Anda di halaman 1dari 3

Cone of Experiences Edgar Dale

Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dales Cone Experience) mengatakan:

hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan


yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada
lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai
pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi
dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar. Pengalama langsung
akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia
melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba.

Pembelajaran dikembangkan bila merujuk pada kerucut Edgar Dale diatas maka masuk
pada seluruh bagian piramida Dale. Penguatannya pada bagian piramida terbawah yaitu benda
tiruan dan pengalaman langsung melalui praktek.

Sedangkan Jarvish seperti gambar berikut, pengalaman terbentuk dari hasil interaksi
seseorang dengan orang lain. Pengalaman juga merupakan umpan balik dari hasil refleksi
pengalaman itu sendiri. Refleksi pengalaman akan membuat individu mampu mengkoreksi
(peneliti: juga meredefinisi) apa yang diyakini sebelumnya. Hasil koreksi pun akan membentuk
pengalaman baru setelah terjadi interaksi berikut dan berikutnya.
Pada gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
Baca (10 %), Dengar (20%), lihat gambar (30%)
Pada tingkatan ini, penggambaran realitas secara langsung sebagai pengalaman yang kita temui
pertama kalinya. Pembelajar masih sebagai partispan, sehingga tingkat pemahamannya pun masih
sedikit.
Diskusi (50%) dan Presentasi (70%)
Pada tingkatan ini, pembelajar sudah diberikan suatu bentuk permasalahan, sehingga pembelajar
aktif berfikir tentang permasalahan tersebut. Pembelajar masih sebagai partisipan, karena masalah
yang diberikan masih berupa permasalahan yang konkrit.
Bermain peran, bersimulasi, melakukan hal nyata (90%)
Pada tingkatan ini, pembelajar sudah bertindak sebagai pengamat. Turun langsung dalam
mengamati sebuah permasalahan. Sehingga tingkat pemahamannya pun lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai