Anda di halaman 1dari 39

MODUL

BOTANI FARMASI

ANATOMI DAN
MORFOLOGI AKAR

Disusun Oleh :
Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm., Apt.

BAGIAN BIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


segala nikmat kepada kami sehingga penyusunan modul kuliah ini
dapat diselesaikan sebagai mana mestinya.
Modul kuliah ini dimaksudkan sebagai bahan ajar yang akan
mendukung kelancaran proses pembelajaran pada Mata Kuliah
BOTANI FARMASI pada Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Materi-materi yang disajikan dalam modul ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman mendalam mengenai Anatomi dan
Morfologi Akar yang penting sebagai dasar bagi mata kuliah
semester-semester berikutnya.
Sebagai sebuah karya keilmiahan, kami berharap semoga
modul ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang
membaca dan mempelajarinya. Dan sebagai sebuah karya pula maka
kami menyadari bahwa sudah pasti terdapat kekurangan ataupun
kejanggalan di berbagai tempat dalam buku ini. Oleh sebab itu, demi
kesempurnaannya di masa mendatang, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.

Jember, Januari 2015

PENYUSUN
DAFTAR ISI

Hal.
Halaman Judul ............................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................... iii
1.1.Anatomi Akar .................................................................. 1
1.1.1. Struktur Akar pada Pertumbuhan Primer ......... 2
1.1.2. Struktur Akar Monokotil .................................. 8
1.1.3. Struktur Akar Dikotil pada Pertumbuhan
Sekunder ................................................................... 11
1.1.4. Struktur Peralihan Akar ke batang .................. 14
1.1.5. Percabangan Akar ........................................... 16
1.2.Morfologi Akar .............................................................. 18
1.2.1. Sistem Perakaran pada Tumbuhan.................. 18
1.2.2. Akar dengan Fungsi Khusus ........................... 26
1.3.Tugas/Diskusi ................................................................ 34
1.4.Rangkuman.................................................................... 34
1.5.Rujukan Pengayaan ....................................................... 35
1.6.Latihan Soal................................................................... 36
ANATOMI DAN MORFOLOGI AKAR
A. Capaian Pembelajaran (LO) Prodi
Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam
perancangan, pembuatan dan penjaminan mutu sediaan
farmasi bahan alam.

B. Capaian Pembelajaran (LO) MK


Memahami anatomi dan morfologi akar dalam rangka
mendukung pembuatan sediaan farmasi bahan alam yang
berkualitas.

C. Kompetensi yang Diharapkan


1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan bagian anatomi
dari organ akar suatu tanaman beserta fungsinya.
2. Mahasiswa mampu mengenali dan membedakan
tanaman berdasarkan struktur anatomi akar.
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan bagian morfologi
dari organ akar suatu tanaman beserta fungsinya.
4. Mahasiswa mampu mengenali dan membedakan
tanaman berdasarkan struktur morfologi akar.

1.1. Anatomi Akar


Akar merupakan bagian organ tumbuhan yang terdapat di
dalam tanah. Akar tumbuh dan berkembang di bawah permukaan
2 Anatomi dan Morfologi Akar

tanah. Bentuk dan ukuran akar sangat bervariasi, disesuaikan


dengan fungsinya masing-masing. Berdasarkan asalnya, akar
dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu akar primer dan akar adventif.
Akar primer adalah akar yang berasal dari calon akar (radikula)
pada embrio. Akar primer akan membentuk akar tunggang yang
mampu mengadakan pertumbuhan sekunder dengan
percabangannya, sedang akar adventif tidak mengadakan
pertumbuhan sekunder.
Jaringan penyusun akar adalah: epidermis merupakan
lapisan terluar, korteks dan silinder pusat. Jangan penyusun akar
tumbuhan yang mengadakan pertumbuhan sekunder berbeda
dengan akar yang tidak mengadakan pertumbuhan sekunder. Akar
yang mengadakan pertumbuhan sekunder karena aktifitas
kambium, menyebabkan terbentuknya jaringan-jaringan sekunder
sehingga terjadi perubahan struktur di bagian stele.

1.1.1. Struktur Akar pada Pertumbuhan Primer


Berdasarkan irisan memanjang dari ujung akar, maka ada
4 daerah pertumbuhan pada ujung akar, yaitu:
1. Tudung akar
2. Daerah pembelahan sel
3. Daerah pembentangan
4. Daerah diferensiasi atau pemasakan sel daerah
pertumbuhan ini strukturnya bervariasi tergantung
jenis tumbuhan dan lingkungannya yaitu tanah dan
iklim.
Anatomi dan Morfologi Akar 3

Daerah ini tersusun oleh jaringan-jaringan: 1). Epidermis,


2). Korteks dan 3). Stele.

Gambar 1. Bagian-bagian akar

Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi
melindungi meristem akar dari keruakan dan membantu penetrasi
akar ke dalam tanah. Sel-sel tudung akar sering berisi amilum.
Sel-sel ini tidak mempunyai susunan yang khusus atau tersusun
dalam deret random. Sel tersebut adalah kolumela. Tudung akar
mengatur geotropi akar.
4 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 2. Struktur anatomi tudung akar

Gambar 3. Tipe-tipe perkembangan ujung akar


Anatomi dan Morfologi Akar 5

Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar akar, sel-selnya
tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Pada kebanyakan akar,
epidermis berdinding tipis. Rambut-rambut akar berkembang dan
sel-sel epidermis yang khusus, dan sel tesebut mempunyai ukuran
yang berbeda dengan sel epidermis, dinamakan trikoblas.
Trikoblas sendiri berasal dari pembelahan protoderm. Epidermis
akar yang berfungsi untuk penyerapan serta bulu-bulu akar
mempunyai kutikula yang tipis.

Gambar 4. Jaringan epidermis akar

Korteks
Pada kebanyakan akar korteks terdiri atas sel-sel
6 Anatomi dan Morfologi Akar

parenkimatis. Selama perkembangannya, ukuran sel-sel korteks


yang mengalami diferensiasi bertambah, sebelum terjadi
vakuolisasi dalam sel tersebut. Pada beberapa akar beberapa
tumbuhan air, sel-sel korteks tersusun teratur. Banyak dijumpai
ruang-ruang udara, dan parenkim ini disebut aerenkim. Sel-sel
korteks sering mengandung tepung, kadang-kadang kristal.
Dibawah epidermis sering terdapat selapis/dua lapis sel
berdinding tebal disebut hipodermis atau eksodermis.

Endodermis

Gambar 5. Pita kaspari pada struktur anatomi akar


Anatomi dan Morfologi Akar 7

Lapisan terdalam dari korteks akar terdiferensiasi menjadi


endodermis. Endodermis terdiri dan selapis sel. Pada sel
endodermis yang muda dijumpai adanya penebalan dinding
suberin yang berbentuk pita, mengelilingi dinding sel, disebut pita
Caspary.

Gambar 6. Irisan melintang akar muda

Pada akar yang tidak mengalami pertumbuhan menebal


sekunder, lamela suberin biasanya terbentuk di seluruh dinding
bagian dalam sel endodermis. Penebalan selulosa sering terjadi.
Penebalan lignin terjadi pada dinding tangensial dan radial bagian
dalam. Penbebalan dinding biasanya dimulai dari bagian sel yang
berdekatan dengan floem. Penebalan dinding endodermis ini
mula-mula sebagai titik disebut titik Caspary, kemudian menjadi
bentuk pita akhimya berbentuk seperti huruf U.
8 Anatomi dan Morfologi Akar

Stele (silinder berkas pengangkut)


Bagian ini dipisahkan dari koteks oleh endodermis.
Lapisan terluar yang berbatasan dengan korteks adalah perisikel.
Perisikel berfungsi untuk menghasilkan primordia akar lateral,
dan sebagian dan kambium pembuluh (yang menghasilkan floem
dan xilem sekunder). Sel-sel perisikel seperti halnya meristem
apikal, bersifat diploid. Pensikel kadang-kadang terdiri lebih dari
satu lapis sel, berdinding tebal.
Sistem pembuluh akar terdiri atas unsur trakeal yang
berlignin, dan diselingi oleh floem yang berdinding tipis tersusun
radial, di bagian tengah terdapat empulur yang terdiri atas sel-sel
parenkimatis atau sklerenkimatis, seperti pada akar kebanyakan
tumbuhan monokotil. Akar mungkin mempunyai jari-jari xilem
satu sampai banyak. Berdasarkan jari-jari ini maka akar
dinamakan bersifat: 1. monoarkh apabila mempunyai 1 jari-jari
xilem; 2. diarkh, apabila mempunyai dua jari-jari xilem; 3. triarkh
apabila mempunyai 3 kani-jani xilem. Apabila akar mempunyai
lebih dari enam jari-jari xilem maka disebut poliarkh.
Xilem pada akar dapat terdapat dibagian luar atau
mengumpul di bagian tengah, membentuk bangunan seperti
bintang pada irisan melintang. Kalau xilem terdapat di bagian luar
maka bagian tengah terdapat empulur.

1.1.2. Struktur Akar Monokotil


Akar tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan
menebal sekunder. Strukturnya seperti akar primer. Pada Allium,
Anatomi dan Morfologi Akar 9

korteks tersusun oleh sel-sel parenkim yang besar dan rapat tanpa
ruang udara. Pada akar tumbuhan air, seperti pada (Oryza sativa)
banyak ruang-ruang udara. Parenkim tidak kerkloroplas. Pada
akar udara suku Orchidaceae tropik dan suku Araceae yang hidup
epifit, dan beberapa monokotil yang terestrial, apidermis
berkembang menjadi jaringan yang multiseriat berlapis-lapis, dan
disebut velamen. Velamen bersifat mati, dinding sekunder tebal,
berfungsi sebagai pelindung, mengurangi hilangnya air dan
korteks. Penebalan dinding velamen kadang-kadang berserabut.
Disebelah dalam velamen terdapat lapisan sel yang khusus,
merupakan derivat periblem, dan lapisan ini merupakan lapisan
terluar korteks, disebut eksodermis.
Pada Zea mays, lapisan hipodermis berdinding tebal,
berfungsi sebagai penguat. Xilem terletak disebelah luar dan
dibagian tengah terdapat empulur.
10 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 7. Struktur anatomi akar monokotil


Anatomi dan Morfologi Akar 11

Gambar 8. Struktur anatomi akar monokotil dan dikotil

1.1.3. Struktur Akar Dikotil pada Pertumbuhan Sekunder


Pada pertumbuhan primer struktur akar dikotil mempunyai
persamaan dengan akar monokotil. Tumbuhan dikotil yang
berbentuk perdu tidak mengalami pertumbuhan menebal
sekunder.
12 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 9. Struktur anatomi akar dikotil

Pertumbuhan sekunder pada akar disebabkan oleh aktifitas


kambium pembuluh (vaskuler). Kambium pembuluh berasal dari
sel-sel parenkim yang berada disebelah dalam berkas floem.
Begitu kambium terbentuk, sel-sel perisikel juga mengalami
pembelahan. Kedua kelompok sel ini kemudian membentuk
kambium yang lengkap. Kambium membelah menghasilkan
xilem sekunder membungkus xilem primer. Pada saat yang
bersamaan floem sekunder juga terbentuk. Setelah itu terbentuk
kambium gabus di bagian korteks dan perisikel. Jaringan gabus
terus tumbuh ke arah luar, sehingga jaringan lama akan
terkelupas. Perisikel juga berperan dalam pembentukan jaringan
gabus setelah kambium abus primer selesai membentang.
Anatomi dan Morfologi Akar 13

Gambar 10. Protoxilem dan floem pada akar dikotil muda

Gambar 11. Perkembangan akar sekunder


14 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 12. Pertumbuhan sekunder pada akar Salix

1.1.4. Struktur Peralihan Akar ke Batang


Bagian akar yang berbatasan dengan batang disebut leher
akar. Struktur anatomi leher akar rumit untuk setiap jems
tumbuhan berbeda-beda.
Epidermis, korteks, endodermis, pensikel dan jaringan
pengangkut akar sekunder merupakan jaringan yang berhubungan
langsung dengan jaringan yang sama pada batang. Namun
jaringan pengangkut primer akar mengalami perubahan di leher
akar. Perubahannya adalah pada xilem mengalami perputaran,
Anatomi dan Morfologi Akar 15

pergeseran berkasnya, baik secara perlahan-lahan maupun secara


mendadak. Leher akar mempunyai diameter yang lebih besar dari
pada akar atau batang akibat adanya pembelahan, perputaran dan
penggabungan xilem dan floem.

Gambar 13. Tiga macam tipe perubahan struktur berkas


pengangkut dan akar ke batang.

Ada tiga tipe perubahan struktur dan akar ke batang, yaitu:


1. Tipe I. Berkas xilem berputar dan bergabung tanpa
perputaran
2. Tipe 2. berkas xilem berputar, berkas floem terbelah
16 Anatomi dan Morfologi Akar

dan bergeser untuk bergabung lagi di sisi lain.


3. Berkas xilem terbelah, kemudian berputar dan belahan
itu bergabung dengan belahan dan berkas lain,
membentuk berkas baru, berkas floem tidak
mengalami perubahan.

1.1.5. Percabangan Akar


Pada Angiospermae, primordia cabang akar terbentuk dari
sel-sel perisikel (perikambium). Sel-sel tersebut mengadakan
pembelahan periklinal dan antiklinal. Selain perisikel, sel-sel
parenkim pada stele yang berdekatan dengan perisikel juga
membelah, sehingga hasil pertumbuhannya dapat menembus
korteks akar induk.
Pada beberapa tumbuhan, endodermis akar induk ikut pula
mengambil bagian dalam pembentukan cabang akar. Bila
primordia cabang akar telah mencapai permukaan akar induk,
jaringan yang berasal dari endodermis akan mati dan terkelupas.
Pada beberapa jenis tumbuhan yang termasuk anggota suku
Papiliuonaceae, Cucurbitaceae dan lain sebagainya, lapisan sel-sel
korteks juga turut berperan dalam pembentukan cabang akar.
Anatomi dan Morfologi Akar 17

Gambar 14. Diagram pembentukan cabang akar

Berkas pengangkut akar cabang dan akar induk


dihubungkan oleh sel-sel parenkim penghubung. Sel-sel
penghubung berasal dari perisikel, dan mampu berdiferensiasi
menjadi xilem dan floem.

1.2. Morfologi Akar


Pada pembagian lima dunia makhluk, tumbuhan
dikelompokkan berdasarkan perilaku melekat di habitat, dapat
menggunakan alat pelekat (stipe) misalnya tumbuhan gagang
(Algae), risoid (rhizoid) misalnya pada tumbuhan lumut
(Bryophyta), atau akar (radix) pada tuinbuhan paku
(Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Alat
pelekat pada tumbuhan ganggang merupakan kumpulan masa
sel yang berfiingsi untuk melekat dan bukan untuk absorbsi air
18 Anatomi dan Morfologi Akar

dan unsur hara, rizhoid merupakan penonjolan sel-sel yang


bersambungan menjadi bentuk benang yang secara straktural
dapat dipersamakan dengan rambut akar (pilus radicalis) pada
tumbuhan berbiji.
Akar tumbuhan berbiji memiliki sifat-sifat antara lain:
1. merupakan struktur berbentuk silmdris (pipa) tidak
memiliki buku (node)
2. dan ruas (internode),
3. tidak memiliki zat warna hijau daun,
4. pertumbuhan geotropis positif.

1.2.1. Sistem Perakaran pada Tumbuhan


1. Sistem akar serabut (Radix adventicia)
Akar utama pada saat perkecambahan (akar primer)
berhenti tumbuh, dan digantikan dengan akar2 lain yang sama
ukurannya dan tumbuh hampir bersamaan. Akar ini umumnya
terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun kadang-kadang,
tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan
dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok,
atau stek). Fungsi utamanya adalah untuk memperkokoh
berdirinya tumbuhan.
Anatomi dan Morfologi Akar 19

Gambar 15. Sistem perakaran serabut

Jenis akar pada sistem akar serabut, antara lain :


a. Akar yang menyusun akar serabut kecil kecil
berbentuk benang.
Misalnya pada padi (Oryza sativa )
20 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 16. Akar serabut kecil-kecil berbentuk benang

b. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti


tambang. Misalnya pada pohon kelapa (Cocos
nucifera).

Gambar 17. Akar serabut yang kaku, keras, dan besar


Anatomi dan Morfologi Akar 21

c. Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan,


masing-masing tidak banyak memperlihatkan
percabangan. Misalnya pada pandan (Pandanus
tectorius ).

Gambar 18. Akar serabut yang besar dan tidak banyak cabang

2. Sistem akar tunggang (Radix primaria)


Pada waktu perkecambahan, radikula terus tumbuh
menjadi akar primer, dan akar primer ini terus tumbuh dan
bercabang-cabang. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan
makanan. Sistem akar ini biasa terdapat pada tumbuhan biji
belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae). Sistem akar tunggang hanya di temukan
pada tanaman yang berkembang biak secara generatif (melalui
biji).
22 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 19. Sistem perakaran tunggang

Klasifikasi akar tunggang berdasarkan percabangan dan


bentuk, antara lain:
1) Akar tunggang yang tidak bercabang
Sekalipun ada sedikit cabang, namun biasanya cabang
ini hanya berbentuk serabut-serabut yang halus. Akar
tunggang ini seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai
tempat penimbunan cadangan makanan.
a. Berbentuk tombak (fusiformis)
Pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan
serabut akar sebagai percabangan. Biasanya
berfungsi sebagai tempat penimbunan cadangan
makanan. Misalnya akar lobak (Raphanus sativus
L.), dan wortel (Daucus carota I.).
Anatomi dan Morfologi Akar 23

Gambar 20. Akar tunggang berbentuk tombak

b. Berbentuk gasing (napiformis)


Pangkal akar berbentuk gasing berukuran besar
dan membulat. Cabang akar berupa serabut akar yang
hanya terdapat pada ujung akar yang sempit
meruncing. Misalnya akar bengkuang (Pachyrrhizus
erosus Urb.) dan bit (Beta vulgaris )
24 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 21. Akar tunggang berbentuk gasing

c. Berbentuk benang (filiformis)


Suatu akar disebut berbentuk benang jika
akarnya berupa akar tunggang berukuran kecil dan
panjang, seperti serabut akar serta sedikit sekali
bercabang. Misalnya pada kratok (Phaseolus lunatus
Anatomi dan Morfologi Akar 25

L.).

Gambar 22. Akar tunggang berbentuk benang

2) Akar tunggang yang bercabang (ramosus).


Akar tunggang ini tumbuh kurus ke bawah, bercabang
banyak, dan cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga daerah
perakaran menjadi luas. Bentuk perakaran seperti ini dapat
memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga
daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air
dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar ini
terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji.

3. Sistem akar adventif


Sistem perakaran ini adalah sistem perakaran yang
26 Anatomi dan Morfologi Akar

bukan berasal dari akar primer. Contohnya akar dari batang


cangkokan, akar dari umbi batang, dan akar dari stek, bahkan
ada akar yang berasal dari daun.

Gambar 23. Akar serabut pada nodus Zea

1.2.2. Akar dengan Fungsi Khusus


Pada keadaan tertentu, beberapa jenis tumbuhan
memiliki akar dengan sifat dan fungsi khusus, misalnya :
1. Akar udara atau akar gantung (radix aereus).
Akar ini keluar dari bagian-bagian tanaman yang
terdapat di atas tanah, bergantung di udara. Selama
masih menggantung, akar ini hanya dapat menolong
menyerap air dan zat gas dari udara dan seringkali
mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air yang
disebut velamen (misalnya akar anggrek
kalajengking (Arachnis flos-aeris).
Anatomi dan Morfologi Akar 27

Gambar 24. Akar udara atau akar gantung

Akan tetapi jika akar ini telah mencapai dan


masuk ke dalam tanah, bagian yang masuk tanah lalu
berkelakuan seperti akar biasa (menyerap air dari dalam
tanah), bagian yang di atas tanah seringkali berubah
menjadi batang seperti yang terdapat pada pohon
beringin (Ficus benjamina L.)
28 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 25. Akar udara yang berubah menjadi batang

2. Akar hisap atau akar penggerek (haustorium)


Akar yang terdapat pada tanaman yang hidup
sebagai parasit, berfungsi untuk menyerap air dan zat
makanan dari pohon inangnya seperti kita dapati pada
benalu (Loranthus sp.).

Gambar 26. Akar hisap


Anatomi dan Morfologi Akar 29

3. Akar pelekat (radix adligans)


Akar yang keluar dari buku-buku tumbuhan
memanjat dan berguna untuk menempel pada
penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper
nigrum L.), dan sirih (Piper betle L.)

Gambar 27. Akar pelekat

4. Akar pembelit (cirrhus radicalis)


Juga untuk memanjat, tetapi dengan membelit
atau memeluk penunjangnya, misalnya pada
30 Anatomi dan Morfologi Akar

panili (Vanilla planifolia Andr.).

Gambar 28. Akar pembelit

5. Akar nafas (pneumatophora)


Yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak
lurus ke atas sehingga muncul dari permukaan tanah
atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Pada akar ini
terdapat banyak lubang atau celah (pneumathoda) untuk
jalan masuknya udara yang diperlukan dalam
pernafasan karena tumbuhan ini biasanya hidup di
tempat yang di dalam tanah sangat kekurangan oksigen,
misalnya di hutan bakau (mangroove) pada tanaman
bogem (Sonneratia sp.) dan kayu api (Avicennia sp.).
Anatomi dan Morfologi Akar 31

Gambar 29. Akar nafas

6. Akar tunjang
Akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke
segala arah dan seolah-olah menunjang batang ini
jangan sampai rebah. Sama seperti akar nafas, bagian
akar yang terdapat di atas permukaan tanah pada akar
ini banyak di temukan lubang atau celah untuk
kepentingan pernafasan. Misalnya pada pohon bakau
(Rhizophora conjugata L.) dan pohon
pandan (Pandanus tectorius Sol.).
32 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 30. Akar tunjang

7. Akar lutut
Bagian akar yang tumbuh ke atas lalu
membengkok lagi masuk ke dalam tanah. Akar ini
berfungsi seperti halnya dengan akar nafas yang
terdapat pada tumbuhan di tepi pantai yang rendah
berlumpur. Misal pada pohon tanjang (Bruguiera
parivolia W. Et A.).
Anatomi dan Morfologi Akar 33

Gambar 31. Akar lutut

8. Akar banir atau akar papan (butrees)


Akar banir atau akar papan adalah
perkembangan pangkal akar lateral yang berfungsi
untuk menegakkan berdirinya tajuk (batang)
tumbuhan. Metamorfosis akar ini terjadi pada pohon
penyusun hutan hujan tropis (basah) karena tajuk lebih
besar dibandingkan akar. Contoh: kenari (Canarium
commune; Burseriaceae) dan randu alas (Salmalia
malabarica; Bombacaceae).
34 Anatomi dan Morfologi Akar

Gambar 32. Akar banir atau akar papan

1.3.Tugas/Diskusi
Buatlah makalah tentang identifikasi struktur anatomi dan
morfologi akar suatu tanaman. Gunakan setidaknya 2 artikel dari
buku teks, jurnal ilmiah terakreditasi atau jurnal ilmiah
internasional untuk menyusun makalah anda.

1.4. Rangkuman
Susunan anatomi akar bervariasi, namun lebih sederhana
daripada batang. Secara umum terdapat 3 (tiga) jaringan utama
pada penampang melintang akar, yaitu jaringan epidermis, jaringan
dasar (korteks), dan jaringan pengangkut. Dalam
Anatomi dan Morfologi Akar 35

perkembangannya, perbedaan utama antara struktur anatomi akar


monokotil dan dikotil adalah akar monokotil tidak mengalami
pertumbuhan sekunder sebagaimana pada akar dikotil. Sistem
perakaran pada tumbuhan ada beberapa macam, diantaranya adalah
sistem akar serabut, sistem akar tunggang, dan sistem akar adventif.
Pada keadaan tertentu, beberapa jenis tumbuhan memiliki akar
dengan sifat dan fungsi khusus, diantaranya akar udara atau akar
gantung, akar hisap atau akar penggerek, akar pelekat, akar
pembelit, akar nafas, akar tunjang, akar lutut, dan akar banir atau
akar papan.

1.5. Rujukan Pengayaan


Tjitrosoepomo, G., 1987. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press..
Kimball, JW., 1983. Biologi. IPB, Jakarta : Erlangga.
Much. Marjanin, Hadmadi. 1980. Botani I. Jakarta : CV. Yasaguna.
Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.
Van Steenis, C.G.G.J., 1975. Flora untuk Sekolah di Indonesia.
Jakarta : Paramita.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
36 Anatomi dan Morfologi Akar

1.6. Latihan Soal


Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jelas!
1. Buatlah struktur anatomi akar beserta bagian-bagiannya!
2. Jelaskan perbedaan antara akar serabut dan akar tunggang!
3. Jelaskan yang anda ketahui mengenai akar adventif!
4. Jelaskan macam-macam akar dengan sifat dan fungsi khusus
beserta contoh tanamannya!

Anda mungkin juga menyukai