Bab5 Presesi Dan Nutasi
Bab5 Presesi Dan Nutasi
_____________________________________________________________________________
Bab 5
Pada pertengahan abad ke 19, diketahui bahwa ekliptika beringsut sedikit demi sedikit
fenomena ini disebut dengan presesi planet, dimana komponen dominan dinamai presesi
lunisolar. Kombinasi dari dua presesi tersebut dinamai presesi umum yang lebih dikenal dengan
presesi equinox. Presesi lunisolar disebabkan oleh gaya gravitasi Bulan dan Matahari pada
ekuator Bumi, yang menyebabkan sumbu rotasi Bumi bergerak dengan arah yang bergantung
pada kerangka inersia yang dipilih. Presesi planet adalah perubahan sudut yang kecil disebabkan
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
oleh gaya gravitasi planet lain pada Bumi dengan bidang orbit (ekliptika). Hal ini menyebabkan
bidang ekliptika bergeser perlahan relatif terhadap kerangka inersia. Presesi lunisolar 500 kali
lebih besar dibandingkan presesi planet. Pada tahun 2006, IAU mengusulkan bahwa komponen
dominan dinamakan presesi ekuator dan komponen minor dinamai presesi ekliptik, tapi
kombinasi keduanya tetap dinamai presesi umum.
Efek Presesi
Presesi Bumi memiliki beberapa efek yang dapat diamati. Pertama, posisi kutub langit
utara dan selatan tampak bergerak dalam bentuk lingkaran melawan arah gerak latar belakang
langit yang dipenuhi oleh bintang. Untuk mencapai satu putaran Bumi harus mengelilingi
Matahari sebanyak 25.771,5 kali atau setara dengan 25.771,5 tahun. Dengan demikian, bintang
Polaris yang saat ini berada di kutub langit utara akan berubah posisinya seiring dengan waktu
dan bintang yang lain akan menjadi bintang utara. Seiring dengan pergeseran kutub langit maka
secara perlahan terjadi pula pergeseran pada arah penampakan semua bintang.
Kedua, posisi Bumi dalam orbitnya ketika mengitari Matahari pada solstice, equinox
akan berubah secara perlahan. Contohnya, misalkan posisi orbit Bumi pada saat itu berada pada
summer solstice, ketika kemiringan sumbu rotasi Bumi tepat mengarah ke Matahari, satu kali
orbit penuh kemudian, Matahari terlihat kembali pada posisi relatifnya terhadap bintang-bintang
latar belakang, kemiringan sumbu rotasi bumi yang sekarang tidak akan tepat mengarah ke
Matahari. Ini dikarenakan efek presesi, dengan kata lain solstice terjadi lebih cepat. Dengan
demikian, tahun tropis yang digunakan untuk menghitung musim (solstice ke solstice atau
equinox ke equinox) menjadi lebih pendek sekitar 20 menit dibandingkan tahun sideris. Beda
waktu sebesar 20 menit per tahun berarti ekivalen dengan satu tahun setiap 25.771,5 kali putaran
Bumi mengitari Matahari (atau 25.771,5 tahun), maka setelah satu putaran selama 25.771,5
tahun posisi perubahan musim akan kembali seperti semula.
Nutasi
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Nutasi adalah gerak irregular dalam order beberapa detik busur pada sumbu rotasi Bumi.
Nutasi adalah pergerakan sumbu rotasi dimana presisinya konstan.
Nutasi pada planet terjadi akibat efek pasang surut(efek-tidal) yang menyebabkan presesi
equinox berbeda dari waktu ke waktu sehingga kecepatan presesi menjadi tidak konstan. Nutasi
telah ditemukan pada 1728 oleh astronom Inggris bernama James Bradley. Nilai nutasi adalah
beberapa detik busur per dekade. Ada gangguan lain pada Bumi yang disebut dengan polar
motion atau gerak kutub yang dapat diperkirakan hanya dalam beberapa bulan karena ia
terpengaruhi oleh hal-hal yang cepat berubah dan tidak dapat diprediksi seperti pasang surut,
angin dan gerakan perut Bumi.
Nutasi dibedakan dalam komponen paralel dan komponen tegak lurus terhadap bidang
ekliptika. Komponen yang bekerja sepanjang ekliptika/paralel dikenal dengan nutasi dalam
longitude. Komponen yang tegak lurus ekliptika dikenal dengan nutasi dalam inklinasi. Sistem
koordinat langit berdasarkan pada ekuator dan equinox, yang berarti lingkaran besar di
langit yang menjadi proyeksi ekuator Bumi, dan garis vernal equinox yang memotong lingkaran
tesebut, yang menjadi titik awal untuk menentukan asensiorekta. Hal tersebut dipengaruhi oleh
presesi equinox dan nutasi, maka dengan demikian tergantung pada teori yang digunakan pada
presesi dan nutasi dan pada tanggal yang digunakan sebagai epoch (tanggal referensi) untuk
sistem koordinat. Jadi jelas, nutasi dan presesi sangat penting dalam pengamatan dari Bumi
dalam menghitung posisi semu bintang dan obyek lainnya.
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Nutasi pada Bumi
Pada kasus Bumi, sumber utama gaya pasang surut adalah Matahari dan Bulan yang
lokasinya berubah secara kontinyu satu sama lain. Keadaan ini menyebabkan nutasi pada sumbu
rotasi Bumi. Komponen terbesar nutasi Bumi memiliki perioda 18,6 tahun, sama seperti presesi
node orbit Bulan. Tetapi ada hal periodik lain yang signifikan yang harus dihitung selaras dengan
ketelitian yang ingin dicapai yaitu persamaan matematika yang merepresentasikan nutasi yang
disebut dengan teori nutasi.
sumbu dengan pusat O, kecepatan sudut . Andaikan titik O tetap dalam ruang atau jika bergerak
Kecepatan linier
V j = wrj
Momentum Sudut
L = rj m j V j = m j rj wrj
Atau boleh juga ditulis sebagai
L = mj
w - rj w rj
rj r j
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Momentum sudut
L = Lx i + Ly j + Lz k
n n n
( )
Ly = -wx m j x j y j + w y m j x j 2 + z j 2 - wz m j x j z j
j =1 j =1 j =1
n n n
(
Lz = -wx m j z j x j - w y m j z j y j + wz m j x j 2 + y j 2 )
j =1 j =1 j =1
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
1. Momen Inersia
n n n
( ) ( ) (
I xx = m j y j 2 + z j 2 , I yy = m j x j 2 + z j 2 dan I zz = m j x j 2 + y j 2 ) (5.2)
j =1 j =1 j =1
2. Product of Inertia
n n n
I xy = m j x j y j , I yz = m j y j z j dan I zx = m j z j x j (5.3)
j =1 j =1 j =1
Untuk medium yang kontinyu simbol penjumlahan dapat diganti dengan integral.
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
n
I l = m j d j 2 (5.5)
j =1
Dalam komponen
I l = I lx + I ly + I lz (5.6)
Dengan
{ }
n n n
I lx = m j (ly j ) 2 + (lz j ) 2 - m j l 2 x j z j - m j l 2 x j y j
j =1 j =1 j =1
n
I ly = m j
j =1
Ini pernyataan momen inersia dari sebuah garis lurus yang melalui titik O Misal ( x ,h , z )
koordinat sebuah titik massa yang terletak pada garis tersebut, berjarak dari sumbu O akan
mempunyai bilangan arah
x h z
l= ,m = ,n = (5.8)
Sehingga, persamaan (5.7) dapat ditulis kembali sebagai;
1
Jika dimisalkan I = 1 =
2
maka kita peroleh;
I
x 2 I xx + h 2 I yy + V 2 I zz = 1 + 2xh I xy + 2xV I xz + 2hV I yz (5.10)
Menyatakan persamaan ellipsoida. Permukaannya disebut momental ellipsoid untuk benda yang
pusatnya berada di titik O
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Pilih sebagai koordinat sehingga pernyataan (5.9) dapat ditulis dalam bentuk;
I1x 2 + I2h 2 + I3V 2 = 2 IL = 1 (5.11)
Dengan I1 , I 2 , I3 menyatakan momen inersia terhadap sumbu simetri ellipsoid, persamaan ini
disebut principal moments of inertia
Sebagai sumbu inersia dipilih sumbu utama ellipsoid, sehingga arah vektor momentum sudut
akan segaris dengan vektor kecepatan sudut.
Dengan perkatan lain L = I w (5.12)
i j k
L1 i + L 2 j + L3 k + w1 w2 w3 = N
L1 L 2 L3
L1 i + L 2 j + L3 k + i (w2 L3 - w3 L 2 ) - j(w1L3 - w3L1 ) + k(w1L 2 - w2L1 ) = N1 i + N 2 j + N 3 k (5.14)
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Karena I tetap, maka L = I w sehingga pernyataan diatas menjadi;
N1 = I1 w1 + w2 (w3 I3 ) - w3 (w2 I2 ) = I1 w 1 + w2w3 (I3 - I 2 )
N 2 = L 2 - w1 (w3 I3 ) + w3 (w1I1 ) = I2 w2 + w1w3 (I1 - I3 ) (5.16)
N 3 = L3 + w1 (w2 I2 ) - w2 (w1I1 ) = I3 w3 + w1w3 (I2 - I1 )
Terdefinisi persamaan gerak Euler berlaku dengan syarat pusat massa di titik O selalu tetap.
Pusat massa system sekaligus merupakan sumbu koordinat.
Gb.5.6 Tiga titik massa yang bergerak pada bidang xy. Bidang xy berotasi terhadap
sumbu y dengan kecepatan sudut tetap sebesar . Sedangkan ketika benda berotasi
da
dalam bidang xy dengan kecepatan sudut w = =a
dt
w1 = Sina (5.17)
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
w1 = a Cosa (5.18)
w2 = Sina (5.19)
w2 = a Cosa (5.20)
w3 = w = a dan w3 = 0 (5.21)
Dalam kasus ini sumbu z menembus bidang kertas. Contoh lain tentang gerak pitching, yawing
dan rolling dapat ditemukan pada gerak Toutatis
simetri I1 = I2 I3
Dari persamaan gerak Euler;
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
N1 = I1 w1 + w2 (w3 I3 ) - w3 (w2 I2 ) = I1 w 1 + w2w3 (I3 - I 2 )
N 2 = L 2 - w1 (w3 I3 ) + w3 (w1I1 ) = I2 w2 + w1w3 (I1 - I3 ) (5.29)
N 3 = L3 + w1 (w2 I2 ) - w2 (w1I1 ) = I3 w3 + w1w3 (I2 - I1 )
Misalkan diambil I1 = I 2 = I ,maka dengan cara yang sama dapat disimpulkan kembali;
N1 = I w1 + w2w3 (I3 - I)
N 2 = I w2 + w1w3 (I - I3 ) (5.30)
N 3 = I3 w3
I
Misalkan k = w3 3 - 1 suatu konstanta yang tidak bergantung pada waktu jadi kalau
I
pernyataan diatas diturunkan satu kali terhadap t diperoleh;
d 2w1 dw
2
+k 2 =0
dt dt
(5.32)
d w2
2
dw dw
2
- k 1 = 0 2 = kw1
dt dt dt
Maka
d 2w1
2
+ k 2w1 = 0 w1 = aCos(kt + b) (5.33)
dt
Merupakan solusi real, a dan b konstanta
Jadi
w2 = k
w1dt = ka
Cos(kt + b)dt
(5.34)
w2 = -aSin(kt + b)
Jadi
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
w12 + w2 2 = a 2 (5.35)
Dengan perkataan lain projeksi vektor w pada bidang (1-2=x-y) bergerak dalam suatu lingkaran,
dengan jejari a;
Dalam hal ini;
w = w1 i + w2 j + w3 k
(5.36)
w = w12 + w2 2 + w32
Gb.5.7 Kecepatan sudut diuraikan dalam komponen sumbu (1), sumbu (2) dan sumbu (3)
Diketahui sifat fungsi sinus & cosinus periodik dengan periode 2. Jadi periode w 1 dan w2 harus
2p 2p I
memenuhi kt = 2 p atau t = tulis t=P maka P = Vektor w akan berputar pada
k w3
I3 - I
Jadi P @ 300 hari, menyatakan gerak periodic vector w, terhadap sumbu simetri (poros Bumi),
fenomena ini disebut sebagai variation of latitude. Data observasi P @ 433 hari. Perbedaan
disebabkan asumsi benda kaku tidaklah benar. Bumi bersifat elastik.
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Dapat dilihat
w1 = q Cosy + y SinqSiny (5.37)
w3 = j Cosq + y (5.39)
Dengan bantuan pers gerak Euler dan sumbu simetri diambil I1 = I 2 = I I3 diperoleh pers
berikut
Untuk ketiga sudut tersebut
2
d
q I q -
I j SinqCos q + I 3 j y + j Cosq
Sinq = N q (5.40)
dt
d 2
j I
j Sin q + I 3 j y + j Cosq
Cosq = N j (5.41)
dt
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
d
y y + j Cosq
I3 Cosq = N y (5.42)
dt
Bila persamaan ini dapat kita selesaikan maka orientasi dari tiga titik massa q , untuk setiap
Contoh: Gerak sebuah gasing, dapat diturunkan dengan persamaan Euler. Sifat gasing ,berputar
pada porosnya dan sekaligus bergerak mengitari sumbu-zJika dimisalkan l, jarak pusat gravitasi
ke sumbu (koordinat), maka
N q = mglSinq
d 2
I
j Sin q + I 3 j y + j Cosq
Cosq = 0 (5.44)
dt
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
d
y + j Cosq
I3
Cosq= 0 (5.45)
dt
Atau y + j Cosq = w3 = kons tan (5.46)
Demikian pula
I j Sin 2q + I3 j
y + j Cosq
Cosq = Lj konstan (5.47)
L j - I3w3Cosq
Atau j = (5.48)
ISin 2 q
Besaran ini disebut kecepatan presesi, hanya merupakan fungsi dari sudut q saja
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa q juga berubah terhadap waktu. Fenomena ini disebut
Nutasi. Selanjutnya jika (kecepatan spin jauh lebih besar dari kecepatan gerak) maka
mgl
y w3 dan memenuhi hubungan j @ .
I 3y
Substitusi pers (5.48) dan (5.46) pada (5.45) diperoleh
L - I w Cosq
( LjCosq - I3w3 ) - mglSinq = 0
I q- j 3 23 (5.49)
ISin q
Dapat diselesaikan bila bentuk diketahui
Tinjau persamaan energy kinetis
1 2 1
T= Iw = ( I1w12 + I 2w2 2 + I3w32 ) (5.50)
2 2
Atau
1 2 1 2
2 2
T = Iw = q Cosy + j SinqSiny + I
I - q Siny + j SinqCosy + I3 j Cosq + y
2 2
(5.51)
Atau
1 2 L j - I3w3Cosq 2
2
T = I q + Sin q + I w
3 3
2
(5.52)
2 ISin 2
q
Jadi energy total E=T+V dengan energi potensial V = mglCosq
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
1 Lj - I3 w3 Cosq 2
2
1 1 2
Atau E - I q + w - q = Iq
2
Sin I 3 3 mglCos (5.53)
2 ISin 2 q 2 2
Atau
1
2
2
1 Lj - I3 w3 Cosq 1
2
(5.54)
q= E - I + I3 w3 - mglCosq
2
I 2 ISinq 2
Misalkan
2
1 L - I w Cosq 1
V(q) = I j 3 3 - I3w3 + mglCosq
2
(5.55)
2 ISinq 2
Bentuk ini sering dinyatakan sebagai potensial fiktif. Dapat dilihat nilainya akan maksimum
bila q = 0 dan p. Mempunyai nilai minimum bila q = q0 yang dapat dicari dengan meletakkan
dV(q ')
syarat = 0 , maka diperoleh;
dq
dj (5.56)
mglSinq = I j
dq
_____________________________________________________________________________