Anda di halaman 1dari 13

Minggu, 11 November 2012

KELAINAN PADA LIDAH

Diposting oleh Tika Sartika di 14.13

A. Pengertian Lidah

Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah
zat-zat kimia berupa larutan. Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah
perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau.
Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu basah dan berwarna
merah jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan lidah
kalian di cermin, maka akan tampak tonjolan-tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan kecil itu
disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:

a. Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk
huruf V.

b. Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi
lidah

c. Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila inilebih
banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap.

Pada papila-papila inilah terdapat kuncup pengecap yang merupakan kumpulan ujung-ujung
saraf pengecap dan oleh serabut-serabut saraf dihubungkan dengan otak. Suatu zat dapat dirasakan
oleh lidah bila zat tersebut berupa larutan. Larutan tersebut kemudian memenuhi parit-parit di sekitar
papila-papila. Karena pada papila tersebut terdapat kuncup-kuncup pengecap, maka zat yang mengisi
parit tersebut merangsang kuncup pengecap. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke
otak untuk diartikan. Kuncup-kuncup pengecap dapat membedakan empat rasa pokok yaitu asam, pahit,
manis dan asin. Namun terkadang kita juga dapat merasakan lebih dari empat rasa tersebut. Hal ini
terjadi karena melibatkan faktor-faktor lain yaitu: a. Kombinasi keempat rasa utama tersebut
menghasilkan rasa baru.

b. Peranan reseptor-reseptor pencium, suhu dan sentuhan.

Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh kuncup-kuncup pengecap yang berbeda dan kuncup
kuncup tersebut berkumpul pada bagian tertentu di permukaan lidah (lihat pada Gambar). Namun tiap
orang mempunyai variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut.

Gambar 2.1

Penyebaran daerah rasa pada permukaan lidah


B. Jenis Jenis Kelainan Pada Selaput Lidah

1. Warna Lidah

Warna lidah normal adalah pink. Bila lidah berubah warna seperti dibawah ini kemungkinan menderita
beberapa penyakit:

Putih

Menunjukkan defisiensi Qi dan Xue Tampak pada superficial (luar)/ sindrom dingin

Kuning

Menunjukkan sindrom panas di dalam

Kuning tua

Biasanya dijumpai pada demam tinggi

Abu-abu

Menunjukkan panas atau dingin didalam

Merah

Menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adanya panas pd
jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya anguan ginjal dan kandung empedu.

Ungu

Menandakan adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan

Biru

Menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.

Hitam

Menunjukkan penyakit yang berbahaya, menunjukkan panas yang kuat/ dingin

Hitam keabu-abuan

Menunjukkan lembab dingin di dalam

Kecoklatan

Menunjukkan adanya penimbunan panas pathogen

Keabu - abuan, kuning, lengket


Menunjukkan panas hebat karena kekurangan Yang

Hitam, kuning, kering dengan tanduk pada permukaan lidah

Menunjukkan pemakaian cairan tubuh oleh panas yang hebat.

Gambar 2.2 Warna Lidah

2. Kualitas Lidah

1. Tebal

Menunjukkan akumulasi cairan tubuh yang disebabkan karena

Yang defisiensi pada Ginjal dan Limpa

Retensi dan stagnasidari Dahak-Lembab

2. Tipis

Menunjukkan terjadinya defisiensi Darah dan Qi kalau disertai warna pucat, dan defisiensi Yin kalau
disertai warna Merah dan tidak ada selaput. Kondisi lidah yang tipis menunjukkan bahwa kondisi
penyakitnya telah menahun. Dapat juga karena defisiensi Yin yang mengarah pada Api Hati

3. Kering

Menunjukkan adanya panas, dimana panas pathogen memakai cairan tubuh.

4. Kering, kasar, berduri (rough coating)

Disebabkan karena cairan Yin menguap/ tidak cukup, bias juga karena kekurangan/ tidak adanya Yang Qi
untuk mendorong ke atas.

5. Licin, basah ( sliperry coating)

Menunjukkan retensi lembab di interior

6. Berminyak (greasiness) menunjukkan :

Keadaan lembab

Retensi phlegma

Dyspepsia

Lembab panas karena penekanan Yang Qi oleh pathogen

7. Koagulasi (curdiness)
Menunjukkan naiknya factor-faktor pathogen busuk dari lambung karena terjadi excessive panas di
lambung

8. Mengelupas (exfoliation)

Menunjukkan : merupakan manifestasi kegagalan Yin lambung/ gangguan Qi lambung.

Gambar 2.3 Kualitas Lidah

Lidah tak berakar (root scrapping)

Menunjukkan :

Kalo lapisan itu mempunyai akar ( menutup seluruh lidah) menunjukkan excess syndrome ( sindrom
panas) dimana Qi lambung dalam keadaan cukup (disebut false coating)

Kalo lapisan itu tidak punya akar (menutup sebagian lidah saja ) menunjukkan sindrom dingin dari
lambung/ Qi yang kurang dari lambung (true coating).

C. Kelainan Pada Lidah

1. Kelainan Kongenital pada Lidah :

1.Microglossi

Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut Sindroma Pierre-
Robin.

2. Macroglossi

Lidah sangat besar, mudah terkena infeksi. Disebabkan kretinisme kongenital dan idiopatik (mungkin
hipotiroid pada ibu ). Dapat dijumpai neurofibroma dan/hemangioma.

3. Median Rhomboid Glossitis

Kelainan kongenital pada lidah karena papilla lidah tidak tumbuh. Histologisnya seperti radang sehingga
ada yang menggolongkannya sebagai radang namun secara patogenesis kelainan ini bersifat kongenital.

4. Tuberkulum impar

pada bagian tengah lidah tidak tertutup oleh kedua tuberkulum lateral lidah, sehingga tanpa epitel dan
berbentuk belah ketupat.
5. Tounge Tie

Lidah seperti dasi. Terjadi gangguan komunikasi karena frenulum lidah terlalu panjang.

6. Scrotal Tounge

Lidah seperti skrotum dengan fisura-fisura yang terlalu dalam dan rugae-rugae kasar.

7. Bifid Tounge

Lidah terbelah akibat perpaduan lidah kanan dan kiri terganggu. Tie Tounge, Scrotal Tounge, dan Bifid
Tounge merupakan merupakankelainan kongenital yang secara fungsional tidak mengganggu.Keadaan
dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut Keadaan dimana lidah
lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut merupakan Radang Mukosa Mulut dan
Gingiva Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal.

2. Macam-macam Penyakit Pada Lidah

1. Kanker Lidah

Kanker lidah adalah kanker yang terjadi pada lidah. Kanker lidah adalah jenis umum dan serius dari
kanker kepala dan leher. Kondisi ini biasanya muncul sebagai sel skuamosa (tempat, benjolan putih atau
ulkus) pada lapisan luar lidah. Studi penelitian menunjukkan bahwa orang dengan riwayat nikotin dan
ketergantungan alkohol memiliki insiden yang lebih tinggi kanker lidah. Lebih dari 10.000 orang Amerika
didiagnosa setiap tahun dengan kanker lidah. Ketika kanker terbentuk di depan dua-pertiga dari lidah,
itu diklasifikasikan sebagai jenis kanker rongga mulut disebut kanker lidah mulut. Kanker yang
berkembang di sepertiga sisanya lidah disebut kanker dasar lidah dan dianggap sebagai bentuk
tenggorokan (orofaringeal) kanker.

Penyebab kanker lidah

Asap rokok yang mengepul dalam rongga mulut dan terkena lidah dapat memicu kanker lidah. Selain
asap rokok, kebiasaan minum alkohol dapat memicu munculnya kanker lidah, selain itu pemakaian gigi
palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetik dapat menjadi
penyebab kanker lidah.

Gejala dan tanda kanker lidah


Gejala dan tanda yang dapat muncul pada kanker lidah adalah :

1. biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang
adekuat,

2. mudah berdarah,

3. nyeri lokal,

4. nyeri yang menjalar ke telinga,

5. nyeri menelan,

6. sulit menelan,

7. pergerakan lidah menjadi semakin terbatas.

Pengobatan kanker lidah

Pengobatan kanker lidah berdasarkan stadium kanker, umumnya dilakukan dengan operasi, radioterapi
atau kemoterapi. Kanker pada dasar lidah biasanya dirawat dengan kombinasi kemoterapi dan terapi
radiasi (kemoradiasi), kadang-kadang diikuti dengan pembedahan.

2. Sariawan

Seriawan (disebut pula sariawan) atau stomatitis aphtosa adalah suatu kelainan pada selaput lendir
mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan
agak cekung. Munculnya Seriawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.

Seriawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi
menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.

Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya seriawan, seperti luka
tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi,
kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit.

Seriawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya
kanker rongga mulut.
Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA
dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang
lemah, obat-obatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.

Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah Scurvy atau kegagalan proses sintesis kolagen yang
ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit (purpura) dsb.

3. Geografic Tongue

Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan
lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.

gangguan tersebut biasanya terjadi pada anak usia di atas 2 tahun, seringkali penderita alergi mengalami
keluhan seperti ini. geographic tongue seringkali terjadi bila terjai gangguan pada saluran cerna.
penyebab gangguan ini bisa karena alergi makanan atau diperberat saat terjadi infeksi demam, batuk
atau pilek.

gangguan tersebut biasanya disertai gangguan pencernaan lainnya di antaranya :

saluran cerna : mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak. mual pagi hari. sering buang
air besar (bab) 3 kali/hari atau lebih, sulit bab (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran
kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. sering kembung, sering buang angin dan bau tajam.
sering nyeri perut.

gigi dan mulut : nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah bengkak/berdarah.
bibir kering dan mudah berdarah, sering sariawan, lidah putih & berpulau, mulut berbau, air liur
berlebihan.

gangguan lain yang menyertai

saluran napas dan hidung : batuk / pilek lama (>2 minggu), asma, bersin, hidung buntu, terutama malam
dan pagi hari. mimisan, suara serak, sinusitis, sering menarik napas dalam.

kulit : kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. warna putih
pada kulit seperti panu. sering menggosok mata, hidung, telinga, sering menarik atau memegang alat
kelamin karena gatal. kotoran telinga berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis
eksterna).

pembuluh darah vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering lebam kebiruan pada tulang kering kaki
atau pipi atas seperti bekas terbentur. berdebar-debar, mudah pingsan, tekanan darah rendah.

otot dan tulang : nyeri kaki, kadang nyeri dada terutama saat malam hari

saluran kencing : sering minta kencing, bed wetting (semalam ngompol 2-3 kali)
mata : mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). kulit hitam di area bawah kelopak mata.
memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.

hormonal : rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi badan.

kepala,telapak kaki/tangan sering teraba hangat. berkeringat berlebihan meski dingin (malam/ac).
keringat berbau.

fatique : mudah lelah, sering minta gendong

perilaku yang sering menyertai

gerakan motorik berlebihan anak tidak bisa diam, sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan
di kasur (smackdown}. tomboy pada anak perempuan : main bola, memanjat dll.

gangguan tidur malam : sulit tidur bolak-balik ujung ke ujung, tidur posisi nungging,
berbicara,tertawa,berteriak, sering terbangun duduk saat tidur,,mimpi buruk, beradu gigi

agresif meningkat sering memukul kepala sendiri, orang lain. sering menggigit, menjilat, mencubit,
menjambak (spt gemes)

gangguan konsentrasi: cepat bosan sesuatu aktifitas kecuali menonton televisi,main game, baca komik,
belajar. mengerjakan sesuatu tidak bisa lama, tidak teliti, sering kehilangan barang, tidak mau antri,
pelupa, suka bengong, tapi anak tampak cerdas

emosi tinggi (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala, negatifisme

gangguan keseimbangan koordinasi dan motorik : terlambat bolak-balik, duduk, merangkak dan
berjalan. jalan terburu-buru, mudah terjatuh/ menabrak, duduk leter w.

gangguan oral motor : terlambat bicara, bicara terburu-buru, cadel, gagap. gangguan menelan dan
mengunyah, tidak bisa makan makanan berserat (daging sapi, sayur, nasi) disertai keterlambatan
pertumbuhan gigi.

4. Atropic Glossitis

Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah
maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi
banyak didapatkan pada penderita anemia.

5. Fissured Tongue
Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga bercabang-cabang.

6. Coated Tongue

Coated tongue adalah lapisan berwarna putih, kuning, atau kecoklatan di atas permukaan lidah,
yang disebabkan oleh adanya akumulasi dari bakteri, debris makanan, lekosit dari poket periodontal,
dan deskuamasi sel epitel (Danser et al, 203).

Pasien yang lebih tua memiliki prevalensi yang lebih sering untuk coated tongue dari pada pasien yang
lebih muda. Perubahan pola diet, ketidakmampuan fisik untuk menjaga oral hygiene dengan baik, dan
penurunan jumlah aliran saliva akan menyebabkan akumulasi dari debris oral. Selain itu dikatakan pula
bahwa ketebalan coated tongue akan semakin bertambah pada pasien penderita penyakit periodontal.
Leukosit meningkat pada saliva pasien dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan terakumulasi pada
permukaan lidah (Danser et al, 2003). Coated tongue akan menyebabkan terjadinya penumpukan
bakteri, bau mulut dan sensasi rasa pada lidah kurang peka(Quirynen et al, 2004).

Etiologi

Secara mikroskopis pembentukan coated tongue berhubungan erat dengan tingkat multipikasi sel epitel,
kuantitas dari desmosom dan granul pada selaput membrane (Danser et al,2003). Berikut adalah
beberapa predisposisi terjadinya coated tongue (Scully, 2001):

1. Edentulous

2. Diet makanan lunak

3. Oral hygiene yang buruk

4. Puasa

5. Demam

6. Xerostomia

7. Konsumsi berbagai obat

Patofisiologi

Pada dasarnya, permukaan atas lidah adalah daearah yang rentan iritasi. Iritasi ini sering disebabkan
oleh minuman yang terlalu panas atau makanan yang kasar. Hal tersebut menyebab bagian permukaan
lidah membentuk perlindungan berupa lapisan dari keratin yang telah mati. Dalam keadaan normal
jumlah keratin yang diproduksi sama dengan keratin yang mengelupas ( telah mati). Pada keadaan tidak
normal keseimbangan tersebut terganggu sehingga menyebabkan coated tongue. Coated tongue juga
dapat disebabkan oleh diet makanan lunak yang menyebabkan keratin tidak terangsang untuk
mengelupas (AOMP, 2005).
Gambaran Klinis

Gambaran coated tongue secara klinis berupa selaput (lesi plak) yang menutupi bagian permukaan atas
lidah. Selaput ini dapat berwarna putih kekuningan sampai berwarna coklat. Selaput terdiri dari
akumulasi bakteri, debris makanan, lekosit dari poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel. Selaput ini
dapat hilang pada pengerokan tanpa meninggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat muncul dan
hilang dalam waktu yang singkat (Danser et al 2003; Laskaris, 2006; Scully, 2001).

Diagnosis Banding

Lesi coated tongue harus dibedakan candidiasis, hairy leukoplakia, dan hairy tongue (Scully, 2001):

1. Candidiasis

Candidiasis merupakan infeksi oportunistik yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari Candida
albicans. Pertumbuhan candidiasis berlebih dapat disebabkan oleh iritasi kronis, kebersihan mulut yang
jelek, dan xerostomia. Lesi ini tampak sebagai plak mukosa berwarna putih, difus, dan bergumpal yang
dapat dikerok namun meninggalkan permukaan eritem, kasar, atau berdarah. Pada kondisi candidiasis
Daerah rongga mulut yang biasanya terkena adalah dorsum lidah, palatum, dan sudut bibir (Langlais dan
Miller, 1994).

2. Hairy Leukoplakia

Hairy leukoplakia adalah suatu temuan benar-benar mirip leukoplakia yang menunjukkan infeksi dan
imunosupresi dari HIV. Lesi ini terutama terletak pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi
permukaan dorsal dan ventralnya. Berasal dari virus Epstein-Barr. Lesi ini membentuk kupasan seperti
rambut dari lapisan permukaan parakeratotik serta menimbulkan plak berkerut tebal dan luas berwarna
putih. Tepinya tidak berbatas jelas dan lesi ini tidak hilang bila dikerok (Langlais dan Miller, 1994)

3. Hairy Tongue

Hairy tongue merupakan pemanjangan dari papilla fiiformis yang membuat dorsum lidah tampak seperti
berambut. Hairy tongue dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam. Warna tersebut adalah akibat
dari faktor-faktor intrinsik (organism kromogenik) dan ekstrinsik (warna makanan dan tembakau). Lesi
tersebut biasanya mulai dari dekat foramen caecum pada permukaan dorsal lidah , menyebar ke lateral
dan ke anterior. Papila filiformis yang terlibat akan berubah warna dan memanjang sampai beberapa
millimeter. Hairy tongue biaanya tanpa gejala, namun dalam keadaan yang parah hairy tongue dapat
menyebabkan gatal pada lidah (Langlais dan Miller, 1994)

Terapi

Terapi untuk coated tongue adalah sebagai berikut (Scully, 2001):

1. Terapi faktor yang melatarbelakangi terjadinya coated tongue


2. Meningkatkan oral hygiene

3. Membersihkan lidah

Metode membersihkan lidah dapat dilakukan dengan menggunakan instrument tongue-scraping yang
terbuat dari bahan plastik, atau dapat digunakan bagian cekung dari sendok sebagai alternatif.
Membersihkan lidah dengan sikat gigi pun dapat dilakukan, metode ini sangat mudah dan dapat
mengurangi rasa mual saat membersihkan lidah. Berikut ini adalah tahap-tahap membersihkan lidah
dengan tongue scraper (Danser et al, 2003):

- Keluarkan lidah dari mulut sepanjang-panjangnya

- Perhatikan daerah dengan akumulasi debris pada lidah, debris biasanya terletak pada daerah
paling posterior pada dorsum lidah

- Letakkan tongue scraper seposterior mungkin pada dorsum lidah

- Tongue scraper dipastikan dapat menyentuh seluruh permukaan lidah

- Berikan tekanan pada scraper sambil mendorong tongue scraper ke depan perlahan-lahan

- Bersihkan tongue scraper dari debris dengan air mengalir

- Ulangi prosedur scraping sampai debris tak dapat diambil lagi

- Bersihkan dan keringkan tongue scraper

- Gunakan peroxide atau asam ascorbic sebagai obat kumur

7. Glossopyrosis

Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak
ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan
dengan kelainan pada syaraf.

8. Oral candidosis

Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.. gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan
putih yang dapat dikerok.

D. Penyebab Cadel dan Cara Mengatasinya

1. Kurang matangnya koordinasi bibir dan lidah


Kemampuan mengucapkan kata-kata, vokal dan konsonan secara sempurna, sangat bergantung pada
kematangan sistem saraf otak, terutama bagian yang mengatur koordinasi motorik otot-otot lidah.
Untuk mengucapkan konsonan tertentu, seperti R, diperlukan manipulasi yang cukup kompleks antara
lidah, langit-langit, dan bibir.

Cara mengatasi:

Orangtua harus meluruskan dengan cara menuntun anak melafalkan ucapan yang benar. Tetapi ingat,
orangtua tak boleh memaksakan anak harus langsung bisa, apalagi jika saat itu belum tiba waktu
kematangannya untuk mampu melakukan hal tersebut. Pemaksaan hanya membuat anak jadi stres,
sehingga akhirnya dia malah mogok berusaha meningkatkan kemahiran berbahasanya. Lakukan pula
kerja sama dengan guru, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal.

2. Kelainan fisiologis

Cadel yang disebabkan kelainan fisiologis, jumlahnya sangat sedikit. Penyebabnya dibedakan menjadi 3
yakni:

* Gangguan pada bagian pendengaran.

Gangguan ini dapat berupa adanya kerusakan atau ketidaksempurnaan pada organ-organ yang terdapat
di telinga, sehingga bisa memengaruhi pendengaran. Akibatnya, informasi yang diperoleh tidak lengkap
sehingga berdampak pada daya tangkap dan tentunya juga memengaruhi kemampuan berbicaranya.

* Gangguan pada otak.

Ada beragam yang dapat dikategorikan sebagai gangguan pada otak. Di antaranya adalah
perkembangan yang terlambat, atau karena penyakit yang diderita seperti radang selaput otak, atau
kejang terus-menerus. Beragam gangguan ini dapat menyebabkan gangguanpada fungsi otak sehingga
berdampak pada gangguan bicara. Salah satunya adalah cadel.

* Gangguan di wilayah mulut.

Gangguan ini disebabkan adanya kelainan pada organ-organ di mulut (langit-langit, lidah, bibir, rahang,
dan lain-lain). Misal, bibir sumbing, langit-langitnya terlalu tinggi, lidah yang terlalu pendek, rahang yang
terlalu lebar, terlalu sempit, atau memiliki bentuk yang tidak proporsional. Namun umumnya kelainan
pada organ mulut ini sangat jarang terjadi.

Cara mengatasi:

Kelainan fisiologis dapat diatasi, tergantung berat ringan penyebabnya. Umumnya bila penyebabnya
termasuk katagori berat, maksudnya penyakitnya tak dapat disembuhkan atau kelainan organnya tak
dapat dikoreksi, maka bisa menjadi cadel yang menetap. Namun bila tergolong ringan, maka cadelnya
tidak menetap.
3. Faktor lingkungan.

Misal, karena meniru orangtuanya. Banyak orangtua yang menanggapi cadel anaknya dengan kecadelan
pula. "Jangan naik pagel (pagar, Red)." Akibatnya, malah bisa membuat anak jadi terkondisi untuk terus
bicara cadel. Padahal saat anak belajar berbicara, ia bisa mengucapkan suatu kata tertentu karena
meniru. Nah, kalau orangtua atau orang-orang yang berada di lingkungan terdekatnya berkata cadel, ia
akan berpikir, itulah yang benar. Jadilah ia cadel sungguhan. Begitu juga jika ayah atau ibunya cadel
(sungguhan). Kemungkinan, anak tak pernah mendengar dan belajar bagaimana seharusnya
mengucapkan konsonan tertentu.

Cara mengatasi :

Orangtua harus menghentikan kebiasan berkata cadel dan melakukan koreksi. Amati dengan jeli.
Contoh, bila hari ini bisa namun keesokan harinya tidak bisa, maka tugas orangtua segera mengoreksi
dengan menyebutkan yang sebenarnya. Mintalah kepada anak untuk mengulanginya beberapa kali.
Namun, jangan memaksa. Berikan penghargaan bila ia kembali mampu mengucapkannya dengan baik.
Jika orangtua memang cadel, mintalah orang-orang yang berada di lingkungan terdekat untuk
memberikan stimulasi kepada anak.

4. Faktor psikologis

Contoh, untuk menarik perhatian orangtuanya karena kehadiran adik. Yang semula tidak cadel, tiba-tiba
menjadi cadel karena mengikuti gaya berbicara adiknya.

Cara mengatasi:

Orangtua harus menunjukkan bahwa perhatian kepadanya tidak akan berkurang karena kehadiran adik.
Selain itu, orangtua juga harus terus mengajak anak bicara dengan bahasa yang benar, jangan malah
menirukan pelafalan yang tidak tepat.

MENCEGAH CADEL

Demi menghindari timbulnya cadel, rajin-rajinlah memberikan stimulasi pengucapan yang benar. Paling
lambat saat anak berusia 2 tahun. Jangan gunakan bahasa dengan pengucapan yang cadel. Jangan
mengganti bunyi "s" dengan "c" atau "r" dengan "l", dan lain-lain.

Jangan pula menghilangkan konsonan tertentu dalam berbicara. Ini kerap dilakukan tanpa disadari oleh
orang dewasa dengan alasan memudahkan. Yang paling sering adalah konsonan "R", semisal "pergi" jadi
"pegi" atau "es krim" jadi "ekim".

Anda mungkin juga menyukai