Anda di halaman 1dari 18

Rffff

Kgjhgjhg.
Llnkjh
Bilangan Bulat:
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-
1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan
secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal
atau pecahan.
Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan
dengan Z (atau ), berasal dari Zahlen (bahasa Jerman untuk "bilangan").
Himpunan Z tertutup di bawah operasi penambahan dan perkalian. Artinya,
jumlah dan hasil kali dua bilangan bulat juga bilangan bulat. Namun
berbeda dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah operasi
pengurangan. Hasil pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan
bulat pula, karena itu Z tidak tertutup di bawah pembagian.

Pengertian Bilangan Bulat Dan Contoh


Pengertian Bilangan Bulat Dan Contoh Di sekolah dasar kamu telah mempelajari bilangan dan sifat-
sifatnya. Sekarang kita akan mempelajari mengenai Pengertian Bilangan Bulat beserta Contoh soal
bilangan bulat.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pengertian bilangan bulat, materi pelajaran matematika tidak
akan terlepas dari yang namanya bilangan, oleh karena itu menguasai materi bilangan bulat pun
termasuk penting kadang kita sering lupa apa saja sih himpunan dari bilangan bulat itu sendiri.

Pengertian Bilangan Bulat


Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan bilangan negatifnya. Sedangkan
bilangan cacah adalah bilangan yang dimulai dari angka 0 ,1, 2, 3, 4, (Maksud dari titik-titik adalah dan
seterusnya sampai tak terhingga). Negatif dari bilangan cacah adalah -1, -2, -3, -4, . mengapa -0 tidak
dituliskan? Karena -0 = 0 jadi tidak dituliskan sebagai negatif bilangan cacah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen dari bilangan bulat adalah -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4 dari
pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa bilangan bulat merupakan semua bilangan baik
itu negatif atau positif termasuk juga nol dan nilai bilangan semakin kekeri maka bilangan itu semakin
kecil dan sebaliknya jika semakin kekanan maka bilangan itu semakin besar. Tapi ingat pecahan tidak
termasuk dalam bilangan bulat.

Sampai disini sudah paham ya pengertian dari bilangan bulat tersebut?


Lambang Bilangan Bulat
Bilangan bulat dilambangkan dengan huruf Z (seperti gambar diatas ) yang berasal dari bahasa jerman
Zahlen yang artinya Bilangan.
Anggota bilangan bulat
Bilangan bulat terdiri dari tiga jenis anggota. Anggotanya antara lain :
*Bilangan Bulat Positif
Bilangan bulat positif adalah bilangan bulat yang letaknya berada di sebelah kanan 0 (nol) pada garis
bilangan bulat. Jadi 1, 2, 3, 4, . merupakan bilangan bulat positif.
*Bilangan Bulat Negatif
Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang letaknya berada di sebelah kiri 0(nol) pada garis bilangan.
Jadi -1, -2, -3, -4, merupakan bilangan bulat negatif.
*0 (Nol)
Nol tidak termasuk anggota bilangan bulat positif dan negatif. Dia berdiri sendiri. Sehingga anggota
bilangan bulat adalah bilangan bulat postif, nol, dan bilangan bulat negatif.
Contoh Bilangan Bulat
Contoh bilangan bulat banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut adalah contoh-
contoh bilangan bulat yang biasa kita gunakan :
1. Untuk pengukuran suhu. Suhu di Kota Jakarta siang ini sebesar 24 derajat celcius sedangkan
suhu di kutub utara -34 derajat celcius. Angka 24 dan -34 tersebut merupakan bilangan bulat.
2. Sebagai pengukur kedalaman laut. Jika kita menyatakan kedalaman 25 meter di bawah
permukaan laut, maka yang ditulis adalah -25 meter. Angka -25 merupakan bilangan bulat
negatif.
3. Untuk menyatakan jumlah. Pernahkah adik-adik ke kebun binatang? Disana terdapat banyak
sekali binatang. Coba hitung berapa jumlah jerapah di kebun binatang tersebut? Misalkan jumlah
jerapahnya 15 ekor. Maka angka 15 merupakan bilangan bulat positif.
Membandingkan bilangan bulat

Sekarang kita belajar cara membandingkan bilangan bulat. Jika kita ingin membandingkan bilangan bulat
kita dapat membandingkan dengan cara melihat dari garis bilangan. Semakin ke kanan maka semakin
besar, sebaliknya jika semakin ke kiri nilai bilangan tersebut semakin kecil.

Untuk membandingkan dua bilangan bulat digunakan simbol sebagai berkut :


Simbol lebih dari >
Simbol ini dibaca lebih dari. Maka simbol ini menyatakan angka di sebelah kiri dari simbol > nilainya
lebih besar dari angka di sebelah kanan simbol >. Contoh : 6 > 3 maka dibacanya adalah 6 lebih dari 3.
Simbol kurang dari <
Simbol ini dibaca kurang dari. Maka simbol ini menyatakan angka di sebelah kiri simbol < nilainya
lebih kecil dari angka di sebelah kanan simbol <. Contoh 7 < 9 maka dibacanya adalah 7 kurang dari 9.
Simbol sama dengan =
Simbol ini dibaca sama dengan maka simbol ini menyatakan nilai angka disebelah kiri simbol =
nilainya sama besar dengan angka disebelah kanan simbol =.
Membandingkan dua bilangan bulat bernilai besar
Untuk membandingkan dua bilangan bulat yang besar sangat repot sekali jika kita menggunakan garis
bilangan. Misal kita ingin membandingkan mana yang lebih besar antara 23.546 dengan 23.666 jika
dibuat garis bilangannya akan sangat panjang sekali. Untuk mempermudah kalian membandingkan maka
dibuatlah tabel berikut :

Tabel Nilai Angka Pada Bilangan

Dari tabel di atas kita dapat membandingkan dua bilangan bulat bernilai besar berdasarkan posisi dan
nilai angkanya. Jadi kita tidak perlu membuat garis bilangan yang sangat panjang sekali.
Contoh 1 :
Manakah yang lebih besar dari A = 6585467 dengan B = 6536588 ? Jelaskan.

Untuk menjawab soal ini pertama yang kita lakukan adalah :

Menentukan posisi dari masing-masing angka.

Gampangnya begini, buat angka-angka tersebut menjadi urutan nilai uang.


Nilai A jika diurutkan akan menjadi 6.585.467 dibaca enam juta lima ratus delapan puluh lima ribu empat
ratus enam puluh tujuh.
Nilai B jika diurutkan menjadi 6.536.588 dibaca enam juta lima ratus tiga puluh enam ribu lima ratus
delapan puluh delapan.

Setelah diurutkan ternyata nilai A dan B sama-sama bernilai jutaan. Jadi yang dilakukan selanjutnya
adalah mencari dimana posisi angka yang berbeda pertama kali dari kiri ke kanan.

Soal Perbandingan Bilangan Bulat


Posisi Jutaan sama-sama bernilai 6
Posisi ratusan ribu sama-sama bernilai 5
Posisi puluhan ribu berbeda.

Setelah dicari ternyata angka yang berbeda pertama kali adalah angka 8 di posisi puluhan ribu pada A
dan angka 3 di posisi puluhan ribu pada B. jadi yang berbeda adalah angka 8 dan angka 3.

Selanjutnya tinggal melihat garis bilangan. Manakah yang lebih besar dari 8 dan 3?

Menurut garis bilangan angka 8 lebih besar dari angka 3, yang berarti nilai A lebih besar dari nilai B.

Maka Jawabannya adalah A > B

Contoh 2 :
Rudi dan Sinta memiliki dua bilangan yang berbeda. Rudi memiliki bilangan yang terdiri dari 9 angka
dengan susunan pqrstuvwx. Sedangkan Sinta memiliki bilangan yang terdiri dari 8 angka dengan
susunan pqrstuvw. Maka tentukanlah :
1. Bilangan siapakah yang lebih besar jika kedua bilangan adalah bilangan bulat positif? Jelaskan.
2. Bilangan siapakah yang lebih kecil jika kedua bilangan merupakan bilangan bulat negatif?
Jelaskan.
Pembahasan :
1. Dikarenakan kedua bilangan merupakan bilangan bulat positif, maka bilangan Rudi > Sinta.
Karena Rudi lebih banyak angka penyusunnya. (Untuk bilangan bulat positif semakin banyak
angka penyusunnya maka semakin besar nilainya.)
2. Dikarenakan kedua bilangan merupakan bilangan bulat negatif, maka bilangan Rudi < Sinta.
Karena Rudi lebih banyak angka penyusunnya. (Untuk bilangan bulat negatif semakin banyak
angka penyusunnya maka semakin kecil nilainya.)
Operasi Hitung Bilangan Bulat Sifat,
Contoh Soal, Rumus Matematika
Admin Matematika
Bilangan bulat merujuk pada angka yang terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3 sampai tidak
terhingga) dan juga bilangan negatifnya (dimulai dari -1, -2, -3 sampai tidak terhingga).

Perlu diperhatikan bahwa 0 masuk ke dalam bilangan cacah positif, bukan negatif.

Artikel ini membahas tentang operasi hitungan bilangan bulat, oleh karena itu akan berfokus
pada bilangan cacah positif, karena jika menggabungkannya dengan bilangan cacah negatif,
maka itu akan menjadi operasi hitung campuran bilangan bulat.

Jadi apa saja sifat-sifatnya?

3 SIFAT OPERASI HITUNGAN BILANGAN BULAT


BESERTA CONTOH SOALNYA
via algebraden.com

1. SIFAT KOMUTATIF
Sifat komutatif disebut juga dengan pertukaran. Maksudnya sifat komutatif hanya terdapat pada
dua operasi hitung yaotu penjumlahan dan perkalian.

Sifat komutatif pada penjumlahan


Penjumlahan bisa melibatkan du bilangan atau lebih. Seperti dikatakan diatas bahwa sifat
komutatif adalah pertukaran. Jika D + F adalah bilangan, maka D + F = F + D.

Contoh Soalnya:
Soal Pertama:
87 + 43 = 130
48 + 87 = 130
Jadi, 87 + 43 = 43 + 87
Soal Kedua:
15 + 21 = 36
21 + 15 = 36
Jadi, 15 + 21 = 21 + 15
Sifat komutatif perkalian
Sama halnya dengan penjumlahan. Sifat komutatif ini hanya dibedakan dengan perkalian. Jika D
x F maka, D x F = F x D.

Contoh Soalnya:
Soal Pertama:
25 x 14 = 350
14 x 25 = 350
Jadi, 25 x 14 = 14 x 25
Soal Kedua:
34 x 7 = 238
7 x 34 = 238
Jadi, 34 x 7 = 7 x 34

2. SIFAT ASOSIATIF
Sifat asosiatif disebut juga dengan sifat pengelompokan.

Sifat asosiatif penjumlahan


Sifat aaosiatif hanya untuk penjumlahan tiga bilangan. Jika A+ B + C, kemudian dikelompokkan
menjadi (A + B) + C atau A + (B + C).

Contoh Soalnya:
Soal Pertama:
30 + 52 + 16 = . . . . .
Penjumlahan di atas dapat dikelompokkan menjadi (30 + 52) + 16 = 82 + 16
Jadi, jawabannya adalah 98
Soal Kedua:
18 + 29 + 6 = . . . . .
Penjumlahan di atas dapat dikelompokkan menjadi 18 + ( 29 + 6) = 18 + 35
Jadi, jawabannya adalah 53.
Keterangan:
Harus mengerjakan operasi hitung yang ada di dalam kurung terlebih dahulu agar bisa dapat
jawaban yang benar.
Sifat asosiatif perkalian
Apabila tiga bilangan dikalikan, misal A x B x C kemudian bilangan itu dikelompokkan menjadi
(A x B) x C. Sama dengan A x (B x C).

Contoh Soalnya:
Soal Pertama:
19 x 25 x 56 = . . . .
Perkalian tersebut dapat dikelompokkan menjadi 19 x ( 25 x 56 ) = 19 x 1400
Jadi, jawabannya adalah 26600
Soal Kedua:
20 x 6 x 3 = . . . . .
Perkalian tersebut dapat dikelompokkan menjadi (20 x 6) x 3 = 120 x 3
Jadi, jawabannya adalah 360

3. SIFAT DISTRIBUTIF
Sifat distributif adalah sifat penyebaran perkalian terhadap penjumlahan. Perhatikan contoh
dibawah ini:

Contoh Soalnya:
Soal Pertama:
6 x (18 + 23) = 6 x 41 = 246
atau
6 x (18 + 23) = (6 x 18) + (6 x 23) = 108 + 138 = 246
Jadi, 6 x (18 + 23) = 246
***

Jadi sifat operasi hitung bilangan bulat terbagi menjadi tiga yaitu sifat komutatif yang berarti
pertukaran, sifat asosiatif yang berarti pengelompokan dan sifat distributif yang berarti
penyebaran perkalian terhadap penjumlahan.

Bilangan komutatif terbagi lagi menjadi dua yaitu sifat komutatif penjumlahan dan perkalian.
Sifat asosiatif juga terbagi lagi menjadi dua yaitu sifat asosiatif penjumlahan dan perkalian.

Himpunan:

Dalam matematika, himpunan adalah (kumpulan objek yang memiliki sifat yg dapat didefinisikan
dengan jelas) segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan.
Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah
satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai
struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna.
Irisan dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn

Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang
tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah
dasar. Teori ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat
dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan
sumber dari mana semua matematika diturunkan.

Daftar isi
[sembunyikan]

1Notasi Himpunan
2Himpunan kosong
3Relasi antar himpunan
o 3.1Himpunan bagian
o 3.2Superhimpunan
o 3.3Kesamaan dua himpunan
o 3.4Himpunan Kuasa
4Kelas
5Kardinalitas
o 5.1Himpunan Denumerabel
o 5.2Himpunan Berhingga
o 5.3Himpunan Tercacah
o 5.4Himpunan Non-Denumerabel
6Fungsi Karakteristik
o 6.1Representasi Biner
o 6.2Operasi dasar
6.2.1Gabungan
6.2.2Irisan
6.2.3Komplemen
7Hukum himpunan
8Referensi
9Bacaan lanjutan
10Pranala luar
Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B, sementara
anggota himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Cara penulisan ini adalah yang umum
dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. Tabel
di bawah ini menunjukkan format penulisan himpunan yang umum dipakai.
Nama Notasi Contoh

Himpunan Huruf besar

Anggota himpunan Huruf kecil (jika merupakan huruf)

Kelas Huruf tulisan tangan

Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan
sebagainya, menggunakan notasi yang khusus.

Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Kompleks

Notasi

Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:

Simbol Arti

Himpunan kosong
atau

Operasi gabungan dua himpunan

Operasi irisan dua himpunan

, , Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan


sejati
,
Komplemen

Himpunan kuasa

Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu:

Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi
mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (...).

Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan


sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota himpunan tersebut.

Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks,


contohnya adalah himpunan berikut:

Himpunan A tidak mungkin ada, karena jika A ada, berarti harus


mengandung anggota yang bukan merupakan anggotanya. Namun jika
bukan anggotanya, lalu bagaimana mungkin A bisa mengandung
anggota tersebut.

Himpunan kosong[sunting | sunting sumber]


Himpunan {apel, jeruk, mangga, pisang} memiliki anggota-
anggota apel, jeruk, mangga, dan pisang. Himpunan lain, semisal {5, 6}
memiliki dua anggota, yaitu bilangan 5 dan 6. Kita boleh mendefinisikan
sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota apa pun. Himpunan ini
disebut sebagai himpunan kosong.
Himpunan kosong tidak memiliki anggota apa pun, ditulis sebagai:
Relasi antar himpunan[sunting | sunting
sumber]
Himpunan bagian[sunting | sunting sumber]
Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang},
dapat dibuat himpunan-himpunan lain yang anggotanya adalah
diambil dari himpunan tersebut.

{apel, jeruk}
{jeruk, pisang}
{apel, mangga, pisang}
Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota
himpunan itu adalah juga anggota himpunan A. Himpunan-
himpunan ini disebut sebagai himpunan bagian dari A. Jadi dapat
dirumuskan:
B adalah himpunan bagian dari A jika setiap anggota B juga
terdapat dalam A.

Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong.

Maka juga subhimpunan dari A.


Untuk sembarang himpunan A,

Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa


himpunan bagian dari A adalah A sendiri.
Untuk sembarang himpunan A,

Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti


mencakup A sebagai himpunan bagiannya sendiri.
Kadang-kadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut
himpunan bagian dari A, tetapi bukan A sendiri.
Pengertian mana yang digunakan biasanya jelas dari
konteksnya.
Himpunan bagian sejati dari A menunjuk
pada himpunan bagian dari A, tetapi tidak
mencakup A sendiri.

Superhimpunan[sunting | sunting
sumber]
Kebalikan
dari subhimpunan adalah superhimpunan, yaitu
himpunan yang lebih besar yang mencakup
himpunan tersebut.

Kesamaan dua
himpunan[sunting | sunting sumber]
Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap
anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya,
setiap anggota B adalah anggota A.

atau

Definisi di atas sangat berguna untuk


membuktikan bahwa dua
himpunan A dan B adalah sama.
Pertama, buktikan dahulu A adalah
subhimpunan B, kemudian buktikan
bahwa Badalah subhimpunan A.

Himpunan
Kuasa[sunting | sunting
sumber]
Himpunan kuasa atau himpunan
pangkat (power set) dari A adalah
himpunan yang terdiri dari seluruh
himpunan bagian dari A. Notasinya

adalah .
Jika A = {apel, jeruk, mangga, pisang},

maka :

{ { },
{apel}, {jeruk},
{mangga}, {pisang},
{apel, jeruk}, {apel,
mangga}, {apel, pisang},
{jeruk, mangga}, {jeruk,
pisang}, {mangga, pisang},
{apel, jeruk, mangga},
{apel, jeruk, pisang},
{apel, mangga, pisang},
{jeruk, mangga, pisang},
{apel, jeruk, mangga,
pisang} }

Banyaknya anggota yang terkandung


dalam himpunan kuasa dari A adalah
2 pangkat banyaknya anggota A.

Kelas[sunting | sunting
sumber]
Suatu himpunan disebut
sebagai kelas, atau keluarga
himpunan jika himpunan tersebut
terdiri dari himpunan-himpunan.

Himpunan adalah sebuah


keluarga himpunan. Perhatikan
bahwa untuk sembarang
himpunan A, maka himpunan

kuasanya, adalah sebuah


keluarga himpunan.

Contoh berikut, bukanlah


sebuah kelas, karena
mengandung anggota c yang
bukan himpunan.

Kardinalitas[sunting | s
unting sumber]
Kardinalitas dari sebuah
himpunan dapat dimengerti
sebagai ukuran banyaknya
anggota yang dikandung oleh
himpunan tersebut. Banyaknya

anggota himpunan adalah 4.

Himpunan juga memiliki


anggota sejumlah 4. Berarti kedua
himpunan tersebut ekivalen satu
sama lain, atau dikatakan memiliki
kardinalitas yang sama.
Dua buah
himpunan A dan B memiliki
kardinalitas yang sama, jika
terdapat fungsi korespondensi
satu-satu yang
memetakan A pada B. Karena
dengan mudah kita membuat

fungsi yang memetakan


satu-satu dan kepada
himpunan A ke B, maka kedua
himpunan tersebut memiliki
kardinalitas yang sama.

Himpunan
Denumerabel[sunting | su
nting sumber]
Jika sebuah himpunan ekivalen

dengan himpunan , yaitu


himpunan bilangan asli, maka
himpunan tersebut
disebut denumerabel. Kardinalitas
dari himpunan tersebut disebut

sebagai kardinalitas .
Himpunan semua bilangan genap
positif merupakan himpunan
denumerabel, karena memiliki
korespondensi satu-satu antara
himpunan tersebut dengan
himpunan bilangan asli, yang

dinyatakan oleh .

Himpunan
Berhingga[sunting | su
nting sumber]
Jika sebuah himpunan
memiliki kardinalitas yang

kurang dari kardinalitas ,


maka himpunan tersebut
adalah himpunan berhingga.
Himpunan Tercacah[sunting | sunting sumber]
Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel.

Himpunan Non-Denumerabel[sunting | sunting sumber]


Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari himpunan ini
adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai

kardinalitas . Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan


pembuktian diagonal.
Himpunan bilangan riil dalam
interval (0,1) juga memiliki

kardinalitas , karena
terdapat korespondensi satu-
satu dari himpunan tersebut
dengan himpunan seluruh
bilangan riil, yang salah

satunya adalah .

Fungsi
Karakteristik[suntin
g | sunting sumber]
Fungsi karakteristik
menunjukkan apakah sebuah
anggota terdapat dalam
sebuah himpunan atau tidak.

Jika maka:

Terd
apat
kores
pond
ensi
satu-
satu
antar
a
himp
unan
kuas
a

deng
an
himp
unan
dari
semu
a
fungs
i
karak
teristi
k
dari
S.
Hal
ini
meng
akiba
tkan
kita
dapat
menu
liska
n
himp
unan
seba
gai
baris
an
bilan
gan 0
dan
1,
yang
meny
ataka
n ada
tidak
nya
sebu
ah
angg
ota
dala
m
himp
unan
terse
but.

Re
pre
sen
tasi
Bin
er[s
untin
g|s
untin
g
sum
ber]
Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S, maka setiap himpunan bagian
dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut juga bentuk biner. Bilangan
biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap digitnya. Setiap posisi bit dikaitkan dengan masing-
masing anggota S, sehingga nilai 1 menunjukkan bahwa anggota tersebut ada, dan nilai 0
menunjukkan bahwa anggota tersebut tidak ada. Dengan kata lain, masing-masing bit merupakan
fungsi karakteristik dari himpunan tersebut. Sebagai contoh, jika himpunan S = {a, b, c, d, e, f,
g}, A = {a, c, e, f}, dan B = {b, c, d, f}, maka:

Himpunan Representasi Biner


---------------------------- -------------------
a b c d e f g
S = { a, b, c, d, e, f, g } --> 1 1 1 1 1 1 1
A = { a, c, e, f } --> 1 0 1 0 1 1 0
B = { b, c, d, f } --> 0 1 1 1 0 1 0

Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasi-operasi
himpunan, seperti union (gabungan), interseksi (irisan), dan komplemen(pelengkap), karena kita
tinggal menggunakan operasi bit untuk melakukannya. Representasi himpunan dalam bentuk biner
dipakai oleh kompiler-kompiler Pascal dan juga Delphi.

Anda mungkin juga menyukai