman ringan banyak menggunakan sirup jagung-tinggi-fruktosa

sebagai pemanis. Di dalam tubuh, fruktosa merupakan hasil pencernaan

sakrosa.

c) Galaktosa, merupakan monosakarida yang tidak terdapat bebas di alam seperti

halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil

pencernaan laktosa.

d) Pentosa, merupakan aldopentosa dan tidak terdapat dalam keadaan bebas di

alam. Merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya

sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa dan

doksiribosa merupakan bagian asam nukleat dalam inti sel. Karena dapat

disintesis oleh semua hewan, ribosa dan deoksiribosa tidak merupakan zat gizi

esensial.

2) DISAKARIDA

Disakarida merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh dua molekul

monosakarida yang berikatan satu sama lain. Disakarida merupakan jenis


karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida.

Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa dan

trehalosa.

a) Sukrosa, atau gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu

maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada turnbuhan

lain, rnisalnya dalarn buah nanas dan dalam wortel. Dengan pencernaan atau

hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa yang

disebut gula invert.

b) Maltosa, atau gula gandum tidak terdapat bebas dalam alam, merupakan

disakarida yang terbentuk dari dua unit glukosa yang bergabung.

c) Laktosa, atau gula susu merupakan bentuk disakarida dari karbohidrat yang

dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa.

Laktosa ada di dalam kandungan susu dan merupakan 2-8% bobot susu

keseluruhan. Laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis ( 1/6 dari

manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.

d) Trehalosa, seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal

sebagai gula ja-mur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehelosa.

Trehelosa juga terdapat dalam serangga.

3) GULA ALKOHOL

Gula alkohol terdapat di alam dan dapat pula dibuat secara sintesis. Gula

alkohol atau poliol didefinisikan sebagai turunan sakarida yang gugus keton atau
aldehidnya diganti dengan gugus hidroksil. Poliol adalah pemanis bebas gula.

Poliol adalah karbohidrat tetapi bukan gula. Tidak seperti pemanis berpotensi tinggi

seperti aspartame.

Secara kimia, poliol disebut alkohol polihidrat atau gula alkohol karena

bagian dari struktur poliol menyerupai gula dan bagian ini mirip dengan alkohol.

Tetapi pemanis bebas gula ini bukan gula dan juga bukan alkohol. Poliol diturunkan

dari karbohidrat yang gugus karbonilnya (aldehid atau keton, gula pereduksi)

direduksi menjadi gugus hidroksi primer atau sekunder. Poliol mempunyai rasa dan

kemanisan hampir sama dengan gula tebu (sukrosa), bahkan beberapa jenis lebih

manis. Poliol diturunkan dari gula tetapi tidak dimetabolisme seperti halnya

metabolisme gula oleh tubuh. Beberapa keuntungan penggunaan poliol yaitu :

a) Makanan yang ditambahkan poliol kalorinya lebih rendah dan bebas gula

daripada makanan yang tidak ditambah poliol.

b) Rasa poliol seperti gula pada umumnya (gula tebu atau sukrosa)

c) Kalorinya lebih rendah daripada gula

d) Tidak menyebabkan kerusakan gigi

e) Menurunkan respon insulin

Beberapa karakteristik dari poliol yaitu kalori yang lebih sedikit, pemanis,

kemampuan untuk mempertahankan kadar air (humektan), sebagai bahan pengisi

dan penurun freeze point. Poliol adalah bahan serba guna yang digunakan dalam

berbagai aplikasi untuk memberikan nilai tambah. Ada tiga jenis gula alkohol yaitu

sorbitol, manitol dan dulsitol serta inosito.


a) Sorbitol, terdapat dibeberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari

glukosa. Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khususnya

untuk pasien diabetes. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila

dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam

hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap gula darah lebih kecil daripada

sukrosa. Sorbitol tidak mudah dimetabolisme oleh bakteri dalam mulut

sehingga tidak mudah menimbulkan karies gigi. Oleh karena itu banyak

digunakan dalam pembutan permen karet.

b) Manitol dan dulsitol, merupakan alkohol yang dibuat dari monosakarida

manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar

dan wortel. Secara komersial manitol diekstraksi dari rumput laut.

c) Inositol, merupakan alkohol siklis yang meyerupai glukosa. Inositol terdapat

dalam banyak bahan makanan, terutama dalam serealia (gandum, dan lain-

lain).

4) OLIGOSAKARIDA

Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida

yang jumlahnya antara 2 sampai dengan 10 molekul monosakarida

(oligo bererti sedikit). Sehingga oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida

dan lainnya. Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses

hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami terdapat

di alam.
a) Trisakarida, merupakan oligosakarida yang terdiri atas tiga molekul

monosakarida. Contoh dari trisakarida adalah rafinosa. Rafinos adalah suatu

trisakarida yang penting, terdiri atas 3 molekul monosakarida yang berikatan,

yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan

dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa

berikatan dengan atom karbon 2 pada fruktosa.

b) Tetrasakarida, merupakan oligosakarida yang terbentuk dari empat molekul

monosakarida. Stakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis

sempurna, stakiosa menghasilkan 2 molekul galaktosa, 1 molekul glukosa dan

1 molekul fruktosa. Pada hidrolisis parsial dapat dihasilkan fruktosa dan

monotriosa suatu trisakarida. Stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi.

c) Rafinosa, stakiosa dan verbaskosa adalah oligosakarida, merupakan

oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga

jenis oligosakarida ini tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim pencernan. Seperti

halnya pada polisakarida nonpati, oligosakarida ini di dalam usus besar

mengalami fermentasi. Oligosakarida ini banyak terdapat di dalam biji tumbuh-

tumbuhan dan kacang-kacangan.

d) Fruktan, merupakan sekelompok oligosakarida dan polisakarida yang terdiri

atas beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekol glukosa. Fruktan

terdapat dalam serealia, bawang merah, bawang putih dan asparagus. Sebagian

besar fruktan juga difermentasi dalam usus besar.


b. Karbohidrat Kompleks

1. POLISAKARIDA

Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai 3000 unit gula

sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang.

Gula sederhana ini terutama glukosa. Jenis polisakarida yang penting yaitu

: pati, dekstrin dan glikogen.

a) Pati / amilum, merupakan bentuk simpanan karbohidrat dalam tumbuh-

tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dikonsumsi manusia di

seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, umbi-umbian,

serealia dan biji-bijian. Jagung, beras dan gandum kandungan amilumnya

lebih dari 70% pati, pada kacang-kacangan sekitar 40% sedangkan pada ubi,

talas, kentang dan singkong 20-30%. Amilum tidak larut di dalam air dingin,

tetapi larut di dalam air panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti

pasta; peristiwa ini disebut "gelatinisasi" atau mengembang.

b) Dekstrin, merupakan zat antara dalam pencernaan pati (pemecahan amilum).

Molekulnya lebih sederhana, lebih mudah larut di dalam air. Dekstrin maltosa,

suatu produk hasil hidrolisis parsial pati, digunakan sebagai makanan bayi

karena tidak mudah mengalami fermentasi dan mudah dicerna.

c) Glikogen, atau disebut pati hewan merupakan bentuk simpanan karbohidrat di

dalam tubuh manusia dan hewan, terutama terdapat dalam hati dan otot.

Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam

otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber
energi untuk semua keperluan sel tubuh. Glikogen terdiri dari unit- unit

glukosa yang lebih mudah di pecah. Tubuh memiliki kapasitas terbatas untuk

menyimpan glikogen yaitu hanya sebanyak 350 gram. Kelebihan glukosa

dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam

jaringan lemak. Glikogen ini hanya terdapat di dalam makanan yang berasal

dari hewan dalam jumlah terbatas.

2. SERAT (Polisakarida Nonpati)

Serat adalah polisakarida nonpati yang menyatakan polisakarida dinding

sel. Ada dua golongan serat, yaitu yang tidak dapat larut dan dapat larut dalam

air. Serat yang tidak dapat larut dalam air adalah selulosa, hemiselulosa dan

lignin. Serat yang larut dalam air adalah pektin, gum dan mukilase.

a) Serat yang tidak dapat larut dalam air

Selulosa, merupakan bagian utama dinding sel tumbuh- tumbuhan yang terdiri

atas polimer linear panjang hingga 10.000 unit glukosa terikat dalam bentuk

ikatan beta. Selulosa berfungsi melunakkan dan memberi bentuk pada fases

karna mampu meyerap air, sehingga membantu gerakan peristaltik usus,

dengan demikian membantu defekasi dan mencegah konstipasi (sembelit).

Hemiselulosa, merupakan bagian utama serat serealia yang terdiri atas

pilomer bercabang heterogen heksosa, pentosa dan asam uronat.

Lignin, terdiri atas pilomer karbohidrat yang relatif pendek yaitu antara 50-

2000 unit. Lignin memberi kekuatan pada struktur tumbuh-tumbuhan. Oleh


karena itu, lignin merupakan bagian keras dari tumbuh-tumbuhan, sehingga

jarang dimakan. Lignin terdapat dalam tangkai sayur-sayuran, bagian inti

dalam wortel dan biji jambu biji.

b) Serat yang larut dalam air

Pektin, gum dan mukilase terdapat disekeliling dan di dalam sel tumbuh-

tumbuhan. Ikatan-ikatan ini larut dan mengembang di dalam air sehingga

membentuk gel. Oleh karena itu, di dalam indusri pangan digunakan sebagai

bahan pengental, emulsifier dan stabilizer.

Pektin, terdapat di dalam sayur dan buah, terutama jenis sitrus, apel, jambu

biji, anggur dan wortel. Senyawa pektin berfungsi sebagai bahan perekat antar

dinding sel. Buah- buahan yang mempunyai kandungan pektin tinggi baik

untuk dibuat selai atau jeli.

Gum, terdiri atas 10.000-30.000 unit yang terutama terdiri atas glukosa,

galaktosa, manosa, arabinosa, ramnosa dan asam uronat. Gum arabic adalah

sari pohon atasia. Gum diekstraksi secara komersial dan digunakan dalam

industri pangan sebagai pengental, emulsifier (zat pengemulsi adalah zat untuk

membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air) dan stabilizer.

Mukilase, merupakan struktur kompleks yang mempunyai ciri khas, yaitu

memiliki komponen asam D-galakturonat. Mukilase terdapat di dalam biji-

bijian dan akar. Mukilase berfungsi untuk mencegah kekeringan.


C. Metabolisme karbohidrat

Peran utama karbohidrat dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi

sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan

penting dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tentunya hanya memperoleh

energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem

saraf.

1. Menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen

Salah satu fungsi utama hati adalah menyimpan dan mengeluarkan glukosa

sesuai kebutuhan tubuh. Kelebihan glukosa akan disimpan di dalam hati dalam

bentuk glikogen. Bila persediaan glukosa dalam darah menurun. Hati akan

mengubah sebagian dari glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke dalam

aliran darah. Glukosa ini akan dibawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh yang

memerlukan, seperti otak, sistem saraf, jantung dan organ tubuh lain. Sel-sel otot

dan sel-sel lain disamping glukosa menggunakan lemak sebagi sumber energi. Sel-

sel otot juga menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Glikogen ini hanya

digunakan sebagai energi untuk keperluan otot saja dan tidak dapat dikembalikan

sebagi glukosa kedalam aliran darah. Tubuh hanya dapat menyimpan glikogen

dalam jumlah terbatas yaitu untuk keperluan energi beberapa jam.

2. Penggunaan Glukosa untuk Energi

Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi

bagian-bagian kecil yang pada akhirnya akan menghasilkan energi, karbondioksida

dan air. Bagian- bagian kecil ini dapat pula disusun kembali menjadi lemak. Agar
tubuh selalu memperoleh glukosa untuk keperluan energi, hendaknya seseorang tiap

hari memakan sumber karbohidrat pada selang waktu tertentu, karena persediaan

glikogen hanya bertahan untuk keperluan beberapa jam saja. Apakah karbohidrat

dalam makanan dapat digantikan sebagai sumber energi oleh lemak dan protein

? protein dapat diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis (sintesis

glukosa dari rantai karbon non karbohidrat) dalam batas-batas tertentu, tetapi protein

mempunyai fungi lain yang tidak dapat digantikan seperti untuk pertumbuhan.

Lemak tubuh tidak dapat diubah menjadi glukosa dalam jumlah berarti, glukosa

sebagi sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf lain dan sel darah merah tidak

dapat digantikan oleh lemak. Jadi, makanan sehari-hari harus mengandung

karbohidrat. Karbohidrat yang cukup akan mencegah penggunaan protein untuk

energi (sebagai penghemat protein).

3. Perubahan glukosa menjadi lemak

Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak. Perubahan ini

terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawah oleh sel-sel lemak yang dapat

menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas.

4. Gula Darah

Agar dapat berfungsi secara optimal, tubuh hendaknya dapat

memepertahankan konsentrasi gula darah (dalam bentuk glukosa) dalam batas-batas

tertentu yaitu 70-120 mg/100 ml dalam keadaan puasa. Bila gula darah naik diatas

170 mg/ 100 ml, darah akan dikeluarkan dari urin. Bila sebaliknya gula darah turun
hingga 40-50 mg/100 ml kita akan merasa gugup, pusing, lemas dan lapar. Gula

darah terlalu tinggi disebut Hiperglikemia dan bila terlalu rendah Hipoglikemia.

Hormon Insulin yaitu diproduksi oleh sel-sel beta pulau langerhans (sel-sel

pankreas) menurunkan gula darah. Mekanisme penurunan gula darah oleh insulin,

meliputi peningkatan laju penggunaan glukosa melalui oksidasi, glikogenesis (

perubahan glukosa menjadi glikogen), (Glikogenesis adalah lintasan

metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di

dalam hati. Lintasan ini diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon

terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena

kandungan karbohidrat setelah makan) dan lipogenesis (perubahan glukosa

menjadi lemak). Glukagon, yang diproduksi oleh sel-sel alfa pulau-pulau langerhans

mempunyai pengaruh kebalikan dari insulin. Glukagon meningkatkan gula darah

melalui peningkatan glikogenolisis (perubahan glikogen menjadi glukosa)

dan glukoneogenesis (lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh,

selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma

darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia). Insulin dan glukagon adalah

antagonis dan pengaruh yang berlawanan inilah yang untuk sebagian menjaga

keseimbangan metabolisme kerbohidrat.

Glukokortikoid, hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal,

mempengaruhi gula darah dengan merangsang glukoneogenesis. Hormon ini

mempengaruhi glukosa dan meningkatkan laju perubahan protein menjadi glukosa

dengan demikian berlawanan dengan insulin.


D. Sifat-sifat Karbohidrat

1. Sifat Kimia Karbohidrat

a) Sifat mereduksi

Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat me-

reduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat

digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis

kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida

atau keton bebas dalam molekul karbohidrat.

b) Pembentukan furfural

Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan monosakari-

da umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat

yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya.

Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau

pelepasan molekul air dari suatu senyawa.

c) Pembentukan osazon

Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keto

bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidr-azin

berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan

titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat.

d) Pembentukan ester

Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya

ester apabila direaksikan dengan asam. Monosakarida mempunyai


beberapa gugus OH dan dengan asam fosfat dapat

menghendakinya menghasilkan ester asam fosfat.

e) Isomerisasi

Kalau dalam larutan asam encer monosakarida dapat stabil, tidak demi

kian halnya apabila monosakarida dilarutkan dalam basa encer. Glukosa

dalam larutan basa encer akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan

manosa. Ketiga monosakarida ini ada dalam keadaan keseimbangan.

f) Pembentukan Glikosida

Apabila glukosa direaksikan dengan metil alcohol, menghasilkan dua

senyawa.Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dankeu

anya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa

yang menjadi pusat reaksi adalah gugus OH yang terikat pada atom.

2. Sifat Fisika Karbohidrat

Table 1. Sifat Fisika Karbohidrat


Sifat fisika Monosakarida Disakarida Polysakarida

Glukosa Galaktosa Laktosa Maltosa Amilum

Titik didih 146OC - 668.9 OC 899.85 OC >899.85 OC

Bobot 180 g/mol 180 g/mol 342 g/mol 342 g/mol 50.0-200.000

Molekul g/mol

Titik Lebur 140-150 OC 163-169 OC 202.8 OC 160-165 OC Belum

diketahui
E. Pengujian Pada Karbohidrat

1. Dengan asam organik pekat

Teori yang mendasari percobaan ini adalah penambahan asam organik pekat,

misalnya H2SO4menyebabakan karbohidrat terhidrolisis menjadi monosakarida.

Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam

tersebut menjadi furfural, semantara golongan heksisosa menjadi hidroksi-

multifurfural.

2. Molisch

Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan

furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Uji ini bukan uji

spesifik untuk karbohidrat, walalupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan

bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Warna ungu kemrah-

merahan menyatakan reaksi positif, sedangka warna hijau adalah negatif.

3. Uji iodium

uji iodium adalah penmabahan iodium pada suatu polisakarida akan menyababkan

terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan

iodium mengahailkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,

glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengn iodium membantuk

warna erah coklat.

4. Uji benedict

Pada uji benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang mengandung gugus

aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis,
menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah

bata.

5. Barfoed

Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat

oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O

(kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mndasari uji Barfoed. Pada

uji bial, dasar dari percobaannya adalah dehidrasi pentosa oleh HCl pekat

menghasilkan furfural dengan penambahan orsinol (3.5-dihidroksi toluena) akan

berkondesasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.

6. Seliwanof

Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dengan

penambahan resorsinol akan megalami kondensasi membentuk senyawa

kompleks berwarna merah jingga menjadi dasar dari uji Seliwanoff.

F. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Kromatografi Lapis Tipis ( KLT ) adalah suatu cara pemisahan yang

berdasar pada pembagian campuran dua senyawa dalam dua fasa dimana fasa gerak

bergerak terhadap fasa diam. Fasa diam berupa suatu bidang datar.

Keuntungan dari metode Kromatografi Lapis Tipis adalah :

1) Pemisahan yang amat baik (noda yang dipisahkan lebih jelas dan

terlokalisir)

2) Waktu yang diperlukan lebih singkat


3) Alat yang dipakai lebih sederhana dan relative murah.

Kerugiannya :

1) Sukar dalam penyimpanannya

2) Ketelitian dan ketepatannya kurang baik

Teori Kromatografi Lapis Tipis umumnya sama dengan teori dari

kromatografi kolom. Pada Kromatografi Lapis tipis derajad retensi dinyatakan

sebagai faktor penghambatan (Retardation factor = Rf)

Jarak gerakan zat terlarut Jumlah mol zat terlarut dalam fasa gerak

Rf = =

Jarak gerakan pelarut Jumlah mol zat terlarut dalam kedua fasa

Jarak gerakan pelarut diukur sampai bidang batas pelarut

Jarak gerakan zat terlarut diukur sampai tengah-tengah bercak atau titik kerapatan

maksimum.

Komponen KLT :

a. Fasa Diam

Fasa diam yang digunakan dalam Kromatografi Lapis Tipis adalah bahan

penyerap (adsorbent). Sifat umum dari bahan penyerap untuk Kromatografi

Lapis Tipis sama dengan yang digunakan untuk Kromatografi Kolom. Dua sifat

penting yang harus diperhatikan untuk Kromatografi Lapis Tipis adalah

besar/kecilnya (ukuran) serta homogenitasnya, sebab daya lekat pada pendukung

sangat ditentukan oleh kedua sifat tersebut. Partikel yang kasar tidak dapat

memberikan pemisahan yang baik dan untuk memperbaikinya dapat digunakan


butiran yang halus. Besar partikel yang biasa digunakan adalah 1 25 mikron.

Berbeda dengan tujuan untuk kromatografi kolom, dimana partikel yang kecil dan

halus dapat memperlambat aliran pelarut, sedang pada Kromatografi Lapis Tipis

malahan akan mempercepat aliran pelarut.

b. Fase gerak

Pemilihan fasa gerak untuk Kromatografi Lapis Tipis tergantung pada faktor

yang sama pada pemilihan fasa gerak untuk keperluan Kromatografi Kolom

penyerapan. Sebaiknya digunakan pelarut yang polaritasnya rendah sebab pelarut

dengan polaritas yang tinggi sifat kromatografi berubah menjadi kromatografi

pembagian, disamping itu pelarut tersebut dapat mempermudah

lepasnya/rusaknya lapisan tipis. Selain pelarut tunggal dapat juga digunakan

campuran pelarut tetapi sebaiknya tidak lebih dari 3 jenis pelarut sebab campuran

yang lebih kompleks akan cepat mengalami perubahan-perubahan fasa terhadap

perubahan suhu.Kemurnian pelarut penting karena dalam hal ini digunakan untuk

pemisahan sampel dengan jumlah sedikit.Skema hubungan antara fasa diam, gerak

dan senyawa yang dipisahkan untuk memisahkan senyawa hidrokarbon dengan

cara kromatografi penyerapan, maka hidokarbon yang jenuh akan sukar diadsorpsi

hingga perjalanannya paling cepat.

Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap akan lebih kuat diserap dan

banyak ikatan rangkapnya makin kuat penyerapannya. Adanya gugus fungsional

akan menaikkan afinitas adsorpsi, dimana akan bertambah menurut urutan berikut

: CH3, OR ( Alkali ), C=O ( Karbonil ), NH2 ( Amina ), OH ( Hidroksil ) dan


COOH ( Karboksil ). Maka untuk memisahkan hidrokarbon yang banyak

mempunyai ikatan rangkap diperlukan yang aktif dan pelarut yang polar. Untuk

penentuan fasa gerak dan diam pada pemisahan suatu senyawa maka dapat

dilakukan pergerakan dari segitiga ke tengah. Misalnya unrtuk pemisahan

senyawa non polar (lipida), pertama-tama ujung segitiga digerakkan ke kata non

polar dari senyawa yang dipisahkan. Dua ujung segitiga lain akan menuju angka I

pada aktivitas fasa diam dan kata non polar pada deret Eluotropik pada fasa gerak.

Artinya untuk memisahkan senyawa yang non polar ( misal lipida atau

hidrokarbon ) harus digunakan bahan penyerap yang aktif dan pelarut yang kurang

polar.

Contoh Identifikasi Karbohidrat degan KLT

Uji kromatografi lapis tipis pada contoh ini bertujuan untuk melihat

sakarida apa saja yang ada dalam sampel umbi ganyong. fase diam yang

digunakan adala silika gel G karena gula dapat berfluroresensi detrlah disemprot

dengan pereaksi yang sesuai. sedangkan fase gerak yang digunakan etil asetat-

isopropanol- air-piridin dengan perbandingan (26:14:7:2).

Penampakan noda dengan menggunakan anilin difenilamin karena

dapat mendestruksi noda sehingga membuat noda akan kelihatan yang dibantu

dengan pemanasan. Hasil percobaan diperoleh seperti pada gambar 5. Dari hasil

perhitungan Rf diketahui bahwa sampel tepung ganyong yang belum terhidrolisa

menunjukan harga Rf sama dengan mannosa (0,51), sukrosa (0,45) setelah

terhidrolisis akan menjadi glukosa (0,45) dan fruktosa (0,61) serta mannosa (0,51).
Hasil elusi tidak menghasilkan Rf yang berbeda jauh karena struktur gula reduksi

yang tidak jauh berbeda, sedangkan pada pati umbi ganyong mengandung amilum,

amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya merupakan

polimer dari glukosa. Amilum jika dihidrolisis menghasilkan glukosa dengan

harga Rf=0,44 dan maltosa dengan harga Rf=0,35.

Tabel 2. Hasil Kromatografi Lapis Tipis


Gambar 1. Contoh Bercak skala sakarida pada KLT

G. Biosintesis

1. Biosintesis Karbohidrat

a) Produksi monosakarida lewat fotosintesis. monosakarida diproduksi lewat

fotosintesis, suatu proses biologi yang energi elektromaknitik menjadi

energi kimiawi. Dalam tumbuhan terdiri dari dua golongan reaksi. Satu
golongan terdiri dari sesungguhnya mengubah energi elektro lain terdiri

dari reaksi enzimatik mengfiksasi karbon dioksida menjadi gula. Reaksi

terakhir gelap. Hasil dari kedua reaksi tersebut dapat disimpulkan menjadi

sebagai berikut:

Reaktan dan produk, namun belum menggambarkan zantara yang

terjadi sepanjang proses tersebut. Jadi reaksi yang terjadi tidak sesederhana

dalam persamaan reaksi tersebut. Jalur carbon dalam fotosintesis dikerjakan

pertama kali oleh Calvin et.el.all.

Siklus calvin

Langkah-langkah reaksi dalam siklus Calvin terbagi menjadi 3 fase,

yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

Fase pertama: fiksasi karbon

Karbondioksida akan ditangkap dan disatukan dengan ribulosa

bifosfat (RuBp) oleh enzim rubisco. Rubisco adalah protein enzim yang

paling banyak terdapat di dalam kloroplas. Dalam tahap ini ribulosa bifosfat

akan mengikat karbondioksida dan hasilnya adalah molekul dengan 6

karbon yang tidak stabil dan segera pecah menjadi 2 molekul 3

fosfogliserat. Dalam sekali siklus terdapat 3 molekul ribulosa bifosfat yang

menangkap 3 molekul karbondioksida dan akan diubah menjadi 3 molekul

berkarbon 6 yang tidak stabil sehingga langsung pecah menjadi 6 molekul

3 fosfogliserat.
Fase kedua: reduksi

Masing-masing molekul 3 fosfogliserat akan menerima fosfat dari

ATP sehingga berubah menjadi 1,3 difosfogliserat. Dibutuhkan 6 ATP

untuk merubah 6 molekul 3 fosfogliserat menjadi 6 molekul 1,3

difosfogliserat. Molekul 1,3 difosfogliserat akan mengalami reduksi oleh

NADPH sehingga berubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat (G3P),

dibutuhkan 6 molekul NADPH dalam sekali siklus Calvin. Hasil dari tahap

reduksi adalah 6 molekul gliseraldehida 3 fosfat dengan 1 molekul tersebut

akan dikeluarkan untuk bahan baku glukosa sehingga tersisa 5 molekul

G3P.

Fase ketiga: regenerasi

Tahapan ini merupakan pembuatan kembali ribulosa bifosfat

(molekul dengan 5 atom C) dari sisa gliseraldehida 3 fosfat (molekul

dengan 3 atom C). Pada tahapan ini 5 molekul gliseraldehida 3 fosfat akan

diubah menjadi 3 molekul ribulosa bifosfat yang dapat digunakan kembali

untuk menangkap karbondioksida. Dalam reaksi ini terdapat 3 molekul

ATP yang mendonorkan fosfatnya.

Reaksi gelap terjadi pada bagian stroma kloroplas. Disebut reaksi

gelap karena dalam tahap-tahap reaksinya tidak membutuhkan cahaya

matahari sebagai sumber energi.


Gambar 2. Siklus calvin

b) Biosintesis sukrosa

Pembentukan sukrosa mungkin merupakan prekursor biasa untuk

sintesis polisakarida. Meskipun jalur alternative terdiri dari suatu reaksi

antara glukosa 1-fosfat dan fruktosa yang bertanggungjawab untuk

produksi sukrosa dalam mikroorganisme tententu, biosintesis metabolit

penting dalam tumbuhan

Fruktosa 6-fosfat, diturunkan dari daur fotosintetik, diubah menjadi

1-fosfat yang kemudian bereaksi dengan UTP membentuk UDPglukosa.

UDP glukosa bereaksi dengan fruktosa 5 fosfat membentuk sukrosa fosfat

kemudian bereaksi atau dengan fruktosa langsung berubah membentuk

sukrosa.
Gambar 3. Biosintesis sukrosa

2. Biosintesis Glikosida

Biosintesis glikosida terbagi menjadi dua bagian. Reaksi yang umum

adalah reaksi antara gula dan aglikon. Sebelumnya, terjadi reaksi yang khusus

yaitu pembentukan aglikon, yang secara individual tergantung dari aglikonnya.

Jalan sederhana, yang prinsipnya dari formasi glikosida melibatkan

perpindahan suatu golongan uridil dari uridin triphospat ke dalam suatu gula

1-phospat. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini dikenal dengan uridil

transferase (1) dan telah diisolasi dari binatang, tanaman, dan sumber

mikroba. Fosfat pentosa, heksosa, dan berbagai gula dapat berikatan dengan

aglikon. Reaksi tersebut dikatalisis oleh glukosil transferase (2), melibatkan

perpindahan gula dari uridin diphospat kepada suatu akseptor yang cocok

(aglikon) yang kemudian terbentuk glikosida.

ATP + gula 1-P UDP-gula + PPi (1)

UDP-gula + akseptor (aglikon) aseptor-gula (glikosida) + UDP (2)


BAB III

KESIMPULAN

1. Karbohidrat merupakan suatu molekul yang tersusun dari unsur-unsur karbon,

hidrogen dan oksigen. Rumus umumnya adalah CnH2nOn. Karbohidrat dapat

diklasifikasikan menjadi :

a. Karbohidrat sederhana : monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa dan

pentosa), disakarida (sukrosa, maltosa, laktosa), gula alkhohol (sorbitol,

manitol, dulsitol dan inositol) dan oligosakarida (rafinosa, stakiosa dan

verbaskosa).

b. Karbohidrat kompleks : polisakarida (pati, dekstrin, glikogen) dan serat / non

pati.

2. Karbohidrat dengan rantai karbon (C) semakin panjang maka bersifat semakin

nonpolar, sedangkan karbohidrat dengan rantai karbon yang semakin pendek maka

bersifat semakin polar.

3. Biosintesa karbohidrat yaitu terjadinya siklus calvin

4. Prinsip biosintesa glikosida yaitu dari formasi glikosida melibatkan perpindahan

suatu golongan uridil dari uridin triphospat kedalam suatu gula 1-phospat. Enzim

yang mengkatalisis reaksi ini dikenal dengan uridil transferase (1) dan telah

diisolasi dari binatang, tanaman, dan sumber mikroba


DAFTAR PUSTAKA

Fessenden ,Ralph J. dan Joan S. Fessenden. Fundamentals of Organik

Chemistry. terj.Sukmariah Maun, Kamianti Anas dan Tilda S. Sally. Dasar-

Dasar Kimia Organik.Jakarta: Binarupa Aksara, 2010.

Baharuddin, Maswati. Biokimia Dasar. Makassar: Alauddin Press, 2011.

Risnoyatingsih, Sri. Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara

EnzimatisJurnal Teknik Kimia 5 No. 2 (2011). Http://Download.Portalgaruda.

Org/Article.Php?Article=181143&Val=6223&Title=Hydrolysis%20of%20sta

rch%20saccharides%20fromm,%20sweethh%20 potatoes%20

using%20enzyme

Kusbandari, Aprilia. . Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung Dan

Pati Umbi Ganyong (Canna Edulis Ker.) Pharmaiana, Vol. 5, No. 1, 2015:

35-42 (2015).

Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : Universitas Indonesia

Schumm,Dorothy E.1993.Intisari Biokimia.Jakarta : Binarupa Aksara

Marks, D. B., A. D. Marks dan C. M. Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar.

Penerbit EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai