Konsep Pemilihan Bahasa
Konsep Pemilihan Bahasa
1. Sosioliguistik
Sosiolinguistik adalah cabang ilmu bahasa yang berusaha menerangkan
korelasi antara perwujudan struktur atau elemen bahasa dengan faktor-faktor
sosiokultural pertuturannya dan tentu saja mengasumsikan pentingnya pengetahuan
dasar-dasar linguistik dengan berbagai cabangnya, seperti fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik dalam mengidentifikasi dan menjelaskan fenomena-fenomena
yang menjadi objek kajiannya, yakni bahasa dengan berbagai variasi sosial atau
regionalnya. Sosiolinguistik sebagai cabang ilmu linguistik memandang atau
menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai bahasa di
dalam masyarakat karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai
individu.
2. Pemilihan Bahasa
Pemilihan bahasa (language choice) dalam masyarakat multibahasa menurut
perspektif sosiolinguistik merupakan gejala yang menarik untuk dikaji. Fasold
mengemukakan bahwa sosiolinguistik dapat menjadi bidang studi karena adanya
pilihan pemakaian bahasa.3 Fasold memberikan ilustrasi dengan istilah societal
multilingualism (multilingualisme masyarakat) yang mengacu pada kenyataan adanya
banyak bahasa dalam masyarakat yang sangat terbuka peluang terjadinya pemilihan
bahasa dalam pemakaiannya sesuai dengan tuntutan situasional.4 Sosiolinguistik
melihat fenomena pemilihan bahasa sebagai fakta sosial dan menempatkannya dalam
sistem lambang (kode), sistem tingkah laku budaya, serta sistem pragmatik. Dengan
demikian, kajian sosiolinguistik menyikapi fenomena pemilihan bahasa sebagai
wacana dalam peristiwa komunikasi dan sekaligus menunjukkan identitas sosial dan
budaya peserta tutur.
3. Pemilihan Bahasa dalam Perspektif Sosiolinguistik
3
) Ralph Fasold, The Sociolinguistics of Society( Oxford: Basil Blackwell, 1984), hal. 180
4
) Ralph Fasold, The Sociolinguistics of Society, hal. 180
5
) Dell Hymes, ed. . Foundations in Sociolinguistics An Ethnographics Approach (Philadelpia:
University of Pennsylvania Press, 1980), hal.
6
) Joshua A Fishman, The Sociology of Language (Rowley: Newbury House,1972), hal. 15
norma tutur), dan (8) genre (jenis tutur). Pandangan Hymes di atas dijadikan
kerangka konsep pelaksanaan penelitian ini. Kedelapan komponen peristiwa tutur
tersebut merupakan faktor luar bahasa yang menentukan pemilihan bahasa.
Terdapat empat faktor utama yang menyebabkan pemilihan bahasa, yaitu (1)
latar (waktu dan tempat) dan situasi, (2) partisipan dalam interaksi, (3) topik
percakapan, dan (4) fungsi interaksi.8 Faktor pertama dapat berupa hal-hal, seperti:
makan pagi di lingkungan keluarga, pesta kuliah, atau berkencan. Faktor kedua
mencakup hal-hal, seperti: usia, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, asal,
latar belakang kesukuan, dan peranannya dalam hubungan dengan partisipan lain.
(contoh: direktur-karyawan, suami-istri, penjual pembeli, guru-siswa). Faktor ketiga
dapat berupa: topik-topik tentang pekerjaan, olah raga, harga sembako, peristiwa
7
) John Gumperz, dan Dell Hymes, (eds.). Direction in Sociolinguistics (New York: Holt, Rinehart,
and Winston. 1972), hal. 408-409
8
) Fracois Groesjean, Life with Two Languages (Cambridge: Harvard University Press, 1982) hal.136
aktual, dan sebagainya. Faktor keempat dapat berupa hal-hal seperti: penawaran
informasi, permohonan, dan mengucapkan terima kasih.
9
) Ralph Fasold, The Sociolinguistics of Society, hal. 183
memandangnya dari bagaimana seseorang menggunakan pemilihan bahasanya untuk
mengungkapkan nilai kebudayaannya.10
10
) Ralph Fasold, The Sociolinguistics of Society, hal. 192