Anda di halaman 1dari 9

Made's Blog

Kamis, 10 Oktober 2013


MODEL MOZAIK CAIR STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL

Pendahuluan
Pada akhir tahun 1960-an, semakin terakumulasi bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
hipotesis membran unit tidak cukup untuk menjelaskan sifat dinamis protein membran,
walaupun hipotesis tersebut sesuai dengan distribusi yang sudah diketahui dari lipid
membran. Tahun 1972, sebuah hipotesis struktur membran baru dikembangkan oleh Singer
dan Nicholson. Hipotesis yang dikenal sebagai model mosaik cair tersebut memandang
membran sebagai sebuah lapisan ganda fosfolipid cair, dengan protein-protein yang terselip
ke dalamnya dengan berbagai cara (suatu mosaik), bukan sebuah lapisan yang tak putus.
Protein-protein yang terasosiasi dengan permukaan eksterior atau interior mosaik lipid
disebut protein ekstrinsik.
Membran sel merupakan membran yang paling luar baik pada sel prokariot maupun pada sel
eukariot. Fungsi membran adalah memelihara isi sel dari pencampuran bebas dengan molekul
di luar sel sebagai penghubung sel dengan lingkungan luarnya, karena membran sel
merupakan salah satu penyusun sel yang memisahkan bagian dalam sel dengan lingkungan
luar sel. Selain fungsi tersebut, membran sel juga sangat berperan dalam trasportasi seluler
suatu ion atau molekul. Membran sel tersusun oleh beberapa molekul, diantaranya adalah
lipid, protein, dan karbohidrat. Masing-masing dari molekul tersebut mempunyai fungsi,
peranan, serta komponen molekul yang berbeda masing-masing.
Terkait dengan struktur dari membran plasma, mengalami perkembangan dari tahun 1917
hingga tahun 1972, perkembangan terakhir yang sampai sekarang masih menjadi acuan yaitu
tentang fluid mozaic model yang menerangkan bahwa membran sel tersusun atas dua lapis
fosfolipid (fosfolipid bilayer), dimana ujung permukaan suatu lipid yang bersifat hidrofobik
bersembunyi pada bagian interior lipid dua lapis dan ujung permukaan hidrofilik menghadap
ke permukaan dua sisi membran plasma (baik yang menghadap ke interior sel maupun ke
lingkungan luar sel).
Termodinamika dan Struktur Membran Sel
Membran Sel atau biasa disebut juga dengan membran plasma merupakan lapisan paling luar
dari sel yang bertugas melindungi sel secara keseluruhan dari interaksi dengan lingkungan
luar, menjaga segala aktivitas yang terjadi di dalam sel, dan menyeleksi transportasi makanan
dari luar ke dalam sel.
Untuk lebih mudahnya dalam memahami struktur membran sel maka bisa diamati dengan
model mosaik cair atau model mosaik fluida. Dengan menggunakan model mosaik cair
tersebut maka akan didapatkan bahwa sebenarnya struktur membran sel terdiri dari gabungan
senyawa lemak (lipid) dengan senyawa protein yang disebut dengan lipoprotein.
Jika diamati senyawa kimia lipoprotein yang merupakan penyusun dari membran sel juga
terdiri dari beberapa bagian lagi yaitu protein, lipid, dan protein trilaminer layer. Sedangkan
molekul-molekul penyusun struktur membran sel akan membentuk lapisan fosfolipid rangkap
atau lapisan ganda fosfolipid yang dikenal dengan istilah fosfolifid bilayer. Lapisan fosfolifid
pada struktur membran sel ini mengandung protein-protein membran, yaitu protein integral
yang terbenam dan protein periferi yang menempel.
Struktur membran sel sangat unik, fosfolipid misalnya memiliki dua bagian yaitu bagian
kepala yang terbentuk dari senyawa fosfat dan bagian ekor yang terbentuk dari senyawa asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Fosfat dan asam lemak memiliki sifat yang berbeda
jika fosfat bersifat hidrofilik (larut dalam air) maka asam lemak bersifat hidrofobik (tidak
larut dalam air).
Struktur membran sel seperti diatas memungkinkan transport zat yang bersifat transport aktif
dan transport pasif. Transport aktif pertama kali di kemukakan oleh Rossenberg, yaitu
merupakan perpindahan molekul melawan gradien kosentrasi dari kosentrasi rendah ke
kosentrasi tinggi sehingga proses transport aktif ini memerlukan energi. Energi di dapat dari
beberapa protein seperti channel protein dan carrier protein. Transport aktif ini bisa
dibedakan menjadi pompa ion, kotranspor,endositosis,dan,eksositosis.

Transport pasif merupakan kebalikan dari proses transpot aktif, pada transport pasif
perpindahan zat melalui membran sel tidak memerlukan energi. Transport pasif ini bersifat
spontan contohnya adalah peristiwa osmosis dan difusi. Osmosis adalah proses perpindahan
pelarut melalui membran selektif permeabel hipotonik (kosentrasi tinggi) ke hipertonik
(kosentrasi rendah). Sedangkan difusi adalah perpindahan zat dalam pelarut dari kosentrasi
tinggi ke tempat yang kosentrasinya rendah
Beberapa Sifat Komponen Membran
Semua membran disusun dari lemak dan protein di mana setiap komponen diikat oleh
ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, membran sel juga mengandung karbohidrat.
Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler misalanya antara
membran pasma dan retikulum endoplasma atau pun tipe organisme misalnya antara
prokariot dan eukariot. Sebagai membran mitokondria memiliki rasio protein/lemak yang
tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.

Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat).
Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar
membran. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur
molekulernya. Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini
memiliki daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Sebagian besar membran mengandung
fosfat, Molekul fosfat ini bersifat hidrofilik (dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak
bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air)
Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu dapan mencapai
50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma. Kolesterol tidak terdapat pada
sebagai besar membran plasma tubuhan dan bakteri.
Lipid yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene.
Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat diketahui
komposisi lipid pada selaput sel. Lipid yang selalu dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid,
glikolipid dan sterol. Kolesterol merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel.
Peran karbohidrat membran dalam pengenalan sel dengan sel kemampuan sel untuk
membedakan tipe-tipe sel yang bertetangga, bersifat krusial bagi fungsi organisme. Misalnya,
penting untuk memilah-milah sel menjadi berbagai jaringan dan organ dalam embrio hewan.
Pengenalan sel dengan sel juga menjadi dasar penolakan sel asing (penolakan organ
cangkokan atau transplantasi) oleh sistem kekebalan. Karbohidrat pada membran
biasanya merupakan rantai pendek bercabang yang tersusun kurang dari 15 unit gula
sebagjan diantaranya berikatan kovalen dengan lipid, membentuk molekul yang disebut
glikolipid (glycolipid ). Akan tetapi sebagian besar karbohidrat berikatan kovalen dengan
protein, membentuk glikoprotein.
Protein membran tersusun atas glikoprotein atau protein yang bersenyawa dengan
karbohidrat. Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu dalam sel, membran memiliki 12
sampai lebih dari 50 macam protein berbeda. Protein ini tidak disusun secara acak tetapi
setiap lokasi dan orientasinya disusun pada posisi relatif tertentu pada lipid bilayer. Protein
pada membran tidak simetris yakni bagian luar membran dan bagian dalam membran
tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan membran sebelah luar beriteraksi dengan
dengan ligan sektraseluer seperti hormon dan faktor pertumbuhan sedangkan bagian dalam
dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau protein kinase. Terdapat
dua lapisan utama protein membrane.
Protein integral adalah protein yang berpenetrasi kedalam lipid bilayer. Protein ini dapat
menembus membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari
membran. Protein integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah
hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membrane tersebut.
Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar,
yang biasanya bergulung menjadi helix a. pada ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan
kelarutan aqueous pada kedua sisi membrane.
Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid. Seluruhnya berlokasi
dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun
sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui ikatan non kovalen. Protein ini
merupakan angota yang terikat secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada
bagian protein integral yang dibiarkan terpapar. Protein pada membran menentukan sebagian
besar fungsi spesifik membran.
Lipid anchor protein terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan secara kovalen
dengan molekul lemak yang terdapat pada lipid bilayer.
Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain sebagai protein
pembawa (carrier) senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormaonal dan
meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga
berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler.
Protein-protein permukaan luar memberikan cirri individual sel dan macam protein dapat
berubah sesuia dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada membran sel banyak juga yang
berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat pada selaput mitokondria, retikulum
endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma
disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.
Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat berpidah tempat.
Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi. Namun tidak semu protein
mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein integral tertahan dalam selaput oleh
anyaman molekul-molekul protein yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput
plasma. Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel.
Struktur fisiko-kima protein selaput sel kurang diketahui, mengingat bahwa bentuknya
sangat bervariasi. Berdasarkan kajian mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa
protein dalam selaput sel berbentuk globular.

Model Mosaik Cair


Membran plasma terdiri atas lipid bilayer yang berada dalam keadaan fluid dan dapat
bergerak lateral dalam daerah membran struktur dinamis interaksi yang sementara atau
semipermanen.
Protein terdistribusi secara mosaik yang berbeda dengan lipid partikel tidak membentuk suatu
lapisan yang kontinyu. Protein dapat melintasi membran fosfolipid, atau berada di bagian tepi
sel.
Tebal membran sel berkisar 8,5 nm. Membran plasma terdiri atas (i) lapisan lipida ganda,
yang dikelilingi oleh protein globular. Protein globular ada yang tertanam pada matriks
membran dan ada yang terikat pada permukaan polar lipida, (ii) Protein membran, berada
dalam keadaan tersebar, bukan sebagai suatu lapisan yang bersinambungan, (iii) Protein yang
terikat pada permukaan polar lipida disebut protein perifer atau protein ekstrinsik. Sedangkan
protein yang tertanam pada matriks atau menembus lapisan lipida disebut protein integral
atau protein intrinsik. (iv) Protein perifer dan integral yang berkaitan dengan molekul gula
disebut glikoprotein, sedangkan molekul lipida yang berikatan dengan gula disebut
glikolipida.

Beberapa Bukti Eksperimen Baru


Gagasan model cair bermosaik protein yang dikenal dengan fluid mosaic model. Seperti
terkesan dari namanya, model membran ini mempunyaia dua karakteristik, yaitu membran
lipid bilayer cair yang di beberapa tempat dilengkapi dengan protein membentuk
mosaik. Dengan kata lain, tetap berpijak pada struktur lipid bilayer yang sudah dikemukan
seabad sebelumnya tetapi menambahkan adanya molekul-molekul protein dengan sudut
pandang yang sangat berbeda. Protein globular tersebut tidak melapisi sisi luar membran
melainkan tertanam menembus membran, karena beberapa bagian dari molekul protein
tersebut mempunyai afinitas yang tinggi terhadap bagian dalam membran yang hidrofobik.

Penempatan protein dalam struktur lipid bilayer bersifat revolusioner. Segera setelah itu,
beragam penemuan tentang protein membran bisa cocok dengan fluid mosaic model, mulai
dari protein integral sampai protein periferal membran. Dalam molekul protein integral
membran bisa ditemukan porsi molekul yang hidrofobik akan tertanam di dalam membran
sedangkan porsi molekul yang hidrofilik akan menjulur baik ke sisi luar maupun dalam
membran. Sedangkan pada molekul protein periferal tidak ditemukan adanya porsi molekul
yang bersifat hidrofobik. Hampir dalam waktu yang bersamaan kemudian ditemukan
kelompok protein membran yang ketiga yang tidak termasuk jenis protein yang digunakan
dalam membangun fluid mosaic model, yaitulipid-anchored proteins. Kelompok protein
ketiga ini sebagian besar bersifat hidrofilik tetapi bisa membuat ikatan kovalen dengan
beberapa bagian fosfolipid.

Fosfolipid penyusun membran tidak statis dan diam di satu tempat melainkan secara konstan
bergerak berpindah tempat, baik secara lateral (pindah dalam satu layer atau sejajar dengan
orientasi permukaan membran) maupun vertikal (pindah ke sisi layer yang lain). Selain itu,
beberapa komponen proteinnya juga secara kontinyu terus bergerak secara lateral dan
beberapa yang lain diam tidak berpindah tempat.

Kekuatan utama dari fluid mosaic model adalah kemampuannya mengakomodasi berbagai
sifat dan fungsi membran sampai sekarang. Salah satunya adalah bisa menerangkan bahwa
setiap sel bisa saja mempunyai kandungan protein membran yang berbeda, dan protein
membran bisa menumpuk di satu lokasi sehingga membran terlihat menjadi tebal.

Model Mosaik Cair dan Fungsi Membran Sel

Membran sel berfungsi sebagai barier semipermeabel yang memungkinkan molekul yang
berukuran kecil dapat keluar masuk ke dalam sel. Hasil pengamatan mikroskop elektron
terhadap membran sel menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut
sebagai fluid-mosaic model). Molekul penyusun utama adalah fosfolipid, yang terdiri dari
bagian kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini
tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela
yang pada bagian dalam dan luar membran.
Fungsi Membran Sel

Kompartementalisasi

Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan).


Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma
dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa
kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting
karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari
kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.

Barier selektif permeabel

Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat
bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan
dalam pada saat yang tepat.

Transport molekul

Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang
mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki
konsentrasi tinggi. Mesin ini memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam
konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar.

Penghantaran signal

Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu
disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi
dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu
mengenali dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.

Interaksi interseluler
Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran sel
memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan
informasi

Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel

Molekul dan ion kecil bergerak melintasi membrane plasma dalam dua arah seperti gula,
asama amino dan nutrient lain memasuki sel, dan produk limbah metabolism meninggalkan
sel. Sel menyerap oksigen untuk respirasi seluler dan mengeluarkan karbon dioksidal. Sel
juga mengatur konsentrasi ion anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara
mebolak-balik arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membrane plasma. Meskipun
lalu lintas melalui membrane ini padat membrane sel itu bersifat selektif permeable
(membrane hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar tertentu), semipermeable (mudah
dilewati oleh molekul air) dan subtansi-subtansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut
secara sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil
dan menolak yang lainnya disamping itu substansi-suubstansi bergerak melintasi membrane
pada laju yang berbeda.

Model Mosaik Cair : Struktur dan Fungsi Membran Sel


Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Biologi Sel dan Molekuler
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si

OLEH
I MADE NUADA
NIM. 8136174014
Kelas: B-1 Dik Bio
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

Anda mungkin juga menyukai