Anda di halaman 1dari 8

ANATOMI TUMBUHAN

JARINGAN KOLENKIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI BILINGUAL


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena kehendak-Nyalah


kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan yang berjudul
Jaringan Kolenkim.Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan kami dari
kelompok 6 yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Dan kami
mengucapkan terima kasih kepada yang telah membimbing kami pada mata
kuliah Anatomi Tumbuhan.
Kami menyadari menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada
makalah ini.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.Akhirnya kami mengucapkan
terima kasih atas segala masukan dan saran untuk menyempurnakan makalah ini
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi yang membacanya.

Jakarta, September 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolenkim seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang
bertugas menyokong tumbuhan.Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat
mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel
parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan
bagian yang tumbuh itu sering menjadi panjang dan ramping. Struktur seperti itu
membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi di saat organ yang
bersangkutan tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga dapat
memanjangkan dirinya sendiri.Persyaratan itu dipenuhi oleh kolenkim.
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel
prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem.Sel kolenkim
adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki
dinding yang tak teratur penebalannya.Berbeda dengan sel sklerenkim yang
memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak,
lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada sklerenkim, bersama
dengan dinding primernya, dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan
karenanya menjadi keras dan kaku,
Sel kolenkim tetap memiliki protoplas aktif yang mampu melenyapkan
penebalan dinding bila sel dirangsang untuk membelah seperti pada waktu sel
tersebut membentuk cambium gabus atau menanggapi luka.Dinding sel
sklerenkim lebih bertahan dan tak dapat segera dilenyapkan, meskipun
protoplasnya masih ada.Kebanyakan sel sklerenkim kehilangan protoplasnya
setelah dewasa.
Sebagaimana diutarakan di atas, kolenkim bertugas sebagai jaringan
penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada
tumbuhan basah, bahkan terdapat pada organ yang telah dewasa.Kolenkim
bersifat plastis dan dapat merenggang secara permanen bersama dengan
pertumbuhan organ tempatnya berada.
Kolenkim, seperti parenkim, dapat mengandung kloroplas dan dapat pula
berisi tannin.Dinding sel kolenkim dapat berlignin atau menjadi lebih tebal seperti
pada sklerenkim.Namun, karena kolenkim terdiri dari sel hidup maka dinding sel
kolenkim dapat menjadi tipis lagi dan sel bersifat meristematik.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Makalah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Jaringan Kolenkim


Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara
ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap
yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem
dasar.Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan
biasanya berdinding tebal.Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada
organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhanherbal (herbaceus), dan
bahkan pada organ dewasa.Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang
secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ.Kolenkim dewasa kurang
plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak daripada kolenkim muda.
Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.Pada
tempat kedua jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan atara
tipe kolenkim dan parenkim.Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi
kloroplas.Kolenkim yang mirip dengan parenkim berisi banyak kloroplas,
sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit memanjang, hanya
sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim dapat juga
berisi tanin.
Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak
sepertinakre. Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal.Dinding
sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak
mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding
kolenkim banyak mengandung air.Dinding kolenkim yang menebal sekunder
dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai
membelah.Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk
felogen.Noktah primer sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.
Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.Kolenkim
berkembang terutama jika mendapat sinar.Kolenkim tidak terdapat dalam batang
dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim
biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat
satu atau dua lapisan parenkim diantara epidermis dan kolenkim. Apabila
kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding epidermis menebal
dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim.Pada batang, kolenkim
terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang (membujur).Pada
daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun, dan sepanjang
tepi daun.
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma
pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung
meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian
kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat diterangkan sebagai
berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah
memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang
sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk
dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama perkembangan untaian
kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal).

2.2 Ciri-ciri Jaringan Kolenkim


Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel
panjang yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan dinding
tebal yang tidak berlignin.Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding dengan
serabut.Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau dapat
berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang
berlignin.Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding
terluar.Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang yang
muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk
periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.
Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat
berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang
berlignin. Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa,
Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah
menjadi sklrenkim.

2.3 Letak Jaringan Kolenkim


Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga
dan buah.Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan
kepada cahaya.Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim
dibentuk sejak tanaman muda.Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah
epidermis.Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tersusun
menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang.Pada daun, kolenkim
terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat
pula sepanjang tepi daun.

2.4 Struktur dan Susunan Jaringan Kolenkim dan Macam-macamnya


Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Sel dapat berupa prisma pendek
atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara
kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan.
Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan
selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih
67%. Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel
kolenkim berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel
kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara
lamela yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit
selulosa.Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak.

Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa


macam, sebagai berikut:
a) Kolenkim sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada
penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya
tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia,
Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum tuberosum dan Atropa
belladonna.
b) Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel.
Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra, Rhamnus, dan
tangkai Cochlearia armoracia
c) Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang
berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai
beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea, danAsclepias dan
pada batang Ambrosia
d) Kolenkim cincin
Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe
kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar.
Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma.Pengamatan terhadap kolenkim
cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus
sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat


menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.Dinding
sel meluas dan sekaligus menebal pula.Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang
kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa
dan kaya pektin. Dalam bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar
67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang
dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan
dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan seperti dinding
sebelah dalam cangkang kerang (nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan
yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain
dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh
dinding sel lebih kurang 67%.
Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding kolenkim
pada banyak kebanyakan tumbuhan dapat dideteksi dengan alat mikroskop
cahaya terpolarisasi. Chafe (1970) telah mengamati bahwa orientasi mikroserabut
selulosa dalam lamela yang berurutan bergantian melintang dan membujur.
Selama perkembangan penebalan dinding, terjadi penambahan lapisan
mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.
Pada sebagian besar tumbuhan Dikotil, misalnya tangkai dan
batangMedicago sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia
officinalis, kolenkim berubah menjadi sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955),
sklerefikasi ini terjadi melalui pembentukan lamela secara sentripetal dan
sentrifugal. Selama pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan yang kaya selulosa,
yang kemudian banyak mengandung lignin.Lamela yang mengandung lignin
tampak dengan arah sentrifugal mengelilingi lapisan pertama.Sebagai hasil
perkembangan sentrifugal, lamela berlignin yang mengandung senyawa
pektoselulosa pada dinding kolenkim tidak tampak.Sering kali sebagian senyawa
ada yang masih tertinggal setelah dinding mengalami sklerifikasi.Lamela
tambahan berkembang ke arah sentripetal dan lumen sedikit demi sedikit
mengecil.

2.5 Struktur Sehubungan dengan Fungsi


Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang
serta daun yang sedang tumbuh.Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk
berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan mampu meluas.Sebab itu,
penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun.Pada
perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai jaringan
penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa
tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk
sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah
kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada
ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih
awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman
yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu.
Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel
panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan
dinding tebal tidak berlignin.Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras
atau berlignin serta berubah menjadi sel sklerenkim.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
-

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta

Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB


Email This HYPERLINK "https://www.blogger.com/share-
post.g?blogID=9087451935284720485&postID=574241973521345930&target=blog"BlogThis!
HYPERLINK "https://www.blogger.com/share-
post.g?blogID=9087451935284720485&postID=574241973521345930&target=twitter"Share to Twitter
HYPERLINK "https://www.blogger.com/share-
post.g?blogID=9087451935284720485&postID=574241973521345930&target=facebook"Share to
Facebook HYPERLINK "https://www.blogger.com/share-
post.g?blogID=9087451935284720485&postID=574241973521345930&target=pinterest"Share to

Anda mungkin juga menyukai