Anda di halaman 1dari 54

Penguat Oprasional

FE UDINUS
KONTRAK PERKULIAHAN

TIU :
Memberi Pengenalan dan Dasar Pengetahuan
Tentang Berbagai Penguat dengan
Karakteristiknya.
DESKRIPSI SINGKAT
Pembahasan mata kuliah ini meliputi penguat diferensial dan
penguat oprasional yang meliputi karakteristik dan aplikasinya
seperti penguat inverting dan non inverting, penjumlahan,
integrator, osilator ADC, DAC dan analisa perancangan filter
aktif dengan menggunakan Op-Amp.
Tujuan Mata Kuliah:

Mampu menjelaskan dan membedakan karakteristik


Op-amp dengan berbagai karakteristik.
Mampu menjelaskan aplikasi penguatan dengan Op-
amp
Mampu menerapkan Op-amp sebagai pembangkit
sinyal seperti osilator, triangle generator dll
Mampun menjelaskan tentang ADC dan DAC
Mampu menganalisa dan merancang filter aktif
Materi Elektronika Dasar
1. Pengertian OP-amp dan karakteristiknya
2. Penguat inverting dan non inverting
3. Aplikasi OpAmp
4. Op-amp pembagkit sinyal
5. ADC dan DAC
6. Filter Aktif
Ketentuan Selama Perkuliahan
1. Menjunjung tinggi nilai kejujuran
2. Mentaati peraturan akademik dan norma kehidupan
kampus (memakai baju sopan, sepatu, dll)
3. Kehadiran peserta dalam perkuliahan DIHARAPKAN
100% (ditolerir dapat tidak hadir sebanyak 3 kali
dalam semester dengan keterangan yang sah)
4. Daftar hadir hanya diedarkan selama perkuliahan
berlangsung, tidak diperkenankan mengisi daftar hadir
setelah kuliah berakhir.
5. Peserta yang diketahui ditandatangani ataupun
menandatangani absen peserta lain dianggap
indisipliner dan tidak diperkenankan mengikuti ujian
Tata Cara Penilaian
EVALUASI
a. Evaluasi Tengah Semester : Objective Test
b. Evaluasi Akhir Semester : Objective Test
c. Tugas Terstruktur + Projek (pertengahan semester &
Akhir semester) :
Dikerjakan secara perseorangan
Berupa tugas latihan soal dan tugas paper dengan
topic yang relevan
Tugas dikumpulkan dalam bentuk hard copy / softcopy
Peserta yang diketahui menitip tugas atau
mengerjakan tugas peserta lain akan dianggap
indispliner dan tidak diperkenankan mengikuti ujian
Tata Cara Penilaian
Bobot Penilaian
1. UTS : 20 %
2. UAS : 30 %
3. Tugas Terstruktur : 40 %
4. Lain-lain : 10 %
Kriteria Penilaian
A : > 86
B : 70 85
C : 60 79
D : 50 59
E : 0 49
Referensi
1. Milman, Microelectronic, 2nd Ed., McGrawhill
2. Coughli & Driscoll, Oprational Amplifier & Linier Integrated circuit, 5th Ed.
3. Prentice Hall, Franco, Design With Oprational Amplifiers and Analog Integrated
Circuit, 2nd Ed., McGrawhill
Pengenalan Op-Amp (Penguat Operasional )

Penguat Operasional adalah suatu


rangkaian penguatan yang lengkap dalam
bentuk sebuah IC

Penguat Op-Amp memiliki sifat-sifat :


Penguatan tegangannya sangat besar
Impedansi masuknya sangat tinggi
Impedansi keluarnya rendah
Karakteristik frekuensinya lebar
Terminal / kaki Op-Amp

+V + V/2
_ V _
RL RL V

+ +
-V V - V/2

Cara memberi daya dengan 2 supply Cara memberi daya dengan 1 supply

Kaki 1 & 5 : offset null


Kaki 2 : masukan membalik (inverting input)
Kaki 3 : masukan tak membalik (non inverting input)
Kaki 4 : tanah (ground)
Kaki 6 : keluaran (output)
Kaki 7 : catu tegangan positif
Kaki 8 : tak digunakan

+Vc

_
Op-Amp 741
mempunyai beberapa versi yang berbeda di belakang angka
741, seperti 741A, 741C, 741E, 741N. Huruf-huruf berbeda di
belakang angka 741 tersebut membedakan pada penguatan
tegangannya, temperature range, noise level dan karakteristik
yang lainnya.
IC Op-amp 741C
Huruf C dibelakang angka 741 adalah singkatan dari
Commercial grade yaitu tipe 741 yang paling murah dan paling
banyak dan umum digunakan.
IC Op-amp 741C
mempunyai penguatan tegangan loop terbuka sebesar 1000.000
dan impedansi input 2 M dan impedansi output 75 dan
mempunyai unity-gain frequency sebesar 1 M.
Catu daya
Terminal Output dan Input
+V
_
Vo=AoL.Ed Max Vo = +Vsat
Ed AoL Min Vo = -Vsat
+
-V
Vsat=dibawah tegangan supply
Ed antara 1 sampai 2 volt

+V
_
Vo=AoL.Ed
Ed
AoL
+
-V
AoL disebut penguatan atau gain terbuka karenena tidak ada umpan
balik antara terminal input dan terminal output dibiarkan terbuka.

Misalkan V supply 15 Volt maka vsat = 13 Volt


Perbedaan Tegangan masukan (Ed)

Nilai AoL sebesar 200.000


Penguatan Ed dibatasi maksimum 65V

Misalkan AoL=200.000, V= 13V

+ +13
= = = 65
200.000
+ 13
= = = 65
200.000

Apabila tegangan masukan berbeda antara 65 65 , Op-Amp berlaku


Sebagai penguat secara linier dan berlaku Vo= Ed.AoL.
Kesimpulan

Tegangan Output berada pada salah satu batas + Vsat atau Vsat
Untuk mempertahankan Vo tetap berada pada batass batas ini maka perlu dipadang
umpan balik
Karena Ed nilainya sangat kecil atau tidak mudah untuk mengukurnya maka untuk
kepentingan praktis Ed sama dengan 0

Tegangan Tegangan Ed Pola Vo=AoL.Ed Polaritas Vo Vo


masukan masukan ritas
(-) (+) Ed

-10 -15 -5 - -10V - -1V


-10 15 25 + 5V + 5V
-10 -5 5 + 1V + 1V
+1.000001 +1.000000 -1 - -0,2V - -0,2V
+5m 0 -5m - -1.000V - -Vsat=-13V
0 5m 5m + 1000V + +VsAT=+13V
Penguat Operasional Ideal

Penguat operasional ideal adalah penguat


diferensial ideal.
Sifat-sifat sebuah penguat operasional ideal :
Penguatan tegangannya tak terhingga (GV = );
Impedansi masuknya tak terhingga, jadi arus
masuknya sama dengan nol;
Impedansi keluarnya sama dengan nol;
Karakteristik Frekuensinya rata, dan
membentang dari frekuensi nol hingga f = .

17 Abdul Rahman@2004
Penguat Operasional Praktis
(Tidak Ideal)
Dalam prakteknya tidak ada penguat
operasional yg ideal, Namun demikian
sebuah penguat operasional praktis
seringkali dapat dianggap seolah-olah
memiliki sifat-sifat ideal.

18 Abdul Rahman@2004
Op-Amp
+5v
Non-inverting input
2
7
6
0utput
inverting input 4
3

-5v

19
Inverting Op-Amp
Inverting untuk konfigurasi
dimana masukan positip
menghasikankeluaran negatip
atau
masukan negatip
menghasilkankeluaran positip.

+Vcc Rf
VOUT = V IN
V V R1
_

t + - VEE
Tetap
t
- VEE

20
Non-Inverting Amplifier
Non-Inverting untuk konfigurasi
dimana masukan positip
menghasilkankeluaranpositip.Atau
masukan negatif menghasilkan
keluaran negatif. Seperti halnya pada
rangkaianinverting,
disinipun akan ditunjukanrumus gain
dari rangkaian ini.
R
+Vcc VOUT = V IN 1 + 1
R2
V
Tetap _
V +Vcc
+
t
t
- VEE

21
Zero Crossing Detector
Rangkaan detektor dinamakan juga sebagai pembanding yaitu
membandingkan suatu tegangan masukan (input) pada salah satu
kaki masukan dengan satu tegangan tertentu atau dengan nol.
Hasil pembandingnya dapat menggunakan rumus Ed sehingga
didapatkan tegangan keluaran(output)yang tergantung polaritas dari
Ed.
Jika polaritas Ed= negatif maka Vo= +Vsat
Jika polaritas Ed= Positif maka Vo= -Vsat

Zero Crossing Detector


Zero crossing nol
Inverting zero crossing detector
Non inverting zero crossing detector
Inverting voltagae level detector
Non-inverting voltagae level detector
22
Duty Cycle
Siklus kerja / Duty cycle merupakan perbandingan waktu on dengan
priode sinyal dikalikan dengan 100%.
Ton
Duty cycle =
Ton + toff
Suatu sinyal mempunyai priode 10 m detik dan waktu on sama
dengan 2 m detik
Berapa waktu negatif /waktu rendahnya?
Penyelesaian :

TL = T Ton
TL = 10 3 = 7 m det ik
Ton
Dutyccycle = x100% = 30%
T
23
Detektor Penyilang nol

Detektor Penyilang nol pembalik ( Inverting zero crossing


Detector/IZCD)
Sinyal masukan masuk pada (-) op amp dan membandingkan
dengan nol (+) op Amp.

Ed = (+) input (-) input= 0 Vi = - Vi

Vi < 0 maka Vo = + Vsat


Vi > 0 maka Vo = - Vsat

24
Detektor Penyilang nol
Detektor Penyilang nol tak pembalik ( non-Inverting zero
crossing Detector/NIZCD)
Sinyal masukan masuk pada (+) op amp dan membandingkan
dengan nol (-) op Amp.

Ed = (+) input (-) input= Vi 0


Vi > 0 maka Vo = + Vsat
Vi < 0 maka Vo = - Vsat

25
Detektor taraf tegangan
Detektor taraf membalik (Inverting voltage level detector /
IVLD)
Sinyal masukan masuk pada (-) op amp dan membandingkan dengan
nol (+) op Amp.

Ed = (+) input (-) input= Vref vi


Vi > Vref maka Vo = + Vsat
Vi < Vref maka Vo = - Vsat

26
Detektor taraf tegangan
Detektor taraf membalik (Inverting voltage level detector /
IVLD)
Sinyal masukan masuk pada (-) op amp dan membandingkan dengan
nol (+) op Amp.

Ed = (+) input (-) input= Vref vi


Vi > Vref maka Vo = + Vsat
Vi < Vref maka Vo = - Vsat

27
Detektor taraf tegangan
Detektor taraf tak membalik (non-Inverting voltage level
detector / IVLD)
Sinyal masukan masuk pada (-) op amp dan membandingkan dengan
nol (+) op Amp.

Ed = (+) input (-) input= Vi Vref


Vi < Vref maka Vo = - Vsat
Vi > Vref maka Vo = + Vsat

28
Rangkaian tegangan Ref


= (+)
+

Misalkan
+ V = 12 Volt ,
R1 100 ohm,
R2= 50 Ohm
Maka Vref adalah

50
= 12
100 + 50
= 4 volt

29
Latihan

Diket : V = 15V ; Vsat = 13Volt


a. Hit Ton, Toff dan duty cycle
b. Gambarlah output tegangan Vo

30
Diket : V = 15V ; Vsat = 13Volt
a. Hit Ton dan duty cycle
b. Gambarlah output tegangan Vo

31
Diket : V = 15V ; Vsat = 13Volt
a. Hit Ton dan duty cycle
b. Gambarlah output tegangan Vo

32
Diket : V = 12V ; Vsat = 10Volt
a. Hit Ton dan duty cycle
b. Gambarlah output tegangan Vo

33
Penguat Pembalik (Inverting Amplifier)
Karene arus yg masuk keterminal op Amp = 0
Maka I melewat Rf sehingga timbul tegangan pada
I
Rf yaitu

VRf = IRf =

Polaritas (-) pada Rf pada terminal keluaran Vo maka


Vo = -VRf


Vo = -VRf = -

= -


Contoh
Deket : Rf = 100K, Ri = 10K, Ei = 1 Volt dan RL =
25 K.
I
Hitung : I, Vo, AcL,IL, Lo

Solusi :
1V
I= = = 0,1mA
10 K

100
Vo = - = (1Volt) = 10 volt
10

10
AcL = = 10
1

0 0 (10)
IL = = = 0,4 mA
25

Io = I + IL = 0,1 + 0,4 =0,5 mA


Tegangan negatif sebagai masukan pada Inverting input
Deket : Rf = 250K, Ri = 10K, Ei = - 0,5 Volt dan RL
= 25 K.
I
Hitung : I, Vo, AcL,IL, Lo

Solusi :
0,5 V
I= = = 0,05mA
10 K

250
Vo = - = ( 0,5 Volt) = 12,5 volt
10

250
AcL = = 25
10

12,5
IL = = = 0,5 mA
25

Io = I + IL = 0,05 + 0,5 =0,55 mA


Tegangan AC sebagai masukan pada Inverting input

Vi

Vo
Rangkaian Penjumlah Membalik (Inverting Adder)

Dengan 3 masukan Op Amp yaitu V1, V2, V3


Maka dapat dirumuskan
Jika R1R2R3Rf

Vo = (- ) + ( 2)+( 2)
1 2 3

Jika R1=R2=R3=Rf

Rangkaian Pengikut Vo = - (V1+V2+V3)


Tegangan (Voltage Follower) Jika jumlah masukannya sebanyak R dimana
R1=R2=R3=R maka

+++
Vo = [ ]

Vo = Vi
Penguat Tak Membalik (Non- Inverting Amplifier)
Karene arus yg masuk keterminal op Amp = 0 maka
arus I berasal dari Vo melewat Rf sehingga timbul
I
tegangan pada Rf yaitu

VRf = IRf =

Polaritas (+) pada Rf pada terminal keluaran Vo maka


besarnya Vo merupakan penjumlahan antara tegangan Rf
dengan tegangan input sehingga Vo = VRf + Vi


Vo = VRf+Vi =

+ =
+

Vo = ( + 1)

Dengan menggunakan Gain tertutup (AcL) maka

AcL=

=
+1

IL=

Rangkaian Penjumlah Tak Membalik (Non Inverting Adder)
Dengan menggunakan prinsip superposisi untuk
mencari tegangan masukan pada masukan (+)
Op am didapatkan
2 1
Vi = ( ) + ( )2
1+ +2
Maka

Vo = ( + 1)( + 2)
+ 1+


AcL = [ ]

Rangkaian Penjumlah Tak Membalik (Non Inverting Adder) N masukan

Bila jumlah masukan lebih dari dua atau N masukan dengan R


sama semua kecuali Rf dan nilai Rf sama dengan Rf= (n -1)
maka besarnya tengangan output
Vo = (V1+V2+V3)
Rangkaian Penguat selisih

Terdiri dari penguat membalik dan penguat tak membalik yang tegangan
outputnya merupakan selisih dari tegangan inputnya


Vo = ( + 1) + ( 2)
+

Jika nilai perbandingan resistor seimbang = =
1 2
Rangkaian pembanding
Pembanding (Komparator) merupakan rangkaian yang
berfungsi sebagai pembanding sinyal input dengan tegangan
refrensi.

Sebelumnya rangkaian pembanding berupa open loop dengan


tegangan input tidak mengalami noise.
Sifat Op Amp sebagai detektor maupun komparator, Tegangan
output (Vo) didapatkan dari selisih tegangan Ed.

Jika Ed positif (+) maka Vo sama dengan +Vsat dan sebaliknya.

Saat nois timbul pada input (En) maka kaki inverting pada input
menjadi (Vi+Vn) sehingga selisi Ed menjadi :
Ed = 0 (Vi+Vn)
= - (Vin+Vn)
Detektor pembalik penyilang nol dengan histerisis
(IZCD with Hysterisis)

Untuk mengatasi nois perlu dipasang feedback ke masukan positif


input(positive feedback).
Outpu pada sebuah pembanding
ada 2 kemungkinan:
+Vsat
-Vsat
Ciri pembanding adalah feedback
Masukan + Op Amp

Misalkan pertama kali Op Amp diaktifkan Vo berada


pada +Vsat dengan tegangan masukan + sebesar

( ) + .
+
Karena tegangan feedback ini bernilai positif atau lebih
besar dari tegangan feedback lainya maka dinamakan
upper threshold voltage (VUT)

Jadi (VUT) = ( ) +
+

Tegangan Ed (VUT)-Vi

Selama tegangan input Vi < (VUT) maka Ed sama dengan positif


dan tegangan Vo = +Vsat

Bila tegangan Vi naik sampai dengan lebih besar dari (VUT) maka
Ed menjadi negatif dantegangan output menjadi Vsat.

Karena tegangan Vo= -Vsat maka tegangan feedback masukan



menjadi )
+

Karena tegangan feedback nilainya negatif atau tegangan


feedback < Vo maka dinamakan (VLT), jadi nilai

VLT = ( )
+
Karena adanya batas atas dan batas bawah maka akan ada
namanya histerisis (VH) yaitu perbedaan ambang atas dan ambang
bawah (VH) = (VUT)- (VLT)
Selain adanya histerisis ada pula tegangan tengah (center voltage)
(VUT) (VLT)
(VCTR) yang dapat dirumuskan (VCTR)=
2


VUT = +
+

VLT = ( )
+
Detektor tak membalik penyilang nol dengan
histerisis (NIZCD with Hysterisis)

Rangkaian detektor pengyilang nol tak membalik yang bersifat


open loop jika mendapatkan noise maka akan mengalami
kesalahan pada Vo disekitar crossing
Detektor tak membalik penyilang nol dengan
histerisis (NIZCD with Hysterisis)

Apabila R dan feedback sama dengan m.R maka besarnya



VUT =

+
VLT = ( )
(VH) = (VUT)- (VLT)
(VUT) (VLT)
(VCTR)= 2
Detektor pembalik taraf tegangan dengan histerisis
(Inverting Voltage Level Detector with Hysterisis)

Apabila tegangan pembanding tidak nol tp suatu tegangan refrensi


(Vref) maka tegangan ambang batasnya merupakan akibat dari
dua sumber tegangan yaitu suber tegangan Vo dengan referensi
sehingga didapatkan persamaan
. +
VUT = + +=
+. +. 1+ 1+
.
VLT = + + =
+. +. 1+ 1+
Detector jendela (windows detector)

Detektor jendela adalah rangkaian konparator dimana hubungan


tegangan input dan tegangan output membentuk suatu jendela.
Jika input dibawah VLT atau diatas VLT maka Vo = 0
Jika input diantara VLT dan VLT maka Vo = +Vsat
Detektor Tak membalik taraf tegangan dengan
histerisis (Non-Inverting Voltage Level Detector with
Hysterisis)
Apabila tegangan pembanding tidak nol tetapi suatu tegangan
refrensi (Vref) maka tegangan ambang batasnya merupakan akibat
dari dua sumber tegangan yaitu suber tegangan Vo dengan
referensi sehingga didapatkan persamaan
1
VUT = 1 +

1
VLT = 1 +

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai