Anda di halaman 1dari 11

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PASTA GIGI TERBUAT DARI BATANG NANAS

BIDANG KEGIATAN :
PKM K

Diusulkan oleh :
1. Mailatullia Khariri (16020200050)/2016
2. Dwi Asmi Nirmalasari (16020200025)/2016
3. Elvaretta Rosa Sudarsono

STIKes RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA


SIDOARJO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah Nanas merupakan tanaman yang tumbuh subur didaerah yang
beriklim tropis termasuk indonesia. Nanas mengandung enzim proteolitik
dimana lebih banyak terdapat pada bonggolnya. Enzim tersebut dapat
mengurai atau memecah protein.7, 13

Nanas merupakan buah yang mengandung banyak vitamin dan berfungsi


sebagai tanaman obat. Mulai dari vitamin A, vitamin C sedikit vitamin B,
kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dekstrosa, sukrosa dan enzim
bromelain. Bromelain merupakan enzim protease yang dapat mengkatalisis
protein protease atau peptida. Bromelain dapat diperoleh dari tanaman nanas
baik dari tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang dalam jumlah yang berbeda.
Dilaporkan bahwa kandungan enzim bromelain lebih banyak terdapat pada
batang nanas yang selama ini kurang di manfaatkan (Soedarya,2009; anonim1,
2009; Herdyastuti, 2006 ).
Enzim bromelain merupakan enzim protease sulfhidril yang mampu
mengkatalisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul
yang lebih kecil yaitu asam amino. Bromelain ini berbentuk serbuk amorf
dengan warna putih bening sampai kekuning kuningan, berbau khas, tidak larut
dalam aseton, eter dan kloroform. Bromelain stabil pada pH 4,0 8,0 dan
bekerja optimum pada pH 7 serta stabil pada suhu 60C 80C dan bekerja
optimum pada suhu 55C (Herdyastuti, 2006). Enzim bromelain ini sangat
mudah terhidrolisa dengan adanya air. Bromelain dapat mengangkat jaringan
kulit mati akibat luka bakar, kulit bersisik, peradangan kulitserta mempercepat
penyembuhan luka operasi (Soedarya 2009).

Enzim bromelin dapat memecah ikatan protein termasuk glutamine-alanin


yang digunakan bakteri sebagai media perlekatan, sehingga dapat menghambat
perlekatan antara bakteri dengan pelikel. Pelikel merupakan selapis tipis
glikoprotein yang mengawali terbentuknya plak. Plak adalah faktor yang
mendasari terjadinya karies dan berbagai penyakit periodontal.1, 8, 9, 15
Pencegahan pembentukan plak merupakan hal penting dalam
menghindari penyakit tersebut. Pada dasarnya plak dapat dikontrol dengan
alat-alat mekanis dan kimiawi. Pembersihan mekanis dimaksudkan dapat
menghilangkan plak secara psikomotorik oleh pasien dengan bantuan alat
khusus seperti sikat gigi dan dental floss.14, 15 Faktor yang mempengaruhi
terbentuknya plak yaitu diet, faktor saliva, karakteristik permukaan gigi.2

Untuk menambah pembersihan mekanis dengan sikat gigi maka ditambah


dengan pasta gigi. Perkembangan komposisi pasta gigi terus mengalami
perubahan, sejalan dengan kemajuan di dunia kedokteran gigi. Efek yang
menguntungkan dari pasta gigi sangat tergantung pada frekuensi, cara
menyikat dan komponen yang terkandung didalamnya.12 Pada dasarnya
komponen pasta gigi terdiri dari basis pasta dan komponen aktif. Komponen
aktif berfungsi sebagai antibakteri, antiplak, anti senisitifitas antiinflamasi.
Tujuan penambahan komponen aktif tersebut adalah menghambat
terbentuknya plak sehingga dampaknya dapat mengurangi berbagai penyakit
lainya.

Pemanfaatan bahan herbal sebagai komponen aktif dalam pasta gigi mulai
dikembangkan dalam kedokteran gigi seiring semangat back to nature dunia
saat ini. Sementara bahan herbal dianggap masyarakat relatif lebih aman.
Karena itulah, pencarian bahan herbal yang bersifat setara dengan bahan
sintesis sangat popular (sulung). Bahan herbal seperti enzim bromelin dari
bonggol nanas yang telah terbukti biokompatibilitasnya diduga efektif sebagai
bahan aktif antiplak dalam pasta gigi.13

Pasta gigi adalah suatu sediaan kosmetika semi solid yang mampu
membersihkan gigi, mengangkat sisa makanan dan kotoran yang melekat pada
permukaan gigi tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan yang
dibersihkan, mengurangi plak dan noda, menyegarkan nafas, serta dapat
memelihara kesehatan mulut seseorang (Anonim, 1980). Sebagai komponen
pengikat dalam pasta gigi ini digunakan derivat selulosa yaitu Natrium
karboksimetil selulosa atau Na CMC, yang berfungsi untuk menjaga kestabilan
pasta dan mencegah pemisahan komponen fasa. Na CMC merupakan pengikat
yang sering digunakan Permasalahan gigi yang sering terjadi pada kebanyakan
orang adalah terjadinya kerusakan gigi yang diawali dengan pembentukan plak
gigi. Plak adalah lapisan yang dibentuk oleh kolonisasi mikroflora oral pada
gigi dari sisa sisa protein pada makanan dengan diperantarai air ludah. Secara
umum plak timbul oleh adanya bakteri Streptococcus mutans yang berada pada
permukaan gigi. Plak gigi berwarna putih kekuningan dan memiliki konsistensi
lunak. Jika plak tidak dibersihkan, maka lamakelamaan mikroorganisme yang
berkontak pada permukaan gigi akan menyebabkan kalkulus dan akhirnya
menimbulkan karies pada gigi (Cracken, 1982). Karies gigi merupakan
penyakit rongga mulut yang paling sering terjadi dengan angka prevalensi
tertinggi dibandingkan dengan penyakit-penyakit mulut lainnya yaitu 90,05%
(Chrismirina, dkk. 2011).
Indonesia menduduki peringkat keenam dari negara-negara yang
memproduksi nanas setelah Thailand, Brasil, Kosta Rika, Filipina, dan China.
Karena rasa, tekstur, dan gizi yang terkandung dalam nanas termasuk buah
favorit untuk dikonsumsi langsung dan dapat diolah dalam berbagai bentuk
produk olahan baik untuk skala industri kecil (rumah tangga/perdesaan)
maupun industri besar (Mulyono, 2013). Beberapa jenis olahan nenas seperti
dodol nenas, sirup, selai, keripik, dan sebagainya. Buah nanas mudah busuk dan
umur simpan hanya sekitar 7 hari pada suhu 21C, akibatnya ketika musim
panen datang, terjadi kelebihan pasokan. Inti, kulit, dan mahkota hanya
digunakan untuk pakan atau menjadi sampah padat (Yanti, 2008).

Metoda yang digunakan sebagai pembersih gigi ini adalah metoda O.H.I.S
atau Oral Hygiene Index Simplified, merupakan suatu metode penilaian
sederhana untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut dengan
menggunakan suatu angka atau indek. Yang dilakukan terhadap sisi rahang
kanan dan kiri, atas dan bawah gigi 6-16 panelis (Menaker, 1997). Berdasarkan
hal tersebut, maka dicoba untuk memformulasi ekstrak kasar bromelain dengan
konsentrasi 3%, 5%, 7% dalam bentuk pasta gigi sebagai pembersih gigi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan pasta gigi dari batang nanas sebagai
kosmetik alami?
2. Apa manfaat menggunakan pasta gigi dari batang nanas ?
3. Bagaimana cara memasarkan produk pasta gigi dari batang nanas agar
dapat dikenal oleh masyarakat luas.

1.3 Tujuan
1. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk
mendorong terciptanya wirausahawan muda yang peduli dengan
keadaan sekitar.
2. Memanfaatkan bahan yang memiliki kandungan enzim bromelain agar
menjadi kosmetik yang alami.
3. Mengenalkan kepada masyarakat yang belum mengetahui tentang
enzim bromelain pada kulit nanas sehingga dapat digunakan sebagai
pembersih gigi.

1.4 Luaran yang diharakan


1. Terbentuknya usaha kecil dalam pengembangan pasta gigi yang herbal.
2. Adanya kandungan Enzim bromelain yang dapat untuk membersihkan
gigi.

1.5 Kegunaan
1. Melatih jiwa muda dan ketrampilan mahasiswa dalam berkarir di dunia
usaha atau entrepreneur muda.
2. Memotivasi mahasiswa untuk membuka lapangan kerja untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
BAB 2
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Analisa Produk


Usaha ini bergerak dibidang kewirausahaan pembuatan pasta gigi dari
batang nanas yang memiliki kandungan enzim bromelain untuk
memutihkan gigi.
2.1.1 Jenis dan Nama Produk, Karakteristik Produk
Produk yang dibuat dalam program ini adalah jenis kosmetik,
yang kami beri nama pasta gigi batang nanas sebagai pembersih gigi
yang dapat mengatasi terbentuknya pada plak gigi.
2.1.2 Keunggulan pasta gigi kulit nanas .
Produk ini menggunakan batang nanas yang kaya akan
kandungan enzim bromelain yang diperlukan pembersih gigi dalam
mengatasi pada plak gigi.
2.1.3 Keterkaitan dengan Produk Lain Termasuk Perolehan Bahan Baku
Keterkaitan produk ini sebenarnya hamper sama dengan produk
lain yaitu pasta gigi, yang membedakan adalah dalam produk ini
menggunakan bahan yang berbeda dari pasta gigi lainnya yaitu batang
nanas yang memiliki kandungan enzim bromelain.

2.2 Analisis Pasar


2.2.1 Profil Konsumen
Target dari produk pasta gigi kulit telur sebagai kosmetik yang
dapat mengatasi masalah pada gigi adalah mahasiswa dan masyarakat
umum di sekitar STIKes Rumh Sakit Anwar Medika di Sidoarjo
2.2.2 Potensi dan Segmen Pasar
Konsumen atau pasar adalah masyarakat umum dan universal.
Produk ini alami dan kaya enzim bromelain yang dapat mengatasi
masalah pada gigi.
2.2.3 Media Pasar yang digunakan
Untuk pemasaran ada beberapa alternatif yang digunakan dalam
memasarkan produk pasta gigi kulit nanas, media promosi yang
digunakan adalah Pamflet, Brosur, Media Massa, Situs jejaring sosial
seperti Facebook, Twitter, , situs belanja Online. Akan dipasarkan juga
di stand sekitar STIKes Rumah Sakit Anwar Medika , dan daerah asal
penulis dengan cara yang sama.
2.3 Analisis Operasi
a. Bahan Baku, dan Bahan Tambahan, serta peralatan yang digunakan
1. Bahan Baku dan Bahan Tambahan
Bahan untuk Pasta gigi
Batang nanas
Bromelain (Bernofarm),
Kasein ( Merck),
Kalium dihidrogen fosfat ( Merck),
Natrium hidroksida(. Merck),
Trikloroasetat acid (TCA) ( Merck)
Na EDTA (. Merck) Dinatrium hidrogenfosfat ( Merck),

bahan bahan berikut berasal dari Brataco Chemika yaitu Natrium


metabisulfit, Vitamin C, Asam sitrat, Etanol 96%, Etanol 95 %,
Aseton, Kloroform,Kalsium karbonat, Gliserol, Larutan sorbitol.

2. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan diantaranya adalah:


Timbangan analitik
Sentifuge
Lumpang dan alu
Mikroskrop listrik
Magnetik stirer
pH meter Inolab
pisau
blender
lemari es
pot salep
tube
plastik transparan
kertas saring Whatman no 42
kaca mulut
kapas
ayakan mesh 70
spektrofotometer UV (UVmini-1240).
BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Pengolahan Batang Nanas Menjadi Bromelain Kasar (Herdiyastuti, 2009)

Batang nanas yang telah dibersihkan, dipotong kecil kecil,


kemudian setiap 200 g batang nanas diblender dengan menambahkan 100
mL buffer fosfat pH 7,0. Hasil maserasi ini menjadi 3 lapisan. Lapisan yang
mengandung bromelain selanjutnya ditambahkan natrium metabisulfit 0,2
% dari tiga kali berat koloid yang diperoleh, kemudian dikeringkan pada
suhu 55 C selama lebih kurang 7 jam hingga di peroleh bromelain kasar
kering. Kemudian digerus dan diayak dengan ayakan mesh 70.

3.2 Pembuatan Pasta Gigi enzim bromelain

3.3 Cara pembuatan pasta gigi Bromelin kasar

Na CMC ditabur di atas air panas (20 x jumlah Na CMC),


didiamkan selama 15 menit, diaduk homogen (massa 1). Kalsium
karbonat digerus, ditambah bromelain digerus, ditambah gliserol digerus
homogen, ditambahkan larutan sorbitol 70% digerus homogen. Dan
dimasukkan ke dalam massa 1, digerus homogen (massa 2). Na sakarin
dan Na benzoat dilarutkan dalam sisa air, diaduk homogen, dimasukkan
ke dalam massa 2, digerus dan diaduk homogen. Natrium lauryl sulfat
ditambahkan ke dalam massa 2, digerus homogen sampai terbentuk
massa. pasta selanjutnya ditambahkan oleum menthae piperitae digerus
homogen, kemudian dimasukkan ke dalam wadah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Caranza, F. A. dan M. G. Newman. Clinical periodontology. & th ed.


Philadelpia: WB. Sauders Co. 1990
2. Dahan M, Timmermen MF, Van Wilnkehoff AJ, Van der Velden U. The
effect of periodontal treatment on the salivary bacterial load and early
plaque formation. J.Clin Periodontal; 2004. 31:972-977.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Kodeks Kosmetika
Indonesia,volume I, , Jakarta, 1980.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, edisi
IV, Jakarta, 1995.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Anonim., Farmakope
Indonesia, edisi III, Jakarta, 1979.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Materia Medika Indonesia,
Jilid V, Jakarta, 1998.
7. Harris, N. O and Garcia-Godoy, F. Primary Preventive Dentistry. New
Jersey: Pearson Education, Inc. 2004:123-127.
8. Lehner, T. Imunologi pada Penyakit Mulut (Immunologu of Oral Diesease)
Edisi 3. Jakarta: EGC. 1995. 26: 43, 44.
9. Manson, J.D. dan B.M. Elley. Buku Ajar Periodonti. ( Diterjemahkan:
Anastasia). Ed. Ke-2, Jakarta: Hipokrates. 1993.
10. Menaker L, Morhart RE, Navia JM, The Biologic Basic of Dental Carries, ,
Harper & Row Publ, 1997.
11. Mc.Cracken,A.W, and R.A, Cowson, Clinical and Oral Microbiology,
Hemisphere Publishing Corp, New York, 1982
12. Prahasti, C. Pengaruh Penggunaan Pasta Gigi Zinc Citrate/triclosan
terhadap Pembentukan Plak pada Gigi. Maj. Ked. Gigi (Dent J), Vol. 37. No.
4; 2004: 154-156.
13. Pujiastuti, Peni. Uji Biokompatibilitas Ekstrak Bonggol Nanas Sebagai
Obat Kumur. Tesis ., Pascasarjana, Universitas Airlangga, Surabaya. 1997.
14. Ruhadi, I. Efektifitas Pasta Gigi yang Mengandung Bahan Bubuk Kayu
Siwak dalam Mengahambat Pembentukan Plak Gigi. Maj. Ked. Gigi (Dent
J), 2004. Vol. 37. No. 1; Hal 24-27.
15. Sadoh, D. R., etc. Effect of Two Toothcleaning Frequencies on Periodontal
Status in Patients with Advance Periodontitis. Jurnal Of Clinical
Periodontology; 2004. 31: 470-474.

Anda mungkin juga menyukai