Anda di halaman 1dari 3

3 Hal yang Bisa Dipelajari Dari Proses

Supply Chain di Apple


by
Shift
posted on
Nov 14, 2014
0

Seperti produk-produk iPhone terdahulu, iPhone terbaru juga menghadapi kekurangan pasokan
di tengah permintaan yang sangat besar. Bahkan saat Foxcon telah memproduksi 400.000 iPhone
6 dan jumlah itu tidaklah cukup. Sehingga akhirnya, Foxconn harus menambah produksi iPhone
6 dan 6 Plus hingga 140.000 per harinya. Namun, penambahan volume produsksi ini masih tidak
bisa memenuhi permintaan pasar.

Hal ini membuat Apple harus berjuang untuk melakukan konsolidasi dengan pemasoknya, dan
menentaskan isu-isu yang lebih sistemik seputar rantai pasokan Apple sendiri.

Meskipun tidak semua perusahaan menghadapi permasalahan serupa seperti Apple, yang
kualahan akan permintaan pasar dan harus bersaing dengan proses supply chain global yang
kompleks, namun organisasi Anda bisa belajar, bagaimana Apple mengelola proses supply chain
mereka yang kompleks demi bisa memenuhi permintaan pasar.
Berikut 3 hal yang bisa Anda pelajari dari proses Supply Chain di Apple seperti yang dijabarkan
Paul Noel, seorang Advisor di PES Network dalam Industryweek.com:

Terlalu banyak telur dalam satu keranjang

Kalimat ini memang hanya kiasan. Pasalnya, Apple seperti banyak diketahui, adalah salah satu
perusahaan teknologi terkemuka di dunia. Sehingga, tidak heran perusahaan sekelas Apple
seharusnya memerlukan pemasok lebih banyak demi memenuhi permintaan pasar.

Seperti dilansir Manufacturing.net, salah satu hambatan utama dalam rantai pasokan Apple
adalah Apple sangat ketergantungan pada pemasok langganannya, Foxconn dalam memproduksi
produknya.

Berbeda dengan tahun lalu saat Apple mengeluarkan iPhone 5S dan iPhone 5 C. Ternyata, proses
produksinya tidak sekaligus dilakukan oleh satu pemasok yang sama. Saat itu, untuk
memproduksi iPhone 5 S, Apple menggaet Foxconn, sedangkan untuk produksi iPhone 5C,
Apple menggaet pemasok lain, yakni Pegatron.

Tahun ini? Produksi kedua model iPhone baik 6 dan 6 Plus, dilakukan sekaligus oleh Foxconn
tanpa menggaet pemasok lain. Hasilnya, seperti banyak dikabarkan, Foxconn kualahan untuk
memenuhi volume produksi yang diminta Apple.

Sehingga menurut Paul Noel, solusinya adalah perusahaan harus menghindari sentralisasi rantai
pasokan untuk mencegah terjadinya kesalahan besar.

Siklus desain berfokus pada proses dan fleksibelitas

Hambatan lain yang dihadapi Apple dalam proses produksi iPhone adalah tingginya tingkat
kompleksitas yang melekat pada desain layar. Tingkat keberhasilan untuk layar iPhone 6 yang
berukuran 4,7 inci adalah sekitar 85% sedangkan untuk iPhone 6 Plus dengan layar 5,5 inci
adalah sebesar 50-60%.

Sehingga margin terjadinya kegagalanpun menjadi harga yang harus dibayar Apple, demi
menjaga kualitas desain layarnya.

Meskipun sebagian besar perusahaan belum se-ekstrim Apple dalam hal desain, namun menurut
Noel, perusahaan tetap perlu menyadari kelemahan yang ada dalam proses produksi mereka
sendiri. Perusahaan harus mempertimbangkan bahwa proses produksi desain produk tidak selalu
praktis. Untuk itu, terkait dengan pemasok, perusahaan juga harus melihat tingkat keterampilan
karyawan, bahan yang digunakan dalam memproduksi, dan yang penting adalah membuat desain
yang lebih jelas dan sederhana.

Menekankan pada stabilitas dan efektifitas supply chain

Bisnis yang ingin mengoptimalkan rantai pasokan dapat menarik dua pelajaran utama dari taktik
canggih Apple, yaitu stabilitas dan efisiensi.
Alasan kenapa Apple hanya menggunakan satu pemasok atau memilih sentralisasi pemasok, hal
ini mungkin didorong untuk menjaga rahasia perusahaan, seperti kekayaan intelektual dan peran
mereka dalam melakukan kontrol terhadap proses produksi.

Salah satu cara untuk menemukan pemasok atau mitra terbaik adalah perusahaan harus
mengevaluasi proses pengadaan internal dan dampaknya terhadap rantai pasokan organisasi.
Proses pengadaan ini harus memperhatikan kuaitas pemasok dan kehandalannya dalam
memproduksi. Perusahaan yang ingin memperluas basis pemasok mereka atau mencari keahlian
khusus mungkin juga memerlukan database sebagai solusi pengadaan yang lebih modern. Hal ini
bertujuan agar secara efektif dapat mengidentifikasi mitra terbaik.

Dalam kasus produksi iPhone 6 dan 6 Plus, Apple jelas telah mendorong batas-batas dalam ilmu
rantai pasokan. Menyeimbangkan manfaat bagi pemasaran dan desain terhadap resiko pasokan
yang tersentralisasi. Sehingga, tentu banyak yang bisa Anda pelajari dari strategi yang digunakan
Apple terhadap proses rantai pasokannya.***

Sumber: Industryweek.com

http://shiftindonesia.com/3-hal-yang-bisa-dipelajari-dari-proses-supply-chain-di-apple/

Anda mungkin juga menyukai