DAGUSIBU
DAGUSIBU
SAJIAN UTAMA
Telah Lama Dinanti Kehadirannya
Farmakope
Indonesia Edisi V
PERAN ORANG TUA
pada Penyampaian
DAGUSIBU Obat pada
Anak Usia Sekolah
Siaran Pers dan Remaja
Layanan Importasi
Prioritas Bahan Baku
Obat dan Makanan
Menurunkan Dwelling Time
dan Meningkatkan Daya
Saing Nasional PUBLIKASI
Perangi Produk Ilegal Melalui Pedoman
Operasi Storm VI Tahun 2015 Rasionalisasi
Komposisi Obat
Tradisional
tim redaksi
Penasehat : Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pengarah : Sekretaris Utama Badan POM
Penanggung jawab : Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan
Redaktur : Kepala Bidang Informasi Obat
Editor : Arief Dwi Putranto, S.Si, Apt., MT (PIOM)
Tanti Kuspriyanto, S.Si, M.Si (PIOM)
Arlinda Wibiayu, S.Si, Apt (PIOM)
Dwi Resmiyarti, S.Farm, Apt (PIOM)
Telah Lama
Dinanti Kehadirannya
Farmakope
Indonesia Edisi V
Hampir 20 tahun sejak terakhir diterbitkan, Farmakope Indonesia merupakan pedoman yang ditunggu kehadirannya sejak lama,
Apakah perbedaan Farmakope Indonesia kali ini dibanding terbitan sebelumnya? Yuk, kita simak!
Farmakope didefinisikan sebagai suatu buku standar farmasi 1995. Farmakope Indonesia yang terbaru adalah Farmakope
yang dimaksudkan untuk menjamin keseragaman dalam jenis, Indonesia Edisi V yang diterbitkan pada tahun 2014. Landasan
kualitas, komposisi, dan kekuatan obat yang telah diakui atau hukum Farmakope Indonesia tercantum dalam Undang-Undang
telah diizinkan oleh pemegang kewenangan dan diwajibkan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 105 yang berbunyi:
bagi apoteker (Urdang, G., 1951). Oleh karena itu Farmakope Sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan baku obat harus
bersifat mandatori, yang ditetapkan oleh pihak yang mempunyai memenuhi syarat farmakope Indonesia atau buku standar
kewenangan pada suatu negara. lainnya.
Isi utama buku farmakope adalah monografi yang menjadi Mengingat pentingnya Farmakope Indonesia yang selalu terjaga
standar bagi suatu obat atau bahan obat yang wajib dipenuhi oleh kekiniannya ini, maka Badan POM bersama dengan Kementerian
obat yang diproduksi dan beredar pada suatu daerah otoritas. Kesehatan telah menerbitkan Buku Suplemen Farmakope
Monografi berisi spesifikasi tentang identitas, kemurnian dan Indonesia yang dibuat pertama kali pada tahun 2009, yaitu
potensi/kekuatan dari obat atau bahan baku obat disertai syarat Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi IV. Selanjutnya di tahun
dan metode pengujiannya. 2010 diterbitkan Suplemen II dan 2011 diterbitkan Suplemen
III. Buku Suplemen Farmakope Indonesia berisi monografi baru
maupun monografi revisi yang dilengkapi dengan lampiran
baru maupun revisi. Monografi revisi adalah monografi yang
sebelumnya telah tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi
IV tetapi dalam perkembangannya perlu direvisi karena ada
perubahan seperti perubahan pada metode pengujian atau
persyaratan. Sedangkan monografi baru adalah monografi yang
sebelumnya belum tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi
IV. Lampiran dalam Farmakope Indonesia merupakan metode
pengujian ataupun pedoman yang diacu oleh monografi, sehingga
lampiran bisa juga perlu direvisi ataupun ditambahkan lampiran
baru, bila sebelumnya lampiran baru tersebut tidak tercantum
pada Farmakope Indonesia Edisi IV.
Setelah terbit 3 (tiga) Suplemen Farmakope Indonesia Edisi IV,
maka pada tahun 2015 telah diterbitkan dan disosialisasikan
Farmakope Indonesia Edisi V.
Kolaborasi Penyusunan FI
Sejarah Singkat Farmakope Indonesia (FI)
Pada tahun 2014, Badan POM bersama dengan Kementerian
Sejarah Farmakope Indonesia dimulai dengan terbitnya
Kesehatan telah selesai menyusun naskah Farmakope Indonesia
Farmakope Indonesia tahun 1962. Seiring dengan perkembangan
Edisi V. Farmakope Indonesia Edisi V merupakan integrasi dan
ilmu pengetahuan, diterbitkanlah Farmakope Edisi II di tahun
pemutakhiran dari Farmakope Indonesia Edisi IV dan 3 (tiga)
1972 beserta Ekstra untuk Farmakope Edisi II yang diterbitkan
suplemennya. Penyusunan Farmakope Indonesia dilakukan
di tahun 1974. Selanjutnya di tahun 1979 diterbitkanlah
oleh Panitia Farmakope Indonesia yang dibentuk oleh Menteri
Farmakope Edisi III dan Farmakope Indonesia Edisi IV pada tahun
Kesehatan Republik Indonesia. Anggota Panitia Farmakope mengalami perubahan dari format yang telah ada, kecuali
Indonesia terdiri dari pakar dalam berbagai bidang keahlian untuk judul monografi ditulis dalam Bahasa Indonesia dan
berasal dari berbagai institusi pemerintah dan swasta seperti Bahasa Inggris pada Farmakope Indonesia Edisi V, menggantikan
Badan POM, Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi Farmasi, penulisan Bahasa Indonesia dan Bahasa Latin pada Farmakope
Badan Tenaga Atom Nasional, dan perorangan. Panitia Penyusun Indonesia Edisi IV.
Farmakope Indonesia bertugas mengkaji monografi yang akan
Format monografi untuk bahan obat terdiri dari nama generik
dimuat dalam Farmakope Indonesia.
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; struktur molekul;
Dengan berdirinya Badan POM pada tahun 2001, maka nama kimia lengkap dengan nomor CAS dan bobot molekulnya;
kepanitiaan Farmakope Indonesia yang semula di bawah pernyataan kekuatan atau potensi bahan aktif dalam bahan yang
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan beralih diperiksa; pemerian bahan; kelarutan; identitas dan identifikasi;
kepada Badan POM dalam hal ini Direktorat Standardisasi kemurnian dan pengujiannya; prosedur penetapan kadar bahan
Produk Terapetik dan PKRT yang berada di bawah Kedeputian aktif; serta wadah dan cara penyimpanan.
I. Dalam pelaksanaannya, Panitia Farmakope Indonesia dibantu
Sedangkan format monografi untuk obat terdiri dari
oleh Tim Pelaksana Penyusunan Farmakope Indonesia. Tim
nama obat jadi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
terdiri dari perorangan dengan keahlian penyusunan standar,
pernyataan kekuatan atau potensi bahan aktif dalam sediaan
yang berasal dari Direktorat Standardisasi PT dan PKRT,
yang dimaksud/diperiksa; identitas dan identifikasi; kemurnian
Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional serta Direktorat
dan cara pengujiannya; kinerja obat dan pengujiannya (waktu
Pengawasan Produksi PT dan PKRT.
hancur, disolusi, keseragaman sediaan, dll); prosedur penetapan
Penyusunan buku Farmakope Indonesia bersifat dinamis, dalam kadar atau potensi bahan aktif dalam obat; serta wadah dan
hal ini Badan POM berusaha agar Farmakope Indonesia bisa penyimpanan.
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disamping itu, Badan POM mengupayakan agar Farmakope
Indonesia dapat menjadi buku standar yang science-based dan
up to date untuk mengawal mutu sediaan farmasi yang beredar
di Indonesia.
958
774
658
549
135 145
73 78
35
Diagram 1
Jika dibandingkan dengan Farmakope Indonesia edisi-edisi memperbarui Farmakope Indonesia dengan suatu program yang
sebelumnya, terdapat peningkatan jumlah monografi dan berkesinambungan.
lampiran dalam Farmakope Indonesia Edisi V, seperti tertera
pada Diagram 1.
Jenis monografi yang dimuat dalam Farmakope Indonesia Edisi V
seperti tertera pada Diagram 2.
Diagram 2
Beberapa jenis obat harus disimpan dalam kondisi tertentu untuk tidak berubah dari pabrik hingga diterima tangan pengguna
menjaga kestabilannya sehingga tetap aman dan berkhasiat saat obat. Akibatnya obat dapat tetap berkhasiat mengatasi penyakit.
digunakan. Obat ibarat madu atau racun. Obat disebut madu Jangan membeli obat dari tempat-tempat dengan penyimpan
karena obat dapat menghilangkan gejala sakit atau penyebab obat yang tidak sesuai persyaratan seperti misalnya langsung
penyakit. Obat disebut racun karena penggunaan obat yang terkena sinar matahari, tidak dalam kemasan asli dan tidak
tidak benar atau obat yang tidak disimpan dengan benar dapat dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang panas atau lembab,
menyebabkan efek samping yang merugikan kesehatan. Agar wadah/kotak tempat penyimpanan obat tidak dibersihkan
terhindar dari dampak negatif dari penggunaan obat, maka kita secara rutin, wadah penyimpanan obat tidak menurut jenisnya.
perlu menggunakan dan menyimpan obat secara benar.Untuk
itu kita perlu mengenal prinsip DAGUSIBU. Istilah Dagusibu
merupakan akronim dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan
Buang obat sesuai petunjuk.
DApatkan
Dapatkan obat di tempat yang sesuai persyaratan. Obat yang
baik diperoleh dari apotek atau toko obat yang terjamin dan
telah memenuhi persyaratan. Di apotek atau toko obat, obat
dijaga dan disimpan sesuai kondisi yang diharuskan sehingga
mutu obat tetap terpelihara. Dengan demikian kondisi obat
GUnakan
Menggunakan obat yang tidak tepat dapat berakibat buruk pada
kesehatan pasien, khususnya anak-anak yang masih memiliki
tubuh yang rentan. Penggunaan obat yang baik didasarkan aturan
yang disampaikan dokter atau apoteker. Karena tidak semua
obat penggunaannya sama, bahkan hampir semua obat berbeda
penggunaannya berdasarkan jenis dan kondisi pasien. Misalnya
obat antibiotik, meskipun sakit yang diderita pasien telah sembuh,
antibiotik tetap harus diminum sampai habis, karena dosis yang
diberikan dokter sesuai dengan pasien hingga pasien benar- Alur DAGUSIBU ini sangat berguna untuk menjaga keluarga
benar sembuh, yaitu ditandai dengan matinya bakteri penyebab khususnya anak agar terhindar dari bahaya penggunaan obat
penyakit sebab terbunuh oleh antibiotik. Berbeda dengan obat yang salah. Peran orangtua pada terapi untuk anak sangat penting,
analgetik (penghilang rasa sakit) seperti parasetamol dan asam terutama pada pemberian suplemen kesehatan (pemakaian
mefenamat, obat ini hanya digunakan ketika pasien merasakan vitamin dan mineral). Pemakaian obat atau suplemen kesehatan
sakit dan nyeri atau demam. Menggunakan obat analgetik ketika harus dipahami benar tujuan dan cara penggunaannya agar
tidak ada nyeri atau demam yang mesti diobati perlu dihindari. sesuai dengan kebutuhan anak. Orangtua harus memahami
bahwa obat dan suplemen kesehatan terbuat dari zat kimia
Apabila orang tua dapat menjalankan peran dengan baik dengan
memberikan contoh perilaku-perilaku yang baik dan benar maka
akan mempengaruhi anak untuk bertindak atau berperilaku
yang sama dengan kedua orang tuanya.
Ada tiga faktor-faktor peran orangtua yang bertanggungjawab
dalam pengasuhan anak adalah sebagai berikut:
a. Pengawasan yang Membimbing
b. Pemberian Contoh yang Baik
c. Pendekatan Pribadi
Agar pesan DAGUSIBU obat sampai ke anak terutama anak usia
sekolah dan usia remaja perlu adanya komunikasi yang tepat
dari orang tua.Tanpa komunikasi yang benar dapat menghambat
pesan yang disampaikan untuk anak. Berikut ini adalah cara
berkomunikasi dengan:
1. Usia Sekolah (5-11 tahun)
SImpan
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai
Penyimpanan yang tidak tepat dapat merusak obat. Mayoritas dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat
obat sebaiknya disimpan dalam suhu ruang, namun ada sebagian huruf/tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh
obat yang harus disimpan dalam lemari es untuk menjaga obat anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak
tetap berkhasiat. Kebanyakan obat tidak boleh terpapar sinar membaca disini sudah dapat mulai, pada usia ke delapan anak
matahari langsung, oleh karena itu, obat perlu disimpan di sudah mampu membaca dan sudah mulai berpikir terhadap
tempat tertutup dan kering. Obat juga harus disimpan di tempat kehidupan.
aman, terhindar dari balita agar tidak dimakan sembarangan.
Saat menerima obat baca cara penyimpanan yang tertera di Proses Pemberian informasi Dagusibu yang dapat dilakukan
kemasan obat. pada usia ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat
kemampuan bahasa anak yaitu gunakan bahasa yang sederhana
BUang yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan
Jika obat telah rusak atau kedaluarsa, maka obat tidak boleh pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini
diminum dan harus dibuang. Pembuangan obat tidak boleh keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari
sembarangan agar tidak disalahgunakan. Obat yang akan dibuang obyek tertentu sangat tinggi maka jelaskan arti fungsi dan
dapat dibuka kemasannya, lalu obat direndam dalam air lalu cara penggunaan obat tersebut.
dipendam dalam tanah. 2. Usia Remaja (11 - 18 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukan
dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah
mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukan
perasaan malu, pada anak usia ini sering kali merenung
kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam
komunikasi.
Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukan ke arah
yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa. Komunikasi yang dapat
dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat
(CURHAT) pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan
yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
berkomunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan
anak dan merupakan masa transisi.
Melihat semakin maraknya simplisia yang digunakan melalui dukungan data penggunaan
penggunaan kembali obat secara empiris maupun ilmiah. Bukan hanya komposisi produk,
tradisional di masyarakat kerasionalan obat tradisional juga dapat dilihat dari dosis lazim,
terdapat kecenderungan potensi efek samping, interaksi serta toksisitas.
pelaku usaha untuk
mengkombinasikan Dalam penyajiannya buku ini dibagi berdasarkan kelompok
beberapa tumbuhan jenis penyakit yaitu kelompok radang sendi, gangguan saluran
berkhasiat obat tanpa pencernaan, gangguan metabolisme dan kebugaran. Pada tiap
memperhatikan kelompok dipaparkan terlebih dahulu tentang definisi penyakit,
aspek keamanan dan faktor penyebab dan gejala penyakit. Kemudian dilanjutkan
kerasionalan formula obat dengan penjelasan ramuan/komposisi sediaan obat tradisional
tradisional. Meskipun secara empiris obat tradisional Indonesia yang sesuai untuk membantu menangani penyakit tersebut,
aman dikonsumsi, namun kerasionalan dalam komposisi perlu peringatan/perhatian dalam mengkonsumsi sediaan obat
mendapat perhatian. Menyikapi hal tersebut, Maka buku ini tradisional dan contoh-contoh tumbuhan obat dan bagian
diterbitkan untuk menjadi salah satu acuan bagi pelaku usaha tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat
khususnya dalam membuat formula obat tradisional yang sediaan obat tradisional.
rasional. Dengan adanya buku ini diharapkan perkembangan obat
Untuk membuat sediaan obat tradisional yang rasional, pelaku tradisional di Indonesia semakin baik dan selaras dengan
usaha seyogianya harus memperhatikan efek farmakologi dari perkembangan obat tradisional di dunia.
Badan POM sebagai lembaga pengawas Obat dan Makanan di Obat dan Makanan yang bertujuan menurunkan dwelling time
Indonesia berupaya turut serta dalam menggerakkan ekonomi pada tahap pre-custom clearance dan akhirnya meningkatkan
nasional, salah satunya melalui langkah debirokratisasi layanan efisiensi arus barang di pelabuhan.
publik. Langkah ini sejalan dengan Paket Kebijakan Ekonomi
yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 9 September Beberapa keunggulan dari Layanan Importasi Prioritas berupa
2015. Debirokratisasi ini direalisasikan salah satunya dengan penyederhanaan prosedur importasi bahan baku Obat dan
revitalisasi layanan importasi bahan baku obat dan makanan Makanan, mengubah mekanisme transaksional menjadi non-
mengingat sebagian besar bahan baku obat dan makanan berasal transaksional, cara pembayaran Pendapatan Negara Bukan Pajak
dari luar negeri. (PNBP) secara e-payment, simplifikasi persyaratan dokumen
impor, serta harmonisasi perizinan Kementerian/Lembaga
Sejak tahun 2013 Badan POM telah menerbitkan layanan melalui penerapan single entity National Single Window (NSW)
importasi secara elektronik dengan mekanisme paperless, dan Layanan Elektronik Single Submission. Dengan Layanan
tanpa tanda tangan, dan tanpa cap basah. Selanjutnya pada 15 Importasi Prioritas ini, maka SLA akan jauh lebih cepat lagi.
September 2015 Badan POM menerbitkan Peraturan Kepala Selain itu, diharapkan Badan POM mampu berkontribusi dalam
Badan POM Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pengawasan meningkatkan kemudahan berusaha, meningkatkan investasi,
Pemasukan Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia dan menggerakkan sektor industri dan jasa terkait termasuk
dan Peraturan Kepala Badan POM Nomor 13 Tahun 2015 industri padat karya, sehingga daya saing Indonesia di tingkat
tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke global meningkat.
dalam Wilayah Indonesia untuk menyederhanakan prosedur
importasi yang diatur pada peraturan sebelumnya. Melalui Tidak berhenti di sini, Badan POM akan terus melakukan
continuous improvement yang selama ini telah dilakukan, Badan terobosan layanan publik. Beberapa terobosan yang sedang
POM mampu mempersingkat waktu pelayanan importasi Obat disiapkan, antara lain fasilitasi ekspor Obat dan Makanan,
dan Makanan sebanyak 2,3 jam, sehingga rata-rata Service Level penyederhanaan evaluasi pre-market untuk mendorong
Agreement (SLA) Badan POM tahun 2015 sudah mencapai 5,7 percepatan ekonomi, serta fasilitasi perizinan produk Usaha
jam. Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Berdasarkan kajian risiko, Badan POM melakukan terobosan Jakarta, 2 November 2015
dengan menerbitkan Layanan Importasi Prioritas Bahan Baku Biro Hukum dan Humas Badan POM
FORUMSIKerNas
dari kotoran/tinja sehingga kotoran/tinja dapat menjadi lebih lunak.
Menelan natrium dokusat dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal,
mual, muntah dan diare. Natrium dokusat mempunyai toksisitas rendah
namun dosis toksiknya belum ditetapkan. Senyawa ini larut dalam air
sehingga dapat dikeluarkan melalui proses pembuangan alami tubuh.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan terhadap seseorang yang
menelan natrium dokusat adalah dengan memberikan air minum atau
susu serta tidak dirangsang muntah karena bahan bersifat iritan. Segera
bawa korban ke rumah sakit jika gejala yang dialami korban bertambah
parah atau ada gejala lain yang berkembang.
Pustaka
1. Medscape. Ducossate Sodium. http://reference.medscape.com/
(diunduh 29 September 2015)
2. New Zealand National Poisons Centre. Sodium dioctyl sulphosuccinate.
http://www.toxinz.com/Spec/1980196/166100 (diunduh 29
Keracunan Obat Tetes Telinga September 2015)
Pertanyaan: 3. Pusat Informasi Obat Nasional BADAN POM. Natrium Dukosat
Tn.A melaporkan bahwa anaknya tidak sengaja menelan obat tetes telinga. (Natrium Dioktil Sulfosuksinat). http://pionas.pom.go.id/monografi/
Setelah menelan obat tersebut anak nya mengalami muntah satu kali setelah natrium-dokusat-natrium-dioktil-sulfosuksinat (diunduh 29
meminum obat dan menangis. Tn. A khawatir akan adanya efek dikemudian Septemeber 2015
hari, apa yang perlu dilakukan? (A,Wiraswasta) 4. Spectrum. Material Safety Data Sheet, Sodium ducosate. http://phm.
Jawaban: utoronto.ca/~ddubins/MSDS/Dioctyl_sulfosuccinate_sodium_salt_
MSDS.pdf (diunduh 29 September 2015)
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa obat tetes telinga yang
dimaksud memiliki kandungan zat aktif berupa natrium dokusat (docusate 5. Sweetman, Sean C. (edited). 2009. Martindale The Complete Drug
sodium). Zat aktif tersebut digunakan untuk menyingkirkan serumen pada Reference thirty-sixth edition. Pharmaceutical Press : London
telinga. Natrium dukosat mempunyai tegangan permukaan rendah dan 6. Royal Pharmaceutical Society. 2014. British National Formulary 67
mudah bercampur dengan massa serumen sehingga dengan cepat akan March 2014 September 2014. Pharmaceutical Press : Germany
berpenetrasi ke dalam massa serumen yang kering, mengubah material 7. U.S. Pharmacopeial Covention. 2005. Material Safety Data Sheet,
padat menjadi semi padat (desintegrasi massa serumen). Selain digunakan Sodium ducosate. http://www.usp.org/pdf/EN/referenceStandards/
sebagai obat tetes telinga, senyawa ini juga digunakan sebagai laksatif yang msds/1224802.pdf (diunduh 29 September 2015)
mekanisme kerjanya adalah mengurangi tegangan antarmuka minyak-air
Buku IONI 2014 terdiri dari tiga bagian, yaitu Pedoman Umum, Informasi
Obat dan Lampiran. Pedoman Umum memuat tentang informasi penting
terkait keamanan dan kemanfaatan penggunaan obat, seperti penggolongan
obat, obat generik, masalah dalam penggunaan obat, peresepan untuk
anak, kehamilan dan lansia serta daftar obat yang dilarang penggunaannya
dalam olahraga.
Bagian Informasi Kelas Terapi berisi monografi obat yang dibagi dalam 18
kelas terapi, yang didalamnya memuat penambahan 24 monografi obat
baru, 8 monografi obat kombinasi baru dan 36 monografi obat update
informasi monografi serta data nama dagang memuat informasi hingga
September 2014, sedangkan pada Lampiran terdiri dari interaksi obat,
gagal hati, gagal ginjal, kehamilan, menyusui, petunjuk praktis penggunaan
obat yang benar, serta informasi keamanan obat.
BPOM
Jl Percetakan Negara 23 Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan institusi
Jakarta Pusat 10560 pemerintah yang melaksanakan tugas di bidang pengawasan
Obat dan Makanan agar produk Obat, Obat Tradisional,
021 4244691 Suplemen Kesehatan, Kosmetik, dan Makanan/Minuman yang
081 21 9999 533 beredar terjamin keamanan, mutu, dan khasiat/manfaatnya
021 4263333 dalam upaya melindungi kesehatan masyarakat.
halobpom@pom.go.id Untuk menghubungi, menyampaikan pengaduan maupun
www.pom.go.id permintaan informasi ke BPOM dapat menghubungi Contact
@HaloBPOM1500533 Center Halo BPOM.
Bpom RI
12 InfoPOM Vol. 16 No. 6 November-Desember 2015