Hukum Benda
Hukum Benda
BENDA
Disusun oleh:
SETIAWAN PRABOWO
NO.MHS. 10.2637
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul BENDA. Makalah ini dibuat sebagai
pelengkap pembelajaran Mata Kuliah Hukum Perdata.
Terima kasih yang setulusnya kami sampaikan kepada Dosen Pengasuh, dan
semua pihak secara umum yang telah banyak membantu saya dalam menambah
pengetahuan serta melatih saya dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
baik dari kuantitas maupun kualitas, maka dari itu saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat saya harapkan demi perbaikan.
Setiawan Prabowo
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................ i
Bab.I PENDAHULUAN
2. Permasalahan . 1
3. Tujuan ... 2
Bab.II PEMBAHASAN
Bab.III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................... 16
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam KUH Perdata pada buku kedua mengatur mengenai benda sebagai obyek
hak manusia dan juga mengenai hak kebendaan. Benda dalam pengertian yang meluas
merupakan segala sesuatu yang dapat dihaki (dimiliki) oleh seseorang. Sedangkan
maksud dari hak kebendaan adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung
atas suatu benda yang dapat dipertahankan pada pihak ketiga. Buku Kedua tentang
benda pada saat ini telah banyak berkurang yaitu dengan telah diaturnya secara
terpisah hal-hal yang berkaitan dengan benda (misal dengan Undang-Undang No.5
tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria, Undang-Undang No.4 tahun 1996
tentang Hak Tanggungan). Dalam hal ini telah diatur secara terpisah oleh suatu
Peraturan Perundang-undangan maka dianggap pengaturan Mengenai benda didalam
BW dianggap tidak berlaku.
B. Permasalahan
Pada dasarnya kehidupan antara seseorang itu didasarkan pada adanya suatu
hubungan baik hubungan atas suatu Kebendaan atau hubungan yang lain.
Adakalanya hubungan antara seseorang atau badan hokum itu tidak berjalan mulus
seperti yang diharapkan sehingga seringkali menimbulkan permasalahan hokum,
seperti contoh; sebagai akibat terjadinya hubungan pinjam meminjam saja seringkali
menimbulkan permasalahan hokum atau contoh lain dalam hal terjadinya putusnya
perkawinan seringkali menimbulkan permasalahan hokum.
- Pembedaan benda
- Hak-hak yang melekat pada benda
- Asas hukum benda
C. Tujuan
BAB. II
PEMBAHASAN
1. Pembedaan macam-macam benda
3. Benda yang dapat dipakai habis/verbruikbaar dan benda yang tidak dapat
dipakai habis/onverbruikbaar
4. Benda yang sudah ada/tegenwoordige zaken dan benda yang masih akan
ada/toekkoomstige zaken
a. Yang obsolut ialah barang-barang yang pada suatu saat sama sekali belum
ada misalnya hasil panen yang akan datang.
b. Yang relatife ialah barang-barang yang ada pada saat itu sudah ada tapi
bagi orang-orang tertentu belum ada misalnya barang-barang yang sudah
dibeli tapi belum diserahkan.
6. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi
Dalam hukum adat tidak membedakan benda seperti apa yang terdapat dalam
KUH Perdata tapi hanya mengenal pembedaan benda atas tanah dan bukan tanah, juga
dalam Undang-undang pokok Agraria tidak mengenal pembedaan antara benda
bergerak dengan benda tidak bergerak.
1. Benda tidak bergerak karena sifatnya, misalnya tanah beserta segala apa yang
terdapat didalam dan diatas dan segala apa yang dibangun diatas tanah itu secara
tetap dan apa yang ditanam serta buah buahan dipohon yang Belum diambil.
Disini dianut asas Vertical lawannya adalah asas Horizontal.
2. Benda tidak bergerak karena tujuannya kedalam benda semacam ini termasuk
benda bergerak yang dipakai dalam benda pokok harus sedemikian rupa
konstruksinya sehingga keduanya sesuai dan terikat untuk dipakai tetap. Benda
pokoknya harus merupakan benda tidak bergerak.
Ada 4 (empat) hal penting untuk membedakan antara benda bergerak dengan benda
tidak bergerak, yaitu :
2. Mengenai leveringnya/penyerahannya
Terhadap benda bergerak tidak mengenal kadaluarsa sebab berlaku asas yang
tercantun dalam pasal 1977 ayat 1 seperti sudah dijelaskan dalam no. 1 diatas.
4. Mengenai bezwaring/pembebanannya
4. Droit de suite : suatu hak yang terus mengikuti pemilik benda, atau hak yang
mengikat bendanya ditangan siapapun
Jika pemegang hak kebendaan PAILIT hak kebendaan lain yang melekat diatasnya
dapat dipertahankan dari kepailitan artinya hak kebendaan lain tersebut dapat dituntut
seratus persen karena tidak dipengaruhi oleh kepailitan.
Kalau hak perorangan, jika terjadi pailit maka para pemegang hak perorangan harus
puas Menerima jika ada sebagian dari tagihannya seimbang dengan besarnya hak
masing-masing.
Kalau terjadi benturan antara hak kebendaan dengan hak perorangan maka hak
kebendaan yang didahulukan tanpa memperhatikan apakah ada hak kebendaan
tersebut terjadi lebih dulu atau sesudah terjadinya hak perorangan.
-Hak Perorangan : Relatif, hanya dapat dipertahankan terhadap tuntutan orang tertentu
yaitu pihak lawanya dalam suatu perjanjian
2. Hubungan Hukum
-Hak perorangan : antara 2 pihak atau lebih berkaitan dengan suatu benda atau suatu
hal tertentu
3. Prioritas
-Hak perorangan : asas kesamaan / keseimbangan yang lebih dulu atau lebih baru,
sama saja tidak memperdulikan urutan terjadinya.
-Hak Kebendaan : gugat kebendaan dilakukan terhadap siapa saja yang mengganggu
haknya
-Hak perorangan : gugat perorangan hanya dapat dilakukan terhadap pihak lawan nya.
6. Asas perlindungan
Bezit : suatu keadaan lahir, dimana seseorang menguasai suatu benda seolah-olah
kepunyaan sendiri, yang oleh hokum diperlindungi dengan tidak mempersoalkan hak
milik benda itu ada pada siapa
Eigendom : hak yang paling sempurna atas suatu benda, seseorang yang mempunyai
hak eigendom (milik) atas suatu benda dapat berbuat apa saja dengan benda itu
(menjual, menggadaikan, memberikan, bahkan merusak).
Hak Kebendaan yang member kepada pemegangnya hak untuk menikmati secara
penuh benda orang lain dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sewa
(canon). Hak erfpacht dapat dialihkan dan dapat dijadikan jaminan pelunasan
hutang. Diberikan waktu 75 tahun dan dapat diperpanjang.
Opstal : (Hak numpang karang pasal 711 KUHPer) : Hak kebendaan yang
memberi kepada pemegangnya hak untuk memiliki bangunan atau tanaman diatas
tanah orang lain.
Vruchtgebruik : (Hak pakai / hak menikmati hasil pasal 756 KUHPer): Hak
kebendaan yang memberi kepada pemegangnya hak untuk menarik hasil dari benda
milik orang lain seolah-olah benda tersebut miliknya sendiri.
Hak turun-menurun, terkuat dan terpenih yang dapat yang dapat dimiliki orang atas
tanah serta mempunyai fungsi social.
Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka
waktu paling lama 25 tahun guna perusahaan pertanian, perikanan, atau peternakan.
Hak ini dapat dialihkan kepada pihak lain dan dapat dijadikan jaminan utang
dengan dibebani hak tanggungan.
Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain.
diatur Mengenai beberapa asas yang berlaku bagi hak-hak kebendaan. Asas-asas
tersebut adalah seperti diuraikan berikut ini :
10
pihak. Hak-hak kebendaan tersebut tidak akan memberikan wewenang yang lain
daripada apa yang sudah ditentukan oleh undang-undang. Dengan kata lain bahwa
kehendak para pihak itu tidak dapat mempengaruhi isi hak kebendaan hokum benda
adalah merupakan dewingenrecht (hokum memaksa) artinya bahwa berlakunya
aturan-aturan itu tidak dapat disampingi oleh para pihak. Akan tetapi terhadap asas
tersebut terdapat pengecualianya antara lain pada :
3. Asas individualiteit
Objek hak kebendaan selalu benda tertentu atau dapat ditentukan secarra individual.
Yang merupakan kesatuan artinya orang hanya dapat sebagai pemilik dari barang
yang berwujud yang merupakan kesatuan, misalnya : rumah meubel, dan hewan.
Tidak dapat atas barang yang ditentukan menurut jenis dan jumlah, misalnya : 10 buah
kendaraan bermotor, 100 ekor burung.
11
4. Asas totaliteit
Hak kebendaan selalu terletak diatas seluruh obyeknya sebagai satu kesatuan (pasal
500, 588, 606 KUHPerdata). Siapa yang mempunyai zakelijkrecht itu atas
keseluruhan zaak ia mempunyai zakelijkrecht itu atas keseluruhan zaak itu jadi juga
atas bagian-bagiannya yang tidak sendiri misalnya hak jaminan piutang atas
kendaraan bermotor mobil KB4576CY sebagai satu kesatuan termasuk ban serap,
kunci, dongkrak, tape recorder dalam mobil.
Demikian pula terhadap barang-barang yang tidak berdiri sendiri. Akibatnya, jika
suatu benda sudah terlebur dalam benda lain maka hak kebendaan atas benda pertama
menjadi lenyap. Terhadap akibat tersebut dapat pelunakan :
a. Adanya hak milik bersama atas barang baru (pasal 607 KUHPerdata/BW).
b. Jika pada waktu terlebur sudah ada hubungan antara kedua pemilik yang
bersangkutan (lihat pasal 714,725,1567 KUHPerdata/BW).
c. Lenyapnya barang yang ternyata terjadi atas usaha pemiliknya sendiri (pasal
602,606,608 KUHPerdata/BW).
5. Asas tidak dapat dipisahkan (onsplitsbaarheid)
Orang yang berhak tidak boleh memindah tangankan sebagian dari kekuasaan yang
termasuk suatu hak kebendaan yang ada padanya. Misalnya pemilik kendaraan mobil
tidak boleh memindah tangankan sebagian kekuasaannya atas mobil itu terhadap
oranglain. Kekusaanya atas mobil itu harus utuh sesuai dengan kebendaan itu. Pemilik
rumah menyewakan sebuah kamar kepada mahasiswa tidaklah termasuk dalam
pengertian memisahkan kekuasaannya sebagai pemilik. Hak miliknya tetap utuh
pemilik pemisahan daripada zakelijkrecht itu tidak dapat diperkenankan tetapi pemilik
dapat membebani hak miliknya dengan iura in realina (pemilik diberi kewenangan
untuk membebani hak miliknya dengan hak kebendaan lainya yang bersifat terbatasi).
Ini kelihatanya seperti melepaskan sebagian dari wewenangnya tetapi itu hanya
kelihatannya saja hak milknya tetap utuh.
12
6. Asas priotriteit
Hak prioriteit adalah hak yang lebih dahulu terjadinya dimenangkan dengan hak-hak
yang terjadi kemudian. Semua hak kebendaan member kekuasaan yang sejenis dengan
kekuasaan atas hak milik (eigendom) sekalipun luasnya berbeda-beda, dus perlu diatur
urutannya lusrealina meletakkan sebagai beban atas eigendom. Sifat ini membawa
serta bahwa iura in realina didhulukan (pasal 674,711,720,756, dan 1150
KUHPerdata) misalnya atas sebuah rumah dibebani hipotik, kemudian dibebani lagi
dengan hak memungut hasil, artinya kreditur mempunyai hak memperlakukan
(melelang)benda jaminan itu tanpa memperhatikan hak-hak yang terjadi lebih
kemudian seolah-olah benda jaminan itu tidak dibebani oleh hak-hak yang lainnya.
Asas perioteit sifatnya tidak tegas, tetapi akibat dari sifat ini bahwa seseorang itu
hanya dapat memberikan hak yang tidak melebihi apa yang dipunyai (asas nemoplis)
yang artinya bahwa orang dapat memberikan atau memindahkan kepada orang lain
suatu hak yang lebih besar (banyak) dari pada hak yang ada pada dirinya Vollmar
berpendapat, bahwa orang yang memperoleh peralihan hak tidak bias memperoleh hak
lebih daripada yang dimiliki pemilik yang lebih dahulu. Berlakunya asas perioriteit
didalam praktek ternyata ada yang diterobos sehingga urutan-urutan hak kebendaan
menjadi terganggu. Misalnya seseorang memberikan wewenang pada temannya untuk
menempati rumahnya tetapi malahan rumah itu dihipotekan oleh yang menempati
(dijadikan tanggungan hutang ). Disini asas prioriteit diterobos sebab yang
didahulukan adalah hipotek rechtnya.
13
mempunyai hak memungut hasil atas tanah kemudian membeli tanah itu maka hak
memungut hasil itu lenyap, contohnya ialah hak numpang karang lenyap apabila tanah
pekarangan itu dibeli oleh yang bersangkutan (pasal 718 KUHPerdata) hak memungut
hasil lenyap apabila pemegang hak tersebut menjadi pemilik pekarangan itu. Misalnya
karena jual beli, karena pewarisan, karena hibah (pasal 807 KUHPerdata).
8. Asas perlakuan yang berlainan terhadap benda bergerak dan tidak bergerak
Terhadap benda bergerak tak bergerak terdapat perpedaan pengaturan dalam hal
terjadi peristiwa hokum penyerahan, pembebanan, bezit, kadaluwarsa Mengenai
benda-benda roernd dan onroerend. Berlainan demikian Mengenai iura in realina yang
dapat dibedakan misalnya, untuk benda bergerak maka hak kebendaan yang dapat
diadakan : gadai, hak memungut hasil, sedangkan untuk benda tetap pengabdian
pekarangan, erfpacht, postal, hipotek, hak pakai dan mendiami.
9. Asas publiciteit
Hak kebendaan atas benda tidak bergerak diumumkan dan didaftarkan dalam register
umum. Misalnya hak milik, hak guna usaha sedangkan Mengenai benda-benda yang
bergerak cukup dengan penyerahan nyata tanpa pendaftaran dalam register umum
misalnya hak milik atas pakaian sehari-hari, hak gadai, kecuali apabila ditentukan lain
oleh undang-undang bahwa hak kebendaan itu harus didaftarkan misalnya hak milik
atas kendaraan bermotor.
Hak yang melekat atas benda itu berpindah, apabila bendanya itu diserahkan kepada
yang memperoleh hak kebendaan itu. Untuk memperoleh hak kebendaan perlu
dilakukan dengan perjanjian zakelijk yaitu perjanjian memindahkan hak kebendaan
setelah perjanjian zkelijk selesai dilakukan, tujuan pokok tercapai adanya hak
kebendaan.tegasnya hak yang melekat atas benda itu berpindah apabila bendanya itu
14
diserahkan kepada hak yang memperoleh kebendaan itu. Misalnya hak sewa rumah,
hak mendiami rumah hanya akan diperoleh apabila rumah itu disrahkan kepada
penyewa. Diserahkan kepada yang mendiaminya sifat perjanjian ini menjadi makin
penting adanya dalam Pemberian hak kebendaan yang terbatas iura in realina
sebagaimana dimungkinkan dalam undang-undang.
15
BAB.III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembedaan macam-macam benda
c. Yang obsolut ialah barang-barang yang pada suatu saat sama sekali
belum ada misalnya hasil panen yang akan datang.
d. Yang relatife ialah barang-barang yang ada pada saat itu sudah ada tapi
bagi orang-orang tertentu belum ada misalnya barang-barang yang
sudah dibeli tapi belum diserahkan.
6. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi
Hak Kebendaan
Hak Kebendaan adalah: suatu hak absolute, hak yang melekat pada suatu
benda, memberikan kekuasaan langsung atas benda tersebut dan dapat dipertahankan
terhadap tuntutan oleh setiap orang.
16
2. Droit de suite : suatu hak yang terus mengikuti pemilik benda, atau hak
yang mengikat bendanya ditangan siapapun
17
Daftar Pustaka
1. Prof.R.Subekti,1933,KUHPerdata,Jakarta
2. Asis Safioedin,SH,1973,Beberapa Hal Tentang BURGELIJK WETBOEK,Bandung
3. Kansil,SH,CST,1984,Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta
18