Anda di halaman 1dari 41

Masalah Ibu Bekerja: ASI Atau Susu Formula?

10.11.2015

Dalam semangat Pekan ASI yang tahun ini bertema Bekerja dan Menyusui, Ayo Dukung,
artikel ini mengulas tentang ibu menyusui yang akan kembali bekerja. Pertanyaan atau
kalimat terkait pemberian nutrisi tepat yang sering muncul sehari-hari di antaranya seperti
Dok, saya akan kembali bekerja minggu depan, jadi susu formula apa yang cocok untuk
anak saya?, Sampai berapa lama saya harus menyusui?, ataupun Kenapa harus ASI?

Mendapatkan ASI merupakan hak azasi bagi setiap bayi, karena ASI merupakan makanan
terbaik bagi bayi. Air susu ibu mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan
bayi yang sedang dalam tahap tumbuh kembang terutama pada 2 tahun pertama. ASI
eksklusif diberikan selama 6 bulan, setelah itu diperlukan juga makanan pendamping ASI.
Jadi meskipun ibu kembali bekerja saat usia bayi sekitar 2 bulan, seharusnya bayi masih tetap
mendapat haknya untuk diberi ASI.

Susu manusia spesifik untuk manusia. Air susu ibu adalah suatu cairan biologis yang dinamis
dan kompleks, terdiri dari lebih dari 200 zat aktif termasuk imunoprotektor, enzim, hormon,
vitamin, faktor pertumbuhan dan faktor lainnya yang sama baiknya dengan nutrisi/ zat
esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Komposisi ASI
selama menyusui, berubah dari hari ke hari sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan. ASI pada hari-hari pertama, sekitar 3-5 hari pertama, disebut sebagai
kolostrum. Selanjutnya sampai hari ke-11 disebut sebagai ASI transisi, dan setelahnya
disebut ASI matur. ASI dari ibu yang melahirkan bayi prematur sesuai dengan kebutuhan
bayi prematur, begitu juga dengan ibu yang melahirkan cukup bulan, ASI yang dihasilkan
sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan. Karena komposisinya paling sesuai dengan
pencernaan bayi, ASI merupakan cairan hidup yang dibutuhkan semua bayi terutama bayi
sakit atau bayi prematur karena fungsi saluran cerna yang belum berkembang sempurna.

Jadi selain faktor nutrisi, ASI mengandung faktor kekebalan tubuh dan faktor pertumbuhan
yang tidak dimiliki oleh susu sapi atau susu formula.

Bagaimana bila ibu harus kembali bekerja?

- Mulai menabung ASI sejak 1 bulan sebelum kerja

- ASI dapat disimpan di dalam lemari es selama 3 hari dan dalam freezer selama 3 bulan

- Di tempat kerja, perah setiap 3 jam

- Bawa cooler box

- ASI yang belum diperah, tidak basi

Simpulan

- ASI tetap merupakan makanan terbaik untuk bayi


- Ibu bekerja bukan alasan untuk tidak dapat memberikan ASI eksklusif

- ASI dapat diperah dan disimpan

- Ibu bekerja membutuhkan DUKUNGAN, RUANGAN dan KESEMPATAN untuk


memerah ASI di tempat kerja sehingga pemberian ASI eksklusif tetap bisa diwujudkan

Penulis : Naomi Esthernita F. Dewanto

Tak jarang, orangtua mengeluhkan anak batitanya susah makan. Dari yang awalnya menutup
rapat mulut sampai menyemburkan makanan atau bahkan melepehkan kembali makanan
yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Wajar saja kalau orangtua merasa khawatir, apalagi
kalau berat badan anak tak kunjung naik. Padahal di usia ini, asupan nutrisi yang berimbang
sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak.

Penyebab GTM pada batita bermacam-macam. Bosan, sedang sakit, tidak lapar, adanya
trauma, baik terhadap makanan tertentu maupun proses makan itu sendiri adalah beberapa
diantaranya. Biasanya, karena panik dan bingung, orangtua menjadi lebih permisif pada anak.
Misalnya, membiarkan anak hanya makan biskuit favoritnya, hanya memberi susu sebagai
pengganti makanan atau mengijinkan anak mengkonsumsi junkfood kesukaannya terus
menerus. Ada pula orangtua yang sibuk mencari vitamin penambah nafsu makan, mengajak
anaknya berkeliling kompleks saat waktu makan sampai mengajak anak makan sambil
bermain. Benarkah ini?

Menurut penelitian multisenter IDAI, penyebab tersering GTM pada anak adalah
inappropiate feeding practice, perilaku makan yang tak benar atau pemberian makanan yang
tidak sesuai usia. Seringkali, hal ini terjadi sejak fase penyapihan atau waktu dimulainya
pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Pemberian makan yang benar harus
memperhatikan beberapa hal seperti tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan
penyiapan dan penyajian makanan serta harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Pemberian makanan sesuai tahapan perkembangan anak mencakup tekstur makanan dan
perbandingan makanan padat serta cair.

Apa sih yang seharusnya dilakukan orangtua untuk mencegah batitanya mogok makan?
Jawabannya adalah dengan melatih perilaku makan yang benar (feeding rules) pada anak.
Bagaimana caranya?

Dos:

1. Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur yaitu tiga kali
makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya. Susu dapat diberikan dua - tiga kali
sehari (500-600 ml/hari).
2. Batasi juga waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
3. Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan makan bersama keluarga di
meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama, sebaiknya tetap latih anak
makan di meja makan.
4. Dorong anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan
(mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan tanpa
memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan akhiri proses makan. Latih
anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.

Donts:

1. Jangan memaksa anak makan, apalagi sampai memarahinya.


2. Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain seperti bermain,
menonton televisi, berjalan-jalan atau naik sepeda.
3. Jangan memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan.
4. Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah.

Referensi:

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia, UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Pendekatan diagnosis
dan tata laksana masalah makan pada batita di Indonesia. Jakarta: IDAI;2014. 13 hal

Growing pain, Bahaya atau tidak ?


26.06.2015

Growing pain merupakan kasus yang cukup sering dikeluhkan oleh orangtua dan ditemukan
dalam praktek dokter sehari-hari. Nyeri tungkai merupakan keluhan yang sering dirasakan
oleh anak, bahkan bisa mengganggu waktu tidur sehingga menimbulkan kekhawatiran
orangtua. Apakah growing pain itu ? Berbahaya atau tidak dan apa yang harus dilakukan oleh
orangtua bila anak mengalami growing pain ?

Growing pain adalah rasa nyeri, keram, kadang seperti berdenyut yang dirasakan di tungkai
bawah. Meskipun disebut growing pain, problem ini tidak berkaitan atau pun menganggu
pertumbuhan. Kondisi ini berkaitan dengan ambang nyeri anak yang rendah dan pada
beberapa kasus berkaitan dengan masalah psikologis.

Penyebab Growing Pain

Penyebab growing pain tidak diketahui secara pasti, tidak terdapat bukti ilmiah bahwa
growing pain menganggu proses pertumbuhan dan tidak berkaitan dengan kecepatan
pertumbuhan. Diduga growing pain disebabkan aktifitas yang berlebihan dari otot-otot
tungkai bawah seperti aktifitas berlari, memanjat, melompat yang menyebabkan nyeri pada
otot-otot.

Growing pain lebih banyak ditemukan pada usia prasekolah (usia 3 sampai 4 tahun) dan usia
sekolah (usia 8 sampai 12 tahun), anak perempuan lebih banyak mengalami growing pain
dibandingkan anak laki-laki. Aktifitas berlari, melompat dan memanjat yang berlebihan di
siang hari akan meningkatkan risiko growing pain di malam hari.

Mengenali Gejala Growing Pain

Growing pain biasanya mengenai kedua tungkai bawah, terutama di paha bagian depan, betis
dan belakang lutut, terjadi pada malam hari dan dapat membangunkan anak dari tidurnya.
Gejala ini tidak terjadi setiap hari, hilang-timbul dan akan menghilang dengan sendirinya
pada pagi hari. Kadang anak juga merasa nyeri perut atau sakit kepala selama episode
growing pain tersebut.

Sebagian besar dokter tidak melakukan pemeriksaan tambahan untuk membuat diagnosis
growing pain. Pada beberapa kasus kemungkinan dokter akan melakukan pemeriksaan darah
atau foto rontgen tulang jika memikirkan kemungkinan penyebab nyeri tungkai yang lain
seperti peradangan sendi, TBC tulang, keganasan darah/tulang.

Dapatkah Growing Pain diobati?

Tidak ada terapi spesifik untuk growing pain, problem akan menghilang dengan sendirinya
dalam waktu 1 sampai 2 tahun. Jika tidak menghilang secara komplit dalam waktu 1 tahun ,
keluhan akan dirasakan makin berkurang sehingga anak tidak lagi merasakan nyeri. Terapi
yang dapat diberikan oleh orangtua untuk mengurangi nyeri antara lain :

1. Memijat otot-otot tungkai bawah yang nyeri.


2. Kompres hangat di daerah yang nyeri, atau mandi air hangat sebelum tidur.
3. Obat untuk mengurangi rasa nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol
4. Latihan untuk relaksasi otot-otot pada siang hari untuk mencegah keluhan nyeri pada malam
hari.

Kapan harus ke dokter ?

Lakukan konsultasi ke dokter jika anda merasa khawatir dengan keluhan nyeri tungkai pada
anak, atau jika terdapat tanda-tanda :

1. Nyeri yang menetap


2. Nyeri menetap di pagi hari
3. Nyeri menganggu aktifitas anak sehari-hari
4. Nyeri dirasakan di daerah sendi
5. Nyeri berkaitan dengan trauma seperti jatuh atau terbentur
6. Nyeri disertai gejala lain seperti pembengkakan, kemerahan, demam, pincang, ruam merah,
kehilangan selera makan, berat badan menurun, kelemahan atau kelelahan.
Sumber:

1. Mayo Clinic. Growing pain [Internet]. Rochester, Minnesota; 2013 August 14 [cited
2015 June 10]. Available from: http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/growing-pains/basics/definition/con-20029782.
2. WebMD Medical Reference. Growing Pains [Internet]. New York; 2014 July 14
[cited 2015 June 10]. Available from:
http://www.m.webmd.com/children/guide/growing-pains.

Kembung pada Anak


10.11.2015

PERUT anak yang membuncit bisa terjadi pada berbagai macam penyakit, bergantung pada
apa yang membuat perut membuncit. Melalui pemeriksaan, dokter dapat mengetahui apakah
isi perut itu cairan, benda padat, atau udara. Bila isinya cairan penyakitnya mungkin di hati,
bila benda padat mungkin ada organ dalam seperti ginjal atau hati yang membesar atau
bahkan tumor, bila isinya udara maka ini biasanya berhubungan dengan urusan saluran cerna.
Masyarakat biasa menyebutnya sebagai kembung, istilah kedokterannya meteorismus. Uraian
berikut ini akan membahas secara selintas masalah kembung pada anak.

Akumulasi udara di dalam saluran cerna anak bisa terjadi karena beberapa hal. Pertama, anak
banyak menelan udara. Bayi yang sering menangis atau batuk, misalnya, akan banyak
menelan udara. Demikian pula bayi akan banyak menelan udara bila teknik menyusuinya
salah; puting kurang pas di mulut bayi atau dot tidak penuh dengan susu tetapi berisi udara.

Kedua, terjadi pembentukan gas yang berlebihan di dalam usus. Hal ini bisa terjadi karena
adanya fermentasi makanan yang tidak diserap oleh bakteri usus yang berlebihan. Jadi, bisa
terjadi pada anak dengan gangguan pencernaan dan penyerapan makanan atau terjadi infeksi
yang menyebabkan pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan. Bisa pula terjadi karena
mengonsumsi makanan yang flatugenik ( membentuk gas) secara berlebihan, seperti ubi,
keju, kol, sawi, dan sejenisnya.
Ketiga, akumulasi gas di dalam usus bisa pula terjadi karena peristaltik usus melemah.
Contohnya, pada kekurangan kalium yang sering terjadi pascadiare, atau karena pemberian
obat yang dapat melemahkan peristaltik usus. Melemahnya peristaltic usus juga bisa terjadi
pada penyakit berat.

Keempat, sumbatan usus dapat menghalangi pengeluaran gas melalui anus, akibatnya terjadi
akumulasi gas dan anak mengalami kembung. Pada kasus sumbatan usus, anak harus dirujuk
ke dokter untuk melihat apakah terdapat kelainan yang memerlukan pembedahan. Kadang
kala sembelit yang lama pun dapat menimbulkan perut kembung. Pada kasus kembung yang
memerlukan tindakan bedah, biasanya ditemukan pula gejala lain, seperti nyeri perut yang
hebat, muntah menetap, muntah hijau dan sembelit.

Pada bayi sebelum berusia 2 bulan kembung sering terjadi karena intoleransi laktosa. Asupan
susu yang banyak tetapi kadar enzim pencernaannya dalam usus belum sempurna, akibatnya
terjadi fermentasi susu yang tidak diserap usus yang menghasilkan gas yang berlebihan. Hal
ini pula yang dapat memberikan gejala kolik pada bayi.

Kembung sering pula terjadi pada anak yang kurang gizi, biasanya akibat kombinasi
gangguan pencernaan, pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan, dan gangguan peristaltik
usus akibat kekurangan elektrolit.

Kembung dapat pula terjadi bila kita sampai ke daerah yang tinggi. Pada kondisi ini sebagian
gas yang terlarut dalam darah, terutama gas nitrogen, akan berdifusi ke saluran usus. Oleh
karena itu di daerah yang tinggi, seperti puncak gunung kita akan sering kentut dan bisa
kembung.

Sebagai kesimpulan. Kembung dapat disebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, bawalah
anak Anda ke dokter untuk mendeteksi penyebabnya dan mendapat pengobatan yang
memadai.[*]

Radang Lambung pada Anak (Bagian 1)


02.11.2015

Bila anaknya divonis dokter terkena penyakit maag, biasanya ibu langsung bereaksi: Apa
bisa, Dok, anak kecil terkena sakit maag?. Perlu diketahui bahwa sakit maag atau radang
lambung atau gastritis menurut istilah kedokteran , bisa mengenai semua usia, dari bayi
sampai kakek-nenek.

Lambung mengeluarkan asam lambung (HCl) yang berguna untuk mematikan bakteri yang
masuk melalui mulut. Hampir semua kuman terbunuh di lambung, kecuali kuman
tuberkulosis dan kuman yang menginfeksi lambung (Helicobacter pylori). Selaput lendir
lambung memang didesain tahan terhadap asam. Hal tersebut terjadi karena ada
keseimbangan antara faktor yang melindungi (protektor) dan faktor yang menyerang
(agresor). Bila faktor agresor lebih unggul dari faktor protektor, terjadilah penyakit radang
lambung, yang masyarakat awam mengenalnya sebagai penyakit maag.
Apa saja faktor protektor itu? Bagian dalam lambung dilapisi lendir yang merupakan
pelindung utama terhadap faktor agresor. Kemudian terdapat pula pengeluaran zat bikarbonat
yang bersifat basa, yang dapat menetralisir asam lambung. Aliran darah ke lambung, yang
memberikan nutrisi pada lambung, merupakan upaya mempertahankan keutuhan lapisan
lendir lambung. Ketiga faktor pelindung ini harus berstruktur dan berfungsi baik.

Faktor agresor juga amat menentukan timbulnya radang lambung. Ibarat batu yang keras, bila
ditetesi air terus-menerus, akan rusak juga. Faktor agresor yang bekerja terus-menerus akan
menimbulkan peradangan juga. Beberapa obat merupakan faktor agresor. Obat penurun panas
seperti asetosal dan ibuprofen dapat mengikis selaput lendir. Obat antialergi seperti
prednisone juga dapat merusak lambung. Demikian pula obat antirematik, seperti piroksikam,
juga dapat menyebabkan iritasi lambung. Oleh karena itu, pemakaian obat-obatan tersebut
sebaiknya atas anjuran dokter agar efek sampingnya bisa diantisipasi. Paling tidak, minumlah
obat tersebut pada saat perut penuh, yakni sesudah makan.

Radang lambung dapat juga disebabkan infeksi bakteri yang bernama Helicobacter pylori.
Kuman ini bisa hidup dibawah selaput lendiri lambung. Selain menyebabkan radang
lambung, kuman ini dapat menyebabkan tukak lambung dan usus dua belas jari, dan lebih
jauh lagi dapat menyebabkan kanker lambung.

Makanan yang terlalu pedas dan makanan yang terlalu berbumbu juga dapat mengiritasi
lambung. Demikian pula makanan yang dalam proses pembuatannya menggunakan bahan
iritan seperti air abu, bleng, atau soda, the, kopi, dan alkohol. Makanan yang terlalu berlemak
juga akan memperlambat pengosongan lambung yang akan memudahkan terjadinya iritasi
lambung. Keteraturan makan juga penting. Upayakan makan 3 kali sehari dengan cemilan di
antaranya. Jangan biarkan perut kosong terlalu lama karena asam lambung tetap ada dan
makanan dapat menetralkan asam lambung.

Radang Lambung pada Anak (Bagian 2)


02.11.2015
Penyakit radang lambung juga bisa terjadi bila anak mengalami infeksi berat, radang otak,
atau luka bakar yang hebat. Anak yang dirawat di ICU sering mengalami radang lambung,
bahkan tukak lambung yang disebut sebagai stress ulcer. Stres akan menyebabkan kadar
hormon kortisol meningkat dalam darah dan menyebabkan terganggunya produksi lender
(mucus) pada selaput lender lambung. Menipisnya faktor pelindung akan memudahkan
perlukaan pada lambung.

Gejala radang lambung yang utama ialah nyeri pada ulu hati. Anak juga merasa mual,
muntah, kembung, begah, cepat kenyang, dan rasa panas pada perut. Bila makin berat dapat
disertai muntah darah. Nafsu makan anak jauh menurun dan bila berlangsung lama bisa
terjadi penurunan berat badan. Bila gejala bertambah berat, anak bisa terbangun di malam
hari karena mengalami sakit perut yang hebat. Gejala awal pada anak biasanya mual dan
perubahan nafsu makan. Baru makan satu dua sendok anak sudah merasa kenyang dan
bahkan kadang-kadang merasa nyeri pada lambungnya. Muntah darah terjadi bila iritasi
lambung mengikis pembuluh darah. Sering kali gejala penyakit ini menyebabkan anak tidak
bisa sekolah.

Gejala penyakit radang lambung mudah dikenali dokter tanpa perlu melakukan pemeriksaan
tambahan. Bila tidak sembuh dengan pengobatan standar dan keluhan menjadi kronik
biasanya di butuhkan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan endoskopi sangat berguna untuk
melihat secara langsung perlukaan pada lambung, seberapa parah perlukaannya dan sekaligus
dapat mengambil sebagian jaringan lambung untuk diperiksa lebih lanjut, misalnya untuk
mengetahui apakah kuman Helicobacter pylori sebagai penyebabnya.

Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi lambung oleh kuman Helicobacter, tidak selalu harus
dengan endoskopi. Saat ini tersedia beberapa pemeriksaan yang tidak invasif seperti
pemeriksaan antigen kuman dalam tinja (Stool Test) atau pemeriksaan udara nafas untuk
memeriksa hasil metabolisme kuman (Urea Breath Test). Namun, tidak perlu melakukan
pemeriksaan ini kalau tidak ada keluhan, sebab Helicobacter pylori bisa juga merupakan
kuman komensal pada lambung tetapi tidak menyebabkan penyakit.

Obat untuk mengatasi radang lambung terutama adalah obat yang dapat menetralisasi asam
lambung atau menurunkan produksi asam lambung atau melapisi permukaan selaput lendir
lambung. Dikenal obat-obat seperti antasida, ranitidine, atau omeprazole. Untuk
mengonsumsi obat-obat tersebut sebaiknya atas rekomendasi dokter. Pengobatan biasanya
diberikan selama 8 minggu. Bila disebabkan infeksi Helicobacter pylori diberikan antibiotik
ganda.

Penyakit radang lambung yang kronis tidak mudah diobati karena melibatkan pula perilaku
dan gaya hidup. Sering kambuh dan sangat memengaruhi kualitas hidup anak. Yang penting
ialah pencegahan. Teratur makan, pilih makanan yang tidak mengiritasi lambung, dan
konsumsi obat atas rekomendasi dokter. [*]

Waspadai Keluhan Mendengkur pada Anak


02.07.2015

Keluhan mendengkur pada orang dewasa (terutama laki-laki) merupakan hal yang lumrah
dijumpai. Bagaimana jika anak yang mendengkur? Berbahayakah mendengkur pada anak?

Berdasarkan kekerapannya, mendengkur pada anak dapat dikategorikan menjadi dua


kelompok, yaitu occasional snoring (mendengkur sesekali saja atau frekuensi mendengkur <
3 kali per minggu) dan habitual snoring (sering mendengkur atau mendengkur 3 kali
seminggu). Apabila sudah termasuk ke dalam habitual snoring, selanjutnya anak dapat
mengalami obstructive sleep apnea syndrome (OSAS).

Mengenal penyebab OSAS

OSAS merupakan suatu sindrom klinis atau kumpulan gejala akibat adanya sumbatan parsial
atau sumbatan komplet pada saluran napas bagian atas yang menyebabkan henti napas bagian
atas atau berkurangnya aliran napas saat tidur. Jumlah episode henti napas atau berkurangnya
aliran napas selama tidur satu jam dinyatakan dalam Apnea/ Hipopnea Index (AHI). Anak
yang AHI-nya > 5 dinyatakan OSAS. Pada orang dewasa, kegemukan/ obesitas merupakan
faktor risiko utama OSAS, sedangkan pada anak faktor risiko utamanya adalah pembesaran
kelenjar tonsil/ amandel dan adenoid. Penyakit yang berhubungan dengan alergi, seperti
rhinitis alergi, asma, dan sinusitis juga dilaporkan berkorelasi dengan OSAS pada anak.
Namun demikian, angka kejadian OSAS pada remaja yang mengalami obesitas cukup tinggi.
Supriyatno dkk di Jakarta mendapatkan angka kejadian OSAS pada anak usia 10-12 tahun
dengan obesitas sebesar 38,2%.

Bagaimana gejala OSAS?

Anak yang menderita OSAS, terutama yang berat, akan mengalami bermacam-macam gejala
di siang (day-time symptoms) dan malam hari (night-time symptoms). Pada malam hari, anak
tidur dengan mulut terbuka, mendengkur, dan sering kali mengalami henti napas. Akibatnya
tidur anak sering tidak nyenyak, sering terbangun dari tidur karena gelagepan (arousal) dan
emngalami kekurangan oksigen (hipoksia). Anak dengan OSAS yang berat juga sering
mengalami enuresis (mengompol). Sebagai akibat dari gejala dan gangguan pada saat tidur
malamnya, pada siang hari timbul keluhan yaitu sering tertidur dalam kelas, kesulitan belajar
terutama pada mata pelajaran tertentu, seperti matematika dan sains, serta gangguan kognitif
lainnya sehingga terjadi penurunan prestasi akademik. Perubahan perilaku menjadi hiperaktif,
mudah marah, serta gagal tumbuh juga sering kali dilaporkan berhubungan dengan OSAS.

Menangani kasus OSAS

Penanganan OSAS didasarkan pada penyebab utama terjadinya OSAS. Pada anak, oleh
karena penyebab tersering adalah pembesaran kelenjar tonsil/ amandel dan adenoid,
penanganannya adalah tindakan operasi pengangkatan kelenjar amandel dan adenoid.
Penyakit penyerta seperti asma dan rhinitis alergi serta sinusitis atau jika ada obesitas juga
harus ditatalaksana untuk hasil yang maksimal.

Apa yang perlu diwaspadai orangtua?

Orangtua perlu mewaspadai anak yang sering mendengkur saat sedang tidak mengalami
selesma atau radang tenggorok, apalagi jika sudah disertai gejala-gejala OSAS. Jika
mendapati anak sering mendengkur, orangtua hendaknya mengamati apakah mendengkurnya
akan menghilang dengan perubahan posisi tidur, apakah disertai dengan henti napas, dan
apakah terjadi perubahan prestasi belajar atau laporan kenakalan atau perubahan perilaku di
sekolah. Sering kali rekaman video yang dibuat orangtua dapat membantu dokter untuk
mendiagnosis OSAS. Diagnosis yang cepat dan penanganan yang tepat akan menghindarkan
anak dari gangguan pencapaian potensi akademik yang seharusnya dapat dicapai. Jadi,
waspadai mendengkur pada anak!

Penulis: Nastiti Kaswandani (Ikatan Dokter Anak Indonesia


Flu, Istilah yang Rancu
20.06.2015

Istilah flu sangat dikenal di kalangan awam dengan penggunaan yang rancu dan keliru.
Banyak pihak tidak menyadari bahwa dalam penggunaannya sehari-hari terjadi kekeliruan
akibat ketidaktahuan. Salah satu contoh nyata kekeliruan adalah penggunaan kata flu dalam
berbagai iklan obat bebas. Kekeliruan di kalangan awam juga terjadi dalam penggunaan kata
flu ini.

Penyakit infeksi saluran napas dengan gejala demam, pilek, dan batuk sangat sering kita
jumpa sehari-hari baik pada orang dewasa dan terlebih pada anak-anak. Saking biasanya
dijumpai, orang barat menyebutnya sebagai common cold. Istilah medis untuk penyakit ini
bisa bervariasi, yaitu rinitis, rinofaringitis, atau nasofaringitis. Penyakit infeksi ini
menyebabkan timbulnya berbagai gejala mulai dari demam, pilek meler, hidung mampet,
bersin, batuk, napas grok-grok, hingga nyeri tenggorok. Nenek moyang kita sudah
mengamati dan mencermati penyakit ini sejak dahulu dan menamainya selesma, suatu istilah
Indonesia yang saat ini hampir terlupakan.

Mengenal selesma

Penyakit selesma ini yang sering sekali keliru disebut dengan flu. Mengapa keliru jika disebut
sebagai flu? Menurut para ahli, selesma dapat disebabkan oleh lebih daripada 100 jenis virus
yang biasa menginfeksi saluran napas. Sebagian ahli lain bahkan menyatakan virus selesma
mencapai 200 jenis virus. Virus flu merupakan salah satu penyebab selesma, tetapi bukan
yang tersering. Penyebab tersering selesma adalah rhinovirus, rhino sendiri artinya "hidung".
Dalam praktik medis sehari-hari, dokter tidak memeriksa virus apa yang menyebabkan
selesma pada pasien yang datang berobat. Pemeriksaan virus secara teknis cukup sulit,
biayanya mahal, padahal nyaris tidak ada manfaatnya untuk mengetahui virus penyebab
selesma. Hampir semua selesma merupakan penyakit swasirna, yaitu akan membaik secara
alamiah. Jadi, kekeliruan menyebut semua selesma sebagai flu, ibarat kekeliruan menyebut
semua kamera sebagai "kodak" dan berbagai contoh jenis lainnya. Selesma dapat disebut
sebagai flu hanya jika kita memeriksa virusnya dan didapatkan virus flu sebagai
penyebabnya.

Penegakan diagnosis atau penentuan jenis penyakit selesma relatif sangat mudah dibuat oleh
dokter, bahkan oleh orang awam sekalipun. Sebagian besar keluhan saluran napas atas yang
disertai tanda infeksi adalah karena selesma. Berarti sebagian besar infeksi saluran napas atas
disebabkan oleh virus. Adanya sumber penularan yang jelas merupakan penguat informasi
bahwa penyebab infeksinya adalah virus karena infeksi viruslah yang sangat mudah menular.
Hanya pada sebagian kecil saja kasus infeksi saluran napas atas terjadi infeksi tambahan oleh
bakteri. Dengan demikian, sebagian besar infeksi saluran napas atas tidak memerlukan
antibiotik karena antibiotik tidak dapat membunuh virus. Pemberian antibiotik untuk infeksi
virus tidak ada gunanya, bahkan akan meningkatkan risiko terjadinya kuman kebal (resisten)
antibiotik.

Kekeliruan istilah "flu"

Flu merupakan nama "ngetop" yang merupakan kependekan dari influenza. Influenza sendiri
merupakan nama suatu virus yang dapat menyebabkan infeksi di saluran napas. Virus lain
penyebab selesma biasanya hanya menyebabkan radang saluran napas bagian atas. Berbeda
dengan virus lain, influenza dapat menyebabkan radang saluran napas atas dan bawah hingga
ke paru. Radang paru atau pneumonia ini merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian. Masih cukup segar ingatan kita akan serangan flu burung yang
menelan cukup banyak korban jiwa. Flu burung merupakan varian dari virus influenza yang
biasanya hanya menyebabkan penyakit pada burung. Virus flu burung ini kemudian
bermutasi sehingga juga dapat menginfeksi dan menyebabkan kematian pada manusia.

Kekeliruan penggunaan kata flu ada dua macam. Yang pertama. flu digunakan secara keliru
untuk menyebut nama penyakit, yaitu selesma. Yang kedua, flu digunakan secara keliru
untuk menyebut nama gejala penyakit, yaitu pilek. Ada satu kekeliruan lain, penggunaan
nama penyakit dengan flu padahal penyakitnya bukan di saluran napas, penyakit "flu
Singapura". Penyakit ini menyerang lapisan dalam rongga mulut berupa sariawan dan telapak
tangan dan kaki berupa bintil-bintil merah. Penyakit ini boleh dibilang "sama sekali bukan
flu".

Kekeliruan pemahaman ini bisa berdampak kebingungan terkait pemberian salah satu
imunisasi, yaitu imunisasi influenza. Jika kerancuan istilah ini belum dipahami, orangtua
pasien dapat menuntut dokternya dengan mengatakan: " Kenapa anak saya masih terkena flu
padahal sudah mendapat imunisasi flu?". Seseorang yang telah diimunisasi influenza masih
dapat terkena selesma yang disebabkan oleh virus selain inluenza. Imunisasi flu hanya
melindungi pasien dari infeksi flu, tetapi tidak dapat melindungi infeksi oleh virus lain
penyebab selesma. Dengan demikian, seorang anak yang sudah diimunisasi flu masih dapat
terkena selesma oleh lebih dari 100 virus lainnya.
Selesma merupakan penyakit infeksi virus yang sangat mudah menular. Penularan terjadi
melalui percik renik saluran napas pada saat seorang pasien bersin atau batuk. Walaupun
tidak menyebabkan kematian, selesma dapat mengganggu kenyamanan dan mengurangi
produktivitas. Yang perlu diketahui dan kemudian dilaksanakan adalah bagaimana
mengurangi risiko terkena selesma, apa pun virus penyebabnya. Yang pertama adalah dengan
meningkatkan daya tahan tubuh sehingga secara umum tidak mudah terkena penyakit infeksi.
Peningkatan daya tahan ini dapat dicapai dengan pola makan yang optimal dan sehat, cukup
rehat, dan olahraga yang teratur, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok.
Berikutnya adalah bila sedang mengalami selesma, terapkan etiket batuk pilek. Tutupi hidung
dan mulut dengan lengan pada saat bersin atau batuk. Jangan tutupi dengan telapak tangan
karena jika kemudian kita bersalaman atau memegang benda, virus penyebab selesma akan
berpindah dan dapat menulari orang lain.

Penulis: Darmawan B. Setyanto (Ikatan Dokter Anak Indonesia

Mengenal Tangisan Bayi


27.05.2015

Sebagai makhluk yang tidak berdaya, bayi mempunyai cara khusus untuk menarik perhatian
orang di sekitarnya bila memerlukan sesuatu, yaitu dengan menangis. Orangtua mempunyai
keinginan kuat untuk menghampirinya bila mengetahui bayinya menangis. Walaupun
demikian, tidak jarang tangisan bayi malah membuat kita bingung.

Kita sering khawatir bila tidak dapat menghibur bayi yang menangis. Rasa khawatir akan
menguras banyak energi dan membuat lelash. Tangisan bayi saat kita lelah sering secara tidak
sengaja menimbulkan kemarahan dan putus asa. Rasa marah dan putus as merupakan tanda
bahaya karena saat emosi meningkat, kita sering tidak dapat menguasai keadaan. Secepatnya
hubungi orang yang dapat dipercaya untuk berbagi perasaan. Apabila tidak ada, segera Anda
letakkan bayi pada tempat tidurnya agar posisinya aman. Menutup telinga dan mata beberapa
saat dapat membantu mengembalikan diri kita kembali. Jangan pernah mengambil tindakan
pada saat marah.

Benarkah Bayi Manja?

Bayinya manja sering disebutkan bagi bayi yang sering menangis. Pernyataan tersebut tidak
sepenuhnya benar karena bayi sebetulnya tidak dapat dimanja. Menangis bukan untuk
memaksakan kehendak, tetapi sebagai pertanda bahwa ada sesuatu. Mengangkat bayi dari
tempat tidur dapat menjadi cara menghibur yang baik untuk mengalihkan perhatian. Akan
tetapi, memeluk bayi terus-menerus tidak selalu diinginkan bayi.

Apakah Bayi Lapar?

Pada saat lapar, bayi merasa tidak enak di perutnya. Hal itu jarang membuat cemas karena
sudah dapat diprediksikan dan dipenuhi. Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif,
tangisan sering dihubungkan dengan ketersediaan ASI yang kurang dan tidak jarang pula
yang menganjurkan untuk memberikan tambahan susu formula. Janganlah segera percaya
untuk mulai bereksperimen. Sebaiknya, bicarakan kebutuhan minum bayi kepada dokter.

Mungkinkah Karena Nyeri Perut?

Bayi mungkin mengalami kolik infantil. Pada umur 2 minggu, bayi dapat tiba-tiba menangis
dengan hebat terutama pada sore hari atau menjelang malam hari. Keadaan ini dapat terjadi
setiap hari (kadang-kadang sampai 3 jam atau lebih). Penyebabnya belum diketahui secara
pasti. Pada umumnya, keluhan akan hilang dengan sendirinya pada umur 3-4 bulan.
Mendekap si bayi dan memijat perutnya dengan lembut kadang-kadang dapat membantu
menenangkannya. Bagaimana bila bayi tetap tidak mau berhenti menangiss? Letakkan bayi
dengan nyaman di tempat tidurnya dan coba kembali menghiburnya.

Apakah Karena Bayi Bosan atau Gelisah?

Rasa bosan dapat menyebabkan rasa tidak menyenangkan yang diungkapkan dengan
menangis. Sebaliknya, mendengar bunyi-bunyian atau melihat gerakan-gerakan sangat
disenangi oleh bayi. Mainan dengan bentuk dan warna yang menarik perhatian atau
mengeluarkan suara musik dapat digunakan untuk mengalihkan perasaan bosan. Lakukan
dengan waktu yang cukup dan santai.

Beberapa bayi sangat peka terhadap keramaian. Bayi sering menangis akibat bunyi-bunyian
yang tidak pernah terpikirkan oleh kita, misalnya suara TV, radio, bahkan suara lemari es.
Cuaca terlalu dingin atau terlalu panas, ruam kulit, tidak dapat buang angin (flatus), selimut
yang kurang nyama dapat pula menyebabkan bayi menangis.

Kapankah Sebaiknya ke Dokter?

Sering kita berpikir bahwa bayi menangis karena sakit dan tidak jarang kita mempunyai rasa
khawatir berlebihan. Orangtua (terutama ibu) yang melihat dan paling dapat merasakan
sesuatu pada bayinya. Bila ibu merasa perlu memeriksakan bayinya ke dokter, sebaiknya hal
tersebut dilakukan. Apabila ternyata si bayi memang sehat, ibu menjadi lebih nyaman dan
tidak perlu terlalu khawatir dengan tangisan-tangisan berikutnya.

Penulis: Badriul Hegar Sjarif (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Bila Anak Sesak Napas, Kapan Harus Dibawa ke Unit


Emergensi?
20.05.2015

Sesak napas merupakan keluhan yang paling sering menyebabkan orangtua meminta
pertolongan tenaga kesehatan dan membawa anaknya ke rumah sakit. Sayangnya seringkali
anak dibawa terlambat dan sudah berada dalam kondisi berat serta mengalami kondisi gagal
napas. Gagal napas merupakan komplikasi sesak napas yang memerlukan bantuan napas
segera dan berisiko mengalami kematian. Oleh karenanya orang tua harus mengetahui tanda
awal gagal napas.
Penyebab Sesak Napas

Sesak napas merupakan tanda awal gagal napas. Penyebab sesak napas sangat bervariasi, bisa
karena proses infeksi, alergi saluran napas termasuk asma, tersedak benda asing, dan kelainan
bawaan saluran napas. Sesak napas karena proses infeksi paru (pneumonia) merupakan
penyebab kematian utama anak usia kurang dari 5 tahun. Pneumonia diawali dengan batuk,
pilek dan panas badan, kemudian diikuti sesak napas yang makin berat. Sesak napas yang
tiba-tiba misalnya karena tersedak benda asing biasanya lebih mengundang perhatian
orangtua untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit. Sesak napas yang awalnya ringan
dan berkembang menjadi berat kadang-kadang luput dari perhatian orang tua dan tiba di
rumah sakit dalam keadaan sangat berat dan sulit diatasi.

Mengenali Gejala Sesak Napas

Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan untuk mengenali sesak napas pada anak,yaitu
(1) penampilan, (2) upaya napas, dan (3) peredaran darah kulit.

Pada stadium awal sesak, penampilan anak akan tampak gelisah, rewel, atau menangis terus
sehingga mengganggu makan, minum dan tidurnya, sedangkan pada sesak yang lebih berat
anak akan tampak lemah dan mengantuk. Upaya napas anak pada sesak napas awal akan
terlihat frekuensi napas lebih cepat dari biasanya disertai tarikan dinding perut bagian atas,
bila sesak bertambah maka akan ditemukan tarikan dinding dada, kemudian cuping
hidungnya kembang kempis. Pada penyakit tertentu dapat terdengar suara napas ngorok atau
mengi.

Pada keadaan lebih lanjut maka frekuensi napas malah akan berkurang dan tarikan dinding
dada melemah sampai menghilang yang menandakan anak dalam kondisi sangat lelah dan
akhirnya dapat terjadi henti napas. Gangguan peredaran darah kulit terjadi pada keadaan
sesak napas berat, gejala paling ringan adalah kulit telapak tangan dan kaki menjadi pucat
dan berkeringat dingin, pada kondisi lebih berat akan timbul bercak kebiruan pada kulit yang
pucat tersebut, dan bila pada kondisi ini tidak diberi bantuan napas memadai maka kulit
tampak kebiruan merata, terutama di ujung jari dan telapak tangan serta kaki dan sekitar
mulut.

Kenali sesak napas awal sedini mungkin dan segera bawa ke fasilitas kesehatan yang
memadai supaya dapat diberikan tatalaksana sesak napas sedini mungkin.

Menangani Sesak Napas

Bila sesak napas berat harus diberikan tatalaksana membebaskan saluran napas, memberikan
bantuan napas dan sirkulasi darah, serta obat-obatan. Bila orang tua baru mengenali sesak
napas dalam stadium lanjut dan berat, segera bawa anak anda ke ruang gawat darurat untuk
dilakukan tatalaksana bantuan napas emergensi sampai dipersiapkan ke ruang rawat inap
intensif.

Dengan pengenalan dan deteksi dini gagal napas oleh orang tua diharapkan tatalaksana sesak
napas apapun penyebabnya akan lebih optimal dan orangtua berpartisipasi dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian anak akibat sesak napas.

Penulis :

UKK Pediatri Gawat Darurat / Emergensi Rawat Intensif Anak

Gagap (Stuttering) pada Anak


19.05.2015

Gagap atau dikenal pula dengan istilah stuttering merupakan masalah ketidaklancaran bicara
dalam bentuk pengucapan kata maupun aliran kalimat yang dialami pada anak-anak maupun
dewasa. Keluhan gagap seringkali diikuti dengan keluhan lain seperti mata berkedip-kedip,
dahi berkerut-kerut, tangan mengepal atau bergerak tak terkendali dan tremor.

Anak dengan gagap seringkali menjadi bahan ledekan teman sebayanya, dikucilkan dalam
pergaulan dan menurunkan prestasi sekolah. Sementara pada orang dewasa yang menderita
gagap seringkali sulit mendapatkan pekerjaan.Hal tersebut membuat penderita gagap menjadi
pemalu, menarik diri, sensitif dan mudah tersinggung.

Bagaimana gejala anak yang gagap ?

Gejalanya dapat berupa gangguan pengucapan kata, dapat berupa pengulangan sebagian kata
atau seluruhnya (saya saya saya,sa..sa..sa..ya), pemanjangan pengucapan kalimat (ssssayaa ),
blokade bagian kata (S ya) atau keragu-raguan dalam mengucapkan suatu kata (saya
.mau..makan). Gangguan aliran kalimat yaitu pengucapan terbata-bata pada sebagian atau
seluruh kalimat pembicaraan dengan kumpulan gangguan pengucapan kata (sssayya mau
mmmm..kan na..nasi goreng) atau terjadi pemanjangan kalimat dengan adanya suara
mmmmmm atau aaaaaa diantara kata-kata (saya mau makan mmmmmm nasi goreng.)

Derajat gangguan-gangguan tersebut dapat bervariasi dalam jenis dan tingkat keparahannya
maupun dalam situasi tertentupada tiap individu. Gagap dapat terjadi sebagai gangguan
perkembangan pada masa kanak-kanak atau sebagai gangguan yang mungkin berhubungan
dengan kerusakan pada otak atau penyakit otak lainnya.

Gagap adalah masalah yang sering terjadi pada perkembangan anak. Gagap biasa terjadi pada
anak-anak usia 3 sampai 5 tahun dan akan normal kembali dalam waktu 6 bulan sampai pada
usia sekolah. Namun sekitar 1 persen dari populasi anak yang menderita gagap akan menetap
sampai dewasa dan menjadi masalah dalam kehidupan mereka. Gagap terjadi baik pada anak
lelaki dan perempuan, angka kejadiannya hampir sama.Namun pada lelaki, risiko terjadinya
gagap permanen 3-4 kali lebih besar daripada wanita.
Apa penyebabnya ?

Penyebabnya gagap belum sepenuhnya dipahami dan diperkirakan merupakan gabungan


antara faktor genetik dan lingkungan. Pada anak lelaki dengan gagap menetap diduga
dipengaruhi oleh faktor genetik dengan anggota keluarga yang gagap juga. Pada anak-anak
dalam periode perkembangan berbahasa sering dijumpai gagap ketika mulai belajar
menggabungkan 2-3 kata dalam kalimat kompleks. Periode ini dimulai dari usia 18-24 bulan
dimana anak-anak sangat berminat belajar berbicara namun menghadapi stres karena
keterbatasan pertumbuhan organ-organ wicara. Oranguta dapat melihat adanya pengulangan
seluruh atau sebagian kata, hilang kata, penambahan suara, dan ragu-ragu berbicara. Sebagian
besar gagap pada anak akan hilang dengan sendirinya namun beberapa akan menetap dengan
beberapa komplikasi seperti rendah diri, ketakutan, pemalu, dan frustasi. Kondisi anak gagap
dapat dibagi dalam beberapa derajat, yaitu :

Tabel 1. Derajat gagap.

Apa yang dapat dilakukan oleh orangtua ?

Beberapa saran umum untuk orangtua yang mempunyai anak gagap adalah sebagai berikut:

1. Bicara pada anak anda tanpa terburu-buru, berikan jeda beberapa detik setiap anak anda
selesai berbicara lalu mulai meresponnya. Ritme kalimat anda yang perlahan-lahan lebih
efektif dibandingkan dengan peringatan pelan-pelan bicaranya.
2. Kurangi pertanyaan-pertanyaan anda pada anak anda, namun dengarkanlah perkataan anak
anda dan respon setiap pembicaraannya. Anak anda dapat lebih bebas bercerita
dibandingkan harus menjawab pertanyaan anda.
3. Gunakan ekspresi muka anda atau gerakan tubuh ketika anak anda mulai gagap, untuk
menenangkan dan meyakinkannya bahwa anda memahami isi pembicaraannya dan tidak
mempermasalahkan gagapnya.
4. Berikan beberapa kesempatan khusus untuk berkomunikasi dan beraktivitas berdua dengan
anak anda. Biarkan anak anda memilih melakukan aktifitas atau bercakap-cakap dengan
anda. Saat bercakap-cakap, pilih kalimat sederhana dengan pengucapan perlahan dan
suasana nyaman. Ketika umur anak anda bertambah, kecepatan berbicara dapat disesuaikan
berdasarkan kemampuannya.
5. Ajak anggota keluarga lain untuk selalu mendengarkan percakapan anak dan tidak
memotong percakapan tersebut. Jadilah pendengar yang baik.
6. Amati dan evaluasi interaksi anak anda dengan anda. Usahakan selalu memberikan waktu
yang cukup pada anak anda untuk bercakap-cakap dengan anda. Hindari kritikan, bicara
cepat, interupsi dan pertanyaan.
7. Terima keadaan gagap anak anda apa adanya. Dengan meyakinkan bahwa gagap anak anda
bukan sebuah masalah buat anda dan anda selalu mendukungnya, anak anda akan merasa
nyaman dan mengurangi keluhan gagapnya.

Orangtua juga perlu memahami, bahwa gagap adalah proses pembelajaran, seperti belajar
berjalan, belajar menulis atau belajar bersepeda. Kesalahan pengucapan dan gagap
merupakan hal yang wajar dan orangtua jangan memarahi anaknya. Orangtua dapat melatih
anak gagap untuk berbicara yang benar seperti bicara perlahan-lahan, menggunakan kalimat
pendek-pendek dan mengurangi pertanyaan kompleks ketika berbicara dengan anak mereka.
Orangtua juga harus menyediakan waktu dan menciptakan suasana tenang dan nyaman untuk
bercakap-cakap dengan anak mereka. Melatih mengulang ucapan yang gagap dengan
perlahan-lahan dapat mengurangi keluhan gagap. Jadi peran orangtua dan keluarga sangatlan
penting untuk menangani anak yang gagap.

Penulis:

1. Dr.dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)


2. Daniel Surjadinata, Sp.A

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Sembelit (Konstipasi) pada Anak


13.05.2015

Sekilas tentang Konstipasi

Kata konstipasi atau constipation berasal dari bahasa Latin constipare yang mempunyai arti
bergerombol bersama. Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara
sempurna yang tercermin dari berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja lebih
keras, lebih besar dan nyeri dibandingkan sebelumnya serta pada perabaan perut teraba massa
tinja (skibala). Secara umum definisi konstipasi menurut the North American Society for
Pediatric Gastroenterology and Nutrition (NASPHGAN) adalah kesulitan atau keterlambatan
melakukan defekasi selama dua minggu atau lebih, dan mampu menyebabkan stres pada
pasien.

Konstipasi merupakan masalah kesehatan pada anak yang masih cukup tinggi. Kalau kita
merujuk pada definisi NASPGHAN yang longgar, maka kejadian konstipasi pada anak bisa
mencapai 30% lebih. Konstipasi dapat menyebabkan 3% kunjungan pasien ke dokter anak
umum dan 15-25% kunjungan ke konsultan gastroenterologi anak. Sebagian besar konstipasi
pada anak (>90%) adalah fungsional yang bila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut biasanya
tidak ditemukan kelainan organik, 40% diantaranya diawali sejak usia satu sampai empat
tahun.

Penyebab Konstipasi

Sebab utama konstipasi fungsional sebenarnya adalah adanya riwayat trauma sebelumnya
saat berhajat, bisa karena nyeri karena tinja yang keras, atau karena toilet fobia yaitu
ketakutan ke toilet akibat toilet yang jorok, ada kecoa, bau, dan lain lain. Akibat trauma
tersebut anak menahan tinjanya dan tidak mau berhajat. Karena ditahan tinja akan semakin
keras karena air diserap oleh dinding usus, sehingga saat anak berusaha berhajat semakin
terasa sakit, karena sakit semakin ditahan oleh si anak, sehingga keadaan tersebut menjadi
seperti lingkaran setan. Lingkaran setan ini harus diputus dengan cara menghilangkan trauma
pada anak tersebut, dan membuat kondisi supaya anak merasa nyaman saat berhajat, tidak
sakit, tidak takut dan tidak menahan tinjanya.

Bagaimana Menangani Konstipasi?

Ada 3 hal yang harus diperhatikan bila menghadapi anak dengan konstipasi yaitu:

1. Pada tahap awal kita harus mengevakuasi tinja yang sudah menumpuk berhari-hari di dalam
usus besarnya. Evakuasi biasanya dilakukan dengan cara klisma atau enema dengan gliserin
yang dilakukan di rumah sakit. Bila tinja yang menumpuk tidak terlalu banyak, evakuasi juga
bisa dilakukan dirumah dengan cara pemberian obat supositoria (obat yang dimasukkan
lewat anus).
2. Tahap kedua adalah pengobatan rumatan yang harus diberikan paling sedikit 2 minggu,
bahkan kadang - kadang sampai 1 sampai 3 bulan. Pengobatan rumatan ini bertujuan
mencegah tinja supaya tidak keras dan memutuskan lingkaran setan yang membuat anak
menahan tinjanya. Pengobatan rumatan dilakukan dengan cara memberikan cairan yang
cukup paling tidak 1 liter sehari, pemberian serat yang cukup, pijatan di perut searah dengan
jarum jam untuk merangsang gerakan usus besar, toilet training serta obat pencahar yang
aman diberikan jangka panjang. Berikanlah buah buahan selain pisang dan apel, berikanlah
susu dengan takaran yang sesuai, sambil dilakukan massage diperut dengan minyak telon
atau baby oil dari arah kanan bawah ke kanan atas dilanjutkan ke kiri atas lalu kiri bawah,
secara rutin 15 kali sehari. Toilet training akan mengembangkan refleks gastrokolik dan
selanjutnya akan membangkitkan refleks defekasi. Sebagian besar anak telah siap memulai
toilet training pada usia 18 bulan hingga 3 tahun. Toilet training dilakukan dengan cara anak
diminta duduk sebentar sekitar 3- 5 menit di toilet atau mainan yang berbentuk tolit, 15
menit setelah makan pagi atau siang. Pada awalnya anak tidak ditargetkan untuk berhajat
saat toilet training, karena hal itu malah akan membuat stres si anak, yang penting adalah
anak bisa duduk dulu sebentar, dan dilakukan secara teratur setiap hari. Salah satu cara
untuk tetap mejaga kepatuhan terapi adalah menstimulasi anak yang telah berhasil dalam
kegiatan ini dengan pemberian hadiah
3. Tahap ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah mencari penyebab dari konstipasi tersebut.

Kapan Konstipasi Perlu Diwaspadai?

Kontsipasi yang timbul sejak lahir, disertai gejala perut yang kembung serta pertumbuhan
bayi yang tidak baik harus dicurigai sebagai suatu kelainan yang disebut penyakit Hirsprung.
Kelainan ini merupakan bawaan lahir yang terjadi saat pembentukan persarafan usus saat
janin dalam kandungan dengan kemungkinan laki-laki lebih besar dari perempuan dengan
perbandingan 4 : 1. Saraf usus besar di bagian paling ujung dekat anus tidak terbentuk,
sehingga bagian tersebut akan menjadi kaku dan tidak dapat mengeluarkan tinja, sedangkan
bagian atasnya akan bekerja lebih keras sehingga timbul pelebaran usus. Gejala yang khas
untuk penyakit Hirsprung ini adalah adanya kesulitan berhajat sejak lahir, dan bila anusnya di
colok maka tinja akan menyemprot keluar. Bila menghadapi gejala seperti ini orang tua harus
membawa bayinya ke dokter anak untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. Untuk membuktikan
adanya kelainan ini biasanya dilakukan pemeriksaan biopsi hisap atau foto usus besar dengan
menggunakan kontras yang disebut pemeriksaan barium enema. Bila terbukti penyakit
Hircsprung maka harus dilakukan operasi dua tahap, tahap pertama dibuat saluran untuk
keluarnya tinja (kolostomi), lalu setelah berat badan dan usia bayi telah optimal baru
dilakukan operasi koreksi. Sampai saat ini belum dapat dibuktikan secara pasti apa penyebab
kelainan bawaan ini. Infeksi Toxoplasma maupun infeksi virus lain serta kurangnya asupan
nutrisi saat hamil tidak terbukti menjadi penyebab kelainan ini.

Penulis:
Dr Muzal Kadim, SpA(K)
Divisi Gastrohepatologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM

Kejang Demam: Tidak Seseram yang Dibayangkan


01.09.2014

Kejang demam selalu menjadi momok bagi ayah bunda. Fenomena yang terjadi pada saat
anak kejang, yaitu mata mendelik, kaku-kelojotan, dan lidah tergigit, tak ayal membuat
orangtua panik. Namun benarkah kejang demam berbahaya?

Apakah sebenarnya kejang demam itu?

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh 38 derajat Celsius atau
lebih yang disebabkan proses di luar otak. Sebagian besar kejang demam terjadi pada usia 6
bulan sampai 5 tahun. Ciri khas kejang demam adalah demamnya mendahului kejang, pada
saat kejang anak masih demam, dan setelah kejang anak langsung sadar kembali.

Apa penyebab kejang demam?

Penyebab kejang demam adalah demam yang terjadi secara mendadak. Demam dapat
disebabkan infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi saluran napas atas. Tidak diketahui
secara pasti mengapa demam dapat menyebabkan kejang pada satu anak dan tidak pada anak
lainnya, namun diduga ada faktor genetik yang berperan. Setiap anak juga memiliki suhu
ambang kejang yang berbeda: ada yang kejang pada suhu 38 derajat Celsius, ada pula yang
baru mengalami kejang pada suhu 40 derajat Celsius.
Apa yang terjadi bila anak kejang?

Sebagian besar kejang demam merupakan kejang umum. Bentuk kejang umum yang sering
dijumpai adalah mata mendelik atau terkadang berkedip-kedip, kedua tangan dan kaki kaku,
terkadang diikuti kelojotan, dan saat kejang anak tidak sadar tidak memberi respons apabila
dipanggil atau diperintah. Setelah kejang anak sadar kembali. Umumnya kejang demam akan
berhenti sendiri dalam waktu kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari satu kali
dalam 24 jam.

[caption id="attachment_12034" align="aligncenter" width="416"]

Ilustrasi Kejang
Demam[/caption]

Apa yang harus dilakukan bila anak kejang?

Bila melihat anak kejang, usahakan untuk tetap tenang dan lakukan hal-hal berikut:

1. Letakkan anak di tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti listrik dan
pecah-belah.
2. Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain
yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak.
3. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok, kayu, jari
orangtua, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang sedang
kejang, berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas apabila luka
4. Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena
dapat menyebabkan patah tulang.
5. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi informasi berharga bagi
dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak ke unit gawat darurat
terdekat.
6. Apabila anak sudah pernah kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan membekali
orangtua dengan obat kejang yang dapat diberikan melalui dubur. Setelah melakukan
langkah-langkah pertolongan pertama di atas, obat tersebut dapat diberikan sesuai instruksi
dokter.

Bagaimana cara mencegah kejang demam?

Pencegahan kejang demam yang pertama tentu dengan usaha menurunkan suhu tubuh apabila
anak demam. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat penurun panas, misalnya
parasetamol atau ibuprofen. Hindari obat dengan bahan aktif asam asetilsalisilat, karena obat
tersebut dapat menyebabkan efek samping serius pada anak. Pemberian kompres air hangat
(bukan dingin) pada dahi, ketiak, dan lipatan siku juga dapat membantu.

Sebaiknya orangtua memiliki termometer di rumah dan mengukur suhu anak saat sedang
demam. Pengukuran suhu berguna untuk menentukan apakah anak benar mengalami demam
dan pada suhu berapa kejang demam timbul.

Pengobatan jangka panjang hanya diberikan pada sebagian kecil kejang demam dengan
kondisi tertentu.

Apakah kejang demam membuat anak menjadi bodoh atau menderita epilepsi di kemudian
hari?

Kejang demam tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Biasanya
kejang demam menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5-6 tahun. Sebagian besar
anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan berkembang secara normal
tanpa adanya kelainan. Epilepsi terjadi pada kurang dari 5 persen anak kejang demam, dan
biasanya pada anak-anak ini terdapat faktor risiko lain. Oleh karena itu, sebagian besar anak
dengan kejang demam tidak memerlukan bermacam pemeriksaan seperti rekam otak atau
elektroensefalografi (EEG) atau CT scan.

Kapan orangtua perlu khawatir?

Tidak semua kejang yang disertai demam adalah kejang demam. Apabila terjadi kejang
disertai demam di luar rentang usia 6 bulan sampai 5 tahun, maka perlu disingkirkan
penyebab kejang lainnya, misalnya epilepsi atau radang otak. Jika sesudah kejang anak tidak
segera sadar kembali, lebih banyak tidur, atau tidak dapat mengadakan kontak dengan baik,
dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kejang lain,
terutama radang selaput otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis). Evaluasi lebih lanjut
juga diperlukan apabila anak pernah kejang tanpa demam.

Walau tampak menakutkan, umumnya kejang demam tidak berbahaya, tidak merusak otak,
tidak mengganggu kecerdasan anak, dan akan menghilang sendiri seiring bertambahnya usia.
Dengan demikian, ayah bunda tidak perlu terlalu khawatir apabila buah hatinya mengalami
kejang demam.

Penulis : Amanda Soebadi

Image courtesy of: ADAM, Inc.


(http://sundaytimes.lk/090621/MediScene/mediscene_5.html)

Napas Grok-Grok pada Bayi dan Anak, Berbahayakah?


12.05.2014

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai bayi atau anak dengan napas terdengar grok-
grok yang biasanya menjadi keluhan bagi orangtuanya. Bila ini terjadi pada bayi usia muda,
tidak jarang dilontarkan tudingan bahwa pada saat kelahiran, penolong persalinan tidak bersih
mengeluarkan lendir bayi. Ini tudingan yang keliru, karena jika memang dalam pertolongan
terhadap bayi saluran napasnya tidak bersih, maka bayi akan sesak hebat dan mungkin tidak
bisa bertahan hidup.

Apa sebenarnya yang menyebabkan suara grok-grok tersebut?

Dalam keadaan normal, dinding saluran napas kita menghasilkan cairan lendir yang banyak
fungsinya. Salah satu fungsi utama adalah untuk pertahanan saluran napas yaitu untuk
memerangkap zat asing yang terbawa dalam udara yang kita hirup yang berpotensi
menimbulkan gangguan saluran napas. Lendir ini kemudian akan dibawa keluar oleh suatu
mekanisme seperti ban berjalan yang disebut bersihan mukosilier (mucociliary
clearance).Bersihan mukosilier ini dapat diibaratkan seperti petugas kebersihan (cleaning
service) di saluran napas kita.
Lendir yang dibawa dari saluran napas bawah ini kemudian akan sampai di tenggorokan, dan
kita telan secara tidak sadar. Bila jumlah lendir ini lebih banyak daripada biasa, maka akan
merangsang refleks batuk, dan kita akan batuk yang tujuannya untuk mendorong gumpalan
lendir keluar. Jadi bersihan mukosilier dan batuk merupakan pasangan mekanisme
pertahanan saluran napas yang sangat efektif dan bermanfaat. Anugerah dari Tuhan untuk
kita. Jika tidak ada kedua mekanisme tersebut maka kita akan tenggelam dalam lendir kita
sendiri.

Pada bayi baru lahir petugas kebersihan ini belum begitu terampil dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga tersisa lendir dalam saluran napasnya. Suara udara napas yang melewati
cairan lendir itulah yang menimbulkan suara grok-grok. Pada pasien yang mempunyai
riwayat alergi dalam keluarga, ibu, ayah, atau anggota keluarga lain, keadaan ini dapat lebih
nyata.
Bila pasien mempunyai kecenderungan timbul alergi di saluran napas maka produksi
lendirnya akan lebih banyak. Pada pasien dengan keluhan grok-grok, untuk membersihkan
lendir dalam jumlah yang normalpun masih kewalahan. Apalagi bila produksinya di atas
normal, makin kewalahan bersihan mukosiliernya, dan makin keras suara grok-groknya.

Keadaan ini akan diperparah bila ada hal-hal tertentu yang merangsang produksi lendir lebih
banyak lagi, misalnya asap rokok, bulu binatang, debu rumah, dan tungau debu rumah di
dalamnya.

Debu dan tungaunya banyak terdapat antara lain dalam karet bulu, boneka bulu, korden yang
lama tidak dicuci.

Jadi, berbahayakah suara napas grok-grok?

Seperti dijelaskan di depan, suara grok-grok timbul karena adanya lendir yang banyak di
saluran napas bayi dan anak. Dengan demikian napas grok-grok tidak berbahaya. Yang perlu
dilakukan adalah mencari apakah ada hal-hal yang dapat memperparah keluhan tersebut. Jika
ada maka harus diusahakan semaksimal mungkin untuk menghindarinya.

Image courtesy of: Google Images

Muntah pada Anak: Berbahayakah?


01.07.2014

Muntah pada bayi merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh orang tua bila berkunjung ke
dokter. Muntah atau gumoh (regurgitasi) pada bayi bisa merupakan suatu kelainan bisa juga
tidak. Kelainan yang paling sering menyebabkan muntah pada bayi adalah refluks
gastroesofagus (RGE), yaitu kembalinya isi lambung ke kerongkongan dan dapat terus keluar
lewat mulut menjadi gumoh atau muntah. Kandungan lambung tersebut dapat berupa air liur,
minuman/makanan yang tertelan, sekresi pankreas dan sekresi cairan empedu. Regurgitasi
terjadi pada hampir 70% bayi berusia 4 bulan dan 25% diantaranya merupakan masalah bagi
orang tua.

Sampai umur 1 tahun RGE ini sebenarnya masih merupakan hal yang masih normal asalkan
bayi tidak menolak minum susu dan berat badan bayi tetap naik terus. Bila berat badan bayi
cenderung tidak naik barulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menilai derajat RGE
tersebut dengan melakukan pemeriksaan pH monitoring. Tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengurangi muntahnya adalah dengan disendawakan sesudah minum, posisi bayi saat
menetek sebaiknya setengah duduk jangan sambil tiduran, dan jangan terlalu banyak
dimanipulasi setelah minum.

Kelainan lain yang dapat menyebabkan muntah pada bayi adalah Hipertrofi Pyloric
Stenosis (HPS), suatu kelainan saluran pencernaan yang ditandai dengan menyempitnya
saluran usus daerah pylorus akibat menebalnya otot dinding usus. Pylorus merupakan bagian
dari usus duabelas jari yang berbatasan langsung dengan lambung dimana makanan atau
minuman dari lambung akan masuk ke usus duabelas jari secara bertahap. Karena adanya
penebalan ini maka makanan atau minuman tersebut akan terhalang masuk ke usus duabelas
jari. Akibatnya, makanan akan dimuntahkan kembali oleh bayi.

Gejala muntah pada HPS biasanya muncul pada usia 2 - 12 minggu. Konon, jika orangtuanya
mempunyai HPS, maka risiko anaknya akan mengalami HPS adalah sebesar 20%. Jika dokter
mencurigai si kecil menderita HPS maka akan dilakukan serangkaian pemeriksaan termasuk
Ultrasonografi (USG) perut.

Kalau memang benar si kecil menderita HPS, apa boleh buat si kecil harus menjalani operasi
kecil pada otot-otot pylorus yang disebut pyloromyotomy. Operasi ini dijalani dengan
menyayat tetapi tidak sampai memotong otot pylorus yang menebal itu untuk melebarkan
salurannya.

Penulis: Muzal Kadim (Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak


FKUI-RSCM)

Sakit Perut Berulang Pada Anak


14.07.2014

Sakit perut mendadak (akut) pada anak lebih sering dihubungkan dengan kelainan organ,
sedangkan sakit perut yang berlangsung kronis atau berulang lebih merupakan suatu kelainan
non organik. Sakit perut berulang adalah Rasa sakit atau tidak nyaman yang dirasakan selama
paling sedikit 12 minggu, tidak perlu berurutan, dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Ada
beberapa jenis sakit perut berulang, yaitu :

Dispepsi, rasa sakit pada perut bagian atas (di atas pusat) tidak berhubungan dengan pola
defekasi dan bentuk tinja.Rasa tidak nyaman dapat berupa rasa penuh, cepat kenyang, sering
sendawa, mual, atau muntah.

Sindrom usus iritabel, sakit perut atau rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan
perubahan pola defekasi dan bentuk tinja. Keluhan akan hilang setelah defekasi.
Kemungkinan adanya kelainan organik perlu dipikirkan bila ditemukan rasa sakit pada
malam hari, diare, perdarahan peranus, demam, atau penurunan berat badan

Sakit perut fungsional, sakit dirasakan di daerah sekitar pusat, berlangsung secara terus
menerus pada anak usia sekolah atau remaja, tidak berhubungan dengan keadaan makan,
defekasi, atau menstruasi. Beberapa anak dapat terganggu aktivitas sehari-harinya. Rasa sakit
berlangsung kurang dari 1 jam, bahkan kadangkala hanya berlangsung beberapa menit. Rasa
sakit umumnya tidak sampai membangunkan anak pada saat tidur, tetapi sakit yang dirasakan
pada malam hari seringkali menyebabkan anak tidak dapat tidur. Anak umumnya mempunyai
masalah emosi, sifat perfeksionis, kesulitan belajar, dan orangtua mempunyai harapan yang
terlalu besar kepada anak. Anak sering pula mengeluh sakit kepala, mual (tanpa muntah), dan
letih. Faktor psikologis berupa kecemasan atau depresi, gejala somatisasi, serta fobia sekolah
harus pula ditelaah.

Migren perut, rasa sakit terutama di daerah garis tengah perut, berlangsung selama beberapa
jam sampai beberapa hari, diselingi periode tidak sakit selama beberapa minggu hingga
beberapa bulan. Keluhan lain (minimal 2 keluhan) seperti sakit kepala, takut terhadap cahaya,
riwayat migren di dalam keluarga, sakit kepala pada satu sisi, dan aura diawal serangan sakit.

Erofagi, udara tertelan berlebihan yang menyebabkan perut distensi sehingga menggangu
masukan minum/makan. Anak sendawa berulang kali dan sering flatus. Keadaan ini
seringkali tidak terlalu diperhatikan oleh orangtua. Keadaan ini perlu dipikirkan apabila
ditemukan suara menelan berulang kali yang disertai keluhan tersebut di atas. Keluhan dan
gejala klinis akan hilang pada saat tidur. Kecemasan anak dapat menyebabkan perilaku
menelan secara berlebihan.

Sakit perut berulang (tidak ada kelainan organ) ditemukan pada 70% anak dan lebih sering
pada anak berusia 4 - 15 tahun. Kemampuan anak mengemukakan keluhan yang
dirasakannya sangat menentukan ketepatan diagnosis. Beberapa keadaan lain yang
merupakan petanda tidak ada kelainan organ, yaitu sakit tidak bertambah, rasa sakit tidak
timbul pada malam hari, anak ambisius, mempunyai masalah di sekolah, orangtua berambisi,
dan keluhan sama pada anggota keluarga.

Pendekatan tata laksana

Oleh karena sebagian besar kasus sakit perut pada anak bukan gangguan organ, maka cukup
bijaksana tidak terlalu terburu-buru melakukan pemeriksaan penunjang. Komunikasi dengan
anak dan orangtuanya sangat diperlukan. Pengisian buku harian oleh orangtua dan anak untuk
mencatat derajat sakit (skor), pola defekasi, dan keluhan spesifik lainnya. Pemantauan
tersebut bertujuan agar anak dapat memberikan perhatian terhadap keluhan yang dirasakan.
Faktor psikologis sebagai pencetus keluhan perlu diketahui, begitu pula dengan prestasi
belajar, stress dalam keluarga maupun sekolah, aktivitas sosial, perkembangan aktivitas
dalam bulan terakhir. Penjelasan tentang penyakitnya sangat membantu penyembuhan. Anak
diajak ikut serta mengevaluasi penyakitnya dengan menggunakan buku catatan harian tentang
keluhan dan sesuatu yang dipikirkan serta dirasakan.

Kesimpulan

Sakit perut berulang merupakan salah satu keluhan yang sering ditemukan pada anak.
Kerjasama antara dokter, orangtua dan anak sangat diperlukan untuk mengetahui penyebab
dan penyembuhannya.

Badriul Hegar

Ikatan Dokter Anak Indonesia


Bagaimana Menangani Diare pada Anak
19.09.2014

Diare adalah buang air besar yang frekuesinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer
dari biasanya. Selama terjadi diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat.
Pada saat yang bersamaan, usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dan
elektrolit yang diberikan kepadanya. Pada kasus yang ringan dimana proses penyerapan
belum terganggu, berbagai cairan yang diberikan kepadanya dapat mencegah dehidrasi. Lebih
kurang 10% episode diare disertai dehidrasi /kekurangan cairan secara berlebihan. Bayi dan
anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar dan
dewasa. Oleh karena itu, mencegah atau mengatasi dehidrasi merupakan hal penting dalam
penanganan diare pada anak

Etiologi

Infeksi baik itu oleh virus, bakteri dan parasit merupakan penyebab diare tersering. Virus,
terutama Rotavirus merupakan penyebab utama (60-70%) diare infeksi pada anak, sedangkan
sekitar 10-20% adalah bakteri dan kurang dari 10% adalah parasit.

Cairan rehidrasi oral

Cairan rehidrasi oral (CRO) atau yang dikenal dengan nama ORALIT adalah cairan yang
dikemas khusus, mengandung air dan elektrolit digunakan untuk mencegah dan mengatasi
dehidrasi saat diare.
Tata laksana

Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting dalam serangkaian penanganan
diare pada anak, terutama dalam hal menemukan derajat dehidrasi. Adanya darah di dalam
tinja harus dipikirkan adanya infeksi usus oleh bakteri patogen. Peningkatan jumlah leukosit
dalam tinja merupakan petanda adanya infeksi bakteri.

Terapi rehidrasi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah atau mengatasi dehidrasi pada anak
yang mengalami diare, yaitu (1) mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi, (2)
mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung, dan (3) pemberian cairan rumatan.

Tanpa dehidrasi

Pada keadaan ini, buang air kecil masih seperti biasa. ASI diteruskan, tidak perlu membatasi
atau mengganti makanan, termasuk susu formula. Dapat diberikan CRO 5-10 ml setiap buang
air besar cair.

Dehidrasi ringan-sedang

Anak terlihat haus dan buang air kecil mulai berkurang. Mata terlihat agak cekung,
kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering. Pada keadaan ini, anak harus diberikan cairan
rehidrasi dibawah pengawsan tenaga medis, sehingga anak perlu dibawah ke rumah sakit.
CRO diberikan sebanyak 15-20 ml/kgBB/jam. Setelah tercapai rehidrasi, anak segera diberi
makan dan minum. ASI diteruskan. Pemberian minuman seperti cola, gingerale, aple juice,
dan minuman olah raga (sports drink) umumnya mengandung kadar karbohidrat dan
osmolaritas yang tinggi. Minuman tersebut dapat menyebabkan diare osmotik yang lebih
berat disamping mengandung kadar Na yang rendah sehingga sering menyebabkan
hiponatremia. Teh sebaiknya tidak digunakan sebagai cairan rehidrasi karena juga
mengandung kadar Na yang rendah. Makanan tidak perlu dibatasi karena pemberian makanan
akan mempercepat penyembuhan. Pemberian terapi CRO cukup dilaksanakan pada ruang
observasi di UGD atau Ruang Rawat Sehari.

Muntah bukan larangan untuk pemberian CRO. CRO harus diberikan secara perlahan-lahan
dan konstan untuk mengurangi muntah. Keadaan anak harus sesering mungkin direevaluasi

Dehidrasi Berat

Selain gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan-sedang, pada keadaan ini juga terlihat
napas yang cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran menurun, denyut nadi cepat, dan
kekenayalan kulit sangat menurun. Anak harus dibawa segera ke Rumah Sakit untuk
mendapat cairan rehidrasi melalui infus.
Dietetik

Memuasakan anak yang menderita diare akut hanya akan memperpanjang durasi diarenya.
Air susu ibu harus diteruskan pemberiannya. Pada bayi yang telah mendapat susu formula,
susu formula bebas laktosa hanya diberikan kepada bayi yang mengalami dehidrasi berat dan
bayi yang secara klinis memperlihatkan intoleransi laktosa berat dan diarenya bertambah
pada saat diberikan susu. Susu tersebut dapat diberikan selama 1 minggu. Intoleransi laktosa
umumnya bersifat sementara akibat adanya kerusakkan mukosa usus. Aktivitas laktase akan
kembali normal begitu epitel mukosa usus mengalami regenerasi. Gejala intoleransi laktosa
mencakup diare cair profus, kembung, sering flatus, sakit perut, kemerahan di sekitar anus
dan tinja berbau asam.

Antibiotika

Antibiotika tidak diberikan secara rutin pada diare akut, meskipun dicurigai adanya bakteri
sebagai penyebab keadaan tersebut, karena sebagian besar kasus diare akut merupakan self
limiting. Pemberian antibiotika yang tidak tepat akan memperpanjang keadaan diare akibat
disregulasi mikroflora usus.

Lintas diare

1. Berikan oralit
2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Badriul Hegar

Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Mimisan: Kapan berbahaya?


11.04.2015

Mimisan merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan orang tua yang memiliki anak
berusia 2 hingga 10 tahun. Umumnya mimisan terjadi secara spontan dan dapat berhenti
dengan sendiri. Mimisan jarang menyebabkan hal yang serius, namun sering menyebabkan
ketakutan dan kekhawatiran untuk orang tua maupun anak yang mengalaminya. Mimisan
terjadi pada 60% masyarakat, hanya 6% yang membutuhkan pertolongan medis.
Hal apa saja yang menyebabkan mimisan?

Penyebab mimisan dapat diklasifikasikan menjadi penyebab lokal dan kelainan sistemik
(Tabel 1), namun umumnya 80-90% kasus penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Mimisan
pada anak sering diakibatkan adanya trauma misal mengorek hidung (nose picking).

Tabel 1. Penyebab mimisan

Sumber: Am Fam Physician. 2005 ;71:305-11, Postgrad Med J. 2005;8:309-14

Anatomi hidung

Hidung merupakan organ yang kaya akan aliran darah. Pembuluh darah yang terdapat di
hidung terletak superfisial dan tidak terlindungi oleh apapun sehingga apabila terjadi trauma,
mudah terjadi iritasi mukosa dan perdarahan. Berdasarkan lokasi perdarahan, mimisan dibagi
menjadi perdarahan anterior (depan) dan posterior (belakang). Lebih dari 90% kasus mimisan
terjadi akibat perdarahan di bagian depan hidung (anterior), yaitu tempat adanya plexus
Kiesselbach atau sering disebut Littles area di septum nasal. Plexus Kiesselbach merupakan
gabungan dari beberapa pembuluh darah arteri, yaitu arteri ethmoidalis anterior, arteri greater
palatine, dan arteri sphenopalatine yang terletak di septum nasal anterior.
Perdarahan yang berasal dari bagian hidung belakang (posterior) berasal dari plexus
Woodruff yang terletak di rongga hidung bagian belakang atas atau konka media. Perdarahan
ini jarang terjadi pada anak dan umumnya akibat kelainan pembekuan darah, tumor, atau
inflamasi. Sifat perdarahan posterior umumnya lebih berat dan berisiko menyebabkan
sumbatan saluran jalan napas, tertelannya darah, dan sulitnya mengontrol perdarahan.
Gambar 1 dan 2. Anatomi pembuluh darah hidung (plexus Kiesselbach dan Woodruff)

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat anak mimisan

1. Bersikap dan sarankan anak supaya tenang. Anak memiliki risiko menelan darah yang akan
menyebabkan sumbatan jalan napas apabila anak panik.
2. Posisikan kepala menghadap ke bawah. Tekan hidung bagian depan secara pelan selama 5-
10 menit. Ulangi proses ini apabila setelah 5-10 menit, mimisan masih terjadi
Gambar 2. Proses penekanan hidung

3. Suruh anak untuk bernapas melalui mulut. Keluarkan darah yang tertelan dan jangan
menelan ludah karena akan menyebabkan mual dan tersedak.

Kapan saya harus membawa anak saya ke dokter?

Orang tua harus membawa anaknya ke rumah sakit apabila terjadi salah satu hal berikut:

1. Mimisan tidak berhenti dengan penekanan


2. Mimisan yang hebat, dapat menyebabkan pingsan
3. Mimisan berulang
4. Mimisan pada bayi atau anak berusia 2 tahun
5. Sumbatan jalan napas
6. Mimisan akibat kelainan anatomi dan trauma pada wajah

Penulis: Fitri Primacakti (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Batuk: Lawan atau Kawan?


14.04.2015
Apa itu batuk?

Batuk, siapa yang tidak mengenal atau tidak pernah mengalaminya? Banyak orang yang
merasa dan mengira batuk adalah hal yang sepenuhnya negatif. Batuk itu mengganggu,
meresahkan, membuat khawatir, bahkan batuk dianggap sebagai penyakit. Benarkah itu?
Banyak iklan obat batuk bebas yang mengesankan bahwa batuk itu sepenuhnya masalah,
batuk itu musuh yang harus dilawan habis-habisan dengan segala daya dan upaya. Apa iya?
Batuk itu lawan, atau kawan?

Batuk adalah ledakan udara keluar dari dalam saluran napas yang berada di rongga dada yang
menimbulkan bunyi yang khas. Ledakan udara ini menimbulkan efek mendorong keluar
semua benda yang ada di sepanjang saluran napas. Proses pendorongan inilah merupakan
fungsi utama batuk yaitu mendorong keluar lendir yang berlebihan di produksi pada saat
saluran napas kita sedang mengalami radang akibat berbagai hal.

Bagaimana batuk timbul?

Lampu di rumah kita akan menyala jika saklarnya ditekan. Mirip dengan itu, batuk juga akan
menyala bila saklar batuk terangsang. Saklar batuk ini disebut sebagai reseptor batuk. Bila
reseptor ini terangsang maka akan dikirim isyarat melalui saraf ke pusat pengatur batuk di
otak. Selanjutnya pusat batuk akan mengirim perintah melalui saraf juga ke otot dinding dada
untuk berkontraksi (mengerut). Akibat kontraksi otot dinding dada, tekanan dalam rongga
dada akan meningkat, yang pada satu titik tertentu akan dilepaskan dengan mendadak, dan
terjadilah batuk.

Apakah batuk ada gunanya?

Saluran napas merupakan satu dari tiga sistem organ manusia yang paling banyak terpajan
dengan lingkungan yang dapat merupakan ancaman bagi kesehatan kita. Dua yang lain
adalah kulit dan saluran cerna. Jika dibandingkan, dari segi luasnya area pajanan maka yang
paling luas adalah saluran cerna. Pada orang dewasa, jika permukaan dinding mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar hingga dubur direntangkan maka luasnya
sekitar 400m2. Luas permukaan saluran napas hingga kantong napas (alveoli) direntangkan
maka luasnya sekitar 40m2. Sedangkan luas permukaan kulit manusia dewasa sekitar 4m.
Jika dibandingkan kekerapan pajanan dengan dunia luar, maka yang paling kerap adalah kulit
tentunya, kedua saluran napas, dan yang ketiga adalah saluran cerna. Jadi dari segi kekerapan
dan luasnya pajanan, saluran napas berada di antara kulit dan saluran cerna.

Dalam usaha melindungi dari berbagai pajanan luar yang dapat mengancam, kita bisa
mengusahakan perlindungan kulit dengan berbagai cara. Berteduh jika terkena hujan atau
panas, memakai payung, memakai topi, memakai syal, memakai baju, jaket, selimut dan
pelindung lain. Kita juga dapat melindungi kulit kita dengan minyak pelembab, sunblock,
atau olesan obat antinyamuk.

Untuk saluran cerna juga dapat kita lindungi dengan memilih dan memilah apa saja yang
akan kita masukkan ke dalamnya. Lalu bagaimana dengan saluran napas? Kita bisa
mengenakan masker, namun tidak sepenuhnya dapat melindungi. Ketika kita melihat dan
mencermati udara di tempat kita sedang berada tidak sehat dan membahayakan, dapatkah kita
memilah dan memilih untuk tidak memasukkan ke dalam saluran napas? Tentu tidak.
Bagaimanapun jeleknya keadaan udara, mau tidak mau kita harus menghirupnya, karena kita
tidak dapat berlama-lama menunda napas kita. Dalam keadaan demikian, sistem saluran
napas kita perlu pelindung yang handal, dan di situlah batuk berperan. Batuk salah satu
pelindung handal saluran napas kita.

Peran batuk sehari-hari

Normalnya saluran napas kita memproduksi lendir dalam jumlah secukupnya. Lendir ini
berperan untuk memerangkap berbagai benda asing renik yang melayang masuk hingga ke
saluran napas ujung. Benda asing renik ini kemudian akan di dorong ke arah pangkal saluran
napas oleh mekanisme mirip ban berjalan yang disebut bersihan mukosilier. Bila volumenye
sudah cukup besar, kombinasi benda asing renik dan lendir yang memerangkapnya akan
merangsang reseptor yang kemudian membangkitkan mekanisme batuk, dan mendorongnya
keluar. Benda asing padat cukup besar atau cairan minuman atau makanan yang seharusnya
masuk ke saluran makanan namun keliru masuk ke saluran napas juga akan membangkitkan
mekanisme batuk. Batuk berperan sebagai pelindung dan penjaga saluran napas kita.

Begitulah peranan batuk sebagai bagian dari mekanisme pertahanan saluran napas untuk
menjaganya dari berbagai benda asing. Dapat kita lihat bahwa batuk merupakan anugerah
Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kita. Jika kita tidak mempunyai mekanisme batuk maka kita
akan tenggelam oleh lendir saluran napas kita. Benda asing dari luar dan kuman akan leluasa
masuk dan menyebabkan kerusakan dan penyakit di saluran napas kita. Mencermati peran
batuk tersebut, batuk ternyata sangat bermanfaat. Batuk adalah kawan.

Apakah ada manfaat lain batuk?

Selain sebagai pelindung, batuk mempunyai manfaat lain, yaitu sebagai alarm. Dalam
keadaan normal, sehari-hari kita juga mengalami batuk sesekali yang umumnya tidak kita
sadari. Jika batuk timbul kerap, baru kita menyadari kehadirannya. Batuk yang timbul kerap
atau intensitasnya hebat merupakan tanda, ada sesuatu yang bermasalah di saluran napas kita.
Dengan demikian batuk memberi kita peringatan, berfungsi sebagai alarm. Kita berusaha
mencari tahu mengapa alarm batuk menyala. Bila kita tidak dapat mengidentifikasi
penyebabnya, perlu konsultasi ke dokter, yang akan berusaha menentukan apa masalah yang
mendasari. Jika sudah ditemukan, masalah dasar itu sendiri yang perlu ditatalaksana.

Apakah batuk merupakan penyakit?

Penyakit adalah keadaan terganggunya fungsi satu atau lebih organ tubuh kita. Penyebab
gangguan ini bermacam-macam. Akibat gangguan fungsi tersebut, akan muncul gejala sesuai
dengan organ tubuh yang mengalami gangguan. Seperti diuraikan di depan, saluran napas
dapat terpajan dengan berbagai hal dari luar yang dapat mengganggunya. Kuman dapat
menyebabkan penyakit infeksi di saluran napas. Alergen dapat mencetuskan penyakit alergi
di saluran napas. Bahkan asap rokok saja dapat mengganggu fungsi saluran napas. Gangguan
ini akan merangsang reseptor batuk. Jadi batuk adalah gejala adanya gangguan atau penyakit
di saluran napas.

Apakah batuk membahayakan?

Dari uraian di depan, terlihat bahwa batuk merupakan kawan yang banyak sekali peran dan
manfaatnya untuk kesehatan kita. Namun dalam beberapa keadaan, batuk dapat merugikan
yaitu bila kekerapan atau keparahannya meningkat. Batuk yang terlalu kerap timbul tentu
akan mengganggu si pasien dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal pasien anak, akan
mengganggu si anak dan juga orangtuanya. Apalagi jika batuk lebih menonjol timbulnya
pada malam hari, sehingga mengganggu tidur anak dan orangtua. Untuk anak yang sudah
sekolah akan membuat anak mengantuk di sekolah keesokan harinya. Demikian juga
orangtuanya akan mengantuk di tempat kerjanya.

Batuk juga akan mengganggu bila intensitasnya hebat. Yang paling khas adalah batuk karena
pertusis atau batuk rejan, yang layak digelari rajanya batuk. Batuk pertusis timbul secara
bersambung dalam waktu cukup lama sehingga pasien tidak sempat bernapas. Bila pasien
sempat mencuri napas di sela-sela batuk, pasien akan menarik napas panjang hingga
terdengar bunyi whooop. Itu sebabnya pertusis disebut juga sebagai whooping cough.
Sungguh kasihan melihat pasien pertusis sedang mengalami serangan batuk. Bila sudah
terjadi seperti tidak banyak yang dapat kita lakukan. Obat penekan batuk (anti-tusif) pun
tidak banyak membantu. Pada bayi muda di bawah 2 bulan, bahkan pertusis dapat
menyebabkan terhentinya napas (apne) yang dapat menyebabkan kematian.Itu sebabnya
usaha pencegahan pertusis dengan imunisasi sangat perlu dilakukan.

Batuk sarana penularan penyakit infeksi

Penyakit infeksi adalah penyakit akibat masuknya kuman ke bagian tubuh yang normalnya
tidak ada kuman tersebut. Kuman kemudian memperbanyak diri dan menimbulkan kerusakan
jaringan tubuh yang terkena dan terjadilah penyakit infeksi.

Pada saat batuk, di doronglah segala isi saluran napas, termasuk kuman. Dengan demikian
batuk merupakan sarana penyebaran kuman yang kemudian dapat terhirup oleh orang lain di
sekitarnya. Jadi batuk dapat merupakan sarana penularan efektif penyakit infeksi saluran
napas.
Bagaimana menyikapi batuk?

Pada dasarnya batuk timbul untuk membantu kita membersihkan saluran napas dari segala
macam benda yang berbahaya. Jika batuk timbul, maka kita berusaha memfasilitasi batuk
menyelesaikan tugasnya, antara lain dengan banyak minum air, dan jika perlu minum obat
pelancar batuk, bukan obat penekan batuk. Jika batuk terus membandel, perlu konsultasi ke
dokter yang akan mengidentifikasi gangguan atau penyakit dasar penyebab batuk. Kemudian
yang diobati adalah penyakit dasarnya, bukan semata-mata menghilangkan gejala batuknya.

Etiket batuk

Batuk tidak selalu disebabkan oleh penyakit infeksi, namun bagi awam tentu tidak mudah
membedakannya. Secara umum, lebih baik melaksanakan etiket batuk jika sedang
mengalaminya. Jika memang batuk karena penyakit infeksi, agar kuman tidak menyebar
maka saat batuk, tutupi hidung dan mulut dengan kertas tissue yang kemudian dibuang ke
tempat sampah. Cara lain adalah dengan menutupi mulut dengan lengan kanan atau kiri.
Jangan gunakan telapak tangan untuk menutupi mulut saat batuk karena kuman akan
menempel di tangan, yang bisa menyebar bila kita memegang benda apapun atau bersalaman
dengan orang.

Ringkasan

Batuk adalah anugerah Tuhan sebagai sarana perlindungan saluran napas. Batuk bukan
penyakit, tetapi merupakan gejala penyakit. Batuk akan timbul bila reseptor batuk di saluran
napas terangsang. Batuk akan menghilang jika rangsangan reseptor batuk tidak ada lagi.
Batuk adalah kawan, bukan lawan. Oleh karena itu batuk perlu dibantu melaksanakan
tugasnya. Jangan lupa untuk melaksanakan etiket batuk jika sedang batuk.

Penulis:
Darmawan B Setyanto
Anggota UKK Respirologi IDAI
Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM Jakarta

Anda mungkin juga menyukai