Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PLANKTONOLOGI

FILLUM CYANOPHYTA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 8/PERIKANAN C

Arina Turfa Nurhafiah 230110160157

Muhamad Fathi Dhiaulhaq 230110160165

Farhan Aziz 230110160179

Ayu Octrina 230110160182

Baqir Hakim Muhammad 230110160194

Ressa Muhammad Santika 230110160196


Amirul Solihin 230110160211
UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN


JATINANGOR

2017

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan . 1
1.1 Definisi Umum .. 1
Bab II Klasifikasi ..... 2
2.1 Ordo Chroococcales .. 2
2.2 Ordo Chamaesiphonales 7
2.3 Ordo Hormogonales ... 9
Bab III Karasteristik Cyanophyta . 14
3.1 Ciri-Ciri Umum .. 14
3.2 Struktur dan Fungsi Sel Cyanophyta . 15
3.3 Ukuran dan Bentuk Sel Cyanophyta .. 15
3.4 Habitat .16
3.5 Reproduksi... 17
3.6 Contoh Cyanophyta dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari 18

Daftar Pustaka .. 19

2
I. Pendahuluan

I.1 Defini Umum


Ganggang hijau-biru (cyanobacteria) atau dikenal juga dengan istilah
Cyanophyta merupakan filum bakteria yang mendapatkan energi melalui proses
fotosintesis (Sarma, 2012). Ganggang hijau-biru memanen cahaya sebagai sumber
energi menggunakan klorofil, energi yang didapatkan kemudian akan ditransfer ke
pusat reaksi fotosintesis (Stambler dan Dubinsky, 2006). Organisme fototrof aerobik
seperti ganggang hijau-biru utamanya menyerap energi matahari pada area sinar
tampak (400 700 nm) (Overmann dan Garcia-Pichel, 2004).
Cyanobacteria/Cyanophyta atau alga hijau biru merupakan kelompok alga
prokariotik (W. T. Edmondson,1963), (M. Sachlan,1982). Organisme tersebut
memiliki peran sebagai produsen dan penghasil senyawa nitrogen di perairan. (Q.
Adnan, 1993), (A. Pentecost, 1984). Beberapa Cyanobacteria juga diketahui dapat
memproduksi toksin (racun). Selain menghasilkan toksin, Cyanobacteria mampu
menghasilkan senyawa yang bermanfaat bagi mahluk hidup lain, antara lain protein
(Hoek, C. Van den, D.G. Mann, H.M. Jahns, 1995) dan senyawa lain untuk obat-
obatan (W.T. Edmondson,1963). Ganggang hijau-biru secara alami terdapat di alam
dengan sebaran yang luas, meliputi berbagai habitat darat dan perairan, namun
penelitian terkait ganggang hijau-biru masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh
tingkat kesulitan yang tinggi pada tahap isolasi dan pemurnian mikroorganisme
tersebut (Ferris dan Hirsch, 1991).

II. Klasifikasi

Klasifikasi Cyanophyta terdiri dari :

II.1 Ordo Chroococcales

1
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau-hijauan.
Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah.
Setelah pembelahan sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi dan
dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok atau koloni contoh spesies dari ordo
chroococcales :

1. Chrococcus

Gambar 1. Chrococcus
Organisme uniseluler atau berkelompok dalam bentuk agregat dari 2 atau
4 sel hal ini disebabkan karena kegagalan dari hasil pembelahan sel untuk
berpisah dengan cepat. Hasil pembelahan sel dari Chrococcus berbentuk
setangah bola, sedangkan Gleocapsa berbentuk bulatan atau memiliki kutub.
2. Gleocapsa

Gambar 2. Geleocapsa
Berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan beberapa
generasi sel yang terdapat di dalamnya. Membran kadang-kadang ada yang
berpigmen. Gleocapsa terdapat pada batuan yang lembab atau pada air.

2
3. Anacystis

Gambar 3. Anacystis

Bentuknya bulat silindris, menuju bentuk basil dan mengalami


pembelahan secara transversal. Setiap individu dikelilingi oleh membran yang
lembut. Sel mungkin terdapat di dalam matriks

4. Merismopedia

Gambar 4. Merismopedia
Sel tersusun atas matriks di dalam sebuah lapisan tunggal yang tipis dan
berliku yang dipelihara dan tumbuh dari pembelahan sel dalam 2 arah. Spesies

3
ini mungkin berentuk plenkton atau epipelic dan terdapat dalam air yang
tenang. Reproduksi dari bentuk koloni adalah dengan cara fragmentasi

5. Merismopedia

Gambar 4. Merismopedia
Sel tersusun atas matriks di dalam sebuah lapisan tunggal yang tipis dan
berliku yang dipelihara dan tumbuh dari pembelahan sel dalam 2 arah. Spesies
ini mungkin berentuk plenkton atau epipelic dan terdapat dalam air yang
tenang. Reproduksi dari bentuk koloni adalah dengan cara fragmentasi

6. Eucapsis

Gambar 5. Eucapsis

Pembelahan sel kearah 3 garis tegak lurus dan membentuk sarkinoid.


Reproduksi dengan cara fragmentasi.

4
7. Eucapsis

Gambar 5. Eucapsis

Pembelahan sel kearah 3 garis tegak lurus dan membentuk sarkinoid.


Reproduksi dengan cara fragmentasi.
8. Coelosphaerium

Gambar 6. Coelosphaerium
Koloni berbentuk bulatan yang irreguler tersusun oleh matriks yang berkoloni
pada bagian tepi. Sel berwarna hijau biru atau mungkin gelap dan terisi oleh
gelembung gas. Coelosphaerium sering terdapat pada plankton.

9. Mycrocystis

Gambar 7. Mycrocysyis
5
Koloni berbentuk bulatan atau tidak beraturan. Sel dari Mycrocystis disebarkan
merata oleh kumpulan matriks. Mereka sering berwarna hitam atau merah karena
adanya kandungan gelembung gas. Mycrocystis adalah plankton yang keras, ini bukti
bahwa Mycrocystis biasanya menyebabkan luapan air dan mensekresikan zat
penghambat bagi ganggang lainnya.

6
II.2 Ordo Chamaesiphonales

Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang


mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan
hormogonium yang dapat merayap dan merupakan koloni baru. Spora terbentuk
dari isi sel ( endospora ) setelah keluar dari sel induknya spora dapat menjadi
tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang buruk dapat membentuk sel-sel
awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta mempertebal dan
memperbesar dinding sel. (Gembong Tjitrosoepomo, 1989 : 25). Ordo
Chamaesiphonales dibagi menjadi 3 famili yaitu :

1. Famili Pleurocapcaceae
a. Xenococcus

Gambar 8. Xenococcus

Bulatan sel dari Xenococcus menempel pada filamen alga, mereka


mengalami pembelahan anticlinal untuk meningkatkan ukuran dari koloni.
Setiap sel dapat memproduksi banyak endospora dan disebut baeocyt yang
membedakan mereka dari spora bakteri. Endospora dari beberapa
ganggang hijau biru mungkin bersifat motil untuk periode yang singkat.

7
b. Hyella

Gambar 9. Hyella

Cabang trikom dari Hyella tumbuh dari desmoschsis yang hidup dalam
cangkang kalkareus atau bersama ganggang lainnya. Filamen besal
mungkin menjadi pluriseriata. Banyak sel mungkin terbagi dalam bentuk
endospora.

2. Famili Dermocarpaceae
Pembelahan sel vegetatif menjadi 2 bagian sel yang sama mungkin terjadi
dalam anggota famili ini. Contoh spesiesnya antara lain :

a. Dermocarpa

8
Gambar 10. Dermocarpa

Selnya berbentuk bulat hingga ramping atau pyriform dan tumbuh


terikat pada substrat dalam kelompok. Reproduksi diselesaikan sendiri
oleh endospora yang mungkin berkembang dalam jumlah besar dengan sel
vegetatif

3. Famili Chamoesiphonaceae
Contoh spesies ini adalah :
a. Chamaesiphon

Gambar 11. Chamaesiphon

Persebarannya luas dan umumnya epifit. Berada pada tanaman


angiospermae aquatik, lumut , dan ganggang khususnya Chladophora dan pada
tanaman dewasa, protoplast pada kutub distal membentuk sebuah rantai spora
yang disebut exospora.

II.3 Ordo Hormogonales

Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang atau diselubungi suatu


membran. Benang-benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang
mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan semu.
Benang-benang itu selalu dapat membentuk hormogonium. Ordo Hormogonales
dibagi menjadi 5 famili yaitu:
1. Famili Oscillatoriaceae

9
Hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, sel-selnya bulat,
merupakan benang-benang dan akhirnya membentuk koloni yang berlendir.
Pada jarak jarak tertentu pada benang-benang itu terdapat sel-sel yang
dindingnya tebal, kehilangan zat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga
kelihatan kekuning-kuningan dan dinamakan heterokista. Heterokista ini dalam
keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru tetapi fungsinya belum
dikenal dan biasanya lekas mati. Contoh spesies ini yaitu :

a. Oscillatoria

Gambar 12. Oscillatoria

Trikom dari Oscillatoria berbentuk silindris dan tidak bercabang.


Mereka hanya mempunyai satu membran. Trikom sering berada
di massa

pelampung atau bagian mengkilap pada tanah lembab. Selnya pendek dan
lebar kecuali untuk sel ujungnya yang mungkin tertutup dan tipis. Trikom
dari oscillatoria menunjukkan pertumbuhan meluncur, rotasi dan gerakan
oscillatori. Reproduksi dilakukan oleh hormogonia.

b. Spirullina

10
Gambar 13. Sprullina
Ganggang ini mengandung kadar protein yang tinggi sehingga
dijadikan sumber makanan. Spirullina mampu menghasilkan karbohidrat
dan senyawa organik lain yang sangat diperlukan oleh tubuh,juga
menghasilkan protein yang cukup tinggi.

c. Mycrocaleus

Gambar 14. Mycrocaleus


Berkas dari trikom kadang-kadang menggulung satu sama lain berada
pada membran yang sama. Trikom mungkin menonjol keluar dari pucuk
membran. Dinding terluar dari ujung sel menebal. Beberapa spesies
Mycrocaleus hidup pada air tawar laut dan juga pada pasir yang lembab.

2. Famili Nostocaceae
Trikom tidak bercabang dan heterokist dan akinet terdapat pada organisme
dewasa. Heterokist mungkin bersambung atau interkalar. Contoh spesies ini yaitu

11
:
a. Nostoc
Nostoc lebih umum hidup pada terestrial / sub aerial daripada aquatik.
Persebarannya luas pada tanah alkali dan pada batuan lembab. Agregat
gelatin dari filamen mempunyai jeli. Trikom dikelilingi oleh lapisan tunggal
dan pada organisme dewasa terdapat kumpulan matriks. Sel seperti manik
manik mengalami pembelahan sel secara rata yang meningkatkan panjang
dari bentuk trikom.membran mungkin kuning tau kecoklatan.
b. Anabaena
Sebagian besar spesies anabaena bersifat aquatik dan beberapa bersifat
planktonik. Trikom dewasa dari Anabaena menghasilkan heterokist dan
akinet yang ukurannya berbeda dari sel vegetatif.

c. Cylindrospermum
Memiliki heterokist yang selalu basal dan dibawah keadaan normal.
Sel yang berbatasan menjadi berpindah kedalam akinet silindris.

3. Famili Scytonemataceae
Trikom disertai membran yang mungkin berwarna. Trikom dicirikan oleh
percabangan palsu tanpa pembelahan sel inisiasi pada bidang yang baru, trikom
atau hormogonia putus atau tumbuh menyambung membran. Contoh spesies ini
yaitu :
a. Tolipotrix

12
Gambar 15. Tolypthrix

Diameter trikom seragam dan disertai membran yang sempit. Tipe percabangan
palsu timbul dari sekitar heterokist.
4. Famili Stigonemataceae

Trikom dari beberapa genera adalah pluriseriata. Trikomnya berbeda dari


cyanophyta lainnya dalam percabangannya yaitu dimulai oleh pembelahan sel
pada bagian yang baru. Contoh spesies ini yaitu :
a. Hapalosiphon
Spesies ini tumbuh pada air yang asam atau netral dan bersifat epifit
pada tanaman aquatik lain. Sel berbentuk pendek silindris. Pada
membrane terdapat hialin, hetrokist interkalar dan akinet. Hormogonia
biasanya dari percabangan yang mugkin timbul unilateral atau bilateral
spesies.

b. Stigonema
Hidup pada batuan yang lembab dan tanah yang lebih banyak
terdapat air. Trikom utama pluriseriata, membran tidak berwarna atau
kuning kecoklatan. Pertumbuhan ujung lebih luas dan percabangannya
sama dengan sumbu utama, bentuk sel mugkin bulat atau pipih. Mereka
terlihat disambung oleh untai protoplasmik kasar. Hormogonia dihasilkan
dari ujung percabangan.

5. Famili Rivullariaceae
Trikomnya meruncing dari dasar sampai apeks atau dari tengah ke
arah 2 ujung. Contoh spesies ini yaitu :
a. Calothrix
Hidup pada air tawar, air laut dan mungkin melapisi batu-batuan atau
menempel pada ganggang dan tanaman aquatik lainnya. Filamen

13
meruncing dan tidak bercabang/memiliki percabangan palsu. Percabangan
palsu dapat lepas dari trikom induk. Heterokist biasanya basal dan jika ada
akinet berdekatan dengan heterokist basal
b. Rivularia
Rivularia tidak memiliki akinet. Beberapa spesies dari Rivularia
bersifat sub areal pada karang yang lembab.

III. Karakeristik Cyanophyta

3.1 Ciri-ciri umum

Cyanophyta memiliki ciri-ciri umum yang mudah untuk dikenali, yaitu sebagai
berikut :

1. Tipe sel prokariotik (sama dengan bakteri)


2. Ada yang berbentuk uniseluler (bersel tunggal), ada yang berkoloni dan ada
juga yang berbentuk filamen.
3. Memiliki pigmen klorofil, karotinoid serta pigmen fikobilin yang terdiri
darifikosianin (berwarna biru), dan fikoeritin (berwarna merah). Gabungan
pigmenpigmen ini membuat warnanya hijau kebiruan.
4. Klorofil tidak terdapat didalam kloroplas, tetapi tersebar diseluruh protoplasma.
5. Bersifat autotrof karena memiliki klorofil.
6. Struktur tubuh masih sederhana, dinding sel mengandung pektin,
hemiselulosa dan selulosa yang kadang-kadang berupa lendir.
7. Pada bagian pinggir plasma terkandung zat warna klorofilnya, karatenoid
dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu: fikosianin yang
berwarna biru dan fikoeritrin yang berwarna merah.

14
8. Ditengah-tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung
DNA dan RNA.
9. Terdapat glikogen sebagai zat makanan cadangan dan disampingnya
terdapat butiran-butiran sianofisin (lipo-protein) yang letaknya di periferi
serta volutin yang fungsinya masih belum jelas.
10. Ganggang hijau biru yang berbentuk filamen dapat juga membentuk spora
yang berdinding tebal yang resisten terdapat panas dan kering serta dapat
menfiksasi atau mengikat N (nitrogen) yaitu heteroksit.

3.2 Struktur dan Fungsi Sel Cyanophyta

Strurktur dan fungsi sel Cyanophyta mirip dengan struktur dan fungsi sel bakteri.
Dinding selnya memiliki susunan serupa dengan bakteri Gram negatif, yaitu
mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis. Bagian luar dinding selnya
mengandung lapisan lendir. Lapisan lendir ini pada beberapa jenis Cyanophyta dapat
membantu gerakan dengan cara meluncur.

Sitoplasma Cyanophyta tidak memiliki banyak organel serta tidak memiliki


membran inti (prokariotik). Membran fotosintetiknya (membran tilakoid)
mengandung pigmen klorofil, karoten, dan pigmen tambahan. Pigmen tambahan
berupa fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritrin berwarna merah.

Pigmenpigmen tersebut yang menyebabkan warna Cyanophyta beraneka ragam


dari hijau, merah, ungu, sampai kehitaman. Sehingga Cyanophyta sering juga disebut
ganggang hijaubiru. Tubuh Cyanophyta juga memiliki vakuola gas yang
memungkinkannya mengambang dekat permukaan air, yang memiliki intesitas
cahaya matahari yang tinggi. Cyanophyta membutuhkan cahaya matahari untuk
proses fotosintesis.

3.3 Ukuran dan Bentuk Sel Cyanophyta

15
Cyanophyta mempunyai ukuran sekitar 160 m. Cyanophyta yang berukuran
paling besar adalah Oscillatoria princeps. Ukuran tubuh Cyanophyta yang bervariasi
berkaitan dengan bentuknya yang juga bervariasi. Bentuk tubuh Cyanophyta ada yang
bulat dan ada yang berbentuk benang (filamen). Cyanophyta bentuk bulat merupakan
Cyanophyta uniseluler yang hidup soliter atau berkolobi.

Cyanophyta bentuk benang disebut juga trikoma. Cyanophyta bentuk benang


merupakan Cyanophyta multiseluler. Pada Cyanophyta bentuk benang, misalnya
Anabaena, terdapat tiga macam sel utama, yaitu heterokista, akinet, dan baeosit.
Heterokista merupakan sel berdinding tebal yang berguna untuk mengikat nitrogen.
Akiner adalah sel berdinding tebal yang berfungsi untuk pertahanan diri. Sedangkan
baeosit adalah selsel bulat kecil hasil reproduksi. Baeosit juga berfungsi untuk
melakukan fotosintesis.

3.4 Habitat

Cyanophyta dapat ditemukan pada berbagai lingkungan misalnya danau, laut,


sungai, tanah, batu, dan rawa. Cyanophyta dapat terlihat dengan mata telanjang
berupa lapisan tipis berwarna hijau biru, merah, atau ungu kehitaman. Pada saat
tertentu, Cyanophyta yang hidup di air muncul berlimpah sehingga menyebabkan air
tampak berwarna seperti warna Cyanophyta tersebut.

Contohnya Cyanophyta berwarna hijau biru (Anabaena) membuat air sawah


tampak kehijauan dan Cyanophyta merah (Ascillatoria rubescens) membuat laut di
daerah Timur Tengah berwarna merah sehingga disebut Laut Merah. Beberapa jenis
Cyanophyta yang dapat mengikat nitrogen berperan sebagai tumbuhan perintis pada
habitat miskin nutrisi (makanan), misalnya pantai berpasir atau gurun.

Cyanophyta, Syneckococcus lividus dapat hidup di habitat yang ekstrim, misalnya


habitat dengan tingkat keasaman tinggi (pH 4,0) dan temperatur tinggi (70 0C).
Sedangkan jenis lainnya ada yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain,
misalnya Nostoc dan Anabaena azollae. Nostoc hidup bersama dengan jamur

16
membentuk lumut kerak (Lichen) Peltigera, serta hidup di akar tumbuhan paku
Cycas. Anabaena azollae hidup di daun tumbuhan paku air Azolla pinata.

Simbiosis antara Cyanophyta dengan organisme lain saling memberi keuntungan.


Cyanophyta terutama berperan dalam memberika nutrisi organik pada organisme
simbiotiknya. Sedangkan organisme simbiotiknya memberikan kelembaban dan
nutrisi anorganik pada Cyanophyta.

3.5 Reproduksi

Reproduksi dari cyanophyta terdiri dari tiga cara, yaitu :

a. Pembelahan Sel
Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel
sel tunggal, pada beberapa genera sel sel membelah searah dan tidak saling
terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel
yang disebut trikom. Tempat tempat tertentu dari filamen baru setelah
mengalami dormansi ( istirahat yang panjang ). Heterokist dapat mengikat
nitrogen bebas di udara contoh pada Gleocapsa. Heterokist adalah sel yang
pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat dengan mikroskop cahaya)
dan memiliki dinding yang transparan. Heterokist terbentuk oleh penebalan
dinding sel vegetatif. Sedangkan akinet terbentuk dari penebalan sel vegetatif
sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan (granula
cyanophycin) dan penebalan-penabalan eksternal oleh tambahan zat yang
kompleks. Studi ultrastruktur dari perkembangan akinet dilaporkan bahwa
akinet dari Anabaena doliolum susunannya terdapat diantara dua heterokist.
Tyagi (1974) menemukan bahwa potasium nitrat dan amonium klorida

17
menghambat pembentukan akinet, sedangkan glukosa akan meningkatkan
pembentukan akinet.

b. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada
Oscillatoria. Pada filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel
mati itu membagi filamen menjdi 2 bagian atau lebih. Masing masing
bagian disebut hormogonium. Fragmentasi juga dapat terjadi dari pemisahan
dinding yang berdekatan pada trikom atau karena sel yang mati yang mngkin
menjadi potongan bikonkaf yang terpisah atau necridia. Susunan
hormogonium mungkin meliputi kerusakan transeluler.
c. Spora

Pada keadaan yang kurang menguntungkan Cyanobacteria akan


membentuk spora yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal
karena penimbunan zat makanan.

3.6 Contoh Cyanophyta dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari :

1. Cyanobacteria yaitu sebagai pengikat nitrogen bebas artinya peran


Cyanobacteria yaitu mengikat nitrogen yang utama di alam, nitrogen
sendiri sangat diperlukan oleh tanaman sehingga cyanobacteria
menguntungkan untuk tanaman contohnya adalah : Nostoc Commune,Anabaena
Ccadae dan Anabaena.
2. Sebagai vegetasi peintis , yaitu dengan cara membentuk lapisan pada permukaan
tanah gundul sehingga mampu hidup pada lingkungan yang kurang
menguntungkan dimana tumbuhan lain tidak dapat hidup di daerah itu.

18
3. Cyanobacteria juga berperan sangat penting untuk menambah materi-materi
organik ke dalam tanah.
4. Spiriluna mampu menghasilkan senyawa karbohidrat yang lumayan dan
senyawa organic lain sangat tinggi yang diperlukan oleh manusia sebagai sumber
pangan yang mengandung banyak sekali protein di dalamnya. Oleh karena
itu Spiriluna bisa digunakan untuk dikembangkannya sumber pangan di
masa datang karena Spiriluna ini dalam bentuk pil

Daftar Pustaka

http://journal.ui.ac.id/science/article/viewFile/309/305

L.E Graham, L.W. Wilcox, Algae, Prentice Hall, Upper Saddle River, 2000.

M. Sachlan, Planktonologi, Universitas Diponegoro, Semarang, 1982.

Q. Adnan, Prosiding seminar nasional bioteknologi mikroalga, Puslitbang Oceanologi


LIPI, 1993. [4] A. Pentecost, Introduction to fresh water algae, Richmond
Publishing Co. Ltd., England, 1984.

Hoek, C. Van den, D.G. Mann, H.M. Jahns, Algae: An introduction to phycology,
Cambridge University Press, Melbourne, 1995

Bold, Harold C and John W la Claire. 1961. The Plant Kingdom. USA : Pretice Hall
Inc.

https://poexpoe.files.wordpress.com/2008/06/microsoft-word-tugas-biologi.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai