Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS INDONESIA

Manajemen Strategi
Summary Chapter 6
&
Global Gamesmanship

Oleh :
Sergia Louisa Sjahlim
1606962491

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
2017
Statement of Authorship
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas yang terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya. Saya
memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak atau dikomunikasikan
untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Manajemen Strategik

Tanggal : 2 Oktober 2017

Dosen : Agung Nugroho S.E., M.Mgt.

NAMA NPM TANDA TANGAN

Sergia Sjahlim 1606962491


CHAPTER 6 MENGUATKAN POSISI KOMPETITIF PERUSAHAAN

Setelah perusahaan menetapkan strategi kompetitif generiknya, perusahaan selanjutnya harus


memikirkan bagaimana memilih aksi kompetitifnya, kapan akan dilaksanakannya, serta lingkup
operasional yang dapat membantu untuk mengkomplemen pendekatan kompetitifnya serta
memaksimalkan dari keseluruhan strateginya.

1. Strategi ofensif untuk memperbaiki posisi pangsa pasar dari perusahaan


Strategi ofensif terbaik pada umumnya memiliki prinsip antara lain : berfokus untuk
memperkuat keunggulan kompetitifnya dan menjaga agar menjadi keunggulam kompetitif dalam
jangka panjang, menggunakan sumber daya yang dimana kompetitor sulit untuk melindungi
dirinya, menggunakan elemen kejutan yang diharapkan kompetitor terjadi dan memperlihatkan
kapasitas perusahaan untuk bertindak secara cepat dan tegas untuk membuat kompetitor
kewalahan. Dalam menetapkan strategi ofensif, perusahaan harus mampu memahami (1) dasar
dari serangan kompetitifnya dimana berarti perusahaan harus mengeksploitasi kekuatan dari aset
kompetitifnya, serta (2) dasar pemilihan kompetitor yang harus diserang. Strategi Blue-Ocean
adalah strategi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dengan membentuk segmen pasar
baru sehingga membuat kompetitor menjadi tidak relevan yang menyebabkan perusahaan dapat
membentuk permintaan yang baru.
2. Strategi defensif untuk memproteksi posisi pasar dan keunggulan kompetitif
Pada pasar kompetitif, seluruh perusahaan merupakan subjek dalam strategi ofensif dari
perusahaan kompetitor. Oleh karena itu, strategi defensif dibutuhkan untuk mengurangi resiko
untuk diserang, mengurangi dampak serangan yang terjadi, dan mendorong penantang untuk
mengerahkan usahanya pada kompetitor. Strategi defensif dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu
dengan memblok penantang, atau dengan menunjukkan kemungkinan akan pembalasan yang
kuat.
3. Pemilihan waktu yang tepat untuk bergerak dengan tindakan strategis
Perusahaan dapat memilih untuk menjadi trendsetter atau penggerak pertama maupun tidak.
Pada kondisi tertentu, ketika perusahaan memilih sebagai penggerak utama untuk menginisiasi
dalam melakukan tindakan strategis, terkadang dapat memberikan perusahaan keuntungan
kompetitif. Namun, menjadi penggerak pertama juga pasti akan memiliki banyak kerugian lainnya.
Oleh karena itu, perusahaan harus benar benar memahami keuntungan sebagai penggerak
pertama, maupun kerugiannya. Strategi ini berfokus pada segmen pembeli yang peka terhadap
harga serta biaya untuk menawarkan produk dengan harga yang lebih rendah. Strategi ini berusaha
memberikan fitur yang menarik bagi segmen konsumen yang lebih kecil dan spesifik, namun
dengan harga yang terjangkau. Ketika menggunakan strategi ini, perusahaan harus selalu mencari
biaya yang dapat direduksi, namun tanpa mengurangi kualitas dari produk itu sendiri.
4. Menguatkan posisi pasar suatu perusahaan dalam skala operasi
Dalam menguatkan kapasitas posisi perusahaan, dapat dilakukan secara vertikal, horizontal,
outsourcing, aliansi strategis dan melaui sistem kemitraan. Secara horizontal berarti memperluas
jangkauan pada segmen produk maupun jasa pada pangsa pasarnya. Hal ini dapat dilakukan
melalui akuisisi dan merjer. Sedangkan pada skala vertikal berarti memperluas aktivitas internal
perusahaan pada sepanjang rantai nilai perusahaan. Strategi ini dapat berupa integrasi kebelakang
yaitu dengan memasuki aktivitas yang sebelumnya dilakukan oleh pemasok pada rantai nilai,
maupun dengan integrasi kedepan, yaitu dengan melakukan aktivitas yang sebelumnya dilakukan
distributor pada rantai nilai maupun segala aktivitas yan mendekati pengguna akhir. Strategi ini
berfokus pada pembeli dengan selera yang spesifik dan kebutuhan pada pasar yang lebih kecil dan
terfokus. Strategi ini menjadi menarik apabila perusahaan memiliki target pasar yang tidak terlalu
besar, namun cukup untuk memberikan profit bagi perusahaan dan memberikan potensi untuk
berkembang. Pada strategi ini, perusahaan harus tetap berfokus pada pangsa pasar unik tersebut
tanpa menarik pangsa pasar yang lebih besar.
Strategi selanjutnya merupakan strategi outsourcing. Strategi ini dilakukan dengan
mengontrak beberapa kegiatan dalam rantai nilai, yang sebelumnya dilakukan secara internal
menjadi dilakukan oleh pihak eksternal. Apabila pemilihan kegiatan yang akan dilakukan secara
eksternal ini benar benar dipilih dengan baik, dapat membantu perusahaan untuk bergerak
dengan lebih efisien, mengurangi resiko perusahaan terhadap perubahan teknologi yang secara
terus menerus, dan membuat perusahaan dapat berfokus pada kegiatan intinya. Namun tentunya
strategi ini juga memiliki resikonya tersendiri.
Strategi berikutnya adalah strategi aliansi dan kemitraan. Strategi ini menawarkan
keuntungan yang dimiliki oleh strategi vertikal, horisontal maupun outsourcing dan mengurangi
resiko asosiasi. Strategi aliansi ini merupakan perjanjian formal antara 2 atau lebih perusahaan
dimana mereka sepakat untuk bekerja secara kooperatif untuk objektif yang sama. Pada umumnya
perjanjian kolaboratif yang terjadi berhenti pada urusan kepemilikan. Namun ada pula tipe aliansi
strategi yang saling terikat dalam kepemilikan yaitu joint venture atau kepemilikan bersama.
Perusahaan yang mampu mengelola alisansinya dengan baik dapat menciptakan sistem untuk
mengelola alisansinya, membentuk relasi yang baik dan hubungan kepercayaan dengan aliansi,
melindungi perusahaannya sendiri dari ancaman sikap oportunis, membentuk komitmen dengan
partnernya, dan menjadikan proses pembelajaran sebagai rutinitas dan bagian dari proses
manajemen.
ARTIKEL GLOBAL GAMESMANSHIP

Ketika perusahaan telah mengantisipasi gerakan dari kompetitor dan memanipulasi gerakan
tersebut untuk memberikan keuntungan pada perusahaan itu tersendiri, maka perusahaan itu telah
menggunakan strategi CSI (computing under strategic interdependence), dimana strategi ini juga
bergerak untuk mencapai target yang mana kompetitor sulit untuk mendeteksinya. CSI ini memiliki 3
tahapan utama, yaitu pembuka, permainan tengah, dan permainan akhir.

1. Pembuka (The Opening)


Pembuka ini ditujukan untuk menemukan dan mengeksploitasi ketergantungan antara
perusahaan satu dengan kompetitornya. Pihak manajemen harus benar-benar memahami kategori
produknya sendiri dan arena geografis dimana perusahaan itu bergerak. Terdapat 3 tahapan teknik
pada bagian pertama ini, yaitu (1) membuat tabel yang menunjukkan kategori produk dan arena
geografis dimana perusahaan bersaing, (2) pada setiap arena, ukur tingkat reaktivitas dari
kompetitor (mencakup kecenderungan kompetitor untuk bersaing mempertahankan kembali,
berdasarkan pangsa pasarnya, ukuran pasar, profitabilitas kompetitor dan lainnya), tingkat
menariknya arena untuk perusahaan, dan tingkat kemampuan kompetitor untuk melawan balik.
Pada tahapan terakhir, (3) memetakan hasil medan kompetitif tersebut kedalam bubble chart,
dimana sumbu vertikalnya akan menunjukkan setiap arena yang menarik untuk perusahaan, dan
sumbu horizontal menunjukkan tingkat reaktivitas dari kompetitor dan untuk ukuran lingkaran
menunjukkan kemampuan kompetitor untuk melawan kembali.
2. Permainan tengah (Middle game)
Pemahaman terhadap tipe dari CSI, dimana terdapat 6 tipe, yaitu onslaught, contest, guerrilla,
feint, dan gambit. Onslaught merupakan penyerangan langsung terhadap kompetitor dengan
tujuan utamanya adalah mengambil pangsa saham mayoritas pada arena target dan memaksa
kompetitor untuk mundur. Contest merupakan strategi yang lebih terfokus dari sebelumnya, yaitu
dengan fokus untuk menemukan arena yang sangat menarik dimana kubu bertahan memiliki
pertahanan dan kecenderungan melawan yang lebih rendah, kemudian perusahaan akan
melakukan serangan dimana yang tidak sebanding dengan kekuatan kompetitornya. Guerrilla
campaign berfokus pada arena yang sangat atraktif, dimana defender memiliki cukup banyak
clout. Perusahaan berfokus pada segmen yang belum banyak terjamah namun memiliki arena
yang sangat menarik. Segmen tersebut mungkin saja kecil dalam potensi penjualan, namun
objektifnya adalah untuk menggunakan mereka sebagai pembuka target pasar. Selanjutnya
adalah feint, opsi ini di desain untuk mengalihkan perhatian defender dari target utama dari
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penyerangan di area focalnya atau bukan
target sebenarnya dimana kompetitor memiliki reaktivitas tinggi dan clout yang tinggi. Opsi
terakhir adalah gambit. Opsi ini merelakan pasar yang tidak esensial bagi perusahaan tersebut
untuk memperoleh keuntungan di pangsa pasar lainnya. Opsi ini dilakukan dengan mundur dari
pasar fokal untuk memancing defender masuk dan pergi dari target utama nya.

3. Permainan akhir (End game)


Permainan akhir atau endgame , pada tahapan ini, manajemen akan memilih opsi CSI yang
akan digunakan yang paling sesuai dengan analisis yang dilakukan dan dapat digunakan beberapa
opsi tergantung pilihan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai