Anda di halaman 1dari 3

Notulensi Presentasi Portofolio Dengue Fever + Polisitemia Vera

Presentan : dr. Vidi Astari

Pembimbing : dr. M. Iqbal Gentur Bismono dr. Sarah Rosiana

Tempat : RS Port Medical Center

Waktu : Sabtu, 10 Juni 2017

1.Jelaskan perbedaan antara dengue fever dan dengue hemorrhagic fever!


Diagnosis dengue fever atau demam dengue dapat ditegakkan dengan melihat adanya tanda
dan gejala di bawah ini:
-Demam, dengan disertai minimal dua gejala dibawah ini:
Sakit kepala,
Nyeri pada daerah belakang mata,
Myalgia,
Arthralgia,
Munculnya rash, dan
Manifestasi perdarahan (+), serta
Tidak disertai dengan bukti telah terjadinya kebocoran plasma.
Gejala di atas didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium sebagaimana di bawah ini:
-Leukopenia (<5000 sel/mm3),
-Trombositopenia (<150.000 sel/mm3), dan
-Peningkatan hematokrit sebesar 5-10%, serta
-Tidak disertai dengan adanya bukti kebocoran plasma.

Gejala-gejala tersebut dapat pula ditemukan pada dengue hemorrhagic fever. Perbedaan
mendasar dalam mendiagnosis kedua penyakit tersebut adalah tanda kebocoran plasma yang
ditemukan pada dengue hemorrhagic fever, namun tidak ditemukan pada dengue fever.
2.Sebutkan dan jelaskan tanda dan gejala dari terjadinya kebocoran plasma!
Tanda dan gejala telah terjadinya kebocoran plasma yang dapat ditemukan pada pasien dengan
dengue hemorrhagic fever, antara lain:
Peningkatan permeabilitas kapiler yang ditandai dengan terjadinya hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit sebesar >20% dari nilai baseline),
Terjadinya efusi pleura, ataupun
Terjadinya ascites.

Terjadinya efusi pleura dapat dipikirkan bila pasien mengeluhkan adanya rasa sesak napas,
yang disertai dengan adanya gerak napas yang asimetris, penurunan stem fremitus, pekak pada
saat perkusi, dan bunyi napas yang terdengar menjauh. Pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan foto polos thorax dapat dilakukan untuk membantu penegakkan diagnosis efusi
pleura.

Sedangkan, kecurigaan telah terjadinya ascites dapat dipertimbangkan bila pada pemeriksaan
didapatkan undulasi (+) dan shifting dullness (+). Pemeriksaan penunjang berupa USG
abdomen dapat digunakan untuk membantu penegakkan diagnosis ascites.

3.Pada kasus ini, pemeriksaan penunjang apa yang saudara sarankan?


Saran pemeriksaan penunjang yang saya sarankan dalam kasus ini, antara lain:
Pemeriksaan antigen NS1,
Pemeriksaan fungsi ginjal dan nilai asam urat dalam darah (karena polisitemia vera
dapat mengakibatkan terjadinya hiperuricemia yang tentunya memerlukan terapi
walaupun tanpa disertai dengan manifestasi klinis),
Pemeriksaan apusan darah tepi (untuk membantu penegakkan diagnosis polisitemia
vera),
Pemeriksaan darah rutin ulang 2 minggu setelah pasien dipulangkan untuk mengetahui
nilai baseline hematokrit dan hemoglobin pada pasien yang bersangkutan dan sekaligus
menentukan apakah perlu dilakukan phlebotomy,
Pemeriksaan USG untuk melihat apakah sudah terjadi splenomegaly ataupun
hepatomegaly pada pasien yang bersangkutan.

4.Dalam kasus ini, mengapa hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT meningkat?
Peningkatan SGOT dan SGPT pada kasus ini menandakan telah terjadinya hepatopati. Baik
dengue fever dan polisitemia vera dapat menyebabkan terjadinya hepatopati.

Dengue fever dapat menyebabkan terjadinya hepatopati melalui toksisitas virus langsung ke
hepar, sekaligus melalui disregulasi sistem imun sebagai respon terhadap keberadaan virus
dengue. Mekanisme pasti bagaimana disregulasi sistem imun dapat menyebabkan terjadinya
hepatopati hingga kini belum diketahui.

Sedangkan, polisitemia vera dapat pula menyebabkan hepatopati karena adanya peningkatan
kerja organ RES pada seseorang penderita polisitemia vera.

Pada pasien ini, belum dapat diketahui pasti apakah dengue fever atau polisitemia vera yang
menjadi penyebab utama terjadinya peningkatan SGOT dan SGPT. Oleh karena itu, dapat
dilakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT ulang setelah infeksi dengue telah teratasi. Bila
nilainya masih meningkat, maka kemungkinan besar diakibatkan oleh polisitemia vera yang
dideritanya.

5.Dalam kasus ini, apa tujuan pemberian lesichol?


Lesichol merupakan kapsul berisi lecithin (PPC 95%) 300 mg; vitamin B1 1,4 mg; vitamin B2
1,6 mg; vitamin B12; dan vitamin E 10 mg; serta nikotinamida 18 mg. Lesichol berfungsi
sebagai hepatoprotektor dan dalam kasus ini, diberikan untuk membantu mengatasi hepatopati
yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai