Anda di halaman 1dari 5

AUDIT KLINIS

No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

Puskesmas MARKUS Y. LABA,SKM


NIP.19780115 2005011
Waipukang
016
1.Pengertian Audit klinis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap
mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan
menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi
medis.
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Referensi
5.Prosedur 1. Pengorganisasian audit klinik
Komite medik (Sub-Komite Audit Medik)
Tim Ad-hoc Audit Klinik (Tim Kerja)
Asisten Audit Klinik (Rekam Medik)
2. Kepala puskesmas membentuk tim kerja
3. Penetapan topik audit
Rapat komite medik menentukan topic audit yang
diikuti oleh Direksi dan Sub-Komite audit medic,
berdasar:
Data rutin puskesmas
Survey kepuasan pasien
Observasi pemberian pelayanan
Masukan (direksi, asuransi, unit-unit)
Memilih topik yang akan di audit:
Dapat diperbaiki
High risk, cot, volume, problem
Ada dukunganatau consensus dari para klinisi
Ada clinical guidelines-nya
4. Menyusun latarbelakang, tujuan dan sasaran
Latarbelakang
Rasionalitas mengenai topic audit yang dipilih
(pengertian singkat, epidemiologi)
Ketersediaan guidelines dan isi pentingnya
Permasalahan yang ada
Tujuan audit klinik
Memastikan atau memperbaiki mutu
Tidak hanya menghitung jumlah atau
memeriksa tetapi lebih focus dalam usaha
AUDIT KLINIS
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

Puskesmas MARKUS Y. LABA,SKM


NIP.19780115 2005011
Waipukang
016

peningkatan mutu pelayanan (contoh: Apakah


kita memberikan pelayanan klinik terbaik pada
pasien dengan diabetes melitus?, Apakah
penatalaksanaan pasien dengan TB Paru sudah
sesuai dengan guidelines?, dans ejenisnya)
Sasaran audit klinik
Appropriateness: apakah terapi yang dilakukan
sudah sesuai dengan standar
Timelines: apakah terapi yang diberikan tepat
waktu
Effectiveness: apakah terapi yang diberikan
memberikan hasil sesuai dengan yang
diharapkan
Acceptability: apakah pasien puas dengan
pelayanan yang diberikan
Accessibility: bagaimana kemudahan pasien
dalam mendapatkan pelayanan
Efficiency: apakah terapi yang diberikan
menggunakan biaya, tenaga dan sumber daya
minimal
Equity: apakah perawatan yang tersedia bisa
dirasakan merata
5. Menyusunkriteria audit
Kriteria
Bukti yang diperlukan dan yang harus ada,
bahwa penderita telah diberikan pelayanan
padat araf yang seoptimal mungkin.
Diagnosis, pengobatan, tindakan, reaksi
penderita atau peristiwa lain yang ada
kaitannya dengan penyakit atau kondisi yang
berhubungan dengan judul audit klinik.
Kriteria yang dapat diaudit: proses diagnosis,
terapi, tindakan, dan sebagainya.
Kriteria yang jarang di audit:
AUDIT KLINIS
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

Puskesmas MARKUS Y. LABA,SKM


NIP.19780115 2005011
Waipukang
016

Input: tidak lazim di diaudit karena biasanya


terkait dengan keterbatasan dana sehingga
siklus audit tidak bisa lengkap.
Output: agak sulit dilakukan karena akan
terkait dengan fatkor lain.
6. Menentukan Standar
Batasan yang menyatakan harus ada (100%) atau
tidak ada (0%) pada masing-masing unsur. Contoh:
penggunaan antibiotik kasus luka infeksi: standar
100%, decubitus pada pasien: standar 0%.
Standar dipakai untuk menentukan apakah suatu
catatan medik memenuhi criteria pedoman audit
klinik atau tidak
Perkecualian:
Keadaan-keadaan yang mungkin merupakan
alasan bagi sebuah catatan medic untuk tidak
memenuhi standar. Merupakan suatu keadaan
klinis yang ada dan dapa tmenerangkan alasan
tidak terpenuhi nya suatu standar.
7. Mengumpulkan data
Petunjuk pengumpulan data:
Menunjukkan bagian-bagian mana dari suatu
catatan medik yang dapat dipercaya sebagai
sumber data.
Petunjuk petunjuk harus ditulis secara obyektif dan
semua istilah harus disebutkan secara lengkap.
Pengumpulan data:
Retrospektif: bila data yang anda kehendaki
secara rutin telah dikumpulkan misal pada
suatu system computer atau di dalam buku
catatan.
Prospektif: diambil pada pasien-pasien yang
baru dan saat mereka masuk.
8. Menentukan variable yang digunakan
AUDIT KLINIS
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

Puskesmas MARKUS Y. LABA,SKM


NIP.19780115 2005011
Waipukang
016

Variable diperlukan untuk melihat apakah ada pola


dalam mutu pelayanan yang diberikan kepada
pasien.
Variable diperlukan untuk melihat apakah ada hal-
hal tertentu (dari aspek puskesmas, dokter,
perawat, pasien) yang mempengaruhi mutu
pelayanan, misalnya dokter, kelas perawatan, umur
pasien, dsb.
9. Menentukan populasi dan sampel
Ambil seluruh populasi bila topic audit sangat
penting
Pakai sampel bila jumlah pasien sangat banyak
Sampel pragmatis: 20-50 pasien sudahcukup
Sampel ilmiah dengan perhitungan sampel size: bila
perlu pertanggungjawaban atau publikasi ilmiah.
10. Melakukananalisis data
Re-check: analisa penyimpangan
Identifikasi karakteristik sampel audit, apakah
dapat mewakili seluruh populasi
Menghitung tingkatk kepaatuhan secara umum
Mengidentifikasi pola penyimpangan
Mengidentifikasi penyebab penyimpangan
11. Menetapkan perubahan yang dilakukan setelah
dilakukan audit klinik (tindak lanjut).
6.Langkah-
langkah
7.Bagan Alir
8.Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9.Unit
terkait
10.Dokumen
terkait
AUDIT KLINIS
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

Puskesmas MARKUS Y. LABA,SKM


NIP.19780115 2005011
Waipukang
016

11.
Rekama Tanggal mulai
No. Yang diubah Isi Perubahan
n diberlakukan
historis
perubah
an

Anda mungkin juga menyukai