Anda di halaman 1dari 284

DAMPAK PENGENDALIAN TEMBAKAU TERHADAP

HAK - HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

Penyunting:
Suryadi Radjab
Imas Didah Deliah
Unung Nuralamsyah

Penulis:
Suryadi Radjab

Desain Cover & Tata Letak:


Derry Y
Dede Sumitra

ISBN:
Cetakan Pertama, Mei 2013

Penerbit:
Serikat Kerakyatan Indonesia (SAKTI) dan
Center For Law and Order Studies (CLOS)
DAFTAR ISI

Daftar Isi . iii


Daftar Tabel vi
Daftar Gambar viii
Daftar Grafik ix
Daftar Singkatan x
Ringkasan Eksekutif .. xiii
Pengantar dan Ucapan Terima Kasih... xix

BAB 1 | PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Pengendalian Tembakau ... 3
1.1.1. Dampak konsumsi tembakau terhadap kesehatan. 4
1.1.2. Tekanan perdagangan produk tembakau... 8
1.1.3. Kampanye anti tembakau.. 10
1.2. Resistensi atas Pengendalian Tembakau. 12
1.2.1. Resistensi petani dan buruh-tani tembakau... 14
a. Tata niaga dan dana bagi hasil.. 14
b. Menentang RUU dan RPP Tembakau.. 18
c. Menolak fatwa haram... 23
d. Ancam boikot bayar pajak dan pemilu 27
1.2.2. Resistensi pengusaha industri rokok. 29
1.2.3. Signifikansi tembakau dan pengolahannya .. 33
a. Sebaran perkebunan tembakau. 34
b. Sebaran industri pengolahan tembakau 38
c. Serapan tenaga kerja. 40
d. Besarnya cukai buat negara.. 42

BAB 2 | RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI 47


2.1. Ruang Lingkup Kajian 51
2.1.1. Rumusan masalah.. 52
2.1.2. Tujuan. .. 55
2.2. Metodologi.. 56
2.2.1. Pengumpulan data. 57
2.2.2. Deskriptif-analitis.. 57

BAB 3 | INDUSTRI PENGOLAHAN TEMBAKAU DAN CENGKEH 59


3.1. Kedudukan Tembakau 65
3.1.1. Bukan komoditas ilegal. 67
3.1.2. Menguntungkan dan ekspor.. 68

iii
Daftar Isi

a. Komoditas yang menguntungkan. 68


b. Komoditas ekspor. 72
c. Ekspor meningkat. 75
3.2. Komoditas Cengkah 77
3.2.1. Cengkeh untuk kretek 77
3.2.2. Lahan cengkeh... 79
3.2.3. Produksi cengkeh... 83
3.3. Sirkuit Produksi Lengkap dan Mandiri... 86
3.3.1. Proses produksi yang lengkap... 86
3.3.2. Pemupukan modal secara mandiri. 90
3.3.3. Persaingan, kejatuhan dan bangkit lagi. 91
3.4. Industri Padat Karya 93
3.4.1. Petani dan pekerja tembakau. 96
3.4.2. Petani dan pekerja cengkeh... 98
3.4.3. Serapan industri rokok atas tenaga kerja... 100
3.5. Produksi, Pasar Domestik, dan Ekspor... 105
3.5.1. Jumlah produksi rokok.. 106
3.5.2. Pangsa pasar domestik... 110
3.5.3. Pasar ekspor rokok 115
3.5.4. Investor Asing Mengakuisisi. 118
3.6. Kontribusi Cukai untuk Negara.. 121
3.6.1. Kecenderungan melonjak.. 122
3.6.2. Alokasi dana bagi hasil cukai 125
3.7. Kretek sebagai Warisan Budaya. 128
3.7.1. Industri yang tangguh 129
3.7.2. Warisan budaya. 134

BAB 4 | KONTRIBUSI ATAS HAK-HAK EKOSOB 141


4.1. Kewajiban Pemerintah 145
4.1.1. Tersedianya sumber daya industri. 147
4.1.2. Memenuhi dan melindungi hak. 158
4.2. Kontribusi bagi Hak atas Pekerjaan 160
4.2.1. Konstribusi Untuk Pekerja 161
4.2.2. Sebaran Petani Tembakau. 164
4.2.3. Sebaran Pekerja Rokok.. 169
4.3. Kontribusi bagi Hak atas Upah dan Tunjangan.. 175
4.4. Kontribusi bagi Hak atas Jaminan Sosial 181
4.5. Hak Budaya. 184

BAB 5 | DAMPAK PENGENDALIAN TEMBAKAU 191


5.1. Kerangka Pengendalian Tembakau. 195
5.1.1. Serangan terhadap industri tembakau 196
5.1.2. Kebijakan pengendalian tembakau 202
5.2. Dampak Pengendalian Tembakau... 209

iv
Daftar Isi

5.2.1. Berebut pasar dunia... 211


5.2.2. Industri rokok gulung tikar dan efek berantai... 215
5.2.3. Kehilangan pekerjaan, penghasilan dan tunjangan... 219
5.3. Dampak dari Hilir ke Hulu.. 222
5.3.1. Dampak ke hulu. 225
5.3.2. Tanpa strategi pemenuhan hak.. 228

BAB 6 | KESIMPULAN DAN SARAN 235


6.1. Kesimpulan. 237
6.1.1. Kontribusi industri pengolahan tembakau dan cengkeh.... 238
6.1.2. Kampanye dan kebijakan antitembakau 240
6.2. Rekomendasi... 244

Indeks Kata . 246


Tim Penulis 251
Profil Penerbit... 260

v
DAFTAR
Daftar Tabel TABEL

Tabel 1.1 | Provinsi Penghasil Tembakau di Indonesia 35


Tabel 1.2 | Pangsa Pasar Rokok 2012... 38
Tabel 1.3 | Provinsi Penghasil Rokok di Indonesia.. 39
Tabel 1.4 | Target Penerimaan Cukai dan Batas Produk 2012. 44
Tabel 2.1 | Tantangan Industri Tembakau 54
Tabel 2.2 | Aspek dalam Road Map IHT.. 58
Tabel 3.1 | 10 Besar Perusahaan Indonesia Versi Far Eastern Economic Review, 1999-2001 63
Tabel 3.2 | 10 Keluarga Terkaya di Indonesia versi Forbes 2012 63
Tabel 3.3 | 10 Perusahaan Terbesar Indonesia di Dunia... 64
Tabel 3.4 | Luas Lahan Produksi Tembakau 2007 66
Tabel 3.5 | Produksi Tembakau Dunia 2007. 72
Tabel 3.6 | Harga Tembakau 2011 73
Tabel 3.7 | Harga Ekspor Tembakau Besuki 2012... 74
Tabel 3.8 | Ekspor Tembakau Belum Diolah, 20022006 75
Tabel 3.9 | Nilai Ekspor Tembakau 2010-2011 76
Tabel 3.10 | Persentase Luas Lahan Cengkeh terhadap Arable Land 1990-2007 79
Tabel 3.11 | Luas Lahan Cengkeh 2008-2012.. 80
Tabel 3.12 | Luas Lahan Menurut Kepemilikan, 1990-2007 82
Tabel 3.13 | Negeri Penghasil Cengkeh, 2002 dan 2007.. 83
Tabel 3.14 | Produksi Cengkeh 2008-2012... 83
Tabel 3.15 | Produksi, Ekspor dan Impor Cengkeh 1990-2007 85
Tabel 3.16 | Harga Rata-rata Cengkeh Kering 2005-2012... 85
Tabel 3.17 | Perkembangan Produksi SKT, SKM dan Kebutuhan Cengkeh 2009-2011. 89
Tabel 3.18 | Penduduk Kudus berdasarkan Etnis 1915 dan 1930. 92
Tabel 3.19 | Jumlah Industri Rokok Berdasarkan Skala Produksi, 2006.. 94
Tabel 3.20 | Jumlah Petani Tembakau di 12 Provinsi 2007.. 97
Tabel 3.21 | Jumlah Petani Cengkeh 2007 98
Tabel 3.22 | Jumlah Petani/Buruh Tembakau dan Cengkeh 2011 100
Tabel 3.23 | Perkembangan Jumlah Pekerja Industri Rokok 2006-2010.. 101
Tabel 3.24 | Distribusi Pekerja Produk Tembakau Menurut Jenis Kelamin, 1993-2006 102
Tabel 3.25 | Kinerja Industri Rokok Tahun 2006-2010 ... 103
Tabel 3.26 | Perkembangan Nilai Produksi Rokok 2006-2010 107
Tabel 3.27 | Proyeksi Produksi 2012 108
Tabel 3.28 | Ekspor Rokok selain Kretek Menurut Kuantitas dan Nilainya 2007 116
Tabel 3.29 | Perkembangan Ekspor Rokok Tahun 2008-2011. 117
Tabel 3.30 | Ekspor Rokok Kudus 2007-2012.. 118
Tabel 3.31 | Perusahaan Rokok Indonesia Diakuisisi Asing 120
Tabel 3.32 | Pajak Tembakau 1938 dan 1959... 121
Tabel 3.33 | Jumlah Perusahaan, Produksi dan Kontribusi Cukai 2007-2011.. 123
Tabel 3.34 | Proyeksi Penerimaan Cukai 2012. 124
Tabel 3.35 | Alokasi Sementara DBH CHT 2010. 127
Tabel 3.36 | Jumlah Perusahaan di Kudus Tahun 1924 dan 1928 130

vi
Daftar Tabel
Tabel 3.37 | Perkembangan Produksi Rokok di Indonesia 1996 - 2001 (juta batang).. 132
Tabel 3.38 | Konsentrasi Industri Rokok Kretek di Indonesia 1996-1999... 133
Tabel 4.1 | Relasi Hak-hak Manusia dan Kewajiban Negara... 146
Tabel 4.2 | Hak-hak dalam Kovenan Internasional Ekonomi, Sosial dan Budaya... 146
Tabel 4.3 | Hasil Panen Padi dan Tanaman Kedua di Rembang 1841-1845 147
Tabel 4.4 | Peringkat IPM Kabupaten dan Kota di Karesidenan Kedu, 2005-2007. 148
Tabel 4.5 | Enam Kabupaten/Kota Terkaya di Indonesia. 155
Tabel 4.6 | PDRB dan Pajak Tak Langsung (Netto) Kabupaten Kudus 2005-2009 156
Tabel 4.7 | Jumlah Pekerja Industri Pengolahan Tembakau dan Cengkeh... 161
Tabel 4.8 | Jumlah Pekerja-Petani Industri Pengolahan Tembakau 2006. 163
Tabel 4.9 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di Aceh 2010. 165
Tabel 4.10 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di Jawa Barat 2010.. 166
Tabel 4.11 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di Jawa Tengah 2010... 167
Tabel 4.12 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di Jawa Timur 2010. 168
Tabel 4.13 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di Nusa Tenggara Barat 2010.. 169
Tabel 4.14 | Jumlah Pekerja Industri Rokok di 6 Kabupaten/Kota, Jawa Tengah 173
Tabel 4.15 | Jumlah Pekerja Industri Rokok Besar dan Sedang di Kabupaten Kudus 1996-
2009.. 173
Tabel 4.16 | Jumlah Unit dan Pekerja PT Djarum Tahun 2007 174
Tabel 4.17 | Daftar Penetapan UMK di Jawa Timur 2011-2013.. 176
Tabel 4.18 | Sistem Pengupahan dan Uraian Kerja PT Djarum 178
Tabel 5.1 | 10 Negara Penghasil Tembakau yang Menandatangani dan Meratifikasi FCTC... 194
Tabel 5.2 | Beberapa Pokok dalam Pengendalian Tembakau... 195
Tabel 5.3 | Pengendalian Tembakau dalam PP No. 109/2012.. 206
Tabel 5.4 | Perbandingan Penerimaan Cukai Rokok dan Pajak Migas 2013 208

vii
Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar

Gambar 1.1 | Proses Pembentukan Pekerja Industri Pengolahan Tembakau .. 41


Gambar 3.1 | Persentase Luas Lahan Tembakau, 2007 66
Gambar 3.2 | Persentase Produksi Tembakau, 2007 72
Gambar 3.3 | Persentase Luas Lahan Cengkeh menurut Pulau, 2007.. 82
Gambar 3.4 | Sirkuit Produksi Industri Kretek di Awal Pertumbuhan. 88
Gambar 3.5 | Pangsa Pasar Industri Rokok 2001.. 112
Gambar 3.6 | Pangsa Pasar Industri Rokok, 2008 dan 2009. 112
Gambar 4.1 | Jumlah yang Bekerja dalam Industri Pengolahan Tembakau dan Cengkeh... 162
Gambar 5.1 | Pangsa Pasar Rokok Dunia. 214

viii
Daftar Grafik
Daftar Grafik

DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 | Produksi Tembakau 2007.. 71
Grafik 3.2 | Nilai Ekspor Tembakau 1992-2007... 74
Grafik 3.3 | Jumlah Perusahaan Baru, Pembekuan dan Pencabutan Izin Usaha, 2004-2008... 96
Grafik 3.4 | Jumlah Petani Tembakau 1996-2007 96
Grafik 3.5 | Tren Jumlah Petani Cengkeh Indonesia, 2004-2008. 99
Grafik 3.6 | Pekerja Industri Pengolahan Tembakau, 1970-2006. 101
Grafik 3.7 | Jumlah Perusahaan 2007-2011.. 106
Grafik 3.8 | Jumlah Produksi Rokok 2007-2011.. 107
Grafik 3.9 | Pasar Rokok Terbesar di Dunia 2010 .. 109
Grafik 3.10 | Komposisi Penjualan Philip Morris Berdasarkan Geografis... 110
Grafik 3.11 | Pangsa Pasar Industri Rokok Indonesia 2011. 113
Grafik 3.12 | Penerimaan Cukai 2000-2008. 122
Grafik 4.1 | Penerimaan Cukai Rokok 2000-2012 152
Grafik 4.2 | Konstribusi Sub-Sub Sektor Pada Industri Pengolahan di Jawa Timur 2008-
2010... 154
Grafik 4.3 | Sektor Fokus yang Menjadi Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur 2009-2010 155
Grafik 4.4 | Jumlah Petani Tembakau 1996-2001 164
Grafik 4.5 | Jumlah Pekerja Industri Rokok 1996-2002... 169
Grafik 4.6 | Jumlah Tenaga Kerja Industri Rokok Besar dan Sedang di Indonesia (2006-
2010). 170
Grafik 4.7 | Jumlah Pekerja Industri Rokok di Jawa Timur 1999 171
Grafik 4.8 | Jumlah Pekerja Industri Rokok di Jawa Tengah 1999.. 172
Grafik 5.1 | Penerimaan Cukai Rokok Tahun 19962013 209

ix
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR SINGKATAN
AMTI : Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APCI : Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia
Apindo : Asosiasi Pengusaha Indonesia
APRS : Asosiasi Perusahaan Rokok Sidoarjo
APTI : Asosiasi Petani Tembakau Indonesia
APTJ : Asosiasi Petani Tembakau Kasturi Jember
AS : Amerika Serikat
ASBEMPB : Aliansi Serikat Buruh dan Elemen Masyarakat Peduli Buruh
Asperki : Asosiasi Perusahaan Rokok Kecil Indonesia
Bappeda : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Bapenas : Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
BAT : British American Tobacco
BEP : Break Event Point (titik impas)
BICT : Belawan International Container Terminal
BPPC : Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh
BPS : Badan Pusat Statistik
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
CR : Concentration Ratio (rasio konsentrasi)
CSR : Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan)
DBH-CHT : Dana Bagi Hasil - Cukai Hasil Tembakau
Depkes : Departemen Kesehatan (sekarang Kementerian Kesehatan)
Disperindag : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
FAO : Food and Agriculture Organization (badan PBB bidang pangan
dan pertanian)
FCTC : Framework Convention on Tobacco Control
FKPJ : Forum Komunikasi Petani Jember
FMPT : Forum Masyarakat Peduli Tembakau
Formasi : Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia
FPRK : Forum Pekerja Rokok Kudus
Gapero : Gabungan Pengusaha Rokok
Gaperoma : Gabungan Pengusaha Rokok Malang
Gappri : Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia
Gaprindo : Gabungan Pengusaha Rokok Putih
GCSF : Growth Colony Stimulating Factor
GPEI : Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia
HDI : Human Development Index
HKTI : Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
HMSP : Hanjaya Mandala Sampoerna Perseroan
IAKMI : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
ICESCR : International Convention on Economic, Social and Cultural Rights
IDI : Ikatan Dokter Indonesia
IGGI : Inter-Governmental Group on Indonesia

x
Daftar Singkatan

IHT : Industri Hasil Tembakau


ILO : International Labour Organization (Organisasi Buruh Internasional)
IPB : Institut Pertanian Bogor
ITGA : International Tobacco Growers Association
Jamsostek : Jaminan Sosial Tenaga Kerja
JPTI : Jaringan Pengendalian Tembakau Indonesia
KHL : Kebutuhan Hidup Layak
KNPK : Koalisi Nasional Penyelamat Kretek
Komnas HAM: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Komnas PT : Komisi Nasional Pengendalian Tembakau
KPPBC : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai
KSPI : Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
KTM : Karya Tani Manunggal
KTR : Kawasan Tanpa Rokok
KTC : Kisaran Tobacco Company
LD-UI : Lembaga Demografi Universitas Indonesia
Lotim : Lombok Timur
LPPNU : Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama
MATA : Koalisi Masyarakat Anti World Tobacco Asia Conference
MPS : Mitra Produksi Sigaret
MUI : Majelis Ulama Indonesia
NHM : Nederlandsche Handel Maatschappij
NO : Na Oogst (tembakau musim hujan)
NTB : Nusa Tenggara Barat
NU : Nahdlatul Ulama
PAD : Pendapatan Asli Daerah
Paperki : Paguyuban Pengusaha Rokok Kecil Indonesia
PBB : Pajak Bumi dan Bangunan
PDB : Produk Domestik Bruto
PHK : Pemutusan Hubungan Kerja (pemecatan)
PMA : Penanaman Modal Asing
PMK : Peraturan Menteri Keuangan
PPh : Pajak Penghasilan
PPPI : Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia
PPn : Pajak Pertambahan Nilai
PPRK : Persatuan Pengusaha Rokok Kudus
PTM : Penyakit Tidak Menular
Puskindo : Pusat Studi Kretek Indonesia
RI : Republik Indonesia
RPP : Rancangan Peraturan Pemerintah
Sarbumusi : Sarikat Buruh Muslimin Indonesia
SHT : Surabaya Heritage Track
SKM : Sigaret Kretek Mesin
SKT : Sigaret Kretek Tangan
SPM : Sigaret Putih Mesin
SPPT : Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan

xi
Daftar Singkatan

SP RTMM : Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman


SPSI : Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
STN : Serikat Tani Nasional
Sumut : Sumatera Utara
TCSC : Tobacco Control Support Centre
THR : Tunjangan Hari Raya
TIS : Tembakau Iris Halus
TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
UMK : Upah Minimum Kabupaten
UMSP : Upah Minimum Sektoral Provinsi
UMP : Upah Minimum Provinsi
VO : Voor Oogst (tembakau musim kemarau)
VOC : Verenigde Oostindische Compagnie
WHO : World Health Organization (badan PBB bidang kesehatan)
WTA : Konferensi World Tobacco Asia
WTO : World Trade Orgaanization
YLKI : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

xii
RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF
Indonesia adalah negeri penghasil tembakau dan penghasil cengkeh sekaligus. Dari pengolahan
dan racikan tembakau dan cengkeh inilah yang melahirkan rokok cengkeh, lebih dikenal
dengan sebutan kretek. Identitas ini melekat pada Kudus sebagai kota kretek dan salah seorang
pembentuk industri ini, Haji Nitisemito, dikenang sebagai raja kretek. Identitas ini sekaligus
menandakan pentingnya kedudukan industri pengolahan tembakau dan cengkeh dalam ekonomi
di Indonesia, dari sebelum terbentuknya Republik Indonesia sampai sekarang. Identitas ini pula
yang melekatkan kretek dengan Indonesia, sebagaimana halnya cerutu dengan Kuba, atau
sepakbola dengan Inggris atau Brazil. Karena, kretek tidak dibuat di AS atau Eropa.

Industri rokok kretek mengalami perjalanan yang panjang, lebih 120 tahun. Setelah melewati
berbagai kesulitan, bahkan nyaris hancur berkeping-keping dalam periode singkat gelombang
pasang fasisme-militerisme Jepang, industri kretek mampu bangkit kembali dan selama dua
dekade terakhir mengecap masa keemasannya. Namun, lagi-lagi, kini industri kretek dihadapkan
tantangan global dalam bentuk hambatan-hambatan perdagangan dengan menampakkan sosok
dalam bentuk regim kesehatan dunia bahkan berikade-berikade perdagangan yang dibentuk di
negerinya sendiri.

Secara spesifik, kontrol pemerintah terhadap industri rokok kretek itu dikaitkan dengan
dampaknya pada hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, yaitu hak atas pekerjaan, hak atas upah
dan tunjangan, hak atas jaminan sosial, dan hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan.
Tujuannya adalah menunjukkan semakin terdesak ke belakang aspek tenaga kerja di saat negara
memetik setoran pajak dan tarif cukai hasil tembakau yang terus meningkat. Tambahan lagi,
pemerintah mengeluarkan PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat
Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.

Dengan menggunakan pendekatan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, maka dapat diperhatikan
gerak kemunduran komitmen atau kewajiban pemerintah untuk memenuhi (obligation to fulfil)
dan melindungi (obligation to protect) hak-hak itu. Pendekatan ini dilengkapi dengan metode
deskriptif-analitis, sehingga dapat memberikan gambaran umum dan spesifik bagaimana hak-hak
yang dimaksud sedang berada dalam desakan lebih ke belakang di satu sisi, sementara di sisi lain
dengan mengibarkan pentingnya kesehatan namun disusupi hambatan tarif (tariff barrier) dan
hambatan non tarif (nontariff barrier) industri kretek terutama yang kecil-kecil dihantam
kebangkrutan.

A. Ringkasan
1. Industri rokok kretek adalah industri yang khas Indonesia, karena mengandung salah satu
rempah yang pernah mengundang VOC masuk dan memonopoli perdagangannya di
Nusantara sejak awal abad ke-17, yakni serbuk cengkeh. Cikal bakal kretek dimulai pada
1880 di Kudus dan mengalami pertumbuhan penting pada permulaaan abad ke-20 yang
sudah menyebar di beberapa kota. Industrialisasi kretek dicirikan oleh sirkuit produksi
(circuit of production) yang lengkap secara internal. Sebagai produk, kretek yang berada
di hilir mempunyai kaitan dengan hulu, yaitu perkebunan dan pengolahan tembakau dan

xiii
Ringkasan Eksekutif

cengkeh. Tidak seperti kebanyakan produk pertanian lainnya lebih sebagai komoditas
untuk ekspor di tangan para pengusaha Eropa di masa kolonial Hindia Belanda. Dengan
kelengkapan ini kretek tidak bergantung pada bahan baku impor. Selain itu, karena lebih
mengandalkan pasar domestik, kretek juga tahan banting terhadap guncangan kriris
ekonomi dunia.

2. Industrialisasi kretek berlangsung secara mandiri. Akumulasinya dimulai dari modal


kecil-kecilan, mengumpulkan laba, dan kemudian sebagian ditanamkan kembali,
sehingga mereka tumbuh sebagai industriawan baru. Mereka tidak disokong oleh
kebijakan pemerintah Hindia Belanda, namun juga tidak dibinasakan karena dapat
memanen pajak dan cukai yang cukup besar. Industri kretek nyaris hancur ketika regim
fasisme Jepang menduduki Indonesia, karena banyak perkebunan tembakau dan cengkeh
kehilangan produksi demi produksi bahan pangan balatentara Jepang. Sejak usai perang
mempertahankan RI, secara perlahan tapi pasti, industri kretek mampu bangkit kembali
sampai meraih kejayaannya dalam dua dekade terakhir tanpa banyak bergantung pada
fasilitas dan kebijakan pemerintah.

3. Industrialisasi kretek sudah memberikan banyak kontribusi tidak hanya bagi penerimaan
negara dari pajak dan cukai, namun juga kontribusi bagi pemenuhan hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya. Tahun 2013, pemerintah mematok target penerimaan cukai sebesar Rp
88,2 triliun. Sedangkan kontribusi industri ini dapat memenuhi hak untuk sekitar 600.000
pekerja. Masih ditambah lagi dengan para pekerja di bidang tembakau dan cengkeh.
Kontribusi lainnya adalah berbentuk tanggung jawab sosial (corporate social
responsibity) dengan menggunakan bendera yayasan (foundation) untuk mengalokasikan
dana untuk beasiswa, pelatihan guru, serta acara pendidikan lainnya. Mereka juga
mensponsori banyak pagelaran musik dan olahraga. Sejumlah pebulutangkis telah
memahatkan prestasi gemilang di cabangnya. Dalam arena kebudayaan lainnya, mereka
mewarisi museum kretek di Kudus dan Surabaya.

4. Formasi industri kretek berciri oligopoli di mana terdapat delapan perusahaan besar
dengan konsentrasi tinggi yang menguasai 95 persen pangsa pasar (market share).
Mereka dikerumuni ratusan perusahaan menengah dan ribuan usaha kecil yang juga
terkonsentrasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan formasi yang berciri oligopoli
ini, maka kedudukan mereka sulit ditembus oleh pemain asing bermodal besar untuk
memproduksi kretek yang sama sekali baru. Namun, celah terbuka untuk menyainginya
adalah dengan melakukan akuisisi lewat pasar modal sebagaimana yang dilakukan Philip
Morris International Inc (PMI) dan British American Tobacco (BAT), dan menguasai
saham mayoritas yang ditempuh Korea Tobacco & Ginseng (KT & G) Corporation
sebanyak 60 persen. Akuisisi dan penguasaan saham mayoritas ini berlangsung setelah
diadopsinya Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dalam Sidang Majelis
Kesehatan Dunia (World Health Assembly) ke-56 pada Mei 2003.

5. Gencarnya kampanye antitembakau dan meningkatnya hambatan perdagangan tembakau


dan produk tembakau telah mendorong pemerintah mengesahkan PP No. 109/2012 yang
sebagian kandungannya bersumber dari FCTC. Semua ini menimbulkan kekhawatiran
tidak hanya perusahaan-perusahaan industri kretek, namun juga petani tembakau. Pada

xiv
Ringkasan Eksekutif

umumnya mereka tidak setuju dengan PP itu dengan melakukan berbagai bentuk protes
kepada pemerintah. Sebelumnya PP ini diberlakukan dengan terus menaikkan tarif
cukai setiap tahun dan perizinan produksi sudah banyak yang gulung tikar. Selain itu,
impor tembakau dan rokok putih juga mengalami peningkatan. Bisa dibayangkan bila PP
ini tidak sesuai judulnya karena lebih mengatur perdagangan dan perubahan kemasan
produk diberlakukan mulai Juni 2014 mendatang.

6. Industri rokok kretek yang mengalami pukulan pasti berdampak ke hulu, yaitu
perkebunan dan produksi maupun perdagangan tembakau dan cengkeh. Sejumlah petani
cengkeh menelantarkan lahan perkebunannya, sehingga banyak pohonnya mengalami
kerusakan dan terancam mati, sehingga pasokan cengkeh berkurang namun mendongkrak
harganya. Hal ini pun berdampak ke hilir, yakni meningkatnya biaya produksi kretek.
Sebaliknya, ketika pemerintah melonggarkan impor tembakau dan rokok putih yang
berdampak pada membesarnya volume pasokan tembakau, berdampak pada anjloknya
harga tembakau. Para pemilik industri kretek dan petani tembakau mengalami
kemerosotan penghasilan. Bahkan sebagian industri kretek menutup usahanya.

7. Kemerosotan jumlah pabrik maupun berkurangnya pendapatan rokok kretek, berdampak


terhadap buruh. Kemenakertrans mengkhawatirkan potensi PHK sebanyak 500.000 buruh
di berbagai perusahaan pabrik kretek. Beberapa temuan, sebagian buruh sudah
dirumahkan, selain PHK sebagai buntut pabrik yang kesulitan menambah biaya
produksi dan banyak pabrik lainnya yang tutup. Dampak ke hulu adalah buruh
perkebunan dan pengolahan tembakau dan cengkeh. Kehilangan hak atas pekerjaan
berantai pula dengan kehilangan upah dan tunjangan. Padahal, dalam industri pengolahan
tembakau dan cengkeh dari hulu ke hilir seluruhnya bekerja sekitar 6 juta orang.
Angka ini masih lebih banyak dengan program pemerintah yang ambisius untuk
menciptakan lapangan kerja bagi 4.731.770 orang sampai tahun 2014 dengan nilai
investasi Rp 2.225 triliun.

8. Pemberlakuan PP No. 109/2012 itu tidak hanya bakal menambah biaya produksi, namun
juga tekanan perdagangan yang semakin meningkat. Sejumlah perusahaan iklan dan
berbagai media bakal kehilangan pendapatan sebesar Rp 11,9 triliun. Pemerintah daerah
ikut terkena dampak berkurangnya pendapatan asli daerah (PAD) dari reklame produk
tembakau. Demikian pula para penyelenggara (event organizer) acara-acara seminar,
pelatihan, outbond, musik dan berbagai cabang olahraga. Mereka akan menghadapi
transisi dari sponsorship perusahaan rokok ke perusahaan non-rokok.

9. Dalam menghadapi kemungkinan risiko kehilangan pekerjaan atas banyak orang,


terutama buruh-buruh yang bekerja di pabrik rokok, pemerintah lewat Kemenakertrans
mengaku belum punya strategi mengatasinya. Sedangkan beberapa penggalan rencana
pemerintah dalam melakukan konversi lahan dari tanaman tembakau ke tanaman pangan
atau tanaman lainnya. Bagi petani, persoalan ini disebabkan belum ditemukan tanaman
konversi tembakau yang setidaknya menghasilkan keuntungan yang sama dengan
tembakau, terutama di lahan-lahan yang hanya mungkin tanaman tembakau tumbuh.
Sejumlah lahan tembakau yang telah diujicobakan dan diganti dengan tanaman lain di
beberapa daerah di Madura, berakhir dengan kenyataan: selalu gagal.

xv
Ringkasan Eksekutif

B. Rekomendasi
1. Pemerintah perlu mencabut PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. PP ini bukan saja
bertentangan dengan Pasal 116 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan, melainkan juga tidak
sesuai dengan judulnya yang mengatur kaitan produk tembakau dengan zat adiktif.
Karena, PP ini dengan mencabut PP No. 19/2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan justru mengatur hal-hal yang berkaitan dengan produk dan diversifikasi,
kemasan bungkusnya, pembatasan dan pengekangan perdagangan, serta promosi, iklan
dan sponsorship. Memang tidak melarang seluruhnya, namun ditambah lagi dengan
kampanye antitembakau produk tembakau ini lebih mirip sebagai produk semi-ilegal.
Inkonsistensi dengan judul PP ini sekaligus menampakkan perilaku pemerintah sebagai
bentuk tipu muslihat. Bila pemerintah tetap mempertahankan judulnya, sebaiknya isi
pasal-pasalnya harus segera direvisi supaya lebih sesuai.

2. Pemerintah sebaiknya mengambil posisi mendukung industri pengolahan tembakau dan


cengkeh dalam berbagai bentuk seperti PP, peraturan menteri, sampai UU bukan saja
karena sudah menunjukkan ketangguhannya mampu bertahan selama 120 tahun dan
mencapai masa keemasannya selama dua dekade, namun juga kontribusinya untuk
penerimaan negara dari pajak dan cukai serta devisa, bahkan kontribusi bagi pemenuhan
hak atas pekerjaan, hak atas upah dan tunjangan, hak atas jaminan sosial, serta hak atas
partisipasi dalam kehidupan budaya. Karena, sedikitnya 6 juta orang menggantungkan
hidup mereka dalam industri pengolahan tembakau dan cengkeh. Untuk melindunginya
dari serbuan perdagangan impor, pemerintah juga perlu menerapkan hambatan tarif dan
hambatan non tarif.

3. Dalam kaitan dengan hak-hak ekonomi dan sosial itu pula, maka pemerintah perlu
mendorong dan bahkan menekan industri pengolahan tembakau dan cengkeh lebih
berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada buruh-buruh yang
mereka pekerjakan seperti kepastian kerja, upah yang layak, jaminan sosial dan tunjangan
lainnya. Pemerintah seharusnya menghapus bentuk kerjasama sub-kontrak dengan label
MPS dalam industri rokok yang merupakan bisnis utama (core business) supaya
mengakhiri persoalan status buruh yang dipekerjakan. Status buruh borongan perlu
diiringi dengan peningkatan menjadi buruh tetap dalam kaitannya dengan masa kerja.
Langkah-langkah ini penting dilakukan supaya para pengusaha rokok terutama kretek
tidak dituding sebagai kelompok yang rakus dan tamak: mengeruk untung sebanyak
mungkin dalam tempo sesingkat mungkin dengan mengandalkan upah yang rendah.
Karena tidak terbantahkan mengingat banyak publikasi dan pemberitaan yang
mengungkapkan tentang begitu besarnya laba bersih yang dipetik, belanja iklan yang
dialokasi, serta menyokong berbagai acara musik dan olahraga.

4. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) perlu menimbang lebih matang ketimbang sekadar


menjadi corong regim kesehatan dunia karena WHO FCTC juga lebih banyak
mengandung pengaturan perdagangan daripada kesehatan supaya pertentangan antara
hak atas kesehatan dengan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya lainnya dapat dihasilkan
titik temu. Karena, paparan asap rokok bukan paparan asap knalpot tingkat bahayanya
tidaklah seperti yang dikesankan oleh pihak-pihak yang menyuarakan antitembakau.

xvi
Ringkasan Eksekutif

Karena, banyak juga pengalaman hidup dan riset tentang produk tembakau yang
menunjukkan hasil dan fakta yang bertentangan dengan yang disuarakan itu. Kemenkes
perlu mengarahkan dan menguatkan standarisasi produk tembakau supaya dicapai
kemajuan yang lebih diharapkan.

5. Hasil kajian ini perlu juga menyampaikan kepada semua pihak bahwa 120 tahun bertahan
dan mampu menggapai masa keemasannya dalam dua dekade terakhir, bukanlah waktu
yang pendek. Apa pun kandungan bahaya yang dikampanyekan, industri pengolahan
tembakau dan cengkeh merupakan pelajaran yang sangat berharga industrialisasi yang
hampir sepenuhnya bersumber dari tangan-tangan dan bahan baku lokal yang tidak atau
sangat kurang bergantung kepada impor pada saat para pengusaha Eropa di Hindia
Belanda tidak berkepentingan melakukan industrialisasi. Industri ini sudah melewati
tahap-tahap krisis ekonomi dunia, kerusuhan sosial, perang dunia, bahkan nyaris hancur
berantakan di bawah gelombang fasisme-militerisme Jepang, namun dengan tangguhnya
mampu bertahan sebelum mereguk masa keemasannya. Khususnya bagi pemerintah,
kiranya titisan sejarah panjang dengan jatuh-bangunnya pantas diapresiasi sebagai salah
satu kekhasan produk Indonesia.

xvii
KATA PENGANTAR
PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH
Buku ini adalah kajian tentang tantangan berat yang dihadapi industri rokok kretek yang bisa
berdampak pada hilangnya sejumlah hak ekonomi, sosial dan budaya di beberapa lapisan
masyarakat Indonesia disebabkan atas keberhasilan kampanye global antitembakau dengan
diadopsinyaWorld Health Organization (WHO) Framework Convention on Tobacco Control
(FCTC) dalam Sidang Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) ke-56 pada Mei 2003.
Keberhasilan ini buahdari persaingan panjang antara industri farmasi dengan industri tembaau di
Amerika Serikat (AS)dalam apa yang disebut sebagai perang nikotin.

Di bawah bimbingan regim kesehatan dunia, kelompok-kelompok antitembakau tanpa disadari


secara inheren juga antikretek pemerintah RI didesak untuk [1] meratifikasi atau mengesahkan
WHO FCTC menjadi Undang-Undang (UU), [2] merancang dan membahas RUU Pengendalian
Tembaku, serta mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Tembakau. Sampai akhir
2012, pemerintah dan DPR belum juga meratifikasi FCTC dan RUU Tembakau. Namun, mereka
berhasil mengesahkan UU No. 36/2009 tentang Kesehatan, yang juga memerintahkan
dibentuknya PP, dan akhirnya pemerintah mengesahkan PP No. 109/2012 tentang Pengamanan
Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.

Persoalannya, judul PP itu berbeda dengan kandungan pasal-pasalnya, sehingga dapat dinyatakan
bertentangan dengan Pasal 116 UU Kesehatan yang mengamanatkannya, atau bisa pula
dipandang sebagai bentuk tipu muslihat. Karena kandungan pasal dalam PP itu lebih berkaitan
dengan produk dan perdagangan produk tembakau, secara spesifik adalah produk industri rokok
kretek, yaituharga dan tarif cukai rokok, kemasan dan label produk, iklan, promosi dan
sponsorship, serta mengontrol tujuan komersial dan kepentingan lain industri tembakau. Di satu
sisi, sejumlah kandungan PP ini bersumber dari FCTC. Sama saja, keduanya bukan mengarahkan
pada standarisasi produk untuk pengamanan bahan dan kandungan zat adiktif. Namun di sisi
lain, kran impor tembakau dan rokok putih meningkat. Maka, dengan senjata ini memperkuat
dugaan bahwa pemerintah sedang mendesak ke belakang industri rokok kretek.

Lebih dari itu untuk mengingatkan kembali industrialisasi pengolahan tembakau dan cengkeh
sudah berlangsung lebih 120 tahun sebagai karya buah tangan para perintis dan pemupuknya
maupun pengolahannya yang bersumber dari bahan baku yang hampir sepenuhnya bersumber
dari lokal yang mengkarakterisasi kaitannya dari hulu ke hilir. Tidak hanya sangat banyak nilai
kerja yang sudah tertanam dalam lintasan sejarah panjangnya, namun juga kaitan ketangguhan
dan kemandirian yang telah teruji. Sebut saja, bagaimana industri ini pernah diguncang efek
krisis ekonomi dunia, kerusuhan sosial, perang dunia, bahkan gelombang pasang fasisme-
militerisme Jepang, namun mampu bangkit kembali dari reruntuhan sebelum menggapai masa
keemasannya dalam dua dekade terakhir. Industri rokok kretek menguasai pangsa pasar domestik
lebih dari 90 persen, sebagian diekspor, serta memberikan kontribusi bagi pemenuhan hak atas
pekerjaan, kegiatan sosial dan membentangkan kesejahteraan bagi sebagian petani tembakau dan
cengkeh, selain kontribusinya untuk penerimaan negara dalam bentuk setoran pajak dan cukai,
apa pun kekurangan dan kelemahannya.

xix
Pengantar dan Ucapan terimkasih

Kajian dalam buku ini hendak menempatkan kebijakan pemerintah yang mengontrol
perdagangan rokok terutama kretekdalam kaitannya dengan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya.
Pemerintah bisa saja menyakal bahwa kebijakannya tidak akan mematikanindustri rokok kretek,
namun faktanya banyak kasus pabrik-pabrik kretek kecil terpaksa gulung tikar. Pabrik-pabrik ini
memproduksi kretek untuk dijual dengan harga terjangkau. Bila pemerintah menaikkan tarif
cukai yang tinggi, kesulitan mereka pasti terjadi. Daya saing kretek di tingkat pasar internasional
pun karena harganya yang lebih murah. Kebijakan ini sudah termasuk hambatan tarif di negeri
sendiri. Apalagiditerapkan kontrol yang lebih ketat terhadap perdagangan rokok berdasarkan PP
No. 109/2012, sementara impor tembakau dan rokok putih tidak diberlakukan dengan hambatan
tarif dan nontarif. Tambahan lagi, pemerintah menerapkan perdagangan yang bersifat
diskriminatif terhadap produk Indonesia. Belum lagi, banyak larangan yang berkaitan dengan
rokok atau produk tembakau.

Dengan demikian, kajian dalam buku ini hendak membuka mata bahwa kretek itu tidak dibuat di
AS atau di Eropa. Kretek telah mengaitkan kekhasan dan identitasnya dengan Indonesia,
sebagaimana cerutu dengan Kuba, atau Jepang dengan produk otomotif. Sehingga tidaklah perlu
mengarahkan dan menempatkan seakan-akan produk tembakau adalah produk semi-ilegal.
Sebaliknya, perlu dicari jalan yang lebih masuk akal ketimbang mempertentangkan secara
berlebihan gara-gara paparan asap rokok bukan asap knalpot antara kebutuhan kesehatan
dengan pekerjaan, upah dan tunjangan serta bentuk-bentuk partisipasi dalam kebudyaaan.

Seiring rampungnya penulisan buku ini kami ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada banyak pihak yang sudah ambil bagian. Tentu saja, kami sangat menghargai sumbangan
dan jerih payah yang telah diberikan Suryadi Radjab dan kawan-kawannyayang menuliskan
dalam kajian ini.

Jakarta, Mei 2013

Mulayana Wirakusumah

xx
Bab 1
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

1.1. Latar Pengendalian Tembakau


1.1.1. Dampak konsumsi tembakau terhadap kesehatan
1.1.2. Tekanan perdagangan produk tembakau
1.1.3. Kampanye anti tembakau
1.2. Resistensi atas Pengendalian Tembakau
1.2.1. Resistensi petani dan buruh-tani tembakau
a. Tata niaga dan dana bagi hasil
b. Menentang RUU dan RPP Tembakau
c. Menolak fatwa haram
d. Ancam boikot bayar pajak dan pemilu
1.2.2. Resistensi pengusaha industri rokok
1.2.3. Signifikansi tembakau dan pengolahannya
a. Sebaran perkebunan tembakau
b. Sebaran industri pengolahan tembakau
c. Serapan tenaga kerja
d. Besarnya cukai buat negara

Gelombang gempuran dan suara gaduh yang berupaya mengguncang kemajuan produksi
pengolahan tembakau di Indonesia tidak hanya digulirkan oleh kekuatan raksasa dunia diwakili
regim kesehatan dan perdagangan bebas namun juga membawa pengaruhnya terhadap berbagai
organisasi dan barisan anti penggunaan tembakau di dalam negeri untuk menekan pemerintah
dan parlemen supaya dapat mengatur perdagangan dan konsumsi tembakau. Mereka seperti
menabuh genderang perang terhadap produk tembakau, khususnya buah perpaduan yang khas
antara tembakau dan cengkeh, yang sangat lagendaris dengan sebutan kretek.1 Inilah industri
yang hampir seluruhnya dirintis oleh tiga generasi sebelumnya lebih dari satu abad beroperasi
dan terus bertahan dengan susah-payah dibangun dan dikerahkan daya cipta, dari kerja keras
dan keringat banting tulang, serta pemanfaatan sumber daya lokal sampai memetik posisi
terdepan yang tidak tergoyahkan oleh gelombang krisis ekonomi dunia.2

Mengguncang produksi pengolahan tembakau dengan hanya mengatasnamakan doktrin


kesehatan belaka dapat diasumsikan sebagai persoalan serius. Karena guncangan ini bakal
menghadapi jutaan orang yang menggantungkan hidup dalam mata rantai perladangan dan
perkebunan tembakau sampai industri pengolahannya dan perdagangan rokok. 3 Secara ekonomi,
sejak lama telah terbentuk keterkaitan rantai produksi dari hulu ke hilir dengan lebih lengkap di
mana hasil perkebunan tembakau dan cengkeh diserap oleh industri kretek. 4 Negara pun
1
Wanda Hamilton, Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat, Yogyakarta: INSISTPress, 2010.
2
Roem Topatimasang, Puthut EA, dan Hasriadi Ary, (eds.), Kretek: Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota,
Yogyakarta: INSISTPress, 2010, hal. 140.
3
Lihat RPP Tembakau Disahkan, Jutaan Orang Kehilangan Pekerjaan, kompas.com, Selasa, 3 Juli 2012 | 19:55
WIB. Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) menyebutkan, jumlah petani tembakau sekitar 2,1 juta orang
di seluruh Indonesia.
4
Bandingkan perbedaannya yang menyolok dengan produksi industri perakitan otomotif yang tidak lengkap dan
sangat bergantung pada impor dari negeri-negeri pusat seperti Jepang, Jerman, dan belakangan Korea Selatan.
Signifikansi lainnya adalah bahwa perkebunan dan industri pengolahan tembakau juga bersifat padat karya, banyak
menyerap tenaga kerja. Lebih dari itu, industri kretek bersifat mandiri, bebas dari pola patronase bisnis (business
patronage), yakni tidak bergantung dan tidak dimodali oleh negara. Mereka adalah contoh dari pengusaha atau
perusahaan nasional yang tumbuh secara mandiri tanpa campur tangan negara, bahkan menjadi salah satu sektor
yang kompetitif di tingkat internasional.

3
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

disokong dengan penerimaan pajak dan cukai yang tinggi. 5 Dalam kretek, terdapat racikan aroma
cengkeh (Euginia aromatica) rempah-rempah lagendaris yang tidak ditemukan rokok lainnya
seperti rokok Amerika Serikat (AS) atau Eropa. 6

Namun studi tandingan yang disajikan ini sangatlah penting. Tembakau (Nicotiana tabaccum
atau Nicotiana spp., L.) dengan kadar nikotin sekitar 0,6 persen adalah tanaman yang telah
menjadi bagian penting dalam ekonomi dan budaya di Indonesia. Sehingga studi ini lebih dari
sekadar memaparkan dampaknya atas kesehatan, apalagi secara berlebihan dinyatakan sebagai
penyebab kematian,7 adalah menimbang betapa pentingnya bagi ekonomi dan budaya yang telah
terbentuk ratusan tahun dan bersifat padat karya di Indonesia, khususnya hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya lainnya terkait upaya mengendalikan secara ketat terhadap tembakau dan
produk pengolahan tembakau. Terlebih lagi, kampanye anti tembakau ini tidak diiringi dengan
solusi ekonomi dan budaya yang dapat dipertanggungjawabkan, kecuali dengan menunjukkan
satu kasus keberhasilan dalam peralihan pola tanam tembakau ke sayuran. 8

1.1. Latar Pengendalian Tembakau


World Health Organization (WHO) memang telah mengadopsi Framework Convention on
Tobacco Control (FCTC) dalam Sidang Kesehatan Dunia (World Health Assembly) ke-56 pada
2003. FCTC ini memberikan rujukan tentang betapa pentingnya pengendalian tembakau di
seluruh dunia. Dengan rujukan ini diharapkan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) berkomitmen untuk mengesahkan FCTC menjadi hukum atau kebijakan
nasionalnya masing-masing, sehingga menjadi bagian dari negara-negara peserta (states parties)
atas FCTC. Setiap negara diharapkan dapat menunjukkan komitmen yang kuat dalam
mengurangi dampak penggunaan tembakau terhadap kesehatan, dengan langkah-langkah
meratifikasi FCTC, menjabarkan lebih lanjut komitmennya ke dalam UU, serta kebijakan
lainnya yang relevan.

1.1.1. Dampak konsumsi tembakau terhadap kesehatan


Tidak dapat dibantah bahwa kemunculan dan kedudukan FCTC diarahkan untuk mengekang dan
membatasi dampak penggunaan tembakau. Konvensi ini juga disebut sebagai WHO FCTC.
Turunan FCTC adalah The Protocol to Eliminate Illicit Trade in Tobacco Products. Persoalan
5
Salah satu contoh adalah PT Djarum. Perusahaan rokok pemilik pangsa pasar terbesar ketiga ini melakukan
pembelian pita cukai rokok sebesar Rp 12 triliun tahun 2012. Nilai pembelian pita cukai rokok ini meningkat 13
persen dibanding tahun 2011 yang besarnya Rp 10,6 triliun. Lihat Djarum Beli Pita Cukai Rp 12 Triliun Tahun
Ini, indonesiafinancetoday.com, Rabu, 06 Juni 2012.
6
Mark Hanusz, Kretek: The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes, Jakarta: Equinox, 2000. Kretek
disebut juga sebagai ciri khas dan budaya Indonesia.
7
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan
Framework Convention on Tobacco Control (Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau), Jakarta: Komnas
HAM, 2012, hal. 17. Lihat juga, Risiko Kematian Perokok Perempuan Meningkat, tempo.co, Jumat, 25 Januari
2013 | 05:58 WIB. Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, juga berkampanye dengan menyatakan, tiap tahun
ada 300.000 kematian akibat rokok di Indonesia.
8
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar konferensi Mengatasi Masalah Tembakau di Negara
Berkembang pada 5 Desember 2012. Dalam acara ini peneliti Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health,
Stephen Tamplin, mengisahkan hanya satu kasus tentang perubahan pola tanam petani tembakau ke sayuran di
lereng Merapi yang relatif berhasil, sehingga membantah bahwa peralihan dari menanam tembakau ke sayuran akan
membuat mereka miskin. Lihat Petani Tembakau Merapi Berhasil Beralih ke Sayuran, tempo.co, Rabu, 05
Desember 2012 | 18:51 WIB.

4
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

yang hendak dihapuskan atau dikurangi adalah illicit trade yang mencakup [a] produksi,
pengiriman, penerimaan, pemilikan, distribusi, penyimpanan atau pembelian atas sesuatu yang
dilarang/tidak sah menurut UU, [b] regional economic integration organization untuk
mengalihkan kompetensi, mengikat dan mematuhinya, [c] tobacco advertising and promotion
atas setiap bentuk komunikasi komersial, rekomendasi, mempengaruhi melalui promosi produk
tembakau langsung atau tidak langsung, [d] tobacco control yang menyangkut strategi
pasokan, permintaan dan pengurangan konsumsi produk tembakau dan pengaruh asap rokok, [e]
tobacco industry yang berarti perusahaan rokok, distributor besar dan pengimpor produk
tembakau, [f] tobacco product yang artinya seluruh atau sebagian produk terbuat dari daun
tembakau sebagai bahan baku untuk dihisap, dikunyah dan dihirup, [g] tobacco sponsorship
dalam bentuk kontribusi terhadap suatu acara, kegiatan atau individual dengan tujuan
mempengaruhi melalui produk atau penggunaan tembakau, langsung atau tidak langsung. 9

FCTC memang menekankan dan memprioritaskan terhadap hak setiap orang untuk menjaga
kesehatan. Karena konsumsi tembakau dan paparan asap rokok diasumsikan dan disimpulkan
sebagai suatu epidemik yang telah menjadi persoalan internasional. Asumsi dan kesimpulan ini
didasarkan atas berbagai penelitian tentang pengaruh asap rokok, produk-produk yang
mengandung tembakau yang diracik dengan canggih untuk menimbulkan ketergantungan, selain
dihasilkan secara farmakologis aktif, mengandung racun, mutagenik dan risiko kanker, serta
penyakit lainnya, bahkan kemiskinan.10

Langkah-langkah pengendalian tembakau itu telah didukung oleh penelitian tentang dampak
konsumsi tembakau terhadap kesehatan yang dilakukan WHO, sehingga diperkirakan sampai
tahun 2020 bakal menjadi persoalan kesehatan terbesar atas penyakit yang ditimbulkan.
Diprediksi, praktik dan perilaku konsumsi tembakau dapat menyebabkan 8,4 juta kematian setiap
tahun. Dikatakan, konsumsi tembakau bakal membunuh setiap orang dalam 10 detik.
Diperkirakan pula bahwa peningkatan konsumsi tembakau di Asia dapat meningkatkan kematian
empat kali lipat dari 1,1 juta orang (1990) menjadi 4,2 juta orang (2020). 11

Asap rokok orang lain (AROL) disebut juga secondhand smoker (SHS) dikenal sebagai
perokok pasif, diperkirakan menyebabkan 600.000 kematian dini setiap tahun di dunia, dengan
rincian 31 persen korban adalah anak-anak dan 64 persen perempuan. 12 Hasil penelitian lainnya
yang ditulis dalam New England Journal of Medicine edisi Januari 2013 menyebutkan, perokok
perempuan lebih mungkin meninggal akibat kanker paru-paru dibandingkan beberapa dekade
lalu. Pada 1980-an, perempuan yang merokok ternyata 12,6 kali lebih mungkin meninggal akibat
kanker paru-paru. Sedangkan tahun 2000-an, kemungkinan itu melonjak tajam sekitar 25,7
kali. 13 Sedangkan di Indonesia, berdasar data Departemen Kesehatan (Depkes) pada 2007,

9
Pasal 1 WHO FCTC.
10
Lihat Pembukaan dalam FCTC.
11
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Op.cit., hal. 17-18. Selain menyebabkan kematian bagi penggunanya,
konsumsi rokok juga merugikan kesehatan orang lain. Asap rokok orang lain (AROL) dinyatakan, merugikan
kesehatan orang lain karena mengandung asap dan partikel, terdiri 7.000 senyawa kimia dan partikel kecil yang
menjadi Particulate matter (PM2,5). Tahun 2010, Riskesdas mengungkapkan, sebanyak 62 juta perempuan dan 30
juta laki-laki menjadi perokok pasif, sehingga ada 92 juta perokok pasif.
12
World Health Organization, Global Adult Tobacco Survey (GATS): Thailand, WHO, 2009.
13
Lihat Risiko Kematian Perokok Perempuan Meningkat, tempo.co, Jumat, 25 Januari 2013 | 05:58 WIB. Seorang
peneliti adalah Dr Michael Thun, mantan wakil presiden emeritus American Cancer Society.

5
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

hampir 85 persen rumah tangga terpapar asap rokok. Perbandingan atau rasio kematian antara
perokok aktif dan perokok pasif adalah delapan berbanding satu (8:1). Bila 200.000 perokok
aktif, maka sedikitnya 25.000 kematian disebabkan paparan AROL. 14

Berbeda dari hasil penelitian dan survei yang menyatakan rokok sebagai penyebab kematian,
namun bersumber dari organisasi yang sama Penasihat Regional Penyakit Tidak Menular
WHO South East Asia Regional Office, Regu Garg menjelaskan bahwa sedikitnya empat
penyakit tidak menular (PTM) penyebab kematian tertinggi di Asia Tenggara yang mencapai 7,9
juta kasus per tahun. Keempat penyakit ini, yaitu jantung, stroke, diabetes dan kanker. Penyakit
ini tidak menular namun timbul dari gaya hidup yang tidak sehat seperti diet tidak sehat, aktivitas
fisik minimal, merokok, serta konsumsi alkohol berlebih. 15 Data dalam Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 menyebutkan, angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7 persen pada
1995 menjadi 49,9 persen pada 2001, dan meningkat lagi menjadi 59,5 persen pada 2007.
Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4 persen), disusul
hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Di perkotaan, kematian akibat
stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 11,5
persen. 16

Dalam kaitannya dengan paparan asap yang merugikan kesehatan, juga tidak memasukkan
dampak emisi gas buang kendaraan bermotor atau polusi udara lainnya secara terintegrasi.
Kontribusi bahan pencemar dari kendaraan bermotor ke udara di DKI Jakarta mencapai sekitar
70 persen. Mulai dari mobil pribadi, bus dan mobil angkutan umum, sepeda motor, truk, sampai
lokomotif kereta api, pesawat terbang, dan kapal laut menjadi sumber yang dominan dalam
pencemaran udara. Beberapa studi epidemiologi menyimpulkan adanya hubungan yang erat
antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian (prevalensi) penyakit
pernafasan. Gas buang ini jelas berisiko terhadap kesehatan khususnya penyakit pernafasan,
terutama di kota-kota besar. Penyakit yang mungkin timbul antara lain kanker pada paru-paru
atau organ tubuh lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan yang bersifat akut maupun kronis,
dan kondisi yang diakibatkan karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain seperti
sistem syaraf.17

Pencemaran dari gas buang itu juga telah berdampak lebih jauh dalam bentuk pemanasan global
(global warming), yakni efek rumah kaca atau perubahan iklim (climate change). Pada 2011,
Departemen Energi AS menghitung tingkat emisi gas rumah kaca justru lebih parah daripada
skenario terburuk yang diprediksi oleh ahli iklim pada 2007. Karena, sepanjang 2010, jumlah
karbon dioksida (CO2) yang terlepas ke udara sebanyak 564 juta ton (setara 512 metrik ton),
meningkat lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini berarti terjadi peningkatan

14
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Op.cit., hal. 18. Lihat juga, Risiko Kematian perempuan perokok di
Indonesia Meningkat, bintangnews.com, Kamis, 24 Januari 2013. Sementara, menurut mantan Menkes Endang
Sedyaningsih (almarhumah), jumlah korban akibat rokok sebanyak 426.214 orang pada 2007.
15
Lihat Empat Penyakit Tak Menular Penyebab Kematian Tertinggi di Asia, aktual.co, Sabtu, 8 September 2012
12:33:02; dan Penyakit Tak Menular Jadi Pembunuh Utama, kompas.com, Sabtu, 8 September 2012 | 10:03 WIB.
16
Lihat Stroke, Penyebab Kematian Tertinggi, kompas.com, Minggu, 30 September 2012 | 12:03 WIB.
17
A Tri Tugaswati, Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya terhadap Kesehatan,
http://www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi%20Gas%20Buang%20Bermotor%20%26%20Dampaknya%20Terhadap%
20Kesehatan.pdf (diakses pada Rabu, 20 Fabruari 2013).

6
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

emisi sebesar 6 persen. Penyumbang terbesar emisi CO2 berasal dari tiga negara, yaitu Cina, AS,
dan India.18

Emisi gas rumah kaca dapat diperluas lagi di Indonesia, yaitu dampak kebakaran hutan yang
menyumbang sebesar 0,672 gigaton carbon dioksida equivalent (CO2e), sampah sebesar 0,048
gigaton CO2e, energi dan transportasi sebesar 0,038 gigaton CO2e, agrikultur sebesar 0,008
gigaton CO2e, dan industri menyumbang 0,001 gigaton CO2e. Realitas ini pula yang mendorong
Presiden Yudhoyono mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 61/2011 tentang Rencana
Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK). 19

Regim kesehatan dunia memang telah memprioritaskan hak setiap orang untuk menjaga
kesehatan berkaitan konsumsi tembakau dan paparan asap rokok, karena dinilai berisiko tinggi
atas beberapa PTM, bahkan secara mengerikan dikampanyekan berisiko kematian. Tekanan ini
diikuti oleh berbagai pihak di Indonesia untuk mengambil bagian dalam kampanye ini.
Pemerintah telah lewat Presiden Yudhoyono akhirnya menandatangani Rancangan Peraturan
Pemerintah (RPP) tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau bagi Kesehatan menjadi PP No. 109/2012 pada pada 24 Desember 2012. Sebelumnya,
Kementerian Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (Kemenko Kesra)
menyatakan, tujuan utama dari RPP adalah untuk memproteksi dan meningkatkan kesehatan
generasi muda. 20

Dalam sosialisasi PP No. 109/2012 untuk mengendalikan dampak tembakau terhadap kesehatan,
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengangkat kisah ayahnya sebagai perokok dan meninggal
disebabkan menderita kanker paru-paru. Suaminya juga perokok yang kemudian terkena stroke.
Dalam rokok terdapat ribuan racun yang terkandung dalam nikotin dan tar di mana 60 persen
merupakan zat karsinogenik yang memicu penyakit kanker. Selain itu, dia mengatakan, rokok
juga menyebabkan stroke.21

Memang hal yang mengesankan terusung bahwa para perokok secara langsung telah membeli
tiket kematian dini. Padahal, ada banyak pengalaman lain yang konkret di mana sejumlah
orang berusia senja laki-laki dan perempuan masih menikmati kepulan asap yang berasal dari
racikan tembakau dan cengkeh.22 Bahkan, ada juga suatu penelitian yang menyimpulkan manfaat
merokok, yaitu [a] menurunkan risiko operasi penggantian lutut, [b] menurunkan risiko penyakit
parkinson, [c] menurunkan risiko obesitas, [d] menurunkan risiko kematian setelah si perokok

18
Lihat Bukannya Berkurang, Emisi Karbon Kian Melonjak, tempo.co, Senin, 07 November 2011 | 21:34 WIB.
Cina mengeluarkan emisi karbon 2.248 juta metrik ton, AS 1.498 juta metrik ton. India, Rusia, Jepang, dan Jerman
berkisar antara 500 dan 200 juta metrik ton. Korea Selatan, Iran, Kanada, dan Arab Saudi duduk di posisi 7 hingga
10 dengan produksi emisi karbon sekitar 150 juta metrik ton. Total emisi karbon dunia 2010 sebesar 9.138 juta
metrik ton.
19
Lihat Presiden Siapkan Rencana Aksi Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, tempo.co, Senin, 26 September 2011 |
18:55 WIB.
20
Lihat Kemenko Kesra: RPP Tembakau untuk Memproteksi Generasi Muda, kompas.com, Rabu, 4 Juli 2012 |
16:39 WIB.
21
Lihat Begini Kisah Pahit Menteri Kesehatan soal Rokok, tempo.co, Rabu, 23 Januari 2013 | 12:35 WIB.
22
Roem Topatimasang, Puthut EA, dan Hasriadi Ary, (eds.), Op.cit., hal. 167.

7
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

mengalami beberapa serangan jantung, dan [e] membantu obat jantung clopidogrel bekerja lebih
baik. 23

Namun demikian, perihal pemicu suatu penyakit yang ditimbulkan para perokok aktif dan
perokok pasif dalam kaitan dengan asap dan apa pun PTM yang bakal timbul perlu diakui
bahwa risiko PTM ini tidaklah bersifat tunggal, terutama bagi mereka yang berada di perkotaan
seiring dengan pencemaran udara yang terus meningkat akibat pelepasan emisi gas rumah kaca
dan bentuk pencemaran lainnya. Rokok dan kepulan atau paparan asapnya bukanlah satu-satunya
risiko yang dapat menimbulkan PTM.

1.1.2. Tekanan perdagangan produk tembakau


Industri rokok, terutama kretek, bukan saja menjadi ciri khas dari daya kreasi dan sumber daya
Indonesia, namun juga merupakan produk yang berdaya saing atau kompetitif. Perjalanan
panjang industri kretek ini sudah berlangsung selama 120 tahun, sejak mulai munculnya racikan
tembakau dan cengkeh dalam bungkus daun jagung. 24 Kendati rintisannya dimulai dengan jatuh
bangun, namun daya tahannya setelah berkembang pada permulaan abad ke-20, sungguh
mengesankan, tidak goyah oleh gelombang krisis ekonomi global. Bahkan daya tahannya tetap
kuat ketika diguncang oleh muncul dan beroperasinya monopoli dagang Badan Penyanggah dan
Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang disokong oleh kebijakan pemerintah yang menekan harga
pembelian cengkeh dari petani dan BPPC menjualnya dengan harga tinggi kepada anggota-
anggota Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri). Di satu pihak keberadaan
BPPC telah menyengsarakan petani cengkeh dengan memaksa petani untuk mejual cengkeh
dengan harga yang rendah, sedangkan di pihak lain para anggota Gappri dipaksa pula untuk
membeli cengkeh hanya dari BPPC. 25

Dalam perdagangan bebas di tingkat internasional, industri produk tembakau Indonesia justru
menghadapi tembok proteksi. Pemerintah AS melarang masuknya rokok kretek ke negerinya.

23
Penelitian dari Universitas Adelaide, Australia, muncul dalam jurnal Arthritis & Rheumatism. Selain itu dalam
dalam jurnal Thrombosis Research, edisi Oktober 2010. Lihat Benarkah Merokok Ada Manfaatnya? tempo.co,
Jumat, 21 Desember 2012 | 07:00 WIB.
24
Kretek bermula dari temuan Haji Djamhari pada akhir abad ke-19 di Kudus. Dikisahkan, semula dia merasa sakit
pada bagian dada, dan kemudian mengoleskan minyak cengkeh. Sakitnya pun reda. Djamhari lantas bereksperimen
merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok, dan semula disebut klobot
dibungkus daun jagung selanjutnya dikenal sebagai kretek karena ketika dihisap berbunyi kretek-kretek. Lihat
Mark Hanusz, Kretek: The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes, Jakarta: Equinox, 2000; dan
Diana Hollingsworth Gessler dan Michelle Sampoerna, The Sampoerna Legacy: A Family & Business History,
Jakarta: Sampoerna Foundation, 2007.
25
BPPC menetapkan harga jauh lebih rendah dari sebelumnya untuk membeli cengkeh kering dari petani sebesar Rp
7.500 per kilogram. Para petani yang menjual cengkeh ini masih ditambah dengan pemotongan untuk Dana
Penyertaan Masyarakat (DPM) Rp 2.000 dan Dana Simpanan Wajib Khusus Petani (SWKP) Rp 1.500. Ini berarti
petani hanya mengantongi Rp 4.000 per kilogram. Selain itu, tidak berarti petani tidak diperas lebih banyak lagi oleh
berbagai penyimpangan. BPPC mulai beroperasi sejak 28 Desember 1990 dan berakhir sampai tahun 1998. Dengan
tata niaga cengkeh (TNC) ini BPPC akan mengantongi selisih laba 100 juta dollar AS per tahun. BPPC bermodalkan
suntikan dana pemerintah berupa pinjaman total Rp 759 miliar, yaitu Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
senilai Rp 569 miliar dan pinjaman komersial kepada Bank Indonesia melalui Bank Bumi Daya sebesar Rp 190
miliar. Lihat Roem Topatimasang, Puthut EA, dan Hasriadi Ary, (eds.), Op.cit., hal. 55-59; TNC Diteruskan, Perlu
Dana Penyangga Rp 1 Triliun/Tahun, Suara Pembaruan, Minggu, 6 November 1994; Soal Dana Petani Cengkeh
di BPPC, ICW Tuduh DPR Bela Tommy, Kompas, Senin, 15 Maret 2000; dan Tommy Soeharto: Tidak Ada
Kredit Macet di BPPC, detik.com, Kamis, 16 Agustus 2007 10:01 WIB.

8
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

UU Tembakau (Tobacco Act) di AS mendiskriminasikan kretek, karena rokok beraroma mentol


yang banyak diproduksi perusahaan AS boleh beredar, sedangkan kretek justru dilarang. 26
Bahaya aroma mentol dalam rokok ini juga sudah dikaji oleh lembaga pengawas makanan dan
obat di AS, Food and Drug Administration (FDA). 27 Namun demikian, memang dengan
disahkannya aturan Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act pada 2009 dan berlaku
pada 2010, potensi kerugian Indonesia akibat aturan ini mencapai 200 juta dollar AS per tahun.
Sedangkan potensi ekspor rokok Indonesia ke seluruh dunia diperkirakan 500 juta dollar AS
pada 2010.28

Pembentukan panel di WTO untuk menghadapi larangan ekspor kretek ke AS dengan tuduhan
kretek lebih berbahaya ketimbang rokok putih, kelihatannya pernyataan WTO memang kurang
menguntungkan. WTO menyatakan bahwa aturan AS itu memang diskriminatif. Namun di lain
pihak, WTO juga menyatakan aturan itu memang dibutuhkan karena dapat mengurangi perokok
pemula. Pernyataan terakhir ini menegaskan posisi WTO, karena tidak didasarkan atas alasan
kesehatan, melainkan untuk mengurangi perokok. Pernyataan WTO inilah yang mendorong
Gappri menimbang untuk mengajukan banding. 29

Mentoknya ekspor kretek akibat aturan yang diskriminatif itu, Aliansi Masyarakat Tembakau
Indonesia (AMTI) meminta pemerintah RI segera tegas menanggapi keputusan WTO, karena
tersedia dua bulan untuk menanggapinya. AMTI menilai sikap tegas pemerintah dibutuhkan
karena kebijakan AS itu memukul industri kretek, yang mencerminkan 90 persen produksi rokok
Indonesia. Desakan juga dikemukakan Wakil Ketua Komisi Industri, Perdagangan, dan Investasi
Dewan Perwakilan Rakyat Aria Bima. Pembatasan rokok kretek adalah bagian dari perang
dagang. Indonesia tidak boleh diam saja, harus melawan, katanya. 30

Ekspor rokok Indonesia tidak hanya menghadapi tembok proteksi dan diskriminasi di AS, namun
juga tekanan pemerintah dalam menaikkan cukai dan pembatasan produksi. Sejak Januari 2012,

26
Lihat Pengusaha Dukung WTO Bentuk Panel Rokok Kretek, tempo.co, Rabu, 21 Juli 2010 | 18:20 WIB.
Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) menyebut diskriminasi itu sebagai politik (baca: perang)
dagang. Karena, selama periode 2005-2007, terjadi peningkatan ekspor yang mencapai 150 persen. Untuk
menghadapi larangan itu, Gappri mendukung pembentukan panel World Trade Organization (WTO), dengan
harapan ekspor kretek dapat dibuka dan terus meningkat.
27
Lihat Efek Rokok Mentol Dikaji, kompas.com, Sabtu, 3 April 2010 | 07:57 WIB; Perokok Mentol Lebih
Gampang Kena Stroke, kompas.com, Jumat, 13 April 2012 | 14:36 WIB; Rokok Mentol Bisa Tingkatkan Risiko
Stroke, voaindonesia.com, Sabtu, 14 April 2012; FDA Diminta Melarang Rokok Mentol, kompas.com, Sabtu, 19
Maret 2011 | 11:07 WIB; dan FDA Terapkan Aturan Baru bagi Perusahaan Rokok, voaindonesia.com, Jumat, 30
Maret 2012.
28
Lihat Pengusaha Rokok Dukung Banding Keputusan WTO, tempo.co, Senin, 12 September 2011 | 18:49 WIB;
dan Amerika Terbukti Diskriminatif Terhadap Rokok Indonesia, tempo.co, Senin, 05 September 2011 | 07:00
WIB.
29
Ibid. Beberapa penelitian ada yang menyebutkan bahwa sebenarnya rokok putih justru lebih bahaya dibandingkan
rokok kretek. Sebab, kandungan pada rokok putih hanya satu unsur. Lebih berbahaya dibandingkan rokok kretek
yang terdiri dari berbagai unsur dan membentuk senyawa. Lihat juga, Kisruh RI Vs AS Soal Rokok Kretek Masuk
Badan Banding WTO, detik.com, Jumat, 03 Februari 2012 15:03 WIB.
30
Lihat Pemerintah Diminta Tanggapi Keputusan WTO Soal Rokok, tempo.co, Senin, 12 September 2011 | 06:13
WIB. Pemerintah Indonesia melakukan negosiasi dengan Amerika terkait dengan aturan tersebut sejak 7 April 2010,
tapi tak kunjung mendapatkan titik temu. Akhirnya Indonesia mengajukan sidang panel kepada Badan Penyelesaian
Sengketa WTO untuk menyelesaikan masalah ini. Negara yang menjadi pihak ketiga pada panel adalah Brasil,
Kolombia, Republik Dominika, Uni Eropa, Guatemala, Meksiko, Norwegia, dan Turki.

9
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

pemerintah menaikkan tarif cukai rokok sebesar 15 persen. Sebelumnya, pada 2010, cukai sudah
dinaikkan 6 persen, sehingga meningkat 2,5 kali. 31 Karena sampai 2015, pemerintah memang
berkepentingan untuk menaikkan cukai rokok supaya dapat meningkatkan penerimaannya dalam
APBN.

Selain itu, kebijakan pemerintah yang menyederhanakan cukai rokok tanpa bertingkat sesuai
modal-modal yang ditanamkan dikhawatirkan Gappri bakal menggulung industri rokok skala
kecil dan menengah. Karena industri kecil dan menengah tidak akan sanggup memenuhi tarif
yang nilainya hampir sama dengan industri besar. Mereka bakal kesulitan membayar cukai bila
tarifnya mendekati sama antara industri kecil dan menengah dengan industri besar. Dikesankan
bahwa pemerintah lebih melayani kepentingan perusahaan bermodal besar dan menyingkirkan
industri kecil dan menengah yang lebih padat karya. 32

1.1.3. Kampanye anti tembakau


Tidak hanya aturan global dan aturan di negeri-negeri industri maju, serta kebijakan pemerintah
Indonesia yang menekan produk tembakau, namun juga diiringi dengan berbagai kampanye anti
tembakau. Perusahaan rokok, terutama kretek, kerap menjadi sasaran kampanye anti tembakau
itu. Karena dianggap sebagai pihak yang membahayakan kesehatan jutaan orang. Beberapa
kampanye anti tembakau ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

Pertama, digelarnya Hari Tanpa Tembakau. WHO menggelar perayaan Hari Tanpa Tembakau
Sedunia (HTTS) pada 2012 yang jatuh setiap 31 Mei dengan tajuk Stop Tobacco Industry
Interference. Kampanye ini fokus pada upaya-upaya melawan campur tangan industri tembakau
yang tidak peduli dan semakin agresif mengingkari kesepakatan dalam WHO FCTC.33 Dalam
perayaan ini sekitar 1.000 pelajar, mahasiswa, tentara, polisi serta kalangan selebriti dan
beberapa tokoh masyarakat melakukan pawai atau longmarch dari Bunderan Hotel Indonesia
(HI) menuju Balaikota DKI Jakarta. Mereka mengusung pesan Jakarta Bebas Rokok untuk
menciptakan lingkungan sehat dan generasi sehat bebas dari bahaya asap rokok. 34 Sehari
berikutnya, 90 relawan melakukan aksi simpatik dengan menukar rokok yang sedang dihisap
warga dengan setangkai bunga mawar. Puluhan relawan ini disebar ke tujuh kawasan tanpa
rokok (KTR) yakni perkantoran pemerintah, rumah sakit, sekolah, pusat perbelanjaan dan hotel
di Kuta, Pantai Kuta, Terminal Ubung, Lapangan Puputan Badung, dan Bandara Ngurah Rai.35

Bagian dari kampanye itu, penyelenggaran Konferensi World Tobacco Asia (WTA) yang akan
berlangsung pada 19-21 September 2012 di Jakarta, mendapat protes dari Koalisi Masyarakat
Anti World Tobacco Asia Conference (MATA) dengan mendesak pemerintah tidak mengizinkan
konferensi tersebut. Alasan penolakan ini karena dianggap kepentingan industri rokok
internasional menargetkan masyarakat Indonesia sebagai obyek bisnis dalam meraup profit.
MATA menyatakan, konsumsi tembakau bukan cuma masalah kesehatan saja, melainkan juga

31
Lihat Cukai Rokok Naik 15 Persen, tempo.co, Senin, 21 November 2011 | 19:02 WIB.
32
Lihat Aturan Cukai Rokok Baru Ancam Industri Kecil, tempo.co, Senin, 02 Juli 2012 | 16:19 WIB; dan Cukai
Dinaikkan, Pengusaha Rokok Mengadu ke DPR, tempo.co, Kamis, 24 November 2011 | 11:02 WIB.
33
Lihat WHO Ingatkan Upaya Perlawanan Industri Tembakau, kompas.com, Kamis, 31 Mei 2012 | 11:53 WIB.
34
Lihat Hari Tanpa Tembakau, Pelajar Longmarch, kompas.com, Senin, 30 Mei 2011 | 22:23 WIB.
35
Lihat Hari Tanpa Tembakau, Rokok Ditukar Mawar, kompas.com, Kamis, 31 Mei 2012 | 17:13 WIB.

10
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

berdampak pada faktor ekonomi dan sosial masyarakat, sesuai surveinya yang menunjukkan
masyarakat miskin perkotaan mengkonsumsi tembakau paling banyak. 36

Kedua, bentuk kampanye anti tembakau juga mengekspos data yang mengerikan. Dinyatakan
bahwa rokok sebagai salah satu mesin pembunuh yang diperkirakan telah menyebabkan
kematian 300.000 orang per tahun di Indonesia, sedangkan di dunia diperkirakan jumlah itu
meningkat menjadi 5,4 juta kematian per tahun atau 1 kematian tiap 6,5 detik sebagaimana
diungkapkan Direktorat Pengendalian PTM Kementerian Kesehatan. Setiap batang rokok
mengandung lebih dari 4.000 jenis racun merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit, di
mana nikotin diketahui berkontribusi terhadap kanker paru-paru, hipertensi, penyakit jantung dan
pembuluh darah, infertilitas pria, dan juga terhadap terjadinya disfungsi ereksi. Selain itu, juga
mengikutsertakan data terhadap anak sebagai korban rokok dan risiko terpapar asap rokok. 37
Beberapa pengalaman pun ikut diekspos untuk memberikan gambaran yang lebih meyakinkan
tentang betapa mengerikan dan tragisnya dampak asap rokok pada penderita kanker paru dan
bronchopneumonia duplex.38

Ketiga, lahirnya fatwa haram merokok. Majelis Tarjih dan Tajdid dalam Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah menggelar acara halakah tentang Pengendalian Dampak Tembakau pada 7
Maret 2010 di Yogyakarta. Dalam halakah ini mereka mengambil keputusan, merokok secara
syariah Islam masuk dalam kategori haram, karena rokok mengandung unsur racun. Dengan
fatwa terbaru ini, maka fatwa sebelumnya yang diterbitkan tahun 2005 dan 2007 menyatakan
merokok hukumnya mubah dinyatakan tidak berlaku lagi. 39 Lebih jauh dinyatakan, fatwa
haram merokok merupakan upaya untuk menyelamatkan peradaban. Fatwa ini sebagai upaya
Muhammadiyah untuk mendorong tercapainya target Millennium Development Goals

36
Lihat Masyarakat Anti-tembakau Tolak Konferensi WTA di Jakarta, kompas.com, Kamis, 9 Agustus 2012 |
16:03 WIB.
37
Lihat Rokok Diperkirakan Bunuh 300.000 Orang Per Tahun, kompas.com, Selasa, 29 Mei 2012 | 19:32 WIB;
Jumlah Perokok Anak Bisa Naik 6 Kali Lipat, kompas.com, Jumat, 25 Mei 2012 | 13:59 WIB; Inilah Risiko bila
Terpapar Asap Rokok 30 Menit, kompas.com, Selasa, 15 Mei 2012 | 10:39 WIB; Rokok Makin Mengancam
Generasi Muda, kompas.com, Selasa, 31 Mei 2011 | 17:15 WIB; Kena Asap Rokok, Anak Jadi Kecanduan
Nikotin, kompas.com, Rabu, 15 Juni 2011 | 10:00 WIB; 43 Juta Lebih Anak Indonesia Terpapar Bahaya Rokok,
kompas.com, Rabu, 1 Juni 2011 | 04:48 WIB; Asap Rokok Picu Risiko Hiperaktif, kompas.com, Senin, 11 April
2011 | 15:24 WIB; dan Rokok Hambat Orgasme pada Wanita, kompas.com, Kamis, 26 Mei 2011 | 15:31 WIB.
Dikemukakan juga, lebih dari 80 persen perokok ada di negara sedang berkembang seperti Indonesia. Sebuah survei
yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey 2009 yang menunjukkan bahwa 20,3 persen pelajar SMP sudah
merokok sebagai pendukung kampanye.
38
Irwan Julianto, Hargai Hak Hidup Perokok Pasif, Kompas, Selasa, 24 April 2012.
39
Lihat Muhammadiyah: Merokok Haram, kompas.com, Rabu, 10 Maret 2010 | 02:38 WIB. Dalam amar fatwa PP
Muhammadiyah ini juga ditegaskan, wajib hukumnya mengupayakan pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya suatu kondisi
hidup sehat yang merupakan hak setiap orang dan merupakan bagian dari tujuan syariah. Merokok bertentangan
dengan unsur-unsur tujuan syariah, yaitu perlindungan agama, perlindungan jiwa/raga, perlindungan akal,
perlindungan keluarga, dan perlindungan harta.

11
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

(MDGs). 40 Fatwa yang mengharamkan merokok ini justru mengejutkan juga seorang tokoh
Muhammadiyah. 41

Keempat, bahkan merokok dinyatakan sebagai bukan hak-hak manusia. Memang, tembakau dan
rokok tidak dimasukkan dalam kategori makanan atau pangan sebagaimana terkandung dalam
Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Namun tidak berarti tanpa
manfaatnya sebagaimana yang sudah dikemukakan sebelumnya. 42 Sejauh ini kampanye yang
sepenuhnya dinyatakan sebagai merusak kesehatan, juga secara berlebihan dinyatakan membawa
perokok aktif dan pasif ke liang kubur, mengabaikan dan terkesan menyangkal manfaat
tembakau dan rokok. Mantan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim tergabung dalam Jaringan
Pengendalian Tembakau Indonesia (JPTI) menyatakan, merokok bukan hak manusia karena
mereka yang tidak merokok tidak akan kehilangan harkat dan martabatnya sebagai manusia.43
Sebaliknya, tidak ada ketentuan yang melarang orang untuk mengkonsumsi tembakau dan
rokok. 44

Kelima, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang ditujukan kepada industri rokok untuk
mencantumkan slogan dalam bungkusnya: merokok dapat menyebabkan kanker, serangan
jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.45 Para pemilik industri rokok telah
dipaksa untuk memasang slogan kampanye anti rokok terhadap produknya. Kebijakan ini berarti
mereka diminta untuk ambil bagian dalam kampanye untuk melawan dirinya sendiri. Dengan PP
No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau bagi Kesehatan, maka peraturan ini mewajibkan produsen rokok mencantumkan foto
peringatan dampak buruk merokok bagi kesehatan di bungkus rokok. 46

1.2. Resistensi atas Pengendalian Tembakau


STN NTB mengemukakan tiga persoalan yang dipandangnya merugikan petani tembakau,
khususnya di NTB. Pertama, rencana pemerintahan untuk mengesahkan RUU tentang Tembakau
yang mengadopsi regim kesehatan internasional yang terkandung dalam FCTC yang merupakan
perjanjian internasional yang hendak menyeragamkan aturan dan membatasi produk rokok dan
tembakau. Kedua, tekanan regim perdagangan bebas di mana tembakau impor mulai membanjiri

40
Lihat Fatwa Haram Rokok Dorong Tercapainya MDGs, kompas.com, Senin, 15 Maret 2010 | 08:37 WIB.
Muhammadiyah juga ingin berkolaborasi dengan lembaga internasional seperti Union for TBC and Lung Deases,
khususnya untuk pengendalian tembakau. Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM) PP
Muhammadiyah dan PP Aisyiah melakukan advokasi, sosialisasi, dan edukasi terkait pengendalian tembakau di
kalangan internal Muhammadiyah.
41
Lihat Amien Rais Terkejut Fatwa Haram Merokok, kompas.com, Sabtu, 13 Maret 2010 | 15:18 WIB.
Keterkejutan Amien Rais atas keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah yang mengeluarkan fatwa
haram rokok melalui surat fatwa haram Nomor 6/SM/MTT/III/2010, juga dengan mengutip salah satu ayat Al-
Quran.
42
Lihat Benarkah Merokok Ada Manfaatnya? tempo.co, Jumat, 21 Desember 2012 | 07:00 WIB.
43
Lihat Merokok Bukan Hak Asasi Manusia, kompas.com, Sabtu, 21 April 2012 | 02:49 WIB.
44
Mengkonsumsi tembakau dan rokok tidaklah dilarang, kecuali sejumlah kawasan yang dinyatakan dilarang
merokok. Lihat juga Menkes: Tak Ada Larangan Petani Tanam Tembakau, kompas.com, Senin, 9 Juli 2012 |
14:03 WIB.
45
Setiap bungkus rokok tercetak kampanye yang tertulis: merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
46
Lihat Indonesia Wajibkan Pencantuman Foto Peringatan pada Bungkus Rokok, voaindonesia.com, Kamis, 10
Januari 2013.

12
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

pasar di dalam negeri yang mengakibatkan naiknya bea impor tembakau. Ketiga, pembelian
tembakau virginia Lombok oleh Badan Usaha di NTB sesuai Surat Keputusan Gubernur NTB
No. 521/438/Eko/2012 tidak dilaksanakan, sehingga terjadi penumpukan tembakau siap jual di
gudang-gudang kecil petani pengoven. 47

Kebijakan pengendalian tembakau yang kian ketat dan berbagai kampanye anti tembakau baik
secara global maupun nasional, tidaklah berjalan mulus atau tanpa hambatan karena hampir
sepenuhnya mengingkari keberadaan dan kepentingan banyak orang yang terlibat dalam
serangkaian proses produksi dan perdagangan tembakau yang tersebar di banyak pedesaan dan
perkotaan yang sudah berlangsung lebih seabad di Indonesia. Lebih dari itu, negara lewat
pemerintah pusat dan daerah meraup pajak dan cukai terbesar dari tembakau dan industri
pengolahan tembakau.

Para petani tembakau membutuhkan mekanisme tata niaga untuk melindungi mereka dari
permainan para spekulan harga. Ketika harga tembakau anjlok pada 2004 harga tembakau
basah jatuh sampai hanya Rp 500 per kilogram yang sebelumnya berkisar Rp 1.000 sampai Rp
12.000 per kilogram banyak dikeluhkan para petani. Mereka pun mengekspresikan
kekecewaan terhadap pemerintah yang tidak menciptakan tata niaga yang melindungi
kepentingan petani. Pengalaman ini menimpa ratusan petani tembakau di berbagai desa di
Banyudono, Kabupaten Boyolali. Mereka menderita kerugian tanpa perlindungan oleh
pemerintah dari para pemain pasokan tembakau untuk industri, sehingga mereka mengancam
akan membakar daun tembakau sebagai bentuk protes.48

Mengiringi kebijakan pengendalian tembakau yang kian ketat dalam empat tahun terakhir, bakal
menimbulkan dampak buruk bagi para petani tembakau dan pengusaha pabrik rokok kecil.
Dampak lebih jauh adalah lapisan buruh-tani tembakau dan pekerja pabrik rokok. Rembesan
persoalan ini menyangkut pula hajat hidup para pedagang tembakau dan produk tembakau.
Sehingga cepat atau lambat mereka pun mengekspresikan berbagai bentuk resistensi terhadap
setiap upaya yang merugikan dan menyumbat kepentingan petani tembakau dan industri
pengolahan tembakau.

Beberapa organisasi petani tembakau seperti Asosiasi Petani Tembakau (APTI) dan Aliansi
Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) maupun sebuah Koalisi Nasional Penyelamat Kretek
(KNKP) ambil bagian dalam Kampanye Save Our Farm untuk menolak ratifikasi WHO-
FCTC. Penolakan ini dituangkan dalam peluncuran kampanye ini dalam Forum Tembakau Asia
ke-3 di Manila, Filipina. Para petani di Asia mendukung peluncuran Save Our Farm untuk
menentang pedoman baru yang akan menghancurkan mata pencaharian jutaan petani tembakau
di Asia. Kampanye ini menyerukan kepada pemerintah di kawasan Asia untuk bersama-sama
dengan petani tembakau menentang pedoman tersebut. 49

47
Lihat STN NTB: Tiga Hal Yang Merugikan Petani Tembakau, berdikarionline.com, Kamis, 1 November 2012 |
16:39 WIB. Pada 2011, impor tembakau dan produk tembakau mencapai 91.783 ton, yang terdiri dari tembakau
unmanufacturing sebesar 83.107 ton; cigar, cigarilos, cigaretes 313.665 kg; dan tembakau manufacturing lainnya
sebesar 8.362 ton.
48
Lihat Petani Ancam Bakar Daun Tembakau, Suara Merdeka, Selasa, 24 Agustus 2004.
49
Lihat Tolak FCTC, Petani Kampanye Save Our Farm, suaraindonesia.co, Selasa, 02 Oktober 2012, 14:33:26.
Dalam pedoman ini antara lain mengatur: [1] Menentukan kapan boleh menanam tembakau; [2] Memutus semua
dukungan pemerintah dan sektor swasta untuk petani tembakau; [3] Membatasi bahkan mengurangi luas lahan

13
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Berbagai elemen petani dan buruh tembakau, organisasi pendukung lainnya yang tergabung pada
Hari Petani Tembakau Sedunia (World Tobacco Growers Day) AMTI, APTI, Asosiasi Petani
Cengkeh Indonesia (APCI) Karya Tani Manunggal (KTM) Temanggung, Forum Masyarakat
Peduli Tembakau (FMPT), Serikat Tani Nasional (STN), Pemuda Tani dan HKTI melakukan
demo dengan mendatangani Istana Merdeka pada 29 Oktober 2012. Ratusan orang yang berasal
dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur menyatakan diri bergabung
dengan perjuangan International Tobacco Growers Association (ITGA) untuk mempertahankan
kehidupan petani dan buruh tembakau sedunia, maka dengan tegas mereka meminta kepada
pemerintah dan DPR untuk tidak melakukan aksesi FCTC. 50 Karena, penerapan FCTC ini akan
mengancam 30 juta petani tembakau di dunia dan sekitar 1,5 juta petani tembakau di Indonesia. 51

1.2.1. Resistensi petani dan buruh tembakau


Para petani atau pengusaha tani pada umumnya berada dalam ikatan kerja bersama buruh-tani
dalam produksi tanaman tembakau, kemudian dipanen, diperam, dirajang, dijemur dan
dibungkus. Mereka terlibat dalam produksi tembakau untuk kemudian dijual kepada pengusaha
dagang dan pabrik rokok. Para petani sangat mengharapkan kestabilan dan peningkatan harga
komoditas tembakau yang berefek pada tingkat upah buruh tembakau yang mereka pekerjakan.
Sehingga dibutuhkan intervensi pemerintah dalam tata niaga untuk melindungi petani dari
permainan harga. Namun, kebijakan pemerintah untuk mengendalikan konsumsi tembakau dan
pengolahannya maupun dipandang kurang melindungi petani tembakau dalam tata niaga serta
kampanye anti rokok, telah menimbulkan serangkaian protes petani dan buruh tembakau.

a. Tata niaga dan dana bagi hasil


Dalam perdagangan tembakau, pemerintah dikritik tidak peka terhadap kondisi petani. Di satu
sisi kenijakan pemerintah dituding telah menghambat petani tembakau di dalam negeri, namun di
sisi lain justru tidak pernah membatasi impor tembakau. Kebijakan seperti ini dipandang sebagai
bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan petani tembakau, karena dapat merusak harga
tembakau nasional. 52 Sementara tidak sedikit pula industri rokok nasional yang menghadapi
kekurangan bahan baku tembakau. 53 Dengan disahkannya PP No. 109/2012 bakal berdampak
naiknya impor tembakau sekitar 20 ribu ton yang menjadi 120 ribu ton. 54

tembakau; dan [4] Mendesak negara-negara tersebut mengurangi produksi tembakau secara bertahap. Namun
kampanye menolak WHO-FCTC ini menyerukan: Save Our Jobs dan Save Our Way of Live.
50
Lihat Ratusan Petani Tembakau Ke Istana Tolak Aksesi FCTC, suaraindonesia.co, Senin, 29 Oktober 2012,
17:32:43.
51
Lihat FCTC-WHO Ancam Mata Pencaharian 34 Juta Petani Tembakau, suaraindonesia.co, Rabu, 19 September
2012, 14:54:05.
52
Kritik ini dilontarkan Salamuddin Daeng, dengan memberikan catatan bahwa impor tembakau 2012 sekitar
100.000 ton atau meningkat sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan total produksi nasional sebesar
180.000 ton. Lihat Petani Tembakau Dihambat, Impor Tak Dihalangi, bisniskeuangan.kompas.com, Kamis, 10
Januari 2013 | 14:27 WIB.
53
Lihat Pabrik Rokok Kurang Pasokan Tembakau, industri.kontan.co.id, Minggu, 03 April 2011 | 13:22 WIB.
Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) mengungkapkan, kebutuhan tembakau industri rokok
mencapai 240.000 ton per tahun atau ekuivalen dengan produksi rokok sebanyak 230 - 240 miliar batang per tahun.
Sementara produksi tembakau nasional hanya mampu menyuplai tembakau sekitar 150.000 ton hingga 180.000 ton.
54
Lihat PP Tembakau Bikin Impor Tembakau Naik 20 Ribu Ton, bisnis.liputan6.com, Selasa, 05 Februari 2013
19:31. APTI mengungkapkan, impor tembakau dalam beberapa tahun terakhir selalu melonjak. Pada 2003, volume
impor tembakau hanya 23 ribu ton. Kemudian impor di 2011 naik menjadi 91 ribu ton. Pada 2012 impor tembakau
menembus 100 ribu ton dan dikhawatirkan tahun ini impor tembakau bisa 120 ribu ton.

14
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tahun 2009, petani tembakau di Nusa Tenggara Barat (NTB) menghadapi dua persoalan
sekaligus. Pertama, keputusan pemerintah untuk melepaskan tata niaga tembakau kepada
mekanisme pasar tanpa dikontrol, sehingga petani tembakau menderita oleh permainan harga
oleh pengusaha dagang yang menguasai pasar. Kedua, petani menghadapi kelangkaan minyak
tanah omprongan untuk melakukan proses pengolahan daun tembakau yang sudah dipanen,
karena pemerintah tidak dapat menyediakan BBM tersebut. Kedua persoalan yang hadapi ini
mendorong mereka membakar tembakau kering sebagai bentuk protes atas anjloknya harga
tembakau sambil memprotes kelangkaan minyak tanah kepada pemerintah.55

Pada Mei 2011, ratusan orang yang tergabung dalam Komunitas Kretek Jakarta yang berunjuk
rasa di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan menuduh pemerintah tidak konsekuen,
karena di satu sisi petani tembakau beralih untuk menanam komoditas lain, sementara di sisi lain
impor tembakau terus meningkat.56 Protes atas kebijakan impor tembakau berlangsung di Kantor
Pemerintah Kabupaten Jember yang dilakukan ratusan petani dan buruh tembakau yang
tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Kasturi Jember (APTJ) dan Forum Komunikasi
Petani Jember (FKPJ), selain menuntut kenaikan harga pembelian tembakau dan seluruh
tembakau petani dibeli oleh pabrikan. Tidak banyak yang dituntut, petani mengajukan harga
tertinggi sebesar Rp 40.000 per kilogram untuk jenis tembakau kasturi dan Rp 35.000 untuk
rajang. Mereka juga menuntut transparansi pengelolaan dana alokasi cukai rokok untuk petani
dan buruh tembakau, serta adanya pelarangan pengusaha dan pabrikan menanam tembakau.57

Sebelumnya, pada Maret 2010, pemerintah tidak hanya membiarkan kelangkaan minyak tanah,
namun juga mengeluarkan kebijakan konversi bahan bakar omprongan tembakau dari minyak
tahan ke batubara. Para petani tembakau virginia di Sukaraja, Jerowaru, Lombok Timur (Lotim)
pun melancarkan protes dengan menuntut Gubernur NTB untuk membatalkan kebijakan
konversi bahan bakar omprongan. Mereka mengancam akan menduduki Kantor Gubernur NTB
bila tidak membatalkannya, kecuali pemerintah provinsi turun tangan untuk menaikkan harga
tembakau dan menyalurkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CTH) dalam bentuk
uang tunai ke petani (pengoven) yang dilengkapi bukti kepemilikan oven yang ditandai dengan
adanya Tanda Daftar Industri (TDI) dan surat keterangan dari pihak kepala dusun dan kepala
desa. 58

DBH CTH memang dinikmati pemerintah di mana provinsi dan kabupatennya sebagai sentra
penghasil tembakau. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) sebagai urutan
kedua nasional penyumbang cukai hasil tembakau juga meminta supaya porsi DBH terutama
untuk daerah penghasil cukai hasil tembakau dinaikkan dan daerah diberi fleksibilitas
pemanfaatan cukai tembakau sesuai kebutuhan di daerah. Dari hasil cukai ini dialokasikan untuk
provinsi sebesar 30 persen, kabupaten/kota penghasil tembakau 40 persen, dan sisanya dibagi
rata ke kabupaten/kota lainnya. 59

55
Lihat Petani Bakar Tembakau Sebagai Bentuk Protes, tani-riau.blogspot.com, Jumat, 14 Agustus 2009.
56
Lihat Tolak RPP Tembakau, Ratusan Petani Geruduk Kemenkes, detik.com, Selasa, 10 Mei 2011 12:17 WIB.
57
Lihat Petani Jember Demo Tolak Impor Tembakau, antarajatim.com, Senin, 03 September 2012 16:07:52; 300
Petani Tembakau Jember Lancarkan Demo, infopoljatim.com, Senin, 03 September 2012 22:56; Petani Tembakau
di Jember Demo, tribunnews.com, Senin, 3 September 2012 14:20 WIB.
58
Lihat Petani Tembakau Ancam Duduki Kantor Gubernur NTB, jpnn.com, Kamis, 29 April 2010, 10:30:00.
59
Lihat Pemprov Jateng Minta Porsi DBH Cukai Hasil Tembakau Dinaikkan, solopos.com, Kamis, 25 Maret 2010
15:16 WIB.

15
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Namun demikian, muncul juga dugaan penyimpangan DBH CTH pada 2009 di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, senilai Rp 5,662 miliar yang dibagikan ke 10
SKPD, yaitu Bagian Perekonomian senilai Rp 2.960.987.425, Bagian Hukum Rp 150 juta,
Bappeda Rp 450 juta, Dinas Pertanian Rp 446.350.000, Disperindagkop Rp 400 juta, Dinas
Kesehatan Rp 335.525.000, BP4K Rp 150 juta, BLH Rp 200 juta, DP2KAD Rp 420 juta, dan
Dinsosnakertrans Rp150 juta. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jateng
telah mengaudit kerugian uang negara. Dengan demikian, Kejaksaan Karanganyar dapat segera
menetapkan tersangka. 60

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Solo menerjunkan tim khusus
yang bertugas menelusuri realisasi penggunaan bantuan rukun tetangga (RT) senilai Rp 800.000
hingga Rp 2 juta yang digelontorkan pada 2009 yang bersumber dari DBH CTH dan diduga ada
penyelewengan terkait sasaran penggelontoran dana tersebut. DBH CTH ini diberikan kepada
2.667 RT yang mencapai nilai Rp 2,4 miliar. Setiap RT mendapatkan bantuan bervariasi, ada
yang mendapat Rp 800.000, Rp 1,25 juta atau Rp 2 juta. 61 Dugaan penyelewengan DBH CTH
juga dilakukan petugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Madiun, senilai Rp 755
juta dengan modus laporan fiktif. Dari total alokasi Rp 755 juta, sebanyak Rp144 juta
diselewengkan.62

RSUD Kertosono, Nganjuk, juga memperoleh dana hibah bantuan cukai tahun anggaran 2011
sebesar Rp 3,8 miliar. Namun, manajemen RSUD Kertosono telah membelanjakan dana bantuan
hibah cukai untuk membiayai kepentingan proyek fisik. Padahal proyek fisik itu sudah memiliki
anggaran sendiri dari Pemkab Nganjuk melalui APBD tahun 2010, sehingga terjadi anggaran
ganda dalam satu proyek. Sedangkan anggaran semestinya digunakan untuk belanja alat
kesehatan untuk pelayanan kesehatan masyarakat dampak dari rokok, justru dialokasikan untuk
menutup kebutuhan pembangunan fisik, selain diselewengkan untuk kepentingan pribadi. 63

Kendati DBH CTH disetor kepada pemerintah, para petani tembakau berulang kali menghadapi
persoalan tata niaga dan kesepakatan pembelian yang diingkari pengusaha tembakau dan
pabrikan. Perjuangan petani dan buruh tembakau Lombok, khususnya Lotim, membawa hasil
kesepakatan usai digelarnya pertemuan mereka dengan Gubernur NTB dan seluruh bupati
penghasil tembakau pada 4 September 2012. Kesepakatan ini menyatakan, sebanyak 23
perusahaan tembakau bersedia membeli tembakau dari petani baik petani binaan maupun petani
swadaya. 64 Namun, pada Oktober 2012, ratusan petani dan buruh tembakau swadaya dari empat
kecamatan di Lotim Kecamatan Keruak, Sakbar, Sakti dan Jerowaru menggelar aksi demo di
Kantor Bupati. Mereka meminta Bupati supaya memfasilitasi dan menjadi makelar dalam
menjual tembakau petani kepada perusahaan, karena tembakau mereka tidak dijalankan

60
Lihat 2013, Pengusutan Cukai Tembakau Karanganyar Ditarget Rampung, wonogiripos.com, Senin, 07 Januari
2013.
61
Lihat Telusuri Dugaan Penyelewengan Dana Bagi Hasil Cukai tembakau, indonesiatobacco.com, Jumat, 08
April 2011.
62
Lihat Diselewengkan, Dana Cukai Tembakau, kompas.com, Sabtu, 7 April 2012 | 05:11 WIB; dan Polisi
Kantongi Tersangka Korupsi Dana Cukai, jurnas.com, Jumat, 25 Mei 2012.
63
Lihat Aroma Penyelewengan di RSUD, surabayapost.co.id, Jumat, 10 Agt 2012 | 10:24 WIB.
64
Lihat Seluruh Perusahaan Sepakat Membeli Tembakau Petani, gomong.com, Selasa, 4 September 2012.
Pemerintah Provinsi akan menghidupkan jembatan timbang, sehingga seluruh tembakau yang keluar dari Pulau
Lombok dapat termonitor.

16
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

perusahaan sesuai kesepakatan yang tertuang dalam instruksi Gubernur NTB. 65 Dua hari
sebelumnya, ratusan petani dan buruh tembakau Lotim ini telah menekan PT Export Leaf
Indonesia (ELI) di wilayah Prabayar, Kecamatan Terara, dengan melempari gudang tembakau
perusahaan tersebut dan memblokade jalan. Mereka juga menuntut PT ELI membeli 1.500 bal
atau 30 ton tembakau hasil produksi petani swadaya. 66

Relasi yang kurang harmonis dalam tata niaga antara petani di satu pihak dengan perusahaan
tembakau dan pabrik rokok di pihak lain, pada umumnya merugikan petani tembakau. Kasus-
kasus ini juga muncul di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bupati Probolinggo turun tangan untuk
melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah gudang tembakau, yaitu gudang PT HM
Sampoerna, Bentoel, Nojorono, dan Gudang Garam, yang berada di Kecamatan Paiton, serta
gudang Sadana dan Jaya Abadi di Kecamatan Kraksaan. Bupati mengancam akan mencabut izin
pergudangan tersebut bila membeli tembakau dari luar Probolinggo. 67

Soal harga tembakau yang dijual, petani tembakau Pamekasan, Madura, mempunyai
perhitungannya atas break event point (BEP) atau biaya produksi tembakau petani per
kilogramnya yang mencapai Rp 26.000, mulai pratanam sampai panen. Pemerintah Kabupaten
Pamekasan turun tangan, dengan menetapkan harga jual tembakau kepada pihak pabrikan di atas
Rp 26.000. Namun petani mengeluhkan, karena masih ada saja perwakilan pabrikan yang
melakukan pembelian tembakau jauh di bawah harga yang ditetapkan, bahkan sampai jatuh ke
titik Rp 8.000 per kilogram. Dengan situasi ini Bupati Pamekasan mengancam akan menutup
gudang pabrikan untuk melindungi petani. 68

Puluhan petani tembakau dan warga Sumenep menuding rendahnya harga tembakau berkisar
hanya Rp 2.000 Rp 11.000 per kilogram karena permainan gudang. Menghadapi persoalan ini
mereka melakukan unjuk rasa dan protes ke perwakilan Gudang Garam Kediri di Desa
Gedungan, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep.69 Tekanan terhadap mengimbau PT
Gudang Garam di Bojonegoro juga sama, karena diminta untuk membeli tembakau pada musim
tanam 2012 supaya seluruh produksi tembakau setempat terserap baik jenis tembakau Virginia
Voor Oogst (VO) maupun Jawa. Sebaliknya, PT Djarum Kudus dan Nojorono akan melakukan
pembelian tembakau Virginia VO sebanyak 5.800 ton, PT Bentoel Prima 175 ton, PBU 300 ton,

65
Lihat Demo, Petani Tembakau Minta Bupati Jadi Makelar, gomong.com, Rabu, 17 Oktober 2012. Dalam
aksinya ini, para pendemo juga menyorot aksi petugas lapangan yang diduga bermain dalam jual beli rekomendasi
dengan memungut uang Rp 150.000 sampai Rp 200.000. Usai demo di Kantor Bupati, mereka bergerak menuju
wilayah Terara dan Sikur untuk melakukan aksi yang sama bersama para petani lainnya untuk aksi gabungan di
kantor perusahaan.
66
Lihat PT. ELI Diamuk Petani Tembakau, gomong.com, Senin, 15 Oktober 2012. Perusahaan tembakau yang
didemo itu diduga telah melakukan permainan di lapangan, sehingga dianggap sebagai salah satu penyebab petani
dirugikan dengan permainan pihak perusahaan, apalagi dengan tak dilakukannya pembelian.
67
Lihat Beli Tembakau dari Luar, Bupati Ancam Tutup Gudang Tembakau, kompas.com, Senin, 27 Agustus 2012
| 18:15 WIB. Dalam sidak ini Bupati Hasan Aminuddin menyertakan Kapolres AKBP Gatot Soegeng, Ketua PN
Taufan Mandala, Ketua DPRD Achmad Baidawi dan sejumlah kepala dinas.
68
Lihat Beli Tembakau di Bawah BEP, Gudang Terancam Ditutup, kompas.com, Senin, 6 Agustus 2012 | 17:01
WIB.
69
Lihat Harga Tembakau Rendah, Petani Demo Gudang, beritajatim.com, Kamis, 30 Agustus 2012 11:22:25
WIB. PT Gudang Garam Tbk Kediri di Sumenep, berdasarkan ketentuan pabrik, mematok harga pembelian
tembakau rajangan terendah Rp 21.000 dan tertinggi Rp 33.000 per kilogram.

17
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

IITC 20 ton, PT Pagi 35 ton, dan UD Supiyanto 35 ton. Sejumlah pabrikan juga akan melakukan
pembelian tembakau Jawa, dengan jumlah total sekitar 950 ton.70

Ancaman demo ke pabrik rokok juga dikeluarkan APTI Kabupaten Kendal. Karena pabrik rokok
enggan membeli tembakau mereka. Padahal, pada pertengahan Agustus 2012, para petani sudah
mulai memanen tembakau. Ada sekitar 6 gudang tembakau di Kendal, antara lain gudang
tembakau milik Djarum, Gudang Garam, Sampoerna, Sukun, Nojorono dan Bentoel. Namun,
sudah lima tahun terakhir, Sampoerna tidak membeli tembakau petani daerah ini dan menuntut
gudangnya ditutup. Kondisi ini mengancam sekitar 22.000 orang yang menggantungkan
hidupnya dari tembakau.71

Dalam kaitannya dengan penurunan atau kurang stabilnya harga tembakau, Bupati Bojonegoro
Suyoto menyatakan ada tiga faktor, yaitu kualitas dari tembakau, harga tembakau dalam
komoditas internasional, serta kebutuhan pabrikan. Penurunan harga ini juga terjadi di daerah
lain, seperti Lumajang, Madura, Wonosobo, Temanggung dan beberapa wilayah lain di
Indonesia. 72 Namun, dia tidak memasukkan permainan gudang sebagai salah satu faktornya.

Namun, persoalan permainan harga dan pemanfaatan DBH CTH telah menjadi perhatian petani.
Agustus 2012, STN NTB kembali mempersoalkan permainan harga tembakau, dengan
mendatangi Kantor DPRD NTB untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi para petani
Lombok Timur dan Lombok Tengah. Mereka mempersoalkan hasil panen tembakau mereka
yang tidak mau dibeli oleh pihak perusahaan, bahkan ditambah lagi dengan harganya sangat
rendah. Mereka pemerintah daerah ikut turun tangan dalam mengatasi persoalan tata niaga yang
bersifat diskriminatif antara petani binaan dan swadaya. Perusahaan pamasok tembakau hanya
membeli dari petani binaan. Dari hasil rapat tebatas ini diketahui ada empat perusahaan yang
tidak melakukan pembelian, selain pengurangan stok pabrik akibat rasionalisi stok.73 Tiga bulan
kemudian, pada November 2012, puluhan petani tembakau dari Lombok Tengah (Loteng) dan
Lombok Barat (Lobar) mengepung kantor Gubernur NTB. Mereka mempersoalkan hasil panen
tembakau mereka tidak dibeli pihak perusahaan dengan berbagai alasan akal-akalan belaka.
Mereka menyarankan, dana bagi hasil cukai tembakau itu bisa menjadi solusi pemerintah untuk
membeli tembakau petani.74

b. Menentang RUU dan RPP Tembakau


Tahun 2010, pemerintah telah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Tembakau.
RPP mendapat reaksi dari mereka yang terlibat dalam aktivitas ekonomi tembakau, khususnya

70
Lihat PT Gudang Garam Diminta Tetap Beli Tembakau Petani Bojonegoro, bisnis-jatim.com, Selasa, 23 Mei
2012 | 4:49 pm. Diproyeksikan area tanaman tembakau Virginia VO dan Jawa mencapai 10.000 hektare.
71
Lihat Petani Tembakau Kendal Ancam Demo Pabrik Rokok, kompas.com, Senin, 27 Agustus 2012 | 18:06
WIB. Kendal terkenal dengan produksi tembakau jenis Weleri.
72
Lihat Tiga Faktor Turunnya Harga Tembakau, beritajatim.com, Rabu, 05 September 2012 09:08:20 WIB.
73
Lihat Petani Tembakau Lotim dan Loteng Datangi Kantor DPRD NTB, mataramnews.com, Senin, 27 Agustus
2012 17:25.
74
Lihat Petani Tembakau Kepung Kantor Gubernur NTB, primadonalombok.blogspot.com, Jumat, 09 November
2012. Selama ini para petani tembakau merasa ada permainan yang dilakukan oleh oknum Petugas Lapangan (PL)
dalam membeli hasil panen tembakau. Dimana ada dugaan oknum PL membeli tembakau petani dalam bentuk
memberikan kartu dengan nilai Rp 5 juta untuk 3 ton dan juga Rp 300 ribu untuk berat 50-60 kg per bal. Permainan
makelar juga sarat dalam penjualan hasil panen tembakau ini karena dari kuota 12 ribu ton untuk petani binaan dan
2.500 ton kuota bagi petani swadaya 2.500 ton ini diduga sering dipermainkan karena tidak terserap semua.

18
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

petani dan buruh tembakau. Pada 1 Maret, Sekitar 300 petani tembakau yang tergabung dalam
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) berdemo di Kemeterian Kesehatan (Kemenkes).
Menurut mereka, tembakau telah menghidupi mereka, sehingga menentang RPP Tembakau
untuk disahkan, karena dapat mengancam sumber penghidupan mereka. 75 Tahun sebelumnya,
protes sekitar 20.000 petani dan buruh tembakau pernah digelar untuk menentang Rancangan
Undang-Undang (RUU) tentang Pengendalian Dampak Produk Tembakau terhadap Kesehatan di
Temanggung. 76

Atas desakan Serikat Petani Nasional (STN) NTB, maka pada September 2011, Gubernur NTB
mulai menyadari kontribusi pajak yang bersumber dari mata rantai perkebunan dan industri
pengolahan tembakau. Karena daerahnya selain banyak petani tembakau, juga menikmati dana
bagi hasil cukai tembakau yang diterima lebih Rp 100 miliar setahun. STN NTB mempersoalkan
pencantuman tembakau sebagai zat adiktif. Dengan pertimbangan ini pula Gubernur NTB
menolak RUU Tembakau yang dikaitkan dengan zat adiktif. Gubernur meminta supaya DPR
harus hati-hati dalam menyusun tersebut. 77

Tahun 2011, pada 10 Mei, ratusan orang yang tergabung dalam Komunitas Kretek Jakarta
berasal dari kalangan petani, buruh tembakau dan pedagang asongan menggeruduk Kantor
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menolak RPP Tembakau. Mereka memandang RPP
ini mengancam nafkah jutaan petani, buruh tembakau dan pedagang rokok yang tersebar di
seluruh Nusantara. Dalam aksi protes, mereka mengusung sebatang patung rokok kretek raksasa
sebagai simbol yang bertuliskan Tolak RPP Tembakau. Mereka juga membentangkan poster
dengan tulisan, Negara Seharusnya Melindungi Buruh-Tani dan Asongan.78 Tahun
sebelumnya, ribuan petani dan buruh tembakau mengusung dan menyulut rokok raksasa
sepanjang 3 meter dengan diameter 50 cm ketika mereka mendatangi Gedung DPR di Senayan. 79

Pada Juli 2011, sekitar 3.000 petani dan buruh tembakau dari Kabupaten Temanggung berasal
dari 14 kecamatan dengan menumpang 59 bus berangkat ke Jakarta untuk berunjuk rasa
menolak RPP Tembakau. Sejumlah perempuan petani tembakau sudah berangkat lebih dulu
menggelar aksi mogok makan di Jakarta. Rombongan petani dan buruh tembakau ini juga
membawa grup kesenian dari Kecamatan Kledung dan Bulu. Kelompok kesenian ini nantinya
akan dipentaskan untuk memberi semangat peserta aksi. APTI menyatakan, bakal melakukan
beberapa aksi lagi, antara lain tidak akan membayar pajak dan tidak menggunakan hak pilih
dalam pemilu bila RPP disahkan.80

75
Lihat Tolak Revisi RPP Tembakau, 300 Petani Demo Kemenkes, detik.com, Senin, 01 Maret 2010 11:11 WIB.
76
Lihat 20.000 Petani Tembakau Tolak RUU Tembakau, kompas.com, Senin, 16 Februari 2009 | 20:21 WIB.
77
Lihat Gubernur NTB Tolak Tembakau Dikaitkan Zat Adiktif, tempo.co, Jumat, 16 September 2011 | 18:59
WIB. Hasil penelitian Indonesia Berdikari menyatakan, sampai 2007, dari 16.158 hektare lahan di Lombok
menghasilkan 29 ribu ton tembakau virginia atau 78 persen dari kebutuhan tembakau nasional. Pada 2008 areal yang
digarap meningkat menjadi 22.019 hektare yang menghasilkan 45.534 ton atau sekitar 90 persen dari kebutuhan
nasioal. Selain itu, lebih dari 10 juta orang di Indonesia terlibat secara langsung dari industri tembakau dan rokok.
Sumbangan cukai dari industri rokok pada 2010, Rp 60,7 triliun. Jauh lebih besar dibanding seluruh penerimaan
pemerintah dari sumber daya alam berupa tambang yang hanya sebesar Rp 7,1 triliun.
78
Lihat Tolak RPP Tembakau, Ratusan Petani Geruduk Kemenkes, detik.com, Selasa, 10 Mei 2011 12:17 WIB.
79
Lihat Massa Petani Tembakau Sulut Rokok Raksasa di Depan DPR, detik.com, Senin, 01 Maret 2010 11:26
WIB.
80
Lihat Ribuan Petani Tembakau Temanggung Demo ke Jakarta, antaranews.com, Selasa, 12 Juli 2011 18:37
WIB.

19
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Sebanyak ratusan orang yang tergabung dalam APTI dan Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia
(APCI) Kendal, mendatangi kantor Kementerian Kesehatan dan Gedung DPR RI di Jakarta.
Mereka berasal dari 11 kecamatan penghasil tembakau dan empat kecamatan penghasil
cengkeh menolak RUU tentang Pengendalian Dampak Produk Hasil Tembakau terhadap
Kesehatan, serta RPP Tembakau. Bupati Widya Kandi Susanti dan Ketua DPRD Kendal juga
memberikan dukungan kepada petani, termasuk akan menyurati Presiden dan DPR RI untuk
menyampaikan penolakannya terhadap RPP Tembakau. 81

Pada November 2011, APTI Jawa Tengah mengancam akan memblokade jalan akses di desa-
desa yang menjadi sentra-sentra tembakau bermutu tinggi. RPP Tembakau mereka pandang
sebagai upaya mengganggu kehidupan mereka, sehingga mereka menentangnya. 82 Ancaman
APTI bukanlah isapan jempol belaka, karena para petani dan buruh tembakau kembali
menggelar unjuk rasa pada Desember 2011. Ribuan petani tembakau di Keresidenan Kedu
Temanggung, Magelang, Wonosobo, Kebumen, dan Purworejo menggelar aksi unjuk rasa
menolak RPP Tembakau. Mereka memblokade jalur utama dari Temanggung menuju
Wonosobo, tepatnya di Tugu Galih, Pasar Paraan, Temanggung. Sebelum orasi dilakukan, massa
telah melakukan pembakaran ban dengan cara menyiram bensin kemudian menyulutnya dengan
api. Massa meneriakkan yel-yel penolakan RPP, seperti Tolak RPP sekarang juga! Spanduk
juga dibentangkan, Kretek simbol kedaulatan bangsa, RPP Tembakau = PHK massal buruh
kretek, tolak! 83 Pada 22 Desember, juga berlangsung demo turun ke jalan yang diikuti ribuan
petani dan buruh tembakau yang tergabung dalam KNKP Jateng di Kendal, Magelang, Kudus,
dan Boyolali, selain di Temanggung. 84

Pada Juli 2012, APTI Temanggung mengerahkan ribuan petani dan buruh tembakau di
kabupatennya untuk bergabung dengan petani dan buruh dari Wonosobo, Kendal, Boyolali, Jawa
Timur, dan Jawa Barat di Jakarta untuk melakukan demonstrasi menolak rencana pengesahan
RPP Tembakau. Mereka berangkat dengan menggunakan sekitar 100 bus dari Jawa Tengah
untuk mengangkut massa ke Jakarta. Masing-masing dari mereka rela mengeluarkan uang Rp
200.000 per orang, sedangkan mereka yang tidak bisa ikut demo ke Jakarta, bersedia membantu
secara suka rela Rp 50.000 per orang. 85 Mereka yang tergabung dalam Koalisi Nasional
Penyelamatan Kretek (KNKP) dan APTI belum puas dengan berdemonstrasi di Kemenkes dan
Kemenko Kesra, sehingga menyambangi juga Gedung DPR untuk meminta audiensi. 86

Ribuan petani tembakau se-Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, berunjuk rasa di depan Pendopo
Bupati Pamekasan, pada 22 Mei 2012. Mereka mendesak pemerintah membatalkan RUU dan
RPP Tembakau. Memang tidak melarang petani menanam tembakau, namun berbagai kebijakan
terkait dengan pengendalian tembakau bagi kesehatan bakal berdampak merugikan pabrik rokok
kecil di Pamekasan, dengan jumlah lebih dari 300 unit. Mereka pun terancam gulung tikar dan

81
Lihat Petani Tembakau Kendal Serbu Jakarta, kompas.com, Rabu, 13 Juli 2011 | 16:39 WIB.
82
Lihat Petani Tembakau Ancam Blokade Jalan, kompas.com, Selasa, 8 November 2011 | 12:44 WIB.
83
Lihat Ribuan Petani Demo di Temanggung, Tolak RPP Tembakau, detik.com, Kamis, 22 Desember 2011 11:03
WIB. RPP Tembakau ini mengatur larangan penayangan iklan rokok, sponsor acara, kegiatan CSR, larangan
penjualan rokok secara eceran, dan pada orang di bawah 18 tahun serta wanita hamil.
84
Lihat Ribuan Petani Tembakau Jateng Turun ke Jalan, kompas.com, Kamis, 22 Desember 2011 | 07:24 WIB.
85
Lihat Petani tembakau Temanggung menuju Jakarta, bisnis-jateng.com, Senin, 2 Juli 2012.
86
Lihat Petani Tembakau Jateng Sambangi DPR, suaramerdeka.com, Rabu, 04 Juli 2012 | 18:46 wib.

20
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

menyebabkan PHK. RPP Tembakau juga dianggap menguntungkan perusahaan rokok besar dan
asing. 87

APTI Madiun juga menyatakan menolak RPP Tembakau dengan memasang spanduk di 25 titik
dan lima baliho besar.88 APTI Ponorogo tidak mau ketinggalan menentang RPP Tembakau yang
melibatkan dukungan pemerintah setempat. 89 Gubernur Jawa Timur pun menolak pengesahan
RPP itu. 90 KNPK dan APTI di Surabaya terus menunjukkan sikap menentang RPP Tembakau.
Mereka menilai banyak pasal dari RPP yang mengancam keberlangsungan hidup para petani
tembakau. KNPK dan APTI menyerukan semua pihak sadar terhadap ancaman masif dan
terstruktur pada kelangsungan hidup para petani tembakau Indonesia. Seruan itu terangkum
dalam seminar sehari yang bertajuk, Mengawal Regulasi untuk Kelestarian Tembakau dan
Kretek sebagai Warisan Budaya, pada 16 Juli 2012. Dalam seminar ini terungkap pula perihal
kontribusi tembakau dan industri rokok dalam memperkerjakan 24,4 juta orang. 91

Para petani di Madiun juga menentang RPP Tembakau, karena dianggap mencekik petani dan
dapat menggulung usaha tani tembakau.92 Senada dengan APTI, RPP Tembakau itu dipandang
dapat menghancurkan kelangsungan hidup industri tembakau dari hulu ke hilir. RPP lebih
banyak mengatur tentang tata niaga, standarisasi produk, iklan, dan pengenaan cukai yang tinggi.
APTI beralasan bahwa karena banyak domain, seharusnya dilakukan melalui UU, bukan PP.
Sikap APTI ini direspon Presiden dengan menyatakan, semuanya akan dipertimbangkan, namun
sambil menekankan tujuan mulia menyehatkan generasi muda. 93 Namun, KNPK
memperkirakan, dari hulu hingga hilir, sekitar 35 juta orang bakal mengganggur. 94 Sementara
dari Minahasa, Sulawesi Utara, perwakilan petani dan buruh cengkeh memprotes rencana
Pemerintah Provinsi dan DPRD untuk segera melakukan Pembahasan dan Pemberlakuan
Peraturan Daerah (Perda) Dilarang Merokok. 95
Usai PP Tembakau disahkan, petani dan buruh tembakau kembali melancarkan protes. Pada 22
Januari 2013, ribuan petani dan buruh tembakau yang tergabung dalam APTI di Kabupaten
Klaten menolak PP No. 109/2012 tersebut. 96 Puluhan orang yang tergabung dalam STN NTB
kembali menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur NTB pada 17 Januari 2013 di Mataram
sebagai protes atas disahkannya PP Tembakau, karena perusahaan tembakau kian enggan
membeli tembakau petani, apalagi pemerintah masih membolehkan impor tembakau dan bahkan
87
Lihat Petani Pamekasan Tolak RPP Tembakau, tempo.co, Selasa, 22 Mei 2012 | 15:41 WIB. Sekitar 70 persen
dari 900.000 warga Pamekasan adalah petani tembakau.
88
Lihat Petani Madiun Tolak RPP Tembakau, kompas.com, Selasa, 17 Juli 2012 | 11:50 WIB. Jumlah petani
tembakau di Madiun mencapai 1.500 orang, dengan luas areal tanaman saat ini sekitar 950 hektar. Madiun memiliki
potensi tanaman tembakau seluas 5.000 hektar.
89
Lihat Seribu Petani Ponorogo Tolak RPP Tembakau, kabarindonesia.com, Selasa, 31 Juli 2012, 21:23:57 WIB.
90
Lihat Rugikan Petani, Pak Dhe Karwo Tolak RPP Tembakau, centroone.com, Kamis, 26 Juil 2012 - 16.38 WIB.
91
Lihat Petani Tembakau Jatim Tolak RPP Tembakau, tribunnews.com, Senin, 16 Juli 2012 13:25 WIB.
92
Lihat RPP Tembakau Dinilai Mencekik Petani, jagadpos.com, Sabtu, 25 Agustus 2012 | 22:00.
93
Lihat APTI Bersikukuh RPP Tembakau Matikan Industri, kompas.com, Rabu, 1 Agustus 2012 | 20:46 WIB.
94
Lihat KNPK: 35 Juta Orang Terancam Menganggur, republika.co.id, Selasa, 03 Juli 2012, 18:15 WIB. Ada pula
sebanyak 2,1 juta petani tembakau di seluruh Indonesia, selain buruh tembakau, buruh cengkeh, pekerja rajang,
buruh rokok, pengecer dan sebagainya.
95
Lihat Petani Cengkih di Minahasa Siap Demo, seputarkawanua.com, Senin, 20 Agustus 2012.
96
Lihat Tolak PP Tembakau, Ribuan Petani Tembakau Klaten Demo, solopos.com, Selasa, 22 Januari 2013 10:47
WIB; Ribuan Petani Klaten Protes Aturan Ketat Tembakau, tribunnews.com, Selasa, 22 Januari 2013 21:24 WIB;
dan Unjuk Rasa, 2000 Petani Tembakau Manisrenggo Dilepas Camat, indonesiatobacco.com, Rabu, 23 Januari
2013.

21
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

membebaskan biaya masuk tembakau impor sejak Juli 2012.97 APTI NTB bersama KNPK juga
memprotes dengan melayangkan gugatan judicial review ke Mahkamah Agung (MA) terhadap
PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau bagi Kesehatan.98

Bentuk protes petani dan buruh tembakau diekspresikan dengan melakukan pembakaran hasil
panen mereka sebagaimana yang ditunjukkan lebih 200 orang yang tergabung dalam APTI dan
KNKP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Donoharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, pada 19
Januari 2013. Mereka membakar tembakau seberat satu kuintal sebagai protes atas disahkan PP
Tembakau.99 Namun seminggu sebelumnya, pada 12 Januari, ribuan petani dan buruh tembakau
di Temanggung sudah melakukan pembakaran tembakau dan foto Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sebagai simbol perlawanan mereka terhadap pemerintah di Desa Campurejo,
Kecamatan Tretep.100 Temanggung dilanda kembali oleh demo petani dan buruh tembakau tiga
hari sesudahnya di depan Balai Desa Wonosari.101 Disusul lagi pada 22 Januari, sedikitnya 2.500
petani dan buruh tembakau kembali berunjuk rasa di Desa Banaran, Kecamatan Tembarak,
Kabupaten Temanggung, dengan membakar sepeda motor dan foto SBY. 102

Pada hari yang sama dengan demo di Temanggung, namun tempat yang berbeda, giliran sekitar
5.000 petani dan buruh tembakau di Klaten yang memprotes pengesahan PP Tembakau, dengan
mengekspresikan pembakaran tembakau dan meminta Bupati Klaten mendukung tuntutan
mereka.103 Ribuan petani dan buruh tembakau di Boyolali tidak mau ketinggalan, dengan
melakukan demo untuk menolak kebijakan yang sama dalam pengendalian tembakau. Mereka

97
Lihat Serikat Tani NTB Unjuk Rasa Terkait PP Tembakau, mataram.antaranews.com, Kamis, 17 Januari 2013
18:44.
98
Lihat Petani Tembakau NTB Gugat PP Tembakau, metrotvnews.com, Senin, 14 Januari 2013 | 01:25 WIB. NTB
merupakan daerah terbesar penghasil tembakau virginia yang sudah dibudidayakan sejak lebih dari 40 tahun lalu dan
sekarang tercatat sebanyak 12.714 kepala keluarga (KK) dengan luas lahan mencapai 34 ribu hektare tersebar
dominan di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat, dan Lombok Tengah.
99
Lihat Protes, Ratusan Petani di Yogya Bakar Tembakau, tempo.co, Sabtu, 19 Januari 2013 | 12:17 WIB; dan
Petani Bakar Satu Kuintal Tembakau Saat Demo, jogja.tribunnews.com, Sabtu, 19 Januari 2013 12:22 WIB.
Jumlah petani tembakau di DIY lebih dari 12.500 orang. Mereka menghidupi seratusan ribu keluarga mereka.
Kontribusi tembakau dari Daerah Istimewa Yogyakarta untuk nasional 10 persen. Jenis tembakau lokal di provinsi
ini antara lain bligon, grompol, kedusili dan kemloko untuk rokok kretek. Dalam unjuk rasa, mereka menggelar orasi
sambil membentangkan berbagai spanduk tuntutan. Mereka juga memajang foto Wakil Menteri Kesehatan Ali
Ghufron Mukti yang dianggap sebagai tokoh sentral lahirnya PP Tembakau sebelum ditaruh di atas tumpukan satu
kuintal tembakau yang dibakar.
100
Lihat Tuntut PP Dicabut, Ribuan Petani Bakar Tembakau dan Foto Presiden, beritasatu.com, Minggu, 13
Januari 2013 | 03:33; dan Petani Tembakau Temanggung Bakar Foto SBY, banjarmasin.tribunnews.com, Sabtu,
12 Januari 2013 | 21:56 Wita.
101
Lihat Petani Tembakau Temanggung Demo Lagi, jogja.tribunnews.com, Selasa, 15 Januari 2013 16:40 WIB.
102
Lihat Tolak PP Tembakau: 2.500 Petani Aksi Bakar Sepeda Motor & Foto SBY, daerah.sindonews.com, Rabu,
23 Januari 2013 - 16:07 WIB.
103
Lihat 5.000 Petani Bakar Tembakau Tolak PP Tembakau, tribunnews.com, Selasa, 22 Januari 2013 18:47 WIB.
Harga tembakau memang anjlok, termasuk jenis tembakau mole yang berasal dari Desa Tanjungwangi, Kecamatan
Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sementara itu, berdasarkan data 2012 dari Dinas Pertanian Klaten,
produksi komoditas tembakau di Klaten terbagi menjadi dua, yaitu tembakau asepan dan rajang. Untuk tembakau
asepan, luas lahan panen sebesar 1.049 hektar dengan total hasil produksi 2.243,71 ton tembakau kering. Sedangkan
tembakau rajang memiliki luas lahan total 1.401,45 hektar yang menghasilkan 1.059,869 ton tembakau kering.

22
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

juga meminta dukungan Bupati dan jajaran DPRD Boyolali. 104 APTI dan KNPK di Bali juga
menolak PP Tembakau.105

Setelah petani dan buruh tembakau di lereng Gunung Prahu dan Sumbing menggelar aksi
demonstrasi menolak pengesahan PP No. 109/ 2012, giliran 15.000 petani dan buruh tembakau
dari lereng Sindoro yang melakukan aksi serupa di lapangan Desa Bansari, Kecamatan Bansari,
Kabupaten Temanggung, pada 19 Februari 2013. Para demonstran ini juga mengarak keranda,
keranjang tembakau, serta mengusung berbagai spanduk antara lain bertuliskan, Tembakau
Nafas Kami Nyawa Kami dan Tembakau Atau Mati! Ketua MUI Temanggung ikut ambil
bagian dalam aksi ini serta memberikan tausiyah keagamaan untuk menyabarkan demonstran
yang sempat memanas. 106

Protes-protes petani dan buruh tembakau memperoleh dukungan dari pemerintah daerah,
khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sedang menyiapkan Peraturan Daerah (Perda)
Pengendalian Impor dan Pemberdayaan Petani Tembakau untuk melindungi petani dan industri
tembakau. Semula rancangan peraturan ini merupakan inisiatif dari anggota DPRD Jatim, namun
kemudian pemerintah pun menyambut baik karena hal itu bertujuan melindungi industri kretek
dan 15 juta lapangan kerja di daerahnya. 107 Selain Pemprov, DPRD Jatim juga ingin sama-sama
terkesan untuk melindungi petani dan pabrik kretek. 108

c. Menolak fatwa haram


Rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengeluarkan fatwa haram merokok, 109 sudah
menjadi perbincangan di kalangan kyai Nahdlatul Ulama (NU).110 Berbeda dengan MUI,
kalangan kyai NU di Kabupaten Jember menilai, mengharamkan rokok lebih banyak
menimbulkan mudharat (kerugian) daripada manfaatnya. Karena itu, mereka meminta MUI
tidak gegabah membuat fatwa dan sebaiknya kaji lebih dalam dari berbagai aspek seperti aspek
sosial dan ekonomi seperti nasib petani dan buruh tembakau maupun buruh pabrik rokok. 111
Rencana ini juga menimbulkan reaksi Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), dengan

104
Lihat Ribuan Petani Tembakau di Boyolali Demo! solopos.com, Rabu, 30 Januari 2013 12:00 WIB. APTI
Boyolali mengungkapkan, sekitar 14.000 hingga 15.000 petani yang menggantungkan hidupnya dari tembakau.
105
Lihat Petani Tembakau Tolak Peraturan Pemerintah, bisnisbali.com, Jumat, 18 Januari 2013; dan KNPK dan
APTI Bali Tolak PP 109/2012, metrobali.com, Kamis, 17 Januari 2013.
106
Lihat 15 Ribu Petani Tembakau Gunung Sindoro Demo Tolak PP 109, suaramerdeka.com, Rabu, 20 Februari
2013 | 01:45 wib.
107
Lihat Jawa Timur Susun Perda Perlindungan Tembakau, tempo.co, Rabu, 01 Agustus 2012 | 10:37 WIB. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur mengungkapkan, jumlah industri rokok dan tembakau Jawa Timur
lama-kelamaan menyusut. Pada 2007, jumlahnya mencapai 2.344 industri besar ataupun kecil, kemudian menjadi
1.100 industri pada 2010, dan saat ini menyusut menjadi 876 industri. Penyusutan ini terjadi karena adanya berbagai
aturan, mulai dari pembatasan luas area pabrik hingga masuknya rokok impor. Namun, sumbangan dari cukai rokok
terhadap penerimaan negara mencapai Rp 77 triliun pada 2011 dan diperkirakan melonjak menjadi Rp 80 triliun
pada 2012. Jawa Timur menyumbang 60 persen.
108
Lihat Lawan RPP Tembakau, DPRD Jatim Siapkan Perda Pro Petani, lensaindonesia.com, Rabu, 23 Januari
2013 14:08 WIB.
109
Lihat MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok, kompas.com, Selasa, 12 Agustus 2008 | 13:08 WIB.
110
Lihat Gus Solah: Rokok Itu Makruh, Kalau Haram Terlalu Jauh, detik.com, Kamis, 22 Januari 2009 11:09
WIB.
111
Lihat Kyai Jember Tolak Fatwa Anti Rokok, tempo.co, Kamis, 14 Agustus 2008 | 15:42 WIB.

23
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

mendatangi MUI Jatim pada 29 Agustus 2008. Mereka meminta MUI tidak mengeluarkan fatwa
pengharaman rokok. 112

Namun demikian, MUI meneruskan rencananya. MUI mengeluarkan fatwa tentang rokok pada
Forum Ijtima Ulama Komisi Fatwa yang diselenggarakan pada Januari 2009.113 Sidang komisi
Ijtima Ulama Fatwa III MUI yang membahas fatwa rokok tidak menemukan titik temu. Komisi
hanya menghasilkan 4 alternatif fatwa rokok dan salah satunya adalah rokok diharamkan dalam
kondisi tertentu.114 MUI mengeluarkan fatwa haram untuk kegiatan merokok di kalangan anak-
anak dan perempuan hamil. 115 Fatwa ini juga didukung oleh anggota Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) dari Komisi VIII yang juga Anggota Kaukus Parlemen Untuk Pengendalian
Dampak Tembakau DPR, dengan menilai fatwa MUI sebagai langkah yang tepat. 116

Maka, petani tembakau NTB tidak hanya menghadapi kebijakan pemerintah, namun juga fatwa
haram merokok hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III di Padang Panjang, Sumatera
Barat, 23-26 Januari 2009. APTI NTB menentang fatwa MUI yang memunculkan kesan seakan-
akan usaha tani tembakau dikategorikan haram dan dikritik sebagai fatwa yang gegabah. Karena
fatwa ini dapat mengancam usaha tani tembakau di Pulau Lombok yang mencapai 16.809 kepala
keluarga (KK) dan hasil produksinya merupakan penyumbang terbesar bahan baku rokok
nasional. Masa produksinya selama lima bulan terlibat sebanyak 23.000 orang dan 15 unit
perusahaan pengelola tembakau sebagai mitra petani dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak
154.000 orang. 117

Fatwa haram merokok yang muncul di Padang Panjang itu mengundang reaksi dari Himpunan
Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Fatwa yang mengharamkan merokok dipandang berpotensi
menaikkan angka pengangguran dan sangat merugikan. Dalam kaitan fatwa ini, Kudus menjadi
salah satu daerah penting dalam industri rokok kretek terbesar di Jawa Tengah sehingga MUI
dan DPRD Kudus ambil bagian dalam memprotes atau menolak pengharaman merokok. MUI
Kudus mempertimbangkan bahwa Kudus merupakan daerah berbasis industri rokok, di mana
masyarakatnya sangat menggantungkan denyut perekonomiannya dari rokok di mana sedikitnya
ada 100.000 pekerja di pabrik-pabrik rokok. Bila diharamkan, bakal menimbulkan dampak sosial
yang keras. 118 Dengan menimbang situasi inilah sehingga masyarakat, pengusaha rokok, dan
112
Lihat Petani Tembakau Datangi MUI, kompas.com, Jumat, 29 Agustus 2008 | 14:31 WIB.
113
Lihat MUI Keluarkan Fatwa Rokok Januari 2009, kompas.com, Senin, 24 November 2008 | 17:09 WIB.
114
Lihat Rokok Diusulkan Haram dalam Kondisi Tertentu, detik.com, Minggu, 25 Januari 2009 13:52 WIB.
115
Lihat MUI: merokok haram, bbc.co.uk, Minggu, 25 Januari 2009 - 13:08 GMT.
116
Lihat PKS Apresiasi Fatwa Haram Rokok, kompas.com, Selasa, 27 Januari 2009 | 18:05 WIB.
117
Lihat Petani Tembakau NTB Tolak Fatwa Haram Merokok, mataram.antaranews.com, Selasa, 27 Januari 2009
21:08. Sampai 2007 produksi tembakau virginia pada areal seluas 16.158 hektare (ha) di Pulau Lombok telah
mencapai 29 ribu ton atau 78 persen dari total kebutuhan tembakau virginia nasional sebanyak 50 ribu ton/tahun.
Pada musim tanam tahun 2008, areal tanam tembakau virginia yang digarap mencapai 22.019 ha agar dapat
memproduksi sebanyak 45.534 ton atau sekitar 90 persen kebutuhan tembakau virginia nasional. Perluasan areal
tanam tembakau virginia itu untuk memaksimalkan potensi areal tanam tembakau virginia di Pulau Lombok yang
mencapai 58.516 ha. Sebanyak 10.098 ha berada di wilayah Kabupaten Lombok Barat, 19.263 ha di Lombok
Tengah dan 29.154 ha di Lombok Timur.
118
Lihat Fatwa Haram Rokok Naikkan Pengangguran, Suara Merdeka, Senin, 21 Januari 2009. Berdasarkan data
Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK), saat ini tercatat ada 95 ribu karyawan dari 15 pabrik yang tergabung
dalam PPRK. Bila ditambah dengan 115 pabrik yang tergabung dalam Forum Perusahaan Rokok Kudus (FPRK),
serta puluhan pabrik lain yang tak berasosiasi, total jumlahnya mencapai lebih 120.000 pekerja. Selama 2005-2008,
Kudus telah menyumbang cukai rokok rata-rata 26,12 persen dari total pendapatan cukai rokok nasional. Pada 2008,

24
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

ulama Kudus bersatu menentang rencana fatwa haram rokok yang akan dikeluarkan MUI. Pada
20 Januari 2009, rombongan MUI Kudus, Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia
(Gapri), PPRK, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kudus, Asisten II Bupati Kudus, dan
LSM mendatangi dan beraudiensi dengan MUI Pusat di Jakarta. 119

Fatwa MUI itu bakal membawa pengaruh terhadap setoran cukai ke negara sebagaimana
dikemukakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai pada 27 Januari 2009. Dikhawatirkannya
bahwa penerimaan negara dari cukai akan turun sekitar 10 persen. Penurunan ini dikaitkan
dengan sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam. Mengimbangi penerimaan ini
kenaikan tarif cukai rokok sebesar 7 persen akan berlaku pada Februari.120

Keluarnya fatwa haram merokok oleh MUI sebagaimana diakuinya tidak lepas dari desakan
berbagai pihak.121 Namun demikian, MUI Kudus kembali mengungkapkan pentingnya Kudus
sebagai daerah penghasil kretek, karena sekitar 700.000 orang tergantung penghidupannya pada
produksi pengolahan tembakau dan cengkeh. Diperkirakan dengan fatwa haram merokok
para petani tembakau di Kudus juga jadi korban dan dampaknya akan bertambah negatif, tambah
miskin.122 Sedangkan seorang komisioner Komnas HAM menyatakan, fatwa haram MUI ini
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dan parameter hak-hak manusia (human rights), selain MUI
bukanlah lembaga negara. 123

Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak juga mengajukan permohonan kepada


Mahkamah Agung (MA) untuk mengeluarkan fatwa yang menyatakan rokok termasuk ke dalam
zat adiktif, sejak Oktober 2008. Namun MA menanggapi permohonan ini dengan menyatakan,
pihaknya tidak punya kapasitas untuk mengeluarkan fatwa dan tidak punya kompetensi untuk
menetapkan suatu kaidah.124

Tidak hanya MUI yang menggunakan pandangan dan hukum agama untuk mengeluarkan fatwa
haram merokok, melainkan juga Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terkait dampak negatif
merokok bagi kesehatan, sosial, dan ekonomi yang semakin dirasakan masyarakat. Fatwa ini
diambil dalam halaqoh setelah menelaah manfaat dan mudarat rokok tentang Pengendalian
Dampak Tembakau yang diselenggarakan Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah pada 7

setoran cukai Kudus mencapai Rp 11 triliun atau 20 persen lebih dari penerimaan negara atas rokok yang mencapai
Rp. 50 triliun. Dalam rancangan peta jalan (road map) industri rokok, orientasi industri rokok dirancang dalam tiga
konsentrasi. Untuk periode 2007-2010 terkonsentrasi untuk kepentingan pendapatan (pro income), 2010-2015 untuk
tenaga kerja (pro job), dan 2015-2020 untuk kepentingan kesehatan (pro health).
119
Lihat Protes Fatwa Haram Rokok MUI: Seberapa Penting Rokok bagi Orang Kudus, viva.co.id, Selasa, 20
Januari 2009, 12:09.
120
Lihat Fatwa MUI: Merokok Haram, Penerimaan Cukai Terpangkas, viva.co.id, Selasa, 27 Januari 2009, 14:43.
Pemerintah mengajukan kenaikan target cukai rokok, dari semula Rp 49 triliun dinaikkan menjadi Rp 54 triliun. Dan
akan menunggu usulan yang diajukan ke DPR.
121
Lihat MUI Mengaku Didesak Sahkan Fatwa Haram Rokok, viva.co.id, Selasa, 27 Januari 2009, 16:23.
122
Lihat Fatwa Haram Rokok MUI: 700 Ribu Warga Kudus Bergantung pada Rokok, viva.co.id, Selasa, 20
Januari 2009, 11:35.
123
Lihat Fatwa Tidak Sesuai Prinsip HAM, viva.co.id, Senin, 2 Februari 2009, 13:52. Karena MUI bukan lembaga
negara, maka tidak ada kewajiban (obligation) dan tanggung jawab (responsibility) yang dibebankan kepadanya
dalam implementasi hak-hak manusia. Hanya lembaga Negara yang mengemban kewajiban untuk menghormati,
melindungi dan memenuhi hak-hak manusia. Dan dengan kewajiban ini, maka setiap pelanggaran, pengingkaran
atau pengabaian atas hak-hak manusia menjadi tanggung jawab negara.
124
Lihat MA Tak Punya Kapasitas Tetapkan Fatwa Rokok, viva.co.id, Rabu, 28 Januari 2009, 13:20.

25
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Maret 2010 di Yogyakarta. Dengan dikeluarkannya fatwa ini, maka fatwa tahun 2005 yang
menyatakan merokok mubah dinyatakan tidak berlaku lagi. Perubahan fatwa menjadi haram
dinilai sebagai keputusan yang akan membawa manfaat.125 Fatwa ini didukung oleh MUI
Solo. 126

Para petani dan buruh tembakau di lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung, memprotes
atau mengecam fatwa haram merokok yang dikeluarkan PP Muhammadiyah. Ekspresi protes
mereka berunjuk rasa dengan melakukan teatrikal membakar tembakau di atas telapak tangan
dan di atas kepala mereka. Kendati kesakitan menahan panas, namun mereka tetap
melakukannya. Sejumlah petani bahkan memenuhi mulut mereka dengan batang-batang rokok
yang menyala, kemudian dihisap layaknya orang merokok. Mereka khawatir fatwa ini dapat
mematikan sumber atau kelangsungan usaha mereka. 127

Bila sebelumnya mereka menentang fatwa haram MUI, maka pada 2010, sejumlah kyai NU di
Jember kembali mengabaikan fatwa haram Muhammadiyah atas merokok. Bagi mereka, umat
Islam selain Muhammadiyah, boleh saja tetap merokok, bertanam dan berdagang produk
pengolahan tembakau. Para kyai NU ini mempunyai dalil juga untuk mengabaikan fatwa haram
Muhammadiyah. 128 Namun, fatwa Muhammadiyah ini memperoleh dukungan dari Komisi
Fatwa MUI. 129

Memang, tidak sedikit petani dan buruh tembakau yang memprotes dan menyampaikan aspirasi
mereka terhadap kebijakan pemerintah dalam pengendalian tembakau dan kampanye anti rokok
lebih mengandalkan dana dan iuran pribadi secara sukarela seperti yang dilakukan ribuan petani
dan buruh tembakau dari sejumlah kabupaten di Jawa Tengah yang berangkat ke Jakarta untuk
memprotes RPP Tembakau pada Februari-Maret 2010. 130 Karena periuk nasi mereka langsung
merasa terancam atas kebijakan ketat tentang tembakau.

Namun kampanye anti tembakau, tidak sedikit gelontoran dana dari AS. Salah satunya dari
filantropis Michael Bloomberg asal New York di bawah bendera Bloomberg Initiative (BI).
Dalam rentang 2007-2010, sebanyak 4.195.442 dollar AS atau sekitar Rp 39 miliar itu mengalir
ke pihak-pihak yang berkomitmen untuk menabuh genderang perang terhadap tembakau di

125
Lihat Fatwa PP Muhammadiyah: Merokok Haram! kompas.com, Selasa, 9 Maret 2010 | 10:12 WIB;
Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok, antaranews.com, Selasa, 9 Maret 2010 12:21 WIB; PP
Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok, detik.com, Selasa, 09 Maret 2010 16:41 WIB; dan Fatwa
Muhammadiyah: Rokok Haram, viva.co.id, Selasa, 9 Maret 2010, 16:12. Keputusan ini berisi instruksi mengikat
kepada seluruh jajaran organisasi, lembaga-lembaga amal usaha, seperti sekolah, universitas, rumah sakit, masjid,
dan berbagai fasilitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Perihal dampak negatif yang akan dirasakan para buruh
tembakau, mereka bisa diajarkan untuk beralih menanam tanaman lain yang lebih bermanfaat.
126
Lihat MUI Solo Dukung Rokok Haram, viva.co.id, Senin, 15 Maret 2010, 13:01 WIB.
127
Lihat Petani Tembakau Protes Fatwa Haram Rokok, liputan6.com, Jumat, 12 Maret 2010 14:08.
128
Lihat Kiai NU: Yang Bukan Muhammadiyah Tidak Haram Merokok, tempo.co, Selasa, 16 Maret 2010 | 15:35
WIB.
129
Lihat MUI Dukung Muhammadiyah Soal Fatwa Rokok Haram, detik.com, Rabu, 10 Maret 2010 02:10 WIB.
130
Lihat Ribuan petani tembakau Jateng protes RPP, wonogiripos.com, Minggu, 28 Februari 2010. Ketua Asosiasi
Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jateng, Nurtantio Wisnu Brata mengatakan, mereka yang berangkat ke Jakarta
dari Klaten sebanyak tujuh bus, Kendal empat bus, Wonosobo enam bus, Magelang empat bus, Boyolali dua bus,
dan Temanggung 50 bus. Dalam demo ini tidak ada membayari mereka, namun secara sukarela petani beriuran
untuk berangkat ke Jakarta yang bersarannya bervariasi, katanya.

26
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Indonesia. Proyek terbesar BI di Indonesia adalah pembentukan Tobacco Control Support Centre
(TCSC) yang menghabiskan dana 542.600 dollar AS. TCSC bertujuan berfungsi sebagai pusat
koordinasi segala kegiatan kampanye dan memperjuangkan regulasi yang prokesehatan.131

PP Muhammadiyah menyangkal tudingan bahwa fatwa haram yang dikeluarkannya tidak ada
hubungannya dengan gelontoran dana Rp 3,6 miliar untuk program antirokok dari Michael
Bloomberg atau BI. Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih Dr Yunahar Ilyas menegaskan,
lembaga lain bernama Muhammadiyah Tobacco Centre yang khusus menangani kampanye anti
rokok dan berada di luar struktur organisasi PP Muhammadiyah. Selain itu, mereka juga tidak
pernah mencampuri penentuan fatwa di bidang Tarjih Muhammadiyah. 132

d. Ancam boikot bayar pajak dan pemilu


Banyak lapisan petani dan buruh tembakau, terutama dari NTB, Jatim dan Jateng, telah
mengekspresikan penolakan mereka terhadap pengendalian tembakau secara lebih ketat dan
mereka pandang dapat mengganggu kepentingan mereka. Tidak hanya ditujukan kepada
spekulan harga tembakau dan DBH CHT maupun kebijakan pemerintah dalam mengendalikan
konsumsi produk pengolahan tembakau, kampanye anti rokok dan fatwa haram, namun juga
mulai merembet kepada ancaman mereka untuk memboikot bayar pajak dan mengikuti
pemilihan umum (pemilu).

Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) menyampaikan desakan untuk


perbaikan dalam pemanfaatan DBH CHT, seiring rencana penarikan pajak rokok sebagaimana
diatur dalam UU No.28/2009. Karena dengan rencana penarikan pajak ini akan semakin
membebani masyarakat. LPPNU juga mendesak Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
memperbaiki peruntukan DBH CHT supaya lebih difokuskan untuk mengakomodasi kebutuhan
petani dan buruh industri tembakau.133

Namun dalam kaitannya dengan kebijakan pemerintah, sejumlah petani dan buruh tembakau di
NTB sudah mulai menyuarakan penolakan membayar segala macam pajak yang dibebankan
kepada masyarakat sebagai bentuk protes. 134 Para petani dan buruh tembakau yang menggelar
aksi di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung pada 12 Januari 2013,
tidak hanya membakar dua keranjang tembakau dan foto Presiden SBY dan Wakil Presiden
Boediono, juga membakar Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPPT) sebagai bentuk ancaman
membayar pajak dan mengikuti Pemilu bila PP No. 109/2012 tidak dicabut. 135 Para petani di
sejumlah kecamatan di Temanggung mengancam boikot pemilu, dengan mundur dari Panitia
Pemungutan Suara (PPS). 136

131
Lihat Pengusaha New York Beri Jutaan Dolar Perangi Rokok di Indonesia, detik.com, Sabtu, 13 Maret 2010
14:40 WIB.
132
Lihat Muhammadiyah: Penetapan Fatwa Haram Rokok Bukan Karena Uang Bloomberg, detik.com, Sabtu,
13/03/2010 16:36 WIB.
133
Lihat Petani Tembakau Protes Rencana Penarikan Pajak Rokok, okezone.com, Rabu, 25 Juli 2012 18:16 wib.
134
Lihat Konversi Ditolak, Petani Tembakau Ancam Tak Bayar Pajak, globalfmlombok.com, Senin, 29 Maret
2010 - 16:55.
135
Lihat Petani Tembakau Temanggung Bakar Foto SBY, banjarmasin.tribunnews.com, Sabtu, 12 Januari 2013 |
21:56 Wita; Petani Tembakau Ancam Boikot Pemilu, Suara Merdeka, Senin, 14 Januari 2013; dan Lihat Ribuan
Petani Tembakau Temanggung Demo Tolak PP Tembakau, solopos.com, Sabtu, 12 Januari 2013 15:06 WIB.
136
Lihat Petani Tembakau Bersikukuh Boikot Pemilu, suaramerdeka.com, Senin, 21 Januari 2013 | 00:40 wib.

27
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Protes petani dan buruh tembakau yang tergabung dalam APTI Klaten menyuarakan juga boikot
atau mogok bayar pajak di Klaten pada 22 Januari 2013, dengan mengerahkan ribuan orang
untuk mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten dan DPRD Klaten. Mereka menolak PP
Tembakau tersebut.137 Sebelumnya, pada 13 Juli 2011 di Jakarta, berbagai elemen petani dan
buruh tembakau yang terlibat dalam KNPK mengungkapkan kesepakatan petani yang bakal
memboikot bayar pajak RUU dan RPP Pengendalian Tembakau disahkan. Karena pemerintah
lebih mengedepankan dampaknya terhadap kesehatan, bukan pada dampaknya terhadap nasib
petani dan buruh tembakau, serta industri rokok. 138

APTI memang telah mengeluarkan ancaman boikot untuk membayar pajak, karena kebijakan
pemerintah mengancam kehidupan petani dan buruh tembakau.139 Selain itu, APTI juga
mengancam bakal memboikot pemilu.140 Ancaman boikot bayar pajak juga disuarakan ribuan
petani dan buruh tembakau se-DIY di halaman gudang tembakau Desa Donoharjo, Kecamatan
Ngaglik, 19 Januari 2013. Mereka sepakat melakukan boikot bayar pajak, karena sekitar 12.500
orang di tiga kabupaten, yaitu Gunung Kidul, Sleman, dan Bantul menggantungkan hidup dari
sektor pertembakauan. Rata-rata tiap tahun, setoran industri ini menyumbang kontribusi
pendapatan daerah sebesar Rp 20 miliar. 141

Pernyataan ancaman boikot pajak diungkapkan ribuan petani tembakau yang tersebar di Kota
Magelang, Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jateng, yang tergabung dalam APTI Jateng
pada 17 Januari 2013. Selain akan memboikot pajak, juga memboikot pemilihan kepala daerah
(pilkada) sebagai bentuk penolakan mereka terhadap PP Tembakau.142 Ancaman boikot bayar
pajak bumi bangunan (PBB), boikot Pileg dan Pilpres 2014 diusung petani dan buruh tembakau
yang tersebar di wilayah Demak, Jateng. APTI Demak memandang, pemerintah terus menekan
kehiduap para petani dan buruh tembakau, tanpa menimbang pentingnya tembakau bagi
mereka.143

137
Lihat Desak PP 109/2012 Dicabut, Ribuan Petani Tembakau Klaten Berdemo Ancam Boikot Tak Bayar Pajak,
indepnews.com, Selasa, 22 Januari 2013 | 18.05; dan Ribuan Petani Klaten Protes Aturan Ketat Tembakau,
tribunnews.com, Selasa, 22 Januari 2013 21:24 WIB
138
Lihat RUU Tembakau Disahkan, Petani Ancam Boikot Pajak, inilah.com, Rabu, 13 Juli 2011 | 08:59 WIB; dan
Jutaan Petani Ancam Boikot Pajak Jika RUU Tembakau Disahkan, monitorindonesia.com, Rabu, 13 Juli 2011,
9:36. APTI menyatakan, ada sekitar 2,1 juta petani yang menjadi wajib pajak. Selain itu, bila RUU dan RPP itu
disahkan, akan melanggar hak ekonomi dan sosial (ecosoc) para petani dan buruh tembakau.
139
Lihat Petani Tembakau Ancam Boikot Bayar Pajak, tempo.co, Minggu, 13 Januari 2013 | 18:38 WIB; dan
APTI Ancam Tak Bayar Pajak Jika PP Tembakau Tak Dicabut, tribunnews.com, Rabu, 23 Januari 2013 10:51
WIB.
140
Lihat RPP Tembakau Diterbitkan, Petani Ancam Boikot Pemilu, jpnn.com, Rabu, 02 Januari 2013, 21:46:00.
141
Lihat Petani Tembakau se-DIY Ancam Boikot Bayar Pajak, republika.co.id, Minggu, 20 Januari 2013, 15:47
WIB; Petani Ancam Boikot Pajak, solopos.com, Sabtu, 19 Januari 2013 20:00 WIB; dan Petani Tembakau DIY
Sepakat Boikot Pajak, suaramerdeka.com, 19 Januari 2013 | 14:30 wib.
142
Lihat Petani Tembakau Tiga Kabupaten Jateng Ancam Boikot Pemilu dan Bayar Pajak, lensaindonesia.com,
Kamis, 17 Januari 2013 22:04 WIB.
143
Lihat Petani Tembakau Demak Ancam Boikot Pajak, Pileg dan Pilpres, lensaindonesia.com, Kamis, 17 Januari
2013 12:34 WIB; dan Petani Tembakau se-Kabupaten Demak Ancam Boikot Pemilu, aktual.co, Kamis,17 Januari
2013 15:58:31. Lahan tanaman tembakau di Demak ada sekitar 3500 hektar yang tersebar di Kecamatan Mranggen,
Karangawen dan Guntur. Petani tidak bisa beralih ke tanaman jagung atau palawija, karena kondisi tanahnya tidak
cocok.

28
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

1.2.2. Resistensi industri rokok


Apakah mereka yang terlibat dalam industri pengolahan tembakau berdiam diri terhadap
kebijakan pemerintah dan kampanye global anti rokok maupun tekanan perdagangan? Industri
pengolahan tembakau, khususnya kretek, tidaklah dapat hanya kelihatan dalam beberapa industri
besar seperti Sampoerna (Surabaya), Gudang Garam (Kediri), Djarum (Kudus), Bentoel
(Malang), dan Nojorono (Kudus), melainkan banyak pabrik rokok kecil yang berada di sentra-
sentra industri rokok di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Seluruh industri rokok ini terdapat begitu
banyak orang yang bekerja atau menggantungkan hidup mereka sebagai buruh. Kebijakan
pengendalian tembakau dan penaikan tarif cukai maupun tekanan perdagangan internasional
menimbulkan dampak terhadap mereka yang terlibat dalam industri pengolahan tembakau.

Pemerintah sudah membuat roadmap industri pengolahan tembakau, khususnya produksi rokok,
sebagai strategi yang dijalankan. Mulai 2015, industri rokok dibatasi produksinya hanya 260
miliar batang per tahun. Sejak 2007, sudah ditegaskan dalam tiga prioritas. Pertama, dalam
periode 2007-2010, prioritas ditekankan pada aspek tenaga kerja, penerimaan dan kesehatan.
Kedua, periode 2010-2015 memprioritaskan aspek penerimaan negara, kesehatan, dan tenaga
kerja. Ketiga, periode 2015-2020, prioritas tertuju pada aspek kesehatan, tenaga kerja dan
penerimaan negara. Sekarang posisi strategi pemerintah berada dalam upaya aspek penerimaan
negara, sehingga menaikkan cukai menjadi tekanan. Tahun 2012, pemerintah menaikkan tarif
cukai rokok rata-rata 16 persen. Para pengusaha rokok yang tergabung dalam Forum Masyarakat
Rokok Indonesia (Formasi) memprotes kepada Komisi XI DPR soal kenaikan cukai rokok rata-
rata 16 persen mulai 1 Januari 2012. 144

Tahun 2013, pemerintah juga berencana menaikkan lagi cukai rokok kendati diperkirakan di
bawah 10 persen. Salah satu pertimbangan rencana kenaikan cukai ini adalah penerapan strategi
pemerintah untuk meningkatkan target penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 147,2
triliun. Rinciannya, target penerimaan bea masuk Rp 26,5 triliun atau meningkat 7,1 persen dari
target dalam APBN-P 2012, sedangkan target penerimaan cukai sebesar Rp 89 triliun atau
meningkat sebesar 6,9 persendari target APBN-P 2012, dan target penerimaan bea keluar di 2013
sebesar Rp 31,7 triliun atau naik 36,6 persen dari target tahun 2012. Kenaikan cukai rokok inilah
yang menekan pengusaha untuk menaikkan harga rokok. 145

Para pengusaha industri rokok memang terus menghadapi persoalan kenaikan cukai. Mereka
yang tergabung dalam Gappri di Solo menyatakan menentang kebijakan pemerintah yang
menaikkan cukai rokok sejak November 2002. Mereka menuding Menteri Keuangan tidak
aspiratif karena industri rokok, bahkan industri ini seperti dijadikan sapi perahan dan bakal
berdampak pada kehidupan buruh yang semakin ngrekoso (sengsara).146 Pada 2011, Formasi

144
Lihat Pemerintah Tak Peduli Pengusaha Rokok Protes Cukai Naik, finance.detik.com, Senin, 28 November
2011 13:01 WIB. Para pengusaha ini juga protes karena industri rokok kretek tangan dihadapkan pada kenaikan
cukainya mencapai 38 persen. Sedangkan rokok dengan mesin kenaikan cukainya hanya 9-10 persen.
145
Lihat Cukai Naik 10%, Harga Rokok Makin Mahal Tahun Depan, finance.detik.com, Selasa, 04 September
2012 16:41 WIB.
146
Lihat Pengusaha Rokok Solo Protes Kenaikan Cukai, tempo.co, Jumat, 20 September 2002 | 09:49 WIB.

29
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

juga menolak kenaikan cukai rokok, karena dapat mematikan atau menggulung industri
menengah dan kecil.147
Pada Februari 2009, ratusan pengusaha rokok berskala kecil di Jawa Timur memprotes sejumlah
kebijakan pemerintah pusat yang mengancam kelangsungan usaha mereka, karena mereka nilai
bersifat diskriminatif dalam persaingan usaha atau dagang. Kebijakan itu dinilai politis karena
menguntungkan pengusaha rokok pabrikan. Padahal, industri rokok berskala kecil, dengan
produksi 600 juta batang per tahun, selama ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.
Industri ini menyerap banyak tenaga manusia, tidak seperti industri rokok pabrikan yang
menggunakan mesin pengganti tenaga manusia. 148 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.
203/2008 kian mencekik kondisi pabrik rokok golongan III atau kecil.149 Sekitar 10.000 buruh
pabrik rokok yang tergabung dalam Forum Masyarakat Industri Rokok Indonesia (Formasi)
kembali melakukan demo dengan mengepung Kantor Bea Cukai Malang, karena pemerintah
menaikkan cukai lagi lewat PMK No. 181/PMK.011/2009. 150

Langkah pemerintah menaikkan pita cukai rokok per 1 Januari 2008 di satu sisi membawa
dampak yang cukup siginfikan bagi ribuan buruh pabrik rokok yang ada di Kabupaten Malang,
berupa ancaman PHK. Namun di sisi lain beroperasinya banyak pabrik rokok di Kabupaten
Malang justru memberikan kontribusi yang sangat besar, karena pada tahun 2006, telah
menyumbang penerimaan cukai sebesar Rp 2,1 triliun yang berasal dari pabrik-pabrik rokok
berskala kecil, menengah hingga berskala besar. 151

Januari 2010, pemerintah kembali menaikkan pajak cukai di satu sisi dan di sisi lain
Muhammadiyah mengeluarkan fatwa haram merokok. Dampaknya adalah puluhan perusahaan
rokok di Sidoarjo menurunkan jumlah produksinya untuk menyesuaikan kenaikan pajak cukai
tersebut. Sedangkan fatwa haram dipandang berpengaruh secara psikologis terhadap permintaan
rokok. Dua sisi persoalan inilah yang dikeluhkan Asosiasi Perusahaan Rokok Sidoarjo (APRS)
yang dikhawatirkan mengancam sejumlah pabrik rokok gulung tikar. 152

APTI Jateng memperkirakan, lebih dari 300 pabrik rokok kretek sudah gulung tikar yang
sebagian diakibatkan oleh penerapan cukai tinggi. Pihaknya juga menilai, kehadiran PP No.
109/2012 tentang Tembakau lebih menguntungkan kepentingan sekitar 9 pabrik rokok yang
bersumber dari modal asing, sehingga mengancam eksistensi pabrik kretek pribumi yang terus

147
Tahun 2011, industri rokok kretek sudah banyak yang gulung tikar. Bila sebelumnya berjumlah sekitar 3.000
industri, maka dengan kenaikan cukai terus-menerus mengakibatkan tinggal sekitar 1.400 industri. Lihat Industri
Rokok Tolak Kenaikan Tarif Cukai, tempo.co, Selasa, 22 November 2011 | 16:26 WIB.
148
Lihat Pengusaha Rokok Protes Kebijakan Pemerintah, Kompas, Rabu, 11 Februari 2009. Kebijakan yang
dimaksud adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 203/PMK.011/2008. Pengusaha keberatan kenaikan
tarif cukai rokok dari 30 persen per batang menjadi 40 persen mulai Februari 2009. Sebagai gambaran atas ancaman
konkret kebangkrutan antara lain di Kota Kediri dulu ada 24 pabrik rokok, sekarang tinggal 13 pabrik. Sedangkan di
Nganjuk, dari 200 pabrik tinggal 109 pabrik.
149
Lihat Permenkeu Mencekik Pabrikan Kecil, malangraya.web.id, Senin, 16 Maret 2009.
150
Lihat Bea Cukai Malang Dikepung Buruh Rokok, kompas.com, Senin, 30 November 2009 | 10:32 WIB.
151
Lihat Ribuan Buruh Pabrik Rokok Malang Terancam Di-PHK, merdeka.com, Kamis, 22 November 2007
16:11:00.
152
Lihat Cukai Naik & Fatwa Haram: Pabrik Rokok Terancam Gulung Tikar, okezone.com, Senin, 15 Maret 2010
00:20 wib. Di Sidoarjo ada sebanyak 82 perusahaan rokok yang mayoritas memproduksi Sigaret Kretek Tangan
(SKT). Namun, peraturan Menteri Keuangan No 181 2009, kenaikan pajak cukai untuk SKT sebesar 65 persen.
Sedangkan untuk Sigaret Kretek Mesin (SKM), kenaikan pajaknya hanya 35 persen.

30
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

menderita oleh tekanan pemerintah maupun persaingan dengan perusahaan rokok bermodal
besar.153 Banyak keluhan yang disuarakan pengusaha industri rokok kecil di Kudus sebagai salah
satu lapisan industri rokok yang langsung terkena dampaknya. 154 Sedangkan di Jakarta, mereka
yang tergabung dalam Komunitas Kretek yang menolak Hari Anti Tembakau Sedunia
melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS sebagai protes atas sepak terjang perusahaan
rokok raksasa asal AS di Indonesia. 155

Namun, sesuai strategi pemerintah dalam roadmap, dalam periode 2010-2015, pemerintah
memprioritaskan penerimaan negara dengan menaikkan tarif cukai di satu sisi, sedangkan di sisi
lain mengendalikan dampak konsumsi tembakau atas kesehatan dan tanpa membatasi impor
tembakau. Dengan naiknya cukai rokok sebesar 5 persen, maka penerimaan cukai di kuartal I
2011 saja telah melewati target yang ditetapkan, yakni 24,75% dari target tahunan sebesar Rp
62,7 triliun. Karena realisasinya sudah mencapai 27,78% atau setara dengan 17,4 triliun. Dengan
demikian, kontribusi cukai rokok adalah terbesar, dengan menyumbangkan penerimaan 95,94
persen. 156

Beriringan dengan kenaikan tarif cukai dan kebijakan pemerintah dalam pengendalian dampak
tembakau yang kian ketat bakal mengarahkan industri rokok pada langkah gulung tikar. Pusat
Studi Kretek Indonesia (Puskindo) Universitas Muria Kudus (UMK) sudah memperkirakan
kemungkinan ini yang berjumlah sebanyak 1.500 industri rokok kecil akan tertekan menyusul
disahkannya PP No. 109/2012. Karena dengan biaya produksi yang semakin membengkak,
industri rokok bakal menanggung beban yang memberatkan, termasuk biaya mengubah desain
bungkus atau kemasan rokok. Industri ini diibaratkan, sudah jatuh masih pula diinjak-injak. 157
Pengusaha industri rokok kecil di Malang memprotes pengesahan PP ini yang dipandang
semakin memberatkan kelangsungan usaha mereka, selain harus menanggung puluhan ribu
buruh. 158 Bahkan Gappri menyebutkan, pabrik tembakau pernah mencapai 5.000 pabrik, namun
sekarang hanya tinggal 600 pabrik. 159 Sehingga mereka siap untuk menggugat PP Tembakau,
karena dinilai dengan UU No. 36/2009 tentang Kesehatan.160

Sementara itu, Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) memperkirakan dampak
PP Tembakau terhadap konsumsi rokok, yakni bakal menurun atau berkurang. Karena banyak
aturan seperti aturan produksi, konsumsi rokok, promosi produk (iklan) dan banyak lagi yang

153
Lihat Duh, 300 Pabrik Rokok Terancam Tak Berasap, indonesiatobacco.com, Rabu, 23 Januari 2013.
154
Lihat Pengusaha Kecil Keluhkan PP Tembakau, Rabu, 20 Februari 2013 08:31. PP ini diterapkan 18 bulan
setelah ditetapkan atau sekitar Agustus 2014 mendatang.
155
Lihat Komunitas Kretek Demo Kedubes Amerika, kabar24.com, Kamis, 31 Mei 2012 12:24.
156
Lihat Cukai Rokok Penyumbang Terbesar Penerimaan Negara, kontan.co.id, Kamis, 07 April 2011 | 20:43
WIB.
157
Lihat Akibat PP Tembakau: 1.500 Industri Rokok Kecil Terancam Gulung Tikar, suaramerdeka.com, Kamis,
10 Januari 2013 | 21:20 wib; dan Biaya Produksi Rokok Dipastikan Naik, solopos.com, Jumat, 11 Januari 2013
01:27 WIB.
158
Lihat Pengesahan RPP Tembakau Buat Industri Rokok Kecil Limbung, beritajatim.com, Rabu, 16 Januari
2013 12:44:49 WIB.
159
Lihat Gara-Gara PP, dari 5.000 Tinggal 600 Pabrik Tembakau, okezone.com, Senin, 11 Februari 2013 16:19
wib.
160
Lihat Industri Rokok Gugat PP Tembakau ke MA, kabarbisnis.com, Senin, 11 Februari 2013 | 18:43 wib.

31
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dibatasi dan dikendalikan oleh pemerintah. Ditambah lagi dengan kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) yang juga dapat mengurangi konsumsi rokok. 161

Kemungkinan industri rokok gulung tikar, pasti berdampak pada buruh yang bekerja dalam
industri tersebut. Forum Masyarakat Industri Rokok Indonesia (Formasi) memperkirakan potensi
PHK buruh dalam pabrik rokok menyusul pemberlakuan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
No 167/2011 yang mengatur tentang perubahan tarif cukai hasil tembakau, bakal mencapai
15.000 orang. Sebelum PMK 167 ini jumlah anggota Formasi di wilayah Malang, Kediri, dan
Blitar mencapai 502 perusahaan, dengan 43.000 buruh. Namun, belakangan tinggal hanya 147
perusahaan rokok, dengan sekitar 20.000 buruh. Gabungan Pengusaha Rokok (Gapero) Surabaya
juga mengaku berat dengan diberlakukannya PMK ini yang menaungi 10 perusahaan rokok,
dengan pekerja mencapai 105.000 orang. 162 Formasi memprotes ke Komisi XI DPR soal
kenaikan cukai rokok rata-rata 16 persen mulai 1 Januari 2011.163

Tahun 2012, sejumlah pengusaha rokok yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Rokok
Malang (Gaperoma) merasa resah menjelang diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) No 191/PMK.04/2010 yang merupakan perubahan atas PMK No 200/OMK.04/2008
tentang Tata Cara, Pembekuan dan Pencabutan Nomor Pokok pengusaha barang kena cukai
untuk pengusaha pabrik dan importir tembakau, yang dimulai pada November 2012. Karena
peraturan ini memberatkan dan menimbulkan penyusutan pabrik rokok, sehingga dikhawatirkan
juga berdampak buruk terhadap pekerja.164 Dampak terhadap pekerja ini sudah dikemukakan
oleh Asosiasi Perusahaan Rokok Kecil Indonesia (Asperki) dan Paguyuban Pengusaha Rokok
Kecil Indonesia (Paperki) Malang. 165

Kenaikan tarif cukai rokok 2012 yang diabaikan keberatannya oleh pemerintah telah memaksa
sejumlah pengusaha rokok kelas menengah dan kecil di Kabupaten Kudus melakukan berbagai
efisiensi yang berdampak terhadap buruh seperti pemecatan atau PHK. Persoalan mereka masih
ditambah dengan bahan baku pembuatan rokok mulai dari tembakau, cengkeh, hingga kertas
pembungkus sudah mengalami kenaikan secara signifikan. Dengan biaya produksi yang

161
Lihat Pengusaha Pasrah PP Tembakau akan Pangkas Konsumsi Rokok Indonesia, analisadaily.com, Senin, 14
Jan 2013 00:17 WIB.
162
Lihat 15 Ribu Buruh Pabrik Rokok Terancam PHK, disnakertransduk.jatimprov.go.id, edisi 135 Maret 2012.
163
Lihat Cukai Rokok Dinaikkan 16%, Pengusaha Ngadu ke DPR, finance.detik.com, Kamis, 24 November 2011
14:14 WIB. Formasi menjelaskan, industri rokok atau sigaret kretek tangan (SKT) melibatkan paling banyak tenaga
kerja. Karena itu, mereka memprotes kenaikan cukai SKT yang mencapai 38 persen, sedangkan rokok dengan mesin
(SKM) dengan kenaikan cukai hanya 9-10 persen.
164
Lihat Pengusaha Rokok Malang Resah Aturan Baru, surabaya.tribunnews.com, Minggu, 1 Juli 2012 18:38
WIB. Jumlah pekerja pabrik rokok di Kabupaten Malang mencapai 34.000 orang dari 97 pabrik yang beroperasi.
Padahal, sebelumnya pernah lebih dari 400 pabrik rokok.
165
Lihat Pemerintah Berencana Naikkan Cukai, Buruh Pabrik Rokok Kecil Terancam, malangraya.web.id, Sabtu,
8 November 2008; dan Ribuan Buruh Rokok Terancam PHK, halomalang.com, Sabtu, 17 November 2012. Di
Kabupaten Malang, terdapat sekitar 374 industri rokok yang terbagi dalam tiga klasifikasi. Industri besar 16 unit,
industri menengah 54 unit dan industri kecil sebanyak 304 unit. Dari 194 anggota Paperki, sekitar 47 perusahaan
dalam kondisi mati suri. Pengusaha rokok sudah pernah dikagetkan dengan kenaikan sesuai Permenkeu No.
134/2007 sebesar 1.200 persen.

32
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

meningkat, maka harga rokok pun akan melonjak. Dengan demikian, pengusaha mengambil
langkah pengurangan pekerja atau merumahkannya. 166

Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menyatakan, PP Tembakau sudah


mengancam kelangsungan pekerja. 167 Melihat gelagat ancaman atas kehilangan pekerjaan,
sekitar 4.000 buruh berasal dari 14 pabrik rokok di Kota Malang menggelar demo di depan
Balai Kota Malang, pada 12 Februari 2013, yang digalang oleh Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (SPSI). Mereka juga ikut menyatakan tolak terhadap PP Tembakau yang disahkan
Presiden, karena mereka pandang dapat mengancam nasib mereka sebagai buruh pabrik rokok.
Selain itu, mereka mendesak Pemkot Malang untuk mengirimkan surat penolakan
pemberlakukan PP. 168

Tidak ketinggalan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) yang berkewajiban
memfasilitasi perluasan lapangan kerja juga ikut memperkirakan dampak diberlakukannya PP
Tembakau. Dalam perhitungannya, bakal terancam sebanyak 500.000 buruh di berbagai
perusahaan industri rokok. Sejauh ini sudah puluhan pabrik rokok yang tutup dan diiringi dengan
serangkaian pengurangan tenaga pekerja di Jateng dan Jatim, khususnya industri tembakau
seperti di Kudus. 169 Kendati demikian, Presiden tetap mengesahkan PP Tembakau tersebut.

Apakah pemerintah mempunyai solusi atas kemungkinan dampak terburuk yang dihadapi banyak
industri rokok dan diiringi dengan buruh yang mereka pekerjakan?

Kelihatannya pemerintah tidak mempunyai strategi atas potensi PHK 500.000 pekerja industri
rokok sebagaimana yang dikamukakan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsos
Kemenakertrans. Pihaknya, berjanji akan mensosialisasi PP Tembakau untuk menerangkan
bagaimana meminimalisasi dampaknya bagi buruh. Sedangkan kenyataannya, sejumlah
perusahaan industri rokok di Kudus sudah menutup usaha mereka, sehingga beriringan dengan
PHK. 170 Persoalan ini jelas menambah beban kewajiban yang harus dilaksanakan pemerintah dan
berikut tanggung jawab dalam memulihkan hak atas pekerjaan, termasuk tahapan-tahapan dan
anggarannya.

1.2.3. Signifikansi tembakau dan pengolahannya


Tembakau dan industri pengolahannya salah satu mata rantai terpenting dalam sejarah
perekonomian Indonesia. Percobaan penanaman tembakau secara besar-besaran di Indonesia
dilakukan sudah dilakukan sejak 1830 seiring dibentangkannya Tanam Paksa atau Cultuurstelsel

166
Lihat Cukai Rokok Naik, Buruh Terancam PHK, Seputar Indonesia, Selasa, 13 December 2011. Kebijakan
pemerintah menaikkan cukai ini dikecam oleh Aliansi Serikat Buruh dan Elemen Masyarakat Peduli Buruh Kudus
(ASBEMPBK).
167
Lihat Ribuan Buruh Terancam Kehilangan Pekerjaan, suaramerdeka.com, Rabu, 13 Februari 2013 | 16:44 wib.
168
Lihat Demo, Ribuan Buruh Pabrik Rokok Tolak PP Tembakau, kompas.com, Selasa, 12 Februari 2013 | 13:58
WIB; dan Ribuan Buruh Pabrik Rokok di Malang Tolak PP Tembakau, okezone.com, Selasa, 12 Februari 2013
10:30 wib.
169
Lihat 500.000 Orang Terancam PHK Jika RPP Tembakau Berlaku, finance.detik.com, Rabu, 20 Juni 2012
15:53 WIB; dan 500 Ribu Tenaga Pabrik Rokok Terancam PHK, tribunnews.com, Rabu, 20 Juni 2012 17:33
WIB.
170
Lihat Pemerintah Tak Punya Strategi Cegah PHK 500.000 Pekerja Industri Rokok, finance.detik.com, Rabu, 20
Juni 2012 17:37 WIB.

33
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

di sekitar Semarang di bawah pemerintahan Gubenur Jenderal Johannes graaf van den Bosch.
Namun, dari hasil kerja paksa ini menemui kegagalan, sehingga tahun 1856, dicoba kembali
penanaman tembakau secara meluas di daerah Besuki, Jatim, dilengkapi suatu balai penelitian,
Besoekisch Profstation. Berbagai upaya untuk mendapatkan galur yang cocok, dengan cara
seleksi atau hibridisasi tembakau yang telah ada, jenis tembakau besuki cerutu ini terus
berkembang sampai sekarang. Tanaman tembakau ini merupakan persilangan antara jenis kedu
dengan jenis deli. Tahun 1858, ditanam jenis tembakau cerutu di Klaten. Penanaman tembakau
di luar Jawa, dilakukan di daerah Deli, Sumatra Utara pada 1863, yang disusul dengan
pembangunan Deli Proefstation pada 1906. Ketiga daerah ini menjadi daerah penghasil
tembakau jenis cerutu. Dalam perdagangan internasional, khususnnya ekspor ke Eropa,
Indonesia menjadi salah satu pemasok tembakau cerutu peringkat atas yang diperhitungkan. 171

Sampai sekarang, penanaman dan luas lahan tembakau terus meningkat. Bahkan dalam
perdagangan, kebutuhan tembakau domestik atau dalam negeri juga meningkat seiring dengan
meningkatnya permintaan tembakau dari berbagai industri rokok, baik rokok putih maupun
kretek. Kemajuan industri rokok, terutama kretek, bukan saja mendorong lonjakan permintaan
dan perluasan lahan penanaman tembakau serta banyaknya penyerapan tenaga kerja dalam
pengolahan tembakau, namun juga memberikan kontribusi yang sangat besar untuk pajak cukai
yang ditarik pemerintah. Ditambah lagi dalam rentang lebih seabad, industri rokok dengan
berbagai jatuh bangunnya tetap bertahan oleh gejolak dan bantingan krisis ekonomi dunia. Di
sinilah letak signifikansi tembakau dan industri pengolahannya.

a. Sebaran perkebunan tembakau


Sejak menjadi salah satu komoditas ekspor di masa kolonial Hindia Belanda, penanaman
tembakau mengalami peningkatan. Apalagi ketika industri rokok mulai tumbuh, maka
permintaan tembakau domestik juga bertambah. Penanaman tembakau pun menyebar di banyak
daerah, sehingga industri pertembakauan menempati kedudukan penting dalam perekonomian
baik di masa kolonial maupun pasca-kolonial dan sampai sekarang.

Daerah-daerah seperti di Kabupaten Jember, Probolinggo, Lamongan, Bojonegoro, Malang,


Magetan, Pacitan, dan Madura di Jatim maupun di Kabupaten Temanggung, Magelang, Kendal,
Solo, Wonosobo, Boyolali, dan Grobogan di Jateng menjadi sentra-sentra produksi tembakau.
Belakangan muncul sentra tembakau di Garut, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cianjur,
Banjar, Cirebon, Sukabumi, Bandung Barat di Jawa Barat, serta perkebunan tembakau di
Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat di NTB. Sekarang, sedikitnya ada 13
provinsi sebagai daerah pemasok tembakau yang tersebar di banyak kabupatennya sebagaimana
yang terdapat dalam tabel 1.1. Namun, Jatim merupakan provinsi yang paling banyak menjadi
pemasok permintaan tembakau secara nasional, bisa mencapai 50 persen.172

171
Tembakau Besuki dan Klaten lebih dikenal dengan sebutan tembakau Jawa dan tembakau Deli lebih dikenal
dengan tembakau Sumatra. Penanamannya sesuai dengan nama tempat tembakau itu ditanam.
172
Lihat Jawa Timur Pasok 50 Persen Kebutuhan Tembakau Nasional, tempo.co, Rabu, 12 Juli 2006 | 19:37 WIB.

34
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 1.1 | Provinsi Penghasil Tembakau di Indonesia

No Provinsi Kabupaten Jenis Tembakau

Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat -


1
Daya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh
Aceh Selatan, Singkil, Aceh Tengah, Gayo
Lues, Simeuleu, Sabulusalam, Aceh
Timur, Aceh Tamiang, dan Aceh Pidie

Langkat, Binjai, Deli Serdang, Tebing Deli sebagai pembalut


2 Sumatera Utara
Tinggi, Siantar, dan Simalungun cerutu (deg blad), Barley

Limapuluh Kota (Payakumbuh), Solok, Rudau teleng


3 Sumatera Barat
Tanah Datar, Sawahlunto

Jambi Kerinci, Merangin -


4

Sumatera Selatan Kota Lubuk Linggau, Kab OKU Selatan -


5

Lampung Tengah, Lampung Selatan, Virginia


Lampung Lampung Timur, dan Pringsewu
6

7 Bandung, Garut, Sumedang, Majalengka, Mole, Virginia, Barley


Cirebon, Cianjur, Banjar, Ciamis, Kab
Jawa Barat Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya,
Kuningan, Cirebon, Sukabumi, Bandung
Barat, dan Subang

Temanggung, Magelang, Kendal, Tegal, Srintil, Virginia, Asepan,


8
Pemalang, Rembang, Demak, tembakau nasi, Kedu,
Semarang, Blora, Batang, Klaten, Solo, Rembang
Sukoharjo, Wonosobo, Boyolali,
Jawa Tengah
Banjarnegara, Karanganyar, Banyumas,
Wonogiri, Purworejo, Magelang,
Grobogan, Sragen, Kebumen, dan
Cilacap

Sleman, Bantul, dan Gunungkidul Virginia, rajangan Bligon


Yogyakarta
9

Ngawi, Banyuwangi, Jember, Gresik, Kasturi,Besuki, Sompo


10
Nganjuk, Probolinggo, Lamongan, rejep, Rajangan
Jawa Timur Bojonegoro, Mojokerto, Madiun, Blitar, rengganis, Virginia,
Malang, Ponorogo, Magetan, Pacitan, Grompol, Campalok
Sampang, Sumenep, dan Pamekasan

Buleleng, Gianyar, Bangli, Karangsem, Virginia


Bali
11 dan Bangli

35
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 1.1 | Provinsi Penghasil Tembakau di Indonesia

No Provinsi Kabupaten Jenis Tembakau

Bantaeng, Sinjai, Bone, Jeneponto, Tongka, Cabenge,


Sulawesi Selatan Bulukumba, Barru, Enrekang, Soppeng, Virginia
12
Luwu, dan Wajo

Virginia, tembakau
13
Nusa Tenggara Kota Bima, Kab. Bima, Dompu, Lombok rajangan (Senang,
Barat Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, Kesturi, Eskort, Hitam,
dan Sumbawa dan Makopan), Ampenan

Nusa Tenggara Belu, Sikka, Sumba Barat, dan Timor


14
Timur Tengah Selatan (TTS)

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Kenyataannya, perladangan tembakau tidak hanya terdapat di 13 provinsi, namun juga di


provinsi lainnya. Provinsi seperti Aceh 173 dan Jambi 174 memang lebih sedikit luas lahan maupun
volume produksinya. Daerah lainnya memiliki perkebunan tembakau, juga di Sumatera
Selatan.175 Kebanyakan adalah perkebunan kecil yang dikelola secara swadaya. Sedangkan
perkebunan cengkeh, banyak terdapat di Maluku dan Sulawesi Utara. Namun demikian, provinsi
lain seperti Aceh, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB,
Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah, juga provinsi yang menghasilkan cengkeh. Dulu,
penguasaan atas panen cengkeh juga ibarat salah satu tambang emas bagi kapal-kapal dagang
Belanda untuk memonopoli perdagangan. 176

Dengan meningkatnya pertumbuhan lahan untuk ladang-ladang tembakau bukan saja perputaran
perdagangan tembakau ditujukan untuk ekspor, namun juga mengalami perkembangan pesat
sesudah terbentuknya sejumlah sentra industri rokok, khususnya kretek di Jawa. Secara dominan,
pasokan tembakau, terutama untuk permintaan atau kebutuhan dalam negeri, berasal dari hasil
panen dari ladang-ladang tembakau yang dikelola secara swadaya oleh rakyat atau penduduk
setempat, terutama terkonsentrasi di Jateng dan Jatim. Sedangkan perkebunan tembakau raksasa
173
Lihat Pengusaha Tembakau Datangkan Pekerja dari Jabar, aceh.tribunnews.com, Rabu, 2 November 2011
09:24 WIB.
174
Lihat Tembakau Kerinci Diminati di Jawa, merdekapost.com, Kamis, 13 September 2012 | 00:23 WIB; Cukai
Tembakau Jambi Rp 2,2 Miliar, jambi.tribunnews.com, Jumat, 18 Februari 2011 10:39 WIB; dan Merangin akan
Kembangkan Tembakau, jambi.antaranews.com, Kamis, 8 November 2012 08:02 WIB.
175
Lihat Produksi Industri Manufaktur Sumsel Naik 4,61 Persen, sumsel.antaranews.com, Selasa, 5 Februari 2013
18:31 WIB; dan Alokasi Kurang Bayar DBH Cukai Tembakau Rp 91,58 Miliar, investor.co.id, Selasa, 15 Januari
2013 | 13:21.
176
Cengkeh dan pala dikenal sebagai bagian dari rempah-rempah telah menjadi motif ekonomi atas terbentuknya
kolonialisme dagang Hindia Belanda di Nusantara lewat operasi perusahaan dagang Vereenigde Oost Indiesche
Compagnie (VOC). Cengkeh tidak hanya diolah untuk kebutuhan bumbu dapur, namun juga untuk farmasi herbal
dalam bentuk minyak. Dalam kaitannya dengan rokok, cengkeh menjadi salah satu elemen dalam kretek. Lihat
Cengkeh, Rempah Legendaris Tanah Maluku, kompas.com, Jumat, 6 Agustus 2010 | 06:58 WIB; Sejarah
Nusantara (1602-1800), http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_%281602-1800%29 (diakses pada 1
Maret 2013); dan Bram Hendrawan, Van Dis di Indonesia Menguak Sisi Kelam Kolonialisme, rnw.nl, Kamis, 26
April 2012 - 1:33pm.

36
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara milik negara (BUMN) seperti perkebunan tembakau di
Deli Serdang, Sumatera Utara yang lebih bertujuan ekspor, bahkan realisasi ekspor produk
tembakau provinsi mampu tumbuh 1.900 persen pada kuartal I 2012 mencapai 572 ribu kilogram
(kg) atau senilai 2,860 juta dollar AS. 177 Sementara itu, nilai ekspor tembakau Sumut sepanjang
Januari-Mei 2012 bernilai 2,659 juta dollar AS, yang berarti ini melonjak sekitar 1.114,16%
dibandingkan tahun 2011 yang hanya US$ 219.000 dengan volume 58 ton. 178

Selama peroide Januari-November 2011, nilai ekspor tembakau Indonesia mengalami kenaikan
4,59 persen. Memang pasokan terbatas, namun larangan impor tembakau dari beberapa negara
justru menjadi pendongkrak harga. BPS mengeluarkan data yang menyajikan, nilai ekspor
tembakau untuk periode ini mencapai 652,2 juta dollar AS atau naik 4,59% dibandingkan tahun
2010 yang hanya US$ 623,5 juta dollar AS. 179

Pada dasarnya, sebaran perladangan tembakau yang terus meningkat. Peningkatan ini tidak lepas
dari hubungan rantai produksinya yang sangat erat dengan industri rokok. Sejak kretek mulai
diterima sebagai salah satu rokok yang mengandung cengkeh dalam pasaran dalam negeri,
hubungan segitiga tembakau, cengkeh dan rokok menjadi tidak terelakkan dalam mata rantai
produksinya. Sedangkan sebagai komoditas, ketiga komoditas itu membentuk suatu rangkaian
dan lintasan perdagangan baik untuk memenuhi permintaan domestik maupun ekspor.

Sejak munculnya kretek sebagai rokok khas produksi lokal itu kian memperjelas hubungan
hubungan segitiga antara tembakau, cengkeh dan kretek. Tidak ada kretek tanpa tembakau dan
cengkeh. Bahkan, para petani dan buruh panen cengkeh sempat menikmati hasil yang gemilang
karena hasil panen mereka diserap oleh banyak industri kretek sampai akhir dekade 1980-an.
Rasa gurih dan sedikit pedas maupun wangi sedapnya yang khas dan bercampur tembakau dalam
kretek, namun terutama karena keuntungan yang besar, maka menjadi motif bagi Hutomo
Mandala Putra atau Tommy Soeharto untuk bermain dan merebut ruang (pasar) dalam bisnis
cengkeh. Periode 1990-an inilah yang menandai kehancuran perladangan dan usaha kecil
cengkeh yang dikelola para petani disebabkan oleh keberadaan dan sepak terjang BPPC. 180
Namun, sesudah berakhirnya era BPPC yang kelam, kondisi ekonomi petani cengkeh mengalami
kebangkitan seiring melesatnya kretek mendominasi pasaran nasional atau domestik, bahkan
menembus pasar ekspor.

177
Lihat Wuih, Ekspor Tembakau Sumut Naik 1.900%, okezone.com, Senin, 21 Mei 2012 20:17 wib.
178
Lihat Ekspor Tembakau ke Iran Melonjak 1.114,16%, komoditasindonesia.com, Senin, 16 Juli 2012.
179
Volume ekspor tembakau 2011 turun 15,76 persen menjadi 92.311 ton, sedangkan selama periode Januari-
November 2010 mencapai 109.577 ton. Lihat Ekspor Naik, Harga Tembakau Ikut Terdongkrak, kontan.co.id,
Senin, 09 Januari 2012 | 16:10 WIB.
180
BPPC terdiri atas Inkud dari unsur koperasi, PT Kerta Niaga dari unsur BUMN dan unsur swasta melalui PT
Kembang Cengkih Nasional (KCN). KCN milik Tommy, putra bungsu mantan Presiden Soeharto, yang juga
berstatus sebagai pimpinan BPPC. BPPC dimodali negara, karena dapat kredit 325 juta dolar AS atau Rp 759 miliar
Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). BPPC memperoleh hak-hak istimewa seperti memonopoli dagang, juga
menentukan harga beli dan jual, serta memaksa petani untuk menyetorkan simpanan wajib khusus petani (SWKP).
BPPC diperkirakan mengeruk keuntungan Rp 1,4 triliun. BPPC mirip koloni dagang VOC. Namun, sesudah
reformasi, BPPC bubar, dan Soeharto pun sempat terseret menjadi tersangka. Lihat Soeharto Tersangka Kasus
BPPC, Kompas, Jumat, 22 Juni 2001; Tommy Mengaku BPPC Pernah Pinjam Dana KLBI, elshinta.com, Kamis,
16 Agustus 2007 10:27 WIB; Korupsi BPPC, Ada di Mana Nurdin Halid? Suara Merdeka, Kamis, 20 September
2007; dan Tommy Bantah Ada Peyalahgunaan KLBI untuk BPPC, tempo.co, Kamis, 16 Agustus 2007 | 10:58
WIB.

37
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

b. Sebaran industri rokok


Menjelang dan seiring bubarnya BPPC, secara perlahan harga cengkeh pun mulai pulih dan tidak
lagi dihargai di bawah Rp 10.000 per kilogram. Harganya sempat merangkak dalam kisaran Rp
13.000-20.000 per kilogram. Tahun 2011, harganya mencapai Rp 50.000-60.000 per kilogram,
dan pertengahan tahun berikutnya Rp 90.000 per kilogram untuk cengkeh kering. 181 Sejak
Agustus 2012, harga cengkeh terus melambung dan menembus harga Rp 120.000 per kilogram.
Memang situasi ini sangat menguntungkan petani cengkeh, namun justru berdampak pada
industri kretek terutama sigaret kretek tangan (SKT) yang kebanyakan industri kecil. 182

Kendati mengandung cengkeh, kretek justru paling banyak dikonsumsi di Indonesia yang
termasuk dalam lima besar konsumen rokok sesudah China, Jepang, AS, dan Rusia. Secara
nasional, pangsa pasar kretek mencapai 92 persen, sedangkan rokok putih (non-kretek) hanya 8
persen. Namun, dengan keluarnya PP No. 109/2012, Gappri menilai, akan memangkas jumlah
industri rokok nasional. Pasalnya industri rokok akan menemui kesulitan untuk memenuhi
ketentuan baru dari pemerintah, sehingga lambat laun, pangsa rokok putih bakal mencaplok
pangsa kretek. 183

Tabel 1.2 | Pangsa Pasar Rokok 2012

Pangsa
No Jenis Rokok
Pasar

1 Sigaret kretek mesin (SKM) 40 persen

2 Sigaret kretek reguler (SKR) 35 persen

3 Sigaret kretek tangan (SKT) 17 persen

4 Rokok putih 8 persen

Sumber: liputan6.com, 11/02/2013 16:23

Sejak kemunculan kretek pada abad ke-19 di Kudus, industri rokok mulai mendapat tempat
sebagai salah satu kekuatan ekonomi Hindia Belanda. Penanaman dan pengolahan tembakau,
cengkeh dan kemudian diakhiri dengan produk rokok, pangsa pasar kretek pun terus berkembang
seiring dengan bertambahnya penduduk dan perkembangan ekonomi. Semula dilinting dengan
tangan dan peralatan yang sederhana, selanjutnya digantikan dengan produksi mesin seiring
kemajuan teknologi produksi dan perluasan modal dalam industri rokok kretek. Kendati
demikian, tidak berarti rokok putih tidak diproduksi seperti rokok yang berasal dari Kisaran,

181
Lihat Harga Cengkeh Tinggi, Alhamdulillah Petani Untung, republika.co.id, Sabtu, 16 Juni 2012, 05:53 WIB.
182
Lihat Harga Cengkeh Naik, Pabrik Rokok Kecil Khawatir, kompas.com, Senin, 7 Januari 2013 | 10:41 WIB.
183
Lihat Rokok Putih Bakal Caplok Pangsa Pasar Kretek, liputan6.com, Senin, 11 Februari 2013 16:23. Bagi
Gappri, industri rokok nasional yang dimaksud dan dipandang sebagai identitasnya adalah industri kretek, bukan
industri rokok putih.

38
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Sumatera Utara. 184 Rokok putih juga pernah diproduksi di Cirebon, Jawa Barat, sejak masa
Hindia Belanda. 185
Industri rokok tidak hanya terdapat di Kudus, Kediri, Malang, Surabaya, dan Cirebon, melainkan
tersebar juga di berbagai daerah lainnya seperti di Pasuruan, Madiun, Sleman, Bantul, Solo,
Karanganyar, Semarang, dan Karawang. 186 Bahkan sekarang, terdapat pula industri rokok
rumahan (home industry) di Lombok. 187 Karena produksi tembakau Lombok mengalami
peningkatan dan dengan kualitas yang berpeluang menyisihkan kualitas tembakau dunia, maka
sebagian tembakaunya diekspor selain untuk memenuhi kebutuhan nasional. 188 Perkembangan
yang menjanjikan ini telah muncul desakan di DPRD NTB yang menyarankan pemerintah
provinsi ini untuk mengundang investor supaya membangun pabrik rokok guna menghisap hasil
produksi tembakau Lombok. 189

Tabel 1.3 | Provinsi Penghasil Rokok di Indonesia

No Provinsi Kabupaten Jenis Rokok

1 Nanggroe Aceh Banda Aceh Kretek


Darussalam

2 Sumatera Utara Pematang Siantar, Kota Medan Rokok putih

Kota Cirebon, Cirebon, Karawang, Bekasi Rokok putih dan


3 Jawa Barat
kretek

Semarang, Jepara, Pati, Demak, Kudus, Kretek dan rokok putih


4 Jawa Tengah
Karanganyar, Solo, Kebumen, dan Salatiga

5 Yogyakarta Bantul, Sleman, dan Kulonprogo Kretek

Pamekasan, Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo, Kretek


Lamongan, Probolinggo, Lumajang,
6 Jawa Timur Bojonegoro, Jombang, Nganjuk, Malang,
Kediri, Madiun, Ponorogo, Ngawi,
Tulungagung, Magetan, dan Pacitan

184
Rokok putih ini dikeluarkan oleh Kisaran Tobacco Company (KTC). Namun, Kisaran Tobacco tidak dapat
bertahan, sehingga tutup pada 2008. Tahun 2007 produksi rokok Sumut masih di posisi 2,4 milyar batang dan terus
turun selama beberapa tahun terakhir. Lihat Industri Rokok Sumut Belum Stabil, medantalk.com, Kamis, 13
Januari 2011 at 10:47 AM.
185
Semula adalah perusahaan rokok SS Michael. Kemudian British American Tobaccos (BAT) memproduksi
beberapa merek rokok putih. Lihat Gedung BAT Cirebon, http://www.kratonpedia.com/picture-
view/2012/1/27/681/Gedung.BAT.Cirebon.html (diakses pada Kamis, 28 Fabruari 2013); dan Marwati Djoened
Poesponegoro dan Nugroho Notosuanto, Sejarah Nasional Indonesia V: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa
Hindia Belanda, Jakarta: Balai Pustaka, 2008, hal. 211.
186
Lihat Pabrik Rokok ke 4 di DIY Diresmikan, harianjogja.com, Rabu, 21 Juli 2010 14:00 WIB; Makin Banyak
Industri Rokok Kecil Bangkrut, jogja.tribunnews.com, Rabu, 16 November 2011 00:16 WIB; dan Philip Morris
Bangun 2 Pabrik Rokok Sampoerna di Jatim, finance.detik.com, Rabu, 11 Juli 2012 14:40 WIB.
187
Lihat Saatnya Pabrik Rokok Rumahan Diberdayakan, bp3ed.disperindag.ntbprov.go.id, Jumat, 10 Agustus
2012 09:52.
188
Lihat Telah Diekspor, Potensial Sisihkan Kualitas Dunia, suarantb.com, Senin 24 Mei 2010.
189
Lihat Gubernur Diminta Undang Investor Bangun Pabrik Rokok, beritadaerah.com, Rabu, 12 September 2012.

39
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 1.3 | Provinsi Penghasil Rokok di Indonesia

No Provinsi Kabupaten Jenis Rokok

7 Sulawesi Selatan Soppeng Kretek

Nusa Tenggara Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Kretek (home industry)
8
Barat Lombok Barat

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Sebagian besar industri rokok memang terkonsentrasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur
sebagaimana halnya penghasil tembakau terbesar untuk kebutuhan nasional. Industri rokok juga
sedikit terdapat di Yogyakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Lainnya industri kecil yang
lebih ditujukan untuk memenuhi permintaan lokal. Kendati demikian, dari 33 provinsi di
Indonesia, sebanyak 28 daerah merupakan daerah penghasil rokok dan kebanyakan adalah
industri kecil. Empat kota penghasil kretek terbesar adalah Kudus, Kediri, Malang, dan
Surabaya.

c. Serapan tenaga kerja


Mata rantai produksi tembakau, cengkeh dan industri rokok terutama kretek bukan saja
memberikan banyak keuntungan bagi lapisan petani dan pedagang tembakau, petani dan
pedagang cengkeh, serta pengusaha industri rokok dan pedagangnya, namun juga serapannya
terhadap tenaga kerja dari berbagai perlintasannya. Industri pengolahan tembakau ini telah
membentuk rangkaian lapisan pekerja, mulai dari perkebunan dan pengolahan tembakau sampai
industri rokok. Sebagian besar pekerja terserap dalam industri kecil yang masih menggunakan
tangan atau sigaret kretek tangan (SKT). Lapisan ini masih ditopang dengan pekerja dagang
untuk memasarkan tembakau dan rokok baik untuk pasar domestik (domestic demand) maupun
pasar ekspor. Pembentukan lapisan pekerja industri pengolahan tembakau ini dapat dilihat pada
gambar 1.1.

40
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Gambar 1.1: Proses Pembentukan Pekerja Industri Pengolahan Tembakau

Petani
Tembakau
Pengusaha Pasar Domestik
Pabrik Rokok
Putih
Pedagang
Tembakau

Pengusaha dan
Pekerja Pekerja Distribusi
Buruh-Tani Buruh-Dagang Industri Rokok Rokok

Pedagang
Cengkeh Pengusaha
Pabrik Kretek
Pasar Ekspor
Petani
Cengkeh

Bisa dipastikan bahwa banyak orang terlibat dalam penanaman dan pengolahan tembakau
sebelum dihisap oleh industri rokok, terutama kretek. Sedangkan penanaman dan pengolahan
cengkeh tidaklah sebanyak tembakau, dengan sentra utama terdapat di Maluku dan Sulawesi
Utara. Perkebunan tembakau terbanyak memang paling banyak tersebar di Jatim, dengan luas
lahan mencapai 102.000 hektare dan tersebar di 22 kabupaten. Pada 2011, produksi tembakau
Jatim per tahun mencapai 81 ribu ton, atau 56,9 persen dari produksi tembakau nasional.190
Sehingga paling banyak buruh tembakau berada di provinsi Jatim.

KNPK memperkirakan, dari hulu hingga hilir, berkisar antara 30-35 juta orang yang bekerja
dalam rangkaian produksi tembakau, cengkeh, industri rokok, serta dalam perdagangan
tembakau dan rokok, termasuk efek ganda (multiplier effect) dari keberadaan produk-
produknya. 191 Sedangkan perkiraan lain mengungkapkan, sekitar 34 juta pekerja yang
bersentuhan dengan industri rokok, baik langsung maupun tidak langsung. 192

190
Lihat RUU Pengendalian Tembakau Jangan Merugikan Jawa Timur, tempo.co, Kamis, 17 Februari 2011 |
17:08 WIB.
191
Lihat RPP Tembakau Merugikan 30 juta Pekerja Rokok, inilah.com, Jumat, 3 Agustus 2012 | 11:28 WIB; dan
KNPK: 35 Juta Orang Terancam Menganggur, republika.co.id, Selasa, 03 Juli 2012, 18:15 WIB. Ada pula
sebanyak 2,1 juta petani tembakau di seluruh Indonesia, selain buruh tembakau, buruh cengkeh, pekerja rajang,
buruh rokok, pengecer dan sebagainya.
192
Badrul Munir, Rokok dan Wong Cilik, kompas.com, Sabtu, 21 Juli 2012 | 02:14 WIB.

41
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Perihal berapa banyak petani dan buruh tembakau di seluruh Indonesia, APTI mengatakan,
jumlahnya sebanyak 2,1 juta orang. 193 Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), pada 2005 jumlah
petani tembakau 1,6 persen dari jumlah tenaga sektor pertanian, yakni sebanyak 2,2 juta
orang. 194 AMTI memperkirakan, sekitar 2,5 juta orang bekerja di perkebunan tembakau. 195
Mereka tersebar terutama di 10 provinsi. Jumlah petani tembakau di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) lebih dari 12.500 orang, namun mereka menghidupi seratusan ribu keluarga
mereka, selain kontribusi tembakau nasional sebanyak 10 persen. 196

Berapa banyak orang yang bekerja dalam industri rokok? Pada Januari 2010, Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai mengungkapkan, di Indonesia sedikitnya terdapat 3.800 pabrik rokok, termasuk
kelas rumahan. Sehingga jumlahnya paling banyak di seluruh dunia. Pabrik rokok ini
terkosentrasi di Jateng dan Jatim, dengan jumlah sekitar 3.000 pabrik.197 Berdasarkan data
Kementerian Perindustrian yang dikompilasi oleh asosiasi industri, jumlah perusahaan rokok di
Indonesia tahun 2007 mencapai 5.000 unit, kemudian turun menjadi 1.500 unit pada 2010.
Jumlahnya diperkirakan turun lagi sebesar 17 persen pada 2012 dibandingkan tahun
sebelumnya. 198

Sedangkan jumlah pekerja dalam industri rokok, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
memperkirakan sekitar 6,1 juta orang. Namun sebanyak 80 persen justru pekerja outsourcing
(alihdaya) yang mayoritas bertugas sebagai pekerja linting (menggulung rokok) yang merupakan
pekerjaan utama (core business). Perusahaan rokok besar yang menggunakan sistem mitra
produksi sigaret (MPS), banyak mempekerjakan buruh borongan bidang melinting rokok. 199
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim mencatat sebanyak 1.314 perusahaan
rokok, dengan perkiraan menyerap tenaga kerja sebanyak 6,4 juta orang pada 2006. Operasi
industri ini juga menimbulkan efek ganda yang ditaksir mencapai 18 juta orang. 200

d. Besarnya cukai buat negara


Kendati industri pengolahan tembakau menghadapi dua tekanan sekaligus regim kesehatan dan
perdagangan bebas namun pemerintah terus mendongkrak lebih tinggi dalam penerimaan cukai
buat negara. Industri rokok tidak hanya mengalami tekanan di negeri sendiri, namun juga negeri-
negeri tujuan ekspor seperti AS, Brazil, India dan Thailand, serta belakangan Australia yang ikut
memberlakukan pengetatan impor komoditas rokok kretek asal Indonesia. 201 Segera disusul
larangan ekspor rokok rokok kretek ke Selandia Baru. 202

193
Lihat RPP Tembakau Disahkan, Jutaan Orang Kehilangan Pekerjaan, kompas.com, Selasa, 3 Juli 2012 | 19:55
WIB.
194
Badrul Munir, Rokok dan Wong Cilik, kompas.com, Sabtu, 21 Juli 2012 | 02:14 WIB.
195
Lihat RPP Tembakau Harus Lindungi 2,5 Juta Petani, inilah.com, Jumat, 6 Juli 2012 | 15:16 WIB.
196
Lihat Protes, Ratusan Petani di Yogya Bakar Tembakau , tempo.co, Sabtu, 19 Januari 2013 | 12:17 WIB.
197
Lihat Wah... Pabrik Rokok di Indonesia Terbanyak di Dunia, kompas.com, Kamis, 14 Januari 2010 | 14:36
WIB.
198
Lihat Jumlah Perusahaan Rokok Diperkirakan Turun 17%, indonesiafinancetoday.com, Selasa, 21 Jun 2012.
199
Lihat 6,1 juta Alihdaya Industri Rokok Minta Diangkat, bisnis.com, Rabu, 21 November 2012 | 12:47 WIB.
200
Lihat Jawa Timur Pasok 50 Persen Kebutuhan Tembakau Nasional, tempo.co, Rabu, 12 Juli 2006 | 19:37 WIB.
201
Lihat RI berhenti ekspor rokok kretek ke AS, harianjogja.com, Senin, 28 Juni 2010; Kena Embargo, Ekspor
Rokok ke AS Merosot, republika.co.id, Selasa, 29 Juni 2010, 02:23 WIB; Australia Perketat Impor Rokok
Kretek, investor.co.id, Jumat, 27 April 2012 | 22:31; dan Pakde Batal Protes Larangan Ekspor Rokok ke Dubes
India, surabaya.tribunnews.com, Jumat, 22 Juni 2012 16:49 WIB.
202
Lihat Selandia Baru Akan Larang Rokok Kretek Indonesia, indonesiafinancetoday.com, Rabu, 25 April 2012.

42
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Dalam industri rokok, produsen kretek menghadapi proteksi AS dalam bentuk regulasi the
Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act. Menghadapi sengketa ini maka
disampaikan tanggapan atas notifikasi banding pemerintah AS terhadap putusan panel World
Trade Organization (WTO). 203 Situasi ini menambah kesulitan ekspor ke negeri tujuan, karena
kebijakan memperketat masuknya impor kretek yang berasal dari Indonesia. 204 Kendati
kehilangan pasar ekspor AS yang nilainya separuh dari ekspor, maka para produsen kretek yang
tergabung dalam Gappri sudah mengalihkan ke negeri lain, sehingga industri rokok mampu
tumbuh 10 persen.205

Industri rokok memang mengecap keuntungan dari ekspor selain memenuhi permintaan dalam
negeri. Tahun 2010, diperkirakan ekspor rokok mencapai 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,6
triliun, terbanyak negeri tujuan Kamboja yang mencapai nilai 150 juta dollar AS per tahun.206
Misalnya, ekspor produksi rokok dari Kudus ditujukan ke-30 negeri. 207 Nilai ekspor rokok dari
Kudus mencapai 61,25 juta dolar AS atau naik 24,34 persen dibanding nilai ekspor tahun
sebelumnya sebesar 49,26 juta dolar AS. 208 Padahal pada 2011, nilai ekspor rokok Kudus
mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 199,2 persen dibandingkan tahun 2010 yang
hanya 16,46 juta dolar AS, 209 bahkan melonjak sampai 300 persen. 210

Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian menyatakan, pemerintah
menargetkan nilai ekspor rokok dan cerutu pada 2015 akan mencapai US$ 1,05 miliar. Nilai
ekspor ini naik 15 persen per tahun dari realisasi ekspor rokok 2008 yang mencapai US$ 357,8
juta. Peningkatan target ekspor rokok ini digenjot seiring dengan ditekannya produksi rokok
dalam negeri, sesuai roadmap hasil industri tembakau bahwa produksi rokok 2015 dibatasi
hanya 260 miliar batang. 211

Dengan ekspor komoditas rokok ke negeri tujuan, sedikitnya ada tiga implikasi positif. Pertama,
produk industri rokok, terutama kretek, tergolong komoditas yang kompetitif di tingkat
internasional. Kendati menghadapi berbagai kebijakan proteksi ke negeri tujuan, namun nilai
ekspornya terus meningkat. Kedua, nilai ekspor mata dagangan rokok ini juga menandai
keberadaannya sebagai penyumbang devisa atau neraca perdagangan luar negeri Indonesia.
Pemerintah pun berkepentingan menargetkan ekspor rokok sampai puncaknya menjelang 2015
yang disesuaikan dengan roadmap-nya. Ketiga, dengan nilai ekspor yang meningkat, penerimaan
negara dari pajak ekspor juga meningkat.

203
Lihat RI Tanggapi Banding AS atas Putusan Sengketa Rokok, investor.co.id, Senin, 23 Januari 2012 | 19:15.
204
Lihat Indonesia Kian Sulit Ekspor Rokok Kretek, republika.co.id, Minggu, 29 April 2012, 15:11 WIB; dan
Rokok Kretek Susah Tembus Ekspor, kompas.com, Kamis, 28 Juni 2012 | 09:14 WIB.
205
Lihat Meski Dihambat, Industri Rokok Tumbuh 10 Persen, tempo.co, Selasa, 28 Februari 2012 | 19:10 WIB.
206
Lihat Ekspor Rokok RI Capai Rp 3,6 Triliun, Paling Besar ke Kamboja, finance.detik.com, Kamis, 16
Desember 2010 14:14 WIB.
207
Lihat Oow, Rokok Kudus Diekspor ke 30 Negara, republika.co.id, Kamis, 09 Februari 2012, 22:40 WIB.
208
Lihat Peningkatan Ekspor Rokok Kudus Capai 24,34 Persen, beritadaerah.com, Senin, 25 Februari 2013;
Ekspor Rokok Kudus Melonjak 200% Lebih, Suara Merdeka, Sabtu, 20 Maret 2012; dan Ekspor Rokok Kudus
Tumbuh 24,34% Selama 2012, bisnis-jateng.com, Minggu, 24 Februari 2013.
209
Lihat Nilai Ekspor Rokok Melonjak, jatengnews.com, Senin, 16 Januari 2012.
210
Lihat Dilarang WHO, Ekspor Rokok Kretek di Kudus Melonjak 300 Persen, suaramerdeka.com, 17 Maret
2012 | 14:06 wib.
211
Lihat 2015, Ekspor Rokok Bakal Capai US$ 1,05 M, http://log.viva.co.id/news/read/142836-
2015__ekspor_rokok_bakal_capai_us__1_05_m (diakses pada 2 Maret 2013).

43
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Selain itu, salah satu kepentingan pemerintah untuk memungut pasokan APBN dari masyarakat
adalah dari cukai rokok. Setiap tahun tarif cukai terus mengalami kenaikan. Terlepas dari
tekanan berbagai kalangan yang anti tembakau, dengan harapan konsumsi rokok menurun,
namun gagasan mereka yang mengusulkan kenaikan tarif cukai rokok sebesar 65 persen dari
harga jual dalam 10 tahun ke depan,212 pastilah mendongkrak penerimaan negara. Industri rokok
kretek memang penyumbang cukai terbesar buat negara. Tahun 2010, pemerintah menargetkan
penerimaan cukai senilai Rp 60,1 triliun, namun terealisasi melebihi target, yakni Rp 66,1
triliun.213

Dirjen Bea Cukai mengakui, pemasukan dari cukai, memang salah satu andalam sebagai sumber
penerimaan negara.214 Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)
2012, pendapatan cukai ditargetkan Rp 75,4 triliun. Sekitar Rp 72 triliun ditargetkan dari cukai
hasil tembakau, Rp 123 miliar dari cukai etil alkohol serta Rp 3,2 triliun dari cukai minuman etil
alkohol. 215 Penerimaan dari tarif cukai dan batas produksi rokok kretek pada 2012 dapat dilihat
dalam tabel 1.4. Industri rokok yang memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) adalah paling
banyak. Kendati jauh lebih sedikit, sigaret kretek tangan (SKT) diproduksi dengan menggunakan
pekerja yang jauh lebih banyak.

Tabel 1.4 | Target Penerimaan Cukai dan Batas Produk 2012

Penerimaan Batas Rata-rata


No Jenis Rokok
Cukai Produksi Cukai

1 Sigaret kretek mesin (SKM) Rp 48,67 triliun 155,5 miliar batang Rp 313 per batang

2 Sigaret putih mesin (SPM) Rp 4,56 triliun 16,5 miliar batang Rp 277 per batang

3 Sigaret kretek tangan (SKT) Rp 15,8 triliun 96,4 miliar batang Rp 164 per batang

Jumlah Rp 69,03 triliun 268,5 miliar batang

Sumber: diolah dari tempo.co, Senin, 21 November 2011 | 19:02 WIB

Namun demikian, Menko Perekonomian Hatta Radjasa juga mengakui, industri rokok adalah
penyumbang cukai yang cukup tinggi dan dianggapnya sebagai punggung pendapatan negara
sampai sekarang. Penerimaan negara dari cukai rokok sudah mencapai Rp 80 triliun dalam
setahun.216 Dengan provokatif, Gappri menyebut setoran industri rokok hanya dari cukai saja
belum termasuk pajak lebih besar ketimbang Freeport pada 2010. Bila setoran Freeport itu
sekitar Rp 20 triliun, maka setoran cukai rokok mencapai Rp 70 triliun. Penerimaan negara dari

212
Lihat Cukai Rokok Diusulkan 65% dari Harga Jual, indonesiafinancetoday.com, Jumat, 25 Januari 2013.
213
Lihat Industri Kretek Penyumbang Cukai Terbesar, investor.co.id, Kamis, 24 Februari 2011 | 17:19.
214
Lihat Rokok Masih Diandalkan Jadi Sumber Pemasukkan Negara, finance.detik.com, Kamis, 05 Juli 2012
15:49 WIB.
215
Lihat Cukai Rokok Naik 15 Persen, tempo.co, Senin, 21 November 2011 | 19:02 WIB.
216
Lihat Pemerintah Raup Rp 80 Triliun dari Rokok, finance.detik.com, Sabtu, 15 September 2012 14:05 WIB.

44
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

cukai rokok masih lebih besar dari sektor Mineral dan Batubara hanya menyumbang Rp 66,82
triliun.217

Dengan tekanan dari regim kesehatan dan perdagangan dunia itu kelihatannya juga telah
mendorong anggota DPR mengusulkan penerimaan cukai dioptimalisasi hingga mencapai Rp
100 triliun, dengan cara peningkatan produksi rokok, dan lebih ditekankan untuk ekspor. Dalam
kaitan ekspor, karena WTO sudah menyatakan pelarangan ekspor kretek ke AS bersifat
diskriminatif. 218 Namun, dengan roadmap pemerintah, produksi rokok sudah dibatasi. Pada
2015, produksi rokok dibatasi hanya sampai 260 miliar batang per tahun. 219

Penerimaan negara yang bersumber dari cukai tembakau, cengkeh dan produk olahannya sudah
diakui sebagai tulang punggung. Industri pengolahan tembakau ini tidak hanya penyumbang
cukai dan pajak, namun juga penyerapannya atas tenaga kerja yang mencapai jutaan orang.
Dalam ekspor, industri ini menyumbangkan devisa atau memperbaiki neraca perdagangan luar
negeri. Signifikansi industri ini tidak dapat dibantah sebagai salah satu industri yang kompetitif
atau berdaya saing tinggi tanpa bergantung oleh kebijakan proteksi. Signifikansi ini karena
ditopang dari warisan dengan berbagai daya kreasi maupun pengerahan tembakau dan cengkeh
lokal produk yang dikenal sebagai kretek, sudah terbentuk sejak abad ke-19, mulai dari Kudus
merambah ke banyak daerah lainnya.

217
Lihat Setoran Industri Rokok Lebih Besar dari Freeport, finance.detik.com, Senin, 11/04/2011 15:37 WIB.
218
Lihat Anggota DPR Minta Cukai Rokok Digenjot Rp 100 Triliun, finance.detik.com, Senin, 12 September
2011 19:05 WIB.
219
Lihat Kenaikan Cukai Sesuai Roadmap Industri Rokok, finance.detik.com, Jumat, 25 November 2011 17:59
WIB.

45
Bab 2
Ruang Lingkup dan
Metodelogi
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

2.1. Ruang Lingkup


2.1.1. Rumusan masalah
2.1.2. Tujuan
2.2. Metodologi
2.2.1. Pengumpulan data
2.2.2. Deskriptif-analitis

INDUSTRI pengolahan tembakau sekarang ini sedang menghadapi tekanan global dari dua sisi
sekaligus. Di satu sisi adalah tekanan dari aspek kesehatan, sedangkan di sisi lain dari aspek
perdagangan. Regim kesehatan dunia telah menyepakati Framework Convention on Tobacco
Control atau dikenal juga WHO FCTC (2003) yang diadopsi Majelis Kesehatan Dunia (World
Health Assembly) untuk mengendalikan dampak produk tembakau dan mulai berlaku sejak 27
Februari 2005. Konvensi ini juga dilengkapi dengan turunannya, yakni The Protocol to Eliminate
Illicit Trade in Tobacco Products yang diadopsi oleh Konferensi Negara-negara Pihak
(Conference of the Parties) pada 12 November 2012 di Seoul, Korea Selatan. Persoalan yang
hendak dihapuskan atau dikurangi secara signifikan dalam protokol ini adalah illicit trade. 1

Sementara itu, dalam arena perdagangan global, beberapa pemerintah seperti Amerika Serikat
(AS), Brasil, India, serta belakangan Australia dan segera disusul Selandia Baru melarang dan
memperketat impor produk industri pengolahan tembakau, khususnya industri kretek, yang
berasal dari Indonesia. 2 Aturan dan kebijakan pelarangan dan proteksi setiap pemerintah pada
dasarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas yang dijalankan World Trade
Organization (WTO). 3 Namun demikian, tembok pelarangan dan proteksi terhadap produk
industri pengolahan tembakau dari Indonesia merupakan realitas hubungan dagang dengan
beberapa negeri tersebut.

Kedua tekanan itu dapat menimbulkan dampak terhadap industri pengolahan tembakau di
Indonesia, terutama dalam bentuk kebijakan pemerintah. Pertama, mempersulit keberadaan
industri ini dengan setiap tahunnya pemerintah menaikkan tarif cukai yang berdampak pada

1
Pasal 1 WHO FCTC. illicit trade mencakup [a] produksi, pengiriman, penerimaan, pemilikan, distribusi,
penyimpanan atau pembelian atas sesuatu yang dilarang/tidak sah menurut UU, [b] regional economic integration
organization untuk mengalihkan kompetensi, mengikat dan mematuhinya, [c] tobacco advertising and promotion
atas setiap bentuk komunikasi komersial, rekomendasi, mempengaruhi melalui promosi produk tembakau langsung
atau tidak langsung, [d] tobacco control yang menyangkut strategi pasokan, permintaan dan pengurangan
konsumsi produk tembakau dan pengaruh asap rokok, [e] tobacco industry yang berarti perusahaan rokok,
distributor besar dan pengimpor produk tembakau, [f] tobacco product yang artinya seluruh atau sebagian produk
terbuat dari daun tembakau sebagai bahan baku untuk dihisap, dikunyah dan dihirup, [g] tobacco sponsorship
dalam bentuk kontribusi terhadap suatu acara, kegiatan atau individual dengan tujuan mempengaruhi melalui produk
atau penggunaan tembakau, langsung atau tidak langsung.
2
Lihat RI berhenti ekspor rokok kretek ke AS, harianjogja.com, Senin, 28 Juni 2010; Kena Embargo, Ekspor
Rokok ke AS Merosot, republika.co.id, Selasa, 29 Juni 2010, 02:23 WIB; Australia Perketat Impor Rokok
Kretek, investor.co.id, Jumat, 27 April 2012 | 22:31; Pakde Batal Protes Larangan Ekspor Rokok ke Dubes India,
surabaya.tribunnews.com, Jumat, 22 Juni 2012 16:49 WIB; dan Selandia Baru Akan Larang Rokok Kretek
Indonesia, indonesiafinancetoday.com, Rabu, 25 April 2012.
3
Lihat Pengusaha Rokok Dukung Banding Keputusan WTO, tempo.co, Senin, 12 September 2011 | 18:49 WIB;
dan Amerika Terbukti Diskriminatif Terhadap Rokok Indonesia, tempo.co, Senin, 05 September 2011 | 07:00
WIB.

49
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kenaikan harga jualnya. 4 Kedua, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan
dampak konsumsi tembakau sebagai bagian dari kepanjangan tangan regim kesehatan dunia
yang berimplikasi pada meningkatnya kampanye anti rokok yang dipaksakan kepada industri
rokok. 5 Ketiga, pemerintah telah mengeluarkan roadmap tentang produksi rokok untuk
membatasi jumlahnya menjadi 260 miliar batang mulai 2015.6 Kebijakan-kebijakan ini
diperkirakan berimplikasi negatif terhadap sumbangan tembakau, cengkeh dan rokok dalam
perekonomian, serta berbagai lapisan masyarakat yang terlibat di dalamnya.

Studi ini mengambil posisi untuk mempertimbangkan signifikansi warisan dan sumbangan
industri pengolahan tembakau sebagai bagian penting dalam ekonomi nasional serta tentang
jutaan orang menggantungkan pekerjaan mereka dalam rangkaian hubungan produksi tembakau,
cengkeh dan rokok. Produk industri pengolahan tembakau tidaklah berimbang ditinjau dan
ditekan hanya dari aspek kesehatan belaka. Penekanan yang tidak berimbang ini pasti
meniadakan atau mengurangi aspek yang lain. Karena itu, dalam studi ini penting pula ditinjau
dan mengakui pentingnya aspek sumbangan dan warisan yang telah berlangsung lebih seabad
memainkan peran dalam ekonomi, sosial dan budaya yang sudah tertanam di Indonesia.

Memang benar, setiap orang mempunyai hak atas kesehatan sebagaimana yang diwajibkan
dalam Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Convention
on Economic, Social and Cultural Rights ICESCR) yang sudah diratifikasi Republik Indonesia
(RI) melalui UU No. 11/2005. Berdasarkan konvensi ini negara berkewajiban merencanakan dan
merealisasikan secara bertahap terhadap pelaksanaan hak atas kesehatan baik secara fisik
maupun mental.7 Namun benar pula dan sama pentingnya bahwa setiap orang berhak atas
pekerjaan, 8 hak atas upah dan kondisi kerja9 maupun perlindungan hak pekerja, 10 hak atas

4
Lihat Cukai Naik 10%, Harga Rokok Makin Mahal Tahun Depan, finance.detik.com, Selasa, 04 September 2012
16:41 WIB.
5
Peraturan Pemerintah No. 19/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. Pasal 7: (b) tulisan peringatan
kesehatan pada label di bagian kemasan yang mudah dilihat dan dibaca; Pasal 8: (1) Peringatan kesehatan pada
setiap label harus berbentuk tulisan, (2) Tulisan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa "merokok dapat
menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin".
6
Lihat Tantangan Jangka Panjang Industri Rokok Semakin Berat, neraca.web.id, Senin, 19 Desember 2011;
Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Batas Produksi Rokok, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 01 Desember
2011; dan Wow! Harga Semua Cukai Rokok Akan Seragam di 2015, finance.detik.com, Minggu, 29 Mei 2011
14:05 WIB.
7
Pasal 12 ICESCR: (1) Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar
tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental; (2) Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara
Pihak pada Kovenan ini guna mencapai perwujudan hak ini sepenuhnya, harus meliputi hal-hal yang diperlukan
untuk mengupayakan: [a] Ketentuan-ketentuan untuk pengurangan tingkat kelahiran-mati dan kematian anak serta
perkembangan anak yang sehat, [b] Perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri, [c] Pencegahan,
pengobatan dan pengendalian segala penyakit menular, endemik, penyakit lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan, [d] Penciptaan kondisi-kondisi yang akan menjamin semua pelayanan dan perhatian medis dalam hal
sakitnya seseorang.
8
Pasal 6 ICESCR: (1) Negara Pihak dari Kovenan ini mengakui hak atas pekerjaan, termasuk hak semua orang atas
kesempatan untuk mencari nafkah melalui pekerjaan yang dipilih atau diterimanya secara bebas, dan akan
mengambil langkah-langkah yang memadai guna melindungi hak ini; (2) Langkah-langkah yang akan diambil oleh
Negara Pihak pada Kovenan ini untuk mencapai perwujudan hak ini sepenuhnya, harus meliputi juga bimbingan
teknis dan kejuruan serrta program-program pelatihan, kebijakan, dan teknik-teknik untuk mencapai perkembangan
ekonomi, sosial dan budaya yang mantap serta lapangan kerja yang penuh dan produktif, dengan kondisi-kondisi
yang menjamin kebebasan politik dan ekonomi yang mendasar bagi perorangan.

50
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

jaminan sosial, 11 serta hak berpartisipasi dalam kebudayaan, mengecap manfaat kemajuan ilmu
pengetahuan dan penerapannya, memetik manfaat dari perlindungan atas kepentingan moral dan
material yang timbul dari karya ilmiah, sastra atau seni yang telah diciptakannya. 12

Kewajiban dan komitmen pemerintah untuk memenuhi dan mempertahankan atau melindungi
hak atas pekerjaan, hak atas upah dan kondisi kerja, jaminan perlindungan hak pekerja, hak atas
jaminan sosial, serta berpartisipasi dalam kebudayaan dan mengecap manfaatnya, sangat relevan
dengan studi ini. Terlebih lagi industri pengolahan tembakau bukan saja membentangkan
peranannya dalam sejarah ekonomi Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang,
sumbangannya bagi pajak dan cukai maupun devisa buat negara. 13 Pasokan industri ini
bersumber dari perkebunan tembakau dan cengkeh yang tergolong perkebunan rakyat. 14

2.1. Ruang Lingkup


Studi ini memfokuskan pada lingkup kedudukan dan peranan industri pengolahan tembakau
dalam memenuhi hak atas pekerjaan, hak atas upah dan tunjangan, hak atas jaminan sosial, dan
.... Keberadaan industri ini bukan saja telah membantu pemerintah dalam menunaikan
kewajibannya untuk merealisasikan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya sebagaimana yang
terkandung dalam perjanjian internasional yang sudah diratifikasi atau UU No. 11/2005, namun
juga mempunyai sejarah yang unik dan khas secara internal (domestik). Bahkan industri
pengolahan tembakau telah dengan tangguhnya tumbuh dan bertahan menjadi salah satu industri
kompetitif secara internasional.15

9
Pasal 7 ICESCR: . menjamin: (a) Bayaran yang memberikan semua pekerja, sekurang-kurangnya: [1] Upah
yang adil dan imbalan yang sesuai dengan pekerjaan yang senilai tanpa pembedaan dalam bentuk apapun,
khususnya bagi perempuan yang harus dijamin kondisi kerja yang tidak lebih rendah daripada yang dinikmati laki-
laki dengan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, [2] Kehidupan yang layak bagi mereka dan keluarga
mereka, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kovenan ini; (b) Kondisi kerja yang aman dan sehat; (c) Kesempatan
yang sama bagi setiap orang untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi, tanpa didasari pertimbangan apapun
selain senioritas dan kemampuan; (d) Istirahat, liburan dan pembatasan jam kerja yang wajar, dan liburan berkala
dengan gaji maupun imbalan-imbalan lain pada hari libur umum.
10
Pasal 8 ICESCR: (1) . menjamin: [a] Hak setiap orang untuk membentuk serikat pekerja dan bergabung dalam
serikat pekerja pilihannya sendiri, berdasarkan peraturan organisasi yang bersangkutan, demi memajukan dan
melindungi kepentingan ekonomi dan sosialnya. Pembatasan dalam pelaksanaan hak ini tidak diperbolehkan kecuali
yang ditentukan hukum, dan yang diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis demi kepentingan keamanan
nasional atau ketertiban umum, atau untuk perlindungan hak -hak dan kebebasan-kebebasan orang lain; [b] Hak
setiap pekerja untuk membentuk federasi-federasi atau konfederasi-konfederasi nasional dan hak konfederasi
nasional untuk membentuk atau bergabung dengan organisasi serikat pekerja internasional; .
11
Pasal 9 ICESCR: Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak setiap orang atas jaminan sosial, termasuk
asuransi sosial.
12
Lihat Pasal 15 ICESCR.
13
Lihat Pajak Ganda Rokok Butuh Revisi, suaramerdeka.com, 01 Mei 2012 | 07:43 wib; Pajak Rokok 10% dari
Cukai Berlaku Tahun 2014, kontan.co.id, Jumat, 24 Februari 2012 | 07:37 WIB; dan Sepanjang 2012, Industri
Rokok Ditargetkan Sumbang Devisa Rp 75 Triliun, neraca.web.id, Kamis, 01 Maret 2012.
14
Dwiyanti Septi Pertiwi dan Fitrie Arianti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Tembakau Rakyat (Studi
Kasus Desa Tegalroso Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung), Diponegoro Journal of Economics, Vol. 2,
No. 1, Tahun 2013; dan Kemungkinan Rehabilitasi Tanaman Cengkeh Rakyat di Sulawesi Utara: Laporan
Penelitian, Manado: Proyek kerja sama antara Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Utara dan Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi, 1981.
15
Lihat Ekspor Rokok Kudus Melonjak 200% Lebih, Suara Merdeka, Selasa, 20 Maret 2012; Krisis, Ekspor
Tembakau Sumut Masih Tumbuh Positif, okezone.com, Senin, 13 Agustus 2012 19:18 wib; Ekspor Rokok Sumut
Masih Eksis, bumn.go.id, Selasa, 25 September 2012; Ekspor Tembakau Belum Terpengaruh Krisis,

51
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

2.1.1. Rumusan masalah


Industri pengolahan tembakau memang menghadapi dua tekanan sekaligus tidak hanya dari
regim kesehatan dunia dan berbagai elemen pendukungnya di Indonesia, namun juga tekanan
perdagangan. Keberadaan industri ini dituduh telah menyebabkan meluasnya konsumsi
tembakau dan paparan asap rokok terhadap orang lain sehingga menimbulkan risiko terkena
penyakit tidak menular (PTM). Secara berlebihan, juga dikampanyekan bahwa rokok sebagai
salah satu mesin pembunuh yang diperkirakan telah menyebabkan kematian 300.000 orang per
tahun di Indonesia, sedangkan di dunia diperkirakan jumlah itu meningkat menjadi 5,4 juta
kematian per tahun atau 1 kematian tiap 6,5 detik sebagaimana diungkapkan Direktorat
Pengendalian PTM Kementerian Kesehatan. Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4.000
jenis racun merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit, di mana nikotin diketahui
berkontribusi terhadap kanker paru-paru, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah,
infertilitas pria, dan juga terhadap terjadinya disfungsi ereksi. Selain itu, juga mengikutsertakan
data terhadap anak sebagai korban rokok dan risiko terpapar asap rokok. 16

WHO FCTC memprioritaskan terhadap hak setiap orang untuk menjaga kesehatan dalam
kaitannya dengan konsumsi tembakau dan paparan asap rokok. Konsumsi ini diasumsikan dan
disimpulkan sebagai suatu epidemik yang telah menjadi persoalan internasional. Asumsi dan
kesimpulan ini didasarkan atas berbagai penelitian tentang pengaruh asap rokok, produk-produk
yang mengandung tembakau yang diracik dengan canggih untuk menimbulkan ketergantungan,
selain dihasilkan secara farmakologis aktif, mengandung racun, mutagenik dan risiko kanker,
serta penyakit lainnya, bahkan kemiskinan. 17 Kesepakatan internasional ini bertujuan setidaknya
mengurangi dampak konsumsi tembakau dan paparan asap rokok terhadap kesehatan. Dan
terkesan bahwa produk tembakau sebagai satu-satunya faktor sebagai perusak kesehatan.

Dalam mengadopsi sebagian tentang perlindungan kesehatan orang lain dari paparan asap rokok,
sejumlah pemerintah di daerah-daerah juga sudah merealisasikan kawasan tanpa rokok (KTR). 18
Sedangkan pemerintah pusat sudah membuat roadmap industri pengolahan tembakau, dengan
tiga tahapan periode, yaitu periode 2007-2010 yang memprioritaskan aspek tenaga kerja,
penerimaan dan kesehatan; periode 2010-2015 memprioritaskan aspek penerimaan negara,

waspada.co.id, Sabtu, 10 Maret 2012 12:30; dan Ekspor Tembakau Jember Tak Terpengaruh Krisis,
surabaya.tribunnews.com, Kamis, 21 Juni 2012 17:26 WIB.
16
Lihat Rokok Diperkirakan Bunuh 300.000 Orang Per Tahun, kompas.com, Selasa, 29 Mei 2012 | 19:32 WIB;
Jumlah Perokok Anak Bisa Naik 6 Kali Lipat, kompas.com, Jumat, 25 Mei 2012 | 13:59 WIB; Inilah Risiko bila
Terpapar Asap Rokok 30 Menit, kompas.com, Selasa, 15 Mei 2012 | 10:39 WIB; Rokok Makin Mengancam
Generasi Muda, kompas.com, Selasa, 31 Mei 2011 | 17:15 WIB; Kena Asap Rokok, Anak Jadi Kecanduan
Nikotin, kompas.com, Rabu, 15 Juni 2011 | 10:00 WIB; 43 Juta Lebih Anak Indonesia Terpapar Bahaya Rokok,
kompas.com, Rabu, 1 Juni 2011 | 04:48 WIB; Asap Rokok Picu Risiko Hiperaktif, kompas.com, Senin, 11 April
2011 | 15:24 WIB; dan Rokok Hambat Orgasme pada Wanita, kompas.com, Kamis, 26 Mei 2011 | 15:31 WIB.
Lihat juga, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang
Pengesahan Framework Convention on Tobacco Control (Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau),
Jakarta: Komnas HAM, 2012, hal. 17. Dikemukakan juga, lebih dari 80 persen perokok ada di negeri-negeri sedang
berkembang seperti Indonesia. Sebuah survei yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey 2009 yang
menunjukkan bahwa 20,3 persen pelajar SMP sudah merokok sebagai pendukung kampanye.
17
Lihat Pembukaan dalam FCTC.
18
Lihat Mulai 2013, Kawasan Tanpa Rokok Diwajibkan, kompas.com, Rabu, 23 Januari 2013 | 18:58 WIB; Bali
Berlakukan Perda Kawasan Tanpa Rokok, voaindonesia.com, Sabtu, 02 Juni 2012; Muspida Dukung Perda
Kawasan Tanpa Rokok, fajar.co.id, Jumat, 02 November 2012 | 20:12:08 WITA; dan Pemko Bukittinggi
Terapkan Sanksi Perda Kawasan Tanpa Rokok, rri.co.id, Selasa, 22 Januari 2013 10:46.

52
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kesehatan, dan tenaga kerja; serta periode 2015-2020, prioritas tertuju pada aspek kesehatan,
tenaga kerja dan penerimaan negara.19

Kendati demikian, roadmap itu tidak diterapkan secara konsekuen. Pemerintah lebih
mengutamakan aspek penerimaan negara ketimbang aspek tenaga kerja. Dalam periode 2007-
2010, kenaikan tarif cukai rokok terus diberlakukan setiap tahun. Kenyataan ini berdampak pada
banyak industri rokok skala menengah dan kecil menderita dan terpaksa gulung tikar atau
bangkrut. 20 Sedangkan dalam periode 2010-2015, pemerintah kian menggenjot penerimaan
negara dari cukai, memajukan aspek kesehatan dari dampak konsumsi tembakau dan paparan
asap rokok, serta mendesak ke belakang aspek tenaga kerja. Periode ini diiringi dengan
keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.21 Periode ini dipandang
sebagai ancaman terhadap banyak orang yang bakal kehilangan pekerjaan dari dampak kebijakan
pemerintah.22

Namun, dalam situasi semacam itu Menteri Keuangan mengatakan bahwa kenaikan tarif cukai
rokok telah mempertimbangkan kepentingan semua pihak, termasuk industri besar dan
pengusaha kecil, melindungi kesehatan, serta sudah selaras dengan roadmap. 23 Padahal
kenyataannya, kebijakan yang ditempuh pemerintah justru terus mendesak kian ke belakang
aspek tenaga kerja, karena kian banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan dan upah, selain
banyak industri kecil berakhir dengan gulung tikar. Sebagai contoh, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Pamekasan mengungkapkan, sebanyak 205 perusahaan rokok di
Pamekasan mengalami gulung tikar atau rugi akibat harga cukai yang ditetapkan pemerintah
terlalu mahal.24

Kebijakan pemerintah yang menyulitkan industri pengolahan tembakau itu kian diperkuat oleh
dua organisasi keagamaan yang cukup berpengaruh, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan

19
Imam Haryono, Roadmap 2007-2020 Industri Hasil Tembakau dan Kebijakan Cukai,
http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/images/pdf/sby60.pdf (diakses pada 4 Maret 2013). Lihat juga, Pemerintah
Tak Peduli Pengusaha Rokok Protes Cukai Naik, finance.detik.com, Senin, 28 November 2011 13:01 WIB.
20
Lihat Kenaikan Cukai Rokok Akan Menambah Pemasukan Negara, kompas.com, Rabu, 22 Juli 2009 | 11:34
WIB; Tarif Cukai Rokok 2007 Diterapkan Per Batang, liputan6.com, Sabtu, 18 November 2006 14:34; Tarif
Cukai Spesifik Rokok Berlaku Mulai 1 Juli, antaranews.com, Kamis, 28 Juni 2007 17:22 WIB; Mulai Januari
2008 Tarif Cukai Spesifik Rokok Naik, Tarif Cukai Advalorum Turun, beritasore.com, Rabu, 2 Januari 2008;
Cukai Rokok 2009 Naik 7%, Penerimaan Bea Cukai Lampaui Rp 49 T, finance.detik.com, Selasa, 16 Desember
2008 11:00 WIB; Pemerintah Putuskan Kenaikan Cukai Rokok, kompas.com, Rabu, 18 November 2009 | 17:20
WIB; Target Cukai Rokok 2010 Naik, kompas.com, Rabu, 17 Februari 2010 | 11:54 WIB; Kebijakan Pita Cukai
Ancam Ratusan Perusahaan Rokok, okezone.com, Kamis, 29 November 2007 16:09 wib; 15 Ribu Industri Kecil
Rokok Kretek Gulung Tikar, temanggungkab.go.id, Kamis, 3 Mei 2012; dan Cukai Tinggi, Ratusan Perusahaan
Rokok Gulung Tikar, liputan6.com, Sabtu, 16 Juni 2012 14:59.
21
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono PP No. 109/2012 pada 24 Desember 2012. Lihat SBY Teken PP
Tembakau, tempo.co, Rabu, 09 Januari 2013 | 21:22 WIB; dan KNPK: Pemerintah Tak Pernah Libatkan
Stakeholder Tembakau, liputan6.com, Sabtu, 09 Juni 2012 14:10.
22
Lihat KNPK: 35 Juta Orang Terancam Menganggur, republika.co.id, Selasa, 03 Juli 2012, 18:15 WIB; dan PP
Tembakau Mengancam Industri Kecil dan Menengah, kontan.co.id, Jumat, 11 Januari 2013 | 09:14 WIB.
23
Lihat Kenaikan Cukai Sesuai Roadmap Industri Rokok, finance.detik.com, Jumat, 25 November 2011 17:59
WIB.
24
Lihat Cukai Tinggi, Ratusan Perusahaan Rokok Gulung Tikar, liputan6.com, 16 Juni 2012 14:59.

53
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Muhammadiyah. Tahun 2009, MUI mengeluarkan fatwa haram merokok.25 Setahun kemudian,
pada 8 Maret 2010 di Yogyakarta, giliran Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang
mengeluarkan fatwa haram merokok. Dengan fatwa ini mengubah hukumnya dari mubah atau
dibolehkan menjadi larangan.26 Fatwa ini mengejutkan mantan Ketua PP Muhammadiyah. 27
Fatwa ini dikhawatirkan kian menyulitkan industri pengolahan tembakau seperti bertambahnya
pengangguran. 28 Demikian pula dengan elemen-elemen lainnya yang aktif dalam kampanye anti
rokok. Semua ini menjadi tantangan bagi industri pengolahan tembakau yang telah dipaksa
menghadapi situasi yang melawannya.

Tabel 2.1 | Tantangan Industri Tembakau

No Pihak Produk Tantangan

WHO Framework Convention on Penghapusan bentuk-


Tobacco Control (FCTC); The Protocol to bentuk illicit trade
1 Internasional
Eliminate Illicit Trade in Tobacco
Products; dan Hari Tanpa Tembakau

Hukum: UU No. 11/1995 tentang Cukai; Penerimaan negara,


UU No. 8/1999 tentang Perlindungan perlindungan konsumen,
Konsumen; UU No. 40/1999 tentang anak, kesehatan, dan
Pers; UU No. 23/2002 tentang siaran iklan; Komnas
Perlindungan Anak; dan UU No. 36/2009 HAM mendesak
tentang Kesehatan. ratitifikasi FCTC

Kebijakan pemerintah: PP No. 19/2003 Informasi kandungan


tentang Pengamanan Rokok bagi rokok, kampanye anti
2 Kesehatan; PP No. 109/2012 tentang rokok, dan siaran iklan
Republik Indonesia
Pengamanan Bahan yang Mengandung
Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau
bagi Kesehatan

Cukai: Peraturan Menteri Keuangan; dan Harga rokok mahal;


Roadmap strategi mengurangi
konsumsi rokok

Pemerintah daerah: Perda Kawasan Membatasi kawasan bagi


Tanpa Rokok (KTR) perokok

Organisasi Fatwa haram merokok Larangan merokok


3
keagamaan

Organisasi dan Kampanye anti rokok/tembakau Menggugat dampak


4
kelompok lainnya konsumsi rokok

25
Lihat MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok, kompas.com, Selasa, 12 Agustus 2008 | 13:08 WIB; dan MUI:
Merokok Haram, bbc.co.uk, Minggu, 25 Januari, 2009 - 13:08 GMT.
26
Lihat Fatwa Muhammadiyah: Rokok Haram, viva.co.id, Selasa, 9 Maret 2010, 16:12; dan Fatwa Haram Rokok
Muhammadiyah Sejalan dengan Kebijakan Pemprov DKI, detik.com, Minggu, 14 Maret 2010 09:38 WIB.
27
Lihat Amien Rais Terkejut Fatwa Haram Merokok, kompas.com, Sabtu, 13 Maret 2010 | 15:18 WIB.
28
Lihat Fatwa Haram Rokok Naikkan Pengangguran, Suara Merdeka, Senin, 21 Januari 2009.

54
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Dengan tekanan regim kesehatan dunia dan diikuti pemerintah lewat Kementerian Kesehatan,
serta kampanye anti rokok yang digalang berbagai elemen non-negara, telah menghadapkan
industri pengolahan tembakau berada dalam kesulitan, terutama ancaman serius yang dialami
banyak industri kecil. 29 Ancaman ini berantai dampaknya, yaitu pada banyaknya PHK atas
pekerja dan mereka pun kehilangan upah. 30 Padahal, industri pengolahan tembakau, terutama
dalam kretek, merupakan salah satu industri yang penting dan khas Indonesia. Industri kretek
terbentuk sesudah Tanam Paksa (Cultuurstelsel) berakhir, bersumber dari daya kreasi dan
dengan mengerahkan sumber daya lokal. Industri ini juga sudah melekat dalam kebudayaan
Nusantara, bahkan menjadi identitas dari mana rokok itu berasal.

Dengan mempertimbangkan banyaknya elemen sosial yang masif terlibat dalam industri
pengolahan tembakau dan cengkeh, maka tidaklah mengherankan munculnya resistensi mereka
terhadap kebijakan pemerintah yang mereka anggap merugikan kepentingan mereka. Dengan
demikian, di satu sisi mereka yang terlibat dalam industri pengolahan tembakau menghadapi
tantangan atau kesulitan bahkan ancaman dari kebijakan pemerintah, maka di sisi lain resistensi
mereka terhadap kebijakan pemerintah juga dapat menjadi tantangan bagi pemerintah.

2.1.2. Maksud dan tujuan


Studi ini pada dasarnya bermaksud untuk memberikan tandingan atau tantangan terhadap
pandangan dan penelitian yang selama ini menekan industri pengolahan tembakau. Sebaliknya
hendak menegaskan tentang signifikansinya dalam ekonomi nasional bukan saja di masa Hindia
Belanda, namun juga peranannya sampai sekarang yang mampu menembus pasar ekspor dan
menunjukkan karakternya yang kompetitif. Industri ini juga bersifat khas yang membentuk
identitas dalam sejarah dan produk industri kretek. 31 Bahkan, identitas suatu kebudayaan telah
diperbincangkan sebagai hak manusia. 32

Maksud lainnya adalah menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh hanya menekankan
pentingnya aspek kesehatan belaka tanpa mengimbanginya dengan aspek tenaga kerja.
Penekanan kesehatan melawan rokok hanyalah gambaran yang menunjukkan hilangnya aspek
tenaga kerja yang berada di balik beroperasinya industri pengolahan tembakau. Mengabaikan
atau menyembunyikan hak atas pekerjaan, upah dan tunjangan kerja, adalah juga menyesatkan
dalam pelaksanaan kewajiban pemerintah untuk memenuhi (to fulfil) dan melindungi (to protect)
hak-hak itu.

29
Lihat Aturan Cukai Rokok Baru Ancam Industri Kecil, tempo.co, Senin, 02 Juli 2012 | 16:19 WIB; Industri
Rumahan Rokok Nyaris Bangkrut Akibat Cukai Mahal, pikiran-rakyat.com, Selasa, 8 Januari 2013 - 05:38; Road
Map IHT Ancaman Industri Rokok, suaramerdeka.com, Jumat, 08 April 2011 | 13:38 wib; Industri Kecil Rokok,
Mati Tersundut Cukai, inilah.com, Sabtu, 17 November 2012 | 10:01 WIB; dan Industri Rokok Rumahan Jatim
Terancam Gulung Tikar, republika.co.id, Jumat, 11 Januari 2013, 14:08 WIB.
30
Lihat Road Map Industri Rokok: Ancaman PHK Massal Menghadang, suaramerdeka.com, 28 Maret 2011 |
08:44 wib; 500 Ribu Tenaga Pabrik Rokok Terancam PHK, surabaya.tribunnews.com, Rabu, 20 Juni 2012 18:48
WIB; PPRK Jamin Buruh PHK Mendapat Pesangon, antaranews.com, Selasa, 9 Februari 2010 23:17 WIB;
Gulung Tikar, Jumlah Buruh Rokok Terus Menurun, antarajateng.com, Selasa, 28 Agst 2012 15:57:23 WIB; dan
Pabrik Rokok Lokal Mulai PHK Karyawan, bisnis.com, Selasa, 08 Mei 2012 | 18:36 WIB.
31
Mark Hanusz, Kretek: The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes, Jakarta: Equinox, 2000.
32
Yvonne Donders, Towards a Right to Cultural Identity? Antwerp: Intersentia, 2002.

55
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Dengan itulah maka studi ini bertujuan untuk menunjukkan gambaran tentang kesulitan atau
tantangan dan ancaman yang dihadapi elemen-elemen yang terlibat dalam aktivitas ekonomi
tembakau, cengkeh dan industri rokok terkait berbagai upaya yang melawannya baik di tingkat
internasional maupun di dalam negeri. Kesulitan ini pun masih ditambah dengan kebijakan
pemerintah yang terus-menerus mengeruk penerimaannya dengan memberlakukan kenaikan tarif
cukai setiap tahun. Kesulitan ini telah semakin mendesak ke belakang aspek tenaga kerja pada
saat bersamaan negara memperoleh pendapatan yang lebih besar dari pajak dan tarif cukai
tembakau.

Studi juga bertujuan menjadi input untuk pemerintah dan DPR supaya dapat mempertimbangkan
dalam perbaikan kebijakan maupun rencana pembentukan Undang-Undang (UU) atau legislasi
lainnya yang berdampak negatif pada industri pengolahan tembakau dan mereka yang terlibat di
dalam industri tersebut. Pemerintah dan DPR tidak boleh mengutamakan pemenuhan dan
perlindungan hak atas kesehatan belaka dengan mengesampingkan hak atas pekerjaan, hak atas
upah dan tunjangan, jaminan sosial, dan budaya dengan cara melawan industri pengolahan
tembakau. Karena hak-hak itu saling bergantung, tidak terpisahkan dan dibutuhkan bagi setiap
orang. 33

2.2. Metodologi
Studi ini menggunakan kerangka deskriptif-analitis34 dalam menggambarkan dan menelaah
keberadaan industri pengolahan tembakau dengan berbagai kontribusinya secara nasional dan
lokal. Industri ini sudah terbentuk sejak akhir abad ke-19 dan terus bertahan dan berkembang
sampai sekarang sebagai salah satu yang kompetitif kendati menghadapi berbagai gelombang
krisis ekonomi dunia. 35 Secara deskriptif hendak dijelaskan tentang pentingnya kedudukan dan
peranan industri pengolahan tembakau dalam ekonomi nasional. Seberapa pentingnya, dapat
ditimbang dari kontribusinya baik untuk penerimaan negara dan devisa maupun penyerapan
tenaga kerja, penggunaan bahan baku, keluasan permintaan domestik, serta daya saing.

Lebih jauh, studi ini juga mempertimbangkan pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak atas
pekerjaan, hak atas upah dan kondisi kerja maupun jaminan perlindungan hak pekerja, hak atas
jaminan sosial, serta berpartisipasi dalam kebudayaan dan mengecap manfaatnya. Perlindungan
dan pemenuhan hak atas kesehatan tidak boleh mengabaikan atau mengesampingkan hak-hak
lainnya untuk memenuhi kebutuhan setiap orang. Negara tidak berlaku adil dan jujur bila
mempertentangkan hak atas kesehatan melawan tembakau tanpa menunjukkan keberadaan
lapisan sosial yang mengoperasikan industri pengolahan tembakau tersebut. Dalam perlindungan

33
Victoria Hamlyn, The Indivisibility of Human Rights: Economic, Social and Cultural Rights and the European
Convention on Human Rights, Bracton Law Journal, Vol. 40, 2008; dan Vienna Declaration and Programme of
Action: Report of the World Conference on Human Rights, Vienna, 14-25 June 1993, UN Doc A/CONF.157/23
(1993); 32 ILM 1661 (1993), I.5.
34
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005; Soehartono Irawan, Metode Penelitian Sosial,
Bandung: Rosdakarya, 1995; dan Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES,
1989.
35
Lihat Ekspor Rokok Kudus Melonjak 200% Lebih, Suara Merdeka, Selasa, 20 Maret 2012; Krisis, Ekspor
Tembakau Sumut Masih Tumbuh Positif, okezone.com, Senin, 13 Agustus 2012 19:18 wib; Ekspor Rokok Sumut
Masih Eksis, bumn.go.id, Selasa, 25 September 2012; Ekspor Tembakau Belum Terpengaruh Krisis,
waspada.co.id, Sabtu, 10 Maret 2012 12:30; dan Ekspor Tembakau Jember Tak Terpengaruh Krisis,
surabaya.tribunnews.com, Kamis, 21 Juni 2012 17:26 WIB.

56
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dan pemenuhan hak-hak ini, pendekatan yang standar digunakan adalah metodologi berbasis
indikator (indicators based methodology) sebagai prinsip implementasi kewajiban negara
(obligation of the state) yang disusul dengan dua kewajiban tambahan, yaitu kewajiban berbuat
(obligation of conduct) dan kewajiban meraih hasil (obligation of result).36

2.2.1. Pengumpulan dan pengolahan data


Studi ini disusun berdasarkan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Data
dikumpulkan sebanyak mungkin dan relevan dengan keberadaan industri pengolahan tembakau
dan sedapat mungkin dapat memberikan gambaran tentang perkembangan terkini dan dinamika
yang mengiringinya, selain kontribusinya bagi pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya.
Pengumpulan data ini tidak hanya data tertulis berupa buku, kliping berita digital dan artikel,
namun juga makalah-makalah. Data terbanyak berupa berita digital yang menjadi rujukan bagi
perkembangan terkini yang sekaligus mewarnai dinamika industri pengolahan tembakau. Ada
banyak pendapat atau pandangan yang dikumpulkan, sehingga dapat memperkaya studi ini.

Berbagai informasi yang dikumpulkan dan terdokumentasi juga dilakukan pengolahan atas
sebagian informasi yang terseleksi untuk menyajikan data ke dalam bentuk tabel, grafik dan
gambar. Kendati demikian, tetap dipertimbangkan akurasi datanya, terutama terkait jumlah atau
angka. Dengan teknik pengolahan data seperti ini dapat ditunjukkan apa dan bagaimana
perkembangan terkini atas industri pengolahan tembakau di Indonesia. Dengan cara ini bisa lebih
banyak data yang dapat digunakan dalam penyusunan naskah studi ini. Cara ini tidak berarti data
yang berasal dari kementerian, badan statistik, organisasi atau lembaga penelitian lainnya
dikesampingkan.

2.2.2. Deskriptif-analitis
Industri pengolahan tembakau bukanlah industri baru di Indonesia, melainkan sudah tertancap
sejak lama dan mengiringi kemunculan perkebunan tebu, kopi dan nila yang sudah lebih dulu
dimobilisasi. Interpretasi sejarah merupakan salah satu cara dalam menggunakan metode
deskriptif yang membentangkan hubungannya dengan masa lampau sebelum industri pengolahan
tembakau menempati kedudukannya yang penting seperti sekarang dalam ekonomi Indonesia.
Kemudian industri ini dianalisa dan membedakannya dengan sejumlah industri lainnya sebagai
komparasi atas keunggulannya.

Namun karena studi ini tidak membatasi pada satu pendekatan saja dan mengaitkan dalam
beberapa relasi dalam suatu situasi, maka beberapa pendekatan yang digunakan dapat saling
melengkapi. Misalnya, pendekatan berbasis indikator berguna untuk menunjukkan implementasi
kewajiban pemerintah dalam melindungi dan memenuhi hak-hak sebagai solusi yang dijalankan.
Indikator ini akan diperiksa, sehingga dapat diketahui progres yang telah dilakukan pemerintah
dalam merealisasikan hak-hak terkait langkah-langkahnya dalam menjalankan kebijakan
pengendalian dampak tembakau.

Di satu sisi deskripsi atas industri pengolahan tembakau yang dilihat seberapa penting
kedudukannya dalam perekonomian. Ukuran ini tidak hanya dalam skala dan prosentase, namun
juga keunikan dan sifat atau karakternya. Banyak kampanye anti tembakau, kelihatannya juga
36
Matthew CR Craven, The International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights: A Perspective on Its
Development, Oxford: Clarendon Press, 1995.

57
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

mengabaikan karakter dan keunikan yang tersembunyi dalam industri pengolahan tembakau. Di
sisi lain, setiap langkah yang ditempuh negara terutama oleh pemerintah, haruslah
mempertimbangkan relasinya secara khusus terhadap hak-hak ekonomi, sosial dan budaya.
Pemerintah mempunyai road map sebagai patokan dalam merealisasikan beberapa prioritas
dalam setiap lima tahun,37 bisa digunakan untuk melakukan penilaian.

Tabel 2.2 | Aspek dalam Road Map IHT

Periode Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3

Aspek penyerapan Aspek penerimaan Aspek kesehatan


2007-2010
tenaga kerja negara masyarakat

Aspek penerimaan Aspek kesehatan Aspek penyerapan


2010-2015
negara masyarakat tenaga kerja

Aspek kesehatan Aspek penyerapan Aspek penerimaan


2016-2020
masyarakat tenaga kerja negara

Sumber: diolah dari finance.detik.com, Jumat, 25/11/2011 17:59 WIB

37
Lihat Kenaikan Cukai Sesuai Roadmap Industri Rokok, finance.detik.com, Jumat, 25/11/2011 17:59 WIB.

58
Bab 3
Industri Pengolahan
Tembakau dan Cengkeh
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

3.1. Kedudukan Tembakau


3.1.1. Bukan komoditas ilegal
3.1.2. Menguntungkan dan ekspor
a. Komoditas yang menguntungkan
b. Komoditas ekspor
c. Ekspor meningkat

3.2. Komoditas Cengkeh


3.2.1. Cengkeh untuk kretek
3.2.2. Lahan cengkeh
3.2.3. Produksi cengkeh

3.3. Sirkuit Produksi Lengkap dan Mandiri


3.3.1. Proses produksi yang lengkap
3.3.2. Pemupukan modal secara mandiri
3.3.3. Persaingan, kejatuhan dan bangkit lagi

3.4. Industri Padat Karya


3.4.1. Petani dan pekerja tembakau
3.4.2. Petani dan pekerja cengkeh
3.4.3. Serapan industri rokok atas tenaga kerja

3.5. Produksi, Pasar Domestik dan Ekspor


3.5.1. Jumlah produksi rokok
3.5.2. Pangsa pasar domestik
3.5.3. Pasar ekspor rokok

3.6. Kontribusi Cukai untuk Negara


3.6.1. Kecenderungan melonjak
3.6.2. Alokasi dana bagi hasil cukai

3.7. Kretek sebagai Warisan Budaya


3.7.1. Industri yang tangguh
3.7.2. Warisan budaya

Kendati menghadapi tantangan sebagai industri yang ditekan pengaruh dan jumlah konsumsinya
secara global dan nasional, namun industri pengolahan tembakau disebut juga industri hasil
tembakau (IHT) masih tetap menempati kedudukan yang penting dalam perekonomian. IHT
bukan saja memberikan sumbangan pendapatan yang besar bagi negara melalui pajak dan cukai,
namun juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Sekurang-kurangnya berbagai
industri rokok di Jawa Tengah mampu menyerap sebanyak 113.323 tenaga kerja. 1 Karena peran

1
Lihat Industri Rokok Berperan Penting di Perekonomian IHT Jateng Serap 113.000 Pekerja, joglosemar.co,
Rabu, 28 April 2010 09:00 WIB. Usaha industri rokok di Jateng tersebar di 34 kabupaten/kota, kecuali Kota Tegal
dan Kabupaten Wonogiri.

61
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

yang besar dalam ekonomi, maka dipandang penting untuk mempertahankan keberadaan industri
keretek.2

Pada 2011, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak memang tidak mengumumkan daftar pembayar
pajak terbesar karena dinilai bertentangan dengan Undang-undang (UU) No. 36/2008 tentang
Pajak Penghasilan, namun majalah Forbes justru menempatkan R Budi dan Michael Hartono di
puncak dari 40 orang terkaya di Indonesia.3 Kedua pengusaha rokok ini masih bertengger
sebagai orang terkaya dengan total kekayaan mereka mencapai Rp 126 triliun.4 Dalam rilis posisi
orang terkaya Indonesia untuk tiga teratas Hartono bersaudara, Susilo Wonowidjojo dan Eka
Tjipta Widjaja nilai kekayaan mereka mencapai 32,5 miliar dollar AS atau 38 persen dari total
kekayaan 40 orang terkaya. 5 Sedangkan di lain sisi, Ditjen Pajak mengumumkan para penunggak
pajak yang dinilai tidak bertentangan dengan UU. Sehingga pada Januari 2010, terungkap 100
penunggak pajak. 6 Perusahaan Tambang Minyak Negara (Pertamina) termasuk penunggak pajak
terbesar dan dilakukan tindakan penagihan. 7

Sesudah regim Soeharto berlalu, posisi konglomerat teratas pun mengalami pergeseran.
Sebelumnya, kebanyakan grup perusahaan yang berada di puncak atau 10 besar mempunyai
hubungan khusus sebagai kroni-kroni Soeharto. Posisi ini mulai mengalami pergeseran, karena
terdapat tiga grup perusahaan indusri kretek masuk ke dalam 10 besar dan bahkan PT Gudang
Garam sempat melesat di peringkat pertama pada 1999 (lihat tabel 3.1). Pertumbuhan indusri
kretek tidak begitu terpengaruh oleh gelombang krisis finansial sejak pertengahan 1997. Pada
Tahun 1994 penerimaan negara dari cukai rokok saja mencapai Rp 2,9 triliun, bahkan pada 1997
mengalami peningkat hampir 200 persen menjadi Rp 4,792 triliun. 8

2
Lihat Penting, Mempertahankan Eksistensi Industri Keretek, suaramerdeka.com, Senin, 14 Januari 2013 | 12:59
wib.
3
Lihat Ditjen Pajak Tidak Umumkan Pembayar Pajak Terbesar, investor.co.id, Jumat, 25 November 2011 | 15:28.
4
Lihat Ini Alasan Pengusaha Rokok Orang Terkaya di Indonesia, tribunnews.com, Jumat, 25 November 2011
11:36 WIB. Budi dan Michael Hartono merupakan dua bersaudara pemilik grup rokok Djarum. Selain memiliki
pabrik rokok Djarum, keduanya adalah bos PT Bank Central Asia Tbk (BCA), bank dengan pemilik nasabah kelas
menengah atas terbesar di Indonesia. Mereka juga memiliki perkebunan sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan
Barat sejak 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia. Budi dan Michael menjadi terkaya
karena BCA dan Grand Indonesia, baru didukung oleh industri rokoknya. Ditambah lagi dengan industri
elektroniknya.
5
Lihat Hartono Bersaudara Masih Orang Terkaya Indonesia, kompas.com, Kamis, 24 November 2011 | 13:57
WIB.
6
Lihat Daftar 100 Wajib Pajak Penunggak Pajak, finance.detik.com, Kamis, 28 Januari 2010 17:48 WIB.
7
Lihat Daftar 10 Penunggak Pajak Terbesar, finance.detik.com, Rabu, 03 Februari 2010 21:48 WIB. Sepuluh
penunggak pajak adalah Pertamina (Persero): Surat Paksa; Karaha Bodas Company LLC: Penyanderaan; Industri
Pulp Lestari: Blokir Rekening; BPPN: Surat Paksa; Kalimanis Plywood Industries: Penyitaan; Bakrie Investindo:
Surat Paksa; Bentala Kartika Abadi: Surat Paksa; Daya Guna Samudra Tbk: Pelelangan; Kaltim Prima Coal: Surat
Paksa; dan Merpati Nusantara Airlines: Surat Paksa.
8
Simon Bambang Sumarno dan Mudrajad Kuncoro, Struktur, Kinerja, dan Kluster Industri Rokok Kretek:
Indonesia, 1996-1999, http://website.mudrajad.com/sites/default/files/softcopies/Struktur,%20Kinerja, %20dan
%20Kluster%20Industri%20Rokok%20Kretek%20Indonesia,%201996-1999.pdf (diakses pada 30 Maret 2013).

62
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.1 |10 Besar Perusahaan Indonesia Versi Far


Eastern Economic Review, 1999-2001

1999 2000 2001 Perusahaan Poin


2 1 1 Astra International 6.06
3 2 2 Indofood 5.9
6 3 3 HM Sampoerna 5.72
1 4 4 Gudang Garam 5.55
5 5 5 Indosat 5.42
7 8 6 Djarum 5.1
- 9 1 Telkomsel 5.03
- 8 Satelindo 4.97
- 7 9 Sosro 4.95
- 10 10 SCTV 4.94
Sumber: Sumber: FEER, http://www.feer.com, 23 April 2002

Namun, sesudah lebih 10 tahun, peringkat siapa saja yang berada dalam jajaran orang terkaya di
Indonesia pada 2012 juga mengalami pergeseran. Para pengusaha pemilik industri kretek bukan
saja masuk dalam tiga besar, namun keluarga pemilik Grup Djarum berada di puncak dalam
daftar 10 besar. Mereka sudah menelikung beberapa pengusaha nasional yang jauh dari pusaran
Istana Cendana. Beberapa pengusaha teratas bukan lagi produk patronase bisnis (business
patronage).9 Karena sebagian dari mereka adalah yang menggalang bisnis secara independen.
Selain keluarga Hartono, terdapat pula keluarga Susilo Wonowidjojo (Grup Gudang Garam)
serta keluarga Putera Sampoerna sebagai orang terkaya yang semula berkecimpung dalam
industri rokok kretek (lihat tabel 3.2). 10 Bahkan penerus patronase Orde Baru, Aburizal Bakrie
bukan saja tidak termasuk dalam jajaran 10 besar, melainkan juga terlempar dari 40 orang
terkaya. 11

Tabel 3.2 | 10 Keluarga Terkaya di Indonesia versi Forbes 2012

No Keluarga Jumlah
1 R Budi dan Michael Hartono 15,0 miliar dollar AS Grup Djarum
2 Keluarga Eka Tjipta Widjaja 7,7 miliar dollar AS Grup Sinarmas
3 Keluarga Susilo Wonowidjojo 7,4 miliar dollar AS Grup Gudang Garam
4 Keluarga Anthoni Salim 5,2 miliar dollar AS Grup Indofood
5 Chairul Tanjung 3,4 miliar dollar AS Grup Para/CT Corp
6 Sri Prakash Lohia 3,0 miliar dollar AS Grup Indorama

9
Bandingkan dengan karya Richard Robison, Indonesia: The Rise of Capital, Sydney: Allen & Unwin, 1986. Pada
periode Soeharto, konglomerat dibentuk dalam pusaran Istana Cendana.
10
Lihat Ini 10 Konglomerat Teratas Indonesia 2012, kompas.com, Kamis, 29 November 2012 | 14:00 WIB;
Inilah Para Jawara Bisnis Rokok, inilah.com, Senin, 25 Juni 2012 | 08:32 WIB; Ini Dia Gurita Bisnis Chairul
Tanjung dari Es Krim Hingga Ritel, suarapengusaha.com, Selasa, 20 November 2012 - 04:17 pm; dan Sri Prakash
Lohia, Bermula dari Purwakarta, tempo.co, Senin, 05 November 2012 | 04:05 WIB.
11
Lihat Aburizal Bakrie Tertendang dari Daftar 40 Orang Terkaya RI, kompas.com, Kamis, 29 November 2012 |
14:45 WIB.

63
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.2 | 10 Keluarga Terkaya di Indonesia versi Forbes 2012

No Keluarga Jumlah
7 Sukanto Tanoto 2,8 miliar dollar AS Grup RGM
8 Martua Sitorus 2,7 miliar dollar AS Grup Wilmar
9 Peter Sondakh 2,6 miliar dollar AS Grup Rajawali
10 Keluarga Putera Sampoerna 2,3 miliar dollar AS Alfa/Mansion*
Sumber: diolah dari kompas.com, Kamis, 29 November 2012 | 14:00 WIB
Catatan: *) Sebelumnya diakusisi Philip Morris Inc adalah pemilik Grup Sampoerna

Majalah Forbes mengeluarkan daftar 2000 perusahaan perusahaan listed terbesar di dunia,
Global 2000. Dari dua ribu perusahaan yang didaftar, perusahaan-perusahaan dari AS dan
Jepang paling banyak, yaitu masing-masing 524 perusahaan dan 258 perusahaan. Dalam daftar
ini terdapat 10 perusahaan asal Indonesia, sebanyak enam perusahaan merupakan perusahaan
milik negara (BUMN), empat di antaranya adalah bank negara. Dari empat perusahaan swasta,
perusahaan industri kretek PT Gudang Garam Tbk (GGRM) berada di peringkat 1.399, teratas
dibandingkan swasta lainnya (lihat tabel 3.3). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
menempati peringkat paling tinggi perusahaan negara yang berada di peringkat 479.12

Tabel 3.3 | 10 Perusahaan Terbesar Indonesia di Dunia (US$)

Laba Aset Market


No Perusahaan Peringkat Pendapatan
Bersih Value
1 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 479 5,9 miliar 1,7 miliar 51,5 miliar 18,4 miliar
2 PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 488 6 miliar 1,3 miliar 60,4 miliar 17,6 miliar
3 PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 700 3,1 miliar 900 juta 35,9 miliar 21,1 miliar
4 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) 726 7,6 miliar 1,3 miliar 11,1 miliar 14,9 miliar
5 PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 969 3,1 miliar 600 juta 32,9 miliar 7,8 miliar
6 PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 1.351 2,2 miliar 700 juta 3,5 miliar 10,1 miliar
7 PT Gudang Garam Tbk (GGRM) 1.399 4,2 miliar 500 juta 3,4 miliar 11,5 miliar
8 PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) 1.636 2,4 miliar 400 juta 15,6 miliar 4,6 miliar
9 PT Semen Gresik Tbk (SMGR) 1.674 1,6 miliar 700 juta 1,7 miliar 8,1 miliar
10 PT Bumi Resources Tbk (BUMI) 1.898 4,4 miliar 300 miliar 8,8 miliar 5,4 miliar

Sumber: Dikutip dari okezone.com, 19 April 2012 12:15

Bab ini mendeskripsikan pentingnya kedudukan dan kontribusi industri pengolahan tembakau
dalam perekonomian, mulai dari karakteristik dan kemunculannya di masa kolonial sampai
keberadaannya sekarang. Setiap pemilik perusahaan yang dilempar produk-produknya ke pasar,
pasti dilandasi oleh motif mengejar laba baik sebanyak mungkin maupun laba yang stabil dalam
jangka panjang. Dengan motif ini di satu sisi timbul ketegangannya dengan buruh-buruh yang
dipekerjakan terkait upah dan tunjangan atau kondisi kerja lainnya, namun di sisi lain industri
rokok juga membuka kesempatan kerja dan penghasilan bagi banyak orang. Sedangkan hal yang
12
Lihat 10 Perusahaan RI Masuk Daftar Perusahaan Terbesar Dunia, okezone.com, Kamis, 19 April 2012 12:15
wib.

64
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

tidak kalah pentingnya adalah pasar bagi produk-produk industri pengolahan tembakau sebagai
arena persaingan mereka. Belakangan, industri rokok menghadapi tantangan dari kampanye
global anti tembakau dan tekanan perdagangan dalam menghadapi para pesaing.

Memang dalam kampanye anti tembakau ini sejumlah pihak berpendapat industri pengolahan
tembakau tidaklah penting. 13 Sebuah lembaga anti tembakau, Tobacco Control Support Centre
(TCSC), juga tidak memandang penting sumbangan iklan rokok terhadap pendapatan asli daerah
(PAD) dibandingkan non rokok. 14 Demikian pula kontribusinya terhadap ekonomi yang
dinyatakan oleh Komisi Nasional Pengendalian Tembakau.15 Dengan tekanan ini pemerintah
melalui Kementerian Pertanian segera mengalihkan produksi petani dari tanaman tembakau ke
holtikultura. 16 Kampanye global anti tembakau ini gencar pula dipromosikan oleh peneliti Johns
Hopkins Bloomberg School of Public Health atas keberhasilan petani di lereng gunung Merapi
yang beralih dari tembakau ke tanaman sayuran. 17

3.1. Kedudukan Tembakau


Namun kisah dari lereng Merapi itu berbeda dengan sejumlah petani dari beberapa daerah
lainnya. Sejumlah petani kopi di beberapa kecamatan di Kabupaten Lampung Barat, mulai
meninggalkan kebun-kebun kopi mereka yang sudah digarap secara turun temurun. Para petani
mulai beralih ke kebun tembakau yang harganya lebih menjanjikan untuk keluarga mereka.18
Sebagian petani padi di Kabupaten Garut, beralih menanam tembakau supaya mendapatkan
penghasilan selama musim kemarau.19 Petani di kawasan pegunungan Kecamatan Karanggayam,
Kabupaten Kebumen, mulai beralih menanam tembakau setelah sebagian areal pertaniannya
terserang hama wereng di batang coklat pada awal musim tanam kemarau. Selain lebih tahan
terhadap serangan hama, harga bibit tembakau juga sedang murah sehingga dinilai lebih
menguntungkan. 20

Dengan beberapa peralihan itu bisa diperkirakan bahwa jumlah petani yang terlibat dalam
produksi tembakau terus bertambah kendati tekanan perdagangan dan kampanye anti tembakau
terus bergaung. Pada 2007, sedikitnya luas lahan untuk produksi tembakau seluas 198.054
hektare. Luas lahan di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat mencapai 90
persen dari total lahan tembakau. Lahan terluas adalah Jawa Timur, dengan luas 108.701 hektare.
Sedangkan luas lahan yang berada di bawah 10 persen adalah Jawa Barat, serta Sumatera Utara,
Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat (lihat tabel 3.4).

13
Lihat Gappri: Industri Rokok Tak Dianggap Penting, inilah.com, Senin, 25 Juni 2012 | 07:00 WIB.
14
Lihat Pendapatan Pajak Rokok Sangat Kecil Dibanding Pajak Non Rokok, detik.com, Rabu, 15 Juni 2011 14:39
WIB.
15
Lihat Kontribusi Ekonomi Industri Rokok Kecil? sindonews.com, Kamis, 6 Desember 2012 14:21 WIB.
16
Lihat Pemerintah Siap Alihkan Petani Tembakau ke Hortikultura, antaranews.com, Selasa, 2 Maret 2010 19:12
WIB.
17
Penelitian ini sebagai strategi pengurangan konsumsi rokok di Indonesia yang harus mulai melibatkan petani
tembakau, yang disponsori Bloomberg Initiative (BI) dan didukung oleh Muhammadiyah. Lihat Petani Tembakau
Merapi Berhasil Beralih ke Sayuran, tempo.co, Rabu, 05 Desember 2012 | 18:51 WIB; dan Lebih Menguntungkan
Saat Tembakau Digantikan Sayuran, pikiran-rakyat.com, Sabtu, 09 Maret 2013 - 011:15:00.
18
Lihat Patani Kopi Lampung Ramai-ramai Beralih ke Tembakau, republika.co.id, Minggu, 15 Juli 2012, 10:00
WIB.
19
Lihat Akibat Kemarau, Petani Padi Beralih Tanam Tembakau, aktual.co, Senin, 3 September 2012 09:01:00.
20
Lihat Petani Kebumen Beralih ke Tembakau, kompas.com, Kamis, 14 Juli 2011 | 20:30 WIB.

65
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.4 | Luas Lahan Produksi


Tembakau 2007

No Provinsi Luas (ha) %


1 Jawa Timur 108.701 54,9
2 Jawa Tengah 41.186 20,8
3 Nusa Tenggara Barat 28.671 14,5
4 Jawa Barat 7.655 3,9
5 Sumatra Utara 3.709 1,9
6 Sulawesi Selatan 2.265 1,1
7 Sumatra Barat 1.350 0,7
8 Lainnya 4.517 2,3
Jumlah 198.054 100,0
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate
Statistic of Indonesia) 2007-2009: Tembakau/Tobacco,
Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan.
2008

Bila luas lahan itu disusun berdasarkan persentase, maka Jawa Timur dengan sejarah panjang
perladangan tembakau sudah berlangsung lebih dari 50 persen luas lahan produsi tembakau di
Indonesia. Kendati banyak kabupaten di Jawa Tengah yang menjadi sentra tembakau, namun
hanya 21 persen dari total luas lahan perkebunan tembakau. Selanjutnya disusul NTB seluas 15
persen dan Jawa Barat hanya 4 persen luas lahannya. Gambar 3.1 memberikan gambaran
tentang persentase luas lahan tembakau. Sedangkan lahan perkebunan tembakau di Sumatera
Utara hanya 2 persen saja.

Gambar 3.1 | Persentase Luas Lahan Tembakau, 2007


Sumatra Utara Sulawesi Sumatra
Jawa Barat 2% Selatan Barat
4% 1% 1%

Jawa Tengah
21%

Jawa Timur
56%
NTB
15%

66
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

3.1.1. Bukan komoditas ilegal


Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) adalah genus tanaman yang berdaun lebar yang semula
berasal dari Amerika. 21 Tembakau termasuk tanaman semusim, dapat dipanen sekitar 90-120
hari. Berdasarkan waktu, penamaan tembakau dibagi dua, yaitu VO tembakau musim kemarau
(Voor Oogst) dan NO musim hujan (Na Oogst). Ketika tiba waktunya, tanaman tembakau pun
dipanen, kemudian daunnya dirajang dan dijemur. Daun tembakau yang sudah dirajang dan
dikeringkan inilah yang menjadi bahan baku utama rokok baik sigaret putih, rokok kretek, dan
cerutu maupun tembakau pipa dan tingwe.

Selain digunakan sebagai bahan baku dalam industri rokok, tembakau dapat pula menghasilkan
protein anti-kanker Growth Colony Stimulating Factor (GCSF) yang berguna bagi
penderita kanker. Kegunaan lainnya adalah untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell)
yang bisa dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. 22
Tembakau yang dimodifikasi secara genetik dapat memproduksi obat diabetes dan kekebalan
tubuh. Tembakau transgenik yang memproduksi interleukin-10 (IL-10) merupakan cytokine anti-
radang yang ampuh. Cytokine adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh agar
aktif. Penggunaan IL-10 dalam dosis kecil dapat membantu mencegah kencing manis (diabetes
mellitus) tipe 1.23 Beberapa lainnya manfaat tembakau adalah melepaskan gigitan lintah, obat
HIV/AIDS, dan obat luka. 24

Salah satu spesies tembakau, Nicotiana glauca, dapat memproduksi senyawa yang digunakan
sebagai biodiesel sumber energi berbasis bukan fosil lebih ramah lingkungan. Senyawa ini
bisa digunakan secara langsung sebagai bahan bakar atau diproses menjadi produk minyak
lainnya. Spesies ini dapat tumbuh baik di kondisi yang panas dan gersang. Untuk tumbuh besar,
tanaman tembakau ini tidak butuh tanah yang subur dan bisa hidup di kawasan yang hanya
mendapatkan curah hujan 200 milimeter per tahun atau bertemperatur di atas 40 derajat
Celsius. 25

Kendati banyak manfaatnya sebagai bahan obat-obatan selain paling banyak digunakan sebagai
bahan baku rokok yang juga banyak dihisap orang, namun tembakau bukan termasuk makanan.
Memang ada tembakau yang dikunyah baik yang pernah digunakan para penambang batubara

21
Contohnya, tembakau Virginia. Virginia adalah salah satu negara bagian di Republik Amerika Serikat (United
State of America, USA) yang terletak di sebelah timur. Jenis tembakau ini banyak terdapat di Lombok.
22
Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Arief Budi Witarto
MEng adalah seorang ahli di bidang rekayasa protein. Dia menjelaskan, tanaman tembakau dapat dimanfaatkan
sebagai reaktor penghasil protein GCSF, suatu hormon yang menstimulasi produksi darah. Lihat Tembakau Dapat
Hasilkan Protein Anti-Kanker, antaranews.com, Kamis, 14 Juni 2007 00:47 WIB.
23
Lihat Tembakau untuk Obat Kencing Manis, gatra.com, Kamis, 16 April 2009. Menurut Profesor Mario
Pezzotti dari Universitas Verona, tanaman transgenik menarik untuk sistem produksi protein kesehatan karena
menawarkan kemungkinan produksi pada skala besar dengan biaya rendah, sehingga menghindari proses pemurnian
yang panjang dibandingkan dengan obat tradisional sintetis.
24
Budiah Sari Siregar, Tembakau Manfaat yang Terlupakan, analisadaily.com, Senin, 06 Agustus 2012 00:04
WIB.
25
Lihat Tembakau Berpotensi Jadi Sumber Energi Terbarukan, kompas.com, Jumat, 30 November 2012 | 12:01
WIB. Penelitian dilakukan oleh sekelompok ilmuwan asal School of Biological Sciences, Inggris, maupun para
peneliti dari Laboratorium Bioteknologi Universitas Thomas Jefferson. Tanaman tembakau juga bisa menjadi
sumber pemasok bioethanol dan biodiesel, yang bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dalam bentuk
aslinya, sehingga bisa menjadi alternatif energi untuk mengurangi global warming.

67
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

untuk mengganti rokok ataupun bernama gutkha di India atau sugi. Tradisi mengunyah tembakau
juga pernah dilakukan suku Indian. Tembakau ini tidaklah memabukkan, namun dapat
merangsang untuk menambah semangat (kerja).26

Seiring dengan disahkannya Peraturan Pemerintah No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, pada 24 Desember
2012, diberlakukan mulai tahun 2014. PP ini mewajibkan pabrik rokok putih untuk membungkus
20 batang rokok dalam satu bungkus, sehingga tidak ada lagi kemasan 12 atau 16 batang. Rokok
juga dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia di bawah 18 tahun dan perempuan
hamil. Pada samping kemasan produk, harus pula tercantum pernyataan, Tidak ada batas aman
dan Mengandung lebih dari 4.000 zat kimia berbahaya serta lebih dari 43 zat penyebab
kanker.27

Menko Kesra Agung Laksono menyatakan, PP itu ditujukan untuk melindungi generasi muda
dari bahaya rokok, bukan melarang petani bertanam tembakau, bukan pula larangan iklan,
perdagangan, dan produksi rokok, serta larangan membawa dan menjual rokok. 28 Perihal tidak
melarang petani menanam tembakau, sudah beberapa kali dikemukakan Menteri Kesehatan
(Menkes) seperti ketika berupaya melunakkan ketidaksetujuan kalangan Nahdlatul Ulama (NU)
atas RPP Tembakau,29 rapat kerja dengan Komisi IX DPR, 30 serta menyatakan bahaya rokok dan
kerugian menanam tembakau.31

Karena tidak adanya larangan menanam maupun memperdagangkan tembakau, maka tembakau
bukanlah komoditas ilegal. Memproduksi dan mendistribusi tembakau bukanlah suatu tindakan
ilegal, melainkan sesuatu yang diperbolehkan. Setiap orang bebas memproduksi dan
mendistribusi tembakau sebagai komoditas baik diperdagangkan di pasar dalam negeri maupun
diekspor ke negeri lain. Karena tembakau bukan termasuk narkotika yang dilarang berdasarkan
hukum atau UU.

3.1.2. Menguntungkan dan ekspor


Mengapa banyak petani lebih memilih mempertahankan lahannya ditanami tembakau ketimbang
tanaman lain, bahkan tidak sedikit yang beralih ke tanaman tembakau? Ada tiga alasan yang
dapat dikemukakan mereka tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI).
Pertama, tembakau merupakan komoditas tanaman yang paling menguntungkan sampai sekarang
ini. Kedua, tidak semua lahan tembakau cocok dengan tanaman alternatif. Lahan di Temanggung
pernah dicoba tanaman jagung, namun hasilnya jauh dari memuaskan. Ketiga, di beberapa
daerah, menanam tembakau bersentuhan dengan aspek budaya, semacam kebanggaan dan unsur
sakralnya. 32

26
Lihat Tembakau Kunyah, http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau_kunyah (diakses pada 10 Maret 2013).
27
Lihat PP Tembakau Disahkan, Apa yang Dilarang? viva.co.id, Rabu, 9 Januari 2013, 10:53.
28
Lihat Menko Kesra: Tak Perlu Resah, PP Tembakau Tidak Larang Tanam Tembakau, setkab.go.id, Sabtu, 12
Januari 2013 - 11:42 WIB.
29
Lihat Menkes: RPP Tidak Larang Orang Tanam Tembakau, viva.co.id, Jumat, 6 Januari 2012, 13:52.
30
Lihat Menkes: Pemerintah Tak Larang Tanam Tembakau, kompas.com, Senin, 25 Juni 2012 | 12:41 WIB.
31
Lihat Menkes: RPP Tembakau Tidak Larang Menanam Tembakau, kontan.co.id, Senin, 09 Juli 2012 | 13:24
WIB.
32
Lihat Tiga Alasan Petani Tak Mau Beralih dari Tembakau, okezone.com, Senin, 14 November 2011 16:05 wib.

68
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

a. Komoditas yang menguntungkan


Ketika dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) 81/1999 tentang Kandungan Tar dan Nikotin
dalam Produk Rokok, sebagian petani sudah menyatakan tekad mereka untuk terus menanam
tembakau, karena sejak lama memang menjadi komoditas yang menguntungkan. Mereka yang
sudah terbiasa menanam tembakau memang memandang komoditas ini sangat penting
dibandingkan tanaman atau komoditas lainnya.

Seorang petani mengaku, dari 20 hektare lahan yang ditanami menghasilkan sebanyak 40 ton
tembakau virginia kering berkualitas tinggi dengan harga Rp 8.000/kg. Total hasil penjualan
tembakau, sebanyak Rp 320 juta. Penghasilan yang diperoleh dua kali lipat dari hasil dua kali
menanam padi.33 Ternyata, lebih 12 tahun kemudian, pendapat ini tidak berubah pada petani di
Desa Sumberpinang, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember.34 Belakangan, seorang petani di
Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, juga mengungkapkan telah coba
menanam berbagai tanaman, mulai dari jagung, melon, tomat, sampai kacang. Akhirnya ditanam
tembakau yang lebih cocok untuk musim kemarau dan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan tanaman lain.35

Kementerian Pertanian telah menyiapkan langkah pengalihan tanaman tembakau ke tanaman


holtikultura sebagai antisipasi dampak pengendalian tembakau yang ketat. Menteri Pertanian,
Suswono, juga menyatakan, peluang pengembangan tanaman hortikultura lebih bagus ke depan
karena selain untuk memenuhi pasar dalam negeri juga bisa dipasarkan ke luar negeri. 36 Namun
gagasan kementerian ini menuai kritik. Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) menyesalkan
pernyataan Menteri Pertanian tidak bisa memberikan jaminan ke petani tembakau bahwa
produksi sistem pertanian holtikultura yang digagas bisa bersaing dengan produk impor dan lebih
menguntungkan. 37

Tembakau yang ditanam di lereng gunung Sindoro dan Sumbing, Kabupaten Temanggung,
sebagian adalah penghasil tembakau kualitas nomor satu, yakni tembakau srintil. Kendati
ditanam dan dipanen dari kebun yang sama, tidak semua tembakau dianugerahi sebutan srintil,
yang bisa dijual dalam kisaran Rp 400.000 Rp 800.000 per kilogram. Seorang petani tembakau
di Dukuh berpegang pada warisan pengetahuannya tentang tembakau secara turun-temurun,
yaitu tanah (siti), benih (wiji), dan cuaca atau waktu (wanci). Contoh tanahnya pernah diperiksa
di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan dibawa ke Amerika Serikat (AS) untuk mengetahui apakah
contoh tanah ini dapat menghasilkan kualitas tembakau yang terbaik. Selain itu, kualitas
tembakau bergantung juga kepada cuaca atau waktu. Misalnya, ketika tanaman membutuhkan

33
Lihat Tembakau Menguntungkan Dibanding Padi, Suara Pembaruan, Senin, 17 Januari 2000.
34
Lihat Dibanding Padi, Tembakau Lebih Menguntungkan, jurnas.com, Jumat, 1 Jun 2012.
35
Lihat Julkifli Marbun, Tembakau Lebih Menguntungkan bagi Petani, http://tcsc-indonesia.org/?p=2992
(diakses pada 9 Maret 2013).
36
Lihat Pemerintah Siap Alihkan Petani Tembakau ke Hortikultura, antaranews.com, Selasa, 2 Maret 2010 19:12
WIB.
37
Lihat Puskindo: Pemerintah Tak Bisa Paksakan Petani Ganti Tanaman Tembakau, tribunnews.com, Sabtu, 19
Januari 2013 11:41 WIB. Puskindo menerangkan, petani tentu yang paling tahu dan berhak menentukan mana
tanaman yang akan ditanam, cocok dengan iklim dan lingkungan, dan menguntungkan secara ekonomis. Petani tidak
mungkin menanam tembakau kalau tidak menguntungkan.

69
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

guyuran hujan, namun hujan tidak turun, atau sebaliknya, dapat menimbulkan stress atau
ketebalan daunnya mengempes. 38

Dengan demikian, tidak setiap tanah dapat ditanami tembakau yang dibutuhkan, terlebih lagi bila
hendak mendapatkan kualitas yang bagus, seperti sebutan Negeri di atas Awan terhadap
beberapa dusun di Temanggung. Sebaliknya, tidak setiap lahan yang pernah ditanami tembakau,
kemudian cocok ditanami dengan tanaman alternatif seperti holtikultura. Penanaman tembakau
telah berlangsung secara turun-temurun, dengan pengetahuan yang diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Dengan jenis tanah yang berbeda, hasil tembakau juga berbeda. Bila
sentra produksi tembakau di Temanggung termasyhur sebagai penghasil srintil, maka Sumenep
masyhur dengan tembakau campalok.39 Sedangkan di lahan yang ditanami tembakau tidak begitu
cocok dengan tanaman lain.40

Selain itu, muncul penolakan terhadap agenda pemerintah yang mengalihkan tanaman dari
tembakau ke yang tanaman lainnya sebagaimana penolakan ini disuarakan oleh APTI Bali.
Mereka menolak arah kebijakan pemerintah di bidang pertanian untuk melakukan diversifikasi
atau penggantian tanaman tembakau dengan tanaman lain, menyusul penerapan kebijakan PP
No. 109/2012. APTI menilai langkah diversifikasi menjadi tidak efektif karena belum tentu hasil
tanaman pengganti akan diserap oleh industri atau pasar, sehingga dianggap akan sangat
merugikan petani. 41

Tembakau termasuk salah satu komoditas hasil pertanian yang penting. Kualitas tinggi tembakau
srintil telah menempatkannya sebagai sebutan emas hijau, karena harganya bisa mencapai
ratusan ribu rupiah per kilogram.42 Tembakau ini dihasilkan dari jenis Kemloko yang bisa
digunakan untuk cerutu, serta memiliki keunggulan dari segi rasa dan aroma.43 Perkebunan
tembakau tersebar di berbagai daerah, mulai dari Aceh sampai Nusa Tenggara Barat (NTB) dan
Sulawesi Selatan. Sejak akhir abad ke-19, tembakau telah menjadi komoditas ekspor terutama
yang dikuasai pengusaha Belanda. Perusahaan tembakau di Jerman mengakui kualitas tembakau
Deli sebagai yang terbaik.44

38
Puthut EA, Hikayat Negeri Tembakau, National Geographic Indonesia, Desember 2012, hal. 44-45. Sedikitnya
14 dari 19 kecamatan di Temanggung, adalah sentra penghasil tembakau, dengan luas lahan sekitar 15.000 hektare.
Perputaran uang ketika panen tembakau, bisa lebih dari Rp 1 triliun.
39
Ibid., hal. 54; dan Tembakau Campalok: Tembakau Madura yang Beraroma Khas, Jawa Pos, Selasa, 29
Agustus 2006. Harga tembakau campalok mencapai Rp 1.250.000 per kilogram.
40
Lihat Tembakau: Dilema Penggantian Emas Hijau, gatra.com, Kamis, 27 Mei 2010.
41
Lihat APTI Bali Tolak Diversifikasi Tembakau, beritabali.com, Kamis, 17 Januari 2013 | 20:03.
42
Lihat Tembakau Srintil Ibarat Emas Hijau di Temanggung, metrotvnews.com, Selasa, 25 September 2012 |
15:44 WIB; dan Srintil Masih Primadona Tembakau Temanggung, beritadaerah.com, Rabu, 16 November 2011.
Saat panen tiba, satu hektare tembakau berkualitas bagus menghasilkan pendapatan bersih Rp 200 juta, dan dari
puluhan ribu hektar bisa meraih hingga Rp1 triliun. Sehingga tak mengherankan bila warga Desa Legok Sari, Kab
Temanggung, mampu membangun berbagai infrastruktur secara mandiri. Kehidupan mereka pun tergolong
sejahtera.
43
Lihat Tembakau Temanggung, Salah Satu yang Terbaik, skalanews.com, Kamis , 27 September 2012 23:29
WIB. Mutu paling rendah, Grade A dengan harga Rp 50.000 per kilogram. Sedangkan yang paling bagus, Grade I
bisa mencapai Rp 500.000 per kilogram, untuk cerutu.
44
Lihat Perusahaan Jerman Akui Kualitas Tembakau Deli Terbaik Di Dunia, tribunnews.com, Jumat, 21
Desember 2012 20:40 WIB. Harga tembakau Deli dapat mencapai 150 Euro per kilogram. Tembakau Deli juga
sudah dikenal lebih dari 120 tahun oleh bangsa Jerman.

70
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Kendati lebih banyak diekspor, namun volume produksi tembakau di Sumatera Utara lebih
sedikit dibandingkan dengan Jawa Barat. Pada 2007, Jawa Timur (Jatim) menempati peringkat
pertama dalam volume produksi tembakau, yakni 78.343 ton. Peringkat kedua ditempati Nusa
Tenggara Barat (NTB) dengan produksi sebanyak 42.793 ton, lebih besar dibandingkan Jawa
Tengah (Jateng) kendati provinsi ini lebih banyak terdapat sentra produksi tembakau. (lihat
grafik 3.1).

Grafik 3.1 | Produksi Tembakau 2007 (dalam ton)

78.343
80
70
60
50 42.793
40 29.679
30
20
6.396 3.605
10 1.844 1.158 1.033
0

Sumber: Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of Indonesia) 2007-
2009: Tembakau/Tobacco, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008.

Dilihat dari persentase, volume produksi tembakau di Jatim hampir mencapai 50 persen total
produksi di seluruh Indonesia. NTB mencapai 26 persen dan disusul Jawa Tengah 18 persen.
Jawa Barat menempati empat besar, namun jauh di bawah tiga provinsi di atasnya yang hanya
3,9 persen (lihat gambar 3.2). Bila Jatim, NTB dan Jateng digabung, persentase produksinya
mencapai 91,5 persen. Kendati NTB tergolong kedua terbesar sebagai penghasil tembakau,
namun hampir tidak ada pabrik rokok di daerahnya.

71
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

b. Komoditas ekspor
Tembakau tidak sekadar diperdagangkan di pasar domestik, melainkan juga komoditas ekspor.
Pada tingkat global, China dikenal sebagai negeri penghasil tembakau paling banyak di dunia.
Pada 2007, China menghasilkan tembakau sebanyak 2.397.200 ton atau sebesar 38,0 persen
produksi dunia. Tempat kedua diduduki Brazil serta disusul India dan Amerika Serikat (AS).
Keempat negeri penghasil tembakau ini menghasilkan 4,2 juta ton tembakau atau 67 persen total
produksi dunia (6.311.103 ton). Indonesia menempati urutan kelima dengan produksi sebanyak
164.851 ton atau 2,6 persen produksi dunia (lihat tabel 3.5).

Tabel 3.5 | Produksi Tembakau Dunia 2007

No Provinsi Produksi %
1 China 2.397.200 38,0
2 Brazil 919.393 14,6
3 India 555.000 8,8
4 Amerika Serikat 353.177 5,6
5 Indonesia 164.851* 2,6
6 Pakistan 126.000 2,0
7 Italia 100.000 1,6
8 Turki 98.000 1,6
9 Zimbabwe 79.000 1,3
10 Yunani 18.500 0,3
11 Lain-lain 1.499.982 23,8
Jumlah 6.311.103 100,0

72
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Sumber: FAOSTAT
http://faostat.fao.org/site/567/DesktopDefault.aspx?PageID=56
7#ancor (diakses pada 18 Maret 2013).
Catatan: *) dikutip dari Statistik Perkebunan Indonesia (Tree
Crop Estate Statistic of Indonesia 2003-2005 dan 2007-2009:
Tembakau/Tobacco. 2006 dan 2008

Selain diserap oleh pasar dalam negeri sebagai salah satu komoditas yang menguntungkan,
tembakau juga menembus pasar ekspor. Tembakau Deli termasuk yang sudah sejak awal
produksinya menjadi komoditas ekspor di masa kolonial Hindia Belanda. 45 Tahun 2011, ekspor
tembakau dinilai cukup menggembirakan. Nilai ekspornya mengalami kenaikan sebesar 4,59
persen. Larangan impor dari beberapa negara juga memberikan keuntungan, yakni harganya
terdongkrak naik. Harga rata-rata tembakau pada 2011 lebih tinggi 10 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Kendati demikian, volume ekspornya turun 15,76 persen menjadi 92.311 ton
dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 109.577 ton. Salah satu sebabnya adalah faktor
keterbatasan stok.46 Beberapa jenis tembakau yang diekspor dapat dilihat dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6 | Harga Tembakau 2011

No Jenis Harga/Kg
1 Virginia Rp 40.000
2 Kasturi Rp 46.000 47.000
3 Temanggung Rp 100.000 150.000
Sumber: surabayapost.co.id, Selasa, 10 Januari
2012 | 11:51 WIB

Memang sejauh ini terkesan bahwa nilai ekspor tembakau kurang signifikan dibandingkan
dengan ekspor nonmigas lainnya. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, dalam 15 tahun,
selama periode 1992-2007, nilai ekspor tembakau mengalami kenaikan sebesar 54 persen. Bila
pada 1992 bernilai 80,9 juta dollar AS, maka pada 2007 sudah mencapai 124,4 juta dollar. Nilai
ekspor tembakau berfluktuasi, karena pada 1993-1996 sempat menurun, namun naik lagi pada
1997 dan turun lagi pada 1999-2000. Nilai ekspor sempat mencapai puncaknya pada 1998, yakni
147,6 juta dollar AS (lihat grafik 3.2).

45
Lihat Perusahaan Tembakau Jerman: Tembakau Deli Kualitas Teratas, wartaekonomi.co.id, Sabtu, 22
Desember 2012 09:02 WIB; dan Tembakau Deli Terbaik di Dunia, liputan6.com, Sabtu, 22 Desember 2012 10:44.
Tembakau Deli yang harganya dapat mencapai 150 Euro per kilogram sudah dikenal lebih dari 120 tahun oleh
kalangan masyarakat Jerman. Bukti-bukti sejarah tembakau Deli dan peran bangsa Jerman dalam mempopulerkan
tembakau Deli ke dunia sudah tercatat pada abad ke-19.
46
Lihat Ekspor Tembakau Terdongkrak Menggembirakan, surabayapost.co.id, Selasa, 10 Januari 2012 | 11:51
WIB; dan Ekspor Naik, Harga Tembakau Ikut Terdongkrak, kontan.co.id, Senin, 09 Januari 2012 | 16:10 WIB.

73
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Namun demikian, salah satu produk tembakau yang juga masyhur adalah tembakau dari
Jenggawah, Kabupaten Jember, yakni jenis Besuki Na Oogst (NO). Tembakau ini biasa
digunakan untuk bahan baku cerutu dan diekspor ke berbagai negeri di Eropa seperti Jerman,
Italia, Belanda. Ekspor tembakau Besuki ini tidak terpengaruhi oleh krisis ekonomi di negeri-
negeri tujuan ekspor tersebut. Sebanyak 70 persen produksi tembakau Besuki NO ditujukan
untuk memenuhi permintaan ekspor. Naiknya harga tembakau Besuki NO didukung kualitas
yang baik karena cuaca cukup mendukung kendati sempat ada hujan salah mongso. Permintaan
ekspor yang tetap tinggi juga tidak terpengaruh oleh kampanye-kampanye anti rokok. 47

Tabel 3.7 | Harga Ekspor Tembakau Besuki


2012

No Daun tembakau Harga/kg


1 Pengisi cerutu (filter) Rp 30.000
2 Pembalut cerutu bagian tengah (omblad) Rp 60.000
3 Pembalut luar cerutu (dekblad) Rp 80.000
Sumber: antarajatim.com, 13 September 2012 13:41:50

47
Lihat Ekspor Tembakau Besuki Tak Terdampak Krisis, antarajatim.com, Kamis, 13 September 2012 13:41:50.

74
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

c. Ekspor meningkat
Sebenarnya nilai ekspor tembakau tidaklah seperti yang ditunjukkan dalam grafik 3.2, karena
perdagangan luar negeri untuk komoditas tembakau tetap diminati importir di Eropa dan
beberapa negeri di Asia, bahkan dari besaran nilainya mengalami peningkatan. Ekspor daun
tembakau yang digunakan sebagai pembungkus cerutu, nilainya cukup besar yang ditujukan
ekspor ke Eropa dan AS. Sedangkan peluang ekspor tembakau yang tertuju ke India dan Spanyol
juga terbuka. 48

Ekspor tembakau memang berfluktuasi, tidak menunjukkan kecenderungan meningkat atau


menurun, melainkan berubah-ubah sesuai permintaan. Kendati volume dan nilainya atas ekspor
tembakau jenis Na-oogst (NO) dan Voor-oogst (VO) berfluktuasi, namun hanya nilai total yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun selama 2002-2006 kendati dari segi volume tetap saja
berfluktuasi (lihat tabel 3.8). Dari segi harga, tembakau NO memang lebih tinggi. Bila lebih
banyak tembakau jenis ini maka sudah bisa dipastikan nilai ekspornya juga meningkat.

Tabel 3.8 | Ekspor Tembakau Belum Diolah, 20022006

Na-oogst Voor-oogst Total


Tahun
Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai
(ton) (000 US$) (ton) (000 US$) (ton) (000 US$)
2002 13.040,8 42.838,4 17 776,8 17 187,2 30 817,6 60 025,6
2003 13.195,0 56.758,0 14 011,2 14 048,6 27 206,2 70 806,6
2004 11.274,8 37.895,0 22 975,3 34 133,0 34 250,1 72 028,0
2005 11.120,7 48.929,7 28 808,3 47 517,5 39 929,0 96 447,2
2006 10.441,2 52.291,1 25 894,2 44 230,8 36 335,4 96 521,9
Total 59.888,7 238.712,2 108 649,6 157 117,1 168 538,3 395 829,3
Sumber: http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/images/pdf/sby82.pdf

Nilai penawaran ekspor daun tembakau yang dikelola oleh PTPN II Kebun Helvetia (tembakau
Deli) pada 2011 menembus level 65 euro atau sekitar Rp.750.000 per kilogram. 49 Pasar
tembakau di Eropa memang relatif stabil bahkan cenderung terus meningkat. Krisis ekonomi dan
utang di Eropa juga tidak banyak berpengaruh terhadap konsumsi tembakau sampai akhir 2012.
50
Harga tembakau Deli dapat mencapai 150 Euro per kilogram dan sangat populer di Eropa.
Dengan kenaikan harga, maka nilai ekspornya juga terdongkrak. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat, selama Januari-November 2011, nilai ekspor tembakau mencapai 652,2 juta dollar AS
atau Rp 5,9 triliun (lihat tabel 3.9). BPS juga mengungkapkan, nilai ekspor tembakau dan bahan

48
Lihat Tembakau Indonesia Mendunia, kemendag.go.id, Jumat, 21 Desember 2012. Selain itu, nilai ekspor rokok
kretek bernilai Rp 4,26 triliun per tahun.
49
Lihat Nilai Tawar Ekspor Tembakau Deli 2011 Tembus Level 65 Euro, analisadaily.com, Rabu, 16 Mei 2012
01:37 WIB.
50
Lihat Tembakau Indonesia Mendunia, kemendag.go.id, Jumat, 21 Desember 2012. Ekspor tembakau Indonesia
ke Uni Eropa pada tahun 2011 mencapai 15.698 ton atau senilai 85,3 juta dollar AS. Nilai ini meningkat 52,13
persen dibanding dengan tahun 2007. Sedangkan pada periode Januari-Mei 2012, ekspor tembakau mencapai 6.409
ton atau senilai 34,3 juta dollar AS, menurun 8 persen di tahun 2011 pada periode yang sama.

75
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

baku rokok tahun 2011 mencapai 710 juta dollar AS atau naik 5,7 persen dibanding tahun 2010
yang berada di kisaran 672 juta dollar AS. 51

Tabel 3.9 | Nilai Ekspor Tembakau 2010-


2011

No Tahun Nilai Ekspor

1 2010 Rp 5,6 triliun* 672 juta dollar AS**

2 2011 Rp 5,9 triliun* 710 juta dollar AS**

Sumber: surabayapost.co.id, Selasa, 10 Januari 2012 | 11:51 WIB*);


dan neraca.co.id, Rabu, 25 April 2012**)
Catatan: *) Periode Januari-November

Tembakau dari Sumatera Utara (Sumut) salah satu komoditas ekspor yang penting. BPS Sumut
merilis, nilai ekspor Juli 2012 mencapai 946,58 juta dollar AS. Angka ini meningkat sebesar 6,72
persen dibanding ekspor Juni 2012, serta meningkat sebesar 1,29 persen dibanding Juli 2011.
Peningkatan ekspor terbesar Juli 2012 terjadi pula atas golongan barang Tembakau (HS 24) yang
mengalami kenaikan sebesar 39,61 persen, sebaliknya penurunan nilai ekspor justru berasal dari
golongan barang Alumunium (HS 76) sebesar 52,50 persen dan sektor pertanian mengalami
penurunan 27,64 persen.52

Menurut BPS Sumut, nilai ekspor tembakau selama Januari-Februari 2012 mengalami kenaikan
8,08 persen dari periode yang sama tahun 2011. Kendati masih menghadapi krisis di Eropa dan
AS yang juga menjadi tujuan ekspor, namun nilai ekspor tembakau mencapai 40,277 juta dollar
AS. Tahun sebelumnya nilai ekspor sebesar 37,265 juta dollar AS. Gabungan Perusahaan Ekspor
Indonesia (GPEI) Sumut juga mengakui bahwa negeri importir tetap membutuhkan komoditas
tembakau.53 Pada bulan April 2012, ekspor produk tembakau Sumut tumbuh sangat
mengesankan, yakni sebesar 1.900 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2011. 54 Cara
direct selling ini telah mempertahankan pertumbuhan ekspor tembakau Deli pada Semester I
2012. 55 Nilai ekspor tembakau pada Semester ini sebanyak 123,219 juta dollar AS. Realisasi ini
meningkat 8,01 persen dibandingkan semester yang sama tahun lalu, yang hanya 114,084 juta

51
Lihat Setelah AS, Giliran Selandia Baru Boikot Rokok RI, neraca.co.id, Rabu, 25 April 2012.
52
Nomor Release: No. 56/09/12/Th. XV, 03 September 2012, http://sumut.bps.go.id/?qw=brs&no=361 (diakses
pada 9 Maret 2013).
53
Lihat Tembakau Beri Kontribusi US$ 40,277 juta, bisnis-sumatra.com, Rabu, 18 April 2012.
54
Lihat Wuih, Ekspor Tembakau Sumut Naik 1.900%, okezone.com, Senin, 21 Mei 2012 20:17 wib. PTPN II
sudah menjual dengan cara direct selling, tidak lagi dikirim ke Brehmen rumah lelang yang terkenal untuk
tembakau melainkan sudah mengundang pembeli untuk datang langsung membeli di Indonesia, dan ini bagus
untuk pendapatan devisa.
55
Lihat Jual Langsung ke Pembeli, Ekspor Tembakau Deli Naik 915%, okezone.com, Rabu, 25 Juli 2012 06:33
wib. Manager Distrik Tembakau PTPN 2 Bambang Sutrisno mengatakan, produksi tembakau di tahun lalu telah
habis terjual pada akhir Juni 2012 dengan volume mencapai 1.173 ball. Seluruhnya merupakan tembakau deli
kualitas terbaik, dengan harga rata-rata ekspor mencapai 39,9 euro per kilogram. Dimana Jerman menjadi negara
tujuan utama ekspor, diikuti oleh Denmark dan Swedia.

76
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dollar.56 Dengan hasil ini, lonjakan yang sangat mengesankan bersumber dari nilai ekspor
tembakau ke Iran yang mencapai 662 ton dengan nilai 2,659 juta dollar AS, yakni melonjak
sekitar 1.114,16 persen dibandingkan tahun 2011 yang hanya 219.000 dollar AS dengan volume
58 ton.57

APTI Jawa Barat mengungkapkan, permintaan pasar ekspor terhadap tembakau Jawa Barat jenis
tembakau hijau 2.000 dan tembakau hitam 3.000 ton per tahun. Namun, para petani baru dapat
menyanggupi sekitar 10-13 pesen dari permintaan ekspor. Kendala yang dihadapi adalah
pengolahan tembakau, karena golongan tembakau iris halus (TIS) diolah secara manual, bukan
dengan mesin. Para peminat tembakau Jabar lebih menyukai proses pengolahan secara manual.
Harga tembakau kualitas super bisa mencapai Rp 110.000 per kilogram, sedangkan yang biasa
berada di kisaran Rp 60.000 per kilogram. 58 APTI pun berupaya mengantisipasi pemberlakuan
PP No. 109/2012 dengan menggarap pasar ekspor, dan dengan memanfaatkan lahan yang masih
bisa diperluas. 59

3.2. Komoditas Cengkeh


Berbeda dengan rokok putih yang hanya mengandalkan bahan baku utama tembakau, maka
kretek justru membutuhkan bahan baku lainnya, yakni cengkeh (Eugenia aromaticum) dan
disebut juga cloves. Tidak ada kretek tanpa cengkeh sebagai ciri khas rokok produksi Indonesia.
Namun, cengkeh tidak hanya dimanfaatkan untuk produksi kretek. Cengkeh dengan rasa pedas
yang terkandung di dalamnya tergolong rempah dan lazim juga digunakan sebagai bumbu
masak, namun demikian bermanfaat pula untuk meningkatkan produksi asam lambung,
menggiatkan gerakan peristaltik saluran pencernaan, menyembuhkan sakit gigi, perut kembung
atau masuk angin, serta sakit kepala. 60 Selain rempah-rempah untuk bumbu dapur dan manfaat
minyaknya, cengkeh bisa juga bermanfaat bagi bahan baku farmasi dan kosmetik.

3.2.1. Cengkeh untuk kretek


Namun demikian, sebagian besar produksi cengkeh ditujukan sebagai bahan baku industri rokok
kretek, bukan untuk bahan lainnya. Cengkeh sebagai bahan baku kretek inilah yang

56
Lihat Krisis, Ekspor Tembakau Sumut Masih Tumbuh Positif, okezone.com, Senin, 13 Agustus 2012 19:18 wib.
57
Lihat Ekspor Tembakau ke Iran Melonjak 1.114,16%,komoditasindonesia.com, Senin, 16 Juli 2012.
58
Lihat Permintaan Ekspor Tembakau Jabar Tinggi, bisnis.com, Kamis, 02 Juni 2011 | 10:30 WIB; dan Jabar
Kewalahan Penuhi Pasar Ekspor Tembakau, jabar.tribunnews.com, Senin, 16 Juli 2012 17:09 WIB. Produksi
ekspor tidak terkendala pada luas lahan, karena penyebaran luas lahan mencapai 8.000 - 8.500 ha per tahun yang
terjadi di 11 kabupaten/kota seperti Garut, Sumedang, Bandung, Kuningan, dan Banjar. Ekspor golongan TIS tertuju
ke Malaysia, Brunei, Taiwan, dan Thailand.
59
Sekarang, luas lahan tembakau di Jabar mencapai sekitar 9.618 hektar, dengan jumlah pertani 89.000 kepala
keluarga dan total produksi mencapai 8.800 ton per tahun. Lihat Petani Tembakau Jabar Siap Garap Pasar
Ekspor, bisnis-jabar.com, Senin, 16 Juli 2012 | 16:43 WIB; dan Lahan Bukan Kendala Perkembangan Tembakau
Jabar, jabar.tribunnews.com, Senin, 16 Juli 2012 17:39 WIB.
60
Lihat Cengkeh: Bumbu Ajaib Dengan Sejuta Manfaat, beritasatu.com, Rabu, 01 Agustus 2012 | 18:09. Secara
tradisional cengkeh digunakan sebagai bumbu dan dicampur dengan cabe, kayu manis, kunyit dan rempah-rempah
lainnya. Minyak cengkeh banyak digunakan dalam pembuatan parfum, sabun, garam mandi dan sebagai rasa
penyedap. Cengkeh juga dinyatakan dapat membantu dalam merangsang sirkulasi dan meningkatkan pencernaan
serta metabolisme tubuh. Dalam pengobatan Cina, cengkeh digunakan untuk mengatasi muntah, gangguan
pencernaan dan masalah terkait lainnya. Untuk yang merasa stres kemudian, didihkan air dengan daun kemangi,
daun mint dan cengkeh untuk dijadikan sebagai minuman teh hitam tradisional. Dengan menambahkan sedikit
madu, minuman ini bakal membantu orang yang meminumnya untuk meredakan ketegangan.

77
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

menimbulkan kekhasan rokok produksi Indonesia. Diperkirakan serapan cengkeh yang


dibutuhkan dalam industri rokok kretek berkisar 80-90 persen, dan selebihnya dimanfaatkan
untuk kebutuhan lainnya. Dengan meningkatnya produksi kretek, maka meningkat pula
kebutuhan cengkeh. Selama 2007-2011, laju produksi kretek per tahun rata-rata 4.2 persen.
Dengan demikian, kebutuhan cengkeh juga mengalami peningkatan seiring meningkatnya
produksi kretek.

Cengkeh dibutuhkan untuk beberapa jenis kretek, karena salah satu bahan utamanya. Jenis kretek
yang dimaksud adalah sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), dan mild. SKT
membutuhkan paling banyak cengkeh, yakni sekitar 0,70 gram per batang. SKM butuh 0,40
gram dan mild butuh 0,25 gram cengkeh per batang rokok kretek. Belakangan terjadi pergeseran
dalam konsumsi kretek, karena kian banyak konsumen yang memilih rokok kretek yang lebih
ringan, sehingga terjadi pula pergeseran dalam komposisi bahan kretek di mana kretek jenis
SKM dan mild kian mendominasi. 61

Kendati terjadi kecenderungan tentang berkurangnya komposisi cengkeh dalam rokok kretek,
namun kebutuhan cengkeh bagi pemenuhan kebutuhan industri kretek tetap tidak menunjukkan
tanda-tanda berkurang. Pada tahun 2012, kebutuhan cengkeh sudah lebih dari 120 ribu ton dan
tiga tahun kemudian, pada tahun 2015, diperkirakan sudah menembus 130 ribu ton. Banyak
perusahaan rokok juga menyimpan cengkeh sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan tahun
produksi berikutnya yang sekaligus pula untuk mengantisipasi defisit kebutuhan cengkeh dalam
satu atau dua tahun kemudian.62

Namun demikian, jauh sebelum munculnya kretek yang berbahan baku cengkeh sebagai produk
industri rokok, cengkeh sudah terlebih dulu menjadi salah satu bagian penting dalam komoditas
rempah-rempah yang dikuasai Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) sejak awal abad ke-17
atau tahun 1620, dengan memonopoli perdagangan dan membatasi produksi supaya harganya
stabil, terutama di kepulauan Maluku. Mereka yang tidak bersedia menjual rempah hanya kepada
VOC, akan dihabisi. Pada 1621, Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen mengirim armada dari
Batavia ke Pulau Banda untuk menghancurkan masyarakat setempat yang menolak monopoli
Belanda. Pelayaran ini juga disebut sebagai pelayaran Hongi (Hongi-Tochten).63
Sesudah VOC runtuh, pemerintah Hindia Belanda dengan campur tangan yang berlebihan
menggenjot program Tanam Paksa. Sesudah program ini berakhir, maka secara perlahan tumbuh
industri kretek yang sekaligus juga sebagai ciri khas rokok Indonesia. Peruntungan industri

61
Lihat Kebutuhan Cengkeh untuk Industri Rokok Kretek, http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/?p=4172
(diakses pada 19 Maret 2013). Pergeseran komposisi kretek terjadi sejak empat dekade lalu, dari rokok klobot
menjadi SKT, dari SKT menjadi SKM, dan sejak sepuluh tahun terakhir bergeser dari SKM menjadi mild.
62
Ibid.
63
Willard Anderson Hanna, Kepulauan Banda: kolonialisme dan Akibatnya di Kepulauan Pala, Jakarta: Gramedia,
1983. Lihat juga, Hongi-Tochten, Pelayaran Membasmi Cengkeh, Kompas, Sabtu, 28 Juli 2012. Dalam
penyerangan itu, pasukan VOC berjumlah 1.655 orang Eropa (150 meninggal dalam perjalanan) ditambah 250 orang
dari garnisun di Banda. Sebanyak 286 orang Jawa dijadikan pengayuh kapal. Selain itu, terdapat 80-100 orang
Jepang, beberapa dari mereka dijadikan algojo pemenggal kepala. Perlawanan rakyat Banda berhasil dipatahkan.
Semua pimpinan rakyat Banda yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda dihukum mati, sebagian lain dibawa ke
Batavia untuk dijual sebagai budak. Jumlah seluruh warga Banda yang dibawa ke Batavia mencapai 883 orang,
terdiri dari 287 pria, 356 perempuan, dan 240 anak-anak. Sebanyak 176 orang meninggal dalam perjalanan. Belanda
juga menyingkirkan pesaing-pesaing dari Eropa, yaitu Portugis, Spanyol, dan Inggris dengan kejam. Pada 1623, dua
tahun setelah pembantaian rakyat Banda, para pedagang Inggris juga dibantai serdadu bayaran VOC.

78
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kretek sempat ditandai dengan kerusuhan sebagai buah konflik antarpengusaha yang sedang
tumbuh.

3.2.2. Lahan cengkeh


Rebutan kekuasaan atas perdagangan komoditas cengkeh yang mirip dengan VOC juga
berlangsung di bawah Orde Baru. Selama 1990-1998, beroperasinya sebuah kekuatan monopoli
dagang, Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC). Keberadaan BPPC ini sempat
menimbulkan konflik yang sengit dengan Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia
(Gappri). 64 Dalam periode monopoli BPPC, luas lahan cengkeh menunjukkan kecenderungan
yang menurun. Menciutnya lahan perkebunan cengkeh mencapai titik terendah pada tahun 2000
yang hanya seluas 415.598 hektare dalam rentang 1990-2007 (lihat tabel 3.10). Sesudah BPPC
dibubarkan, harga cengkeh mulai pulih dan mendorong petani kembali aktif menanam
cengkeh. 65 Belakangan ini, meningkatnya kebutuhan cengkeh yang diserap industri rokok kretek,
ternyata tidak menambah luas lahan tanaman cengkeh tersebut.

Tabel 3.10 | Persentase Luas Lahan Cengkeh


terhadap Arable Land 1990-2007

% Lahan
Lahan Arable Land Cengkeh
No Tahun
(ha) (000) ha thd Arable
Land
1 1990 692,682 20,253 3,42
2 1991 668,204 18,081 3,70
3 1992 608,350 18,100 3,36
4 1993 571,047 18,129 3,15
5 1994 534,376 17,126 3,12
6 1995 501,823 17,342 2,89
7 1996 491,713 17,941 2,74
8 1997 457,542 18,200 2,51
9 1998 428,735 18,700 2,29
10 1999 415,859 19,700 2,11
11 2000 415,598 20,500 2,03
12 2001 429,300 20,200 2,13
13 2002 430,212 20,081 2,14
14 2003 442,333 22,406 1,97
15 2004 438,253 24,666 1,78

64
Sebagai komoditas yang mengiurkan atau menguntungkan, cengkeh menjadi rebutan para tengkulak, bahkan
pemerintah memberi hak monopoli pembelian dan perdagangan kepada beberapa perusahaan yang tergabung dalam
BPPC. Periode di bawah Orde Baru dengan sistem tata niaga cengkeh pernah diberlakukan lewat Keppres No.
50/1979 dan Keppres No. 8/1980. Namun akhirnya jatuh ke tangan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto)
ketika membentuk BPPC pada 28 Desember 1990 yang beroperasi sampai 1998 yang memonopoli perdagangan
cengkeh di Indonesia.
65
BPPC dibubarkan lewat SK No. 22/MPP/Kp/1/1998 sebagai konsekuensi penandatangan Letter of Intent dengan
International Monetary Fund (IMF). Harga cengkeh merangkak naik menjadi Rp 7,420 pada tahun 1998. Tahun
1999 menjadi Rp 20,000, dan tahun 2000 naik lagi menjadi Rp 30,000. Tahun 2007, harga cengkeh naik lagi
menjadi Rp 39.000 per kilogram.

79
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.10 | Persentase Luas Lahan Cengkeh


terhadap Arable Land 1990-2007

% Lahan
Lahan Arable Land Cengkeh
No Tahun
(ha) (000) ha thd Arable
Land
16 2005 448,858 21,946 2,05
17 2006 444,658 22,000 2,02
18 2007 453,292 22,000 2,06
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of
Indonesia) 2007-2009: Cengkeh/Clove, Departemen Pertanian,
Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008.

Secara keseluruhan, luas lahan cengkeh selama 2008-2012 cenderung mengalami pertambahan,
yaitu secara berturut-turut 456.471 hektar, 467.403 hektar, 470.041 hektar, 485.193 hektar, dan
485.304 hektar. Dua dari 33 provinsi Riau dan Jakarta (DKI) tidak ada informasi tentang luas
lahan. Namun demikian, lahan untuk tanaman cengkeh yang paling luas tetap berada di Sulawesi
Utara. Kendati luasnya stabil, namun masih ada sedikit fluktuatif, yaitu berturut-turut selama
2008-2012, yaitu 74.383 hektar, 75.920 hektar, 73.891 hektar, 74.148 hektar, dan 74.162 hektar.
Sedangkan Maluku, dalam dua tahun terakhir mencapai luas 43.566 hektar.66 Tabel 3.11
menunjukkan rincian luas lahan perkebunan cengkeh di Indonesia.

Tabel 3.11 | Luas Lahan Cengkeh 2008-2012

No Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012


1 Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 22.188 22.117 22.609 22.071 22.068
2 Sumatera Utara 3.397 2.927 2.743 3.059 3.057
3 Sumatera Barat 6.919 6.987 7.834 7.223 7.221
4 Riau - - - - -
5 Kepulauan Riau 15.250 15.378 15.046 15.101 15.103
6 Jambi 313 312 163 163 163
7 Sumatera Selatan 380 230 209 208 208
8 Bengkulu 912 1.008 1.085 1.230 1.229
9 Bangka-Belitung 104 109 49 50 50
10 Lampung 7.627 7.303 7.099 7.357 7.357
11 Banten 15.606 15.602 15.603 15.626 15.623
12 Daerah Khusus Ibukota (DKI) - - - - -
13 Jawa Barat 32.383 32.775 33.323 31.294 31.296
14 Jawa Tengah 36.060 37.489 38.972 42.300 42.302
15 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2.968 3.014 2.882 3.071 3.071
16 Jawa Timur 41.218 41.474 41.964 43.876 43.869
17 Bali 15.526 15.494 15.496 15.685 15.687

66
Lihat Luas Areal Cengkeh Menurut Provinsi di Seluruh Indonesia, 2008 2012,
http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/bun/BUN-asem2012/Areal-Cengkeh.pdf (diakses pada 21 Maret 2013).

80
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.11 | Luas Lahan Cengkeh 2008-2012

No Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012


18 Nusa Tenggara Barat 1.463 1.612 1.875 2.618 2.619
19 Nusa Tenggara Timur 13.482 13.720 14.515 15.042 15.053
20 Kalimantan Barat 1.078 1.069 1.049 912 919
21 Kalimantan Tengah 38 38 33 26 35
22 Kalimantan Selatan 1.780 776 744 723 726
23 Kalimantan Timur 201 201 53 22 22
24 Sulawesi Utara 74.383 75.920 73.891 74.148 74.162
25 Gorontalo 6.550 7.800 8.045 8.280 8.289
26 Sulawesi Barat 2.568 3.021 2.973 2.584 2.585
27 Sulawesi Selatan 43.678 44.001 44.524 44.259 44.278
28 Sulawesi Tengah 41.827 43.288 43.438 44.109 44.136
29 Sulawesi Tenggara 9.712 16.075 16.711 17.480 17.490
30 Maluku 36.042 36.810 35.796 43.567 43.566
31 Maluku Utara 20.090 18.057 18.352 20.130 20.136
32 Papua 2.061 2.061 2.242 2.253 2.243
33 Papua Barat 650 735 725 725 725
Jumlah 456.454 467.403 470.041 485.193 485.304

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan

Sejak lama Sulawesi Utara merupakan sentra produksi cengkeh terbesar di Pulau Sulawesi.
Selain itu tersebar pula di Sulawesi Selatan dan Tengah. Gambar 3.3 menunjukkan persentase
lahan terluas yang ditempati Sulawesi sebesar 39 persen, kemudian disusul Pulau Jawa (28
persen), dan Sumatera hanya 13 persen.Sedangkan Maluku yang pernah menjadi sasaran
serangan VOC dalam perebutan kepentingan monopoli cengkeh sejak abad awal ke-17,
dikelompokkan bersama Papua dan Papua Barat (12 persen). Daerah penghasil cengkeh di
Maluku meliputi Kecamatan Amahe, Kairatu, Seram Barat, Bula, Taniwel, Seram Utara,
Werinama, Leihtu, Salahutu, pulau Haruku, Saparua, Nusa Laut, dan Tehoru. Tahun 1994, luas
lahan tanaman cengkeh di Maluku Utara mencapai 38,000 hektar, namun merosot sampai hanya
20,090 hektar.67

67
Lihat Pasang Surut Komoditas Cengkeh, deptan.go.id, Kamis, 24 November 2011 - 13:54.

81
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Gambar 3.3 | Persentase Luas Lahan Cengkeh menurut Pulau, 2007

Maluku dan Sumatera


Papua+Barat 13%
12%

Jawa
28%
Sulawesi
39%

Kalimantan Nusa Tenggara


1% 7%

Sebagian besar perkebunan cengkeh adalah perkebunan rakyat, karena banyak kebun cengkeh
dimiliki oleh para petani kecil. Tabel 3.12 berikut ini dapat memberikan gambaran bahwa
selama periode 1990-2007, petani kecil menguasai sebagian besar lahan perkebunan cengkeh.
Sedangkan penguasaan lahan yang lebih sedikit dimiliki pemerintah dan swasta, dengan
persentase sekitar 20 persen. Sebaliknya, sebanyak 80 persen lahan cengkeh justru dimiliki
petani kecil, sehingga disebut juga sebagai perkebunan rakyat. Usaha tani cengkeh merupakan
bidang usaha yang berlangsung secara independen dan sudah sejak lama dijalankan petani.

Tabel 3.12 | Luas Lahan Menurut Kepemilikan, 1990-2007

No Tahun Petani Kecil Pemerintah Swasta Total


1 1990 672,607 3,968 16,107 692,682
2 1991 650,407 3,298 14,499 668,204
3 1992 592,446 3,086 12,818 608,350
4 1993 556,496 2,307 12,244 571,047
5 1994 520,012 2,221 12,143 534,376
6 1995 491,563 504 9,756 501,823
7 1996 479,379 1,914 10,42 491,713
8 1997 447,549 1,928 8,065 457,542
9 1998 419,827 1,860 7,048 428,735
10 1999 407,149 1,860 6,85 415,859
11 2000 407,010 1,860 6,728 415,598
12 2001 420,341 1,860 7,099 429,300
13 2002 421,589 1,865 6,758 430,212
14 2003 433,885 1,865 6,583 442,333
15 2004 429,728 1,865 6,660 438,253
16 2005 438,771 1,865 8,221 448,858
17 2006 436,091 1,865 6,702 444,658
18 2007 444,683 1,865 6,744 453,292
Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of Indonesia) 2007-
2009: Cengkeh/Clove, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008

82
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

3.2.3. Produksi dan ekspor cengkeh


Dari negeri-negeri penghasil cengkeh, Indonesia merupakan negeri penghasil cengkeh terbesar di
dunia. Dari data FAO, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai penghasil cengkeh,
bahkan dengan persentase dua pertiga cengkeh di dunia, dengan jumlahnya mencapai 79 ribu ton
atau 73 persen (tahun 2002) dan 84 ribu ton atau 75 persen (tahun 2007). Selain Indonesia,
negeri penghasil cengkeh lainnya adalah Madagaskar yang memproduksi sebanyak 10 ribu ton (9
persen), Tanzania sebanyak 9,9 ribu ton (8,9 persen) dan Sri Lanka sebanyak 3 ribu ton (2,8
persen) pada 2007, sebagaimana yang terkandung dalam tabel 3.13.

Tabel 3.13 | Negeri Penghasil Cengkeh, 2002 dan 2007

2002 2007
No Negeri
Dalam ton % Dalam ton %
1 Indonesia 79,009* 72,9 84,404* 75,3
2 Madagaskar 15,600 14,4 10,000 9,0
3 Tanzania 10,000 9,2 9,900 8,9
4 Sri Lanka 1,500 1,4 3,070 2,8
5 Komoro 1,000 0,9 2,500 2,2
6 Lainnya 1,271 1,2 2,020 1,8
Jumlah 108,380 100,0 111,894 100,0

Sumber : http://faostat,fao,org/site/567/DesktopDefault,aspx?PageID=567#ancor
Catatan: *) Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of Indonesia)
2004-2006 dan 2007-2009: Cengkeh/Clove, Departemen Pertanian, Direktorat
Jenderal Perkebunan

Karena lahan cengkeh hampir merata terdapat di seluruh provinsi hanya Riau dan DKI saja
tanpa didukung informasi maka produksinya juga tersebar di daerah-daerah tersebut. Dalam
periode 2008-2012, total produksi cengkeh mencapai puncaknya pada 2010, yakni dengan
produksi 98.586 ton. Namun seluruh produksi tidak berada di bawah 70.000 ton. Provinsi yang
tidak stabil dalam produksinya adalah Sulawesi Utara, karena tahun 2008 berjumlah anjlok
hanya 461 ton, namun pada 2010 mencapai 20.166 ton dan kemudian turun lagi tahun berikutnya
menjadi hanya 324 ton. Sedangkan Maluku dan Maluku Utara tetap menjadi sentra produksi
cengkeh yang relatif stabil (lihat tabel 3.14).

Tabel 3.14 | Produksi Cengkeh 2008-2012

No Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012


1 Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 1.949 714 1.505 1.119 1.132
2 Sumatera Utara 420 289 250 373 377
3 Sumatera Barat 1.710 1.750 1.584 1.751 1.769
4 Riau - - - - -
5 Kepulauan Riau 1.815 1.456 1.587 3.211 3.245
6 Jambi 39 39 28 28 28

83
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.14 | Produksi Cengkeh 2008-2012

No Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012


7 Sumatera Selatan 58 44 44 48 49
8 Bengkulu 122 79 78 69 70
9 Bangka-Belitung 15 11 12 13 13
10 Lampung 452 625 623 720 728
11 Banten 2.766 2.282 3.556 3.291 3.324
12 Daerah Khusus Ibukota (DKI) - - - - -
13 Jawa Barat 5.346 4.776 6.051 5.209 5.262
14 Jawa Tengah 6.407 6.510 6.960 4.236 4.279
15 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 332 395 225 393 397
16 Jawa Timur 10.213 10.792 10.213 6.807 6.870
17 Bali 3.768 4.317 4.311 773 781
18 Nusa Tenggara Barat 283 251 252 160 162
19 Nusa Tenggara Timur 1.411 1.422 1.621 1.605 1.622
20 Kalimantan Barat 213 223 204 202 204
21 Kalimantan Tengah 1 1 1 1 1
22 Kalimantan Selatan 382 165 142 83 84
23 Kalimantan Timur 5 3 5 2 2
24 Sulawesi Utara 461 1.663 20.166 324 327
25 Gorontalo 626 638 683 735 743
26 Sulawesi Barat 278 579 595 372 376
27 Sulawesi Selatan 7.315 18.685 11.035 9.135 9.227
28 Sulawesi Tengah 6.767 3.223 10.327 7.861 7.941
29 Sulawesi Tenggara 2.328 4.788 4.046 6.688 6.756
30 Maluku 10.631 11.185 8.281 11.732 11.851
31 Maluku Utara 4.312 4.976 4.058 5.158 5.210
32 Papua 69 69 67 69 68
33 Papua Barat 38 82 77 77 78
Jumlah 70.532 82.032 98.586 72.246 72.976

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan

Memang luas lahan sempat menyusut selama periode monopoli BPPC, namun produksi cengkeh
berfluktuatif, kadang meningkat dan kadang menurun dalam periode 1990-2007. Produksi
cengkeh sempat mencapai titik tertinggi pada 1995, yakni 90.007 ton. Produksi paling rendah
berlangsung pada 1999, hanya sebanyak 52.903 ton. Sesudah BPPC dibubarkan, titik produksi
tertinggi berlangsung pada 2007, yakni 84,404 ton. Dengan jumlah produksi yang relatif stabil,
setiap tahun, cengkeh juga diekspor. Namun, cengkeh juga sempat diimpor dalam jumlah yang
cukup besar selama 1999-2001, dengan kecenderungan yang menurun, yaitu 22.610 ton (1999),
20.873 ton (2000), dan 16.899 ton (2001). Sejak 2002, impor terus menurun, bahkan tahun 2007
pun tidak ada lagi impor cengkeh (lihat tabel 3.15). Penurunan ini terbantu dengan adanya SK
Menteri Perdagangan dan Industri No. 538/2002 yang melarang impor cengkeh.

84
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.15 | Produksi, Ekspor dan Impor


Cengkeh 1990-2007

Ekspor Impor Produksi


No Tahun
(ton) (ton) (ton)
1 1990 1,105 8 66,912
2 1991 1,118 3 80,253
3 1992 794 6 73,124
4 1993 700 5 67,366
5 1994 670 3 78,379
6 1995 490 4 90,007
7 1996 230 0 59,479
8 1997 356 0 59,192
9 1998 20,157 1 67,177
10 1999 1,776 22,610 52,903
11 2000 4,655 20,873 59,878
12 2001 6,324 16,899 72,685
13 2002 9,399 796 79,009
14 2003 15,688 172 76,471
15 2004 9,060 9 73,837
16 2005 7,680 1 78,350
17 2006 11,270 1 61,408
18 2007 14,094 0 84,404
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate
Statistic of Indonesia) 2007-2009: Cengkeh/Clove, Departemen
Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008

Sejak bubarnya BPPC, harga cengkeh memang tidak lagi berada di bawah Rp 8.000 per
kilogram, melainkan dapat terus bertahan di atas Rp 20.000. Sebagai contoh, harga cengkeh yang
dijual warga Desa Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, mencapai Rp 120.000 per
kilogram. Bahkan petani cengkeh di Desa Rutong, Kota Ambon, dapat menjual dengan harga Rp
200.000. Petani cengkeh di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, juga menikmati harga penjualan
yang mencapai Rp100.000 per kilogram. 68 Tabel 3.16 dapat menunjukkan pergerakan harga
rata-rata cengkeh kering dari tahun ke tahun dalam periode 2005-2012. Harga rata-rata tertinggi
dicapai pada 2011, yakni Rp 111.000 per kilogram. 69

Tabel 3.16 | Harga Rata-rata


Cengkeh Kering 2005-2012

No Tahun Harga Rata-rata


1 2005 Rp 60.000 per kilogram
2 2006 Rp 38.000 per kilogram
3 2007 Rp 27.000 per kilogram

68
Lihat Harga Cengkeh di Natuna Melonjak, kepri.antaranews.com, Kamis, 04 Oktober 2012 22:11 WIB.
69
Lihat Cengkeh Indonesia, http://www.cengkehindonesia.com/ (diakses pada 19 Maret 2013).

85
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.16 | Harga Rata-rata


Cengkeh Kering 2005-2012

No Tahun Harga Rata-rata


4 2008 Rp 55.000 per kilogram
5 2009 Rp 34.000 per kilogram
6 2010 Rp 50.000 per kilogram
7 2011 Rp 111.000 per kilogram
8 2012 Rp 83.000 per kilogram*)
Sumber: http://www.cengkehindonesia.com/
*) Sampai Agustus 2012

Dengan harga cengkeh yang tinggi, maka dampaknya dialami para pengusaha industri kretek.
Pada paruh pertama 2011, kendati dalam kondisi normal, harganya berkisar Rp 50.000-60.000
per kilogram. Namun, dari pantauan Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI), harga di
beberapa daerah sepanjang Mei sudah menembus Rp 130.000-135.000 per kilogram. Dampak ini
sudah dirasakan oleh seorang pengusaha rokok kretek di Malang, sehingga dia terpaksa merogoh
dana pembelian cengkeh dua kali lipat lebih banyak ketimbang biasanya demi menopang usaha
produksi rokok kreteknya. Untuk mengembalikan beban biaya produksi yang kian besar
ditanggungnya, maka dia pun terpaksa menaikkan harga jual produk rokoknya. 70

3.3. Sirkuit Produksi Lengkap dan Mandiri


Tanaman tembakau dan cengkeh memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan industri
rokok, terutama kretek. Tidak ada industri kretek tanpa ketersediaan tembakau dan cengkeh
sebagai bahan baku. Dengan adanya pertanian tembakau dan cengkeh, terbentuk sirkuit produksi
industri kretek yang sekarang mendominasi industri rokok di Indonesia. Berikut ini deskripsi atas
terbentuknya industri kretek yang di satu sisi memiliki rangkaian produksi (circuit of production)
yang lengkap secara internal, serta di sisi lain berkembang lewat pemupukan modal secara
mandiri atau independen tanpa campur tangan negara atau pemerintah.

3.3.1. Proses produksi yang lengkap


Memang benar bahwa tembakau merupakan produk pertanian yang diekspor sebagai bagian dari
dominasi bisnis pengusaha Belanda atau Eropa sejak abad ke-19 di bawah Hindia Belanda. Para
pengusaha Belanda tidak berkepentingan membangun suatu rangkaian industri pengolahan
tembakau, melainkan diekspor ke Eropa untuk diolah dan diperdagangkan kepada pengusaha
industri rokok. Hubungan sosial-ekonomi yang terbentuk antara Belanda dan Indonesia adalah
hubungan antara pusat (metropolitan) dan pinggiran (peripheral) sesudah beroperasinya
perusahaan Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) dan Javasche Bank pada 1828, serta
diterapkannya sistem tanam paksa (cultuur stelsel) sejak 1830. Secara produksi, Indonesia
menjadi wilayah kantong untuk ekspor (enclave), bergantung pada pasar di pusat, karena tidak

70
Lihat Harga Cengkeh Tinggi, Pabrik Rokok Kretek Terjepit, kontan.co.id, Senin, 30 Mei 2011 | 17:31 WIB.
Gappri juga mengungkapkan dampaknya bahwa kenaikan harga cengkeh bisa memperlambat laju produksi rokok
kretek nasional sekitar 5-10 persen. Kenaikan ini juga bakal mendongkrak modal produsen rokok kretek hingga dua
kali lipatnya.

86
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dapat diselesaikan seluruhnya secara internal (domestic), melainkan harus melalui sokongan atau
bantuan pusat.71

Proses produksi di pulau Jawa dan sekitarnya dipersiapkan untuk kantong komoditas ekspor dan
sebaliknya menjadi pangsa pasar bagi impor barang-jadi atau setengah-jadi. Proses ini tidak
diarahkan untuk memacu pertumbuhan secara internal (domestik), namun ditarik sebagai surplus
untuk memperkuat struktur di luar (pusat). Karena bukan untuk membangun industrialisasi dan
memacu pertumbuhan ekonomi domestik sebagaimana yang terjadi di Inggris, maka
perekonomian bergantung pada impor yang tinggi. Menurut Geertz, produksi petani di Jawa
dihisap, namun bukan untuk industrialisasi dan penguatan struktur domestik. Mereka terhisap
dan menderita, namun bukan untuk apa-apa (suffered for nothing), melainkan hanya melingkar-
lingkar (involution) yang menambah kerumitan, karena sektor pertanian gagal menopang
tumbuhnya sektor industri domestik dan tidak memperoleh kompensasi apa pun dari perannya. 72

Namun berbeda dengan yang dilakukan pengusaha Belanda di mana komoditas tembakau lebih
ditujukan untuk ekspor, maka para perintis industri kretek justru membentuk basis produksi
industri tembakau, cengkeh dan kretek bukan sebagai kantong komoditas ekspor, melainkan
diserap pasar lokal untuk industri pengolahan tembakau. Perintisan industri kretek ini
berlangsung dalam kondisi kekurangan modal, namun secara swadaya terus-menerus dibangun
dan dipertahankan dengan menggunakan teknologi produksi yang sederhana, yakni alat pelinting
kayu atau dikerjakan dengan tangan. Industri ini membentangkan suatu rangkaian antara hulu
dan hilir yang saling terkait. Dengan kelengkapan sistem produksinya, maka tidak ada surplus
yang diekspor ke pusat atau Eropa, serta tidak pula bergantung pada bahan baku atau muatan
impor (import content). Tidaklah mengherankan bila sejak akhir 1960-an, industri kretek mulai
mendapatkan posisi yang lebih penting sebagai produk industri yang menjejali pasar domestik
tanpa butuh kebijakan proteksi. Dalam dua dekade terakhir, para pengusaha industri kretek
menempati jajaran sebagai lapisan orang terkaya di Indonesia. 73

Dalam pembentukan industri kretek, tembakau dan cengkeh tidaklah diekspor sebagaimana
proses produksi pola pusat-pinggiran bahkan juga tidak diimpor sebagai barang setengah-jadi
atau barang-jadi melainkan dihisap atau diserap untuk diolah menjadi produk akhir, yakni
kretek.74 Sirkuit atau rangkaian produksi dari pertanian ke industri secara internal (domestik)

71
Farchan Bulkin, Kapitalisme, Golongan Menengah dan Negara: Sebuah Catatan Penelitian,, Prisma No. 2, 1984;
dan Hamza Alavi, The Structure of Peripheral Capitalism, dalam Hamza Alavi dan Theodor Shanin (eds).,
Introduction to Sociology of Developing Societies, London: Macmillan Press, 1982.
72
Clifford Geertz, Agricultural Involution: The Process of Ecological Change in Indonesia, Barkeley and Los
Angeles: University of California Press, 1971, hal. 143.
73
Lihat Orang Terkaya di Indonesia: Ical Turun dan Chairul Tanjung Melejit di Daftar Terkaya, tribunnews.com,
Jumat, 25 November 2011 09:53 WIB; Sudono Salim Orang Ke-25 Terkaya versi Forbes 2004, tempo.co,
Minggu, 10 Juni 2012 | 20:54 WIB; dan Sudono Salim, dari Penyalur Cengkeh Sampai Bos BCA, tempo.co,
Minggu, 10 Juni 2012 | 19:56 WIB. Tahun 1990, sebuah perusahaan industri kretek mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, sehingga mengubah statusnya menjadi perusahaan terbuka.
74
Pada mulanya, kretek dibungkus dengan kelobot, daun jagung baik yang muda maupun tua. Sangat sedikit
produsen membungkusnya dengan kelaras atau daun kawung, kecuali dalam kesulitan memperoleh kelobot. Batang-
batang rokok hanya diikat dengan jumlah tertentu (kebanyakan 10 dan 20 batang per ikat) untuk dipasarkan. Saat
itu, belum dikenal kertas pembungkus, sehingga rokok bisa disebut bertelanjang bulat di pasaran. Cara
penjualannya pun kebanyakan dari tangan ke tangan, secara kecil-kecilan. Tidak ada kios khusus rokok, dan
produsen membuatnya sebagai kegiatan keluarga.

87
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

lengkap, produk dapat diselesaikan secara lokal tanpa melalui Eropa. Karena bahan-bahan baku
tersedia secara lokal, peralatan linting dibuat sendiri dari bahan kayu juga secara lokal, sebelum
mesin-mesin menggantikannya. Rangkaian produksi industri kretek di Jawa lengkap secara
internal tanpa membutuhkan keterhubungan dan ketergantungannya dengan Eropa sebagai
pusat.75

Hubungan antara pertanian dan industri dalam industri pengolahan tembakau menunjukkan
hubungan yang erat dan saling mengait. Tembakau tidak sekadar sebagai komoditas ekspor,
melainkan dimanfaatkan atau diserap oleh industri rokok. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kabupaten Pamekasan, merasa optmistis bahwa seluruh produksi tembakau petani
di daerah itu akan habis dibeli oleh pabrik rokok, seiring kunjungan kerja timnya ke sejumlah
pabrik rokok besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. 76 Dirjen Bea dan Cukai mengatakan,
industri rokok kretek merupakan pembeli tunggal untuk sektor pertanian tembakau dan
cengkeh. 77

Gambar 3.4 | Sirkuit Produksi Industri Kretek di Awal


Pertumbuhan

Pengolahan
Tembakau, Cengk
eh, (Bahan Baku) Industri Kretek
Daun jagung
(Pembungkus)

Pertanian
Pasar Lokal/Dalam
Tembakau Negeri
Cengkeh

Dalam industri kretek, tembakau dan cengkeh tidak diekspor terlebih dulu sebagai barang-barang
setengah jadi, melainkan telah diolah sebagai tembakau rajangan dan cengkeh olahan yang
kemudian diserap oleh industri kretek. Proses produksi ini tidak membutuhkan bantuan atau
ketergantungan pada negeri-negeri di pusat, melainkan dapat diselesaikan seluruhnya sebagai
produk rokok kretek secara internal. Produk kretek tidak melewati pasar ekspor dan

75
Pada 1906, Nitisemito pernah menjadi ukang jahit, blantik alias pialang jual beli kerbau, jagal kerbau, rental
dokar, dan jual-beli tembakau memberanikan diri memproduksi rokok. Selang delapan tahun, dia sudah menjadi
pengusaha rokok raksasa, dengan pabrik di atas lahan enam hektare di Desa Jati Kudus, dengan pekerja sekitar
15.000 orang. Lihat Sejarah Kretek, http://kudus-city.4t.com/sejarah/s-all3.htm (diakses pada 13 Maret 2013).
76
Lihat Produksi Tembakau Pamekasan Tahun 2011 Bakal Habis Diserap Pabrik Rokok, tempo.co, Selasa, 22
Maret 2011 | 13:33 WIB.
77
Lihat Dirjen: Produksi Rokok 2005 Meningkat, tempointeractive.com, Jumat, 11 Pebruari 2005 | 18:20 WIB.

88
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

pengolahan industri di luar negeri, melainkan seluruhnya dapat dipenuhi secara domestik. Dua
perusahaan industri rokok kretek terbesar di Kediri dan Kudus mengaku siap membeli tembakau
dari Temanggung pada masa panen 2013 di tengah kecemasan atas bakal diberlakukannya PP
109/2012. 78

Industri kretek berbeda dengan kebanyakan industri di Indonesia yang hanya dapat selesai bila
ditopang oleh ekspor komoditas pertanian atau pertambangan, yang kemudian diimpor dalam
bentuk barang setengah-jadi sebelum diselesaikan lewat suatu industri perakitan seperti industri
mobil. 79 Dalam industri otomotif dan elektronik, proses produksi seperti dalam industri kretek
tidaklah terjadi, karena membutuhkan barang setengah-jadi, komponen atau suku cadang (spare
part) untuk dirakit sebagai produk akhir. 80 Sebaliknya, industri kretek justru seluruhnya dapat
menggunakan bahan-bahan baku yang berasal dari negeri sendiri, sehingga tidak ada surplus
yang ditarik ke luar negeri (pusat). Dan menurut Dirjen Bea dan Cukai, industri rokok
merupakan pembeli tunggal untuk sektor pertanian tembakau dan cengkeh. 81

Industri rokok kretek secara garis besar dibagi dalam dua golongan, yaitu sigaret kretek tangan
(SKT) dan sigaret kretek mesin (SKM). Jumlah produksi SKM dengan mengandalkan
kecepatan teknologi produksinya dapat melesat sampai lebih 150 miliar batang per tahun.
Kendati demikian, total produksi kedua golongan industri kretek ini cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Sedangkan produksi SKT hanya di bawah 20 miliar batang per tahun. Namun
kedua golongan ini senantiasa membutuhkan bahan baku cengkeh sebagaimana yang terlihat
dalam tabel 3.17 selama 2009-2011. Karena produksi rokok cenderung meningkat, maka
kebutuhan cengkeh pun meningkat setiap tahun. Tahun 2011, kebutuhan cengkeh untuk kedua
golongan industri ini mencapai 79.738 ton.

Tabel 3.17 | Perkembangan Produksi SKT, SKM dan Kebutuhan


Cengkeh 2009-2011

SKT SKM
Uraian
2009 2010 2011 2009 2010 2011
Produksi Rokok
(miliar batang) 16,7 17,0 18,0 142,9 144,7 157,1
Kebutuhan
Cengkeh (ton) 46.973 46.904 52.146 67.872 73.445 79.738
Sumber: Gappri

78
Lihat 2 Pabrik Rokok Serap Produksi Petani, bisnis-jabar.com, Kamis, 21 Februari 2013 | 07:48 WIB. PT
Gudang Garam sepakat akan melakukan pembelian dengan kuota naik daripada 2012, yakni dari 6.500 ton menjadi
Rp8.500 ton. Sedangkan kuota PT Djarum turun dari tahun lalu, yakni dari 6.000 ton turun menjadi 4.000 ton.
79
Lihat Kebijakan Impor Baja Ancam Industri Mobil, kompas.com, Kamis, 31 Januari 2013 | 08:21 WIB. Selain
tergantung pada impor baja, industri otomotif juga bergantung pada impor suku cadang.
80
Lihat Pemerintah Segera Keluarkan Izin Impor Suku Cadang Kendaraan, tempo.co.id, Jumat, 08 April 2005 |
19:34 WIB; dan Importir Suku Cadang Mobil Jepang Lesu, liputan6.com, Kamis, 24 Maret 2011 14:01.
81
Lihat Dirjen: Produksi Rokok 2005 Meningkat, tempointeractive.com, Jumat, 11 Pebruari 2005 | 18:20 WIB.

89
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

3.3.2. Pemupukan modal secara mandiri


Pembentukan industri kretek itu bukan pula hasil daya kreasi dari kreativitas kebudayaan
Belanda. Tidak ada pengusaha Belanda yang terlibat dalam industri kretek, karena tembakau
yang dikuasai mereka justru diekspor ke Eropa. 82 Para pengusaha Belanda tidak berkepentingan
memupuk modal di sektor industri pada negeri jajahan (pinggiran), melainkan ditanam dan
diakumulasi di pusat. Negeri-negeri jajahan lebih ditempatkan sebagai wilayah kantong ekspor
bagi pengusaha Belanda ketimbang melakukan industrialisasi. Kemudian, negeri-negeri jajahan
dijadikan sebagai pasar bagi barang-barang jadi yang diimpor, seperti halnya tekstil. 83

Namun berbeda dengan kepentingan pengusaha Belanda, maka sejumlah orang di Kudus justru
mulai merintis kembali suatu industri pengolahan tembakau yang diabaikan perusahaan Belanda
yang menguasai pasar tembakau untuk ditransformasi menjadi rokok. Para kreator kalangan
pribumi inilah yang menyelesaikan proses produksi pengolahan tembakau secara domestik pada
permulaan abad ke-20. Dengan modal kecil menggunakan teknologi produksi yang sangat
sederhana mereka mengolah tembakau dan cengkeh untuk dilinting dengan tangan dan
peralatan kayu untuk berubah menjadi kretek. Rokok jenis inilah yang sekarang merajai pasaran
dalam negeri yang menjadi motif BAT menguasai saham kretek Bentoel. 84 Perusahaan kretek
lainnya menikmati lonjakan penjualannya sebesar 8 persen dibandingkan tahun 2011. 85

Kretek dimulai atau dirintis oleh Haji Djamari yang merajang cengkeh dan dicampurkan dalam
tembakau yang akan dilintingnya menjadi rokok sekitar tahun 1880. Melinting rokok yang akan
dihisap sudah menjadi kebiasaannya, sebagaimana kebanyakan penduduk yang mengkonsumsi
rokok. Namun pada 1906, langkah yang ditempuh Nitisemito lebih serius dalam menyelami
bisnis kretek yang sangat diuntungkan karena pengusaha Belanda tidak memasukinya sebagai
kompetitor. Keberhasilannya dalam menyelami dan menggerakkan industri kretek telah
menaikkan kedudukannya sebagai Raja Kretek dari Kudus. Pada puncaknya, sekitar 1938,
perusahaannya memproduksi lebih 10 juta batang dan mempekerjakan lebih dari 10.000 orang
suatu angka yang tergolong besar termasuk mempekerjakan tenaga ahli asal Belanda di bidang
keuangan. 86

Pada tahap primitif, industri kretek menunjukkan kemampuannya tumbuh secara mandiri.
Pertama, industri kretek tidak membutuhkan kredit besar dari bank-bank negara sebagaimana
yang pernah digelontorkan di masa pemerintahan Soeharto Orde Baru kepada perusahaan-
perusahaan industri yang menjadi kroni-kroni bisnisnya dalam jumlah yang akhirnya menjadi
kredit macet, melainkan lewat serangkaian perdagangan jual produk, mengumpulkan

82
Jan Breman, Menjinakkan Sang Kuli: Politik Kolonial pada Awal Abad ke-20, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,
1997.
83
Perkembangan tekstil pun sekarang ini banyak dibanjiri dengan tekstil impor. Lihat Banjir Impor Tekstil Impor,
kontan.co.id, Jumat, 25 Januari 2013 | 10:04 WIB.
84
Lihat BAT Akuisisi Bentoel: Ini Peluang Besar Rebut Pasar Kretek RI, viva.co.id, Rabu, 17 Juni 2009, 10:04.
Pangsa pasar kretek mencapai 93 persen dan rokok putih hanya dapat merebut 7 persen. Langkah British American
Tobacco (BAT) mengakuisisi 85 persen saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk adalah peluangnya merebut
pasar kretek.
85
Lihat Penjualan Sigaret Kretek Mesin Gudang Garam Naik hingga Kuartal III, indonesiafinancetoday.com,
Rabu, 05 Desember 2012.
86
J.A. Noertjahyo, Sigaret Kretek, Tonggak Bangsa, dalam J.B. Kristianto (ed.), 1000 Tahun Nusantara, Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2000, hal. 276-287.

90
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

keuntungan dan menanam kembali sebagian keuntungannya dalam memupuk dan memperluas
modalnya. Kedua, industri kretek yang mulai tumbuh juga tidak memperoleh proteksi politik dari
pemerintah atau kebijakan tarif impor rokok yang tinggi untuk membentenginya sebagaimana
yang dinikmati para pengusaha industri substitusi impor (ISI) terutama di masa Orde Baru.
Karena di masa pertumbuhannya, industri kretek berada di bawah intaian pemerintah kolonial
Hindia Belanda yang berkepentingan untuk memaksa perusahaan kretek menyetorkan pajak dan
bea.87

Tahap primitif itu, industri kretek tumbuh di luar ekonomi perkebunan raksasa yang dikuasai
pengusaha Belanda yang justru tidak berkepentingan dengan industri kecil. Pada umumnya,
sebagaimana sudah dikemukakan, pengusaha Belanda tidak berkepentingan dengan
industrialisasi di negeri jajahannya, melainkan berkepentingan dengan industrialisasi di
negerinya dan di Eropa. Sehingga industri kretek ibarat tumbuh liar dalam berbagai dominasi
modal-modal Belanda, karena juga bukan bisnis yang menjadi kepentingan mereka. Dalam
kedudukan ini keberadaan pengusaha industri kretek bukan menjadi pesaing pengusaha Belanda.
Tidak ada persaingan antara pengusaha pribumi dan pengusaha Belanda dalam industri kretek.
Namun, rintisan dan pemupukan primitif atas industrialisasi kretek yang diabaikan pengusaha
Belanda ini justru menjadi salah satu industri yang menguntungkan.

3.3.3. Persaingan, kejatuhan dan bangkit lagi


Pertumbuhan industri kretek itu menjalar tidak hanya di sekitar Kudus, namun juga merembet ke
beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bila sebelumnya usaha kretek banyak dirintis
dan dijalankan oleh kalangan pribumi, namun ketika keuntungan menjadi motif dan peluang
masih terbuka lebar, maka mulai banyak pula kalangan Tionghoa yang mengikuti jejak
membangun usaha mereka. Dengan perkembangan ini di satu sisi terbentuk golongan pengusaha
pribumi atau bumiputra serta golongan pengusaha Tionghoa dalam arena bisnis yang sama, 88
sedangkan di sisi lain di antara sesama mereka terjadi saling bersaing demi mengejar laba atau
keuntungan.

Persaingan bisnis pun terbentuk dalam industri kretek. Berbeda dengan sektor perkebunan
raksasa dan pertambangan, maka di sektor perkebunan tembakau dan cengkeh rakyat serta
industri kretek, arena ini justru tanpa melibatkan pengusaha Belanda secara langsung. Kendati
demikian, persaingan ini berjalan kian sengit seiring bertambahnya jumlah usaha industri kretek
baik di Kudus maupun di kota-kota lainnya. Cepat atau lambat, persaingan ini memanaskan
situasi dan menimbulkan gejolak untuk memperebutkan laba di antara mereka. Pada 31 Oktober
1918, persaingan mencapai puncak dan akhirnya memercikkan ledakan, yakni suatu kerusuhan
hebat di Kudus.

87
Lance Castles, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kudus, Jakarta : Sinar
Harapan, 1982.
88
Secara garis besar, dalam industri rokok kretek, terbelah atas dua kelompok sosial sebagai pengusaha baru yang
menguasai bisnis ini, yaitu kelompok bumiputra dan kelompok Tionghoa. Para pengusaha Belanda sebagai lapisan
teratas dalam formasi ekonomi ini tidak terlibat karena mereka lebih mementingkan komoditas pertanian yang
diekspor ketimbang ikut menyelenggarakan industrialisasi, terlebih lagi industrialisasi di sektor perkretekan.
Sebagian pengusaha perintis industri kretek, bergabung dalam Serikat Dagang Islam (SDI) atau kemudian berubah
menjadi Serikat Islam (SI). Tentang formasi tiga lapisan pengusaha di masa Hindia Belanda, untuk lebih
lengkapnya, lihat Richard Robison, Indonesia: The Rise of Capital, Sydney: Allen & Unwin, 1986.

91
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Kerusuhan itu bukan saja menimbulkan kerusakan atas rumah-rumah dan pabrik-pabrik kretek,
namun juga banyak korban yang menderita luka-luka. Tidak lepas dari itu juga kedudukan
pemerintah Hindia Belanda dalam menempatkan diri untuk menjalankan politik atau kebijakan
ekonominya. Dampak kerusuhan ini sangat dirasakan karena banyak pengusaha bumiputra yang
berpengaruh diajukan ke muka pengadilan dan dijatuhi hukuman. Sehingga industri rokok kretek
mereka yang pernah mekar di Kudus, sejak itu mengalami kemunduran. Situasi ini dimanfaatkan
oleh para pengusaha Tionghoa untuk memperkuat kedudukan mereka dalam industri kretek.
Inilah pergeseran yang terjadi dalam industri kretek di masa Hindia Belanda.

Kendati kerusuhan itu telah mengakibatkan kerusakan cukup berat bagi industri kretek, namun
pelan tetapi pasti, industri ini bangkit kembali dari kehancurannya. Salah satu pendorongnya
adalah permintaan konsumen yang sudah telanjur membutuhkan kretek. Pada 1924, industri
kretek di Kudus kembali pulih, bahkan tercatat sekitar 35 pabrik skala besar, menengah, dan
kecil. Tahun 1928, jumlah pabrik tetap menunjukkan peningkatan menjadi 50 pabrik, dan
komposisi kepemilikan antara kalangan bumiputra dan Tionghoa hampir seimbang. Perimbangan
kepemilikan ini ditandai pula dengan pertambahan penduduk di Kudus menjelang 1930
sebagaimana dalam tabel 3.18.

Tabel 3.18 | Penduduk Kudus berdasarkan Etnis 1915 dan 1930

Timur asing Bumiputra Total


Tahun Eropa Tionghoa
lainnya

1915 230 4.000 40 34.530 38.800

1930 417 4.445 172 49.490 54.424

Sumber: De Graaf en Stibbe, Encycopedie van Nederlansch Indie, deel twee, Leiden: EJ
Drill, 1918, hal. 284-285; lihat juga Overzicht voor Nederlansch Indie, Volkstelling 1930, deel
VIII, Batavia: Departemen van Economische Zaken, 1936, hal. 78.

Usaha yang dijalankan Nitisemito demi mengembalikan kejayaan Bal Tiga sebelumnya adalah
rokok cap Kodok Mangan Ulo namun kurang membawa keberuntungan juga pulih kendati
harus menghadapi persaingan dengan pengusaha kretek dari kalangan Tionghoa. Kejayaannya
sungguh-sungguh dicapai pada 1938, dengan mengoperasikan pabrik seluas 6 hektare dan
mempekerjakan lebih 10.000 buruh termasuk tenaga ahli keuangan asal Belanda, serta
memproduksi lebih 10 juta batang. Bal Tiga merambah pasar di berbagai daerah melintasi Pulau
Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan, bahkan sampai ke Singapura dan Malaysia. Dengan
kemajuan ini pemerintah Hindia Belanda memandang usahanya sebagai salah satu yang penting
bagi pemasukan pajak dan bea, sehingga harus menimbang berulang kali untuk menutup
pabriknya. Beriringan dengannya, muncul pula rokok Goenoeng Kedoe yang dimiliki M
Atmowidjojo, Delima milik pengusaha HM Muslich, Djangkar milik H Ali Asikin, dan Trio
yang dimiliki Tjoa Khang Hay, sejak tahun 1914 di Kudus. 89
89
Pada 1909-1914, sedikitnya terdapat 12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan menengah, dan 7 perusahaan kecil
di Kudus. Selain itu, pada 1910, muncul pula perusahaan rokok kretek di Surabaya. Tahun 1930, beroperasi pabrik
kretek Minak Djinggo di Pati dan dua tahun kemudian pindah ke Kudus yang dimiliki oleh Kho Djie Song, pemilik
perusahaan Nojorono. Perusahaan yang didirikan pada 1937 oleh HA Maroef, memproduksi rokok Djamboe Bol.

92
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Kemunculan industri kretek sebagai arena bisnis yang menguntungkan bukan saja mendorong
pemerintah Hindia Belanda untuk merasa perlu menarik pajak dan bea yang lumayan besar masa
itu, namun juga memberikan kesempatan kepada sebuah perusahaan transnasional, PT British
American Tobacco (BAT) untuk mendirikan pabrik yang memproduksi rokok putih pada 1925 di
Cirebon, Jawa Barat.90 Sasaran konsumen rokok putih adalah kalangan etnis Belanda (Eropa)
dan para pejabat pribumi, yang belum atau tidak menyukai kretek. Dengan demikian terlepas
dari segmen pasarnya BAT dapat diletakkan sebagai salah satu pesaing dalam industri rokok di
masa Hindia Belanda.

Meluasnya pasar kretek telah membangkitkan dorongan sejumlah orang mendirikan pabrik di
beberapa kota lainnya seperti Surabaya, Malang dan Kediri. Dalam menghadapi persaingan dan
gejolak, memang tidak banyak yang dapat bertahan lama. Ada yang jatuh dalam kebangkrutan 91
dan ada pula yang bangun sebagai pabrik baru. Mereka juga harus menghadapi persaingan
dengan perusahaan rokok putih yang menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar di dunia.
Pada dekade 1950-an, rokok putih mendominasi pangsa pasar, dengan penguasaan sekitar 90
persen. Namun, perlahan-lahan pangsa pasar kretek merambat naik dan melejit sejak 1998.
Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) mengungkapkan, penguasaan produk
kretek atas pasar domestik selama lebih satu dekade ini di atas 90 persen dan ditandai dengan
kemunculan hampir 5.000 pabrik. 92

3.4. Industri Padat Karya


Sebagaimana pada umumnya setiap permulaan industrialisasi, dicirikan dengan banyak pekerja
yang dilibatkan dalam proses produksi. Dapat dikatakan, industri pengolahan tembakau yang
muncul pada permulaan industrialisasi bersifat padat karya. Sampai sekarang, industri kretek
masih banyak yang menggunakan tangan, pada umumnya dalam pabrik-pabrik sigaret kretek
tangan (SKT). Industri kretek yang termasuk kategori SKT memang yang paling banyak
menyerap tenaga kerja, namun sekaligus pula yang banyak muncul dan kemudian tenggelam.
Industri SKT banyak termasuk industri yang bermodal kecil, lebih mengandalkan kemampuan
atau produktivitas pekerjaan tangan ketimbang mesin.

Tahun 2006, jumlah pabrik yang tercatat adalah 3.961 perusahaan rokok. Sebagian besar
tergolong pabrik kecil yang memproduksi maksimal 6 juta batang rokok. Golongan pabrik IIIB
ini berjumlah 3.834 perusahaan, dengan mengandalkan kerja tangan dalam melinting dan
mengemas rokok. Sedangkan yang termasuk golongan I pabrik yang berproduksi dalam skala
besar diperbolehkan memproduksi lebih dari 2 miliar batang per tahun, namun jumlah
perusahaannya justru paling sedikit, hanya enam perusahaan saja (lihat tabel 3.19). Pabrik skala

Pada 1949, MC Wartono mendirikan pabrik kretek yang memproduksi rokok Sukun. Pada 25 Agustus 1950, Oei
Wie Gwan membangun pabrik kretek terbesar, yakni Djarum.
90
Lihat Gedung PT. British American Tobaccos (P.T B.A.T), disparbud.jabarprov.go.id, Selasa, 27 Desember
2011. Sebelumnya gedung ini dimiliki oleh perusahaan rokok SS Michael. Dari sinilah BAT menggerakkan
pabriknya untuk dilempar ke pangsa pasar untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup kalangan Eropa dan pejabat
pribumi.
91
Salah satu yang menderita kebangkrutan adalah perusahaan rokok Bal Tiga yang demikian Berjaya pada 1914-
1949. Produsen kretek ini berakhir pada 1955 dan para pewarisnya menikmati hasil warisan Nitisemito.
92
Lihat Jatuh-Bangunnya Industri Rokok Kretek Nasional, swa.co.id, Senin, 11 Februari 2013. Omzet rokok
belum termasuk tembakau di Indonesia bisa mencapai Rp 225 triliun.

93
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

besar lebih mengandalkan teknologi produksi yang modern, yakni dijalankan oleh mesin-mesin
yang produktivitasnya lebih tinggi.

Tabel 3.19 | Jumlah Industri Rokok Berdasarkan Skala


Produksi, 2006

Jenis/ Jumlah Produksi Jumlah


No Golongan
Skala (batang) Pabrik

1 Besar I > 2 miliar 6

2 Menengah II > 500 juta s.d. 2 miliar 25

3 Kecil IIIA > 6 juta s.d. 500 juta 96

4 Kecil IIIB sampai dengan 6 juta 3.834

Jumlah 3.961

Sumber: Direktorat Cukai, 2007

Sebagai sentra industri rokok, Kabupaten Kudus merupakan jumlah pabrik terbanyak di wilayah
eks-Keresidenan Pati, dengan jumlah sebanyak 94 pabrik dari total 138 pabrik di wilayah Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Kudus. 93 Tidak sedikit perusahaan industri
rokok yang bangkrut baik karena kebijakan pemerintah maupun kekalahan dalam persaingan.
Tingginya harga bahan baku rokok tembakau dan cengkeh ditambah lagi dengan omzet atau
penjualan yang tidak sesuai target, kemudian juga menjadi penyebab puluhan perusahaan rokok
kretek di Kabupaten Sumenep terpaksa gulung tikar. 94 Demikian pula atas apa yang diderita
pabrik rokok di Pamekasan sebagai buntut kenaikan cukai setiap tahun yang ikut tergulung
dalam kebangkrutan.

Para pengusaha industri rokok kecil ini menilai cukai sudah terlalu tinggi, sehingga tidak
sepadan dengan biaya produksi yang dikeluarkan.95 Menurut Forum Masyarakat Industri Rokok
Seluruh Indonesia (Formasi), banyak pabrik kecil yang rontok akibat harga cengkeh yang
melambung sampai Rp 250 ribu per kilogram pada 2011. Pabrik rokok kecil juga harus
menghadapi persaingan dengan pabrik rokok besar yang bisa leluasa menaikkan harga untuk
mengembalikan beban biaya produksi. 96 Kemudian, lebih dari 100 perusahaan rokok berskala

93
Lihat Kudus Memiliki Jumlah Pabrik Rokok Terbanyak, jogja.antaranews.com, Kamis, 6 September 2012
15:34 WIB. Dari jumlahnya, untuk golongan satu sebanyak tiga pabrik, golongan dua sebanyak 58 pabrik, dan
golongan tiga sebanyak 77 pabrik. Sebelumnya, pada 2010, jumlahnya sebanyak 243 pabrik rokok. Penurunan ini
karena ketentuan luas bangunan industri rokok minimal 200 meter persegi.
94
Lihat Puluhan Perusahaan Rokok Gulung Tikar, surabaya.okezone.com, Rabu, 18 April 2012 21:16 wib.
95
Lihat Imbas Kenaikan Cukai di Pamekasan, beritajatim.com, Senin, 18 Juni 2012 10:31:53 WIB.
96
Lihat Pabrik Rokok Kecil Terancam Gulung Tikar, tempo.co, Senin, 07 Januari 2013 | 10:57 WIB. Jumlah
pabrik rokok kecilterus berkurang. Pada 2009, masih berjumlah 2.500 pabrik, namun belakangan menyusut menjadi
sekitar 1.500 perusahaan.

94
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kecil di Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek, terancam bangkrut karena naiknya
cukai dan harga tembakau. 97

Kendati demikian, berlangsung pula sejumlah pabrik SKT yang baru dibangun dengan sokongan
dari beberapa perusahaan besar. Pada Juli 2012, salah satu perusahaan besar meresmikan dua
pabrik SKT di Probolinggo dan Lumajang. Perusahaan ini menganggap pembangunan dan
pengoperasian dua pabriknya sebagai upaya memperkuat tradisi SKT yang diharapkan menyerap
8.400 pekerja.98 Sebaliknya, tidak sedikit pula izin pabrik rokok yang dicabut karena kesulitan
dan tidak beroperasi atau gulung tikar. Kenaikan cukai menuntut mereka untuk meningkatkan
daya saing dengan alih teknologi produksi untuk menggantikan banyak pekerja tangan (manual
labour). Dengan kenaikan cukai ini pabrik-pabrik rokok dihadapkan pada persaingan yang kian
ketat atau keras.

Dampak dari situasi yang banyak dialami pabrik rokok, dalam kurun waktu 2007-2008, Kantor
KPPBC Kudus telah mencabut izin 1.204 pabrik rokok kelas kecil di daerah Kudus dan Jepara,
karena sudah tidak beroperasi, gudang yang beralih fungsi. Selain itu, 184 pabrik rokok
dibekukan terkait perizinan dan 410 pabrik diblokir (tutup sementara) karena tidak membuat
laporan bulanan.99 Pada Maret 2010, kantor yang sama juga mencabut izin usaha 1.980
perusahaan rokok di Kudus. Sebagian perusahaan, diduga fiktif. 100 Pada Maret 2011, KPPBC
kembali mencabut izin 86 perusahaan rokok skala kecil.101 Sementara itu, pada April 2009,
Kantor Bea dan Cukai Malang mencabut izin sebanyak 157 pabrik dan membekukan 56 pabrik
rokok. 102 Sebelumnya, tahun 2007, sebanyak 20 perusahaan rokok skala kecil (golongan 3) di
Malang terancam mendapatkan sanksi berupa pencabutan izin operasional dan hukuman pidana
karena melanggar tiga aturan cukai rokok. 103 Berikut ini grafik 3.3 menggambarkan tentang
kemunculan dan kehilangan pabrik rokok selama 2004-2008, dengan kecenderungan bahwa
pencabutan izin usaha mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008, mencapai 1801
izin usaha yang dicabut.

97
Lihat Perusahaan Rokok Kecil di Daerah Terancam Gulung Tikar, tempo.co, Selasa, 22 Februari 2011 | 13:20
WIB.
98
Lihat Sampoerna Resmikan Dua Pabrik Sigaret Kretek Tangan, tempo.co, Rabu, 11 Juli 2012 | 14:40 WIB.
Pabrik yang beroperasi di Probolinggo telah menyerap pekerja sebanyak 4.600 orang.
99
Lihat Bea Cukai Kudus Cabut Izin 1.204 Pabrik Rokok Kecil, tempo.co, Selasa, 05 Agustus 2008 | 14:34 WIB.
Menurut Forum Perusahaan Rokok Kudus (FPPRK), pelanggaran yang dilakukan pabrikan kecil itu tidak terlepas
dari perubahan sistem. Berdasar aturan lama, harga eceran rokok ditentukan pemerintah berdasarkan empat
golongan strata, sedangkan aturan baru, harga eceran jual ditentukan berdasarkan harga per batang, dengan tiga
golongan strata. Dalam aturan baru, golongan strata I dengan batasan produksi 2 miliar batang ke atas, golongan II
500 juta batang-1 miliar batang, dan golongan III 0-500 juta batang per tahunnya. Adapun harga per batang untuk
golongan III Rp 300, sedangkan untuk isi 12 batang Rp 3.600.
100
Lihat 1.980 Izin Pabrik Rokok Dicabut, Suara Merdeka, Jumat, 12 Maret 2010. Selain itu, terungkap pula
realisasi penerimaan cukai tahun 2009 sebesar Rp 15,2 triliun. Jumlah ini melampaui hingga 10,12 persen dari target
yang dibebankan pada KPPBC Tipe Madya Cukai sebesar Rp 13,8 triliun.
101
Lihat Ada 86 Pabrik Rokok Dicabut Izinnya, tempo.co, Selasa, 01 Maret 2011 | 14:11 WIB. Tahun 2011, target
penerimaan cukai dari Kudus sebesar Rp 15,16 triliun, terdiri cukai rokok Rp 15,08 triliun dan bea masuk Rp 75
miliar. Sedangkan penerimaan cukai tahun 2010 mencapai Rp 16,8 triliun.
102
Lihat Izin Ratusan Pabrik Rokok di Malang Dicabut, tempo.co, Selasa, 21 April 2009 | 16:28 WIB.
103
Lihat 20 Perusahaan Rokok di Malang Terancam Dicabut Izinnya, surabaya.detik.com, Sabtu, 12 Mei 2007
17:17 WIB.

95
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Grafik 3.3 | Jumlah Perusahaan Baru, Pembekuan dan Pencabutan Izin Usaha, 2004-2008

2000
1800
1600
1400
1200
JUMLAH

1000
800
600
400
200
0
2004 2005 2006 2007 2008
Penerbitan 975 503 1236 1115 410
Pembekuan 0 0 100 563 443
Pencabutan 41 103 264 644 1801

TAHUN

Sumber: Direktorat Pajak dan Cukai, 2009

3.4.1. Petani dan pekerja tembakau


Salah satu kontribusi penting industri pengolahan tembakau adalah penyerapannya atas tenaga
kerja yang tergolong tinggi dalam catatan resmi. Menurut Direktorat Jenderal (Ditjen)
Perkebunan, sepanjang 12 tahun periode 1996-2007 jumlah petani tembakau berfluktuasi
antara di atas 400.000 sampai di atas 900.000 orang. Jumlah petani pernah mencapai puncaknya
pada 2001, yakni 913.208 orang. 104 Namun jumlahnya sempat anjlok secara drastis ketika terjadi
krisis moneter pada 1997-1998 menghantam Indonesia. Tahun 2006, sempat turun, namun tahun
berikutnya bertambah lagi jumlah petani tembakau yang bekerja di banyak perkebunan rakyat
(lihat grafik 3.4).

Grafik 3.4 | Jumlah Petani Tembakau 1996-2007


1000.000 913.208
893.620
900.000 808.897
714.699
800.000 665.292 693.551
668.844 683.603
700.000 636.152
582.063
600.000 512.338
500.000 400.215
400.000
300.000
200.000
100.000
0.000
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Sumber: a) Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of Indonesia) 2007-2009:
Tembakau/Tobacco, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008;
b) Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia (Sakernas) 1996-2007, BPS, Jakarta

104
Lihat Tolak Teken FCTC, Indonesia Dikucilkan Internasional, poskotanews.com, Jumat, 18 Januari 2013
10:18:07 WIB.

96
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Sedangkan jumlah petani versi lainnya dengan sedikit selisih dikemukakan kelompok Tobacco
Control Support Center-Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI) yang
mengungkapkan jumlah petani tembakau lebih banyak dibandingkan Ditjen Perkebunan pada
2005, yakni 684.000 orang. 105 Namun demikian, data jumlah petani 2011 versi Ditjen
Perkebunan yang tersebar di 12 provinsi, kelihatan lebih banyak. Jumlah paling banyak adalah
Jawa Timur, yakni 511.116 petani (lihat tabel 3.20). Tabel ini selain tidak memasukkan
beberapa provinsi lainnya, juga salah satu provinsi penting sebagai penghasil tembakau, Nusa
Tenggara Barat (NTB) tidak dicantumkan.

Tabel 3.20 | Jumlah Petani Tembakau di 12


Provinsi 2011

Jumlah
No Tahun
Petani
1 Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 1.649
2 Sumatera Utara 8.628
3 Sumatera Barat 5.408
4 Jambi 294
5 Sumatera Selatan 137
6 Lampung 926
7 Jawa Barat 24.278
8 Jawa Tengah 134.790
9 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 11.568
10 Jawa Timur 511.116
11 Sulawesi Selatan 6.870
12 Bali 1.259
Jumlah 706.923
Sumber: dikutip dari http://ditjenbun.deptan.go.id

Karena belum mencerminkan kenyataan jumlah yang sesungguhnya, maka informasi yang
dikemukakan Bupati Lombok Timur (Lotim) adalah salah satu yang penting dicatat. Jumlah
petani binaan sebanyak 4.383 orang pada 2013 di Kabupaten Lotim yang menggarap lahan
tembakau virginia seluas 10.454 hektar, dengan jumlah oven keseluruhan sebanyak 10.556
unit. 106 Selain itu, dalam perkebunan tembakau, terdapat pula orang-orang yang bekerja sebagai
pekerja atau buruh tembakau. 107 Secara garis besar, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI)
juga mengungkapkan bahwa jumlah petani tembakau mencapai 2 juta orang. 108 Namun, angka

105
Lihat Petani Tembakau di Indonesia, http://www.tcscindo.org/assets/applets/Fact_Sheet_Petani_Tembakau_
Di_Indonesia.pdf (diakses pada 24 Maret 2013).
106
Lihat Bupati Minta Petani Tembakau Menanam Sesuai Target Pembelian, lomboktimurkab.go.id, Rabu, 13
Maret 2013 14:30:08 WIB.
107
Harus diakaui bahwa dalam kajian ini sulit menemukan data yang lebih rinci tentang berapa banyak yang tersebar
di berbagai daerah penghasil tembakau. Persoalan juga bertambah karena kerap terjadi penyebutan yang tumpang
tindih antara petani dan pekerja yang diupah.
108
Lihat Petani Tembakau Minta Pemerintah Adil, republika.co.id, Rabu, 23 Maret 2011, 19:23 WIB. APTI
mencatat, para petani menggarap luas lahan tembakau di Indonesia yang mencapai 202.453 hektar.

97
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

ini tetap belum menyebutkan jumlah pekerja atau buruh tembakau. Demikian pula dengan kerja
pengolahan tembakau.

3.4.2. Petani dan pekerja cengkeh


Selain negeri penghasil tembakau, Indonesia juga negeri penghasil cengkeh. Sebagai penghasil
cengkeh, volume produksi Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Luas lahan perkebunan
cengkeh memang menunjukkan kecenderungan meningkat dalam periode 2008-2012,
sebagaimana yang tercantum dalam tabel 3.11. Namun kecenderungan ini tidak diikuti dengan
volume produksi, karena hanya pada 2010 titik puncak produksi cengkeh. Tahun 2011, produksi
cengkeh menurun karena curah hujan tinggi yang menyebabkan lebih sedikit bunga cengkeh
yang dihasilkan. 109 Pada berbagai lahan perkebunan inilah banyak orang yang terlibat dalam
proses produksi cengkeh.

Tahun 2007, sedikitnya bekerja 1.043.653 orang di perkebunan atau ladang-ladang cengkeh atau
2,5 persen dari total pekerja di sektor pertanian. Lebih dari 50 persen petani berada di tiga
provinsi, yaitu Jawa Timur sebanyak 208.298 orang (19,9 persen), Jawa Tengah (18,9 persen),
dan Jawa Barat (16,5 persen). Kendati Sulawesi Utara yang memiliki lahan cengkeh yang terluas
dan Maluku merupakan sentra produksi cengkeh yang besar, namun dari jumlah orang yang
bekerja masih lebih sedikit dibandingkan tiga provinsi tersebut (lihat tabel 3.21). Lebih banyak
jumlah petani atau orang yang bekerja di lahan perkebunan cengkeh di Jawa berkaitan dengan
kepadatan penduduk. Dengan penduduk yang lebih sedikit, maka petani di luar Jawa menanam
cengkeh di lahan yang lebih luas dibandingkan dengan di Jawa. 110

Tabel 3.21 | Jumlah Petani Cengkeh 2007

No Provinsi Jumlah Petani %


1 Jawa Timur 208.298 20,0
2 Jawa Tengah 197.603 18,9
3 Jawa Barat 172.221 16,5
4 Sulawesi Utara 72.283 6,9
5 Sulawesi Selatan 60.668 5,8
6 Bali 56.618 5,4
7 Maluku 44.659 4,3
8 Sumatera Barat 34.458 3,3
9 Sulawesi Tengah 31.150 3,0
10 Lainnya 121.036 11,6
Jumlah 1.043.653 100,0

Sumber: Statistik Harga Produsen Sector Pertanian di Indonesia 1996-2000, untuk tahun 2001-
2006 berasal dari Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of Indonesia) 2007-
2009: Cengkeh/Clove, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008

109
Lihat Cuaca Tak Bersahabat, Produksi Cengkeh Merosot, kontan.co.id, Senin, 05 September 2011 | 09:10
WIB.
110
Tentang luas lahan, lihat Gambar 3.2 Persentase Luas Lahan Cengkeh menurut Pulau, 2007. Luas lahan
perkebunan cengkeh di Pulau Sulawesi adalah yang paling luas, yakni 39 persen.

98
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Perkembangan jumlah orang yang bekerja di perkebunan atau ladang cengkeh selama 2004-
2008, tetap bertahan dalam jumlah di atas 1 juta orang yang digolongkan sebagai petani dan
sekaligus mengesankan tingkat kestabilannya yang mencukupi. Tahun 2005, jumlah petani
paling banyak, yakni 1,114 juta orang. Sedangkan yang terendah adalah tahun 2006, yakni 1,025
juta orang (lihat grafik 3.5). Selisih keduanya tidak mencapai 100.000 orang. Sepanjang periode
ini tidak menunjukkan kecenderungan menurun maupun meningkat dalam hal jumlah petani
cengkeh. Hanya dalam rentang 2006-2008 saja yang menunjukkan kecenderungan meningkat.
Pada 2010, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menyatakan, jumlah petani cengkeh
mencapai 1,5 juta orang. 111 Sehingga ada kecenderungan meningkat jumlah orang yang terlibat
dalam produksi perkebunan cengkeh.

Grafik 3.5 | Tren Jumlah Petani Cengkeh Indonesia, 2004-2008


1,140,000
1,120,000
1,100,000
1,080,000
1,060,000
1,040,000
1,020,000
1,000,000
980,000
2004 2005 2006 2007 2008
Jml Petani 1,113,6 1,114,7 1,025,3 1,043,6 1,045,3
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of Indonesia) 2004-2006,
2006-2008, 2007-2009: Cengkeh/Clove, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008
Catatan: 2008 angka sementara

Kendati demikian, tabel 3.20 itu belum termasuk mereka yang bekerja paruh waktu dan diupah
sebagai buruh-tani, sehingga belum mencerminkan jumlah orang yang bekerja di ladang-ladang
atau perkebunan tembakau. Dengan memasukkan jumlah buruh-tani, maka diperkirakan sampai
akhir 2011, lebih dari satu juta orang yang bekerja di ladang-ladang tembakau. Demikian pula
mereka yang bekerja di ladang-ladang cengkeh pasti melibatkan buruh-tani dalam memproduksi.
Jumlah orang yang bekerja di kedua ladang ini diperkirakan mencapai 2,75 juta orang (lihat
tabel 3.22). 112

111
Lihat Panjangnya Matarantai Rugikan Petani Tembakau, kabarbisnis.com, Jumat, 06 Agustus 2010 | 13:55
wib.
112
Lihat Fakta Seputar Kontribusi Rokok dalam Perekonomian RI, jaringnews.com, Sabtu, 7 Juli 2012 12:02
WIB.

99
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.22 | Jumlah Petani/Buruh


Tembakau dan Cengkeh 2011

Jumlah
No Perkebunan
Petani/buruh
1 Tembakau 1.250.000
2 Cengkeh 1.500.000
Jumlah 2.750.000
Sumber: jaringnews.com, Sabtu, 7 Juli 2012 12:02
WIB

3.4.3. Serapan industri rokok atas tenaga kerja


Tidak hanya dalam perkebunan dan usaha tani tembakau dan cengkeh yang menyerap tenaga
kerja masing-masing lebih dari sejuta orang, penyerapan yang juga lebih di atas itu berlangsung
dalam industri rokok. Pada 2009, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengungkapkan, sedikitnya
3.800 pabrik rokok, termasuk kelas rumahan dan jumlah ini terbanyak di seluruh dunia. Dua
provinsi terbanyak pabrik rokok Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat sekitar 3.000
pabrik.113 Padahal, menurut Gappri, tahun 2007, jumlah produsen rokok mencapai 5.000
perusahaan.114 Karena kian banyak industri rokok kecil yang mengalami kesulitan memenuhi
ketentuan pemerintah.115 Tahun 2010, jumlahnya merosot lagi sampai 1.500 pabrik, serta turun
lagi menjadi tersisa 1.000 pabrik pada 2012. 116 Jumlah pabrik rokok terus merosot dan sebanyak
500 pabrik sedang berada di ambang kehancuran. 117

Kendati tidak menunjukkan berapa jumlah pekerja seluruhnya, namun industri rokok ini telah
membentuk lapisan pekerja industri kretek. Tidak hanya serapannya atas tenaga kerja, melainkan
juga telah melempangkan jalan bagi demikian banyak perempuan untuk ambil bagian dan
terserap sebagai pekerja. Kecenderungan penyerapannya seperti ini masih terus berlangsung
selama dekade 2000-an. Pada umumnya, sepanjang periode 1970-2006, kecenderungan industri
pengolahan tembakau skala besar dan menengah dalam menyerap tenaga kerja terus mengalami
peningkatan, kecuali sempat menurun selama 1991-1992. Pada 1970, jumlah pekerja sebanyak
132.000 orang. Tahun 2006, meningkat menjadi 316.991 pekerja. Memang sempat turun dan
stagnan selama 1992-1994 hanya sebanyak 182.817 pekerja, sebelum menanjak lagi pada tahun
berikutnya (lihat grafik 3.3). Kecenderungan ini belum termasuk industri skala kecil yang lebih
bersifat padat karya dan dipastikan lebih banyak jumlah pekerjanya. 118

113
Lihat Wah... Pabrik Rokok di Indonesia Terbanyak di Dunia, kompas.com, Kamis, 14 Januari 2010 | 14:36
WIB.
114
Lihat Produsen Rokok Kecil Diambang Kepunahan, jpnn.com, Kamis, 18 Oktober 2012, 08:30:00. Pada sisi
lain, konsumsi rokok semakin meningkat. Tahun 2011, pasar rokok indonesia sudah menyerap sekitar 250 miliar
batang rokok. Kemudian, tahun 2012 diprediksi bakal ada 300 miliar batang yang diproduksi dan diserap pasar
indonesia.
115
Lihat Kian Banyak Industri Rokok Kecil Gulung Tikar, kompas.com, Selasa, 15 November 2011 | 20:28 WIB.
116
Lihat Jumlah Perusahaan Rokok Diperkirakan Turun 17%, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 21 Juni 2012.
117
Lihat 500 Produsen Rokok di Indonesia Kembang Kempis, liputan6.com, Jumat, 11 Januari 2013 10:39.
118
Selain jumlah industri rokok kecil lebih banyak, jumlah pekerjanya jauh lebih banyak. Sesudah krisis moneter
1997-1998, muncul hampir 5.000 pabrik rokok kretek yang baru.

100
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Grafik 3.6 | Pekerja Industri Pengolahan Tembakau, 1970-2006


350.000
316.991
Jumlah Tenaga Kerja

300.000 265.378
230.676
245.626
250.000
258.678
200.000
203.800 213.200
150.000 182.817
165.000 167.200
100.000 132.000

50.000

-
1970 1972 1974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006

Tahun
Sumber: BPS, Statistik Industri Besar dan Sedang, 1996-2006

Kementerian Perindustrian juga menyajikan data jumlah pekerja industri rokok dalam periode
2006-2010 untuk golongan industri besar dan sedang (menengah). Tabel 3.23 menunjukkan tren
atau kecenderungan jumlah pekerja dalam industri-industri yang memproduksi jenis rokok kretek
(KBLI 16002), rokok putih (16003), dan rokok lainnya (16004). Jumlah pekerja dalam produksi
rokok kretek memang jauh melampaui jumlah pekerja rokok putih, namun dari tahun ke tahun
jumlah pekerja rokok putih justru meningkat dan rokok kretek menunjukkan naik-turunya.
Dalam rokok kretek, jumlah pekerja mencapai puncaknya pada 2007, yakni sebanyak 278.353
orang. Naik turun jumlah pekerja juga dialami dalam produksi rokok lainnya.

Tabel 3.23 | Perkembangan Jumlah Pekerja Industri Rokok 2006-2010


(Besar dan Sedang)

KBLI Jenis Industri 2006 2007 2008 2009 2010 Tren

16002 Rokok kretek 261.591 278.353 262.576 263.751 257.690 -0,84%

16003 Rokok putih 2.998 2.907 3.294 3.315 3.721 5,80%

16004 Rokok lainnya 5.516 4.856 13.164 10.718 8.691 18,54%

Sumber: Kementrian Perindustrian RI (http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_indikator.php?indikator=3)

Demikian pula kemampuan perusahaan-perusahaan produk tembakau skala besar dan menengah
dalam menyerap tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin. Industri rokok ini lebih banyak
menyerap pekerja perempuan ketimbang pekerja laki-laki. Selama 1993-2006, rata-rata
komposisi pekerja perempuan dan laki-laki berkisar antara 80 persen berbanding 20 persen.
Jumlah pekerja perempuan tidak pernah dilampaui oleh pekerja laki-laki. Tahun 2001, jumlah
pekerja perempuan adalah yang terbanyak, yakni 82,21 persen. Sedangkan jumlah pekerja laki-
laki yang terbanyak adalah tahun 1993, yakni sebesar 20,70 persen. Namun, secara keseluruhan,

101
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

penyerapan tenaga kerja untuk industri pengolahan tembakau skala besar dan menengah terus
meningkat dari tahun ke tahun, kecuali sempat sedikit turun pada 2004 (lihat tabel 3.24).

Tabel 3.24 | Distribusi Pekerja Produk Tembakau Menurut Jenis


Kelamin, 1993-2006

Tahun Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total

1993 38.411 147.201 185.612 20,70 79,30 100

1994 41.193 174.836 216.029 19,07 80,90 100

1995 45.046 200.960 246.006 18,31 81,69 100

1996 43.372 179.935 223.307 19,40 80,60 100

1997 45.439 180.904 226.343 20,10 79,90 100

1998 44.793 194.055 238.848 18,80 81,20 100

1999 44.277 200.245 244.522 18,10 81,90 100

2000 43.549 202.077 245.626 17,73 82,27 100

2001 46.037 212.710 258.747 17,79 82,21 100

2002 53.227 212.151 265.378 20,06 79,94 100

2003 47.529 218.137 265.666 17,89 82,11 100

2004 49.948 208.730 258.678 19,31 80,69 100

2005 51.120 221.193 272.313 18,77 81,23 100

2006 60.325 256.666 316.991 19,03 80,97 100

Sumber: BPS, Statistik Industri Sedang dan Besar 1993-2006

Dari segi kinerja selama 2006-2010 dalam industri besar dan menengah, industri rokok kretek
terus mengalami peningkatan nilai produksi dari tahun ke tahun dalam periode 2006-2008,
namun selama 2009-2010 justru menurun yang juga diikuti penurunan biaya input. Sebaliknya,
nilai tambah bruto rokok kretek menunjukkan kecenderungan meningkat, kecuali pada 2008
(lihat tabel 3.25). Tabel ini memperlihatkan ketika nilai produksi rokok kretek meningkat, nilai
rokok putih justru merosot dalam periode 2007-2008. Namun unit usaha rokok kretek terus
mengalami penurunan selama 2007-2009 yang justru diikuti dengan sedikit kenaikan jumlah
pekerja pada 2009 dibanding tahun 2008.

102
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.25 | Kinerja Industri Rokok Tahun 2006-2010 (Besar dan Sedang)

Jenis Unit Pekerja Nilai Produksi Nilai Output Biaya Input Nilai Tambah
KBLI
Industri Usaha (Orang) (Ribuan Rp) (Ribuan Rp) (Ribuan Rp) Bruto

Kinerja 2006
16002 Rokok kretek 449 261.591 57.326.813.726 60.666.487.573 18.446.469.485 42.220.018.088
16003 Rokok putih 13 2.998 7.856.124.030 7.883.647.833 1.544.760.061 6.338.887.772
16004 Rokok lainnya 32 5.516 149.550.690 153.248.405 71.908.325 81.340.080
Kinerja 2007
16002 Rokok kretek 425 278.353 73.366.697.670 83.208.418.450 30.793.983.556 52.414.434.894
16003 Rokok putih 8 2.907 3.644.523.297 3.770.564.515 1.433.722.147 2.336.842.368
16004 Rokok lainnya 31 4.856 60.245.393 184.545.182 101.452.570 83.092.612
Kinerja 2008
16002 Rokok kretek 381 262.576 99.344.152.041 108.814.918.450 59.273.680.569 49.541.237.881
16003 Rokok putih 13 3.294 2.711.562.648 4.604.755.667 2.286.693.826 2.318.061.841
16004 Rokok lainnya 35 13.164 192.435.355 735.782.692 239.427.266 496.355.426
Kinerja 2009
16002 Rokok kretek 364 263.751 93.027.552.924 99.142.536.070 45.440.440.074 53.702.095.996
16003 Rokok putih 13 3.315 5.205.085.797 5.402.440.983 3.489.344.324 1.913.096.659
16004 Rokok lainnya 36 10.718 418.781.076 800.210.972 196.575.926 603.635.046
Kinerja 2010
16002 Rokok kretek 369 257.690 91.525.580.899 96.280.594.860 38.050.370.253 58.230.224.607
16003 Rokok putih 12 3.721 3.504.329.312 3.642.910.684 2.846.608.769 796.301.915
16004 Rokok lainnya 36 8.691 345.494.390 410.980.492 105.725.352 305.255.140
Sumber: Kementrian Perindustrian RI (http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_tahun.php?tahun=2006);
(http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_tahun.php?tahun=2007); (http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_tahun.php?tahun=2008);
(http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_tahun.php?tahun=2009); (http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_tahun.php?tahun=2010)

Data BPS dan Kemenperin itu memang tidak memasukkan jumlah pekerja dalam industri
pengolahan tembakau skala kecil. Sehingga dapat dikatakan data yang ditunjukkan belumlah
mencerminkan realitas yang sesungguhnya. Operasi industri rokok dan efek ganda yang terkait
dengannya diperkirakan telah memberikan kontribusi penciptaan lapangan kerja yang mencapai
24,4 juta orang di mana dan sekurang-kurangnya 10 juta orang terlibat langsung di dalamnya. 119
Menurut Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), jumlah pekerja yang
mencakup juga pedagang yang terlibat dalam industri rokok secara nasional sekitar 6,5 juta
orang. Sedangkan yang langsung terlibat dalam produksi rokok berjumlah sekitar 350.000
orang. 120 Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) memperkirakan sekitar 6 juta orang

119
Lihat Fakta Seputar Kontribusi Rokok dalam Perekonomian RI, jaringnews.com, Sabtu, 7 Juli 2012 12:02
WIB.
120
Lihat Industri Rokok Serap Tenaga Kerja 6,5 juta Orang, surabaya.detik.com, Kamis, 07 Juni 2007 13:48 WIB.
Gappri menyatakan, jumlah petani tembakau 2,4 juta orang, petani cengkeh sekitar 1,5 juta orang, mereka yang

103
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

yang bekerja dalam industri pengolahan tembakau, termasuk industri rokok. 121 Konfederasi
Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) juga memperkirakan jumlah pekerja industri rokok sekitar 6,1
juta orang, dengan 80 persen adalah alihdaya (outsourcing) di bagian pelintingan yang justru
sebagai core business.122

Secara spesifik, produksi rokok didominasi kretek, maka industri rokok kretek menyerap 97
persen jumlah pekerja dalam industri rokok nasional. Paling banyak pekerja, diserap oleh pabrik-
pabrik SKT, namun pangsa pasarnya hanya sebesar 30,5 persen pada 2010, karena mengalami
penurunan dalam lima tahun. Pangsa pasarnya dikuasai oleh SKM. 123 Karena juga kebanyakan
produksi SKM dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan industri rokok raksasa kendati
beberapa dari perusahaan ini bekerja sama dalam bentuk Mitra Produksi Sigaret (MPS) di
sejumlah daerah yang sedikit membantu menyerap tenaga kerja.

Beberapa perusahaan besar yang berbasis di Jawa Timur adalah yang paling banyak menyerap
tenaga kerja. Salah satu perusahaan rokok terbesar yang sejak lama berdiri dan beroperasi di
Kediri, pernah mengklaim bahwa yang dipekerjakannya berjumlah 500.000 orang. 124 Perusahaan
rokok dengan anak perusahaannya yang berbasis di Surabaya dan sedang menguasai pangsa
pasar, mempekerjakan 27.000 orang. Jumlah lebih banyak lagi, seiring kerja sama dengan 38
unit MPS di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi SKT, secara keseluruhan
mempekerjakan lebih dari 60.000 orang.125 Sedangkan tiga pabrik dari perusahaan rokok kretek
terbesar di Malang yang tergolong SKT mempekerjakan 5.400 buruh linting dari seluruhnya
20.000 buruh. 126 Lamongan yang juga menjadi salah satu daerah penghasil rokok, sedikitnya
beroperasi 40 pabrik rokok. Selain memberikan kontribusi terhadap ekonomi lokal, juga
menyerap sebanyak 4.481 pekerja.127 Masih ada lagi pekerja lainnya yang diserap sebagaimana
yang berlangsung di Kabupaten Jember ketika investor besar menggarap pembangunan pabrik
rokok yang akan mengambil tempat di Desa Garahan, Kecamatan Silo. Diperkirakan, kelak
bakal mempekerjakan 6.000 orang.128

terlibat dalam perdagangan rokok 1,2 juta orang, serta bagian transportasi, percetakan dan lain-lain mencapai 10 juta
orang.
121
Lihat Industri Tembakau, Serap 6 juta Tenaga Kerja & Setor Rp 87 Triliun, finance.detik.com, Kamis, 27
Desember 2012 14:26 WIB.
122
Lihat 6,1 juta Alihdaya Industri Rokok Minta Diangkat, bisnis.com, Rabu, 21 November 2012 | 12:47 WIB.
Lihat juga, Kesampingkan Pelinting Rokok, Sampoerna Dianggap Melanggar, jpnn.com, Jumat, 23 November
2012, 19:28:00. Sebuah Perusahaan rokok skala besar yang menggunakan sistem mitra produksi sigaret (MPS)
memiliki sekitar 60.000 orang pekerja borongan bidang melinting rokok. Jumlah pekerja tetap di perusahaan yang
mengoperasikan 8 pabrik rokok 6 pabrik SKT dan 2 pabrik SKM hanya 28.300 orang buruh.
123
Lihat Pangsa Pasar Rokok Kretek Tangan Terus Menurun, indonesiafinancetoday.com, Rabu, 07 September
2011.
124
Lihat Surya Wonowidjoyo, http://id.wikipedia.org/wiki/Surya_Wonowidjoyo (diakses pada 23 Maret 2013).
125
Lihat Sekilas Sampoerna, http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/pages/sampoerna_overview.aspx
(diakses pada 23 Maret 2013); dan Kesampingkan Pelinting Rokok, Sampoerna Dianggap Melanggar, jpnn.com,
Jumat, 23 November 2012, 19:28:00.
126
Lihat Buruh Linting Bentoel Tuntut THR Naik, kompas.com, Sabtu, 13 Agustus 2011 | 14:01 WIB; dan
Bentoel Bangun 8 Proyek Baru, surabaya.detik.com, Jumat, 08/08/2008 13:01 WIB.
127
Lihat Industri Rokok Lamongan Serap 4.481 Tenaga Kerja, surabaya.tribunnews.com, Kamis, 6 Desember
2012 15:30 WIB.
128
Lihat Pabrik Rokok Sampoerna Serap 6.000 Pekerja, beritajatim.com, Selasa, 27 November 2012 13:14:15
WIB.

104
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Pada 2010, industri rokok yang terdapat di Jawa Tengah sebagian besar terkonsentrasi di
Kudus mampu menyerap sebanyak 113.323 orang pekerja.129 Perkembangan berikutnya, pada
25 Februari 2011, Lingkungan Industri Kecil Industri Hasil Tembakau (LIK-IHT) diresmikan,
sehingga kawasan ini diperkirakan dapat menyerap 1.100 orang sebagai pekerja. 130 Dengan
penduduk Kabupaten Kudus yang berjumlah sekitar 750.000 orang, namun sebanyak 110.000
orang di antaranya bekerja di sektor industri rokok. 131

Pabrik rokok terbesar di Kudus mempekerjakan sedikitnya 64.206 buruh di salah satu unit
kerjanya, 132 dengan total diperkirakan 75.000 pekerja.133 Perusahaan lainnya yang masih
tergolong besar juga mempekerjakan lebih 7.000 buruh seiring ikut dalam memproduksi kretek
yang ringan dan pusat distribusinya pindah dari Kudus ke Pulogadung, Jakarta. 134 Sebuah
perusahaan yang mengambangkan status 3.400 buruhnya sejak 2008, ternyata masih aktif
membeli pita cukai rokok di Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai (KPPBC) Kudus
untuk mempertahankan pabriknya. 135 Sedangkan di Yogyakarta terdapat tiga pabrik di Dusun
Jati, Jejeran, Pleret, Kabupaten Bantul. Pabrik-pabrik ini diresmikan pada 2010 dan sudah
menyerap sebanyak 4.061 pekerja.136

3.5. Produksi, Pasar Domestik dan Ekspor


Industri rokok, khususnya kretek, memiliki sejarah yang panjang dalam meraih tempat yang
lebih signifikan sekarang ini dibandingkan industri lainnya di Indonesia. Berapa banyak modal
yang sudah ditanamkan sepanjang lintasan sejarahnya dan mengecap laba dari produk-poduknya,
serta berapa pula yang ditanamkan kembali untuk perluasannya, selain berbagai perusahaan yang
timbul dan tenggelam. Menghitung berapa jumlah yang sudah ditanamkan seluruhnya, pastilah
sulit, karena tidak ada data yang cukup untuk merepresentasi seluruh jumlahnya. Kendati
demikian, AMTI coba memperkirakan besarnya secara nominal hanya pada 2010 saja di mana
terdapat 3.000 perusahaan yang memproduksi kretek dengan investasi mencapai Rp 250 triliun,
dengan melibatkan sedikitnya 600.000 pekerja.137
129
Lihat Industri Rokok Berperan Penting di Perekonomian IHT Jateng Serap 113.000 Pekerja, joglosemar.co,
Rabu, 28 April 2010 09:00 WIB. Usaha industri rokok di Jateng tersebar di 34 kabupaten/kota, kecuali Kota Tegal
dan Kabupaten Wonogiri.
130
Lihat LIK Bisa Serap 1.100 Tenaga Kerja, kompas.com, Sabtu, 26 Februari 2011 | 04:26 WIB.
131
Lihat Tarik Ulur Komoditi Emas Hijau, Suara Merdeka, 26 Desember 2011. Bila diandaikan masing-masing
pekerja menanggung dua orang, maka terdapat 330.000 orang yang bergantung di industri rokok.
132
Lihat 64.206 Buruh PT Djarum Terima THR, Suara Merdeka, Kamis, 18 Agustus 2011. Lihat juga, 67.046
Buruh Rokok Djarum Kudus Terima THR Rp45 Miliar, antaranews.com, Rabu, 17 September 2008 18:15 WIB.
Unit kerja perusahaan ini tersebar di 76 lokasi, dengan pembagian 70 lokasi di Kudus, 3 lokasi di Pati, 1 lokasi di
Rembang, dan 2 lokasi di Jepara. Perusahaan ini memberikan kesempatan pada masyarakat utamanya dalam
penyediaan lapangan kerja. Mereka yang bekerja sebanyak 74.920 pekerja (Januari 2007), hampir 90 persen pekerja
berasal dari Kudus.
133
Lihat Djarum, http://id.wikipedia.org/wiki/Djarum (diakses pada 26 Maret 2013).
134
Lihat Lompatan Kuantum Sang Superstar Baru Industri Rokok,
http://202.59.162.82/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=4552&pageNum=17, Kamis, 29 Juni 2006 (diakses
pada 24 Maret 2013).
135
Lihat Buruh Jambu Bol Kudus Menuntut THR, kompas.com, Kamis, 11 Agustus 2011 | 20:59 WIB.
136
Lihat 3 Pabrik Rokok Serap 4.061 Tenaker, harianjogja.com, Rabu, 21 Juli 2010 14:15 WIB. Keberadaan
pabrik ini juga berkontribusi terhadap pembayaran pajak cukai lebih dari Rp 302 miliar pada semester pertama 2010,
atau naik sebesar 7,26 persen dibanding periode sama tahun 2009.
137
Lihat Mayoritas Penduduk Amerika Serap Rokok Kretek Indonesia, republika.co.id, Senin, 18 Oktober 2010,
03:47 WIB.

105
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Dalam setiap produksi komoditas, produk-produknya pasti digelindingkan ke pasar baik lokal
dan nasional maupun pasar ekspor, demi memperluas laba dan mengivestasikan lagi. Sifatnya
mengarah pada produksi komoditas yang disemestakan (generalized commodity production).
Ketika bahan-bahan baku rajangan tembakau dan cengkeh sebagai produk pertanian
(perkebunan) ditambah saus dan kertas atau daun pembalut menyatu dalam proses produksi,
batangan-batangan rokok kretek pun berubah menjadi produknya yang kemudian dibungkus dan
di-packing untuk dialirkan ke berbagai distributor dan pedagang pengecer untuk dikonsumsi.
Jumlah produksi mendesak pangsa pasar bagi perusahaan-perusahaan industri rokok.

3.5.1. Jumlah produksi rokok


Produksi rokok bersumber dari perusahaan-perusahaan industri rokok. Pada 2007, Ditjen Bea
Cukai mencatat sebanyak hampir 5.000 perusahaan yang ambil bagian dalam produksi rokok.
Sepanjang periode 2007-2011, kecenderungan yang terjadi adalah merosotnya jumlah
perusahaan, karena dari tahun ke tahun, sebanyak ratusan perusahaan industri rokok berguguran
sebagaimana yang ditunjukkan dalam grafik 3.7. Tahun 2008, sebanyak 832 perusahaan lenyap,
sehingga tersisa 3.961 perusahaan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan paling drastik
terjadi pada 2010, karena sebanyak 1.261 perusahaan tidak beroperasi. Pada 2011, tinggal 1.664
perusahaan lagi yang memproduksi rokok.

Grafik 3.7 | Jumlah Perusahaan 2007-2011

5 4.793

4 3.961
3.255
3
1.994
2
1.664
1

0
2007 2008 2009 2010 2011
Sumber: Ditjen Bea Cukai

Namun demikian, kehancuran atau merosotnya jumlah perusahaan industri rokok sampai lebih
1.000 perusahaan, ternyata tidak berpengaruh terhadap jumlah produksi rokok. Sebaliknya justru
jumlah produksi rokok cenderung meningkat dari tahun ke tahun selama periode 2007-2011
(lihat grafik 3.8). Dalam lima tahun ini jumlah produksi rokok telah bertambah dari 231 miliar
batang (2007) menjadi 279,4 miliar batang (2011), yang berarti bertambah sebanyak 48,4 miliar
batang. Lonjakan yang paling tinggi dicapai pada 2011 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Beberapa perusahaan besar kelihatannya memegang peranan penting dalam kontribusinya atas
jumlah produksi rokok selama lima tahun itu. Dengan demikian, bertambahnya produksi pada

106
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

saat yang bersamaan ditunjukkan dengan merosotnya jumlah perusahaan penerimaan negara
dari setoran cukai cenderung meningkat.

Grafik 3.8 | Jumlah Produksi Rokok 2007-2011 (miliar batang)

279.4
300 245 249.1
240
231
250

200

150

100

50

0
2007 2008 2009 2010 2011

Sumber: Ditjen Bea Cukai

Kendati jumlah produksi rokok terus mengalami peningkatan selama 2007-2011 tanpa
terpengaruh atas merosotnya jumlah perusahaan rokok, namun tidaklah ditunjukkan dengan
peningkatan nilai produksi yang beriringan dalam periode 2006-2010 atas tiga jenis rokok, yaitu
kretek, rokok putih dan rokok lainnya (lihat tabel 3.26). Ketika jumlah nilai produksi rokok
kretek mengalami peningkatan selama 2006-2008, namun pada periode yang sama, rokok putih
justru mengalami penurunan nilainya. Sebaliknya kemudian, ketika nilai produksi kretek
menurun, nilai produksi rokok putih justru meningkat. Sedangkan nilai produksi rokok lainnya
mengalami peningkatan penting pada 2009.

Tabel 3.26| Perkembangan Nilai Produksi Rokok 2006-


2010 (ribu rupiah)

No Tahun Rokok Kretek Rokok Putih Rokok Lainnya

1 2006 57.326.813.726 7.856.124.030 149.550.690

2 2007 73.366.697.670 3.644.523.297 60.245.393

3 2008 99.344.152.041 2.711.562.648 192.435.355

107
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.26| Perkembangan Nilai Produksi Rokok 2006-


2010 (ribu rupiah)

No Tahun Rokok Kretek Rokok Putih Rokok Lainnya

4 2009 93.027.552.924 5.205.085.797 418.781.076

5 2010 91.525.580.899 3.504.329.312 345.494.390

Tren 12,45% -11,82% 43,53%

Sumber: Kementrian Perindustrian RI


(http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_indikator.php?indikator=2)

Dengan kenaikan tarif cukai 15 persen pada 2012, pemerintah memproyeksikan jumlah produksi
rokok secara nasional sebanyak 268,7 miliar batang. Jumlah produksi terbanyak diberikan
kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi jenis sigaret kretek mesin (SKM), dengan
jumlah sebanyak 155,5 miliar batang. Paling sedikit adalah sigaret kretek tangan (SKT) golongan
III yang diturunkan menjadi 300 juta batang. SKT juga paling rendah dikenakan tarif cukai,
hanya Rp 164 per batang (lihat tabel 3.27). Dengan menaikkan tarif cukai ini pemerintah
menargetkan penerimaan sebesar Rp 72 triliun pada 2012.138

Tabel 3.27 | Proyeksi Produksi 2012

Jumlah Setoran Tarif Cukai


No Jenis Produksi
Produksi Cukai

1 Sigaret kretek mesin (SKM) 155,5 miliar batang Rp 48,67 triliun Rp 313 per batang

2 Sigaret kretek tangan (SKT) 96,4 miliar batang Rp 15,80 triliun Rp 164 per batang

3 Sigaret putih mesin (SPM) 16,5 miliar batang Rp 4,56 triliun Rp 277 per batang

Jumlah 268,4 miliar batang Rp 69,03 triliun

Sumber: dikutip dan diolah dari tempo.co, Senin, 21 November 2011 | 19:02 WIB

Selain itu, tidak dapat disangkal, rokok termasuk komoditas yang banyak dikonsumsi orang di
dunia. Berdasarkan data estimasi yang bersumber dari perusahaan rokok raksasa dunia, Philip
Morris, pasar rokok terbesar 2010 berada di negeri Rusia yang berjumlah 385 miliar batang.
Indonesia dinyatakan berada pada tempat kedua, dengan serapan pasar yang mencapai 270,3
miliar batang rokok. Peringkat ketiga adalah pasar Jepang, serta berikutnya disusul India dan
Filipina (lihat grafik 3.9). Namun, pasar rokok ini tidak memasukkan China yang menempati
pasar paling besar di dunia.

138
Lihat Cukai Rokok Naik 15 Persen, tempo.co, Senin, 21 November 2011 | 19:02 WIB; dan Cukai Rokok Naik
16% Tahun Depan, viva.co.id, Jumat, 25 November 2011, 19:30.

108
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Grafik 3.9 | Pasar Rokok Terbesar di Dunia 2010

Berapa banyak rokok yang dipasarkan Phillip Morris International Inc? Perusahaan ini
memasarkan rokok sebanyak 445 miliar batang pada 2010. Sedangkan tahun 2011, meningkat
menjadi 452 miliar batang. Grafik 3.10 menunjukkan, sasaran pasar perusahaan ini tertuju pada
Asia sebagai pasar di urutan tertinggi, yaitu 141 miliar batang pada 2010 dan 156 miliar batang
pada 2011. Penjualan ini kelihatannya belum termasuk yang dipasarkan di Indonesia, karena
sebagai pemilik PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) Philip Morris mencatat
kenaikan volume penjualan sebesar 16,4 persen menjadi 91,7 miliar batang di 2011
dibandingkan 78,8 miliar batang pada 2010. 139

139
Lihat Volume Penjualan Sampoerna Capai 91,7 Miliar Batang di 2011, indonesiafinancetoday.com, Senin, 30
April 2012; dan Inilah Para Jawara Bisnis Rokok, inilah.com, Senin, 25 Juni 2012 | 08:32 WIB.

109
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Grafik 3.10 | Komposisi Penjualan Philip Morris Berdasarkan Geografis

Indonesia merupakan salah satu negeri penghasil rokok terbesar sesudah AS. Berbeda dengan
rokok yang diproduksi di AS, maka rokok produksi Indonesia lebih berciri kretek rokok yang
mengandung cengkeh. Rokok khas asal Indonesia ini tidak hanya dipasarkan di dalam negeri,
melainkan juga diekspor ke berbagai negeri. Namun, dengan peluncuran road map, produksi
rokok di Indonesia segera dibatasi hanya sampai 260 miliar batang per tahun pada 2015. 140 Sejak
2004, jumlah produksi rokok sudah di atas 200 miliar batang dan tahun berikutnya terus
mengalami kenaikan.141

3.5.2. Pangsa pasar domestik


Ketika muncul sebagai industri rokok dengan produk khasnya kretek pertama-tama yang
dilakukan adalah melempar produknya ke pasar lokal di daerahnya sendiri. Ketika produksi
meningkat, pasar produknya diperluas ke beberapa daerah dan seterusnya. Sejak dekade 2000-an,
rokok kretek telah mendominasi pasar domestik. Beberapa dekade lalu, pangsa pasar rokok di
Indonesia sempat didominasi rokok putih (non-kretek). Pada dekade 1950-an, rokok putih
mendominasi dengan pangsa pasar sekitar 90 persen. Namun, rokok kretek bisa melesat sesudah
krisis 1998. Bila sebelumnya, anggota Gappri hanya sekitar 800 pabrik, sesudah krisis rokok

140
Lihat Roadmap Cukai Rokok Disiapkan, finance.detik.com, Jumat, 11 Juli 2008 10:16 WIB; Produksi Rokok
2010 Dipangkas 5 Miliar Batang, finance.detik.com, Jumat, 09 April 2010 14:49 WIB; Inilah Roadmap Ditjen Bea
Cukai hingga 2020, inilah.com, Selasa, 26 Juni 2012 | 22:36 WIB.
141
Lihat Dirjen: Produksi Rokok 2005 Meningkat, tempointeractive.com, Jumat, 11 Pebruari 2005 | 18:20 WIB.

110
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kretek tumbuh mencapai hampir 5 ribu pabrik dalam tiga tahun.142 Pada 2009, segmen rokok
kretek memegang sekitar 93 persen dari pangsa pasar. 143

Namun demikian, pertumbuhan produksi rokok cenderung rendah karena disesuaikan dengan
rencana pembatasan produksi jangka panjang. Diproyeksikan selama 2012, produksi rokok
hanya berkisar 3-4 persen, sebelum dibatasi secara ketat dengan produksi 260 miliar batang di
2015. 144 Pembatasan produksi ini juga membangkitkan persaingan yang kian ketat di segmen
SKM bagi sejumlah perusahaan yang memproduksi kretek ringan (mild and slim), terutama
dengan munculnya produk-produk baru. 145 Konsumsi rokok bergeser dari kretek batang besar
(SKT) ke rokok kretek batang kecil atau mild (SKM). Pergeseran ini menjadi tantangan yang
berat bagi perusahaan-perusahaan yang masih berproduksi SKT. 146

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan produksi industri rokok skala menengah dan
besar pada 2011 sebesar 9,22 persen. Peningkatan ini didorong oleh permintaan domestik yang
tumbuh pada 2010.147 Gappri memproyeksikan produksi rokok secara nasional hingga akhir
2011 mencapai 300 miliar batang. Proyeksi itu didasarkan pada perhitungan produksi rokok
hingga Agustus 2011 yang telah mencapai 199,77 miliar batang. Namun, asumsi ini melebihi
batas yang telah ditetapkan pemerintah 265 miliar batang. 148

Pertumbuhan produksi dan pangsa pasar rokok kretek memang mengalami peningkatan secara
signifikan sesudah krisis 1998. Menurut pengamatan Bloomberg Institute, pangsa pasar rokok di
Indonesia pada 2001, sudah didominasi kretek. Perusahaan yang memproduksi Gudang Garam,
Sampoerna dan Djarum menikmati pangsa pasar dalam jumlah yang signifikan (lihat gambar
3.5). Ketiga perusahaan yang memproduksi kretek ini menguasai 72 persen pasar rokok, dengan
Gudang Garam menguasai 34 persen.

142
Lihat Jatuh-Bangunnya Industri Rokok Kretek Nasional, swa.co.id, Senin, 11 Februari 2013.
143
Lihat Ini Peluang Besar Rebut Pasar Kretek RI, viva.co.id, Rabu, 17 Juni 2009, 10:04; dan Akuisisi Bentoel,
BAT Incar Pasar Kretek Indonesia, finance.detik.com, Rabu, 17 Juni 2009 11:04 WIB.
144
Lihat Produksi Rokok Diproyeksi Tumbuh 4% di 2012, indonesiafinancetoday.com, Jumat, 11 November
2011; dan Wow, Setahun Indonesia Produksi 265 Miliar Batang Rokok! republika.co.id, Senin, 03 Oktober 2011,
17:51 WIB.
145
Lihat Persaingan Rokok Mild Semakin Ketat, indonesiafinancetoday.com, Selasa, 03 April 2012.
146
Lihat Tantangan Jangka Panjang Industri Rokok Semakin Berat, neraca.co.id, Senin, 19 Desember 2011.
Tahun 2008, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah perokok di Indonesia adalah yang terbesar ketiga di
dunia setelah China dan India. Tahun 2010, konsumsi rokok Indonesia diperkirakan menembus angka 260 miliar
batang.
147
Lihat Produksi Rokok Diproyeksi Capai 300 Miliar Batang, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 24 November
2011.
148
Lihat Produksi Rokok Diproyeksi Capai 300 Miliar Batang, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 24 11 2011.

111
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Selang tujuh tahun kemudian, pangsa pasar rokok tetap dikuasai tiga besar itu, namun kedudukan
pertama rokok Gudang Garam telah diambil alih oleh Sampoerna seiring keberhasilannya dalam
memproduksi kretek ringan. Dalam triwulan pertama 2008, ketiga rokok ini mengecap 71,4
persen pangsa pasar. Kretek lainnya yang mengikuti dalam jumlah yang lebih kecil adalah
Nojorono dan Bentoel. Demikian pula pada triwulan pertama 2009, tiga besar tetap ditempati
Sampoerna, Gudang Garam dan Djarum, dengan penurunan sedikit. Ketiganya tetap
mendominasi pangsa pasar sebesar 69,5 persen (lihat gambar 3.5)..

Gambar 3.6 | Pangsa Pasar Industri Rokok, 2008 dan 2009


2008, triwulan 1 2009, triwulan 1

BAT Lainnya,
Indonesia, Lainnya, BAT Indonesia, 15.8%
2.5% 15.6% 2.0% HMSP/PMI,
HMSP/PMI, Bentoel, 6.0% 29.0%
Bentoel, 5.7% 29.5%

Nojorono, Nojorono, 6.7%


6.4%
Gudang
Gudang Djarum, Garam,
Djarum,
Garam, 19.4% 21.1%
19.4%
22.5%

Sumber: Koran Neraca, 29 Juni 2009

Hasil riset yang disusun Nielsen Retail Audit menunjukkan ada lima perusahaan besar pada 2011
yang mendominasi pasar rokok dan masih dipuncaki Sampoerna dengan pertumbuhan perjualan
sebesar 22 persen menjadi Rp 52,8 triliun dibandingkan tahun 2010. 149 Namun penguasaan

149
Lihat Penjualan 2011 Sampoerna Tumbuh Tertinggi Dibanding Pesaing, indonesiafinancetoday.com, Kamis,
05 April 2012.

112
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

pangsa pasar Nojorono telah dilampaui oleh Bentoel sesudah diakuisisi BAT. Dari kelimanya,
hanya dua perusahaan yang mengalami kenaikan, sedangkan tiga lainnya menurun (lihat grafik
3.5). Kelima perusahaan ini menguasai 85,8 persen pasar rokok di Indonesia yang sekaligus
menunjukkan dominasi mereka atas pasar domestik.

Grafik 3.11 | Pangsa Pasar Industri Rokok Indonesia 2011

Dominasi perusahaan industri kretek raksasa atas pasar domestik, jelaslah membawa mereka
untuk mengecap laba yang besar. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk menuai laba kotor pada
2010 sebanyak Rp 12,65 triliun dan pendapatan usaha senilai Rp 43,38 triliun atau meningkat 11
persen dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 38,97 triliun.150 Tahun 2011, perusahaan ini
membukukan laba bersih sebesar Rp 8,06 triliun atau meningkat 25,5 persen dibandingkan pada
tahun 2010 yang meraup Rp 6,42 triliun. Perusahaan berhasil meraup pendapatan hingga Rp
31,96 triliun. Perusahaan ini memproduksi rokok hingga 91,7 miliar batang. 151 Pada semester I

150
Lihat Dalam Satu Batang Rokok, Sampoerna Raup Untung 30%, duniaindustri.com, Jumat, 15 April 2011
04:21.
151
Lihat Jelang Seabad, Laba Sampoerna Mengepul Rp 8 T, viva.co.id, Jumat, 27 April 2012, 17:51; Sampoerna
Bukukan Laba Bersih Rp8,06 Triliun, investor.co.id, Jumat, 27 April 2012 | 13:37; Raup Rp 8,06 Triliun, Laba

113
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

2012, perusahaan ini sudah meraih peningkatan laba 28,6 persen dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya, yakni Rp 4,8 triliun. 152

Pada 2009, perusahaan industri kretek PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang menduduki tempat
kedua dalam pangsa pasar, menikmati laba bersih Rp 3,45 triliun atau naik 83,8 persen dibanding
2008 yang bernilai Rp 1,88 triliun.153 Tahun 2010, laba bersihnya mencapai Rp 4,1 triliun,
mengalami sebesar 18,8 persen.154 Tahun 2011, laba bersih dinikmati sebesar Rp 4,89 triliun
atau meningkat 18,03 persen. 155 Pada triwulan III 2012, laba bersihnya justru turun dari Rp 3,78
triliun menjadi Rp 3,006 triliun, padahal raihan mzet penjualan rokok mencapai Rp 35,59 triliun,
atau naik dari periode sebelumnya Rp 30,56 triliun.156 Penurunan laba ini sudah terjadi sejak
semester I 2012. 157

Perusahaan rokok lainnya, PT Djarum Tbk memetik laba Rp 2,08 triliun pada 2008.158
Perusahaan ini juga memiliki pabrik di Brasil, sehingga sekarang omsetnya dapat mencapai
Rp.13 triliun per tahun. 159 Perusahaan rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA)
membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp 305,9 miliar pada 2011, atau meningkat 40
persen dibandingkan 2010 sebesar Rp 218,6 miliar. 160 Untuk menaikkan labanya, PT Wismilak
Inti Makmur Tbk menargetkan penjualan pada 2013 mencapai Rp1,4 triliun atau meningkat 40
persen dibanding proyeksi penjualan tahun ini Rp 1 triliun. 161 Perusahaan-perusahaan ini juga
melakukan investasi di bidang-bidang bisnis lainnya. 162

Sampoerna Makin Ngepul, finance.detik.com, Minggu, 18 Maret 2012 11:13 WIB; dan Laba Bersih HM
Sampoerna Tembus Rp 8 T, okezone.com, Senin, 19 Maret 2012 10:09 wib. Peningkatan laba bersih ini seiring
dengan meningkatnya penjualan bersih menjadi Rp 52,8 triliun yang tumbuh 21,8 persen dari tahun 2010 yang
sebesar Rp 43,38 triliun. Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) PT HM Sampoerna juga sepakat untuk
membagikan dividen sebesar Rp 7,67 triliun atau Rp 1.750 per saham. Bonus bagi para pemegang saham itu sudah
termasuk dividen interim yang telah dibagikan pada 23 Desember 2011 sebesar Rp 200 per saham atau total Rp
876,6 miliar.
152
Lihat Naik 28,6%, Laba HM Sampoerna Jadi Rp 4,8 Triliun, inilah.com, Rabu, 1 Agustus 2012 | 22:22 WIB.
153
Lihat Gudang Garam Bukukan Laba Rp 3,4 Triliun, kompas.com, Selasa, 30 Maret 2010 | 11:25 WIB.
Peningkatan laba bersih ini dipicu oleh kenaikan penjualan perseroan sebesar 8 persen, dari Rp 30,25 triliun pada
periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 32,97 triliun. Perusahaan ini juga mencatat laba usaha naik 64
persen, dari Rp 3,165 triliun untuk periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 5,206 triliun.
154
Lihat Laba Gudang Garam Naik 18,8 Persen, kompas.com, Rabu, 30 Maret 2011 | 15:13 WIB.
155
Lihat Laba Gudang Garam mengepul ke Rp 4,9 triliun, kabarbisnis.com, Minggu, 01 April 2012 | 13:48 wib.
156
Lihat Meski Rokok Laris, Laba Gudang Garam Turun 20,6%, finance.detik.com, Selasa, 30 Oktober 2012
20:26 WIB; Laba Gudang Garam Turun 20 Persen, surabaya.tribunnews.com, Selasa, 30 Oktober 2012 22:19
WIB; Laba Gudang Garam Turun 20% Jadi Rp3 Triliun, okezone.com, Selasa, 30 Oktober 2012 13:51 wib; dan
Beban Gerogoti Laba Gudang Garam Jadi Rp 3 T, inilah.com, Selasa, 30 Oktober 2012 | 14:20 WIB.
157
Lihat Laba Bersih Gudang Garam Turun 8,6 Persen, tempo.co, Selasa, 31 Juli 2012 | 12:00 WIB.
158
Agung Supriyadi, Dua Sisi Investasi Sosial Perusahaan Rokok Djarum dan HM Sampoerna,
http://recyclearea.wordpress.com/2009/07/16/26/ (diakses pada 26 Maret 2013).
159
Lihat Robert Budi Hartono, http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2267989-robert-
budi-hartono/#ixzz2OgKdBsWQ (diakses pada 26 Maret 2013).
160
Lihat Laba Bersih 2011 Bentoel Naik 40%, indonesiafinancetoday.com, Rabu, 28 Maret 2012.
161
Lihat Wismilak Targetkan Penjualan 2013 Tumbuh 40%, indonesiafinancetoday.com, Selasa, 20 November
2012.
162
Lihat Robert Budi Hartono, Op.cit. Lihat juga, Gudang Garam Miliki Maskapai, kompas.com, Selasa, 15
Maret 2011 | 11:58 WIB; dan Hartono Bersaudara Masih Orang Terkaya Indonesia, kompas.com, Kamis, 24
November 2011 | 13:57 WIB.

114
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

3.5.3. Pasar ekspor rokok


Sesudah menguasai pasar domestik, produk industri pengolahan tembakau juga secara terus-
menerus memperluas pasarnya ke luar negeri. Dalam perluasan pasar untuk ekspor ini ada tiga
peran industri pengolahan tembakau yang dijalankan. Pertama, memperkuat daya saing sebagai
industri yang kompetitif di tingkat global atau internasional. Salah satu faktor kompetitifnya
adalah produk-produk industri pengolahan tembakau dilempar ke pasar dengan harga yang lebih
murah. Kedua, implikasi ekspor adalah kontribusi positifnya bagi surplus neraca perdagangan
luar negeri di sektornya. Devisa atau mata uang asing akan bertambah seiring transaksi ekspor
yang dilakukan perusahaan-perusahaan industri pengolahan tembakau. Ketiga, bahan baku yang
digunakan bersumber dari dalam negeri, sehingga berperan meniadakan atau mengurangi tarikan
surplus keuntungan ke luar negeri.

Namun demikian, memperluas pasar terus-menerus tidaklah tanpa hambatan baik dengan sesame
kompetitor maupun kebijakan pemerintah asing. Salah satunya adalah kebijakan proteksi
sejumlah pemerintah di mana kretek yang dilempar ke pasar ekspor, diperkirakan bakal
menderita kesulitan. Selain AS 163 dan Brazil 164 yang menetapkan larangan impor kretek, juga
disusul pemerintah Australia yang mengeluarkan kebijakan Plain Tobacco Packaging. 165 Disusul
lagi dengan bakal direalisasikan kebijakan pemerintah Selandia Baru yang melarang masuknya
kretek.166

Selain penghasil rokok kretek terbesar di dunia sebagaimana sudah dikemukakan industri
rokok Indonesia juga merupakan industri yang kompetitif, sehingga menjadi salah satu
komoditas yang ditujukan untuk ekspor. Bahkan, menurut AMTI, realitas dalam lapisan
konsumen rokok di AS justru sebanyak 99 persen mereka menyerap produk rokok kretek dari
Indonesia, karena mereka kualitas komoditas kretek ini dinilai baik.167 Dengan pentingnya posisi
AS untuk menyerap rokok dari Indonesia, maka Gappri berharap supaya kran impor AS dapat
dibuka kembali.168

Pada akhir 2010, Kementerian Perdagangan mengungkapkan, nilai ekspor produk industri rokok
Indonesia mencapai 400 juta dollar AS atau Rp 3,6 triliun. Tahun 2011, diprediksi nilai
ekspornya sama dengan 2010. Dari total nilai ekspor ini, paling banyak ditujukan ke Kamboja
dengan nilainya lebih dari 150 juta dollar AS per tahun. Total ekspor rokok selama Januari-
September 2010 sudah tembus 357,05 juta dollar atau naik 25,8 persen dari periode yang sama tahun
2009 yang mencapai 283,75 juta dollar AS. Sedangkan total ekspor rokok di tahun 2009 menembus nilai

163
Lihat Larangan Impor Rokok AS Rugikan Devisa USD 6,5 Juta, surabayapagi.com, Selasa, 29 Juni 2010 |
01:30 WIB; Amerika Melarang Rokok Kretek, Indonesia Banding, tempo.co, Senin, 12 September 2011 | 11:13
WIB; WTO Kembali Menangkan Kasus Rokok Kretek Indonesia, kompas.com, Jumat, 6 April 2012 | 17:20 WIB;
dan Rokok Kretek Indonesia Kalahkan Amerika, banjarmasin.tribunnews.com, Sabtu, 7 April 2012 20:39 wita.
164
Lihat Giliran Brazil Ancam Rokok Indonesia, solopos.com, Kamis, 12 April 2012 18:11 WIB; dan Brasil
Bersiap Larang Rokok Kretek, Indonesia Terancam, bisnis.com, Kamis, 12 April 2012 | 15:36 WIB.
165
Lihat Indonesia Kian Sulit Ekspor Rokok Kretek, republika.co.id, Minggu, 29 April 2012, 15:11 WIB.
166
Lihat Selandia Baru Akan Larang Rokok Kretek Indonesia, indonesiafinancetoday.com, Rabu, 25 April 2012;
dan Setelah AS, Giliran Selandia Baru Boikot Rokok RI, neraca.co.id, Rabu, 25 April 2012.
167
Lihat Mayoritas Penduduk Amerika Serap Rokok Kretek Indonesia, palembang.tribunnews.com, Minggu, 17
Oktober 2010 18:07 WIB; dan Mayoritas Penduduk Amerika Serap Rokok Kretek Indonesia, republika.co.id,
Minggu, Senin, 18 Oktober 2010, 03:47 WIB.
168
Lihat Produsen Berharap AS Buka Kembali Pasar Rokok Kretek, antaranews.com, Kamis, 5 April 2012 11:53
WIB.

115
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

169
sebesar 410,49 juta dollar AS. Gappri memperkirakan, ekspor rokok keretek Indonesia mencapai
US$ 500 juta atau sekitar Rp 4,26 triliun setahun.170 Ditjen Industri Agro Kementerian
Perindustrian menjelaskan, nilai ekspor rokok pada kuartal I 2011 meningkat 2,6 persen menjadi
168,5 juta dollar AS dibandingkan periode yang sama 2010. Peningkatan ini didorong oleh
kenaikan volume ekspor dan harga jual rokok. 171

Industri rokok tidak hanya memproduksi kretek, namun juga rokok putih, cerutu, dan jenis rokok
lainnya. Produk-produk sigaret selain kretek (HS 2402209090) ini mempunyai pasar ekspor ke
banyak negeri seperti Kamboja, Thailand, Turki, Malaysia, Singapura, Jepang, serta beberapa
negeri di Timur Tengah. Tahun 2007, negeri tujuan ekspor selain kretek paling banyak ke
Kamboja, namun dari nilainya justru berbeda. Di antaranya, ekspor ke Turki sebanyak
6.578.739.000 batang (17,4 persen) dibanding Malaysia yang hanya 2.934.734.000 batang (7,8
persen), namun nilai ekspor ke Malaysia justru lebih tinggi yang mencapai 24.918.773 dollar AS
(13,4 persen) dibanding Thailand sebesar 24.407.566 dollar (13,1 persen). Bahkan nilai ekspor
ke Singapura lebih tinggi lagi, yakni 30.394.854 dollar AS atau 16,3 persen total nilai ekspor
(lihat tabel 3.28). Lima besar penerima ekspor rokok selain kretek menyumbangkan nilai devisa
sebesar 171.531.241 dollar AS atau 92 persen total.

Tabel 3.28 | Ekspor Rokok selain Kretek Menurut Kuantitas dan Nilainya 2007
Jumlah % %
Nilai
Negeri (ribu % Kumulatif % Kumulatif
batang) (US$)
terbesar ke terbesar ke
Kamboja 21.499.614 56,9 79.355.145 42,6
Thailand 6.578.739 17,4 tiga terbesar: 24.407.566 13,1 tiga terbesar:
Turki 3.182.804 8,4 82,8 12.428.790 6,7 62,3
Malaysia 2.934.734 7,8 lima terbesar: 24.918.773 13,4 lima terbesar:
Singapura 2.063.321 5,5 96,0 30.394.854 16,3 92,0
Vietnam 525.386 1,4 6.866.082 3,7
Jordania 373.464 1,0 1.428.840 0,8
Filipina 195.564 0,5 2.912.350 1,6
Uni Emirat Arab 146.584 0,4 sepuluh 555.888 0,3 sepuluh
Jepang 90.271 0,2 terbesar: 99,6 2.231.756 1,2 terbesar: 99,5
Lainnya 167.003 0,4 946.968 0,5
Jumlah 37.757.484 186.447.012
Sumber: BPS. 2008. Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor&Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor
2007

Berdasarkan data yang dikeluarkan Pusdatin, nilai ekspor atas beberapa jenis rokok cenderung
meningkat selama 2008-2011. Jenis rokok lain yang mengandung tembakau (other cigarettes
containing tobacco) menunjukkan peningkatan yang berlanjut dari tahun ke tahun bukan saja

169
Lihat Ekspor Rokok RI Capai Rp 3,6 Triliun, Paling Besar ke Kamboja, finance.detik.com, Kamis, 16
Desember 2010 14:14 WIB; dan Jika Ditabung 10 Tahun, Sumbangan Industri Rokok Bisa Buat Bayar Utang
Negara, finance.detik.com, Kamis, 16 Desember 2010 12:26 WIB.
170
Setelah AS, Giliran Selandia Baru Boikot Rokok RI, neraca.co.id, Rabu, 25 April 2012.
171
Lihat Ekspor Rokok Naik 2,6% di Kuartal I, indonesiafinancetoday.com, Senin, 16 Mei 2011.

116
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

nilainya, namun juga volume ekspornya. Hanya jenis cigarettes tobacco saja yang berfluktuasi,
dengan nilai terendah 77.528.000 dollar AS pada 2009 dan yang tertinggi 94.083.000 dollar AS
pada 2008 (lihat tabel 3.29). Dari segi harga rokok, juga mengalami peningkatan sebagaimana
tercermin dari nilainya yang melonjak kendati volume ekspornya justru lebih sedikit atau turun.
Rokok kretek kian meningkat permintaan ekspor. Selain itu, juga diminati konsumen di Belanda,
dengan transaksi impornya sampai Juni 2010, mencapai 312.000 batang atau 6,814 juta dollar
AS. 172

Tabel 3.29 | Perkembangan Ekspor Rokok Tahun 2008-2011

2008 2009 2010 2011

Nilai Nilai Nilai Nilai


Volume Volume Volume Volume
No Uraian Rokok (ton)
(ribu
(ton)
(ribu
(ton)
(ribu
(ton)
(ribu
US$) US$) US$) US$)
1 Cigars, cheroots and
cigarillos, containing
tobacco 2.557 22.003 2.138 27.824 2.390 30.674 2.351 36.356
2 Cigarettes tobacco 10.512 94.083 7.102 77.528 8.164 91.537 6.882 89.063
3 Other cigarettes
containing
tobacco 42.503 223.000 45.225 286.099 46.637 333.411 48.797 418.538
Sumber: Pusdatin

Sejauh ini kesulitan yang dialami perusahaan industri rokok berupaya didobrak dengan terus
melakukan ekspor. Produk rokok Gudang Garam yang diekspor memang menurun pada 2011
dengan beberapa kebijakan proteksi dan larangan impor dengan memperluasnya ekspor ke
Malaysia, Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah, menyusul kemudian Jepang, Belanda
dan Swiss ternyata masih berada di atas 6 miliar batang. 173 Rokok Sampoerna lebih
mengutamakan pasar domestik, sehingga ekspornya masih sangat kecil.174

Sebaliknya, lonjakan ekspor rokok dicatatkan pula oleh perusahaan-perusahaan di Kudus selama
2012. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus menginformasikan, nilai
ekspor rokok dari daerahnya mencapai 61,25 juta dollar AS atau naik 24,34 persen dibanding
nilai ekspor tahun sebelumnya yang hanya 49,26 juta dollar (lihat tabel 3.30). Lonjakan lebih
besar dicatatkan pada 2011 dibanding tahun sebelumnya, 175 menembus 200 persen. 176 KPPBC

172
Lihat Ekspor Rokok ke Belanda Terus Naik, inilah.com, Senin, 28 Juni 2010 | 17:09 WIB.
173
Lihat Ekspor Rokok Kretek PT GG Jadi 6,1 Miliar Batang, tribunnews.com, Rabu, 27 Juni 2012 17:47 WIB.
Ekspornya berkurang 300 juta batang disbanding tahun 2010, dengan realisasinya mencapai 6,1 miliar batang pada
2011. PT GG memproduksi 41,884 miliar batang rokok dengan nilai cukai dan PPN mencapai Rp 22,3 triliun.
Jumlah itu meningkat dibanding tahun 2010 dengan produksi 37,78 miliar batang rokok dengan nilai cukai dan PPN
sebesar Rp 20,78 triliun.
174
Sampoerna Bukukan Laba Bersih Rp8,06 Triliun, investor.co.id, Jumat, 27 April 2012 | 13:37.
175
Lihat Ekspor Rokok Kudus Tumbuh 24,34% Selama 2012, bisnis-jateng.com, Minggu, 24 Februari 2013.
176
Lihat Ekspor Rokok Kudus Melonjak 200% Lebih, suaramerdeka.com, Selasa, 20 Maret 2012. Nilai ekspor
rokok mencapai 49,262 juta dollar AS pada 2011 atau melonjak 200 persen ketimbang tahun sebelumnya yang
bernilai 16,464 juta dollar AS, dengan tujuan ke 40 negeri. Malaysia merupakan negeri tujuan ekspor terbesar

117
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tipe Madya Kudus mencatat, nilai ekspor rokok dari sejumlah perusahaan rokok di wilayahnya
selama Januari-Februari 2012 mencapai Rp 219,3 miliar, dengan tujuan ekspor ke Malaysia dan
AS. 177

Tabel 3.30 | Ekspor Rokok Kudus


2007-2012

% naik/
No Tahun Nilai (US$)
turun
1 2007 15,83 juta -
2 2008 15,39 juta - 2,78
3 2009 14,67 juta - 4,68
4 2010 16,46 juta 12,20
5 2011 49,26 juta 199,27
6 2012 61,25 juta 24,34
Sumber: dikutip dari bisnis-jateng.com, Minggu, 24
Februari 2013

Ekspor rokok tidak hanya berasal dari beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah saja,
namun juga dari Sumatera Utara (Sumut). Sampai sekarang, komoditas rokok putih produksi di
Sumut masih tetap menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir, sebagaimana yang
diekspor melalui terminal peti kemas Belawan International Container Terminal (BICT). Tahun
2011, volume ekspor rokok putih mencapai 51.635 ton, naik 16,81 persen dibanding tahun 2010
yang berjumlah 44.201 ton. Tahun 2012, sampai Agustus sudah mencapai volume ekspor 36.350
ton, naik 5 persen dalam periode yang sama tahun 2011.178

3.5.4. Investor asing mengakuisisi


Sejarah panjang sejak Hindia Belanda sebagai industri pengolahan tembakau yang mandiri dan
kompetitif, menggunakan bahan baku lokal, dengan volume produksi yang terus meningkat,
perluasan terus-menerus pasar domestik yang besar dan sebagian diekspor, maka tak
terbantahkan bila rokok kretek adalah komoditas yang sangat menguntungkan. Perusahaan-
perusahaan rokok kretek yang tumbuh, mekar dan membesar di Jawa menjadi incaran para
investor besar yang berkepentingan melakukan investasi dalam industri rokok kretek, tidak
terkecuali raksasa dari AS dan Korea Selatan.

Motif setiap pengusaha adalah mengeruk untung. Maka, raksasa asing adalah yang paling
berkepentingan menjajal kekuatannya untuk meraup untung di Indonesia. Dimulai dengan PT
Philip Morris Indonesia yang memproduksi rokok Marlboro, disusul oleh British American

dengan nilai 17,591 juta dollar AS. Selanjutnya disusul Singapura dan AS masing-masing 12,901 juta dollar dan
8,875 juta dollar AS.
177
Lihat Ekspor Rokok di Kudus Capai Rp 219,3 Miliar, suaramerdeka.com, 16 Maret 2012 | 07:15 wib. Pada
Januari nilai ekspornya mencapai Rp 95.380.688.000 atau setara dengan 5.071.584 dollar AS, sedangkan nilai
ekspor rokok mencapai Rp 123.932.968.015 atau setara dengan 6.269.740 dollar AS. Namun, jenis rokok yang
banyak diekspor ke AS adalah cerutu.
178
Lihat Ekspor Rokok Sumut Masih Eksis, bumn.go.id, Selasa, 25 September 2012.

118
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tobacco (BAT) Indonesia dengan produk andalannya Dunhill, dan belakangan rakasasa Korea
Selatan KT & G pun mengikutinya. Tiga perusahaan rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk, PT Bentoel Internasional Investama Tbk, dan PT Trisakti Purwosari Makmur ditelan oleh
tiga perusahaan asing tersebut.

Philip Morris International Inc, perusahaan rokok terbesar dunia yang memiliki banyak anak
perusahaan lewat anak perusahaannya di Indonesia, PT Philip Morris Indonesia sudah
mengambil alih 40 persen saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dengan harga persaham
Rp 10.600 pada 12 Maret 2005. Setelah proses akuisisi saham selesai, Philip Morris juga
melakukan penawaran tender untuk memiliki seluruh sisa saham dengan harga yang sama per
saham, yang diselesaikan dalam tempo sekitar 90 hari.179 Transaksi pembelian saham ini
mencapai 5,2 miliar dollar AS atau Rp 48 triliun yang sudah mencakup utang bersih Rp 1,5
triliun.180

Empat tahun kemudian, giliran BAT yang secara resmi mengambil alih 85% saham pengendali
di perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia, PT Bentoel Internasional Investama Tbk
(RMBA), dari PT Rajawali Corpora dan para pemegang saham lainnya dengan harga 494 juta
dollar AS. Harga ini setara dengan Rp 873 per saham, premi sebesar 20 persen di atas harga
penutupan Bentoel sebesar Rp 730 per saham pada 15 Juni 2009. Dengan asumsi bahwa semua
saham dapat dibeli dalam proses penawaran tender, maka transaksi secara keseluruhan,
mencakup 100 persen saham Bentoel, dengan perkiraan harga keseluruhan sebesar 580 juta
dollar AS. 181

Pergerakan perusahaan rokok asing di lantai bursa saham juga ditunjukkan oleh perusahaan
Korea Selatan, KT & G. Perusahaan ini membeli saham 60 persen, dengan nilai 140 miliar won
atau setara Rp 1,12 triliun dari perusahaan tembakau terbesar keenam di Indonesia, PT Trisakti
Purwosari Makmur (TPM), pada 21 Juni 2011. TPM sudah memproduksi sampai 3 miliar batang
pada 2010. Dengan pembelian ini KT & G tidak hanya mengincar pasar domestik, namun juga
melemparkan produknya ke pasar Asia Tenggara. 182

179
Lihat Philip Morris Indonesia Akuisisi HM Sampoerna, tempointeractive.com, Senin, 14 Maret 2005 | 11:51
WIB. Akuisisi dilakukan untuk investasi strategis dan mengembangkan brand equity dari produk-produk HM
Sampoerna yang sudah ada.
180
Lihat Untuk Akuisisi HM Sampoerna, Philips Morris Bayar Rp 48 T, finance.detik.com, Senin, 14 Maret 2005
15:54 WIB.
181
Lihat Akuisisi Bentoel, BAT Incar Pasar Kretek Indonesia, finance.detik.com, Rabu, 17 Juni 2009 11:04 WIB.
Bagi BAT, akuisisi ini menempatkan posisinya yang cukup strategis untuk mengambil pangsa pasar rokok kretek di
Indonesia yang dinilai cukup menggiurkan. Kesempatan strategis ini untuk memasuki pasar kretek Indonesia yang
sangat luas dan sedang berkembang dan akan menjadi landasan untuk pertumbuhan di masa yang akan datang.
182
Lihat Korsel Beli Perusahaan Rokok Indonesia, liputan6.com, Kamis, 21 Juli 2011 11:43. TPM adalah
perusahaan rokok yang didirikan pada 1 Maret 1974 di Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur. Pertama kali yang
diproduksi adalah sigaret kretek tangan dengan merek Apokat dan Kacang Bayi. Kini, TPM memproduksi sejumlah
merek antara lain Master Mild, Win Mild, Lintang Enam, Bheta, dan Pensil Mas International.

119
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.31 | Perusahaan Rokok Indonesia Diakuisisi Asing

Kepemilikan
Kode Keuntungan bagi oleh
No Perusahaan Keterangan Tahun
Emiten Pengakuisisi Pengakuisisi
(%)

Dijual oleh Sampoerna Philip Morris Indonesia 97,95


kepada Philip Morris menguasai 29,5 persen
1 HM Sampoerna HMSP
Indonesia 2005 pangsa pasar tahun 2011

Dijual oleh Rajawali kepada BAT menguasai 9 persen 99,14


British American Tobacco pangsa pasar rokok
2 Bentoel RMBA
(BAT). BAT membeli Bentoel Indonesia di tahun 2009
Internasional
dan menggabungkan
dengan BAT Indonesia 2009

KT&G penetrasi ke pasar 60,00


rokok kretek, dan nilai
3 Trisakti NA Dijual kepada KT&G Corp
penjualan Rp 5 miliar, sekitar
Purwosari
0,3 persen dari nilai
Makmur
penjualan rokok di Indonesia
2011 pada 2010

Sumber: Berbagai sumber, laporan keuangan HM Sampoerna, Bentoel Internasional, diolah IFT

Akuisisi atau mengambilalihan saham mayoritas tiga perusahaan rokok kretek itu
membangkitkan sejumlah komentar. Ketika PT Philip Morris Indonesia menguasai saham PT
HM Sampoerna tbk, maka PT BAT Indonesia yang memproduksi Dunhill, Lucky Strike,
Ardath, Commfil dan Kansas, serta menguasai pangsa pasar rokok putih sebesar 30 persen yang
sekaligus rivalnya dalam memperebutkan setiap jengkal pasar rokok dunia dan Indonesia
memandang akuisisi ini bukan sebagai ancaman dan tidak akan mengubah peta bisnis. Akuisisi
ini hanya mengganti kepemilikan. Sedangkan Menteri Koordinator Perekonomian menilai,
akuisisi ini menunjunkkan peningkatan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia. 183
Sebaliknya, HM Sampoerna, Bentoel Internasional, dan TPM lebih tergiur menerima pelepasan
ketimbang mempertahankan atas apa yang sudah mereka bangun dan kuasai.

Namun, akuisisi HM Sampoerna oleh Philip Morris itu menimbulkan keprihatinan Badan
Kesehatan Dunia (World Health Organization). Pihaknya mengasumsikan, akan memicu
semakin banyaknya korban baru rokok yang menimbulkan berbagai persoalan kesehatan
seperti kanker dan pembangkakan paru-paru. WHO juga menyebutkan, kretek mengandung
tingkat tar yang sangat tinggi dan lebih beracun.184 Sedangkan akuisisi PT Bentoel International
Investama Tbk oleh PT BAT Indonesia Tbk, dianggap bisa memperluas pangsa pasar perokok di

183
Lihat Akuisisi Sampoerna oleh Philip Morris Dinilai Bukan Ancaman, finance.detik.com, Selasa, 19 April
2005 13:00 WIB; dan Akuisisi Sampoerna Tak Mengubah Peta Industri Rokok, liputan6.com, Kamis, 17 Maret
2005 08:25.
184
Lihat WHO Prihatinkan Akuisisi HM Sampoerna oleh Philip Morris, finance.detik.com, Jumat, 01 April 2005
10:32 WIB. Pihak Philip Morris membantah tudingan WHO, karena kretek tidak lebih atau kurang berbahaya
daripada rokok jenis lainnya dan tidak ada rokok yang aman.

120
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Indonesia dan tidak mendapatkan keuntungan dari akuisisi itu, hanya penyakitnya saja yang
justru didapatkan.185

3.6. Kontribusi Cukai untuk Negara


Jauh sebelum terbentuknya negara Republik Indonesia (RI), industri pengolahan tembakau sudah
lebih dulu beroperasi dan memperkenalkan produk-produknya dengan berbagai teknik promosi.
Industri ini sudah muncul sejak akhir abad ke-19 dan mulai mendapatkan tempat pada permulaan
abad ke-20 yang tumbuh secara mandiri dan dengan memupuk modal mulai dari kecil-kecilan
sampai jatuh-bangun dan diperluas secara terus-menerus menjadi beberapa kekuatan raksasa,
bahkan menjadi kompetitif di tingkat internasional. Industri ini mempunyai warisan peninggalan
di beberapa kota, dan ada pula yang dikenal sebagai kota kretek. 186 Industri pengolahan
tembakau juga sudah berperan dalam menyumbangkan pajak dan bea terutama dalam bentuk
cukai yang disetorkan kepada negara.

Lance Castles, 187 sudah menunjukkan seberapa besar sumbangan industri kretek yang bermula
dari Kudus dan menyebar di beberapa kota di Jawa. Pemerintah kolonial Hindia Belanda sudah
mencium nilai ekonomis yang dioperasikan industri kretek, sehingga penarikan pajak tembakau
pun menjadi salah satu pemasukan. Tahun 1938 adalah salah satu titik puncak di masa Hindia
Belanda dalam industri kretek. Salah satu pemilik perusahaan yang memproduksi rokok Bal Tiga
mendapat julukan sebagai Raja Kretek. 188 Sumbangan pajaknya pun tidak dapat diabaikan
sebagaimana yang dapat dibandingkan di masa pemerintahan Soekarno (lihat tabel 3.32). Dari
tahun 1938 sampai 1959 selama 20 tahun perkembangan industri pengolahan tembakau telah
terjadi kenaikan hampir 137 kali lipat atau 13.700 persen. Pada 1959, pajak tembakau pun
mencapai 18,2 persen dari total pemasukan pajak dan bea.

Tabel 3.32 | Pajak Tembakau 1938 dan


1959

% thd
Jumlah
No Tahun pajak dan
(rupiah)
bea
1 1938 1.790.000 6,2
2 1959 244.930.000 18,2
Sumber: Lance Castles, 1982

185
Lihat Akuisisi Bentoel oleh BAT Bisa Picu Peningkatan Konsumsi Rokok, finance.detik.com, Jumat, 19 Juni
2009 18:01 WIB.
186
Lihat Kudus, Kota Kretek Kaya Pesona Wisata, okezone.com, Senin, 22 Februari 2010 18:14 wib; Museum
Kretek Sebagai Penegas Identitas Kudus Kota Kretek, detik.com, Kamis, 14 Juli 2011 10:00:54 WIB; dan Tiga
Buku Kretek Lengkapi Sejarah Kudus, kompas.com, Minggu, 9 Oktober 2011 | 15:30 WIB.
187
Lance Castles, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kudus, Jakarta : Sinar
Harapan, 1982.
188
Alex Sumaji Nitisemito, Raja Kretek Nitisemito, Kudus, 1980. Tahun 1938, Nitisemito telah mempekerjakan
10.000 buruh rokok dengan produksi rokok 10.000.000 batang perhari.

121
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Penerimaan pajak dan bea dari cukai tembakau terus mengalami peningkatan pada 1962 yang
mencapai 21,70 persen dari total.189 Peningkatan penerimaan dari cukai ini juga diungkapkan
Gappri pada 1988 yang mencapai Rp 1.090.241.756.641. Sepuluh tahun kemudian telah berlipat
lebih dari enam kali, yakni mencapai Rp 6.286.982.466.382. Nilai penerimaan ini akan
bertambah dengan memperhitungkan pemasukan dari jenis pajak lain, antara lain pajak
perseroan, penjualan, reklame, ekspor-impor, serta keterkaitannya dengan sumbangan produksi
dan pengolahan tembakau dan cengkeh. 190

3.6.1. Kecenderungan melonjak


Salah satu kontribusi industri pengolahan tembakau adalah setoran cukai bagi pemasukan dalam
anggaran negara, selain berbagai pajak lainnya. Sejak 1988, setoran cukai industri rokok sudah
menembus di atas Rp 1 triliun. Sepuluh tahun berikutnya, pada 1998, sudah berada di atas Rp 6
triliun. Sepuluh berikutnya lagi, sudah mencapai hampir Rp 50 triliun. Dengan data ini dapat
ditunjukkan bahwa setoran cukai industri rokok cenderung melonjak setiap tahun, tidak pernah
turun dalam rentang 2000-2008 (lihat grafik 3.12). Dalam rentang sembilan tahun, telah terjadi
lebih dari empat kali lipat penerimaan negara yang dipetik dari setoran cukai rokok.

Grafik 3.12 | Penerimaan Cukai 2000-2008 (dalam triliun)

Setoran cukai yang diwajibkan kepada perusahaan-perusahaan industri rokok, tidak terpengaruhi
dengan kejatuhan sejumlah perusahaan. Tabel 3.33 menunjukkkan bahwa banyak perusahaan
industri rokok yang menderita kebangkrutan atau tidak beroperasi lagi, justru tidak menyusutkan
jumlah penerimaan negara dari cukai. Sepanjang 2007-2011, kecenderungan yang terjadi adalah
189
Amen Budiman dan Onghokham, Rokok kretek: Lintasan sejarah dan Artinya bagi Pembangunan Bangsa dan
Negara, Kudus: Djarum Kudus, 1987.
190
JA Noertjahyo, Sigaret Kretek, Tonggak Bangsa, dalam JB Kristanto (ed.), 1000 tahun Nusantara, Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2000.

122
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

menyusutnya jumlah perusahaan industri rokok. Tahun 2008 ditunjukkan bagaimana jumlah
perusahaan rokok menyusut dibanding tahun sebelumnya, namun penerimaan dari cukai tetap
melonjak. Kelihatannya, kehancuran sejumlah perusahaan rokok dapat dilampaui dengan
memperbesar jumlah produksi. Dalam lima tahun itu, jumlah produksi rokok telah bertambah
dari 231 miliar (2007) batang menjadi 279,4 miliar batang (2011). Dengan demikian, penerimaan
negara dari setoran cukai cenderung meningkat, karena jumlah produksi rokok terus meningkat.

Tabel 3.33| Jumlah Perusahaan, Produksi


dan Kontribusi Cukai 2007-2011

Setoran
Produksi
Jumlah Cukai
No Tahun (miliar
Perusahaan (triliun
batang)
rupiah)

1 2007 4.793 231 43,5

2 2008 3.961 240 49,0

3 2009 3.255 245 54,3

4 2010 1.994 249,1 59,3

5 2011 1.664 279,4 77,0

Sumber: Ditjen Bea Cukai

Perusahaan-perusahaan industri rokok berkepentingan memproduksi rokok sebanyak mungkin


untuk digelindingkan ke pasar baik domestik maupun ekspor. Tidaklah mengherankan bila
terjadi persaingan ketat di antara sesama perusahaan industri rokok kretek maupun rokok putih.
Rokok kretek tetap menguasai lebih dari 90 persen pangsa pasar, sedangkan rokok putih hanya
stagnan pada 7 persen. Namun Gabungan Pengusaha Rokok Putih (Gaprindo) mengungkapkan
kesulitan rokok putih dalam meningkatkan jumlah produksinya, karena peminat rokok putih kian
tertekan. Tambahan lagi, persaingannya dengan rokok putih impor kendati masih sedikit. 191

Di satu sisi persaingan itu kian ketat dan keras saja seiring dengan kebijakan pemerintah yang
mengeluarkan road map, dengan proyeksi produksi rokok pada 2015 hanya sebatas 265 milliar
batang.192 Perusahaan-perusahaan industri rokok dipaksa untuk memperebutkan jumlah hanya
sebatas itu. Namun di sisi lain, pemerintah menggenjot penerimaan negara dari setoran cukai
dengan menaikkan tarifnya. Tahun 2012, pemerintah dengan persetujuan DPR telah
menaikkan tarif cukai rokok sebesar 15 persen yang mulai berlaku pada Januari.193 Implikasi

191
Lihat Rokok Putih & Rokok Cengkih Bersaing Ketat, bisnis.com, Rabu, 25 Juli 2012 | 16:40 WIB. Gaprindo
juga menyebutkan, sedikitnya 30 juta orang Indonesia menggantungkan hidupnya di industri yang berkaitan dengan
tembakau.
192
Ibid.
193
Lihat Cukai Rokok Naik 15 Persen, tempo.co, Senin, 21 November 2011 | 19:02 WIB; dan Menkeu minta izin
DPR naikkan cukai rokok, merdeka.com, Selasa, 4 September 2012 16:11:16.

123
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kenaikan tarif cukai adalah perusahaan-perusahaan rokok menaikkan harga jual rokok. Dan
kenaikan tarif cukai ini sebagai upaya menekan tingkat konsumsi rokok.194

Dengan kenaikan tarif cukai 15 persen pada 2012, pemerintah memproyeksikan jumlah produksi
rokok secara nasional sebanyak 268,7 miliar batang. Jumlah produksi terbanyak diberikan
kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi jenis sigaret kretek mesin (SKM), dengan
jumlah sebanyak 155,5 miliar batang. Paling sedikit adalah sigaret kretek tangan (SKT) golongan
III yang diturunkan menjadi 300 juta batang. SKT juga paling rendah dikenakan tarif cukai,
hanya Rp 164 per batang (lihat tabel 3.34). Dengan menaikkan tarif cukai ini pemerintah
menargetkan penerimaan sebesar Rp 72 triliun pada 2012. 195

Tabel 3.34 | Proyeksi Penerimaan Cukai 2012

Jumlah Setoran Tarif Cukai


No Jenis Produksi
Produksi Cukai

1 Sigaret kretek mesin (SKM) 155,5 miliar batang Rp 48,67 triliun Rp 313 per batang

2 Sigaret kretek tangan (SKT) 96,4 miliar batang Rp 15,80 triliun Rp 164 per batang

3 Sigaret putih mesin (SPM) 16,5 miliar batang Rp 4,56 triliun Rp 277 per batang

Jumlah 268,4 miliar batang Rp 69,03 triliun

Sumber: dikutip dan diolah dari tempo.co, Senin, 21 November 2011 | 19:02 WIB

Berdasar keterangan Dirjen Bea Cukai, realisasi penerimaan negara dari cukai rokok selama
2012 justru melampaui target, yakni sebesar Rp 79,9 triliun. 196 Dengan pendapatan ini berarti
pemerintah mendapatkan surplus penerimaan dari cukai sebesar Rp 7,9 triliun. 197 Sedangkan
pernyataan Menteri Keuangan pada akhir 2012 yang mengecilkan kontribusi cukai rokok sebagai
andalan, namun mengecap nikmatnya dari kontribusi untuk penerimaan negara yang justru
melampaui target, yakni hampir Rp 90 triliun. 198 Tahun sebelumnya, pemerintah juga
mendapatkan penerimaan dari cukai yang melebihi target. Menurut Menteri Koordinator
Perekonomian, target penerimaan cukai sebesar Rp 60,7 triliun, namun realisasinya mencapai Rp
77 triliun.199 Sehingga tahun 2011 terjadi surplus penerimaan sebanyak Rp 16,3 triliun.

194
Lihat Tekan Perokok, Pemerintah Diminta Maksimalkan Cukai Tembakau, bisnis-jatim.com, Jumat, 18 Maret
2011 | 9:13 am.
195
Lihat Cukai Rokok Naik 15 Persen, tempo.co, Senin, 21 November 2011 | 19:02 WIB; dan Cukai Rokok Naik
16% Tahun Depan, viva.co.id, Jumat, 25 November 2011, 19:30.
196
Lihat Naikkan Cukai Rokok Tahun Depan, Pemerintah Kejar Penerimaan Rp 85 Triliun, finance.detik.com,
Kamis, 20 September 2012 15:41 WIB.
197
Bandingkan dengan Pendapatan Cukai Rokok Pemerintah Naik Rp 3 Triliun di 2013, liputan6.com, Jumat, 28
Desember 2012 11:44. Menurut AMTI, pendapatan pemerintah dari cukai rokok pada 2012 mencapai Rp 84 triliun.
Ini berarti surplus penerimaan sebesar Rp 12 triliun.
198
Lihat Menkeu: Cukai Tembakau Tak Bisa Terus Jadi Andalan, viva.co.id, Rabu, 12 Desember 2012, 17:59; dan
Rokok Masih Diandalkan Jadi Sumber Pemasukkan Negara, finance.detik.com, Kamis, 05 Juli 2012 15:49 WIB.
199
Lihat Rp 77 Triliun Penerimaan Negara dari Cukai Rokok, duniaindustri.com, Minggu, 22 April 2012 03:11.

124
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LD-UI) mengungkapkan, penerimaan negara dari


cukai rokok senantiasa mengecap surplus dari target yang ditetapkan. Penerimaan kenaikan cukai
pada 2012, meningkat sekitar 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan cukai rokok
menguntungkan atau meningkatkan penerimaan negara berkisar 0,66-4,21 persen kendati
dinyatakan untuk membatasi konsumsi rokok. 200 Perusahaan rokok Djarum diperkirakan
membeli pita cukai rokok selama setahun sebesar Rp 12 triliun, sedangkan tahun 2011 membeli
pita cukai ini sebesar Rp 10,6 triliun. 201 Dengan pengalaman surplus ini, maka pemerintah
berkepentingan untuk terus mengecap lebih banyak lagi penerimaan negara dari kebijakan
menaikkan tarif cukai rokok. 202

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan merilis kenaikan tarif cukai rokok untuk tahun 2013
dengan besaran rata-rata sekitar 8,5 persen. Kebijakan cukai ini ditempuh untuk mencapai target
penerimaan APBN 2013 dari sektor cukai hasil tembakau sebesar Rp 88,02 triliun yang
merupakan hasil kesepakatan optimalisasi penerimaan negara antara Pemerintah dengan DPR.
Kebijakan cukai hasil tembakau tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
No. 179/PMK.011/2012 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau pada 12 November 2012, dengan
ketentuan tarif cukainya mulai berlaku pada 25 Desember 2012. 203 Implikasinya, perusahaan-
perusahaan rokok yang tergabung dalam Gappri memastikan kenaikan harga jual rokok berkisar
15-20 persen untuk mengikuti kenaikan tarif cukai sebesar rata-rata 8,5 persen.204

3.6.2. Alokasi dana bagi hasil cukai


Rokok, terutama kretek memang nikmat dikonsumsi karena kandungan aroma cengkeh. Namun
kenikmatan kretek juga memanen pundi-pundi cukai. Kepentingan untuk langsung memanen
cukai dari setiap batang rokok disuarakan oleh pemerintah kota/kabupaten Kediri, Surabaya,
Malang, Pasuruan dan Kudus dalam meminta bagi hasil pembayaran cukai rokok sebesar 10
persen. Namun usulan mereka kandas di tangan pemerintah pusat. Dirjen Bea Cukai
menegaskan, cukai merupakan pajak negara yang langsung dipungut pemerintah pusat.
Demikian pula PPn dan PPh yang dipungut dan masuk dalam kas negara. Sehingga
pengalokasiannya dilakukan melalui mekanisme APBN. 205 Dengan demikian, tidak hanya
pemerintah pusat dan DPR-RI saja yang berkepentingan dengan pemasukan dari cukai rokok,
namun juga para pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Kepentingan itu juga mendorong pemerintah terus meningkatkan penerimaan dari tarif cukai
rokok. Lembaga Demografi FE-UI menganjurkan kepada pemerintah untuk menaikkan tarif
cukai rokok sampai batas maksimum, yakni sebesar 57 persen dari harga jual eceran. Dengan

200
Lihat Kenaikan Cukai Berpotensi Untungkan Negara hingga 4,21%, bisnis-kepri.com, Rabu, 27 Februari 2013;
dan Negara Diuntungkan Kenaikan Cukai Rokok, kabarbisnis.com, Rabu, 27 Februari 2013 | 11:44 wib.
201
Lihat Pembelian Pita Cukai Djarum Capai Rp 12 Triliun, investor.co.id, Selasa, 5 Juni 2012 | 18:59.
202
Lihat Naikkan Cukai Rokok Tahun Depan, Pemerintah Kejar Penerimaan Rp 85 Triliun, finance.detik.com,
Kamis, 20 September 2012 15:41 WIB.
203
Lihat Tarif Cukai Rokok 2013 Naik Rokok 8,5%, liputan6.com, Senin, 26 November 2012 14:50; dan
Kenaikan Cukai Rokok 2013 Tak Setinggi Tahun Lalu, viva.co.id, Senin, 12 November 2012, 19:02.
204
Lihat Harga Rokok 2013 Naik Sampai 20% Karena Cukai Naik, liputan6.com, Selasa, 27 November 2012
10:49.
205
Lihat Pembagian Cukai Rokok Tetap Ditangani Pemerintah Pusat, tempointeractive.com, Sabtu, 05 Maret 2005
| 18:43 WIB.

125
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kebijakan ini diharapkan terjadi penurunan konsumsi rokok. 206 Sementara itu dalam rapat dengar
pendapat bersama Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai di DPR, anggota Komisi XI DPR
mengusulkan penerimaan negara dari cukai rokok digenjot hingga mencapai Rp 100 triliun.
Caranya, produksi rokok dinaikkan, dan kalau perlu Indonesia melakukan ekspor rokok. 207
Usulan ini diterima pemerintah, karena pejabat Kementerian Keuangan berjanji dengan serius
untuk mengupayakan realisasi penerimaan cukai dalam APBN-P 2013 bisa melampaui Rp
100 triliun. 208 Dengan pemasukan dari cukai, maka pemerintah pusat mengalokasikan sebagian
pemasukan ini sebagai DBH.

Namun, dua pemerintah di tingkat lokal Kabupaten dan Kota Kediri berencana meminta data
ke PT Gudang Garam Tbk terkait kebingungan kedua pemerinah daerah ini membagi persentase
kucuran cukai rokok. Rencana ini dilakukan menyusul kabar bahwa keduanya bakal mendapat
kucuran dana bagi hasil (DBH) cukai sebanyak Rp 288,5 miliar setelah disahkannya undang-
undang pengganti UU No. 11/1995 tentang Pembagian Hasil Cukai Rokok untuk Daerah.
Pemkab Kediri meminta data terbaru kepada perusahaan rokok kretek itu terkait luas pabrik dan
jumlah pekerja yang berasal dari kabupatennya. Tidak mau ketinggalan, Pemkot Kediri juga
melakukan hal yang sama. 209

Pemkab Kudus menyambut UU No. 39/2007 tentang Cukai itu dengan gembira. Karena dengan
UU ini Kudus bakal memperoleh DBH cukai rokok sebesar 2 persen. Tahun 2007, dengan target
penerimaan Negara dari cukai sebesar Rp 42,03 triliun, maka DBH untuk daerah penghasil cukai
rokok berkisar Rp 800 miliar. Ada 8 daerah yang selama ini dikenal sebagai penghasil cukai
rokok, yaitu Kudus, Semarang, Surakarta, Malang, Kediri, Tulungagung, dan Surabaya. Cara
pembagiannya, 40 persen dari pembagian itu jatuh ke delapan daerah produsen, 30 persennya ke
provinsi dan 30 persen sisanya ke daerah bukan penghasil rokok. 210

Perintah UU Cukai itu direalisasikan oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan. Tahun 2012,
dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 197/PMK.07/2012 tentang Alokasi Definitif Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau, dengan alokasi sebesar Rp 1,69 triliun yang berlaku sejak 11
Desember 2012. Sedangkan alokasi definitif dana ini untuk provinsi dan kabupaten/kota diatur
oleh gubernur dan kepala daerah yang bersangkutan. 211 Alokasi pembagian dana cukai ini
ditetapkan per provinsi menggunakan variabel dengan masing-masing bobot, yaitu penerimaan
cukai hasil tembakau 2 tahun sebelumnya dengan bobot sebesar 57,5 persen. Kemudian, rata-rata
produksi tembakau kering selama 3 tahun sebelumnya dengan bobot sebesar 37,5 persen.

206
Lihat Cukai Rokok Didorong Sampai Batas Maksimum, tempo.co, Jumat, 18 Maret 2011 | 13:12 WIB.
207
Lihat Anggota DPR Minta Cukai Rokok Digenjot Rp 100 Triliun, finance.detik.com, Senin, 12/09/2011 19:05
WIB. Menurut anggota DPR itu, menggenjot penerimaan cukai rokok bukan lagi sebesar Rp 75 triliun, namun Rp
100 triliun, dengan membuka kebijakan peningkatan produksi rokok dan termasuk menggenjot ekspor.
208
Total produksi rokok pada 2012 menyentuh 338 miliar batang dan realisasi penerimaan mencapai Rp 95 triliun.
Lihat Penerimaan Cukai Rokok 2013 Ditarget Rp 100 Trilun, republika.co.id, Rabu, 27 Februari 2013, 22:00
WIB.
209
Lihat Kabupaten dan Kota Kediri Rebutan Cukai Rokok, tempointeractive.com, Rabu, 25 Juli 2007 | 13:06
WIB. UU pengganti ini adalah UU No. 39/2007 tentang Cukai.
210
Lihat Daerah Sambut Positif Bagi Hasil Cukai Rokok, tempo.co, Sabtu, 21 Juli 2007 | 14:18 WIB. Tahun 2007,
Kudus diperkirakan akan menerima sekitar Rp 80 miliar.
211
Lihat Alokasi bagi hasil cukai tembakau Rp 1,69 triliun, antaranews.com, Jumat, 21 Desember 2012 14:17
WIB.

126
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Pembinaan lingkungan sosial (diukur dengan angka indeks pembangunan manusia) 2 tahun
sebelumnya dengan bobot sebesar 3 persen. 212

Pemerintah memang menargetkan penerimaan cukai dari daerah-daerah penghasil rokok,


terutama daerah seperti Kudus, Semarang, Surakarta, Surabaya, Malang, Kediri, dan
Tulungagung. Ketika berkunjung ke pabrik rokok pada 15 September 2012 di Kediri, Menko
Perekonomian menyatakan, sumbangan cukai rokok bagi pendapatan negara sekitar Rp 80
triliun. Jawa Timur adalah penyumbang terbesar, yakni Rp 60 triliun. Tahun sebelumnya setoran
cukainya Rp 57 triliun.213 Daerah Kudus juga salah satu penyumbang cukai rokok terbesar.
Tahun 2009, KPPBC Tipe Madya Cukai menargetkan penerimaan cukai dari Kudus sebesar Rp
13,8 triliun, namun realisasinya mencapai Rp 15,2 triliun, melampaui 10,12 persen dari target. 214
Kudus menyumbangkan cukai sebesar Rp 16,8 triliun, sedangkan tahun 2011 ditargetkan sebesar
Rp 15,16 triliun. 215 Bahkan salah satu perusahaan rokok yang berbasis di Surabaya HM
Sampoerna yang diakuisisi Philips Morris Indonesia menyetorkan cukai kepada pemerintah
sebesar Rp 19,7 triliun atau setara 1,7 persen pendapatan negara. 216 Hal ini pula yang mendorong
Gappri menantang pemerintah, dengan menyatakan, bila 10 tahun hasil pendapatan yang dipetik
dari cukai rokok kretek itu ditabung, maka industri kretek bisa membayar utang negara. 217

Sesudah pemerintah pusat memungut cukai produk tembakau dari berbagai perusahaan, maka
pemerintah provinsi mendapat kucuran DBH cukai hasil tembakau (CHT) yang dialokasi untuk
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Tahun 2010, Menteri Keuangan mengeluarkan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 115/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan No. 66/PMK.07/2010 tentang Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2010. Dengan PMK ini, maka 19 provinsi mendapat bagian
DBH CHT. Total dikucurkan dana sebanyak Rp 1.118.499.999.975 (lihat tabel 3.35). Provinsi
Jawa Timur menerima alokasi terbesar, yakni lebih dari Rp 613 miliar. Berikutnya disusul Jawa
Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat. Setiap pemerintah provinsi mengecap dana ini
paling banyak. Sedangkan pemerintah kabupaten/kota seperti Kudus, Kota Kediri dan Kab
Kediri, serta Pasuruan adalah empat besar pengecap DBH CHT.

Tabel 3.35 | Alokasi Sementara DBH CHT 2010

Jumlah Jumlah
No Provinsi No Provinsi
(rupiah) (rupiah)
1 Nanggroe Aceh Darussalam 2.781.180.440 11 DI Yogyakarta 16.431.332.126
2 Sumatera Utara 10,387,046,342 12 Jawa Timur 613.451.367.661
3 Sumatera Barat 4.565.683.440 13 Bali 8.015.419.753
4 Jambi 2.124.355.812 14 Nusa Tenggara Barat 109.382.755.901

212
Lihat Wuih! Daerah Dapat Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Rp 1,69 T, liputan6.com, Rabu, 16 Januari 2013
16:31.
213
Lihat Pemerintah Raup Rp 80 Triliun Dari Rokok, finance.detik.com, Sabtu, 15 September 2012 14:05 WIB.
214
Lihat 1.980 Izin Pabrik Rokok Dicabut, Suara Merdeka, Jumat, 12 Maret 2010.
215
Lihat Ada 86 Pabrik Rokok Dicabut Izinnya, tempo.co, Selasa, 01 Maret 2011 | 14:11 WIB.
216
Lihat Sampoerna Bukukan Laba Bersih Rp 8,06 Triliun, investor.co.id, Jumat, 27 April 2012 | 13:37.
217
Lihat Jika Ditabung 10 Tahun, Sumbangan Industri Rokok Bisa Buat Bayar Utang Negara, finance.detik.com,
Kamis, 16 Desember 2010 12:26 WIB.

127
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 3.35 | Alokasi Sementara DBH CHT 2010

Jumlah Jumlah
No Provinsi No Provinsi
(rupiah) (rupiah)
5 Sumatera Selatan 1.768.995.392 15 Nusa Tenggara Timur 2.251.458.068
6 Lampung 2.059.947.542 16 Kalimantan Tengah 1.607.647.694
7 Banten 2.962.898.419 17 Kalimantan Selatan 1.924.735.665
8 DKI Jakarta 1.462.854.078 18 Kalimantan Timur 1.567.975.705
9 Jawa Barat 69.555.868.846 19 Sulawesi Selatan 7.594.159.519
10 Jawa Tengah 258.604.317.572 Total 1.118.499.999.975
Sumber: PMK No. 115/PMK.07/2010

Alokasi DBH-CHT 2010 yang besarnya lebih dari Rp 1,118 triliun merupakan persentase sebesar
2 persen dari penerimaan CHT sebagaimana dimaksud dalam UU No. 47/2009 tentang APBN
Tahun Anggaran 2010. 218 Tahun 2011, meningkat lagi alokasinya menjadi Rp 1,201 triliun untuk
20 provinsi seiring peningkatan penerimaan negara dari cukai. 219 Tahun 2012, sebagimana PMK
No. 197/PMK.07/2012, jumlah alokasi yang direalisasikan sebesar Rp 1,69 triliun,220 melampaui
target Rp 1,44 triliun. 221 Dalam alokasi yang ditargetkan, Jawa Timur merupakan provinsi yang
paling banyak menerima kucuran DBH CHT, yakni sebesar Rp 698.035.490.445. Penerima
kedua terbesar dikecap Jawa Tengah sebanyak 364.242.511.314, serta diikuti Nusa Tenggara
Barat sebesar Rp 159.841.094.981, dan Jawa Barat sebanyak Rp 137.064.461.313.

3.7. Kretek sebagai Warisan Budaya


Pada dasarnya, industri kretek merupakan industri khas Nusantara. Tidak ada jenis rokok yang
disebut kretek itu berasal dari negeri lain, karena racikan tembakau dicampur dengan biji
cengkeh menjadi sesuatu yang khas kretek. Industrialisasi ini berakar dari Kudus, 222 dan
selanjutnya industri kretek pun menyebar ke sejumlah daerah.223 Industri kretek selain
membentuk suatu lapisan pekerja dan menyerap banyak pekerja perempuan, juga menghisap
bahan baku tembakau dan cengkeh olahan yang diselesaikan secara internal atau domestik

218
Lihat Dana Bagi Hasil Tembakau Sering Disalahgunakan Pemda, finance.detik.com, Jumat, 09 April 2010
18:20 WIB; dan Menkeu Guyur Daerah Produsen Rokok dan Tembakau Rp 1,118 Triliun, finance.detik.com,
Kamis, 08 April 2010 12:33 WIB.
219
Lihat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Capai Rp 1,2 Triliun, tribunnews.com, Senin, 25 Juli 2011 23:47
WIB. DBH-CHT ini dialokasikan sesuai PMK No. 96/PMK.07/2011 tertanggal 27 Juni 2011 yang sebelumnya
PMK 33/PMK.07/2011.
220
Lihat Alokasi bagi hasil cukai tembakau Rp 1,69 triliun, antaranews.com, Jumat, 21 Desember 2012 14:17
WIB; dan Wuih! Daerah Dapat Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Rp 1,69 T, liputan6.com, Rabu, 16 Januari
2013 16:31.
221
Lihat Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 46 /PMK.07/2012 tentang Alokasi Sementara
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2012 tertanggal 20 Maret 2012.
222
Lance Castles, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kudus, Jakarta : Sinar
Harapan, 1982; dan Alex Sumaji Nitisemito, Raja Kretek Nitisemito, Kudus, 1980. Lihat juga, Kudus, Kota Kretek
Kaya Pesona Wisata, okezone.com, Senin, 22 Februari 2010 18:14 wib; Museum Kretek Sebagai Penegas
Identitas Kudus Kota Kretek, detik.com, Kamis, 14 Juli 2011 10:00:54 WIB.
223
Amen Budiman dan Onghokham, Rokok kretek: Lintasan sejarah dan Artinya bagi Pembangunan Bangsa dan
Negara, Kudus: Djarum Kudus, 1987.

128
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

tanpa melalui proses ekspor, sehingga tidak bergantung pada muatan impor (import content). 224
Bahkan, Dirjen Bea dan Cukai mengatakan, industri kretek merupakan pembeli tunggal untuk
sektor pertanian tembakau dan cengkeh. 225 Sebagian besar tembakau diperoleh dari Jawa,
Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat, sedangkan cengkeh diperoleh dari Maluku dan
Sulawesi. Dari ladang-ladang tembakau dan cengkeh inilah terjadi lintasan transaksi
perdagangan untuk kemudian dihisap bagi kebutuhan pabrik-pabrik yang memproduksi kretek.226

Tidak hanya itu, kendati tidak dilirik oleh para pengusaha Belanda (Eropa) sebagai sektor bisnis
yang menguntungkan tumbuh secara mandiri sebagai kekuatan industri lokal tanpa fasilitas
serta proteksi apa pun namun sejak masa kolonial Hindia Belanda, industri kretek itu sudah
menyumbangkan total pajak dan bea kepada pemerintah sebesar 6,2 persen pada 1938. 227 BAT
yang ikut ambil bagian pada 1924 di Cirebon, lebih memproduksi rokok putih sebagaimana pada
umumnya rokok yang dikenal di seluruh dunia. 228 Pada 2005, Philip Morris International Inc
melumat saham PT HM Sampoerna. 229 Pada 2011, giliran perusahaan asal Korea Selatan, KT &
G, yang membeli mayoritas saham PT Trisakti Purwosari Makmur.230 Pembelian dan
penguasaan saham oleh tiga raksasa asing ini menunjukkan betapa pentingnya industri rokok
kretek yang tumbuh, berkembang dan terus bertahan sampai sekarang.

3.7.1. Industri yang tangguh


Sebagai salah satu industri yang penting baik karena kelengkapan sirkuit produksinya secara
internal maupun kontribusinya dalam menyerap tenaga pekerja dan penerimaan pemerintah dari
pajak dan cukai sejak masa Hindia Belanda, maka industri kretek menjadi sangat dinamis oleh
berbagai pesaingan di tingkat domestik dan internasional, sorotan negatif dan upaya melebih-
lebihkan bahaya kematian bagi penikmat kretek.

Permulaan abad ke-20 merupakan pertumbuhan penting pertama dalam industri kretek. Selain
Kudus, tahun 1909 berdiri perusahaan kretek di Blitar. Tahun 1911 muncul di Kediri, dan
kemudian di Surabaya tahun 1914. Namun, ketegangan dalam persaingan industri kretek sudah
terlihat sejak itu. Ketegangan ini meledak dalam suatu kerusuhan yang terjadi pada Oktober 1918
di Kudus. Sebagaimana pada umumnya kerusahan, selain menimbukan kerusakan pabrik-pabrik
kretek dan rumah-rumah mereka, juga korban yang menderita luka-luka. Kemunduran tidak

224
Bandingkan dengan Hamza Alavi, The Structure of Peripheral Capitalism, dalam Hamza Alavi dan Theodor
Shanin (eds)., Introduction to Sociology of Developing Societies, London: Macmillan Press, 1982.
225
Lihat Dirjen: Produksi Rokok 2005 Meningkat, tempointeractive.com, Jumat, 11 Pebruari 2005 | 18:20 WIB.
226
Topatimasang, Roem, Puthut EA, dan Hasriadi Ary (eds), Kretek: Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota,
Yogyakarta: Indonesia Berdikari, 2010, hal. 5-6. Lihat juga, Produksi Tembakau Pamekasan Tahun 2011 Bakal
Habis Diserap Pabrik Rokok, tempo.co, Selasa, 22 Maret 2011 | 13:33 WIB; dan 2 Pabrik Rokok Serap Produksi
Petani, bisnis-jabar.com, Kamis, 21 Februari 2013 | 07:48 WIB.
227
Lihat Tabel 3.30 Pajak Tembakau 1938 dan 1959. Dalam 20 tahun sesudah 1938, pajak dan bea industri rokok
(kretek) melesat menjadi 18,2 persen. Secara nominal, mengalami kenaikan hampir 137 kali lipat atau 13.700
persen.
228
Pada 2009, BAT menguasai saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk, salah satu perusahaan industri
kretek yang berbasis di Malang. Lihat Wow! 85% Saham Bentoel Diborong BAT, inilah.com, Rabu, 17 Juni 2009
| 11:22 WIB; Akuisisi Bentoel, BAT Incar Pasar Kretek Indonesia, finance.detik.com, Rabu, 17 Juni 2009 11:04
WIB; dan BAT Akuisisi Bentoel: Ini Peluang Besar Rebut Pasar Kretek RI, viva.co.id, Rabu, 17 Juni 2009, 10:04.
229
Lihat Untuk Akuisisi HM Sampoerna, Philips Morris Bayar Rp 48 T, finance.detik.com, Senin, 14 Maret 2005
15:54 WIB.
230
Lihat Korsel Beli Perusahaan Rokok Indonesia, liputan6.com, Kamis, 21 Juli 2011 11:43.

129
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

terelakkan ketika banyak pengusaha bumiputra yang berpengaruh diajukan ke muka pengadilan
dan dijatuhi hukuman. Situasi ini menimbulkan pergeseran peta industri kretek seiring terjunnya
sejumlah pengusaha Tionghoa yang secara spesifik menempati kedudukan khusus dalam
kebijakan pemerintah kolonial.

Usai kerusuhan itu industri kretek bangkit dari kehancuran. Cita rasa kretek yang khas sudah
terlanjur melekat di kalangan konsumen. Jumlah pabrik kretek pun mengalami peningkatan. Pada
1924 tercatat 35 pabrik, dan pada 1928 sudah mencapai 50 pabrik di Kudus. Tabel 3.36
menunjukkan bangkit kembalinya industri kretek, yang terdiri atas tiga golongan, yaitu
perusahaan besar, menengah dan kecil. 231 Dalam rentang ini terjadi peningkatan jumlah
perusahaan setiap tahun. Tahun 1925 menjadi 38 perusahaan, tahun 1926 bertambah menjadi 42
perusahaan, dan sebanyak 46 perusahaan di tahun 1927. Salah satu yang paling menonjol adalah
perusahaan yang dimiliki Haji Nitisemito yang mempekerjakan 15.000 pekerja. 232

Tabel 3.36 | Jumlah Perusahaan di Kudus


Tahun 1924 dan 1928

No Perusahaan Produksi 1924 1928


1 Besar > 50 juta batang 12 13
2 Menengah 10-50 juta batang 16 26
3 Kecil < 10 juta batang 7 11
Jumlah 35 50
Sumber: Budiman dan Onghokham, 1987

Sesudah di Cirebon, BAT membuka pabriknya di Surabaya pada 1928. Selang tiga tahun
kemudian, jumlah perjualan rokok putih termasuk tambahan impor mencapai 7,1 miliar
batang. 233 Sedangkan di bawah rokok putih, jumlah peredaran kretek hanya mencapai 6,95 miliar
batang.234 Memang jumlah perusahaan kretek lebih banyak dan telah meluas di hampir seluruh
kota kabupaten di Jawa Tengah. Demikian pula di Jawa Timur setelah Blitar, Kediri, dan
Surabaya, muncul lagi di Nganjuk, Madiun, Jombang, Tulungagung, Probolinggo, Besuki,
Bojonegoro, Ponorogo, Tuban, Sidoarjo, Mojokerto, dan Malang. Namun, peredaran rokok putih
belum dapat ditandingi oleh kretek.

Ketika terjadi krisis ekonomi dunia disebut juga Depresi Besar 1929-1933 yang diawali
rontoknya bursa saham di New York, berdampak pada anjloknya pendapatan dari pajak bagi
pemerintah Hindia Belanda. Sehingga diberlakukan beban pajak 20 persen bagi semua hasil
tembakau pabrik. Sejak 1932 pabrik rokok harus membeli stiker banderol pajak atau pita cukai
untuk dipasang di setiap bungkusnya. Periode ini menjadi salah satu masa terberat industri kretek

231
Amen Budiman dan Onghokham, Rokok kretek: Lintasan sejarah dan Artinya bagi Pembangunan Bangsa dan
Negara, Kudus: Djarum Kudus, 1987, hal. 109.
232
Mark Hanusz, Kretek: The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes, Jakarta: Equinox Publishing
(Asia), 2000, hal. 47. Pada 1908, Nitisemito mendaftarkan perusahaannya sebagai NV Bal Tiga Nitisemito yang
memproduksi kretek dengan merek Bal Tiga.
233
Amen Budiman dan Onghokham, Op.cit., hal. 173.
234
Lance Castles, Op.cit., hal. 168.

130
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dan berdampak terhadap penurunan jumlah produksi. Tahun 1932, produksi kretek hanya 6,08
miliar batang.

Lebih berat lagi ketika terjadi Perang Dunia II. Regim fasisme-militerisme Jepang menduduki
Indonesia dengan bala tentaranya. Perekonomian diarahkan untuk menopang kebutuhan perang
Jepang. Sektor perkebunan babak belur, diganti dengan tanaman pangan dan jarak yang
digunakan untuk pelumas mesin-mesin. Produksi perkebunan merosot sampai 80 persen. 235
Sehingga produksi tembakau menjadi sangat terbatas dan sulit diperoleh. Industri kretek
mengalami kemerosotan. Situasi ini bertambah gawat karena penguasa militer Jepang menyita
banyak perusahaan kretek, termasuk NV Bal Tiga.

Kendati dalam Sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 tersirat penyebutan nama Nitisemito yang
dikenal sebagai penggerak utama industri kretek memberi sinyal arti penting perannya namun
Republik Indonesia (RI) yang dibentuk itu harus kembali menghadapi agresi militer Belanda.
Industri kretek hanya berkembang di kota-kota yang dikuasai Belanda, seperti Surabaya, Malang,
dan Semarang. Pada 1948, industri kretek di Kudus bisa mengakses cengkeh impor. Sampai
penyerahan kedaulatan RI, industri kretek tumbuh dalam lingkungan sosial, ekonomi, dan politik
yang sulit, apalagi harganya melambung akibat gagal panen di Zanzibar dan dampak yang
menjalar dari Perang Korea.

Namun secara keseluruhan, industri kretek tetap bisa tumbuh. Selama 1959-1963 di bawah regim
Demokrasi Terpimpin, dapat dicapai produksi kretek rata-rata di atas 20 miliar batang per
tahun.236 Perkembangan ini beriringan dengan nasionalisasi perusahaan asing sejak 1957,
terutama perusahaan milik Belanda, Inggris, dan Amerika, juga Jacobson van den Berg dan
BAT. Industri kretek juga menikmati keringan tarif cukai hanya 20 persen dari harga eceran.
Secara umum juga terjadi pergeseran dalam industri rokok berkat kebijakan pemerintah yang
menguntungkan kretek.

Sesudah pemerintahan beralih kepada Orde Baru Soeharto lewat dukungan Bank Dunia (World
Bank) dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) untuk menggerakkan
ekonomi dengan utang luar negeri dan modal asing maka peta industri rokok diiringi dengan
kembalinya BAT sebagai perusahaan rokok putih terbesar sejak 1968 untuk menancapkan lagi
produksi dan pasarnya di Indonesia. Pada 1970, rokok putih pun menguasai 40 persen pangsa
pasar. Namun, dalam tahun yang sama juga Indonesia mengalami swasembada cengkeh dan
pemerintah mencanangkan pengurangan impor supaya dapat menguatkan devisa.

Situasi perang antara Arab dan Israel ditandai dengan embargo minyak mentah terhadap pihak
yang mendukung Israel. Sebagai negeri pengekspor minyak dan gas bumi, Indonesia menuai
kelimpahan uang minyak (petrodollar) sejak 1974 yang sekaligus mengubah haluan kebijakan
ekonomi. 237 Periode oil boom ini membawa dua keuntungan politik-ekonomi bagi industri kretek
sebagai celah kebangkitannya. Pertama, dengan kelimpahan petrodollar ini memungkinkan

235
Iyung Pahan, Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Jakarta: Penebar Swadaya, 2008, hal. 44.
236
Lance Castles, Op.cit., hal. 171. Tahun 1959 jumlah produksi sebanyak 21,22 miliar batang, kemudian berturut-
turut 21,37 miliar batang (1960), 20,22 miliar batang (1961), 19,30 miliar batang (1962), dan 20,71 miliar batang
(1963). Tahun 1961, juga telah berdiri perusahaan kretek di Karesidenan Sumatera Timur, Bali, dan Lombok.
237
Suryadi A Radjab, Praktik Culas Bisnis Gaya Orde Baru, Jakarta: Grasindo, 1999, hal. 23-25.

131
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

sejumlah perusahaan rokok kretek memperoleh pinjaman lunak dan mereka menambah investasi
untuk memperbesar kapasitas produksi. Pada paruh kedua 1970-an, produksi kretek mulai
menggunakan filter. Kedua, migrasi penduduk ke luar Jawa lewat program transmigrasi diiringi
pula dengan distribusi kretek secara lebih luas ke daerah-daerah para transmigran. Inilah salah
satu tahapan penting di mana kretek menggusur pasar rokok putih.

Dalam dekade 1990-an, industri kretek berhasil menghapus ketergantungan yang tinggi terhadap
cengkeh impor dari Zanzibar dan Madagaskar. Perkembangan ini juga diiringi dengan
meningkatnya produksi tembakau domestik. Dampak positif atas kemudahan memperoleh bahan
baku kretek secara domestik, maka industri kretek tidak goyah menghadapi guncangan krisis
ekonomi. Kenyataan ini ditunjukkan dengan gelombang krisis finansial yang melanda Asia
Timur dan Tenggara sejak pertengahan 1997 banyak perusahaan besar dan perbankan ambruk
namun tetap tidak menggoyahkan keberadaan industri kretek.238

Sejak 1998, produk-produk industri kretek mendominasi pasar di negerinya sendiri. Periode
keemasan kretek terus bertahan sampai sekarang dengan menguasai pangsa pasar rokok sebesar
93 persen.239 Selama 1990-an, jumlah produksi rokok kretek memang sudah melejit di atas 150
miliar batang per tahun, sedangkan rokok putih hanya dapat menembus 67 miliar batang (lihat
tabel 3.37). Hanya rokok kretek yang dikerjakan dengan tangan dikenal sebagai rokok klobot
atau klembak tidak dapat melampaui 10 miliar batang. Bahkan, Gappri memproyeksikan,
jumlah produksi rokok secara nasional selama 2011 mencapai 300 miliar batang. 240

Tabel 3.37 | Perkembangan Produksi Rokok di


Indonesia 1996 - 2001 (juta batang)

Rokok Rokok Klobot/ Total


No
Kretek Putih Klembak
1996 159.500 53.640 6.146 219.286
1997 169.121 55.973 7.900 232.994
1998 167.005 69.464 8.510 244.979
1999 163.665 67.380 7.400 238.445
2000 164.483 66.706 6.700 237.889
2001 168.071 69.423 6.500 243.994
Sumber: Indocommercial (1999; 2002)

Dengan perkembangan industri kretek yang terus meningkat produksinya dan menguasai pangsa
pasar di negerinya sendiri, telah menciptakan strukturnya seiring mekarnya sejumlah perusahaan
sebagai raksasa di antara ribuan perusahaan industri kretek yang terkonsentrasi di Jawa Timur

238
Topatimasang, Roem, Puthut EA, dan Hasriadi Ary (eds), Op.cit., hal. 3-5.
239
Lihat Fahmi: Akuisisi BAT Membuka Pasar Rokok Kretek di Luar Negeri, kontan.co.id, Senin, 22 Juni 2009 |
19:07 WIB; dan Pelajari Industri Rokok Sebelum Sahkan RPP Tembakau, beritasatu.com, Kamis, 05 Juli 2012 |
06:00.
240
Lihat Produksi Rokok Diproyeksi Capai 300 Miliar Batang, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 24 November
2011.

132
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dan Jawa Tengah namun juga tersebar di berbagai daerah. Menurut Sumarno dan Kuncoro, 241
struktur industri kretek ini berciri oligopolis dengan konsentrasi tinggi. Dengan menggunakan
CR4 (concentration ratio) pada empat perusahaan terbesar, CR8 (rasio konsentrasi pada 8
perusahaan terbesar) maupun Indeks Herfindahl-Hirschman (IHH) struktur ini mempunyai
konsentrasi industri lebih dari 60 persen pangsa pasar (lihat tabel 3.38).

Tabel 3.38 | Konsentrasi Industri Rokok


Kretek di Indonesia 1996-1999

Total
No CR4 CR8 IHH
Firm
1996 0.8109 0.9174 0.3131 191
1997 0.8216 0.9071 0.3207 190
1998 0.6807 0.8206 0.2056 204
1999 0.7891 0.8812 0.2716 206
Rata-rata 0.7756 0.8815 0.2778
Sumber: Sumarno dan Kuncoro, diolah dari data BPS

Industri rokok kretek yang berstruktur oligopolis tidak mudah dimasuki pelaku baru. Kesulitan
atau hambatan untuk masuk (entry barrier) mendorong para pelaku industri yang baru lebih
memilih akuisisi lewat pasar modal atau pengambilalihan perusahaan secara terbatas. 242 Inilah
celah yang digunakan oleh Philip Morris, BAT, serta KT & G untuk masuk ke dalam kancah
persaingan industri kretek, dengan mengandalkan kekuatan finansial mereka.

Industri kretek juga mengalami periode yang sulit baik ketika diawali dengan kebijakan
pemerintah Hindia Belanda yang menarik pajak dan bea seiring krisis ekonomi dunia yang
disebut Depresi Besar, disusul penghancuran banyak perkebunan oleh penguasa militer Jepang
dan berbagai dislokasi sebelum dan sesudah terbentuknya RI 243 maupun kembalinya BAT yang
beriringan dengan diberlakukannya UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan
ditambah pula ketegangan antara Gappri dan BPPC, serta gelombang krisis finansial yang
menyapu Asia Timur dan Tenggara, industri kretek tetap menunjukkan ketangguhannya untuk
tetap bertahan dalam berbagai guncangan. Salah satu faktornya adalah karena rokok kretek
menggunakan muatan lokal (local content) lebih dari 90 persen dan menguasai pangsa pasar 93
persen. Seperti kata orang Betawi, kretek nggak ada matinye!

Namun demikian, tantangan itu kelihatannya akan berlanjut dengan kebijakan pemerintah lewat
road map dengan kenaikan tarif cukai secara rutin, pemberlakukan PP No. 109/2012, desakan
ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) WHO, kampanye anti tembakau,
serta kebijakan proteksi dan larangan impor rokok kretek oleh sejumlah pemerintah asing.

241
Dengan metode rasio konsentrasi (concentration ratio), struktur pasar bersifat oligopolis. Lihat Simon Bambang
Sumarno dan Mudrajad Kuncoro, Struktur, Kinerja, dan Kluster Industri Rokok Kretek: Indonesia, 1996-1999,
http://website.mudrajad.com/sites/default/files/softcopies/Struktur,%20Kinerja,%20dan%20Kluster%20Industri%20
Rokok%20Kretek%20Indonesia,%201996-1999.pdf (diakses pada 30 Maret 2013).
242
Topatimasang, Roem, Puthut EA, dan Hasriadi Ary (eds), Op.cit., hal. 11-12.
243
Farchan Bulkin, Nasib Publik dalam Sebuah Republik, Prisma, No. 8, Agustus 1984.

133
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tantangan ini disingkap lebih garang oleh beberapa kalangan sebagai konspirasi global yang
berupaya menyeret industri kretek ke dalam kehancuran atau digulung oleh para raksasa dunia.244
Inilah dinamika global yang mengisi perkembangan industri rokok Indonesia yang melibatkan
lebih banyak elemen yang terlibat.

3.7.2. Warisan budaya


Sudah lebih 100 tahun industri rokok kretek tumbuh, memainkan peranan dalam perekonomian,
melesat dan mendominasi pasar di negeri sendiri, serta sekarang menghadapi tantangan baru
terkait regim kesehatan dan perdagangan dunia. Perintis pertama rokok kretek pada 1880-an,
Haji Djamhari di Kudus, sudah wafat pada 1890. Dua perintis berikutnya di permulaan abad ke-
20 Haji Nitisemito (Bal Tiga) di Kudus dan Liem Seng Tee (Dji Sam Soe dan Sampoerna) di
Surabaya yang meletakkan fondasi industri kretek juga sudah berlalu. Dekade 1950-an,
generasi berikutnya, Oei Wie Gwan membangun pabrik yang memproduksi Djarum di Kudus
dan Tjou Ing Hwie membentangkan operasi Gudang Garam di Kediri, yang sekarang menjadi
raksasa industri kretek modern yang menembus pasar dunua. 245

Lintasan sejarah yang dilewati industri kretek mengalami periode pasang-surut. Persaingan yang
keras telah membawa mereka ke arena yang dinamis, namun sekaligus pula memercikkan
kerusuhan dan terus bertahan di masa perang dunia. Terpaan krisis ekonomi dunia yang berulang
kali menghantam, tidak juga mengubur seluruh yang sudah ditanamkan setapak demi setapak itu
kendati tidak sedikit yang rontok. Demikian pula kebijakan para pemerintah baik dalam menarik
cukai maupun dalam memperlakukan, mulai dari masa Hindia Belanda sampai sekarang tetap
kokoh bertahan. Para raksasa dunia pun tergiur mengambil alih perusahaan-perusahaan industri
kretek tersebut.246

Tak dapat disangkal bahwa industri kretek merupakan karya cipta bangsa Indonesia yang dirintis
dari Kudus, dengan riwayat yang unik. Haji Djamhari disebut-sebut sebagai yang pertama kali
meraciknya menjadi kretek pada 1880-an. Dari seorang penderita asma mengoleskan sekujur
dada dan punggungnya dengan minyak cengkeh penyakitnya lambat laun pun berlalu. Lantas
diuji-coba rajangan cengkeh dicampur tembakau, kemudian dilinting menjadi rokok. Eksperimen
asap rokok yang mengandung cengkeh ini terhisap masuk ke rongga dada hingga proses
pengobatan berlangsung lebih cepat.247 Dengan riwayat ini selain asmanya lebih cepat sembuh,
Djamhari juga menemukan formula atau resep rokok yang unik, yakni kretek yang kelak
temuannya terwariskan sampai sekarang.

Warisan Djamhari telah melahirkan beberapa raksasa nasional seperti industri kretek Sampoerna,
Djarum, Gudang Garam, Bentoel, dan Nojorono, namun dua di antaranya sudah jatuh ke tangan
raksasa dunia. Kendati demikian, banyak pihak berupaya pula menjadikan kretek sebagai

244
Abhisan DM, Hasriadi Ary, dan Miranda Harlan, Membunuh Indonesia, Konspirasi Global Penghancuran
Kretek, Jakarta: Kata-Kata, 2011; dan Wanda Hamilton, Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat,
Yogyakarta: INSISTPress, 2010.
245
Topatimasang, Roem, Puthut EA, dan Hasriadi Ary (eds), Op.cit., hal. 139.
246
Ibid., hal. 139-140.
247
Kodrat Wahyu Dewanto dkk, Divine Kretek, Rokok Sehat: inovasi Dr. Gretha Zahar, Prof. Sutiman Bambang
Sumitro, Drs., M.S., D.Sc., Jakarta: Masyarakat Bangga Produk Indonesia, 2011.

134
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

identitas produk Indonesia seperti halnya cerutu dengan Kuba yang melekat sebagai simbol. 248
Salah satu komunitas yang ikut ambil bagian dalam menyebarkan kretek ke luar Jawa pada 1970-
an adalah sejumlah transmigran yang sudah merasa cocok dengan cita rasa khas dan selera
mereka terhadap apa yang terkandung dalam kretek. Dan sejumlah pabrik rokok kretek kecil pun
muncul di luar Jawa.

Konsumsi kretek terus meningkat setiap tahun. Sejak pertama kali menjadi industri produksi
massal, kretek telah mendapatkan tempatnya pada segmen pasar tertentu. Komoditas ini terus-
menerus meluas pasarnya, tidak lagi seputaran Kudus, Kediri, Malang, dan Surabaya, bahkan
menembus tapal batas negeri dengan ekspor. Produksi sudah hampir menembus 300 miliar
batang.249 WHO menyebutkan, ada sekitar 75 juta penduduk Indonesia yang mengkonsumsi
rokok, dengan menghabiskan 225 miliar batang dan membelanjakan uang mereka sebanyak Rp
100 triliun per tahun.250 Mereka tidak hanya menikmati rokok dalam acara-acara hiburan atas
kumpul-kumpul sambil nongkrong di berbagai tempat, dalam berbagai pertemuan dan ngobrol,
saat istirahat dari bekerja, dalam suatu kenduri dan sehabis makan, pentas-pentas musik dan
pertandangan olahraga, serta menikmati perjalanan, bahkan sampai saat melepas hajat. Banyak
lapisan dan status sosial dari berbagai usia dan lintas budaya membentuk gaya hidup merokok,
khususnya kretek. 251

Warisan Djamhari itu tidak hanya dipancangkan fondasinya oleh para pemilik ladang dan
perusahaan, namun juga diolah banyak pekerja dari ladang-ladang tembakau dan cengkeh
sampai pabrik dengan mengerahkan tenaga kerja mereka untuk memproduksi produk akhir:
kretek. Dari tangan-tangan mereka yang menghasilkan kretek, produk ini tersebar ke para
distributor, berbagai supermarket, pasar-pasar, toko-toko, kios-kios, gerobak-gerobak dorong,
dan pedagang asongan. Dari hasil kerja mereka pula, miliaran batang kretek menembus pasar
ekspor seperti ke Malaysia, Singapura, Kamboja, Thailand, Turki, beberapa negeri di Timur
Tengah dan Eropa, serta AS. Bahkan, banyak pula warga AS seperti jatuh cinta kepada
kretek.252

Memproduksi dan merasakan keberadaan kretek juga menimbulkan kebanggaan. Ahli waris
pemilik Bal Tiga merasa bangga atas apa yang sudah dirintis Nitisemito yang kemudian
mendapat sebutan sebagai Raja Kretek. 253 Masih dari Kudus, kebanggaan juga terungkap

248
Rusdi Mathari, Cerita Sebatang Cerutu, beritasatu.com, Selasa, 13 Desember 2011 | 09:58. Lihat juga,
Soekarno soal Cerutu Kuba, Che dan Castro, merdeka.com, Rabu, 13 Juni 2012 08:05:00; Lelang Kotak Cerutu
Kuba buat Dana Kesehatan, antaranews.com, Senin, 4 Maret 2013 12:43 WIB; dan Meski Krisis, Penjualan
Cerutu Kuba di Spanyol Meningkat, republika.co.id, Rabu, 27 Februari 2013, 09:00 WIB.
249
Lihat Produksi Rokok Diproyeksi Capai 300 Miliar Batang, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 24 November
2011.
250
Lihat Belanja Rokok Rakyat Indonesia Rp 100 Triliun Per Tahun, skalanews.com, Selasa, 07 Ags 2012 12:50
WIB; Masyarakat Indonesia Belanjakan Rp.100 Triliun untuk Rokok, poskotanews.com, Senin, 6 Agustus 2012
13:25:16 WIB; dan Indonesia, Urutan 3, Konsumen Rokok Terbesar di Dunia, poskotanews.com, Minggu, 15
April 2012 21:42:31 WIB.
251
Rudy Badil, Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya, Jakarta: Gramedia, 2011.
252
Lihat Mayoritas Penduduk Amerika Serap Rokok Kretek Indonesia, antaranews.com, Minggu, 17 Oktober
2010 16:15 WIB.
253
Lihat Alex Sumaji Nitisemito, Raja Kretek Nitisemito, Kudus, 1980; dan Nitisemito Radja Rokok Kretek Asal
Kudus (1), http://sendang-kapit-pancuran.blogspot.com/2012/01/nitisemito-radja-rokok-kretekasal.html#.
UVgmBTdykqg (diakses pada 29 Maret 2013).

135
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dengan julukan Kudus Kota Kretek. 254 Tidak ketinggalan, Kudus juga menghadirkan sebuah
museum yang memamerkan sejarah industri kretek dengan berbagai peninggalan masa lalu
seperti koleksi peralatan kerja pengolahan tembakau dan cengkeh, produk dan mereknya, serta
koleksi foto-foto para pengusaha kretek dan tontonan film dokumenter. Museum Kretek Kudus
yang berdiri pada 1986 itu terletak di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati Kudus di atas lahan
seluas 2 hektar. 255 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus telah membuka museum
ini sebagai obyak wisata sejarah rokok kretek dan diminati wisatawan asing. 256

Tidak hanya Kudus yang menghadirkan penggalan-penggalan sejarah industri rokok kretek
dalam sebuah museum, melainkan juga Surabaya. Namun berbeda dengan Kudus tanpa butuh
waktu lama sesudah diakuisisi museum di Surabaya berdiri pada 2010, dengan memamerkan
perjalanan Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna sebagai perusahaan yang memproduksi rokok
kretek yang didirikan Liem Seeng Tee pada 1913. Nama museum yang terletak di lahan Taman
Sampoerna ini adalah House of Sampoerna, menempati bangunan megah yang berdiri pada 1862
dan sudah direnovasi. Lantai dua bangunan ini beroperasi pabrik, sehingga museum ini beraroma
rokok kretek. Dalam pabrik ini sedikitnya 3.000 pekerja perempuan yang memproduksi rokok.
House of Sampoerna juga memiliki program Surabaya Heritage Track (SHT). Dengan
menggunakan bus ber-AC dan ditemani pemandu, para pengunjung dibawa berkeliling kota
Surabaya untuk wisata sejarah secara gratis. 257

Kedua museum itu sekaligus pula menampilkan diri sebagai warisan budaya (heritage of
culture).258 Namun yang lebih penting lagi adalah menjadi sarana pengetahuan terkait berbagai
barang peninggalan dan dokumen-dokumen sebagai catatan perkembangan industri kretek
dengan hulunya adalah proses penanaman di ladang-ladang tembakau dan cengkeh. Museum
Kretek Kudus sudah mengembangkan fasilitas edukasi ilmu pengetahuan dan sosial-humanis
berupa Techno Hall dan Pojok Buruh Rokok. 259 Aspek pengetahuan dari kedua museum ini
dapat mendeskripsikan atas berlangsungnya proses pembentukan lapisan pengusaha industri
rokok nasional secara independen260 tanpa sokongan kebijakan dan fasilitas dari pemerintah

254
Lihat Kudus, Kota Kretek Kaya Pesona Wisata, okezone.com, Senin, 22 Februari 2010 18:14 wib; Museum
Kretek Sebagai Penegas Identitas Kudus Kota Kretek, detik.com, Kamis, 14 Juli 2011 10:00:54 WIB; dan
"Kabupaten Kudus," http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudus (diakses pada 31 Maret 2013).
255
Lihat Mengenal Sejarah Rokok Kretek di Museum Kretek Kudus, travel.detik.com, Senin, 19 Maret 2012
15:02:00 WIB; dan Museum Kretek, http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Kretek (diakses pada 31 Maret 2013)
256
Lihat Museum Kretek Kudus Dibuka untuk Wisatawan, tempo.co, Senin, 13 September 2010 | 11:38 WIB;
Dinas Budpar Jadikan Museum Kretek Kudus Tempat Wisata, elshinta.com, Minggu, 22 Agustus 2010 17:39
WIB; Sejumlah Pengunjung Manyaksikan Koleksi Rokok di Museum Kretek Kudus, bisnis-jateng.com, Jumat, 16
November 2012; dan Wisatawan Asing Minati Museum Kretek Kudus, kompas.com, Selasa, 3 Juli 2012 | 13:37
WIB.
257
Lihat Museum Beraroma Rokok, kompas.com, Minggu, 17 April 2011 | 09:15 WIB. Dalam museum ini
prestasi wakil Sampoerna juga diabadikan, yakni penampilan 234 pekerja termasuk para perempuan pelinting rokok
memukau penonton Tournament of Roses di Pasadena, California, Amerika Serikat, di tahun 1990 dan 1991.
258
Lihat Kretek yang Dianggap Sebagai Heritage, kompas.com, Rabu, 6 Juni 2012 | 09:17 WIB; dan Rokok
Kretek Warisan Budaya Bangsa, surabaya.tribunnews.com, Rabu, 16 Januari 2013 14:33 WIB.
259
Lihat Museum Kretek Kembangkan Techno Hall, kompas.com, Kamis, 28 April 2011 | 20:12 WIB. Techno
Hall merupakan taman pintar mini yang mengedepankan teknologi informasi, sehingga para pengunjung dapat
memperoleh pengetahuan baru dari permainan-permainan berbasis teknologi. Sedangkan Pojok Buruh Rokok,
dikemas melalui acara-acara atau kunjungan khusus. Pengembangan ini menampilkan sosok buruh rokok yang
sedang melinting atau membatil, juga diorama kehidupan dan kegiatan petani tembakau dan para buruh rokok.
260
Lihat Sampoerna: Warisan Teladan Liem Seeng Tee, koelitinta.com, 19 April 2010.

136
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

mengaitkan diri ke hulu secara internal atau domestik dengan proses pengolahan tembakau dan
cengkeh yang menghidupi perkebunan rakyat. Dengan modal kecil dan teknologi pelinting kayu
untuk memproduksi SKT, secara perlahan dan bertahap, mereka kemudian tumbuh menjadi
konglomerat baru dengan basis industri kretek.261

Kebanggaan atas produksi Indonesia juga pernah dipertontonkan secara demonstratif oleh
mantan Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim, yang seorang diplomat ulung. Beliau diutus
menghadiri penobatan Ratu Elizabeth II didampingi suaminya Pangeran Philip yang bergelar
Duke of Edinburg pada Juni 1953 di Istana Buckingham, Inggris. Konon, di sela-sela Pangeran
Philip melepas ketegangan, Agus Salim menghampirinya seraya menghisap dan mengayun-
ayunkan rokok kreteknya di sekitar dan tercium hidung sang pangeran. Sehingga terjadi
percakapan unik di antara mereka untuk mencairkan suasana dan sekaligus mendorong pengaren
bersikap ramah:

Pangeran Philip: Dari mana bau tidak sedap itu datang?


Agus Salim: Adakah Yang Mulia mengenali aroma rokok ini? Yang Mulia, bau yang tidak
sedap itu adalah bau rokok kretek yang sedang saya hisap yang dibuat dari tembakau dan
cengkih. Boleh saja yang mulia tidak menyukainya. Tapi justru bau inilah yang menarik minat
pelaut-pelaut Eropa mengarungi lautan mendatangi negeri kami tiga abad yang lalu. 262

Demikianlah, kretek bukan hanya sekadar rokok yang pada umumnya dikenal orang di seluruh
dunia dengan rokok putih, juga bukan cerutu yang sepenuhnya tembakau, melainkan rokok yang
mengandung bahan baku lain: cengkeh. Perbedaan lainnya adalah bunyinya ketika dihisap.
Karena hisapan nyala rokok ini berbunyi khas, kretekkretekkretek! Bunyi ini keluar dari
efek terbakarnya potongan biji cengkeh yang tergulung dan bercampur dengan rajangan kering
daun tembakau. Namun sebelum dikenal dengan sebutan bunyinya kretek, lebih dulu orang
mengenalnya dengan sebutan rokok cengkeh. 263

Riwayat industri kretek itu dapat tumbuh karena dipenuhi oleh dua sisi. Di satu sisi tersedia
kondisi-kondisi yang diperlukan dalam konteks kolonialisme Belanda yang mewadahi, serta di
satu sisi lain muncul pandangan atau gagasan kreatif di masyarakat lokal terhadap jenis rokok
yang berbeda. Dengan daya ciptanya yang merupakan perpaduan antara pengalaman budaya
yang diperkenalkan atau dipenetrasi dari luar dengan kreativitas lokal yang melakukan sebuah
eksperimen dari pengalaman sendiri, maka pada momen dan tempat yang tepat menghasilkan
produk budaya yang unik dan khas yang disebut kretek.264
261
Lihat Museum Beraroma Rokok, kompas.com, Minggu, 17 April 2011 | 09:15 WIB; Sampoerna: Warisan
Teladan Liem Seeng Tee, koelitinta.com, 19 April 2010; dan Sejarah Sampoerna,
http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/pages/the_history_of_sampoerna.aspx (diakses pada 31 Maret 2013).
262
Rhoma Dwi Aria Yuliantri, Agus Salim: Menghisap Kretek Saat Penobatan Ratu Elizabeth II,
belajarsejarah.com, 30 September 2009; H Agus Salim, Pecandu Rokok Kretek yang Jago Diplomasi,
wartanews.com, Rabu, 18 Agustus 2010 20:12 WIB; dan Waskiti G Sasongko, Kretek Sebagai Kritik
Kebudayaan, zhirotheque.wordpress.com, Sabtu, 24 Desember 2011.
263
Amen Budiman dan Onghokham, Op.cit., hal. 106. Rokok putih berbahan tembakau Virginia, Burley, dan
Oriental), sebaliknya kretek merupakan racikan antara tembakau dengan cacahan cengkeh dan tambahan saus.
Tembakau untuk sigaret kretek pun sangat beragam, bahkan mencapai lebih dari tiga puluh jenis tembakau.
264
Waskiti G Sasongko, Kretek Sebagai Kritik Kebudayaan, zhirotheque.wordpress.com, Sabtu, 24 Desember
2011. Rujukannya dipetik dari Denys Lombard, Denys Lombard, Nusa Jawa: Batas-batas pembaratan, Jakarta:
Gramedia, 1996.

137
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Dulu, pada awal abad ke-17, cengkeh di Maluku seperti Ternate, Tidore, dan Ambon, menjadi
arena perebutan dan perang dagang sampai Perserikatan Perusahaan Hindia Timur (Vereenigde
Oostindische Compagnie VOC) melakukan monopoli rempah-rempah.265 Sesudah VOC
bangkrut dan penguasa Hindia Belanda dirundung kesulitan ekonomi, maka Tanam Paksa
(Cultuur Stelsel) dijalankan oleh Gubernur Jenderal Van den Bosch sejak 1830 untuk
mengangkut hasil kerja rodi ini ke Belanda dan Eropa untuk menggerakkan industrialisasi. Salah
satu tanaman yang ditanam secara besar-besaran di sekitar Semarang adalah tembakau. Tahun
1856, penanaman tembakau meluas di daerah Besuki, Pasuruan, Jawa Timur. Tahun 1858,
diperluas lagi dengan penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di Klaten. Sedangkan di luar
Jawa, ditanam tembakau jenis pembungkus cerutu di daerah Deli pada 1863. Selang 20 tahun
kemudian, muncul kretek dari buah tangan Haji Djamhari dan Haji Nitisemito merintisnya
produksi industri kretek sebagai komoditas yang diproduksi secara massal.266

Selain serpihan cengkeh dalam tembakau, juga terkandung saus. Cengkeh memberi rasa sedikit
pedas, kemudian saus menambah rasa yang lain. Membubuhkan kadar rajangan cengkeh dan
jenis saus ini hanya sedikit yang mengetahuinya, sehingga menjadi resep rahasia.267 Saus sebagai
perasa mencirikan selera dan kepekaan, sebagaimana kegemaran yang tercermin dalam tradisi
mengunyah sirih pinang yang ditambahkan perasa gambir, cengkeh atau rempah lainnya untuk
menghasilkan rasa sedap dan gurih. Semula taburan rasa sedap dalam kretek tidak diimpor,
namun seiring membesarnya perusahaan mereka, penyedap rasa ini pun didatangkan dari luar
negeri. Ada yang mencampurkan esens buah manis seperti strawberry dan raspberry, namun ada
pula memberi cita rasa pedas dengan menaburkan kayu manis. Dan pilihan selera konsumen
kretek ini sesuai dengan cita rasa dari masing-masing produk industri kretek.

Rokok cengkeh, kretek itu hadir bersama banyak orang baik sebagai komoditas maupun dalam
berbagai aktivitas pribadi dan pergaulan sosial. Sobary268 mengisahkan, sebungkus kretek yang
dibeli menjadi milik pribadi sang pembeli. Dalam pergaulan sosial, barang milik pribadi itu
dibuka, dan ketika sang pemilik menyulut kretek itu, yang lain pun mengambil sebatang, dan
menyulutnya dengan rasa kekeluargaan yang nyaman. Individu lebur ke dalam kolektivitas,
tanpa menghilangkan ciri identitas dan aspirasi pribadi. Dengan kretek in pun menjadi kekuatan
pengikat kebersamaan mereka. Jauh sebelumnya, kretek adalah karya, cipta, dan wujud
kreativitas bangsa para perintis, pengusaha yang menanamkan modalnya serta lapisan pekerja
yang sudah banting tulang yang memiliki pertautan ke hulu di mana petani dan buruh
tembakau dan cengkeh memproduksi untuk diolah menjadi produk dan terus menguatkan
industri kretek.

Kaitan ke hulu itu direfleksikan oleh kerja petani dan buruh tembakau di Desa Legoksari,
Temanggung. Pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut, proses penanaman tembakau

265
Nurediyanto, Eugenia Aromatica, topix.com, Senin, 6 Februari 2012. Cengkeh di Cina digunakan untuk
berbagai macam pengobatan. Bijinya juga dikembangkan sebagai terapi penyakit jantung.
266
Sebelum kertas rokok menggantikan pembalutnya, banyak jenis rokok yang dicirikan dengan pembalut bukan
kertas, seperti klobot (daun jagung) di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta kawung (daun dari pohon aren) di Jawa
Barat. Jenis rokok lainnya adalah klembak menyan yang diracik dari tembakau dengan akar klembak tumbuhan
obat laksatif (menenangkan) ditambah dengan sedikit kemenyan.
267
Mark Hanusz, Op. cit., hal. 90.
268
Mohamad Sobary, Kretek sebagai Warisan kebudayaan, sindonews.com, Senin, 24 Desember 2012 - 06:38
WIB.

138
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

diawali terlebih dulu dengan kepercayaan dan ritual mereka. Mereka menggelar tikar dan
mengelilingi sesajen dalam nampan yang satu berisi buah-buahan dan satu lagi berisi rokok.
Sedangkan yang khusus berisi dua nasi tumpeng lengkap dengan ayam utuh (ingkung) dan
ayam cemani yang juga ditancapkan lidi-lidi yang sudah ditempeli uang kertas. Selain kepada
Tuhan, mereka mengucapkan rasa hormat kepada Ki Ageng Makukuhan yang dipercaya sebagai
orang pertama yang membawa bibit tembakau di wilayah Gunung Sindoro, Gunung Sumbing,
dan Prau. Ritual ini juga diakhiri dengan pemanduan oleh seorang pemuka agama yang
berlangsung dengan khidmat, sebelum mereka menyantap hidangan dan membawa bibit-bibit
tembakau untuk ditanami di lahan-lahan yang sudah disiapkan. 269 Mereka adalah orang-orang
yang menghasilkan tembakau terbaik dan berkualitas tinggi.

Warna kebudayaan juga ditampilkan dalam menyatakan kretek sebagai bagian dari mereka
dengan suasana yang riang. Dengan kretek, Kudus sudah menuai pengakuan. Pada dekaan 1990-
an, sering mengalun bait dolanan anak yang begitu popular di kalangan siswa-siswi Sekolah
Dasar (SD), khususnya dalam kegiatan Pramuka. Alunan bait-bait yang mengumandang dalam
nyanyian mereka: 270

Kota Kudus, kota kretek


Kota Kudus, tempat kami
Di sinilah, di sinilah
Di sinilah, tempat kami

Rokok kretek industri asli


Jenang Kudus tak asing lagi
Mari kawan mari kemari
Datanglah ke kota kami.

269
Puthut EA, Hikayat Negeri Tembakau, National Geographic Indonesia, Desember 2012, hal. 44.
270
Lihat Kretek, Warisan Dunia Asli Indonesia, http://puskindo.blogspot.com/2012/07/kretek-warisan-dunia-asli-
indonesia.html (diakses pada 30 Maret 2013).

139
Bab 4
Kontribusi Atas Hak-hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

4.1. Kewajiban Pemerintah


4.1.1. Tersedianya sumber daya industri
4.1.2. Memenuhi dan melindungi hak
4.2. Kontribusi bagi Hak atas Pekerjaan
4.2.1. Kontribusi untuk pekerjaan
4.2.2. Sebaran petani tembakau
4.2.3. Sebaran pekerja rokok
4.3. Kontribusi bagi Hak atas Upah dan Tunjangan
4.4. Kontribusi bagi Hak atas Jaminan Sosial
4.5. Kontribusi dalam Kebudayaan

Sejak permulaan millennium atau abad ke-21, industri pengolahan tembakau dan cengkeh yang
menghasilkan rokok yang disebut kretek sedang berada di masa keemasannya sampai sekarang
dengan dominasi pangsa pasar hingga 93 persen di negerinya sendiri. 1 Industri ini tumbuh sejak
permulaan abad ke-20 yang sudah dirintis pada akhir abad ke-19 dengan modal kecil-kecilan
yang justru diabaikan oleh pengusaha Belanda (Eropa) di masa kolonial Hindia Belanda.
Kemudian industri ini mengalami pasang-surut, ditandai oleh kerusuhan sosial sebagai dampak
dari persaingan yang keras dan posisi pemerintah Hindia Belanda yang menindas golongan
bumiputra. Mereka yang terlibat dalam industri ini merasakan masa-masa dua perang dunia,
menderita kehancuran pada perkebunan seiring tertancapnya kepentingan penguasa fasisme
Jepang untuk tujuan memenuhi kebutuhan perang Asia-Pasifik, mengalami dislokasi ekonomi
sebelum dan sesudah terbentuknya Republik Indonesia (RI), 2 dan memberikan kontribusi
penting bagi perjalanan RI pada 1959 mencapai 18,2 persen total pajak dan bea.3 Industri kretek
juga dikesampingkan dalam kebijakan pemerintah Orde Baru seiring diberlakukannya UU
Penanaman Modal Asing (PMA) dan mengucurnya utang luar negeri terutama lewat Inter-
Governmental Group on Indonesia (IGGI) yang terbentuk pada 1967. Namun, ketika rejeki
nomplok pada periode oil boom sejak pertengahan 1970-an sampai awal 1980-an terbuka
celah untuk memperoleh pinjaman lunak yang menggairahkan kembali pertumbuhan
perusahaan-perusahaan industri kretek. Tantangan dan ketegangan masih mereka hadapi
menyusul beroperasinya VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) produk regim Soeharto
Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang melakukan monopoli pembelian dan
perdagangan cengkeh selama dekade 1990-an. 4 Sampai akhirnya, krisis financial menyapu Asia
Timur dan Tenggara yang berdampak secara politis: Soeharto jatuh bersama BPPC dan kroni-

1
Lihat Ini Peluang Besar Rebut Pasar Kretek RI, viva.co.id, Rabu, 17 Juni 2009, 10:04; dan Akuisisi Bentoel,
BAT Incar Pasar Kretek Indonesia, finance.detik.com, Rabu, 17 Juni 2009 11:04 WIB.
2
Farchan Bulkin, Nasib Publik dalam Sebuah Republik, Prisma, No. 8, Agustus 1984.
3
Lance Castles, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kudus, Jakarta : Sinar Harapan,
1982.
4
Andrew Rosser, Politics of Economic Liberalization in Indonesia: State, Market and Power, London: Curzon
Press, 2002; Budipranoto Sudjanadipradja, Analisis Karakteristik Pasar Cengkeh, Konflik BPPC-GAPPRI, dan
Penghitungan Kebijakan BPPC pada Pelaku Pasar Cengkeh Indonesia: Studi Kasus Ekonomi Politik,
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=110463&lokasi=lokal (diakses pada 1 April 2013); Ketut
Rindjin, Etika Bisnis dan Implementasinya, Jakarta: Gramedia, 2004, hal. 111-112. Lihat juga, BPPC Bubar, Uang
Petani Raib, Xpos, No 07, Thn. III, 5-12 Maret 2000; dan Cengkeh Berbau Tommy Soeharto, detik.com, Rabu,
23/05/2007 17:02 WIB.

143
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kroni bisnis yang sudah dibesarkannya. 5 Industri kretek tetap bisa bertahan, bahkan
menunjukkan kemajuan pesatnya sesudah krisis finansial itu.
Lebih dari itu, berbeda dengan banyak jenis industri yang tumbuh di Indonesia, industri kretek
adalah yang paling tua sesudah industri gula. Bahkan berbeda pula dengan industri gula, industri
kretek justru mampu mendominasi pasar di negerinya sendiri. Lagi pula, industri kretek tidak
pernah dikuasai oleh pengusaha Belanda di masa kolonial Hindia Belanda. Industri kretek
menunjukkan kaitan yang besar dari hulu ke hilir, sehingga tidak bergantung kepada impor
bahan baku, karena muatan lokal (local content) mencapai lebih 90 persen.6 Bukan hanya pasar
di negerinya sendiri yang didominasi, melainkan juga menembus pasar ekspor dengan 30 negeri
tujuan 7 dan nilai 400 juta dollar AS. 8 Secara provokatif dinyatakan, penerimaan negara dari
pajak dan cukai rokok bila ditabung dalam 10 tahun bisa digunakan untuk bayar utang. 9
Karena setiap tahun, pemerintah senantiasa mengecap kenaikan pendapatan dari cukai rokok.10
Di sini pula letak ketangguhan industri kretek dalam menghadapi berbagai guncangan krisis dan
gejolak politik.

Selain kontribusinya terhadap penerimaan negara dari cukai dan pajak lainnya maupun devisa,
bagaimana membentuk industri yang tangguh, maka industri kretek juga memberikan
kontribusinya terhadap lapangan kerja, upah dan tunjangan, serta tanggung jawab sosial dan
partisipasi dalam kebudayaan. Berapa banyak orang yang menggantungkan hidup mereka dalam
industri pengolahan tembakau perkebunan tembakau dan cengkeh, serta industri rokok kretek
berdasarkan kaitan hulu ke hilir? Berapa banyak kontribusinya terhadap kemajuan social dan
budaya sebagai wujud tanggung jawab sosial (corporate social responsibility CSR) mereka?
Berapa pula perkiraan efek ganda (multiflier effect) atas peranan industri pengolahan tembakau
itu?

5
William Curt Hunter, George G. Kaufman, Thomas H. Krueger (eds.), The Asian Financial Crisis: Origins,
Implications and Solutions, New York: Springer, 1999; Suryadi A Radjab, Praktik Bisnis Culas Gaya Orde Baru,
Jakarta: Grasindo, 1999, hal. 30-32; Lepi T Tarmidi, Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan
Saran, http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/427EA160-F9C2-4EB0-9604-C55B96FC07C6/3015/bempvol1no4mar.pdf
(diakses pada 1 April 2013); Nurul Widyaningrum dkk, Pola-pola Eksploitasi terhadap Usaha Kecil, Bandung:
Yayasan Akatiga, 2003, hal. 99; Bau Skandal dI Komisi V DPR, Xpos, No 09, Thn. III, 20-26 Maret 2000.
6
Ahmad Khairul, Potensi Kemandirian Nasional yang Terabaikan, http://komunitaskretek.or.id/?p=253 (diakses
pada 1 April 2013); Kretek: Ketangguhan Industri yang Teruji, zhirotheque.wordpress.com, Senin, 22 Oktober
2012; dan Komunitas Kretek Keluhkan Polemik Kebijakan Anti Tembakau, kominfo.jatimprov.go.id, Selasa, 27
Sepember 2011 | 20:30.
7
Lihat Oow, Rokok Kudus Diekspor ke 30 Negara, republika.co.id, Kamis, 09 Februari 2012, 22:40 WIB; dan
Ekspor Nonmigas Kudus Didominasi Rokok, antarajateng.com, Selasa, 08 Januari 2013 15:16:12 WIB. Ekspor
rokok dari Kudus juga masih dapat menembus Amerika Serikat (AS), dengan nilai yang mencapai 8,65 juta dollar
AS pada 2011. Paling tinggi ekspor ke Malaysia sebesar 17,59 juta dollar, dan diikuti Singapura sebesar 12,37 dollar
AS. Total ekspor rokok pada 2011 sebesar sebesar 49,26 juta dollar, sedangkan pada 2012 turun menjadi hanya
22,81 juta dollar AS.
8
Lihat Ekspor Rokok RI Capai Rp 3,6 Triliun, Paling Besar ke Kamboja, finance.detik.com, Kamis, 16 Desember
2010 14:14 WIB. Kamboja mengimpor rokok dari Indonesia dengan nilai lebih dari 150 juta dollar per tahun.
Selama Januari-September 2010 sudah tembus mencapai 357,05 juta dollar atau naik 25,8 persen dari periode yang
sama tahun 2009 yang mencapai 283,75 juta dollar AS. Sedangkan total ekspor rokok di tahun 2009 tembus 410,49
juta dollar AS.
9
Lihat Rokok Bisa Bayar Utang Negara, surabayapost.co.id, Jumat, 17 Desember 2010 | 11:05 WIB.
10
Lihat Cukai Rokok Naik, Bea Cukai Kantongi Tambahan Rp 2 Triliun di 2011, finance.detik.com, Jumat, 03
Desember 2010 16:55 WIB.

144
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

4.1. Kewajiban Pemerintah


Hak-hak manusia (human rights) tidak hanya hak-hak sipil dan politik, namun juga hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya. Hak-hak manusia merupakan suatu klaim yang berdasar, sah
(legitim) bagi setiap orang baik berdasarkan moral atau kesepakatan, ataupun perjanjian dan
hukum.11 Hak-hak ini saling bergantung (interdependent) dan tidak terpisahkan (indivisible) satu
sama lain.12 Dalam konsep dan norma hak-hak manusia, dikenal istilah kewajiban negara
(obligation of the state). Secara umum, kewajiban negara ada tiga, yaitu kewajiban menghormati
(obligation to respect), kewajiban melindungi (obligation to protect), dan kewajiban memenuhi
(obligation to fulfil).

Namun khusus dalam hak-hak ekonomi, sosial dan budaya seperti hak atas pekerjaan, negara
lebih terlibat dengan kewajibannya untuk memenuhi hak-hak tersebut. 13 Pemerintah diwajibkan
[a] menyusun perencanaan dan langkah-langkah (to take steps) berdasarkan indikator hasil
sebagai kewajiban berbuat (obligation of conduct), dan [b] merealisasikan atas apa yang sudah
direncanakan dengan memaksimalkan ketersediaan sumber daya (to the maximum of their
available resources) sebagai kewajiban meraih hasil (obligation of result). Dengan demikian,
negara (state) dalam memenuhi hak-hak ekonomi, sosial dan budaya bersifat sebagai realisasi
yang progresif (progressive realization).14

Berdasarkan konsep dan norma hak-hak manusia, tidaklah menjadi kewajiban pihak lain kecuali
negara, terutama pemerintah yang menanggung kewajiban dan tugas untuk merealisasikan
pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, khususnya hak atas pekerjaan. Pemerintah
tidak boleh tanpa rencana, sebaliknya berkewajiban menyusun rencana merealisasikan hak ini.
Selain itu, pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk melindungi hak atas pekerjaan supaya
tidak mengakibatkan orang-orang yang bekerja kehilangan pekerjaan mereka. Maka, dalam
kaitan ini pemerintah ditantang untuk pertama-tama memenuhi hak atas pekerjaan dengan
menyediakan lapangan-lapangan kerja. Namun ketika muncul persoalan terkait ketegangan atau
perselisihan, maka sedikitnya pemerintah wajib mempertahankan atau melindungi hak atas
pekerjaan.

Tabel 4.1 membedakan tiga kewajiban itu. Pertama, dengan sifat non-material, kebebasan
(freedom) setiap orang hanya dapat dinikmati bila negara menghormatinya, dengan tindakan
tanpa melakukan campur tangan. Negara harus menahan atau mengekang diri untuk berbuat.
Kedua, dalam pergaulan sosial dapat timbul perselisihan, bahkan tindak kekerasan, sehingga
kehadiran atau peran negara diperlukan sebatas menegakkan keadilan (justice). Ketiga, peran
negara lebih diperlukan dengan tujuan supaya setiap orang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
atau mencapai kesejahteraan (welfare), karena diasumsikan sumber-sumber daya material
bersifat terbatas. Yang terakhir inilah hak-hak ekonomi, sosial dan budaya harus dipenuhi baik

11
Naning Mardiniah, Harry Wibowo, Rahadi T Wiratama, dan Wildan Pramudia,, Memeriksa Kewajiban Negara:
Instrumen Monitoring Hak atas Pendidikan dan Kesehatan, Jakarta: LP3ES, 2006, hal 1.
12
Lihat Human Rights Principles, http://www.unfpa.org/rights/principles.htm (diakses pada 2 April 2013).
13
Lihat Frequently Asked Questions on Economic, Social and Cultural Rights (Fact Sheet No. 33), Geneva: Office
of the United Nations, High Commissioner for Human Rights, 2008.
14
Lihat What are the Obligations of States on Economic, Social and Cultural Rights?
http://www.ohchr.org/EN/Issues/ESCR/Pages/WhataretheobligationsofStatesonESCR.aspx (diakses pada 1 April
2013).

145
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

untuk bertahan hidup (survival) demi mencegah kekerasan (violence) maupun menjadi sejahtera
(well-being) demi menghindari kesengsaraan (misery).

Tabel 4.1 | Relasi Hak-hak Manusia dan Kewajiban Negara

No Pemegang Hak Pengemban Kewajiban


1 Manusia (orang/ kelompok orang) Negara (semua aparat negara)
2 Menikmati kebebasan (freedom) Kewajiban menghormati (obligation to respect)
3 Memperjuangkan keadilan (justice) Kewajiban melindungi (obligation to protect)
4 Kebutuhan atas kesejahteraan (welfare) Kewajiban memenuhi (obligation to fulfil)
Sumber: diolah dari Harry Wibowo, 2005

Kewajiban negara untuk memenuhi hak-hak ekonomi, sosial dan budaya itu terkandung dalam
Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Kovenan ini sudah menjadi
hukum nasional sesudah diratifikasi melalui legislasi UU No. 11/2005. Dalam kovenan ini
pertama-tama yang ditekankan adalah pemenuhan hak atas pekerjaan (right to work)
sebagaimana yang terkandung dalam Pasal 6. Pekerjaan yang dimaksud berlaku secara umum
untuk semua orang, kecuali anak, tanpa dibatasi oleh posisi atau kedudukan dalam relasi kerja
seperti posisi pengusaha dan pekerja, petani, nelayan, pegawai negara, birokrat, politisi, dan
sebagainya. Kovenan ini memberikan perhatian yang cukup banyak terhadap orang-orang yang
bekerja sebagai buruh atau pekerja upahan (wage labour), 15 yakni terkandung dalam Pasal 7-9
(lihat tabel 4.2). Hak-hak lainnya adalah hak atas standar hidup yang layak, hak atas kesehatan,
hak atas pendidikan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya.

Tabel 4.2 | Hak-hak dalam Kovenan Internasional Ekonomi,


Sosial dan Budaya (UU No. 11/2005)

No Pasal Hak-hak dalam Kovenan


1 Pasal 6 Hak atas pekerjaan
2 Pasal 7 Hak atas upah, kehidupan yang layak, kondisi kerja yang aman
dan sehat, jenjang karir, istirahat, liburan dan pembatasan jam
kerja
3 Pasal 8 Hak untuk membentuk dan bergabung dalam serikat buruh dam
hak mogok
4 Pasal 9 Hak atas jaminan sosial termasuk asuransi sosial
5 Pasal 10 Hak membentuk keluarga, perempuan dan anak, kesehatan
reproduksi
6 Pasal 11 Hak atas standar kehidupan yang layak: pangan, sandang dan
perumahan
7 Pasal 12 Hak atas kesehatan (fisik dan mental); pengurangan kematian ibu
dan anak, kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit endemik
8 Pasal 13 Hak atas pendidikan
9 Pasal 14 Kewajiban negara dalam merencanakan dan melaksanakan
pendidikan gratis

15
Secara spesifik, hak-hak buruh dan berbagai ketentuannya secara internasional dirinci dalam berbagai Konvensi
ILO (International Labour Organization).

146
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 4.2 | Hak-hak dalam Kovenan Internasional Ekonomi,


Sosial dan Budaya (UU No. 11/2005)

No Pasal Hak-hak dalam Kovenan


10 Pasal 15 Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya, mengecap
kemajuan dan penerapan ilmu pengetahuan, memperoleh manfaat
dan perlindungan atas karya ilmiah, sastra atau seni
Sumber: Disarikan dari Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

4.1.1. Tersedianya sumber daya industri


Industri pengolahan tembakau dan cengkeh di Indonesia bukanlah perjalanan yang singkat,
melainkan sudah melampaui seabad. Lintasan perjalanannya sangatlah panjang dan mengandung
kekhasan lokal yang mencirikan kaitan identitasnya dengan Nusantara, keterkaitan hulu ke hilir
yang kuat, dan dinamikanya yang terus menyertainya sampai sekarang.

Sebelum kretek muncul, paling tua adalah perladangan cengkeh yang mengobarkan motif kongsi
dagang VOC dalam mengeruk untung ekonomi dengan melakukan monopoli dagang untuk
menguasai aliran cengkeh di Maluku, bahkan dengan cara brutal melakukan pembuangan,
pengusiran dan pembantaian terhadap penduduk Pulau, serta mempekerjakan tenaga mereka
yang ditaklukkan sebagai budak. 16 Kemudian, disusul dengan penanaman tembakau secara
besar-besaran yang berlangsung secara ekstra-ekonomi di bawah program ekonomi raksasa
Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) selama 1830-1870 yang menyedot demikian banyak surplus yang
diangkut ke Eropa.17 Dalam periode ini dapat ditunjukkan tanaman produksi di Karesidenan
Rembang di mana salah satunya adalah tembakau yang mengalami peningkatan produksi selama
1841-1844 (lihat tabel 4.3). 18 Sehingga relasi dagang antara Hindia Belanda dengan Jerman
sudah berlangsung lebih 120 tahun, khususnya dengan perusahaan tembakau di Bremen. 19

Tabel 4.3 | Hasil Panen Padi dan Tanaman Kedua di Rembang 1841-
1845 (dalam pikul)

Tahun Padi Kopi Tebu Tembakau Kanel


1841 976.575 1.036,5 7.576 5.631 377
1842 941.253 682 9.153 8.596 742

16
Lihat Sejarah Aktivitas Kolonial dan Monopoli Pergadangan VOC di Nusantara (1602-1800),
http://www.sejarahnusantara.com/sejarah-nusantara/sejarah-aktivitas-kolonial-dan-monopoli-pergadangan-voc-di-
nusantara-1602-1800-10023.htm (diakses pada 2 April 2013).
17
Tania Murray Li, Proses Transformasi Daerah Pedalaman di Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal.
92-95.
18
Tri Handayani, Petani dan Tembakau Gupernemen di Karesidenan Rembang pada Periode Penanaman Tanaman
Wajib, http://eprints.undip.ac.id/19807/1/Petani_dan_Tembakau_Gupernemen-Tri_Handayani.pdf (diakses pada 2
April 2013).
19
Lihat Setelah Ratusan Tahun, Lelang Tembakau Pindah dari Bremen ke Sumut,
http://amti.or.id/2010/08/setelah-ratusan-tahun-lelang-tembakau-pindah-dari-bremen-ke-sumut/ (diakses pada 2
April 2013); Perusahaan Jerman Akui Kualitas Tembakau Deli Terbaik Di Dunia, tribunnews.com, Jumat, 21
Desember 2012 20:40 WIB; dan Tembakau Indonesia Laris Manis di Pasar Internasional, kompas.com, Senin, 24
Desember 2012 | 10:33 WIB.

147
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 4.3 | Hasil Panen Padi dan Tanaman Kedua di Rembang 1841-
1845 (dalam pikul)

Tahun Padi Kopi Tebu Tembakau Kanel


1843 959.647 2.546 10.706 11.589 973
1844 518.559 1.938 5.037 17.390 973
1845 911.811 1.514 - - 496
Rata-rata 861.569 1.420,5 8.118 10.801,5 712,2
Sumber: TNI, 1849, I. Residentie Rembang in het jaar 1845, hal. 410 (dikutip dari Tri
Handayani, http://eprints.undip.ac.id/19807/1/Petani_dan_Tembakau_Gupernemen-
Tri_Handayani.pdf

Selain Rembang, Karesidenan Kedu merupakan daerah penghasil tembakau sejak beroperasinya
Sistem Tanam Paksa. Salah satu daerah penghasil tembakau di bekas karesidenan ini adalah
Kabupaten Temanggung di mana ketika panen bisa beredar uang lebih Rp 1 triliun. Dengan
mengandalkan produksi dan perdagangan tembakau, kabupaten ini termasuk peringkat tujuh
dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2005 dan meningkat pada 2007 (lihat tabel
4.4). Angka harapan hidup Temanggung lebih tinggi dibandingkan beberapa kabupaten di
karesidenan ini. Berpenduduk 716.295 orang (2008), pola hidup, asupan gizi, dan tingkat
kesehatan lebih baik dibandingkan daerah lainnya. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
cukup tinggi, sebesar 72,47 persen kendati sebagian besar penduduk mengecap pendidikan SD. 20
Ladang-ladang tembakau telah menjadi salah satu sumber daya ekonomi yang penting bagi
sebagian penduduk Temanggung dalam mencapai hidup yang lebih sejahtera.

Tabel 4.4 | Peringkat IPM Kabupaten dan Kota di Karesidenan


Kedu, 2005-2007

2005 2006 2007


Kabupaten/
Kota
Kedu Jateng Kedu Jateng Kedu Jateng
Kebumen 5 24 5 23 5 23
Purworejo 4 20 4 17 4 18
Wonosobo 6 29 6 27 6 27
Magelang 3 15 3 15 3 17
Temanggung 2 7 2 5 2 6
Kota Magelang 1 4 1 3 1 3
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2008 (dikutip dari Roem Topatimasang dkk, 2010)

Sedangkan sebagian penduduk di Kabupaten Minahasa berpenduduk 301.857 orang (2008)


mengerahkan tenaga kerja mereka dalam memproduksi tanaman cengkeh. Seiring bangkrutnya
VOC, tanaman cengkeh yang semula berasal dari gugusan pulau-pulau kecil di Kepulauan
Maluku, menemukan lahan yang cocok di jazirah Sulawesi Utara itu. Belakangan tanaman ini

20
Topatimasang, Roem, Puthut EA, dan Hasriadi Ary (eds.), Kretek: Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota,
Yogyakarta: Indonesia Berdikari, 2010, hal. 18-22.

148
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

merupakan persilangan antara cengkeh Ternate dengan cengkeh asal Madagaskar. Pada awal
abad ke-20, roda perekonomian Minahasa yang berbasis cengkeh bangkit kembali beriringan
dengan tumbuhnya industri kretek di Jawa. Namun pada 1990-an, kejayaannya terganggu gara-
gara kebijakan monopoli cengkeh regim Soeharto Orde Baru yang mempersembahkannya
kepada BPPC. Kemudian, seiring berakhirnya regim ini produksi cengkeh kembali bangkit,
bahkan menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan pemerintah Minahasa maupun
kesejahteraan warga setempat. Perputaran uang ketika musim panen setahun berkisar Rp 300
600 miliar, namun ketika panen raya (2-3 tahun sekali) mencapai Rp 1,32 triliun.21 Kebupaten
ini salah satu sumber daya ekonomi yang terbentang di ladang-ladang yang menyebarkan aroma
cengkeh.

Lebih belakangan adalah industri rokok kretek. Konon, perintis pertama adalah Haji Djamhari
sekitar 1870-1880, seiring berakhirnya Tanam Paksa. Kemudian dengan kemunculan perintis
berikutnya, pada 1906, Haji Nitisemito yang juga berasal dari Kudus, dengan menggenjot dan
memproduksi kretek ini sampai memperoleh tempat yang lebih meyakinkan di pasar domestik.
Memproduksi kretek pun menjadi kebanggaan, sehingga mendorong lahirnya perusahaan rokok,
baik bersekala kecil maupun menengah dan besar di wilayah Pantura tengah. Selain milik
Nitisemito ada juga pusat industri rokok di Jawa Vorstenlande (kekeratonan Surakarta dan
Yogyakarta) dan Lembah Brantas (Kediri, Tulungagung, Blitar, dan Malang). 22 Pada periode
awal pertumbuhan, industri kretek yang dimulai dari Kudus, menyebar pula ke Surabaya sejak
1913.

Dengan demikian, jauh sebelum negara Republik Indonesia (RI) terbentuk, industri pengolahan
cengkeh, tembakau dan kretek sudah lebih dulu memainkan perannya dalam mengembangkan
kreasi dan daya cipta kebudayaan maupun menancapkan fondasi ekonominya yang kokoh. Tidak
sedikit dari penduduk di sekitar perkebunan cengkeh dan tembakau, serta industri rokok kretek
yang diserap sebagai pekerja. Memang semula, cengkeh dan tembakau sebagai bagian dari
kepentingan dagang perusahaan Belanda diekspor ke Eropa untuk industri farmasi dan
pengolahan tembakau. Namun dengan kecerdikan sejumlah orang Kudus, kedua komoditas
ekspor ini diracik dalam produk yang dikenal rokok cengkeh, yang kemudian populer dengan
sebutan kretek. Hampir seluruh sumber daya untuk produksi dapat dipenuhi kebutuhannya hanya
di dalam negeri.

Industri pengolahan tembakau dan cengkeh itu juga pernah mengalami masa paling gelap ketika
Indonesia diduduki penguasa fasisme-militerisme Jepang. Banyak lahan perkebunan dan ladang-
ladang rakyat dipaksa mengabdi kepada kepentingan penguasa. Sebagian besar petani dipaksa
menanami tanaman pangan. Banyak pula penduduk dipaksa bekerja sebagai romusha demi

21
Ibid., hal. 44-52. Lihat juga, Mark Hanusz, Kretek: The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes,
Jakarta: Equinox Publishing (Asia), 2000. Riwayat cengkeh Madagaskar adalah bibit dan benih pohon cengkeh yang
dicuri Pierre Poivre (1719-1786) dari Kepulauan Maluku, dan lewat pemerintah Perancis Kesulatan Zanzibar di
Kepulauan Madagaskar mengizinkan Poivre menanam cengkeh itu. Dalam produksi cengkeh, pendapatan kotor
petani lebih Rp 74 juta dan biaya produksi Rp 21,5 juta, sehingga penghasilan bersihnya Rp 51,8 juta per hektar
selama dua tahun, atau Rp 2,1 juta per bulan.
22
Rudy Badil, Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya, Jakarta: Gramedia, 2011, hal. 139. Lihat juga, Tiga Buku
Kretek Lengkapi Sejarah Kudus, kompas.com, Minggu, 9 Oktober 2011 | 15:30 WIB. Selain buku karangan Rudi
Badil, terdapat pula buku Mark Hanusz yang berjudul Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia's Clove
Cigarettes, dan karya Hasyim Asy'ari dan Abdul Jalil berjudul Kudus Kota Kretek Sejak 1880.

149
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

melayani kepentingan perang Jepang. 23 Namun, industri ini mampu bangkit kembali dari
kehancuran, bahkan berhasil menyetorkan kontribusi dari total pajak dan bea sampai 18,2 persen
pada 1959. 24 Perlahan tapi pasti, setengah abad kemudian, industri kretek mengecap masa
keemasannya dengan mendominasi 93 persen pangsa pasar di negerinya sendiri. 25 Industri ini
tidak hanya mampu bertahan dan bangkit dari krisis ekonomi, namun juga kerusuhan sosial dan
kebijakan penguasa yang paling mencekik sekalipun.

Industri kretek mempunyai sejarah panjang. Lebih dari itu mempunyai kaitan dari hulu ke hilir
yang lengkap, sehingga tidak bergantung kepada impor. 26 Belum ada yang melakukan penelitian
untuk dapat menghitung berapa banyak nilai seluruhnya uang, tenaga kerja, sumber daya
lainnya, dan hasil perjualan produk yang ditanamkan kembali yang sudah ditanamkan dalam
industri pengolahan tembakau dan cengkeh sepanjang riwayatnya. Namun, Aliansi Masyarakat
Tembakau Indonesia (AMTI) coba menghitungnya hanya sebatas investasi yang dijumlahkan
pada 2010 saja. Perkiraannya, nilai investasi industri rokok kretek berjumlah Rp 250 triliun yang
tersebar dalam 3.000 perusahaan. 27 Struktur industri rokok dengan mempertimbangkan
penguasaan pasar yang bersifat oligopolis, menyulitkan pemain atau pelaku baru yang masuk
membangun industri kretek yang sama sekali baru, kecuali lewat celah akuisisi atau
pengambilalihan di bursa saham.28

Dengan panjangnya proses perjalanan sejarah industri rokok kretek itu maka akar-akarnya sudah
cukup dalam tertanam dan tersebar di banyak daerah tidak hanya di sejumlah daerah di Jawa
Tengah dan Jawa Timur, namun mekar pula di Yogyakarta, beberapa di Jawa Barat. Pengakaran
mereka bergandeng tangan dengan perkebunan-perkebunan tembakau dan cengkeh di banyak
daerah yang diproduksi oleh banyak pekerja. Industri ini sudah melewati fase-fase yang buruk
seperti dihantam gelombang krisis ekonomi, kerusuhan sosial dan ketegangan dengan penguasa
monopoli cengkeh, didera oleh dua perang dunia maupun penghancuran perkebunan, dislokasi
ekonomi, dan menghadapi berbagai persaingan dan kelicikan. Namun tetap mampu bertahan
dengan secara mandiri sampai memperoleh tempat yang sangat meyakinkan di negerinya sendiri.

23
Aiko Kurosawa, Mobilisasi dan Kontrol: Studi tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945. Jakarta:
Grasindo, 1993; Hendri F Isnaeni dan Apid, Romusha: Sejarah yang Terlupakan, 1942-1945, Yogyakarta: Ombak,
2008; dan AJ Sumarmo, Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Semarang: IKIP Semarang
Pres, 1991.
24
Lance Castles, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kudus, Jakarta : Sinar
Harapan, 1982.
25
Lihat Pelajari Industri Rokok Sebelum Sahkan RPP Tembakau, beritasatu.com, Kamis, 05 Juli 2012 | 06:00.
Kementerian Perindustrian menyebutkan, konsumen kretek menyumbang 89,3 persen dari total konsumsi rokok
nasional. Angka ini bahkan naik menjadi 93 persen pada 2009. Kenaikan ini seiring dengan penurunan angka
konsumsi rokok putih dari 10,7 persen menjadi hanya 7 persen.
26
Lihat Mayoritas Tembakau Petani Diserap Pabrik, disbun.jatimprov.go.id, Kamis, 10 Januari 2013 14:03; dan
Panen Tembakau Petani Diserap Pabrik Rokok, kabar24.com, Rabu, 18 Juli 2012 03:27.
27
Lihat Mayoritas Penduduk Amerika Serap Rokok Kretek Indonesia, republika.co.id, Senin, 18 Oktober 2010,
03:47 WIB.
28
Lihat Asing Lebih Memilih Akuisisi Perusahaan Rokok Dibanding Investasi Baru, indonesiafinancetoday.com,
Senin, 09 Januari 2012; dan Industri Rokok Diincar Karena Molek, inilah.com, Senin, 25 Juni 2012 | 10:00 WIB.
Tiga perusahaan rokok kretek telah diakuisisi oleh tiga perusahaan asing, yaitu Philip Morris International Inc
membeli PT HM Sampoerna Tbk pada 2005, British American Tobacco Plc (BAT) mengakuisisi PT Bentoel
Internasional Investama Tbk pada 2009, serta KT&G Corporation membeli 60 persen saham milik PT Trisakti
Purwosari Makmur (TPM) pada 2011.

150
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tidak hanya sejarahnya yang panjang, namun industri pengolahan tembakau dan cengkeh itu
juga telah menyediakan salah satu aset nasional yang sangat penting sebagai sumber daya yang
membentang di lahan-lahan perkebunan cengkeh dan tembakau serta industri-industri kretek di
sejumlah daerah di Indonesia. Tanpa banyak dukungan pemerintah sejak masa Hindia Belanda
sampai sekarang mampu menggapai masa keemasannya serta menyediakan pundi-pundi pajak
dan cukai buat negara. Aset nasional ini terus berputar dan produktivitasnya meningkat yang
digerakkan oleh banyak petani dan pekerja untuk mendominasi pasar domestik dan menembus
pasar ekspor. Lagi-lagi, dengan ekspor yang meningkat, industri pengolahan tembakau dan
cengkeh ini ikut menyumbangkan tambahan devisa negara. Diakui pula bahwa tembakau
produksi dari Indonesia termasuk salah satu kualitas terbaik di dunia. 29

Selain ekspor tembakau, industri pengolahan tembakau dan cengkeh juga mengekspor rokok,
terutama kretek. Diperkirakan, nilai ekspor rokok mencapai 400 juta dollar AS atau Rp 3,6 triliun
pada 2011, karena relatif naik setiap tahun. Kendati dibayang-bayangi larangan impor dari
pemerintah AS, namun nilai ekspor pada 2010 mencapai lebih 400 juta dollar. Ekspor terbesar
rokok tertuju pada Kamboja yang mencapai 150 juta dollar, disusul Malaysia, Singapura dan
Thailand. Tahun sebelumnya, ekspor rokok menembus 410,49 juta dollar pada 2009. 30 Nilai
ekspor rokok dari Kabupaten Kudus saja mencapai 61,25 juta dolar AS pada 2012 atau melonjak
naik 24,34 persen dibanding nilai ekspor tahun sebelumnya, dengan tujuan ekspor ke 75 negeri. 31
Sumber daya industri ini menunjukkan kemampuan bersaingnya tanpa khawatir berhadapan
dengan produk-produk rokok lainnya di pasar internasional.

Beroperasinya industri pengolahan tembakau dan cengkeh, telah membuat negara memetik nilai
pajak dan bea sejak awal abad ke-20. Bila dulu dipetik oleh pemerintah Hindia Belanda, maka
sejak pasca-kolonial dipetik oleh pemerintah RI. Perkembangan nilai penerimaan negara dari
pajak dan bea ini terus menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun sejak cukai
diberlakukan pemerintah Hindia Belanda. Dari setoran cukai rokok saja, tren ini tidak pernah
anjlok maupun sama dengan tahun sebelumnya sebagaimana yang diperlihatkan dalam periode
2000-2012 (lihat grafik 4.1). Tahun 2000, pemerintah meraup setoran cukai dari perusahaan-
perusahaan industri rokok sebesar Rp 11,29 triliun. Selang 12 tahun selanjutnya, penerimaan
negara dari cukai sudah mencapai 7,5 kali lipat atau Rp 84 triliun.32 Menurut Ditjen Bea dan
Cukai Kementerian Keuangan, panen cukai rokok yang dikantongi pemerintah selalu melebihi
target. 33

29
Lihat Indonesia Penghasil Tembakau Kualitas Dunia, lensaindonesia.com, Rabu, 23 Januari 2013 16:23 WIB.
30
Lihat Ekspor Rokok RI Capai Rp 3,6 Triliun, Paling Besar ke Kamboja, finance.detik.com, Kamis, 16
Desember 2010 14:14 WIB.
31
Lihat Peningkatan Ekspor Rokok Kudus Capai 24,34 Persen, beritadaerah.com, Senin, 25 Februari 2013.
32
Lihat Pendapatan Cukai Rokok Pemerintah Naik Rp 3 Triliun di 2013, liputan6.com, Jumat, 28 Desember 2012
11:44.
33
Lihat Penerimaan Cukai Rokok 2013 Ditarget Rp 100 Trilun, republika.co.id, Rabu, 27 Februari 2013, 22:00
WIB. Dalam APBN 2013, penerimaan cukai ditarget Rp 92 triliun, maka dalam APBN-P 2013, penerimaan cukai
diharapkan akan melebihi target, diharapkan bisa mencapai Rp 100 triliun.

151
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Grafik 4.1 | Penerimaan Cukai Rokok 2000-2012 (dalam triliun rupiah)


84,00

77,00

60,00
55,00

45,72
37,77 42,03
29,17 33,26
26,28
23,19
17,39
11,29

2000 2001 2002


2003 2004 2005
2006 2007 2008
2009 2010 2011
2012

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Tidak mengherankan bila pemerintah mengakui bahwa setoran cukai rokok menjadi salah satu
andalan bagi pendapatan negara. Dalam sebuah kesempatan, Mohammad Sobary mengatakan,
industri rokok kretek menggerakkan roda perekonomian nasional karena sebagai penyumbang
cukai terbesar bagi pendapatan negara. 34 Pada 2012, kontribusi cukai rokok ditargetkan sebesar
Rp 79,8 triliun, 35 namun realisasinya hampir mencapai Rp 90 triliun.36 Dengan terus
meningkatnya target maupun realisasi setoran cukai buat pendapatan negara, maka seorang
anggota DPR mengusulkan untuk menggenjotnya sampai Rp 100 triliun. 37 Peneliti kesehatan
masyarakat mengusulkan tarif cukai rokok sebesar 65 persen dari harga jual untuk
mengendalikan konsumsi serta memperkuat upaya pembatasan.38

Dengan tarif cukai yang terus meningkat, maka kontribusi perusahaan-perusahaan industri rokok
untuk keuangan negara. Kenaikan cukai yang tinggi, memperbesar kontribusi industri rokok
kepada pendapatan negara. Panen cukai ini dipetik pemerintah dari daerah-daerah yang banyak
beroperasi industri rokok seperti Jawa Tengah (Jateng). Tahun 2012, gabungan Jateng dan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan kontribusi cukainya sebesar Rp 20 triliun.

34
Lihat Industri Kretek Penyumbang Cukai Terbesar, investor.co.id, Kamis, 24 Februari 2011 | 17:19.
35
Lihat Menkeu: Bea Cukai Rokok Masih Jadi Andalan, inilah.com, Senin, 29 Oktober 2012 | 15:09 WIB; dan
Rokok Masih Diandalkan Jadi Sumber Pemasukan Negara, finance.detik.com, Kamis, 05 Juli 2012 15:49 WIB.
36
Lihat Menkeu: Cukai Tembakau Tak Bisa Terus Jadi Andalan, viva.co.id, Rabu, 12 Desember 2012, 17:59.
37
Lihat Anggota DPR Minta Cukai Rokok Digenjot Rp 100 Triliun, finance.detik.com, Senin, 12 September 2011
19:05 WIB.
38
Lihat Cukai Rokok Diusulkan 65% dari Harga Jual, indonesiafinancetoday.com, 25 Januari 2013.

152
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tahun 2013, meningkat lagi dengan target Rp 24,67 triliun, dan sampai Maret sudah terkumpul
sebanyak Rp 6,6 triliun. Cukai rokok menyumbang 85 persen total penerimaan Ditjen Bea dan
Cukai di Jateng/DIY, sedangkan untuk penerimaan pusat kedua provinsi menyumbang sebesar
30 persen.39

Dengan kontribusi cukai rokok itu, Gappri pun merasa bangga karena nilai setoran cukai rokok
jauh lebih besar bila dibandingkan dengan perusahaan tambang emas raksasa PT Freeport
Indonesia. 40 Sumber daya industri rokok telah berbuah dengan kontribusinya bagi pendapatan
negara baik dari cukai maupun pajak lainnya. Sumber daya industri ini juga yang
membentangkan aktivitas ekonomi dari hulu ke hilir, dari para petani tembakau dan cengkeh
beserta buruh-buruh yang dipekerjakan sampai perusahaan industri kretek dan buruh-buruh, serta
pedagang pengecer dan asongan.

Dalam kaitan hulu ke hilir itulah yang menempatkan industri pengolahan tembakau dan cengkeh
sebagai industri yang kuat dan stabil. Provinsi Jawa Timur paling banyak terdapat industri
pengolahan tembakau dan cengkeh. Ladang-ladang tembakau dan cengkeh hampir tersebar di
seluruh daerah, sedangkan industri kretek terkonsentrasi di Surabaya, Malang dan Kediri.
Kendati sub-sektor ini digabungkan dalam kelompok makanan dan minuman serta tembakau
(Mamin dan Tembakau), namun dapat diperkirakan besarnya volume produksi industri
pengolahan tembakau dalam kontribusinya pada industri pengolahan di Jawa Timur, khususnya
dalam periode 2008-2010 (lihat grafik 4.2). Kelompok industri ini mendominasi dalam industri
pengolahan, dan tidak pernah berkurang dari 15 persen.

39
Lihat Rokok-JatengDIY-Rp-2467-T, Suara Merdeka, Jumat, 5 April 2013. Target penerimaan cukai rokok
secara nasional mencapai Rp 92 triliun dan dimungkinkan bertambah pada APBN Perubahan.
40
Lihat Setoran Industri Rokok Lebih Besar dari Freeport, finance.detik.com Senin, 11/04/2011 15:37 WIB. Bila
PT Freeport Indonesia menyetorkan sekitar Rp 20 triliun, maka industri rokok cuma dari cukai saja bisa sampai Rp
70 triliun. Disebutkan, PT Freeport Indonesia yang mengeruk tambang emas di Papua menimbulkan dampaknya luar
biasa terhadap lingkungan. Sedangkan industri rokok berdampak secara ekonomi dalam skala yang besar dari hulu
ke hilir mulai dari petani, pabrikan, sampai ke pedagang asongan.

153
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Grafik 4.2 | Konstribusi Sub-Sub Sektor Pada Industri


Pengolahan di Jawa Timur 2008-2010

15.34
Subsektor Mamin & Tembakau 15.26
15.37

0.92
Subsektor Tekstil, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 0.96
1.03

0.97
Subsektor Barang Dari Kayu & Hasil Hutan Lainnya 0.95
1.00

3.66
Subsektor Kertas & Barang Cetakan 3.57
3.53

2.55
2010
Subsektor Pupuk, Kimia & Barang Dari Karet 2.24
2.23
2009
1.01
Subsektor Semen, Barang Galian Bukan Logam 0.92
0.94
2008
1.49
Subsektor Logam Dasar, Besi & Baja 2.19
2.19

1.15
Subsektor Alat Angkutan, Mesin dan Alat Lainnya 0.76
0.76

0.70
Subsektor Barang Lainnya 1.19
1.22

0.00 10.00 20.00

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

Bagaimana dengan sumbangan industri pengolahan Mamin dan Tembakau bagi pertumbuhan
ekonomi di Jawa Timur? Dalam periode 2009-2010, kelompok industri pengolahan Mamin dan
Tembakau kembali menunjukkan pertumbuhan yang kuat, rata-rata di atas 15 persen per tahun
(lihat grafik 4.3). Kelompok Mamin dan Tembakau ini jauh meninggalkan kelompok industri
pengolahan lainnya. Bahkan untuk kelompok industri kertas dan barang cetakan (rata-rata lebih
3,5 persen) masih terlalu kecil dibandingkan kelompok Mamin dan Tembakau. Terlebih lagi bila
dibandingkan dengan kelompok industri pupuk, kimia, dan barang dari karet maupun kelompok
industri semen dan barang galian bukan logam. Artinya, industri pengolahan tembakau dan
cengkeh dengan produk akhirnya rokok kretek menempati kedudukan dan peran yang sangat
signifikan dalam memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan industri pengolahan di Jawa
Timur.

154
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Grafik 4.3 | Sektor Fokus yang Menjadi Pertumbuhan


Ekonomi di Dalam Koridor Ekonomi Jawa Timur 2009-2010

0.7
Barang Lainnya 1.19

1.15
Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 0.76

1.49
Logam Dasar, Besi & Baja 2.19

1.01
Semen, Barang Galian Bukan Logam 0.92

Pupuk, Kimia & Barang Dari Karet 2.25


2.24

Kertas & Barang Cetakan 3.66 2010


3.57
2009
Barang Dari Kayu & Hasil Hutan Lainnya 0.97
0.95

0.92
Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0.96

Mamin & Tembakau 15.34


15.26
27.49
Industri Pengolahan 28.04

0 5 10 15 20 25 30

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2010

Dengan besarnya pendapatan dan sumbangan cukai bukan hasil tambang atau produk pertanian
lainnya produksi industri kretek juga mampu menempatkan Kota Kediri sebagai salah satu kota
yang menghasilkan produk domestik bruto (PDB) per kapita yang besar, yakni Rp 202,33 juta.
Kota ini menempati urutan keempat di mana terdapat PT Gudang Garam Tbk yang tahun 2010
mencatatkan pendapatan Rp 32,97 triliun (lihat tabel 4.5). Kota Bontang di Kalimantan Timur
(Kaltim) dan Kabupaten Mimika di Papua adalah peringkat pertama dan kedua sebagai
kabupaten/kota yang terkaya di Indonesia yang bersumber dari produksi barang tambang gas
alam dan emas. Peringkat ketiga ditempati Jakarta Pusat dengan PDB per kapitas sebesar Rp
224,41 juta. 41

Tabel 4.5 | Enam Kabupaten/Kota Terkaya di Indonesia

Upah (per Sumber PDB


No Kabupaten/Kota PDB
bulan)

Badak NGL (gas alam), Pupuk


Kaltim, Indominco Mandiri (batu
1 Kota Bontang (Kaltim) Rp 368,05 juta Rp 2,15 juta
bara), dan industri petrokimia

41
Lihat 6 Kabupaten Terkaya di Indonesia, http://portalunique.blogspot.com/2011/01/6-kabupaten-terkaya-di-
indonesia.html (diakses pada 3 April 2013).

155
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 4.5 | Enam Kabupaten/Kota Terkaya di Indonesia

Upah (per Sumber PDB


No Kabupaten/Kota PDB
bulan)

PT Freeport Indonesia, dana bagi


2 Kabupaten Mimika (Papua) Rp 295,05 juta Rp 2,16 juta
hasil Rp 424,33 miliar (2009)

3 Jakarta Pusat (DKI Jakarta) Rp 224,41 juta Rp 1,92 juta Berkembangnya bisnis dan jasa

PT Gudang Garam Tbk mencatatkan


4 Kota Kediri (Jatim) Rp 202,33 juta -
pendapatan Rp 32,97 triliun (2010)

Bersumber migas dan berada di segi


tiga pertumbuhan ekonomi "Sijori",
5 Kabupaten Siak (Riau) Rp 156,35 juta -
dana bagi hasil Rp 993,2 miliar.

PDB dari PT Newmont Nusa


6 Kab. Sumbawa Barat (NTB) Rp 100 juta -
Tenggara (NNT) Rp 128,26 juta

Sumber: forumkami.com; portalunique.blogspot.com, 2011

Tidak hanya karena kontribusi perusahaan rokok Gudang Garam yang telah menempatkan Kota
Kediri menduduki peringkat empat sebagai kota yang mempunyai PDB tertinggi, namun juga
perusahaan-perusahaan dari Kabupaten Kudus yang menunjukkan kontribusi mereka bagi
penerimaan negara yang disetorkan melalui pembelian cukai rokok dalam jumlah Rp 15,1 triliun
pada 2011.42 Tahun berikutnya mencapai Rp 19,7 triliun. Dengan banyaknya perusahaan rokok
kretek yang beroperasi, terutama yang besar dan sedang, Kabupaten Kudus dapat meraup produk
domestik regional bruto (PDRB) hampir Rp 29 triliun pada 2009 dan pajak tak langsung (netto)
lebih dari Rp 12,5 triliun pada tahun yang sama (lihat tabel 4.6). Jumlah raihan PDRB maupun
pajak tak langsung, sama-sama pula menunjukkan kecenderungan menanjak dari tahun ke tahun
dalam periode 2005-2009.

Tabel 4.6 | PDRB dan Pajak Tak Langsung


(Netto) Kabupaten Kudus 2005-2009
(dalam jutaan rupiah)

Pajak Tak
No Tahun PDRB
Langsung
1 2005 19.784.423,33 8.125.331,64
2 2006 21.562.981,38 8.754.806,35
3 2007 24.013.253,71 10.382.104,50
4 2008 27.245.392,30 11.678.481,57
5 2009 28.905.457,00 12.537.956,55
Sumber: Dikutip dari BPS Kabupaten Kudus, 2011

42
Lihat Fakta Seputar Kontribusi Rokok dalam Perekonomian RI, jaringnews.com, Sabtu, 7 Juli 2012 12:02 WIB.

156
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Kontribusi setoran cukai lebih lagi disumbangkan oleh PT HM Sampoerna, dengan jumlah Rp 21
triliun pada 2009. 43 Sedangkan Kabupaten Temanggung sebagai penghasil tembakau terbaik
dengan kualitas srintil menuai panen setoran cukai yang dialokasi dalam bentuk dana bagi hasil
cukai hsil tembakau (DBH-CHT) sebesar Rp 10,05 miliar pada 2009 atau lebih dari seperempat
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pemerintah pusat, dan bertambah pada 2010 menjadi Rp
13,67 miliar atau 24,81 persen PAD. 44 Bahkan ketika panen tembakau di Temanggung sebagai
satu titik hulu dari industri pengolahan tembakau, perputaran uang mencapai lebih Rp 1 triliun.45

Bentuk pendapatan lainnya bagi pemerintah di daerah adalah reklame. Sebagai salah satu ajang
promosi atau iklan yang menjadi pemasukan bagi pemerintah kabupaten atau kota, maka
pendapatan dipetik oleh pemerintah Kabupaten Cianjur adalah dari reklame. Kendati dinilai
cenderung mengabaikan etika dan estetika maupun bupatinya merasa kesal dengan para perokok
yang berpendapatan rendah, namun dari reklame-reklame rokok ini menjadi bagian dari
pemasukan pemerintahnya. 46 Pendapatan dari reklame rokok juga dipetik Pemerintah Kota
Yogyakarta, sebanyak 20 persen dari total Rp 6,3 miliar pemasukan. 47

Sementara itu, dari segi jumlah produksi dan pangsa pasar, industri rokok kretek sekarang ini
berada dalam masa keemasan. Pada masa ini pula industri pengolahan tembakau dan cengkeh
yang menjadi salah satu sumber daya nasional yang penting dan memainkan perannya dalam
pemenuhan hak-hak ekonomi dan sosial, kini dihadapkan pada kampanye global anti rokok atau
tembakau yang melibatkan banyak elemen di dalamnya. 48 Industri kretek dituduh oleh kelompok
Tobacco Control Support Center (TCSC) telah mengakibatkan kematian yang mencapai 239 ribu
orang per tahun,49 sedangkan World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) menyebut tinggi lagi, yakni 300.000 orang. 50 bahkan Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI) menyebut-nyebut dengan mengutip hasil survei Ikatan Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia (IAKMI) tahun 2007 angka kematian mencapai 405.720 orang. 51

Angka-angka itu memang kelihatan sebagai sesuatu yang dilebih-lebihkan atau dibesar-besarkan
tanpa memberikan suatu solusi. Untuk satu hal saja timbul persoalan, sebut-menyebut angka itu
tidak menjelaskan bagaimana kejadiannya? Apalagi angka-angka yang dimaksud lebih
dikesankan sebagai faktor tunggal belaka. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemkes) mendesak
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) supaya Indonesia segera meratifikasi Konvensi Kerangka

43
Lihat Tembakau, Industri Ratusan Triliun, bbc.co.uk, 24 Mei 2010 - 01:02 GMT.
44
Lihat Fakta Seputar Kontribusi Rokok dalam Perekonomian RI, jaringnews.com, Sabtu, 7 Juli 2012 12:02 WIB.
45
Puthut EA, Hikayat Negeri Tembakau, National Geographic Indonesia, Desember 2012, hal. 47.
46
Lihat Cukai Rokok di Cianjur Perhari Capai Kisaran Rp 15 M, kabarcianjur.com, Kamis, 01 November 2012
05.00.
47
Lihat Rokok Sumbang Pendapatan Iklan Terbesar, harianjogja.com, Jumat, 22 Februari 2013 19:27 WIB.
48
Lihat, Wanda Hamilton, Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat, Yogyakarta: INSISTPress,
2010.
49
Lihat Jumlah Kematian Akibat Rokok Sama dengan Korban Tsunami, health.detik.com, Selasa, 18 Desember
2012 16:25 WIB.
50
Lihat Rokok Penyebab Satu Dari 10 Kematian Orang Dewasa, antarasulteng.com, Senin, 18 Juni 2012 18:12
WIB; dan 300.000 Kematian Disebabkan Rokok, joglosemar.co, Rabu, 30 Mei 2012 06:00 WIB.
51
Lihat Per Jam, 46 Orang Meninggal Akibat Rokok, viva.co.id, Selasa, 2 Juni 2009, 07:23.

157
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Kerja Pengendalian Tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang
diadopsi oleh Mejelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) pada Mei 2003. 52

4.1.2. Memenuhi dan melindungi hak


Industri pengolahan tembakau dan cengkeh bukan saja sudah menyumbangkan pajak dan bea
bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda, namun juga kepada negara RI baik di masa
pemerintahan Soekarno dan periode panjang di masa pemerintahan Soeharto maupun sesudah
reformasi sampai sekarang. Jumlah pajak dan bea yang disetorkan oleh industri rokok kepada
negara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pemerintah terus menggenjot
penerimaan dari cukai tembakau, yang ternyata hasilnya senantiasa melebihi target sebagaimana
yang dikemukakan Lembaga Demografi Universitas Indonesia. 53 Diakui pula oleh Dirjen Bea
Cukai bahwa penerimaan dari cukai rokok masih diandalkan sebagai pemasukan negara. 54
Dengan setoran ini dalam rentang 10 tahun menabung pemerintah bisa menggunakannya
untuk membayar utang negara. 55 Dan sekadar diketahui, Menteri Keuangan Agus Martowardojo
mengungkapkan, sebagai salah satu andalan penerimaan negara, cukai rokok menyumbang
hampir Rp 90 triliun dari total penerimaan cukai sebesar Rp 130 triliun. 56

Pemerintah pusat adalah pemegang otoritas dalam penarikan cukai tembakau selain PPn dan
PPh. 57 Namun demikian, dari hasil penerimaan ini pemerintah pusat juga mengalokasi dalam
bentuk dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) yang didasarkan atas UU No. 39/2007
tentang Cukai. Tahun 2012, dana sebesar Rp 1,69 triliun dialokasi untuk seluruh provinsi,
kabupaten dan kota sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 197/2012. 58 Daerah-daerah
di Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan penerima alokasi DBH-CHT paling banyak pertama
dan kedua.59

52
Lihat Kemenkes Desak Kemenlu Ratifikasi KK Pengendalian Tembakau, poskotanews.com, Minggu, 7 Oktober
2012 15:13:05 WIB. Negara yang telah menandatangani sebelum tanggal 29 Juni 2004 disebut telah meratifikasi
FCTC. Sedangkan negara yang menyetujui setelah batas waktu yang telah ditentukan disebut telah melakukan
aksesi FCTC. Aksesi mempunyai hak yang sama dengan ratifikasi. Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL), Kementerian Kesehatan, kebiasaan merokok menyebabkan satu dari 10 kematian
orang dewasa di dunia dengan lebih dari 4.000 jenis racun pada tiap batang. Daftar penyakit yang dipicu dari
kandungan nikotinnya, di antaranya kanker paru-paru, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, infertilitas
pria dan juga disfungsi ereksi alias impotensi.
53
Lihat Kenaikan Cukai Berpotensi Untungkan Negara hingga 4,21%, bisnis-kepri.com, Rabu, 27 Februari 2013;
dan Negara Diuntungkan Kenaikan Cukai Rokok, kabarbisnis.com, Rabu, 27 Februari 2013 | 11:44 wib.
54
Lihat Rokok Masih Diandalkan Jadi Sumber Pemasukkan Negara, finance.detik.com, Kamis, 05 Juli 2012 15:49
WIB.
55
Lihat Rokok Bisa Bayar Utang Negara, surabayapost.co.id, Jumat, 17 Desember 2010 | 11:05 WIB.
56
Lihat Menkeu: Cukai Tembakau Tak Bisa Terus Jadi Andalan, viva.co.id, Rabu, 12 Desember 2012, 17:59.
57
Lihat Pembagian Cukai Rokok Tetap Ditangani Pemerintah Pusat, tempointeractive.com, Sabtu, 05 Maret 2005
| 18:43 WIB. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pembelian Barang Kena Pajak
dan pemanfaatan Jasa Kena Pajak baik di dalam wilayah Indonesia maupun dari luar daerah Pabean. Sedangkan
Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima
atau diperoleh selama satu tahun pajak.
58
Lihat Wuih! Daerah Dapat Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Rp 1,69 T, bisnis.liputan6.com, Rabu, 16 Januari
2013 16:31; dan Alokasi Bagi Hasil Cukai Tembakau Rp 1,69 Triliun, antaranews.com, Jumat, 21 Desember
2012 14:17 WIB.
59
Lihat Lampiran Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 115/PMK.07/2010, serta PMK No. 197/PMK.07/2012.
Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan daerah-daerah penghasil tembakau dan rokok paling banyak di Indonesia.

158
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Industri pengolahan tembakau dan cengkeh sudah tumbuh sebagai sub-sektor pertanian dan
industri yang penting bagi penerimaan negara dari pajak dan bea. Dengan mengerahkan segala
sumber daya membentang dari pedesaan yang ditumbuhi tanaman tembakau dan cengkeh
maupun kota-kota yang digerakkan oleh roda-roda industri kretek telah melibatkan banyak
pekerja yang menggerakkan roda ekonomi sub-sektor itu. Tidak sedikit dari mereka yang
mengalami kejatuhan dan banyak pula yang muncul dengan mengandalkan modal kecil-kecilan.
Namun, perkebunan tembakau dan cengkeh maupun industri kretek tidak pernah mati terkubur
selamanya, bahkan sebaliknya mampu bangkit dan menggapai masa keemasannya sekarang ini.
Pencapaian ini tidak dapat diabaikan dari basis ekonomi yang tersedia pada masa kolonial Hindia
Belanda sebagai dimensi obyektif di satu sisi dengan kreativitas budaya masyarakat lokal sebagai
dimensi subyektif di sisi lain yang menjadi momentum lahirnya rokok kretek.

Kendati demikian, untuk memenuhi hak-hak ekonomi, sosial dan budaya sesuai perjanjian
internasional hak-hak manusia (international bill of human rights) bukanlah kewajiban dan
tugas perusahaan-perusahaan atau para pemilik industri pengolahan tembakau dan cengkeh,
melainkan kewajiban dan tugas negara terutama pemerintah yang sudah mengesahkan diri
sebagai bagian dari negara-negara pihak/perserta (states parties) dalam perjanjian tersebut, 60
karena RI sudah meratifikasi Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
melalui legislasi UU No. 11/2005. Dengan UU ini pemerintah berkewajiban membuat rencana
untuk merealisasikan langkah-langkah programatis bagi pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya atas setiap orang di Indonesia.

Dalam kaitan ini secara spesifik adalah rencana dan langkah-langkah programtis pemerintah
untuk pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya dengan mengerahkan sumber daya
industri pengolahan tembakau dan cengkeh yang dipadukan dengan sumber daya pemerintah
secara maksimal sesuai pedoman global yang disepakati dalam merealisasikan hak-hak itu.
Pemerintah harus mengerahkan sumber dayanya terutama dengan anggarannya untuk dipadukan
dengan sumber daya industri pengolahan tembakau dan cengkeh dalam langkah dan tindakan
memperluas lapangan kerja, memajukan kebijakan upah dan tunjangan pekerja, serta jaminan
sosial dan memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Pemerintah tidak hanya berkewajiban dan bertugas memperluas lapangan kerja dan memajukan
kebijakan upah dan tunjangan bagi pekerja, melainkan juga memberikan perlindungan terhadap
para pekerja ketika mereka menghadapi perselisihan atau dirugikan dalam melaksanakan
aktivitas produksi dan pekerjaan lainnya. 61 Pemerintah harus sedapat mungkin mencegah atas
kemungkinan terjadinya pemecatan atau pemutusan hubungan keja (PHK) yang menimpa para
pekerja yang diupah. Secara umum, pemerintah harus berperan mencegah orang-orang yang
sudah bekerja menjadi kehilangan pekerjaan, termasuk mereka yang terlibat dalam usaha-usaha
perkebunan tembakau dan cengkeh. Pemerintah pun harus melindungi lahan-lahan mereka dari
penyerobotan atau bentuk penggusuran lainnya yang dapat menimbulkan kerugian atau
penghilangan atas pekerjaan dan penghasilan mereka. Demikian pula pemerintah seharusnya

60
Lihat Human Rights Committee, General Comment 31, Nature of the General Legal Obligation on States Parties
to the Covenant, U.N. Doc. CCPR/C/21/Rev.1/Add.13 (2004).
61
Lihat Kesampingkan Pelinting Rokok, Sampoerna Dianggap Melanggar, jpnn.com, Jumat, 23 November 2012,
19:28:00; Organisasi Pekerja Desak Cabut Ijin MPS Sampoerna, inilah.com, Senin, 11 Februari 2013 | 11:32
WIB; dan Seribu Buruh PT Djarum Kudus Mogok Kerja, republika.co.id, Rabu, 08 Desember 2010, 21:56 WIB.

159
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

menangani mereka kehilangan akibat kebangkrutan pabrik-pabrik. 62 Tugas pemerintah adalah


mengarahkan setiap orang supaya dapat mencapai hidup yang lebih sejahtera, sebaliknya
mencegah kesengsaraan.

Di samping itu, selain pungutan cukai rokok, pemerintah juga mempetik pendapatan dari
perusahaan-perusahaan dan orang-orang yang bekerja dalam industri pengolahan tembakau
dalam bentuk PPn 63 dan PPh.64 Jumlahnya lebih Rp 100 triliun, sehingga dengan itu pemerintah
juga dapat mengalokasi anggaran untuk program di bidang-bidang lainnya seperti bidang
usaha/bisnis yang berbeda, pendidikan, penelitian dan mengembangan, memperluas usaha kecil
dan menengah, tidak kecuali sarana kesehatan masyarakat, serta berbagai kegiatan sosial.
Bahkan bisa pula digunakan untuk membayar cicilan utang negara. 65

4.2. Kontribusi bagi Hak atas Pekerjaan


Indonesia bukanlah negeri yang sejahtera. Beberapa indikator seperti Indeks Pembangunan
Manusia (HDI), Indonesia berada pada ranking 111 dari 182 negeri (UNDP, 2009), daya saing
global pada peringkat 54 dari 133 negeri (WEF, 2009), pendapatan per kapita rendah (2.246
dollar AS), dan angka kemiskinan mencapai 31,02 juta (BPS, 2010). Namun industri pengolahan
tembakau banyak menyerap tenaga kerja yang mencapai 6,2 juta orang, selain sumbangan bagi
penerimaan negara yang bersumber dari cukai sebesar Rp 56,4 triliun pada 2009.66

Dalam upaya menggapai negeri yang lebih sejahtera, pemerintah yang dibebankan kewajiban
untuk memenuhi ekonomi, sosial dan budaya di satu sisi, sedangkan di sisi lain dalam momen-
momen perselisihan atau sengketa ekonomi dan sosial, harus melindungi setiap orang dari
kehilangan pekerjaan dan usaha. Pemerintah kelihatannya berniat dan dengan itu menyusun
rencananya. Salah satu rencana ini adalah program untuk memenuhi sekitar 4.731.770 orang
dalam mendapatkan hak atas pekerjaan sampai 2014, pemerintah membutuhkan nilai investasi
sebesar Rp 2.225 triliun yang disusun rencananya oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (Bappenas).67

62
Lihat Cukai Tinggi, Ratusan Perusahaan Rokok Gulung Tikar, liputan6.com, Sabtu, 16 Juni 2012 14:59; Tiap
Tahun, Pabrik Rokok di Malang Gulung Tikar, beritajatim.com, Rabu, 16 Januari 2013 13:06:01 WIB; 1.500
Industri Rokok Kecil Terancam Gulung Tikar, suaramerdeka.com, Kamis, 10 Januari 2013 | 21:20 wib; dan
Ribuan Buruh Rokok Berguguran, liputan6.com, 12 April 2010 09:25.
63
Lihat PPn atas Tembakau dan Rokok, http://noorelaili.blogspot.com/2012/07/ppn-atas-tembakau-dan-
rokok.html, Jumat, 27 Juli 2012 (diakses pada 3 April 2013). Unsur-unsur yang mendukung penarikan pajak rokok,
yaitu [1] Penanggung jawab pajak yaitu orang yang diharuskan melunasi pajak (pabrikan), [2] Penanggung pajak
yaitu orang yang memikul beban pajak (agen rokok), dan [3] Pemikul beban pajak yaitu orang yang harus memikul
beban pajak (konsumen rokok).
64
Bambang Kesit, Pajak Penghasilan Karyawan, http://fecon.uii.ac.id/images/Hand_Out/Akt/Perpajakan/PJK/
pajak%20penghasilan%20karyawan.pdf (diakses pada 3 April 2013); dan Maykel David R, Perhitungan PPh 21
untuk Karyawan Tidak Tetap, http://www.pbtaxand.com/consultations/718-perhitungan-pph-21-untuk-karyawan-
tidak-tetap#sthash.Smki45oL.dpbs (diakses pada 3 April 2013).
65
Lihat Jika Ditabung 10 Tahun, Sumbangan Industri Rokok Bisa Buat Bayar Utang, finance.detik.com, Kamis,
16 Desember 2010 12:26 WIB.
66
Sutawi, Gizi, Rokok, dan Karakter Bangsa, http://sutawi.staff.umm.ac.id/wp-content/plugins/as-
pdf/generate.php?post=29 (diakses pada 3 April 2013).
67
Lihat Serap 5 Juta Pekerja Butuh Rp 2.000 T, neraca.co.id, Rabu, 16/05/2012.

160
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Nilai investasi itu sangatlah besar, angkanya hampir dua kali APBN. Namun pada saat yang
sama, pemerintah juga sedang bergerak memainkan perannya dalam memperbesar kendali
(control) atas dampak konsumsi tembakau. Dua sisi ini saling bertentangan. Di satu sisi
pemerintah membuka lapangan kerja, sedangkan di sisi lain pemerintah akan mengubur lapangan
kerja yang sudah terisi. Karena sisi lain ini terdapat jutaan orang yang bekerja atau
menggantungkan hidupnya dalam produksi industri pengolahan tembakau dan cengkeh.

4.2.1. Kontribusi untuk pekerjaan


Padahal, apa pun tudingan yang dialamatkan berbagai elemen baik pada tingkat global maupun
tingkat nasional, industri pengolahan tembakau dan cengkeh telah memberikan kontribusinya
bagi pemenuhan hak atas pekerjaan yang diperoleh jutaan orang. Beberapa versi berikut ini dapat
menggambarkan kontribusi industri ini (lihat tabel 4.7). Informasi jumlah pekerja ini ada yang
tersirat dan ada pula yang tersurat. Gabungan Perserikatan Perusahaan Rokok Indonesia (Gappri)
menanggapi rencana pemerintah menaikkan cukai yang dapat mengancam kelangsungan hidup
33 juta buruh.68 Partisipasi Indonesia menyebut jumlahnya sebanyak 30,5 juta orang. 69 Koalisi
Nasional Penyelamat Kretek (KNPK) mengklaim bukan hanya petani yang dirugikan, melainkan
pekerja oleh pengesahan Peraturan Pemerintah (PP) No. 109/2012, yakni sebanyak 30 juta
pekerja.70 Seorang pakar tembakau, Syamsul Hadi, yang diundang DPR menyatakan kontribusi
bagi penciptaan lapangan kerja dari industri rokok dan yang terkait dengannya mencapai 24,4
juta dengan rincian 1,25 juta orang bekerja di ladang-ladang tembakau, 1,5 juta orang bekerja di
ladang cengkeh, dan sekurang-kurangnya 10 juta orang terlibat langsung dalam industri rokok. 71
Mantan Rektor Universitas Jember Prof. Dr. Kabul Santoso MS juga sebagai pakar tembakau
mengungkapkan, ada sekitar18 juta orang mulai dari hulu sampai hilir yang hidup dari industri
rokok kretek di mana sekitar delapan juta orang menggantungkan hidup sebagai petani
tembakau.72 Sedangkan perkiraan Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) lebih kecil
lagi, yakni sebanyak hampir 6 juta orang bekerja dalam industri pengolahan tembakau di
Indonesia. 73

Tabel 4.7 | Jumlah Pekerja Industri Pengolahan Tembakau


dan Cengkeh

No Versi Jumlah Sumber


1 Badrul Munir 34 juta orang Kompas, 21 Juli 2012
2 Gappri 33 juta orang jejaknews.com, 20 November 2011
3 Partisipasi Indonesia 30,5 juta orang sumbawanews.com, 23 November 2012

68
Lihat Kenaikan Cukai Ancam 33 Juta Buruh Rokok Indonesia, jejaknews.com, Minggu, 20 November 2011.
Kantor Pengawasan & Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Kudus mengemukakan, tahun 2012 cukai rokok dinaikkan
sekitar 17 persen. Bersamaan itu target penerimaan pendapatan dari cukai rokok ditetapkan Rp 20 triliun. Sedangkan
target tahun 2011 sebesar Rp 17,5 triliun dengan mudah dapat diraih.
69
Lihat Buruh Pabrik Rokok Sampoerna Outsorcing, sumbawanews.com, Jumat, 23 Novemner 2012 - 08:31.
70
Lihat RPP Tembakau Merugikan 30 juta Pekerja Rokok, inilah.com, Jumat, 3 Agustus 2012 | 11:28 WIB; dan
KNPK: 35 Juta Orang Terancam Menganggur, republika.co.id, Selasa, 03 Juli 2012, 18:15 WIB.
71
Lihat Fakta Seputar Kontribusi Rokok dalam Perekonomian RI, jaringnews.com, Sabtu, 7 Juli 2012 12:02 WIB.
72
Lihat 18 Juta Orang Masih Hidup dari Industri Rokok Kretek, surabayapost.co.id, Rabu, 17/10/2012 | 08:27
WIB.
73
Lihat Industri Tembakau, Serap 6 juta Tenaga Kerja & Setor Rp 87 Triliun, finance.detik.com, Kamis, 27
Desember 2012 14:26 WIB.

161
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 4.7 | Jumlah Pekerja Industri Pengolahan Tembakau


dan Cengkeh

No Versi Jumlah Sumber


4 KNPK 30 juta orang inilah.com, 3 Agustus 2012
5 Syamsul Hadi 24,4 juta orang jaringnews.com, 7 Juli 2012
6 Kabul Santoso MS 18 juta orang surabayapost.co.id, 17 Oktober 2012
7 AMTI 6 juta orang finance.detik.com, 27 Desember 2012

Komunitas Kretek mencantumkan ilustrasi atau gambar 4.1 untuk mendampingi tulisan Gabriel
Mahal. 74 Dengan mengutip dari Ketua Dewan Pertimbangan organisasi HKTI Siswono Yodo
Husodo, memperkirakan jumlah petani dan buruh yang terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam industri rokok mencapai 30,5 juta orang. Perkiraannya, jumlah petani dan buruh tembakau
sebanyak 6 juta orang, petani dan buruh cengkeh 1,5 juta orang, serta buruh linting kretek
sebanyak 600.000 orang. Gabungan keseluruhannya adalah 30,5 juta orang baik yang langsung
maupun tidak langsung berhubungan dengan kretek, juga para pedagang eceran, asongan,
pekerja industri kreatif dan percetakan. Gambaran ini memperlihatkan banyaknya orang yang
menggantungkan hidupnya dalam industri pengolahan tembakau dan cengkeh.

Gambar 4.1 | Jumlah yang Bekerja dalam


Industri Pengolahan Tembakau dan Cengkeh

Sumber: komunitaskretek.or.id

Berapa jumlah pekerja yang terlibat dalam industri rokok? Serikat Pekerja Rokok Tembakau,
Makanan dan Minuman (SP RTMM) memperkirakan, sebanyak 4 juta orang terlibat langsung
sebagai pekerja. Bila setiap pekerja menanggung tiga orang lagi dari anggota keluarganya, maka
24 juta orang yang menggantungkan hidupnya dalam industri rokok. 75 Sedangkan dalam
perkebunan tembakau, jumlahnya orang yang terlibat mencapai 2,5 juta petani. 76 Data lainnya
dihimpun Akhyar Rais dalam tulisannya yang memperkirakan jumlah pekerja yang terserap baik
langsung maupun tidak langsung dalam industri rokok pada 2006, secara keseluruhan mencapai

74
Gabriel Mahal, Asal! Bahaya Merokok vs Bahaya Pengangguran, http://komunitaskretek.or.id/?p=504 (diakses
pada 5 April 2013).
75
Lihat Industri Rokok vs Antirokok (1), Suara Merdeka, Selasa, 26 April 2005.
76
Lihat RPP Tembakau Harus Lindungi 2,5 Juta Petani, inilah.com, Jumat, 6 Juli 2012 | 15:16 WIB.

162
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

sekitar 6,5 juta orang (lihat tabel 4.8). 77 Jumlah petani tembakau adalah yang terbanyak, 2,4 juta
orang. Data ini memasukkan pula jumlah pedagang dan pekerjanya, serta jumlah pekerja di
bidang percetakan dan transportasi.

Tabel 4.8 | Jumlah Pekerja-Petani Industri


Pengolahan Tembakau 2006

No Sub-sektor Jumlah
1 Industri rokok 360.000 pekerja
2 Perkebunan tembakau 2.400.000 petani
3 Perkebunan cengkeh 1.500.000 petani
4 Perdagangan 1.200.000 pedagang/pekerja
5 Percetakan, transportasi dll 1.050.000 pekerja
Total 6.510.000 orang
Sumber: Akhyar Rais,
http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/images/pdf/sby82.pdf

Tidak bisa diingkari bahwa banyak orang yang terlibat dalam rangkaian kerja produksi industri
pengolahan tembakau dan cengkeh, yang membentang mulai dari Aceh sampai Papua kendati
terkonsentrasi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Maluku dan
Sulawesi Utara. Kendati tanpa menjadi kewajibannya sebagaimana halnya negara terutama
pemerintah berbagai industri pengolahan tembakau dan cengkeh telah memainkan perannya
dalam memberikan kontribusinya bagi pemenuhan hak atas pekerjaan. Sekitar 6,5 juta orang
sudah dipenuhi haknya oleh berbagai perusahaan bukan atas dasar kewajiban melainkan
karena kebutuhan sebagai implikasi dalam relasinya dengan tenaga kerja (labour power) yang
saling membutuhkan. Angka ini lebih besar jumlahnya ketimbang rencana pemerintah yang
berencana memenuhi kurang dari 5 juta orang untuk mendapatkan hak atas pekerjaan, namun
dengan nilai investasi yang mencapai Rp 2.225 triliun.

Berapa banyak kontribusi sub-sektor usaha perkebunan tembakau dalam memenuhi lapangan
kerja? Berdasarkan data yang disajikan Widyastuti Soerojo, 78 selama 1996-2001, sebagian orang
yang menggantungkan hidupnya dalam perkebunan tembakau, jumlahnya mengalami fluktuasi.
Pada 1996, jumlah petani tembakau sebanyak 668.844 orang. Ketika krisis moneter pada 1997,
mengalami peningkatan yang pesat menjadi 893.620 petani, namun sempat anjlok setahun
kemudian (lihat grafik 4.1). Tahun-tahun selanjutnya kembali menunjukkan kecenderungan
meningkat, bahkan mencapai titik tertinggi pada 2001, yakni sebanyak 913.208 orang.
Perkebunan tembakau menjadi salah satu sumber ekonomi yang kembali menemukan
kebangkitannya sesudah krisis finansial itu. Kebangkitan ini dapat ditarik korelasinya dengan
perkembangan industri rokok yang terus menanjak tanpa terpengaruhi oleh krisis yang sempat
melanda Asia Tenggara, terutama Indonesia.

77
Akhyar Rais, Prospek Ekspor dan Impor Tembakau, http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/images/pdf/sby82.
pdf (diakses pada 3 April 2013). Bila setiap orang diasumsikan menanggung dua anggota keluarga, maka lebih 18
juta orang menggantungkan hidup dari industri pengolahan tembakau.
78
Widyastuti Soerojo, Benarkah Penanggulangan Masalah Tembakau Dilematis Bagi Indonesia?
http://www.ifppd.org/detail/newsforum.php?id=7 (diakses pada 5 April 2013)

163
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Grafik 4.4 | Jumlah Petani Tembakau 1996-2001

1000 893.620 913.208


900
800
668.844 636.152 665.292
700
600
500 400.215
400
300
200
100
0
1996 1997 1998 1999 2000 2001
Sumber: Dikutip dan diolah dari Widyastuti Soerojo
(http://www.ifppd.org/detail/newsforum.php?id=7)

4.2.2. Sebaran petani tembakau


Indonesia mempunyai bahan lahan tembakau yang tersebar di berbagai daerah. Berdasarkan
pulau-pulau, perkebunan tembakau terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan
Nusa Tenggara. Bila dilihat dalam tabel 3.35 (Bab 3), sebaran itu terhampar di 19 provinsi,
mulai dari Aceh sampai Nusa Tenggara Timur. Mereka yang terlibat dalam perkebunan
tembakau memproduksi sebanyak 214.524 ton pada 2011 dengan lahan seluas 228.770 hektar
dan tahun berikutnya 226.704 ton pada lahan seluas 249.781 hektar. Produksi mengalami
pertumbuhan sebesar 5,68 persen, sedangkan pertumbuhan luas lahan sebesar 9,18 persen. 79
Dalam sumber daya produksi inilah para petani dan buruh tani tembakau bekerja menggarap
aktivitas produksi.

Grafik 4.4 juga menunjukkan banyaknya orang menggantungkan hidupnya menggarap


perkebunan tembakau sebagai petani. Demikian pula mereka yang menjadi buruh-tani tembakau.
Namun data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian yang diakses tidak
memasukkan elemen buruh-tani yang terdapat dalam beberapa tabel berikut yang seluruhnya
merupakan perkebunan rakyat. 80 Kendati demikian, berbagai angka yang dikumpulkan,
sedikitnya memberikan gambaran tentang kontribusi industri pengolahan tembakau di bagian
hulu untuk hak atas pekerjaan.

Tabel 4.9 menunjukkan sebaran jumlah lahan, produksi dan petani yang terdapat di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam pada 2010. Sedikitnya 15.582 orang terlibat dalam kegiatan
menggarap lahan dalam perkebunan tembakau yang tersebar di 20 kabupaten/kota. Petani

79
Lihat Tabel-3: Produksi, Luas Areal dan Produktivitas Perkebunan di Indonesia, http://www.deptan.go.id/
Indikator/tabel-3-prod-lsareal-prodvitas-bun.pdf (diakses pada 10 April 2013).
80
Lihat Perkebunan dan Produktivitas Tembakau di Indonesia Tahun 2010, http://ditjenbun.deptan.go.id/
statistikbun/public/Luas_Areal_dan_Produksi_Perkebunan_report.php# (diakses pada 4 April 2013). Perkebunan
tembakau di Sumatera Utara, terutama Deli Serdang yang juga terdapat PTPN II, tidak dicantumkan di sini.

164
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

tembakau terbanyak berada di Kabupaten Aceh Jaya dengan jumlah 5.123 orang. Kedua
terbanyak ditempati Kabupaten Simeulue, 81 berjumlah 4.870 orang. Jumlah produksi terbanyak
juga dihasilkan dari Aceh Jaya dan diikuti Simeulue. Sedangkan jumlah petani tembakau paling
sedikit terdapat di Kabupaten Aceh Singkil, hanya 3 orang. Sebagian mereka juga mengikuti
pelatihan yang diadakan Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut). 82

Tabel 4.9 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di


Aceh 2010

Luas Jumlah Jumlah


No Kabupaten/Kota
Lahan Produksi Petani
1 Kab. Aceh Barat 2 1 135
2 Kab. Aceh Barat daya 36 33 24
3 Kab. Aceh Besar 1.103 902 1.524
4 Kab. Aceh Gayo Lues 50 38 295
5 Kab. Aceh Jaya 1.405 1.185 5.123
6 Kab. Aceh Selatan 45 39 18
7 Kab. Aceh Singkil 24 10 3
8 Kab. Aceh Tamiang 125 98 143
9 Kab. Aceh Tengah 786 782 1.042
10 Kab. Aceh Tenggara 1 0 18
11 Kab. Aceh Timur 500 514 1.144
12 Kab. Aceh Utara 109 33 207
13 Kab. Bireun 137 45 38
14 Kota Langsa 324 378 688
15 Kota Lhokseumawe 19 8 118
16 Kab. Nagan Raya 4 3 15
17 Kab. Pidie 45 32 46
18 Kab. Pidie jaya 7 2 73
19 Kab. Simeuleu 1.254 1.078 4.870
20 Kota Sumbulussalam 40 21 58
Total 15.582
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan

Jawa Barat adalah salah satu provinsi penghasil tembakau yang penting dan sebagian diekspor. 83
Jumlah petani di provinsi ini sedikitnya 26.312 orang pada 2010 kendati jumlah sebarannya lebih
sedikit dibandingkan Aceh. Perkebunan tembakau tersebar di 14 kabupaten/kota, dengan Garut
sebagai kabupaten terluas lahannya, produksi dan jumlah petani tembakau (lihat tabel 4.10).
Jumlah petani di Garut sebanyak 9.795 orang, diikuti Kabupaten Sumedang dengan 9.706 petani.
81
Kabupaten ini sama dengan nama pulaunya yang secara geografis terpisah dari Pulau Sumatera. Sebelum BPPC
beroperasi, sekitar 1970-1990, kabupaten ini terkenal sebagai penghasil cengkeh. Lihat Kabupaten Simeulue,
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Simeulue (diakses pada 10 April 2013).
82
Lihat Aceh Tengah Latih Petani Tembakau, aceh.tribunnews.com, Sabtu, 3 November 2012 10:39 WIB.
83
Lihat Permintaan Ekspor Tembakau Jabar Tinggi, bisnis.com, Kamis, 02 Juni 2011 | 10:30 WIB; dan Jabar
Kewalahan Penuhi Pasar Ekspor Tembakau, tribunnews.com, Senin, 16 Juli 2012 17:09 WIB. Permintaan pasar
ekspor tembakau jenis tembakau hijau dan hitam mencapai 2.000 sampai 3.000 ton per tahun.

165
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Jumlah petani paling sedikit berada di Bandung Barat dan Subang, masing-masing 25 orang.
Kontribusi perkebunan tembakau ini juga mendorong dibangun dan dioperasikannya pabrik
rokok kretek dan rokok putih di Karawang dengan nilai investasi sebesar Rp 2,8 triliun atau
setara 300 juta dollar AS. 84

Tabel 4.10 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di


Jawa Barat 2010

Luas Jumlah Jumlah


No Kabupaten/Kota
Lahan Produksi Petani
1 Kab. Bandung 1.371 1.050 3.252
2 Kab. Bandung Barat 8 6 25
3 Kota Banjar 9 4 36
4 Kab. Cianjur 20 22 105
5 Kab. Ciamis 14 23 140
6 Kab. Cirebon 136 141 205
7 Kab. G a r u t 3.953 3.322 9.795
8 Kab. Kuningan 50 50 198
9 Kab. Majalengka 1.093 906 2.654
10 Kab. Subang 1 0 25
11 Kab. Sukabumi 40 20 43
12 Kab. Sumedang 2.296 2.107 9.706
13 Kab. Tasikmalaya 5 4 58
14 Kota Tasikmalaya 6 3 70
Total 26.312
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan

Dalam industri pengolahan tembakau, Jawa Tengah merupakan provinsi yang menjadi perintis
dan peletak dasar-dasar industri kretek, dari tanaman tembakau dan cengkeh diolah menjadi
rokok kretek di Kudus. Provinsi ini juga tertancap dua gunung yang terkait dengan tembakau,
yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Pada kaki kedua gunung ini tersemai hamparan
tanaman tembakau jenis srintil di lereng-lereng gunung itu yang menjadi buah bibir dunia
pertembakauan diibaratkan sebagai tambang emas hijau terdapat di Kabupaten
Temanggung dengan perputaran uang yang terbesar. 85 Sebagian tembakau dari Jawa Tengah
diekspor. 86 Temanggung memang kabupaten tembakau dengan jumlah petani terbanyak, yakni
49.528 orang. Kedua terbanyak jumlah petani adalah Kabupaten Kendal. Sebanyak 22
kabupaten/kota menjadi sebaran perkebunan tembakau di Jawa Tengah (lihat tabel 4.11). Jumlah

84
Lihat Sampoerna Bangun Pabrik Baru, tempo.co, Selasa, 25 Juli 2006 | 19:36 WIB; Sampoerna Hari Ini
Bangun Pabrik Baru, tempo.co, Kamis, 27 Juli 2006 | 17:14 WIB; Buruh PT Sampoerna Kembali Demo, radar-
karawang.com, Rabu, 20 Maret 2013 | 14.00dan Merek-Merek Kami, http://www.sampoerna.com/id_id/
our_products/pages/our_brands.aspx (diakses pada 11 April 2013).
85
Lihat Tembakau Srintil Ibarat Emas Hijau di Temanggung, metrotvnews.com, Selasa, 25 September 2012 |
15:44 WIB. Para petani tembakau di Temanggung tidak pernah diberitakan bangkrut. Ketika panen tiba, satu hektare
tembakau berkualitas bagus menghasilkan pendapatan bersih Rp 200 juta bahkan perputaran uang saat itu lebih Rp 1
triliun.
86
Lihat Ekspor Tembakau Krosok Magelang Mandek, suaramerdeka.com, Jumat, 17 Februari 2012 | 15:52 wib.

166
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

petani paling sedikit berada di Kabupaten Banyumas. Tembakau produksi mereka banyak
diserap pabrik rokok seperti yang dialami ribuan petani Manisrenggo, Klaten. 87

Tabel 4.11 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di


Jawa Tengah 2010

Luas Jumlah Jumlah


No Kabupaten/Kota
Lahan Produksi Petani
1 Kab. Banjarnegara 540 296 1.308
2 Kab. Banyumas 6 1 26
3 Kab. Batang 194 - -
4 Kab. Blora 1.261 1.156 2.334
5 Kab. Boyolali 5.190 3.980 16.542
6 Kab. Cilacap 52 10 436
7 Kab. Demak 3.041 1.700 10.085
8 Kab. Grobogan 1.557 810 3.342
9 Kab. Karanganyar 203 167 61
10 Kab. Kendal 7.159 5.053 20.805
11 Kab. Kebumen 339 114 4.867
12 Kab. Klaten 3.322 2.243 15.253
13 Kab. Magelang 6.320 2.372 19.890
14 Kab. Pemalang 220 116 571
15 Kab. Purworejo 243 196 1.097
16 Kab. Rembang 130 91 115
17 Kab. Semarang 894 468 2.289
18 Kab. Sukoharjo 262 305 1.109
19 Kab. Tegal 13 4 20
20 Kab. Temanggung 14.582 6.374 49.528
21 Kab. Wonogiri 465 218 846
22 Kab. Wonosobo 3.365 856 11.034
Total 161.556
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan

Jawa Timur adalah kantong terbesar dalam produksi tembakau di Indonesia, selain rokok kretek.
Sebagian tembakau diekspor, bahkan tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi di Eropa. Namun
petani hanya khawatir dengan kampanye dan seruan WHO. 88 Paling banyak diserap oleh
berbagai pabrik rokok. 89 Perusahaan rokok besar membangun lagi beberapa pabrik seperti di
Probolinggo dan Lumajang, 90 Jember, 91 serta Pamekasan.92 Jumlah petani sebanyak 423.649

87
Lihat Tembakau Petani Manisrenggo Akhirnya Laku, solopos.com, Minggu, 17 Oktober 2010 23:15 WIB.
88
Lihat Ekspor Tembakau Jember Tak Terpengaruh Krisis, surabaya.tribunnews.com, Kamis, 21 Juni 2012 17:26
WIB; dan Ekspor Tembakau Besuki NO Tak Terdampak Krisis Eropa, lensaindonesia.com, Jumat, 14 September
2012 02:38 WIB.
89
Lihat Harga Tembakau di Jember Naik, Petani Luar Daerah Berdatangan, lensaindonesia.com, Senin, 17
September 2012 20:23 WIB.
90
Lihat Philip Morris Bangun 2 Pabrik Rokok Sampoerna di Jatim, finance.detik.com, Rabu, 11 Juli 2012 14:40
WIB; dan Bangun Dua Pabrik Baru, Sampoerna Buka 8.400 Lapangan Kerja, neraca.co.id, Kamis, 12 Juli 2012.

167
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

orang, terbanyak di Kabupaten Probolinggo yang berjumlah 92.853 orang (lihat tabel 4.12).
Kabupaten Bojonegoro adalah yang kedua terbanyak dalam jumlah petani. Kemudian diikuti
Pamekasan dan Lamongan. Paling sedikit terdapat di Kabupaten Madiun, yakni hanya 598
orang.

Tabel 4.12 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di


Jawa Timur 2010

Luas Jumlah Jumlah


No Kabupaten/Kota
Lahan Produksi Petani
1 Kab. Banyuwangi 1.388 1.130 3.824
2 Kab. Blitar 450 485 6.297
3 Kab. Bojonegoro 9.664 3.857 66.474
4 Kab. Bondowoso 9.654 3.736 38.363
5 Kab. Jember 13.498 7.235 28.432
6 Kab. Jombang 4.110 604 14.829
7 Kab. Lamongan 5.728 2.053 44.362
8 Kab. Lumajang 1.247 812 5.116
9 Kab. Madiun 217 161 589
10 Kab. Magetan 721 649 1.597
11 Kab. Mojokerto 396 195 1.356
12 Kab. Nganjuk 1.054 433 3.229
13 Kab. Ngawi 1.067 639 5.980
14 Kab. Pacitan 90 - -
15 Kab. Pamekasan 25.893 10.242 50.454
16 Kab. Ponorogo 547 401 3.569
17 Kab. Probolinggo 11.475 9.805 92.853
18 Kab. Sampang 2.927 1.429 8.288
19 Kab. Situbondo 5.961 4.920 21.751
20 Kab. Sumenep 9.836 3.139 23.154
21 Kab. Tuban 1.465 525 3.132
Total 423.649
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi penghasil tembakau jenis Virginia dan terbesar
ketiga sesudah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sebagian produksi diekspor. Menurut Gubernur
NTB, nilai transaksi tembakau Lombok dari petani ke perusahaan mitra yang berasal dari Jawa
Timur, rata-rata mencapai Rp 800 miliar setiap tahun, bahkan pernah menembus Rp 1 triliun
dalam masa tiga bulan musim panen. 93 Perkebunan tembakau di NTB terkonsentrasi pada dua
kabupaten, yaitu Lombok Timur dan Lombok Tengah kendati sebarannya meluas ke delapan
kabupaten/kota. Lombok Timur merupakan daerah paling banyak petani tembakau, yakni 20.211
orang (lihat tabel 4.13).

91
Lihat Pabrik Rokok HM Sampoerna Akan Bangun Di Jember, infopoljatim.com, Jumat, 9 November 2012.
92
Lihat Sampoerna Akan Bangun Pabrik Rokok di Pamekasan, indonesiatobacco.com, Senin, 11 April 2011.
93
Nilai Transaksi Tembakau Lombok Capai Rp 800 Miliar, antaramataram.com, Rabu, 07 Maret 2012 16:58.

168
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 4.13 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di


Nusa Tenggara Barat 2010

Luas Jumlah Jumlah


No Kabupaten/Kota
Lahan Produksi Petani
1 Kab. B i m a 46 36 123
2 Kab. Dompu 77 65 235
3 Kab. Lombok Barat 162 204 177
4 Kab. Lombok Tengah 11.311 11.833 13.178
5 Kab. Lombok Timur 22.887 26.477 20.211
6 Kab. Lombok Utara 199 265 327
7 Kab. Sumbawa 7 9 78
8 Kab. Sumbawa Barat 11 6 63
Total 34.393
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan

4.2.3. Sebaran pekerja rokok


Bagaimana dengan perkembangan jumlah pekerja dalam industri rokok dalam periode 1996-
2002? Korelasi antara kebangkitan sub-sektor perkebunan tembakau dengan industri rokok,
ternyata menunjukkan kaitannya secara positif sesudah berlalunya krisis moneter. Karena,
penyerapan industri rokok terhadap tenaga kerja cenderung mengalami peningkatan dalam
periode ini. Bila pada tahun 1996 terdapat sebanyak 223.307 pekerja, maka enam tahun
kemudian telah mengalami peningkatan menjadi 265.378 pekerja pada 2002. 94 Kenaikan ini juga
diiringi dengan peningkatan jumlah produksi rokok dan berikutnya adalah peningkatan setoran
cukai buat pendapatan negara.

Grafik 4.5 | Jumlah Pekerja Industri Rokok 1996-2002

270 265.378
258.747
260

250 244.522 245.626


238.848
240

230 226.343
223.307
220

210

200
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
Sumber: Dikutip dan diolah dari Widyastuti Soerojo
(http://www.ifppd.org/detail/newsforum.php?id=7)

Kecenderungan itu dapat dikemukakan bahwa sepanjang 1999-2002, jumlah pekerja yang
terserap mengalami peningkatan yang cukup berarti. Rata-rata pertumbuhan jumlah pekerja
94
Ibid.

169
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

industri rokok meningkat sebesar 4,08 persen per tahun, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai
pada 1998. Bila pada 1997 berjumlah 181,3 ribu pekerja, meningkat menjadi 196,8 ribu pekerja
pada 1998, atau meningkat sebesar 8,56 persen. Jumlah pekerja industri rokok kretek (31420)
mengalami peningkatan paling besar, yakni sebesar 9,7 persen, diikuti industri rokok lain-lain
(31440) yang mengalami peningkatan sebesar 8,6 persen, dan industri rokok putih (31430) yang
mengalami peningkatan sebesar 2 persen. 95

Secara keseluruhan, dalam periode 1997-2002, industri rokok kretek mampu menyerap 95 persen
pekerja, rokok putih sebesar 3 persen, dan rokok lain-lain sebesar 2 persen pekerja. Rata-rata
penyerapan tenaga kerja per perusahaan secara total sebesar 850 orang, dengan pertumbuhan
sebesar 2,48 persen per tahun. Industri rokok kretek (31420) yang terdiri dari SKT dan SKM,
rata-rata per tahun mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 964 orang per perusahaan, dengan
pertumbuhan sebesar 2,54 persen. Sedangkan industri rokok putih (31430) yang terdiri dari
sigaret putih mesin (SPM), rata-rata per tahun menyerap tenaga kerja sebanyak 475 orang per
perusahaan, industri rokok putih mengalami pertumbuhan yang negatif, dengan pertumbuhan
sebesar minus 1,95 persen.96

Sedangkan kelanjutan dalam penyerapan tenaga kerja di sub-sektor industri rokok dalam periode
2006-2010 mengalami naik-turun pada industri besar dan menengah, berdasarkan data yang
disajikan Kementerian Perindrustrian, yang dibedakan atas tiga jenis produksi, yaitu rokok
kretek, rokok putih dan rokok lainnya. Jumlah pekerja yang dipekerjakan dalam industri ini tidak
pernah melampaui 300.000 orang pekerja. Jumlah terbanyak terjadi pada 2007, yakni total
286.016 pekerja (lihat grafik 4.6). Namun Jumlah pekerja dalam industri rokok kretek mencapai
pada titik terendah pada 2010, yakni 257.690 pekerja. Sebaliknya dalam industri rokok putih,
jumlahnya mencapai titik tertinggi pada tahun yang sama. Sedangkan rokok lainnya tertinggi
dicapai pada 2009, yakni sebanyak 10.718 pekerja.

Grafik 4.6 | Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri (Rokok)


Besar dan Sedang di Indonesia (2006-2010)

300,000

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000

0
2006 2007 2008 2009 2010
Rokok Kretek 261,591 278,353 262,576 263,751 257,690
Rokok Putih 2,998 2,907 3,294 3,315 3,721
Rokok Lainnya 5,516 4,856 13,164 10,718 8,691

Sumber: Kementrian Perdagangan RI

95
Lihat Industri Rokok, http://nanxsu.blog.com/2012/03/25/industri-rokok/, 25 Maret 2012 (diakses pada 3 April
2013)
96
Ibid.

170
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Provinsi Jawa Timur tidak hanya terdapat banyak perkebunan serta pengolahan tembakau dan
cengkeh, namun industri rokok kretek. Tahun 1999, industri rokok tersebar di 21 kabupaten/kota,
sehingga tidak sedikit buruh yang dipekerjakan. Sebagian besar buruh terkonsentarasi di 3
kabupaten/kota, yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Malang dan Kota Kediri yang juga terdapat tiga
perusahaan besar. Paling banyak buruh bekerja di pabrik-pabrik rokok di Kediri, yang berjumlah
37.508 orang (lihat grafik 3.7). Daerah lainnya yang mempekerjakan buruh di atas 5.000 orang
adalah Kabupaten Pasuruan dan Kota Malang. Sedangkan di atas 1.000 pekerja terdapat di
Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Tulungagung, Ngawi, dan Blitar.

Grafik 4.7 | Jumlah Pekerja Industri Rokok


di Jawa Timur 1999
Jember 114
Madiun 22
Trenggalek 35
Blitar 55
Sidoarjo 4,834
Pamekasan 50
Jombang 794
Kab. Mojokerto 2,058
Pasuruan 5,772
Probolinggo 759
Nganjuk 255
Bojonegoro 1,227
Surabaya 29,843
Tuban 1,523
Mojokerto 801
Kota Malang 6,210
Lamongan 3,171
Tulungagung 3,286
Ngawi 2,275
Malang 29,165
Kab. Blitar 1,641
Kediri 37,508

- 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000


Sumber: Sumarno dan Kuncoro, Struktur, Kinerja, dan Kluster Rokok Kretek: Indonesia 1996-1999 (diambil dari
http://website.mudrajad.com/sites/default/files/softcopies/Struktur,%20Kinerja,%20dan%20Kluster%20Industri%20Rokok%20Kretek%20Indonesi
a,%201996-1999.pdf)

Pabrik-pabrik rokok di Jawa Timur memang tidak sedikit yang gulung tikar. Namun ada pula
yang muncul lewat dukungan perusahaan besar yang juga ikut memberikan kontribusi bagi hak
atas pekerjaan. Dengan lobi pemerintah Kabupaten Pamekasan yang daerahnya sebagai salah
satu sentra penghasil tembakau HM Sampoerna berkomitmen untuk membangun pabrik rokok
skala besar di Pamekasan sebagai bagian dari Pengembangan Wilayah Suramadu (PWS). 97
Daerah penghasil tembakau lainnya, Kabupaten Jember juga menjadi bagian dari perluasan
industri rokok HM Sampoerna. 98 Tahun 2012, dua pabrik rokok baru di Probolinggo dan
Lumajang diresmikan yang sekaligus pula sebagai perayaan 99 tahun Sampoerna. Dengan

97
Lihat Sampoerna Akan Bangun Pabrik Rokok di Pamekasan, indonesiatobacco.com, Senin, 11 April 2011.
98
Pabrik Rokok HM Sampoerna Akan Bangun di Jember, infopoljatim.com, Jumat, 9 November 2012.

171
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

demikian, sejumlah anak perusahaannya yang bersama dengan ke-38 mitra produksi sigaret
(MPS) menyumbangkan sekitar 95.000 pekerja.99

Bagaimana dengan serapan industri rokok terhadap pekerja di Jawa Tengah? Provinsi ini juga
banyak terdapat industri rokok yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Pada 1999, paling banyak
pekerja berada di Kabupaten Kudus, berjumlah 50.523 pekerja (lihat grafik 3.8). Sedikitnya 2
perusahaan industri rokok besar terdapat di Kudus. Sedangkan daerah yang lebih
memperkerjakan 1.000 buruh adalah Kabupaten Blora, Pekalongan, Pati, Batang, Surakarta,
Kota Semarang, dan Jepara. Selebihya di bawah 1.000 buruh.

Grafik 4.8 | Jumlah Pekerja Industri Rokok di


Jawa Tengah 1999
60,000
50,523
50,000

40,000

30,000

20,000

10,000 4,097
1,004 1,988 1,639 1,200 1,514 1,277 959 934
347 101 26
-

Sumber: Sumarno dan Kuncoro, Struktur, Kinerja, dan Kluster Rokok Kretek : Indonesia 1996-1999 (diambil dari
http://website.mudrajad.com/sites/default/files/softcopies/Struktur,%20Kinerja,%20dan%20Kluster%20Indust
ri%20Rokok%20Kretek%20Indonesia,%201996-1999.pdf)

Berdasarkan sejumlah data yang dihimpun tentang industri rokok di enam kabupaten/kota di
Jawa Tengah, yaitu Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan
Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Blora. Selain dikenal sebagai daerah penghasil mebel
(furniture), Kabupaten Jepara paling banyak terdapat perusahaan kecil. Tahun 2006-2007,
masing-masing berjumlah sama, yakni 1.170 unit. Namun, jumlah buruh mengalami peningkatan
menjadi 20.930 orang pada 2007 di Jepara. Sedangkan di Kabupaten Kudus banyak terdapat
perusahaan besar dan menengah, yakni sebanyak 59 perusahaan, dengan jumlah buruh 81.787

99
Lihat Philip Morris Bangun 2 Pabrik Rokok Sampoerna di Jatim, finance.detik.com, Rabu, 11/07/2012 14:40
WIB. Sampoerna mengoperasikan delapan pabrik rokok di Jawa Timur (Surabaya, Pandaan, Malang, Probolinggo
dan Lumajang) dan di Jawa Barat (Karawang).

172
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

orang pada 2009 (lihat tabel 4.9). Kategori perusahaan besar/sedang juga hanya terdapat satu di
Kabupaten Blora, dengan jumlah buruh lebih 1.000 orang yang relatif stabil selama 2009-2011.

Tabel 4.14 | Jumlah Pekerja Industri Rokok di 6 Kabupaten/Kota, Jawa Tengah


2007-2011

Jumlah Perusahaan dan Pekerja

Kabupaten/ Pekerja Besar & Pekerja Sumber


No Tahun Kecil
Kota Sedang
Buku Besar Statistik Industri Besar dan
1 Kota Semarang 2009 7 1.363 - - Sedang Kota Semarang 2010 :
http://bappeda.semarangkota.go.id/v2/
2 Kabupaten Kudus 2009 - - 59 81.787 BPS Kabupaten Kudus
Kabupaten 2011 20 116 BPS Kabupaten Pekalongan
Pekalongan
http://perindagkop.pekalongankota.go.id/ind
4 Kota Pekalongan 2012 17 2.412 - - ustri/data-industri
2006 1.170 15.912 - - Data BPS dari Skripsi Pratama
2007 1.170 20.930 - - Data BPS dari Skripsi Pratama
5 Kabupaten Jepara
2008 100 794 - - Data BPS dari Skripsi Pratama
2009 122 2.216 - - Data BPS dari Skripsi Pratama
2010 103 1.870 - - http://jeparakab.bps.go.id/Subyek_Statistik/0
6.Industri/industri.htm
2009 77 818 1 1.231 Blora Dalam Angka 2010, Tabel 6.1.2
6 Kabupaten Blora 2010 - - 1 1.273 Blora Dalam Angka 2011, 6.1.3
2011 - - 1 1.296 Blora Dalam Angka 2012, table 6.1.3

Sebagaimana sudah ditunjukkan dalam tabel 4.14 bahwa di Kabupaten Kudus banyak terdapat
perusahaan industri rokok kretek skala besar dan sedang. Sepanjang 1996-2009, secara
keseluruhan, jumlah pekerja di perusahaan-perusahaan rokok menunjukkan kecenderungan
meningkat. Hanya tahun 2003-2004 saja yang mengalami penurunan, namun tahun berikutnya
menanjak lagi (lihat tabel 4.15). Jumlah pekerja rokok lebih dua kali lipat dibandingkan jumlah
pekerja non-rokok. Dengan demikian, industri rokok kretek skala besar dan sedang telah
menyumbangkan dua pertiga lebih banyak dalam pemenuhan hak atas pekerjaan dari total
penyerapan tenaga kerja di kabupaten ini.

Tabel 4.15 | Jumlah Pekerja Industri Rokok Besar


dan Sedang di Kabupaten Kudus Tahun 1996-2009

Pekerja Pekerja Jumlah


No Tahun
Rokok Non-Rokok Pekerja
1 1996 42.939 18.920 61.859
2 1997 40.322 19.400 59.722
3 1998 41.364 19.240 60.604
4 1999 45.650 16.956 62.606
5 2000 46.210 16.760 62.970

173
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 4.15 | Jumlah Pekerja Industri Rokok Besar


dan Sedang di Kabupaten Kudus Tahun 1996-2009

Pekerja Pekerja Jumlah


No Tahun
Rokok Non-Rokok Pekerja
6 2001 52.236 16.656 68.892
7 2002 55.665 15.954 71.619
8 2003 54.157 16.151 70.308
9 2004 49.678 16.615 66.293
10 2005 55.805 18.645 74.450
11 2006 70.791 20.255 91.046
12 2007 79.226 19.648 98.874
13 2008 78.256 18.735 96.991
14 2009 81.787 16.661 98.448
Sumber: BPS Kabupaten Kudus, 2011

Kudus memang dikenal kota kretek dan salah satu perusahaan industrinya yang terbesar adalah
PT Djarum Tbk. Perusahaan dibangun kembali oleh Oei Wie Gwan pada 1951 ini mengubah
nama dari Djarum Gramophon menjadi Djarum.

yang banyak pabriknya berada di Kabupaten Kudus. Tahun 1972, mulai mengeskpor produk
rokoknya dan selang tiga tahun memproduksi kretek filter. Tahun 1981 mengeluarkan Djarum
Super, salah satu merek rokok paling terkenal, juga kretek filter. Pabrik-pabrik rokok ini tersebar
di empat kabupaten di Jawa Tengah. Selain Kudus, juga berlokasi di Pati, Rembang dan Jepara
(lihat tabel 4.16). Pada 2007, jumlah buruh yang bekerja sebanyak 74.920 orang, dengan jumlah
pekerja di Kudus mencapai 90 persen.100

Tabel 4.16 | Jumlah Unit dan Pekerja


PT Djarum Tahun 2007

Jumlah Jumlah
No Kabupaten
Unit Pekerja
1 Kudus 70 67.428
2 Pati 3
3 Rembang 1 7.492
4 Jepara 2
Jumlah 76 74.920
Sumber: Diolah dari wisnudewobroto.com

Sedikitnya data dari jumlah pekerja yang bekerja dalam industri rokok kecil secara keseluruhan,
maka angkanya memang terlihat kecil dan tidak mencerminkan realitas jumlah pekerja yang
sebenarnya. Menurut informasi Gappri, sebanyak 600.000 orang bekerja dalam industri rokok
100
Lihat Kunci Keberhasilan PT Djarum, http://www.wisnudewobroto.com/kunci-keberhasilan-pt-djarum/
(diakses pada 7 April 2013).

174
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

pada 2012. Peralihan dari sigaret tangan ke sigaret mesin sebagai langkah efisiensi dan
peningkatan produktivitas juga menimbulkan pengurangan pekerja. 101 Lambat-laun, seiring
peralihan teknologi produksi yang mengandalkan kecepatan mesin-mesin, jumlah pekerja
industri rokok memang cenderung menyusut. Penyusutan ini menjadi tantangan pemerintah
dalam melaksanakan kewajiban dan tugasnya untuk menjawab terhadap kemungkinan PHK.

Kendati berbeda-beda angka jumlah orang yang menggantungkan hidup dalam industri
pengolahan tembakau dan cengkeh, mulai dari angka 6 juta sampai 34 juta orang, namun lebih
untuk menegaskan, maka sedikitnya ada 6 juta orang yang dipenuhi hak atas pekerjaan berkat
kontribusi yang bersumber aktivitas kerja di ladang-ladang tembakau dan cengkeh, serta industri
rokok baik besar dan menengah maupun kecil. Kontribusi mereka ini hampir tanpa dukungan
program pemerintah, kecuali beberapa pemerintah daerah yang mengecap alokasi dana bagi hasil
cukai hasil tembakau (DBH CHT). Salah satu contoh adalah yang dilakukan Dinas Perindustrian
dan Perdagangan (Disperindag) Bojonegoro yang memberikan bantuan modal kepada pedagang
rokok yang besarnya mulai Rp 4 juta hingga Rp 10 juta per pedagang untuk pengembangan
usaha.102

4.3. Kontribusi bagi Hak atas Upah dan Tunjangan


Hak atas pekerjaan jelas berkait langsung dengan hak atas upah atau gaji. Karena dalam setiap
ikatan atau kesepakatan kerja, upah atau gaji merupakan elemen yang sangat penting. Sehingga
hak atas pekerjaan senantiasa diiringi dengan hak atas upah. Dalam hubungan dua pihak
pemberi kerja 103 dan penerima kerja 104 terikat dalam pelaksanaan hak dan kewajiban. Pemberi
kerja mempunyai kewajiban untuk membayar upah atau gaji kepada penerima kerja sebagai
haknya, sedangkan penerima kerja (penerima upah) mempunyai kewajiban melaksanakan kerja
lazimnya 8 jam kerja untuk memproduksi dan mendistribusikan komoditas yang menjadi hak
pemberi kerja. 105

Dalam hak-hak manusia, peran negara (state) khususnya pemerintah adalah memastikan upah
atau gaji dibayarkan kepada para pekerja upahan. Pemilik perusahaan industri rokok, perkebunan
tembakau dan cengkeh, serta pemilik usaha dagang lainnya membayar upah atau gaji, minimum
sesuai ketentuan pemerintah yang sekarang dikenal dengan upah minimum kabupaten/kota
(UMK). Kebijakan ini merupakan salah satu cara pemerintah menyejahterakan setiap orang
supaya hak-haknya terpenuhi secara layak, demi memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai
manusia baik bagi dirinya maupun keluarganya.

101
Lihat PP Tembakau Bakal PHK Ribuan Buruh, tribunnews.com, Senin, 11 Februari 2013 17:23 WIB.
Pemberlakuan PP No.109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan pada Juni 2014 mendatang, diperkirakan bakal menekan jumlah pekerja industri rokok.
102
Lihat Pedagang dan Buruh Rokok Dapat Bantuan Modal, antaranews.com, Senin, 9 Juli 2012 15:40 WIB.
Dalam memanfaatkan penerimaan DBH CHT, Disperindag mengalokasi total anggaran Rp 33,9 miliar untuk
pengembangan berbagai sektor.
103
Dalam industri pengolahan tembakau dan cengkeh, pemberi kerja adalah petani pemilik lahan, bibit dan tanaman
tembakau dan cengkeh, pengusaha industri rokok, dan pedagang pemilik usaha dagang tembakau, cengkeh dan
rokok.
104
Pekerja yang dimaksud adalah pekerja upahan (wage labour), dengan mengerahkan tenaga kerja (labour power)
untuk memproduksi dan mendistribusikan komoditas.
105
Komoditas yang sudah diproduksi tidak lazim menjadi milik penerima kerja, melainkan sepenuhnya menjadi
milik pemberi kerja.

175
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Namun demikian, survei yang dilakukan Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengungkapkan,
sebanyak 57,4 persen pekerja menilai pemerintah belum menerapkan upah yang layak. Hanya
25,5 persen pekerja yang menjawab pemerintah telah memberlakukan upah yang layak. Hasil
survei ini didasari asumsi mereka bahwa upah yang layak setara dengan upah minimum sektoral
provinsi (UMSP). 106 Pemerintah memang menghendaki upah pekerja supaya dapat mencapai
upah yang layak, maka dengan itu diharapkan tripartit wakil dari serikat buruh, pengusaha dan
Disnaker dalam upah kabupaten atau kota bisa bekerja sebaik-baiknya. 107 Dari kehendak ini
pula Menakertrans mengumpulkan para gubernur untuk menentukan penetapan upah yang lebih
seragam.108

Pemerintah berperan dalam menetapkan kebijakan upah yang ditetapkan terutama oleh
pemerintah kabupaten/kota, sehingga disebut juga upah minimum kabupaten/kota (UMK). UMK
inilah yang menjadi patokan atau pedoman bagi perusahaan-perusahaan industri rokok maupun
perusahaan-perusahaan tembakau harus membayar upah buruh-buruh yang mereka pekerjakan.
Sekadar contoh daftar upah yang seharusnya minimal dibayarkan di Jawa Timur dapat dilihat
dalam tabel 4.17. Demikian pula provinsi lainnya, setiap pembayaran upah sedikitnya
berpatokan pada UMK.

Tabel 4.17 | Daftar Penetapan UMK di Jawa Timur 2011-


2013

No Kabupaten/Kota UMK 2011 UMK 2012 UMK 2013


1 Kota Surabaya 1.115.000 1.257.000 1.740.000
2 Kab. Gresik 1.133.000 1.257.000 1.740.000
3 Kab. Sidoarjo 1.107.000 1.252.000 1.720.000
4 Kab. Pasuruan 1.107.000 1.252.000 1.720.000
5 Kab. Mojokerto 1.105.000 1.234.000 1.700.000
6 Kota Malang 1.079.887 1.132.254 1.340.300
7 Kab. Malang 1.077.600 1.130.500 1.343.700
8 Kota Batu 1.050.000 1.100.215 1.268.000
9 Kota Kediri 975.000 1.037.500 1.128.400
10 Kab. Kediri 934.500 999.000 1.089.950
11 Kab. Jombang 866.500 978.200 1.200.000
12 Kota Pasuruan 926.000 975.000 1.195.800
13 Kab. Pamekasan 925.000 975.000 1.059.600
14 Kab. Tuban 935.000 970.000 1.144.400
15 Kab. Lamongan 900.000 950.000 1.075.700
16 Kab. Bojonegoro 870.000 930.000 1.029.500
17 Kab. Jember 875.000 920.000 1.091.950
18 Kab. Banyuwangi 865.000 915.000 1.086.400
19 Kab. Probolinggo 814.000 888.500 1.198.600
20 Kab. Bangkalan 850.000 885.000 983.800

106
Lihat Upah Pekerja Belum Layak? kompas.com, Kamis, 9 Februari 2012 | 14:10 WIB.
107
Lihat Presiden: Upah Buruh Harus Baik, kompas.com, Rabu, 1 Februari 2012 | 16:48 WIB.
108
Lihat Standar Upah Baru Dibahas Lusa, kompas.com, Rabu, 1 Februari 2012 | 12:48 WIB.

176
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

21 Kota Probolinggo 810.500 885.000 1.103.200


22 Kota Mojokerto 835.000 875.000 1.040.000
23 Kab. Lumajang 740.700 825.391 1.011.950
24 Kab. Sumenep 785.000 825.000 965.000
25 Kab. Blitar 750.000 820.000 946.850
26 Kota Blitar 737.000 815.000 924.800
27 Kab. Tulungagung 720,000 815.000 1.007.900
28 Kota Madiun 745,000 812.500 953.000
29 Kab. Situbondo 733,000 802.500 1.048.000
30 Kab. Bondowoso 735,000 800.000 946.000
31 Kab. Sampang 725,000 800.000 1.104.600
32 Kab. Nganjuk 710,000 785.000 960.200
33 Kab. Ngawi 725,000 780.000 900.000
34 Kab. Madiun 720,000 775.000 960.750
35 Kab. Trenggalek 710,000 760.000 903.900
36 Kab. Magetan 705,000 750.000 866.250
37 Kab. Pacitan 705,000 750.000 887.250
38 Kab. Ponorogo 705,000 745.000 924.000
Sumber: Bidang HI & Syarat Kerja, 2010-2011

Pada 2011, upah minimum provinsi (UMP) mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8,69 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat, sebesar
16,53 persen, dari Rp 1,21 juta menjadi Rp 1,41 juta. UMP DKI Jakarta naik 15,38 persen, dari
Rp 1,118 juta menjadi Rp 1,29 juta per bulan, menyusul Papua Barat. Sedangkan kenaikan
terendah di Nanggroe Aceh Darussalam, sebesar 3,85 persen, dari Rp 1,3 juta menjadi Rp 1,35
juta sebulan. Namun, tiga provinsi di Jawa tidak menetapkan kenaikan UMP, yaitu Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sehingga yang digunakan adalah upah minimum kota/kabupaten
(UMK) yang terendah sebagai patokan. Para pengusaha di Jawa Timur mengambil UMK
Pacitan, yakni Rp 705.000 sebulan. Jawa Tengah mengambil UMK Cilacap, yang sebesar Rp
675.000 per bulan. Kebijakan upah ini dikritik oleh Federasi Serikat Pekerja Nasional (FSPN),
karena masih berada di bawah kebutuhan hidup layak (KHL), sementara Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo) merasa keberatan dengan kenaikan UMP. 109

Tingkat upah atau gaji maupun penghasilan setiap orang memang salah satu indikator atas
kesejateraan. Dalam menemukan kata sepakat atas besarnya upah atau gaji tidaklah mudah,
karena kepentingan pengusaha pemilik industri rokok dan pekerja yang diupah berada dalam
posisi yang tidak sejalan. Tidak jarang pekerja atau buruh memprakarsai suatu tuntutan. Hal ini
pula yang mendasari tambahan hak bagi pekerja, yakni hak berserikat buruh. Dengan hak ini
buruh bergabung dalam sebuah serikat buruh dalam memperjuangkan hak-haknya, termasuk
dengan melakukan pemogokan.
Tidak hanya perusahaan-perusahaan rokok kecil yang menghadapi tuntutan buruh, namun juga
perusahaan besar sekelas Gudang Garam. Pada 1 Januari 2003, diterapkan kenaikan upah di
perusahaan ini. Berulang kali para pekerja melakukan mogok kerja. Serikat Buruh Muslimin

109
Lihat Gaji Buruh Naik Rata-rata 8,69 Persen, kompas.com, Kamis, 24 Februari 2011 | 11:14 WIB.

177
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Indonesia (Sarbumusi) memperingatkan perusahaan untuk menuntaskan beberapa persoalan,


mulai dari besarnya selisih dan kecilnya kenaikan kompensasi antara buruh golongan A
(terendah) dengan golongan G (setingkat manajer). Para buruh telah menerima kompensasi masa
kerja sekaligus tunjangan hari raya (THR) setelah tercapai kesepakatan dengan pihak
manajemen. Namun, kenaikan ini mereka nilai tidak sebanding dengan kemampuan perusahaan
seiring perolehan laba bersih perusahaan sebesar Rp 2 triliun.110

Para pekerja yang terserap dalam perusahaan industri kretek, sebagaimana pada umumnya
perusahaan, terdiri atas beberapa golongan. Dalam industri kretek PT Djarum 111 yang
memproduksi sigaret kretek tangan (SKT) juga membagi atas tiga bagian, yaitu buruh borongan,
buruh harian dan buruh bulanan (lihat tabel 4.18). Sedangkan untuk produksi sigaret kretek
mesin (SKM) dibagi dalam dua golongan, yaitu buruh borongan dan buruh bulanan sebagai
operator mesin. Setiap mesin ada 9 pekerja borongan yang dibagi dalam tiga regu shift: pagi,
siang dan malam yang masing-masing bekerja selama 7 jam, dengan upah biasanya sebesar Rp
30.000 per hari dengan uang makan Rp 3.500 selain tambahan tunjangan. Buruh operator
mengoperasikan mesin-mesin sesuai standar produksi di mana setiap mesin bekerja 3 operator.
Setiap operator digaji Rp 2.000.000 per bulan dan operator yang baru digaji Rp 1.500.000 per
bulan. Mereka bisa dapat promosi dalam setahun kerja.

Penetapan upah pekerja harian dan pekerja borongan diatur melalui Persatuan Pengusaha Rokok
Kudus (PPRK) dengan memperhatikan kemampuan dan kepentingan seluruh anggota serta
standar biaya hidup di daerah Kudus. Para pekerja harian disediakan bonus upah 5 persen dari
UMK. Para pekerja mendapatkan premi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Selain itu, masa
kerja setiap 10 tahun, diberi bonus upah lagi, yakni sekitar 200 x 10 tahun. Perusahaan ini
menyediakan sejumlah fasilitas antara lain Poliklinik, jaminan sosial (kesehatan, kematian, hamil
dan hari tua), Tunjangan Hari Raya (THR), diberikan sama besarnya dengan gaji sebulan, mobil
jemputan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Bahkan disediakan pula koperasi karyawan,
penjualan barang secara kredit maupun kredit kepemilikan rumah.

Tabel 4.18 | Sistem Pengupahan dan Uraian Kerja PT Djarum

No Golongan Jumlah Upah Uraian Kerja


1 Buruh Borongan 57.284
Buruh giling/ linting Rp. 26.000/ hari Menggiling olahan rokok dengan membalutnya
dengan kertas sigaret. Gaji lebih banyak dari bathil
Buruh pembungkus/ Rp. 39.500/tim per Rokok yang sudah diseleksi dan memenuhi standar
contong 1000 bungkus kemudian dibungkus dengan kertas celopant untuk di
pak/ dibungkus dengan rapi kemudian dibubuhi pita
cukai. Setiap tim terdiri atas 4 orang untuk
memproduksi rokok berbentuk kerucut atau terompet
(Djarum Coklat)

110
Lihat Kenaikan Upah di Gudang Garam Diprotes, liputan6.com, 29 Januari 2003 07:04; dan Buruh Gudang
Garam Memperoleh Kompensasi, liputan6.com, 27 November 2002 17:38. Dalam pengamanan, sebanyak 200
personel dari Brigade Mobil, Pengendalian Massa Kepolisian Wilayah dan Kepolisian Resor Kota Kediri dikerahkan
di sekitar pabrik.
111
Lihat Laporan PKL Mahasiswa Jurusan Adminsitrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNDIP
Tahun 2009, http://www.scribd.com/doc/25345028/Laporan-Pkl-Pt-Djarum (diakses pada 5 April 2013).

178
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 4.18 | Sistem Pengupahan dan Uraian Kerja PT Djarum

No Golongan Jumlah Upah Uraian Kerja


Buruh pengepakan - Mengepak rokok yang sudah dibungkus
Buruh bathil Rp. 22.000/hari Membantu petugas penggiling seperti memberi lem
pada kertas sigaret, merapikan gilingan rokok,
menghitung rokok, dan menyerahkannya pada
pensortir
2 Buruh Harian 9.545
Buruh sortir Rp. 750.000/bulan Menerima bagian batil untuk menyortir dan
mengendalikan mutu
Buruh rajang cengkeh
Pekerja adminsitasi Rp. 750.000/bulan Melakukan pengawasan terhadap buruh yang bekerja
3 Buruh Bulanan 2.362
Pekerja administrasi - Mencatat dan mendokumentasikan seluruh aktivitas
kerja perusahaan
Pekerja manajerial - Mengelola dan mengoperasikan jalannya perusahaan

Sumber: Laporan PKL, Januari 2010 (http://www.scribd.com/doc/25345028/Laporan-Pkl-Pt-Djarum)

Masih di Kudus, sebuah pabrik rokok kretek Kembang Arum, mengupah buruh linting sebesar
Rp 10.000 per 1.000 linting rokok pada 2012. Setiap hari buruh kretek ini dapat menghasilkan
sebanyak 3.000 linting SKT, sehingga menuai upah Rp 30.000 per hari.112 Cara mengupah buruh
dengan target jumlah batang rokok yang dihasilkan sudah diterapkan sejak lama di Kudus. Pada
2003, SP RTMM mengungkapkan, upah minimum buruh borongan adalah menghasilkan 2.000
batang rokok per hari. Untuk produksi 1.000 batang, upah buruh yang memproduksi rokok SKT
ukuran pendek senilai Rp 5.600 dan ukuran panjang Rp 5.700. Saat itu, upah buruh harian masih
sebesar Rp 13.500 per hari. 113

Sedangkan perusahaan rokok terbesar PT Philips Morris Indonesia grup usaha yang
mengeluarkan rokok Sampoerna dalam memproduksi SKT menggunakan cara Mitra Produksi
Sampoerna (MPS) sebagai penerapan strategi afiliasi dengan menyerahkan produksi rokoknya
kepada pihak ketiga (third party operation). Strategi produksi ini dilakukan dengan kontrak dan
menggunakan tenaga outsourcing, selain sebagai bentuk inovasi dan promosi guna memperluas
dan meningkatkan produksi dengan metode berbiaya lebih murah. Strategi kerjasama ini disebut
Mitra Produksi Sigaret (MPS), dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, sekitar 1.000-
1.600 buruh yang didominasi perempuan. Sampoerna memproduksi rokok kretek dengan
mempergunakan 38 MPS yang tersebar di luar pulau Jawa yang secara keseluruhan memiliki
lebih dari 60.000 pekerja.114

Perusahaan-perusahaan rokok kretek tidak hanya memberikan hak pekerja selain upah, yakni
tunjangan. Salah satu tunjangan yang paling ditunggu buruh dalam setahun kerja adalah THR.
Perusahaan rokok PT Djarum yang tersebar di beberapa kabupaten Kudus, Jepara, Pati, dan
Rembang sebanyak 67.046 orang buruhnya menerima THR berdasarkan kesepakatan antara

112
Lihat Sejumlah Buruh Sedang Selesaikan Pembuatan Rokok Kretek, bisnis-jateng.com, Rabu, 21 Maret 2012.
113
Lihat Upah Minimal Buruh Rokok Senilai 2.000 Batang, Suara Merdeka, Kamis, 24 Juli 2003.
114
Lihat Buruh Pabrik Rokok Sampoerna Outsorcing, sumbawanews.com, Jumat, 23 November 2012 - 08:31.

179
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

PPRK dan Pengurus Cabang SP RTMM-SPSI untuk membagikannya pada 17-23 September
2008. THR buruh borongan ditetapkan Rp 675 ribu dan buruh batil Rp 625 ribu, kemudian buruh
yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun diberi secara proporsional. Perusahaan
menyediakan dana Rp 45 miliar untuk membayar THR. Selain itu perusahaan juga meliburkan
buruh selama 12 hari untuk menikmati libur lebaran.115 Pada Agustus 2011, PT Djarum kembali
membayar THR kepada 64.206 buruh di 109 unit kerja, dengan total dana sebesar Rp 50,2
miliar. 116 Awal Agustus 2012, lagi THR dibayarkan kepada 54.000 buruh rokok PT Djarum yang
bekerja di 60 unit produksi, dengan dana yang dibagikan itu mencapai Rp 48 miliar.117

Gambaran lain tentang kesejahteraan pekerja terekam pula dalam perusahaan rokok terbesar
lainnya, PT Gudang Garam. Seorang pekerja di perusahaan ini sudah 30 tahun bekerja sebagai
sopir truk pengangkut rokok. Dengan penghasilannya yang bersumber dari perusahaan rokok ini
dia dapat memiliki rumah, menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak. Perusahaan ini juga
mempekerjakan 38 ribu pekerja tetap.118

Berkat kemajuan yang dicapai berbagai perusahaan industri rokok kretek, pemerintah Kabupaten
Malang lewat Dinkes, sudah merencanakan pembangunan tujuh poliklinik antara lain Pakisaji,
Wagir, Singosari, Bululawang, Sumberpucung dan Kepanjen yang dikhususkan bagi buruh
pabrik rokok dengan anggaran sebesar Rp 2,1 miliar. Dalam melayani kesehatan buruh dan
keluarganya, Dinkes akan menagih biaya yang ditanggung perusahaan rokok melalui jaminan
sosial tenaga kerja (Jamsostek).119

Berbedanya kepentingan antara pengusaha sebagai pemilik perusahaan dengan buruh yang
dipekerjakan, memang kerap menimbulkan perselisihan. Perselisihan ini terekspresi dalam
bentuk protes dan demo buruh seperti yang dilakukan ratusan buruh pabrik rokok Pakis Mas di
Malang. Buruh-buruh yang tergabung dalam Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI)
melakukan demo dan mogok kerja pada Februari 2013 di halaman pabrik. Selain menuntut
penetapan status supaya mendapat status pekerja tetap setelah pabrik ini berganti pemilik,
mereka juga menuntut kenaikan upah, karena upah yang mereka terima hanya Rp 800.000 dan
ada pula yang menerima Rp 720 ribu, jauh di bawah UMK Kabupaten Malang yang besarnya Rp
1,3 juta per bulan.120
Forum Pekerja Rokok Kudus (FPRK) bersama Aliansi Serikat Buruh dan Elemen Masyarakat
Peduli Buruh (ASBEMPB) mempersoalkan upah yang dibayarkan perusahaan rokok ke DPRD
Jawa Tengah pada Januari 2010. Mereka mempersoalkan masih dibayarnya upah buruh pabrik

115
Lihat 67.046 Buruh Rokok Djarum Kudus Terima THR Rp 45 Miliar, antaranews.com, Rabu, 17 September
2008 18:15 WIB; dan 67.045 Buruh Rokok Djarum Kudus Terima THR Rp 45 Miliar, republika.co.id, Kamis, 18
September 2008, 06:06 WIB.
116
Lihat 64.206 Buruh PT Djarum Terima THR, Suara Merdeka, Jumat, 18 Agustus 2011.
117
54.000 Buruh Rokok PR Djarum Mulai Terima THR, bisnis-jateng.com, Sabtu, 4 Agustus 2012; Buruh dan
Karyawan PT Djarum Terima THR, kompas.com, Jumat, 3 Agustus 2012 | 10:38 WIB; dan Ribuan Buruh Rokok
Djarum Terima THR, hariansemarang.net, Minggu, 5 Agustus 2012 02:24.
118
Lihat Tembakau, Industri Ratusan Triliun, bbc.co.uk, Senin, 24 Mei 2010 - 01:02 GMT.
119
Lihat Poliklinik Akan Dibangun untuk Buruh Pabrik Rokok, tempo.co, Jumat, 03 Oktober 2008 | 14:55 WIB.
Tahun 2008, Kabupaten Malang melalui bagi hasil kompensasi cukai rokok menerima dana sebesar Rp 5,2 miliar.
120
Lihat Ratusan Buruh Rokok Mogok Kerja, sindonews.com, Rabu, 6 Februari 2013 12:12 WIB; dan Buruh
Rokok Pakis Mas Mogok Kerja, beritajatim.com, Rabu, 06 Februari 2013 17:22:34 WIB. Pabrik ini
mempekerjakan 150 orang yang kesemuanya perempuan, 100 orang berstatus pekerja tetap, sedangkan 50 orang
pekerja kontrak. Setiap tahun mereka demo menuntut THR.

180
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

rokok yang berjumlah sekitar 100.000 orang di Kudus itu rata-rata hanya menerima sekitar Rp
375.000 per bulan. Upah sebesar ini jauh di bawah UMK 2010 yang besar Rp 775.000 per bulan.
Sebanyak 90 persen buruh masih digaji di bawah UMK tersebut. 121

Perselisihan juga ditunjukkan dalam protes buruh perusahaan yang memproduksi rokok Bola
Dunia pada 13 Agustus 2011 di Pakisaji, Kabupaten Malang. Ribuan buruh menuntut kenaikan
nilai THR. 122 Dalam aksi ini juga mencakup ribuan buruh pabrik rokok PT Bentoel Utama.
Mereka mempersoalkan THR yang dibayarkan lebih kecil dari 50 persen gaji, yakni Rp 550.000.
Padahal mereka sebelumnya dijanjikan perusahaan bakal mendapatkan Rp 1,2 juta. Mereka
melakukan aksi berjalan kaki menuju pusat Pabrik Bentoel, Kota Malang. Dalam perundingan,
pihak perusahaan akan menambah jumlah THR sesuai kesepakatan.123 THR yang belum juga
dibayarkan menjadi tuntutan bagi sekitar 300 buruh pabrik rokok Gentong Gotri pada 13
Agustus 2012 di Kudus. 124 Perusahaan rokok Gentong Gotri kembali diprotes buruh yang
mendatangi kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) terkait
belum dibayarnya uang jasa tahunan untuk buruh harian sebesar Rp 200 ribu dan buruh borongan
Rp 180 ribu. 125

Kendati demikian, kerap terjadi perselisihan buruh terhadap pengusaha pemilik perusahaan
industri rokok dalam hal kontribusinya dalam pemenuhan hak atas upah dan tunjangan, namun
tidak menyebabkan buruh menjadi tidak peduli ketika pemerintah menerapkan kebijakan
pengendalian tembakau. Pertama, ribuan buruh dari 14 pabrik rokok yang tergabung dalam
Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (Formasi) pada 22 Februari 2010 di
Malang menggelar demo yang memprotes kenaikan tarif cukai rokok sebesar 63 persen
sebagaimana yang tercantum dalam PMK No. 181/2009. 126 Kedua, masih dari Malang, yang
berlangsung pada 12 Februari 2013, ratusan buruh yang tergabung dalam SPSI melakukan unjuk
rasa di depan Kantor Balaikota untuk menolak PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif Berupa produk Tembakau bagi Kesehatan.127 PP ini dianggap
mengancam pekerjaan buruh rokok. 128

4.4. Kontribusi bagi Hak atas Jaminan Sosial dan CSR


Mereka yang bekerja sebagai pekerja upahan atau digaji, juga mendapat pemenuhan hak
tambahan lainnya, yakni hak atas jaminan sosial. Demikian pula, para pekerja yang terikat
hubungan kerja di perusahaan-perusahaan industri rokok. Setiap perusahaan, tidak terkecuali

121
Lihat 90% gaji buruh rokok di Kudus di bawah UMK, solopos.com, Rabu, 13 Januari 2010 20:09 WIB; dan
Gaji Buruh Ini Rp 375.000 Per Bulan, kompas.com, Rabu, 13 Januari 2010 | 20:17 WIB.
122
Lihat Ribuan Buruh Pabrik Rokok Tuntut THR, liputan6.com, Sabtu, 13 Agustus 2011 13:54.
123
Lihat Ribuan Buruh Rokok Bentoel Tuntut Kenaikan THR, antarajatim.com, Sabtu, 13 Agustus 2011
18:13:08.
124
Lihat Belum Terima THR, Buruh Pabrik Rokok di Kudus Demo, solopos.com, Senin, 13 Agustus 2012 10:41
WIB.
125
Lihat Puluhan Buruh Rokok Datangi Kantor Dinsosnakertrans, suaramerdeka.com, Senin, 01 April 2013 |
17:29 wib.
126
Lihat Ribuan Buruh Rokok Demo Bea Cukai Malang, surabaya.detik.com, Senin, 22 Februari 2010 11:00
WIB.
127
Lihat Ratusan Buruh Rokok Di Malang Demo Tolak PP No 109/2012, aktual.co, 12 Februari 2013 13:19:01.
128
Lihat Demo, Ribuan Buruh Pabrik Rokok Tolak PP Tembakau, kompas.com, Selasa, 12 Februari 2013 | 13:58
WIB.

181
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

perusahaan industri rokok, harus mematuhi UU No. 3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek).129 Pada 2011, berganti menjadi UU No. 24/2011. Dalam pemenuhan hak ini negara
sudah mengambil langkahnya dengan memberlakukan UU Jamsostek. Perusahaan-perusahaan
rokok pun harus menyertakan buruh yang dipekerjakan menjadi peserta Jamsostek.

Beberapa perusahaan industri rokok besar di Jawa Timur seperti PT HM Sampoerna, Gudang
Garam dan Bentoel, sudah menyertakan buruh-buruh yang dipekerjakan dalam program
Jamsostek. Bahkan kepesertaannya tergolong baik dan tertib. 130 Namun sejumlah perusahaan
rokok di Kudus tidaklah demikian, sehingga timbul ketegangan dengan serikat-serikat buruh
sebelum PPRK menyertakannya pada 2010 sebagaimana yang sempat dipersoalkan oleh lima
serikat buruh yang tergabung dalam ASBEMPB. Aliansi menuding para pengusaha rokok yang
tergabung dalam PPRK yang didominasi perusahaan PT Djarum dan PT Nojorono telah
mengabaikan hak-hak puluhan ribu buruh di Kudus. Menurut mereka, ada sekitar 70.000 buruh
PT Djarum tidak diikutkan dalam Jamsostek, bahkan ada yang dipaksa mengundurkan diri
dengan uang pesangon di bawah Rp 1 juta kendati yang bersangkutan sudah bekerja selama 11
tahun. Sehingga mereka menuntut supaya para pengusaha rokok segera mendaftarkan buruh
yang dipekerjakannya dalam program Jamsostek sesuai UU No. 3/1992. 131

Berkat tekanan-tekanan yang dilakukan serikat-serikat buruh di Kudus itu, maka kepada
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah, PPRK menyatakan pihaknya akan menyertakan 15.000
buruh menjadi peserta Jamsostek.132 Dengan kenyataan ini PT Jamsostek berupaya merangkul
buruh rokok, karena potensial peserta bisa berasal dari 80.000 buruh borongan yang belum
seorang pun yang menjadi peserta Jamsostek. 133 Federasi Serikat Buruh Makanan, Minuman,
Pariwisata, Hotel dan Tembakau berharap kepesertaan buruh rokok pada program Jamsostek
dapat dimaksimalkan di masa mendatang termasuk penyesuaiannya dengan UU No. 24/2011
yang menggantikan UU No. 3/1992, yang diselenggara oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) mulai berlaku pada 2014.134

Selain itu, setiap perusahaan juga dibebankan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial (CSR)
sebagaimana yang terkandung dalam Pasal 74 UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)
dan Pasal 15,17 dan 34 UU No. 25/2007 tentang Penanaman Modal. Dengan dasar inilah banyak
perusahaan besar menjalankan CSR, yang kemudian dikenal sebagai investasi sosial. Peran
perusahaan ini diharapkan dapat berpartisipasi dalam memajukan kesejahteraan masyarakat.
Namun dengan peran ini perusahaan juga menjadikannya sebagai sarana promosi dalam
menunjukkan kontribusinya yang ditayangkan lewat iklan. Dengan demikian, terjadi dwifungsi

129
Emir Sundoro, Jaminan Sosial Solusi Bangsa Berdikari, Jakarta: Dinov ProGRESS Indonesia, 2009. Jamsostek
mencakup jaminan kecelakaan kerja (KK), jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK), jaminan hari tua (JHT), dan
jaminan kematian (JK).
130
Lihat 15.000 Buruh Rokok Akan Ikut Jamsostek, suarakarya-online.com, Selasa, 13 April 2010.
131
Lihat Ada 70 Ribu Buruh PT Djarum Belum Dapat Jamsostek, tempo.co, Rabu, 13 Januari 2010 | 15:50 WIB.
132
Lihat 15.000 Buruh Rokok Akan Ikut Jamsostek, suarakarya-online.com, Selasa, 13 April 2010.
133
Lihat Asuransi Pekerja: Jamsostek Rangkul buruh Rokok, bisnis.com, Minggu, 26 Februari 2012 | 20:42 WIB.
PT Jamsostek juga menyebutkan, sebanyak 15.000 buruh rokok harian yang dijanjikan PPRK telah bergabung
dalam kepesertaan Jamsostek sejak April 2010.
134
Lihat Jaminan Sosial Pekerja Perlu Dimaksimalkan, suaramerdeka.com, Minggu, 15 April 2012 | 14:06 wib.

182
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

CSR bagi perusahaan-perusahaan yang menjalankannya, terutama perusahaan-perusahaan


industri rokok. 135

Apa saja kontribusi industri rokok bagi kegiatan sosial? dalam menggerakkan CSR, PT Djarum
membentuk Djarum Foundation. Pada 1984, PT Djarum menyelenggarakan program Beasiswa
Djarum. Sebanyak 5.886 orang mahasiswa yang terpilih dari 71 perguruan tinggi di 23 propinsi
menikmati alokasi beasiswa itu. Sebelum tahun 2009, beasiswa bernilai Rp. 500.000 per bulan
yang diterima selama 12 bulan. Sejak 2009, akan menerima Rp 600.000 per bulan, yang berarti
setahun sebanyak Rp 7,2 juta bagi setiap penerima beasiswa. Selain uang beasiswa, Djarum juga
memberikan pelatihan-pelatihan soft skill serta berbagai kegiatan. Dengan latihan soft skill,
peserta dapat mengecap outbound, leadership training, practical skills dan entrepreneurship.
Sedangkan kegiatan lainnya adalah Factory Visit ke Pabrik Djarum, mengikuti acara Forum
Rektor yang mempertemukan rektor perguruan tinggi, Lomba Karya Tulis khusus Beswan
Djarum, serta pelatihan jurnalistik. Beberapa kegiatan lainnya adalah donor darah penerima
beasiswa dari IPB. Bantuan dana juga dialokasikan kepada Universitas Paramadina dan SMA
Taruna Magelang. 136

Tidak hanya bidang pendidikan yang menjadi kontribusi PT Djarum, melainkan juga bidang
kebudayaan dengan membangun GOR Bulutangkis dengan luas bangunan 29.450 meter
persegi yang berada di atas lahan seluas 43.207 meter persegi dan menghabiskan Rp 30 miliar.
Kiprahnya sudah dimulai pada 1969 dengan membentuk PB Djarum dan banyak melahirkan atlet
dunia seperti Liem Swie King, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christian
Hadinata, dan Hadiwinoto.137 Dalam liga utama sepakbola, perusahaan ini mensponsori Liga
Djarum selama tiga tahun, periode 2005-2007 dengan menggelontor dana sekitar 35 miliar.
Sebelumnya perusahaan rokok BAT yang memproduksi Dunhill lebih dulu menyokong dana
untuk Liga Dunhill (1994-1995 dan 1995-1996) dan Liga Kansas (1996-1997). 138 Djarum
Foundation juga membangun tempat khusus Green Plants Cultivation Seedlings Center, sejak
1984 untuk digunakan dalam pembudidayaan bibit-bibit tanaman seperti tanaman buah-buahan,
hias, tanaman langka, bahkan tanaman dari negara lain. Ada ratusan ribu bibit yang dibeli untuk
penghijauan dan terus meningkat berhubung isu Global Warming. Masyarakat dapat
memperoleh bibit itu secara gratis. 139

Sedangkan PT HM Sampoerna membentuk yayasan bernama Putera Sampoerna Foundation (SF)


pada 2001. Selain beasiswa, SF juga menggelar program United Schools Program (USP) serta
Teacher Education Program. Beasiswa telah diberikan kepada 32.000 pelajar yang
berkemampuan bagus di bidang akademik namun tidak memiliki kemampuan ekonomi. Menteri
Pendidikan mendukung program USP, sehingga tercatat 17 sekolah dan 5 madarasah bergabung
di dalamnya. USP telah menorehkan prestasi dengan meningkatkan rangking salah satu sekolalah
USP, SMA 4 Denpasar, dari peringkat 41 ke peringkat 8 di level nasional. TEP digelar untuk
135
Agung Supriyadi, Dua Sisi Investasi Sosial Perusahaan Rokok Djarum dan HM Sampoerna,
http://recyclearea.wordpress.com/2009/07/16/26/ (diakses pada 7 April 2013).
136
Ibid.
137
Lihat Kunci Keberhasilan PT Djarum, http://www.wisnudewobroto.com/kunci-keberhasilan-pt-djarum/
(diakses pada 7 April 2013).
138
Lihat Divisi Utama Liga Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Divisi_Utama_Liga_Indonesia (diakses pada 7
April 2013).
139
Lihat Kunci Keberhasilan PT Djarum, Op.cit,.

183
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

melengkapi peserta dengan pengetahuan yang dibutuhkan dan skill untuk menjadi seorang guru
profesional. Sebanyak 8.000 guru telah digembleng dalam latihan itu. Bahkan ada proyek
kerjasama antara Sampoerna dan Institut Tekhnologi Bandung (ITB) yang bernama Sampoerna
School of Business Management ITB. 140

Perusahaan industri rokok besar lainnya menyelenggarakan aktivitas sosial lainnya sebagai
bagian dari alokasi mereka untuk CSR. Salah satu realisasi CSR PT Gudang Garam Tbk adalah
program bina sosial yang disasarkan kepada 29 keluarga penambang pasir di Sungai Brantas,
Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota Kediri. Setiap keluarga mantan penambang mendapat
pinjaman modal satu unit keramba berisi 800-1.000 benih ikan lele, nila, atau bawal. Modal itu
wajib dikembalikan setelah tiga kali panen. Namun, mereka menghadapi kesulitan dan merasa
tidak dipedulikan pemerintah, terutama Dinas Perikanan.141

Kendati demikian, pada kebutuhan lain, sebagai daerah yang mempunyai PDB keempat terkaya
berkat beroperasinya berbagai perusahaan industri rokok kretek, Pemerintah Kota Kediri juga
membangun rumah sakit (RS) khusus untuk menangani segala penyakit terkait dampak rokok
dan industri rokok, terutama kawasan pabrik Gudang Garam yang luasnya sepertiga kawasan
kota. RS ini menginduk pada RSUD Gambiran. Pembangunan gedung RS dengan desain
arsitektur modern ini diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 204 miliar berada di atas seluas
4,8 hektar. Seluruh anggaran akan diambilkan dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-
CHT) selama lima tahun yang disetorkan perusahaan industri rokok. Juru bicara pemerintah kota
menyatakan, pembangunan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban lingkungan Gudang
Garam pada masyarakat. 142

Sebelumnya, dengan menggunakan DBH-CHT, pemerintah Kota Kediri juga membangun


tempat khusus merokok (smoking area). Tahap awal, dibangun 20 unit di beberapa lokasi seperti
di terminal bus, stasiun kereta api, kantor-kantor pelayanan umum, dan pasar. Pembangunan
tahap awal ini menelan anggaran Rp sedikitnya100 juta. Pembangunan kawasan merokok
merupakan realisasi peraturan pemerintah tentang dana bagi hasil cukai. Pemanfaatan DBH-CHT
juga akan dipakai untuk menata lingkungan kumuh dan limbah buang atau sanitasi di sekitar
pabrik rokok. 143

4.5. Kontribusi bagi Kebudayaan


Rasanya, belum pernah ada kelompok perusahaan lainnya dalam berbagai kegiatan sosial dan
kebudayaan yang memberikan kontribusi sebegitu besar dan prestasi segemilang perusahaan
industri rokok selain kontribusinya bagi ekonomi dan pendapatan negara, terlepas dari efek dari
konsumsi rokok. Demikian pula, industri pengolahan tembakau dan cengkeh tidaklah menjadi
kontribusi utama bagi pemanasan global (global warning) dan efek rumah kaca (green house

140
Agung Supriyadi, Op.cit,. SF juga mengadakan program sosial untuk anak remaja. Program ini bertujuan
memberikan pendidikan bagi para siswa yang putus sekolah. SF mengajak khalayak ramai untuk berpartisipasi
memberikan donasi bersama SF kepada para remaja.
141
Lihat Eks Penambang Pasir Liar Tuntut Pekerjaan Layak, tempo.co, Minggu, 21 Oktober 2012 | 17:29 WIB.
142
Lihat Dibangun, RS Khusus Dampak Rokok, kompas.com, Senin, 8 November 2010 | 07:50 WIB; dan Rumah
Sakit Khusus Gangguan Pernafasan Akan Didirikan di Kediri, tempo.co, Rabu, 01 Juli 2009 | 16:26 WIB.
143
Lihat Kota Kediri Bangun Tempat Khusus Merokok, tempo.co, Rabu, 11 Juni 2008 | 20:21 WIB; dan Pemkot
Kediri Sediakan Tempat Khusus Merokok, gatra.com, Rabu, 11 Juni 2008 10:22.

184
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

effect) seperti polusi udara yang bersumber dari kegiatan transportasi yang menggunakan
kendaraan bermotor seperti mobil, sepeda motor, bus, truk, kereta api, dan pesawat yang terus
bertambah memproduksi emisi gas buang, sehingga di atmosfer meningkat intensitas efek rumah
kaca.144

Industri pengolahan tembakau dan cengkeh bukan hanya sebagai bentangan ekonomi yang
digerakkan oleh lapisan petani dan buruh tembakau dan cengkeh yang tersebar di banyak daerah
maupun perusahaan-perusahaan pabrik rokok di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur yang menyumbang pendapatan negara, namun juga terkait dengan kebudayaan yang
mencirikan identitas nasional sebagaimana kaitan cerutu dengan Kuba, wine atau minuman
anggur dengan Perancis, vodka dengan Rusia, jam tangan dengan Swiss, otomotif dengan Jepang
dan Jerman, sepakbola dengan Inggris atau Brazil, serta industri film dengan AS, India dan
Hongkong yang kesemuanya menembus tapal batas negeri atau menyebar sebagai produk secara
internasional.

Dalam kaitan itu, sejak dulu Indonesia disebut juga Nusantara yang terdiri dari banyak pulau
terkenal dengan rempah-rempah seperti pala, cengkeh, kayu manis, jahe, jinten, kemiri, kunyit,
dan lada atau merica. Rempah-rempah ini tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur atau
penyedap rasa, namun juga biasa digunakan untuk pengobatan. Rempah-rempah ini pun menjadi
buah bibir yang menembus ke telinga pelaut-pelaut Eropa, tidak kalah dengan emas batangan.
Sebagai surga rempah-rempah, para pelaut dan pedagang Portugis dan Spanyol sempat mencicipi
keuntungan yang ditarik dari Maluku pada abad ke-16, sebelum perusahaan kongsi dagang
Belanda VOC mengambil alih secara monopoli atas perdagangan rempah-rempah pada awal
abad ke-17. 145 Dengan monopoli inilah VOC sukses memetik surplus perdagangan yang luar
biasa yang dihisap oleh industri farmasi dan keuntungan dagang lainnya. Dari rempah-rempah
ini pula, cengkeh dan kayu manis, kelak menjadi bahan baku dalam produksi rokok kretek.
Cengkeh juga yang menjadi ilham bagi Minggus Tahitoe untuk menciptakan lirik lagu Bila
Cengkeh Berbunga. 146

Bukan cuma rempah-rempah yang diangkut ke Eropa sesudah VOC bangkrut, namun juga daun
tembakau yang ditanam secara besar-besaran lewat program kerja rodi dalam Sistem Tanam
Paksa dipelopori oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch selama 1830-1870
bersama produk tanaman kopi, tebu, dan nila (indigo), juga teh, kayu manis, dan lada. Dalam
penanaman tembakau dikerahkan sebanyak 37.000 keluarga di atas luas lahan 4.000 bahu yang
tersebar di Rembang, Kedu, Pasuruan, dan Banyuwangi. Dari hasil kerja rodi ini berhasil ditarik
ratusan juta pound oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menutupi utang-utangnya dan
diangkut ke negeri Belanda. 147 Karena bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda, sistem ini
berhasil luar biasa. Dalam periode 1831-1871, Batavia tidak hanya bisa membangun sendiri,
melainkan juga punya hasil bersih 823 juta gulden untuk kas di Kerajaan Belanda. Umumnya,

144
Lihat Penyebab Pemanasan Global, http://www.indoenergi.com/2012/04/penyebab-pemanasan-global.html
(diakses pada 7 April 2013).
145
Lihat Rempah-Rempah: Daya Pikat Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia,
http://www.anneahira.com/kedatangan-bangsa-eropa-di-indonesia.htm (diakses pada 7 April 2013).
146
Lihat Diana Nasution, http://id.wikipedia.org/wiki/Diana_Nasution (diakses pada 7 April 2013).
147
Lihat Tanaman dan Sistem Perdagangan pada Sistem Tanam Paksa oleh Raffles, http://www.g-
excess.com/4734/tanaman-dan-sistem-perdagangan-pada-sistem-tanam-paksa-oleh-raffles/, 12 Oktober 2010
(diakses pada 7 April 2013).

185
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

lebih dari 30 persen anggaran belanja kerajaan berasal kiriman dari Batavia. Pada 1860-an, 72
persen penerimaan Kerajaan Belanda disumbang dari Oost Indische atau Hindia Belanda.
Langsung atau tidak langsung, Batavia (Jakarta) menjadi sumber modal. Misalnya, membiayai
kereta api nasional Belanda yang serba mewah. Kas kerajaan Belanda pun mengalami surplus. 148
Dari tembakau pula muncul grup musik reggae Jamaican Smoke yang mengalunkan lagu
mengisap tembakau berjudul Gara-gara Rasta.149 Harum dan cita rasa tinggi jenis tembakau
Temanggung, srintil, yang lagendaris itu telah pula mengilhami Ahmad Tohari menokohkan
Srintil yang dinobatkan sebagai penari ronggeng dalam novelnya, Ronggeng Dukuh Paruk.150

Kendati banyak surplus yang ditarik keluar dari Hindia Belanda dan para pengusaha Belanda
juga tidak berkepentingan melakukan industrialisasi kecuali hanya sebagai enclave (produksi
kantong ekspor), namun buah dari produksi cengkeh dan tembakau secara besar-besara itu juga
membawa perkembangan baru dalam industrialisasi. Haji Djamhari mengilhami tumbuhnya
produksi rokok cengkeh pada akhir abad ke-19. Pada awal ke-20 ditandai bangkitnya industri
rokok kretek. Industri inilah yang mempunyai kaitan hulu ke hilir yang tidak dikuasai oleh para
pengusaha Belanda, sehingga membentuk kemandirian yang kuat, karena tidak bergantung pada
impor bahan baku atau setengah jadi, sehingga kini sukses merebut masa keemasannya.

Keberadaan industri kretek maupun beragam produknya yang tersebar dan membentangkan
rangkaian panjang untuk sampai ke banyak orang. Dari distributor mengalir rokok-rokok kretek
itu ke tangan para pengecer di took-toko, kios-kios atau warung-warung pinggir jalan. Kretek ini
pula yang menginspirasi Leo Kristi musisi balada yang lebih mengandalkan gitar akustik
mencipta lagu berjudul Di Deretan Rel-rel. Cuplikan liriknya menampilkan gaya dan selera
seorang perokok yang tengah mengisap kretek sambil menikmati suasana pagi yang
membekaskan sisa-sisa hujan semalam, dengan tersaji hidangan kopi panas dan pisang goreng di
sebuah kedai.151

Banyak kegiatan kebudayaan seperti liga sepakbola, basket, 152 pentas atau konser musik,
kegiatan perlombaan, dan tontotan televisi disokong dana dari perusahaan-perusahaan industri
rokok kretek. Salah satu aktivitas yang rutin digelar setiap tahun di Jakarta adalah Java Jazz
Festival. Pentas musik kolosal yang diharapkan menyedot total 100.000 penonton ini banyak
mengundang musisi dan penyanyi jazz dari luar negeri, selain dari dalam negeri. 153
Penyelenggara pentas jazz ini masih berharap festival ke-10 mendapatkan sokongan dana dari

148
Lihat Cultuurstelsel, http://id.wikipedia.org/wiki/Cultuurstelsel (diakses pada 7 April 2013).
149
Lihat Gara-gara Rasta, http://rian378.mywapblog.com/chord-gitar-botagearista-gara-rasta-mp3.xhtml; dan
http://www.reverbnation.com/artist/song_show_lyrics/2902095 (diakses pada 7 April 2013).
150
Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk, Jakarta: Gramedia, 2011.
151
Bambang Aroengbinang, Album-Album Konser Rakyat Leo Kristi,
http://thearoengbinangproject.com/blog/album-album-konser-rakyat-leo-kristi/ (diakses pada 7 April 2013).
152
Sebuah perusahaan rokok yang memproduk A Mild, menjadi salah satu sponsor dalam liga bola basket (A Mild
IBL). Lihat Pertandingan Basket A Mild IBL: Putra Riau vs SM Britama," riauinfo.com, Senin, 10 September 2007
22:48 wib.
153
Lihat Java Jazz, Seleb Inggris Dituding Kampanye Rokok, tempo.co, Jumat, 01 Maret 2013 | 13:00 WIB.

186
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

perusahaan industri rokok. 154 Sebelumnya, konser Anggun C Sasmi yang sukses digelar pada
November 2009 di Sabuga, Bandung, juga didukung dana dari perusahaan rokok. 155

Musik menjadi salah satu ajang kebudayaan yang menyedot ketertarikan orang secara massal dan
dukungan dana dar perusahaan rokok kretek masih diharapkan. 156 Bersama kawan-kawannya,
Ariel sekeluar dari penjara Kebonwaru, Bandung membentuk grup band baru, Noah. Dengan
album yang mereka rilis, sebuah perusahaan industri rokok menyongsong mereka untuk
melakukan serangkaian tur di 25 kota yang dimulai dari September 2012 dan berakhir pada
Februari 2013. Sebelumnya mereka menggelarnya dengan kode mission impossible konser tur
5 negeri 2 benua dalam 24 jam, sehingga mencatatkan rekor.157

Besarnya laba yang dipetik para pengusaha industri rokok kretek memang ditunjukkan dengan
leluasanya mereka memberikan kontribusi dalam mensponsori berbagai kegiatan kebudayaan
pop. Kontribusi ini juga menjadi arena promosi mereka. Namun berbeda dengan produk
komoditas lainnya, perusahaan penghasil rokok justru menghadapi tekanan kampanye anti rokok.
Rokok sudah dapat dikatakan sebagai produk setengah ilegal. Di satu sisi banyak larangan bagi
para pengisap rokok sebagai konsumen langsung dalam mengkonsumsi di berbagai kawasan,
sementara di sisi lain perusahaan rokok ditekan untuk membatasi produksi dan membebani
dengan sejumlah ketentuan maupun kebijakan ketat dan larangan impor oleh pemerintah asing.
Belum lagi ditambah dengan serangkaian kampanye global yang melibatkan banyak pengikut,
dengan menyatakan jutaan orang mengalami kematian gara-gara konsumsi rokok.

Salah satu yang gencar dikampanyekan adalah larangan mensponsori acara musik dan olahraga
di Indonesia yang disuarakan oleh Menteri Kesehatan ketika melakukan sosialisasi PP No.
109/2012 yang ditujukan kepada pimpinan para media massa dan elektronik. Sponsor dari
perusahaan rokok diingatkan paling lambat dalam 12 bulan diberikan waktu untuk
mempersiapkan diri. Selanjutnya semua iklan dan sponsorship rokok berhenti. 158 Namun,
perusahaan industri rokok terus berproduksi dan tidak akan berhenti, kecuali bangkrut atau
ditutup dengan cara menindasnya. Dengan laba yang dipetiknya, perusahaan rokok akan terus
mempromosikan produknya supaya komoditasnya laris manis. Apa pun ajang promosi
dimasuki, terutama dalam bentuk iklan, adalah sarana promosi yang penting dan sekaligus
memberikan keuntungan bagi perusahaan periklanan dan media massa.

Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) DKI Jakarta Irfan Ramli mengatakan,
rokok merupakan produk primadona di mata dunia periklanan Indonesia. Pemberlakuan PP No.
109/2012 itu secara otomatis berimbas pada iklan produk rokok. Belanja iklan secara nasional
mencapai Rp 119 triliun. Namun diprediksi, pendapatan perusahaan periklanan dari produk
rokok akan turun cukup signifikan. Padahal, belanja iklan rokok tiap tahun selalu naik, hampir
90 persen ditempatkan di TV dan media elektronik, sisanya untuk media cetak. Maka, dengan

154
Lihat Pengusaha Peter Gontha Berharap Perusahaan Rokok Masih Bisa Jadi Sponsor Acara Musik,
suarapengusaha.com, Kamis, 28 Februari 2013 - 06:10 pm.
155
Lihat Gara-gara Rokok, Konser Anggun Diprotes Komnas Perlindungan Anak, suarakarya-online.com, Jumat,
20 Nopember 2009.
156
Lihat Sponsor Rokok Masih Diharapkan, bbc.co.uk, Jumat, 1 Juli 2011 - 18:00 WIB.
157
Lihat Noah Hadir Langsung Pecahkan Rekor, okezone.com, Rabu, 26 Desember 2012 11:29 wib.
158
Lihat Menkes: 2014, Acara Musik-Olahraga Tanpa Sponsor Rokok, republika.co.id, Rabu, 23 Januari 2013,
15:00 WIB; dan Stop Iklan & Sponsorship Bagi-bagi Rokok, inilah.com, Rabu, 23 Januari 2013 | 20:27 WIB.

187
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

peraturan baru ini diprediksi penyusutan belanja iklan rokok mencapai Rp 11,9 triliun atau 10
persen. Dengan itu, pihaknya merasa perlu menghasilkan karya-karya iklan secara lebih kreatif
untuk mengikuti peraturan pemerintah. 159

Kendati menghadapi banyak tekanan baik secara internasional maupun nasional, industri
pengolahan tembakau dan cengkeh dengan produk akhir yang dikenal kretek itu telah
memberikan berbagai kontribusi bagi pemenuhan hak setiap orang untuk berpartisipasi dalam
kehidupan budaya, terutama kebudayaan pop: mulai dari olahraga sampai kesenian dan
pendidikan. Industri ini telah mengukir prestasi bagi penerima kontribusinya seperti para jagoan
bulutangkis, digelarnya liga sepakbola nasional, liga basket, banyak pentas dan tur grup musik,
tontonan lainnya, sampai beasiswa dan pelatihan guru, terlepas dari relasinya dengan buruh yang
kerap menimbulkan perselisihan. Kontribusinya juga teralokasi bagi sejumlah usaha kecil dan
pembangunan RS, termasuk riset kesehatan. 160

Dalam beberapa hal, kretek juga menggelembungkan rasa bangga sebagai salah satu produk yang
berjaya di pasar domestik dan mampu menembus pasar dunia ke-70 negeri sehingga mengaitkan
kretek dengan identitas Indonesia. Industri pengolahan tembakau dan cengkeh pun mengilhami
sejumlah musisi untuk menciptakan lirik lagu maupun nyanyian kanak-kanak tanpa perlu dikenal
siapa penciptanya, juga karya puisi. 161 Beberapa karya tulis lainnya dalam bentuk cerita pendek
maupun novel juga terinspirasi dari kretek. 162

Akhirnya, kontribusi perusahaan-perusahaan industri rokok kretek itu tidak ketinggalan pula
untuk mewariskan sebuah museum pada 1985 di Kudus yang dibangun atas sokongan dana para
pengusaha kretek yang tergabung dalam PPRK. Museum yang berada di atas lahan seluas 2,5
hektar di Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati ini terdapat pula Rumah Adat Kudus ukuran 8x10
meter persegi peninggalan abad ke-17. Dalam museum ini terpajang peralatan pembuatan kretek,
patung-patung replika buruh-buruh merajang dan menggunting kretek, lukisan diaroma buruh-
buruh melinting kretek, foto-foto pengusaha, surat perdagangan, dan dokumen-dokumen lainnya.
Karya-karya seni kreatif pada bungkus-bungkus jenis klobot dan kretek (SKT) lainnya, ikut
dibentangkan dalam pajangan. Masih ada lagi koleksi produk merchandise dalam bentuk asbak,
gantungan kunci, cangkir, gelas, termos, tas dan kaos yang memamerkan logo perusahaan kretek
yang pernah ada di Kudus. Untuk menikmati koleksi museum ini setiap pengunjung hanya
dikenakan sumbangan sukarela. 163 Selain itu, bertambah pula dengan fasilitas lainnya seperti
bioskop mini (movie theatre), edukasi ilmu pengetahuan dan sosial-humanis berupa Techno Hall
dan Pojok Buruh Rokok. 164

159
Lihat Belanja Iklan Rokok Selalu Bertengger di Atas, neraca.co.id, Sabtu, 26 Januari 2013.
160
Kodrat Wahyu Dewanto dkk., Divine Kretek, Rokok Sehat : Inovasi Dr. Gretha Zahar, Prof. Sutiman Bambang
Sumitro, Drs., M.S., D.Sc., Jakarta: Masyarakat Bangga Produk Indonesia, 2011. Lihat juga, Divine Kretek Obat
Kanker Mahakarya Bidang Kesehatan, bisnis-jateng.com, Kamis, 23 Juni 2011.
161
Lihat Puisi 12 Kretek untuk 1 Gerbong, Kang Aidi, http://karya-kangaidi.blogspot.com/2012/01/puisi-12-
kretek-untuk-1-gerbong-kang.html (diakses pada 8 April 2013).
162
Ratih Kumala, Gadis Kretek, Jakarta: Gramedia, 2012.
163
Topatimasang, Roem, Puthut EA, dan Hasriadi Ary (eds), Op.cit., hal. 144-145.
164
Lihat Museum Kretek Kembangkan Techno Hall, kompas.com, Kamis, 28 April 2011 | 20:12 WIB; dan
Mengenal Sejarah Rokok Kretek di Museum Kretek Kudus, http://amti.or.id/2012/03/mengenal-sejarah-rokok-
kretek-di-museum-kretek-kudus/ (diakses pada 8 April 2013).

188
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Satu lagi museum kretek tersaji di Surabaya, milik perusahaan PT HM Sampoerna, namanya
House of Sampoerna yang terletak di Taman Sampoerna 6. Bangunan berasitektur Belanda yang
dibangun pada 1862 ini semula adalah panti asuhan Pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1932,
Liem Seeng Tee pendiri Sampoerna membelinya dan mengalihfungsikan menjadi pabrik
rokok Sampoerna. Dalam museum ini terpampang beraneka benda peninggalan keluarga
Sampoerna yang berhubungan dengan sejarah perusahaan, seperti mesin cetak pertama dan
peralatan-peralatan pertama yang dipakai oleh Research & Development Departement. Lantai
dua beroperasi pabrik kretek di mana lebih dari 3.000 buruh perempuan bekerja dan setiap buruh
mampu melinting rokok dengan kecepatan sampai 325 rokok per jam. Selain menikmati koleksi
di museum ini juga disediakan program Surabaya Heritage Track (SHT) dengan bus khusus
ber-AC dan pemandu pengunjung dibawa dengan nyaman berkeliling kota Surabaya untuk
menikmati wisata sejarah.165

Kedua museum itu menyajikan jejak langkah para perintis, peletak fondasinya yang mengaitkan
hulu ke hilir, dan gemuruhnya di masa kolonial Hindia Belanda sebagai periode kebangkitan
awal yang sempat dihantam badai kerusuhan sosial, krisis ekonomi, dan didera dua perang dunia.
Kini berkat pembangunan yang membentang dari hulu ke hilir, industri ini mencapai zaman
keemasannya pada millennium baru. Warisan industri ini pertama kali dibangun dan tumbuh
jauh sebelum Republik Indonesia terbentuk.[]

165
Lihat Museum Beraroma Rokok, kompas.com, Minggu, 17 April 2011 | 09:15 WIB; dan Pelesir Surabaya
dengan Bus Merah, kompas.com, Kamis, 25 November 2010 | 09:59 WIB.

189
Bab 5
Dampak Pengendalian Tembakau
Terhadap Hak-hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

5.1. Kerangka Pengendalian Tembakau


5.1.1. Serangan terhadap industri tembakau
5.1.2. Kebijakan pemerintah
5.2. Dampak Pengendalian Tembakau
5.2.1. Berebut pasar dunia
5.2.2. Industri rokok gulung tikar dan efek berantai
5.2.3. Kehilangan pekerjaan, penghasilan dan tunjangan
5.3. Berdampak dari Hilir ke Hulu
5.3.1. Dampak ke hulu
5.3.2. Tanpa strategi pemenuhan hak

Sumber foto: www.indoenergi.com (diakses pada 7 April 2013)

Ada banyak asap yang mengepul dan terpapar di jalan-jalan, tempat-tempat parkir, pabrik-
pabrik, tambang-tambang, bengkel-bengkel, kantor-kantor, rumah-rumah tangga, kampus-
kampus, kafe-kafe, pantai dan pelabuhan, bandar udara, sampai di hutan-hutan yang tidak
berpenghuni. Seluruh asap ini membentuk semacam kabut polusi di permukaan bumi. Dan jujur
saja, salah satunya adalah kepulan dan paparan asap rokok.

193
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Namun, sebagai sumber dari mana datangnya seluruh asap itu, maka industri pengolahan
tembakau yang ditunjuk sebagai biang kerok dan terus-menerus diperangi secara ekonomi dan
politik internasional, lebih dari dua dekade terakhir. Gelombang kampanye global anti konsumsi
dan produksi rokok yang disokong dengan banyak survei telah membawa buih-buihnya ke
Indonesia untuk mengarahkan suatu perubahan dalam menentukan bahwa rokok semula barang
dagangan atau komoditas legal terkesan menjadi semi-ilegal. Dimulai sejak 1987, Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization WHO) mencetuskan Hari Tanpa Tembakau
Sedunia (World No Tobacco Day) yang diperingati setiap 31 Mei. Pada 1998, WHO membentuk
Inisiatif Bebas Tembakau (Tobacco Free Initiative/TFI), upaya memusatkan perhatian
internasional terhadap dampak konsumsi tembakau. Bantuan dialirkan untuk menciptakan
kebijakan kesehatan publik dunia, mendorong mobilisasi antar masyarakat, dan merancang
WHO Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) pada 1999. Dalam Sidang Majelis
Kesehatan Dunia (World Health Assembly) ke-56 pada Mei 2003, dengan suara bulat mengadosi
FCTC. 1

Dengan FCTC yang ditetapkan sebagai hukum internasional setelah 40 peratifikasi itulah
industri pengolahan tembakau dan cengkeh di Indonesia menghadapi tekanan-tekanan gencar
dari regim kesehatan dunia. Kendati Republik Indonesia (RI) belum menandatangani dan
meratifikasinya, namun pada tingkat global, RI akan mengalami tekanan untuk mengambil
langkah mengadopsi kerangka acuan ini ke dalam bentuk UU maupun kebijakan pemerintah.
Sebagai negeri penghasil tembakau terbesar kelima, RI bersama Zimbabwe adalah yang belum
menandatangani dan meratifikasi (lihat tabel 5.1). AS dan Italia memang sudah menandatangani,
namun belum meratifikasinya. Sedangkan lainnya sudah menandatangani dan meratifikasi
FCTC.

Tabel 5.1 | 10 Negara Penghasil Tembakau yang Menandatangani


dan Meratifikasi FCTC

No Negara Jumlah % Tanda Tangan Ratifikasi


1 China 2.397.200 38,0 10 November 2003 11 Oktober 2005
2 Brazil 919.393 14,6 16 Juni 2003 3 November 2005
3 India 555.000 8,8 10 September 2003 5 Februari 2004
4 Amerika Serikat 353.177 5,6 10 Mei 2004 -
5 Indonesia 164.851 2,6 - -
6 Pakistan 126.000 2,0 18 Mei 2004 3 November 2004
7 Italia 100.000 1,6 16 Juni 2003 -
8 Turki 98.000 1,6 28 April 2004 31 Desember 2004
9 Zimbabwe 79.000 1,3 - -
10 Yunani 18.500 0,3 16 Juni 2003 27 Jan 2006
Lain-lain 1.499.982 23,8 - -
Sumber: Diolah dari berbagai sumber; FAOSTAT,
http://faostat.fao.org/site/567/DesktopDefault.aspx?PageID=567#ancor (diakses pada 18 Maret 2013)

1
Lihat Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), http://www.ifppd.org/detail/komitment.php?id=7
(diakses pada 8 April 2013).

194
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Apa dampak yang mungkin ditimbulkan bila ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam FCTC
atau yang diadopsi mirip dengan kerangka itu ditujukan terhadap industri pengolahan tembakau
dan cengkeh di Indonesia? Apa saja bentuk kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi
industri pengolahan tembakau dan cengkeh? Adakah berbagai bentuk kampanye dari kelompok
non-pemerintah juga mempengaruhinya? Dalam kerangka nasional, negeri penghasil cengkeh,
penghasil tembakau, dan penghasil kretek ini sedang disudutkan, dikucilkan dan diperangi dalam
kepungan regim kesehatan dunia dan kepentingan impor tembakau dan produk tembakau.

5.1. Kerangka Pengendalian Tembakau


Dengan FCTC, maka regim kesehatan dunia sudah mempunyai kerangka legal untuk memerangi
industri pengolahan tembakau dan cengkeh di dunia dan khususnya di Indonesia. Karena FCTC
sudah disetujui negara-negara sebagai sebuah kesepakatan atau perjanjian internasional yang
menjadi kerangka acuan dalam menerapkan peraturan dan kebijakan pengendalian tembakau di
tingkat global maupun nasional. Pokok-pokok yang terkandung dalam FCTC mencakup: [1]
Peningkatan tarif cukai rokok; [2] Pelarangan total iklan rokok; [3] Penerapan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) yang komprehensif; [4] Pencantuman peringatan kesehatan berupa gambar pada
bungkus rokok; [5] Membantu orang yang ingin berhenti merokok; dan [6] Pendidikan
masyarakat. Sudah 175 negara dari 192 negara anggota WHO telah meratifikasi FCTC karena
sudah melampaui 40 peratifikasi maka konvensi ini menjadi hukum internasional yang berlaku
sejak 2005. 2

Tabel 5.2 | Beberapa Pokok dalam Pengendalian Tembakau

No FCTC Uraian Ringkas

1 Pasal 5: Perlindungan Para Pihak harus melindungi kebijakan pengendalian tembakau


kebijakan pengendalian dari tujuan komersil dan kepentingan lain industri tembakau
tembakau dari pengaruh sesuai UU.
industri tembakau

2 Pasal 6: Harga dan Cukai Para pihak harus mempertimbangkan tujuan Kesehatan nasional
untuk mengurangi permintaan dalam menetapkan kebijakan pajak dan harga produk tembakau,
terhadap tembakau termasuk penjualan bebas pajak dan cukai, serta melaporkan
tingkat pajak dan kecenderungan konsumsi dalam pertemuan
berkala
Tarif cukai seharusnya mencapai 2/3 dari harga jual eceran.

3 Pasal 8: Perlindungan Para pihak harus memberlakukan dan menerapkan peraturan


terhadap paparan asap rokok Kawasan Tanpa Asap Rokok di wilayah hukum masing-masing
dan menyebar luaskan peraturan ini ke wilayah hukum lainnya
di perkantoran, tempat-tempat umum tertutup, dan transportasi
umum.

4 Pasal 11: Kemasan dan label Para pihak harus menerapkan peraturan termasuk persyaratan
produk tembakau penempatan label peringatan kesehatan (health warnings)
secara bergantian serta pesan-pesan lainnya yang sesuai pada
kemasan produk tembakau. Peringatan kesehatan meliputi

2
SEATCA, Status of Tobacco Use and Its Control , Indonesia Report Card, Maret 2008.

195
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 5.2 | Beberapa Pokok dalam Pengendalian Tembakau

No FCTC Uraian Ringkas


sedikitnya 30% (secara ideal adalah 50% atau lebih) dari luas
tampilan utama dan mencantumkan gambar atau piktogram,
serta mencegah kemasan dan label yang salah, menyesatkan
atau menipu.

5 Pasal 13: Iklan, promosi dan Para pihak harus menerapkan pelarangan yang komprehensif
sponsorship dari industri rokok terhadap seluruh iklan, promosi dan sponsorship dari produk
tembakau.

Sumber: WHO FCTC

5.1.1. Serangan terhadap industri tembakau


Pada November 2009, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih pernah mengirim surat
kepada Presiden supaya Republik Indonesia (RI) meratifikasi dan kemudian dua kali minta izin
untuk aksesi FCTC demi membendung dampak rokok bagi kesehatan, selain ikut merancang PP
No. 109/2012 tentang Tembakau.3 Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi juga sudah mengirim surat
kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa supaya RI segera meratifikasi FCTC untuk
mengendalikan peredaran rokok di tanah air. 4 Wakil Ketua Komisi IX dari FPD, Nova Riyanti
Yusuf meminta pemerintah untuk ikut meratifikasi kerangka konvensi pengendalian tembakau
untuk membendung peredaran rokok.5

Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT) mendesak Presiden SBY untuk segera
meratifikasi FCTC, karena dinilai peredaran rokok di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan,
sehingga perlu menekan konsumsi rokok baik dengan menggunakan instrumen ekonomi maupun
non-ekonomi. 6 Atas dasar anggapan bahwa konsumsi rokok yang tidak terkontrol menjadi
ancaman serius terhadap pemenuhan hak atas kesehatan dan hak atas lingkungan yang sehat bagi
setiap orang, maka Komnas HAM pun membuat Naskah Akademik (NA) tentang FCTC dan
menyerahkannya kepada Menkes.7 Muhammadiyah juga mendesak pemerintah untuk melakukan
hal yang sama. 8 Sebelumnya desakan ini sudah muncul dari YLKI, 9 serta Ikatan Dokter
Indonesia (IDI). 10

3
Lihat Mantan Menkes Endang Rahayu Raih Penghargaan WHO, suarapembaruan.com, Kamis, 14 Juni 2012 |
11:30; dan Larangan Iklan Rokok Segera Terbit, viva.co.id, Senin, 25 Oktober 2010, 17:44.
4
Lihat Kemenkes Desak Kemenlu Ratifikasi KK Pengendalian Tembakau, poskotanews.com, Minggu, 7 Oktober
2012 15:13:05 WIB.
5
Lihat Bendung Peredaran Rokok, Pemerintah Harus Ratifikasi FCTC, poskotanews.com, Rabu, 30 Januari 2013
09:17:46 WIB.
6
Lihat Presiden SBY Didesak Segera Ratifikasi FCTC, poskotanews.com, Senin, 5 November 2012 12:30:01
WIB.
7
Lihat Komnas HAM Beri Naskah Akademik Ratifikasi Konvensi Anti Rokok ke Menkes, detik.com, Jumat, 28
September 2012 16:56 WIB.
8
Lihat Muhammadiyah Desak Pemerintah Ratifikasi FCTC, republika.co.id, Jumat, 20 April 2012, 14:54 WIB.
9
Lihat YLKI Desak Pemerintah Ratifikasi FCTC, republika.co.id, Sabtu, 10 Januari 2009, 02:35 WIB; dan
YLKI Datangi Komnas, Desak Ratifikasi Konvensi Rokok, detik.com, Senin, 23 Mei 2005 15:21 WIB.
10
Lihat Kurangi Dampak Buruk Rokok, PB IDI Desak Pemerintah Untuk Segera Meratifikasi FCTC,
wartajakarta.com, Rabu, 29 Desember 2010 - 15:37:34 WIB.

196
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Sejumlah tokoh masyarakat dan selebritas yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Bahaya
Tembakau pada 12 November 2008 di Jakarta, mengajukan petisi yang dimuat di sejumlah
media cetak nasional, mendesak Presiden dan DPR untuk segera meratifikasi FCTC dan
menerbitkan UU Pengendalian Dampak Tembakau. Mereka yang menandatangani petisi, antara
lain, mantan Ketua MPR Amien Rais, pengusaha Arifin Panigoro, Farid Anfasa Moeloek, Ketua
Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, dan Ketua YLKI Huzna Zahir. Kalangan selebritas atau
artis yang ikut menandatangani petisi ini di antaranya Dewi Rezer, Cynthia Lamuzu, dan
Widyawati. 11

Desakan itu terus bergulir. Sekitar 100 orang yang terdiri dari mahasiswa, ibu-ibu dan anak-anak
yang menamakan Aliansi Total Ban menggelar demo di depan gedung DPR pada 3 Agustus
2009. Mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan RUU Pengendalian
dan Dampak Produk Tembakau.12 Tanggal 29 Mei 2010, digelar demo yang diikuti 40 orang
yang berasal Sekertariat Jenderal Kementrian Kesehatan di Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Mereka menyerukan, larangan merokok. Karena dinyatakan, rokok dapat membahayakan
kesehatan paru-paru dan jantung. Sebagian siswa yang terlibat, turut pula membagi-bagikan anti
rokok kepada pengendara yang lewat. 13 Tahun 2011, kembali digelar demo yang melibatkan
ribuan orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, ABRI, Polisi serta kalangan selebriti dan
beberapa tokoh masyarakat melakukan jalan kaki dari Bunderan Hotel Indonesia (HI) menuju
Balaikota DKI. 14

Kampanye antirokok juga membutuhkan keterlibatan organisasi keagamaan dalam produknya:


fatwa. 15 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sesudah menempati kantor baru16 merasa
perlu mengumumkannya terlebih dulu. 17 Sidang tahunan komisi fatwa MUI digelar pada 24-26
Januari 2009 di Padang Panjang, Sumatera Barat, yang dihadiri sekitar 650 ulama. 18 Dalam
sidang komisi fatwa ini MUI mengeluarkan fatwa haram bagi anak-anak, perempuan hamil dan
di tempat umum, serta mengharamkan juga meditasi yoga yang menggunakan ritual Hindu. 19
Namun, sebelum fatwa dikeluarkan, hasil survei Transparancy International Indonesia (TII)
mengungkapkan, MUI sebagai lembaga yang sering disuap terkait penerbitan produknya:
sertifikat halal.20

11
Lihat Segera Ratifikasi Konvensi Pengendalian Tembakau, Kompas, Kamis, 13 November 2008. Lembaga
Demografi Fakultas Ekonomi UI merilis hasil studi, kontribusi industri rokok hanya 1,3 persen dari total produk
domestik bruto (PDB). Jika tarif cukai tembakau dinaikkan sampai 57 persen akan mencegah 2,4 juta kematian
akibat rokok dan menambah pendapatan negara Rp 50,1 triliun.
12
Kelompok Anti Rokok Demo di DPR, rakyatmerdeka.co.id, Senin, 03 Agustus 2009, 16:17:57 WIB.
13
Lihat Demo Anti Rokok di Bundaran HI, okezone.com, Sabtu, 29 Mei 2010 10:16 wib.
14
Lihat Hari Tanpa Tembakau, Pelajar Longmarch, kompas.com, Senin, 30 Mei 2011 | 22:23 WIB.
15
Lihat Komnas PA Desak Ijtima' MUI Fatwakan Rokok Haram, detik.com, Rabu, 21 Januari 2009 11:46 WIB.
16
Lihat MUI Pindah Kantor Baru Senilai Rp 8,9 Miliar, detik.com, Kamis, 24 Juli 2008 19:00 WIB.
17
Lihat MUI Keluarkan Fatwa Rokok Januari 2009, kompas.com, Senin, 24 November 2008 | 17:09 WIB.
18
Lihat 650 Ulama Hadiri Sidang Tahunan MUI, detik.com, Sabtu, 24 Januari 2009 12:30 WIB.
19
Lihat MUI: Merokok Haram, bbc.co.uk, Minggu, 25 Januari 2009 - 13:08 GMT; dan MUI: Rokok Haram
untuk Anak, Remaja, Wanita Hamil dan di Tempat Umum, detik.com, Minggu, 25 Januari 2009 21:28 WIB.
20
Lihat Survei TII: MUI Sering Disuap, detik.com, Rabu, 21 Januari 2009 17:20 WIB; Survei Transparansi
Indonesia: Majelis Ulama Tak Luput Dari Suap, vivanews.com, Jumat, 12 April 2013 | 08:41 WIB; MUI Disebut
Sering Disuap, FPPP: Jangan-jangan Ada Udang di Balik Batu, detik.com, Kamis, 22 Januari 2009 13:06 WIB;
MUI Bantah Tuduhan Suap TII, republika.co.id, Jumat, 20 Februari 2009, 04:32 WIB; dan Agar Tak Dibilang
Korup, MUI Harus Terbuka Soal Sertifikat Halal, detik.com, Kamis, 22 Januari 2009 09:30 WIB.

197
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Selang lebih setahun kemudian, giliran Majelis Tarjih dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah
mengalami pergeseran hukum agama dalam memandang rokok seiring dikeluarkannya fatwa
haram merokok dalam rapat Majelis Tarjih dan Tajdid pada 8 Maret 2010 di Yogyakarta.
Dengan fatwa haram kali ini, maka mengubah hukum mubah yang sebelumnya difatwakan
menjadi larangan.21 Fatwa ini menuai dukungan dari MUI. 22 Muhammadiyah mengakui telah
menerima dana dari lembaga di luar negeri sebesar Rp 3,7 miliar untuk kampanye udara bersih di
Indonesia. 23 Namun demikian, Muhammadiyah membantah gelontoran dana dari pengusaha
Amerika Serikat (AS) Michael Bloomberg ini digunakan untuk penetapan fatwa haram
merokok. 24

Serangan secara verbal terhadap industri pengolahan tembakau tidak hanya menekan negara atau
pemerintah untuk mengendalikan atau mengekang dampak tembakau, namun juga menyajikan
data yang terus berulang untuk mengingatkan bahayanya yang sangat serius. Pada Maret 2012,
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan menegaskan, pihaknya tidak akan pernah membiarkan
industri tembakau berada di atas angin, karena tembakau adalah pembunuh. Sehingga tidak boleh
diiklankan, disubsidi, atau dibuat glamor. Mendukung WHO, World Lung Foundation (WLF)
mencatat apa yang ditemukannya bahwa kematian akibat merokok melonjak hampir tiga kali
lipat dalam satu dekade terakhir. Situs www.tobaccoatlas.org menyajikan data, tembakau telah
membunuh 50 juta orang dalam 10 tahun terakhir, dan rokok bertanggung jawab atas lebih dari
15 persen dari semua kematian pria dan 7 persen kematian perempuan. Tembakau dianggap
sebagai pembunuh nomor satu di Cina yang menyebabkan 1,2 juta kematian per tahun dan
diperkirakan meningkat menjadi 3,5 juta per tahun pada 2030. 25

Kementerian Kesehatan mempromosikan bahwa rokok ditempatkan sebagai salah satu mesin
pembunuh yang telah menyebabkan kematian 300.000 orang per tahun di Indonesia.26 Dengan
mengutip hasil survei Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) tahun 2007, tidak
ketinggalan, YLKI menyatakan, sebanyak 1.127 orang meninggal setiap hari atau 46 orang per
jam akibat rokok, karena setiap tahun angka kematian akibat rokok di Indonesia setiap tahun
yang mencapai 405.720 orang. Bahkan, sebesar 14,5 persen korban yang meninggal masih
berusia remaja. 27 Sebelumnya dengan mengutip hasil survei WHO pada 2006-2007 YLKI

21
Lihat Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok, antaranews.com, Selasa, 9 Maret 2010 12:21 WIB;
PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok, detik.com, Selasa, 09 Maret 2010 16:41 WIB; Fatwa PP
Muhammadiyah: Merokok Haram! kompas.com, Selasa, 9 Maret 2010 | 10:12 WIB; dan Muhammadiyah:
Merokok Haram, kompas.com, Rabu, 10 Maret 2010 | 02:38 WIB. Dengan fatwa ini, maka fatwa yang diterbitkan
tahun 2005 dan 2007, yang menyatakan merokok hukumnya mubah, dinyatakan tidak berlaku.
22
Lihat MUI Dukung Muhammadiyah Soal Fatwa Rokok Haram, detik.com, Rabu, 10 Maret 2010 02:10 WIB.
23
Lihat Muhammadiyah Akui Terima Rp 3,7 Miliar dari Asing, tempo.co, Rabu, 17 Maret 2010 | 06:13 WIB; dan
Pengusaha AS Beri Muhammadiyah Rp 3,6 Miliar Perangi Rokok, detik.com, Sabtu, 13 Maret 2010 16:15 WIB.
24
Lihat Muhammadiyah: Penetapan Fatwa Haram Rokok Bukan Karena Uang Bloomberg, detik.com, Sabtu, 13
Maret 2010 16:36 WIB.
25
Lihat Kematian akibat Rokok Melonjak Tiga Kali Lipat, kompas.com, Jumat, 23 Maret 2012 | 09:36 WIB.
26
Lihat Rokok Diperkirakan Bunuh 300.000 Orang Per Tahun, kompas.com, Selasa, 29 Mei 2012 | 19:32 WIB.
Promosi ini disampaikan Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Ekowati
Rahajeng.
27
Lihat Per Jam, 46 Orang Meninggal Akibat Rokok, viva.co.id, Selasa, 2 Juni 2009, 07:23. Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 75/2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok
dan Peraturan Daerah (Perda) No. 2/2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Tujuh kawasan dilarang
merokok meliputi tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah, tempat belajar-mengajar, arena bermain anak,

198
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

menyatakan, sekitar 427 ribu orang meninggal setiap tahun atau 1.172 orang per hari di
Indonesia karena rokok. 28 Padahal, Badan Khusus Pengendalian Tembakau (Tobacco Control
Support Center TCSC) IAKMI, memang menunjukkan angka kematian yang sama dengan
WHO. 29 Dengan promosi ini bahaya rokok bukan lagi sekadar terkait dengan hak atas kesehatan,
namun sudah berada dalam batasan hak untuk hidup (the right to life).30

Mengutip-utip data WHO juga dilakukan Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) Prof
Julia Reveny. Dia menerangkan, terjadi satu kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap dua
detik, serangan jantung setiap lima detik dan akibat stroke setiap enam detik. Setiap tahun
diperkirakan 17 juta orang di berbagai negeri meninggal akibat penyakit kardiovaskuler,
terjadinya penyumbatan pembuluh darah (aterosklorosis) sebenarnya tidak hanya dipicu dari
tingginya konsumsi makanan berlemak, namun juga dipicu karena merokok. 31 Sedangkan
kutipan dari IAKMI dilakukan Pusat Kajian Bioetik dan Perilaku Kesehatan, Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan mengungkapkan, Indonesia menduduki
peringkat ketiga setelah China dan India, dalam kasus kematian akibat menghisap rokok. Dari
1.127 orang yang meninggal setiap hari, sebanyak 67 persen adalah laki-laki. 32

Dengan menganggap bahwa konsumsi rokok mengakibatkan kematian, Wakil Menteri


Kesehatan Ali Gufron Mukti menyajikan hasil survei The Global Youth Tobacco Survey 2012.
Dalam laporan survei ini disebutkan, sekitar 70 juta anak Indonesia terancam mengidap penyakit
kronis akibat hidup serumah dengan perokok. Sebanyak 74,2 persen anak terpapar asap rokok
selama di rumah, karena 67 persen rumah tangga terdapat sedikitnya seorang perokok dan
hampir semua perokok (91,8 persen) merokok di rumah. Tambahan lagi menurut WHO dengan
4.000 elemen racun rokok merupakan penyebab kematian utama di dunia dan membunuh
sepertiga hingga setengah penggunanya dengan korbannya rata-rata meninggal 15 tahun lebih
cepat. Tahun 2008, diperkirakan 5,4 juta orang meninggal karena rokok.33
Semua itu mengesankan bahwa konsumsi rokok adalah penyebab tunggal kematian. Asap rokok
bukan satu-satunya penyebab kanker paru-paru. Seseorang yang tidak merokok dapat juga
terkena kanker paru-paru akibat terpapar radiasi atau menghirup zat-zat senyawa kimia tertentu.
Almarhumah Endang Rahayu Sedyaningsih mantan Menteri Kesehatan yang termasuk gencar
mendorong pemerintah SBY untuk mengendalikan dampak konsumsi rokok atau tembakau dan
mendapatkan penghargaan dari WHO adalah contoh kasus sebagai penderita kanker paru-paru

angkutan umum, tempat umum dan tempat bekerja. Perokok yang kedapatan merokok di tujuh kawasan itu
seharusnya dapat dikenai sanksi penjara enam bulan.
28
Lihat Sehari, 1.172 Orang Meninggal Karena Rokok, viva.co.id, Minggu, 31 Mei 2009, 12:59 WIB.
29
Lihat 70 Juta Anak Indonesia Serumah dengan Perokok, poskotanews.com, Senin, 23 Juli 2012 15:01:56 WIB.
30
Lihat Hargai Hak Hidup Perokok Pasif, health.kompas.com, Selasa, 24 April 2012 | 06:42 WIB.
31
Lihat Awas, Rokok Penyebab Utama Kematian di Seluruh Dunia, palembang.tribunnews.com, Rabu, 5 Oktober
2011 20:08 WIB.
32
Lihat Kematian Akibat Merokok, Indonesia Tempati Peringkat Ketiga di Dunia, detik.com, Jumat, 29/05/2009
17:34 WIB.
33
Lihat 70 Juta Anak Indonesia Serumah dengan Perokok, poskotanews.com, Senin, 23 Juli 2012 15:01:56 WIB.
Pengisap asap rokok mengalami resiko lebih besar dibanding yang tidak mengisap asap rokok, yaitu 14 kali lebih
beresiko menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan; 4 kali lebih beresiko menderita kanker esophagus; 2
kali lebih beresiko kanker kandung kemih; 2 kali lebih beresiko serangan jantung. Rokok juga meningkatkan resiko
kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.

199
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

stadium tiga, sebelum beliau meninggal. Beberapa zat ditemukan sebagai hasil pemeriksaan di
laboratorium antara lain asbestos, arsen, kromat, nikel klorometil eter dan gas mustard. 34

Mantan Menteri Periundustian Fahmi Idris mengambil posisi berbeda dengan WHO.
Dikemukakannya, rokok itu tidak selalu berbahaya bagi kesehatan, apalagi sebagai penyebab
kematian. Berdasarkan penelitian rokok terbaru, ternyata asap rokok bisa menyembuhkan
berbagai penyakit sebagaimana hasil temuan suatu zat oleh Guru Besar Universitas Brawijaya
Prof Sutiman Bambang Soemitra. Zat yang dimaksud bisa menetralisir zat-zat berbahaya dari
asap rokok, yang bernama divine kretek yang ditemukan oleh ahli kimia radiasi Indonesia Dr
Gretha Zahar. Rokok yang sudah ditetesi zat divine kretek, asapnya tidak berbahaya bahkan bisa
menyembuhkan penyakit. Gretha menemukan scavenger yang menghasilkan devine kretek, dan
scavenger dihasilkan dengan teknologi nano. Disebutkan pula contohnya, bahwa istri Prof
Sutiman mengalami kanker payudara, namun dengan metode pengobatan dokter Gretha melalui
asap rokok, justru mengalami kesembuhan. 35 Hasil temuan mereka terdokumentasi dalam sebuah
buku. 36

Menentang kesan tunggal bahwa rokok sebagai penyebab kematian atau penyakit kanker paru-
paru, bisa lebih dahsyat lagi bila dikaitkan dengan apa yang menjadi momok di atmosfer dan
permukaan dunia (bumi): pemanasan global (global warning) dan efek rumah kaca (green house
effect). Sumber utamanya berasal dari emisi karbon atau gas buang, yaitu beberapa senyawa
kimia Karbon dioksida (CO2), Chloro fluorocarbon (CFC), Methana (CH4), Dinitro oksida
(N2O), Sulfur heksafluorida (SF6), dan Sulfur dioksida (SO2). Bahkan ada pula Karbon
monoksida (CO), karena pembakaran tidak sempurna dan kekurangan oksigen (O2), namun
dengan proses alami di atmosfer akan teroksidasi menjadi CO2. Emisi karbon ini berlangsung
karena banyaknya bahan bakar fosil atau lebih dikenal dengan bahan bakar minyak (BBM) yang
dimuntahkan dari pembakaran untuk menggerakkan berbagai kendaraan seperti mobil pribadi,
sepeda motor, bus, truk, kereta api, kapal laut, dan pesawat maupun beraneka aktivitas pabrik-
pabrik industri, juga penebangan dan pembakaran hutan (deforestasi), sehingga di atmosfer
meningkat intensitas efek rumah kaca dan membentuk kabut polusi di permukaan bumi. 37 Selain
produksi energi seperti batubara, minyak dan gas dipakai sebagai sumber bahan bakar dalam
pembangkit listrik untuk menggerakkan turbin, juga penggunaan barang-barang elektronik yang
tidak hemat energi. 38
Dampak pemanasan global antara lain timbulnya kekeringan yang parah, banjir, dan badai yang
berpotensi menyebabkan kerugian yang signifikan atas kehidupan seperti peningkatan serangan
udara panas atau kematian akibat panas, juga merosotnya kesehatan terkait cuaca buruk, banjir,

34
Lihat Rokok Bukan Satu-satunya Penyebab Kanker Paru, metrotvnews.com, Kamis, 03 Mei 2012 | 11:00 WIB.
35
Lihat Fahmi Idris: Rokok Tak Selamanya Jadi Lonceng Kematian, finance.detik.com, Selasa, 28 Februari 2012
17:18 WIB; dan Divine Kretek Obat Kanker Mahakarya Bidang Kesehatan, bisnis-jateng.com, Kamis, 23 Juni
2011.
36
Kodrat Wahyu Dewanto dkk., Divine Kretek, Rokok Sehat : Inovasi Dr. Gretha Zahar, Prof. Sutiman Bambang
Sumitro, Drs., M.S., D.Sc., Jakarta: Masyarakat Bangga Produk Indonesia, 2011.
37
Lihat Penyebab Pemanasan Global, http://www.indoenergi.com/2012/04/penyebab-pemanasan-global.html
(diakses pada 7 April 2013); dan Perubahan Iklim dan Efek Rumah Kaca,
http://www.streamindonesia.org/resource-center/perubahan-iklim-dan-efek-rumah-kaca?language=id (diakses pada
7 April 2013)
38
Lihat Apa Penyebab Utama Pemanasan Global, http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-penyebab-utama-
pemanasan-global.htm (diakses pada 7 April 2013).

200
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

badai atau angin kencang dan kebakaran hutan.39 Riset yang dimuat jurnal kesehatan British
Medical Journal menyatakan, penurunan suhu tiap 1 derajat pada suatu hari di Inggris berkaitan
dengan bertambahnya 200 kasus serangan jantung. Sedangkan ketika terjadi gelombang panas,
kematian akibat sakit jantung pun meningkat. Pertengahan Agustus 2003, lebih dari 11.000
orang tewas di Prancis akibat sakit jantung, ketika suhu di wilayah itu mencapai 40 derajat
celsius. Musim panas 2003, dengan cuaca panas yang tinggi menyebabkan 2.000 kematian di
Inggris. 40 Cuaca panas ekstrim yang melanda sebagai besar wilayah Jepang mengakibatkan
empat warga dilaporkan meninggal karena tidak dapat menahan serangan panas dalam suhu 38,4
derajat Celcius yang terjadi pada 28 Juli 2012 di utara Tokyo. 41 Korea Selatan pun menyusul,
dengan 14 orang meninggal karena penyakit terkait panas, seperti serangan stroke dan
dehidrasi.42 Kasus sebelumnya terjadi di AS. Gara-gara gelombang panas dengan suhu tertinggi
41 derajat Celcius, 46 orang dilaporkan tewas. 43 Selain bagi manusia, dampaknya juga dialami
banyak hewan ternak.44

Dengan kasus-kasus itu, rasanya jelas bahwa industri pengolahan tembakau dan cengkeh bukan
sebagai kontribusi utama dalam menimbulkan kekacauan atau perubahan iklim (climate change)
dan polusi udara, sehingga tidak pula langsung apalagi satu-satunya penyebab sebagai biang
kerok kematian dan serangan jantung atau kanker paru-paru. Asap rokok juga bukan satu-
satunya asap yang dihirup perokok. Industri pengolahan tembakau dan cengkeh bukanlah
industri yang menghasilkan paparan asap knalpot salah satu emisi gas buang yang berbahaya
bagi kesehatan dan pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain seperti sistem syaraf 45 yang
membentuk kabut di jalan-jalan, bahkan tidak pula menghasilkan racun kimia dalam pestisida
yang disemprot-semprotkan pada tanaman yang banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan
banyak orang. 46

Demikian pula, tanpa perlu melebih-lebihkan, riset dari University of California Los Angeles
(UCLA), yang dibahas dalam American Association for Cancer Research mengungkapkan,
perempuan yang terpapar polusi dari kendaraan bermotor (emisi dari mobil dan truk) dengan
kadar tinggi ketika tengah mengandung dapat memberikan risiko yang tinggi bagi si anak untuk
terserang kanker anak, termasuk acute lymphoblastic leukemia dan retinoblastoma. Sebelumnya
sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care
Medicine pada 2011 menemukan bahwa penduduk yang tinggal di kawasan berpolusi udara
tinggi dapat meningkatkan risiko kematian akibat kanker paru-paru sebesar 20 persen. Pada

39
Lihat Akibat Pemanasan Global, http://www.indoenergi.com/2012/04/akibat-pemanasan-global.html (diakses
pada 7 April 2013).
40
Lihat Perubahan Iklim Sebabkan Kematian, bbc.co.uk, Kamis, 12 Agustus 2010 - 07:08 GMT.
41
Lihat Cuaca Panas Ekstrim Melanda Jepang, Empat Tewas, liputan6.com, Minggu, 29 Juli 2012 18:46.
42
Lihat Cuaca Panas, 14 Warga Korsel Tewas, surabayapagi.com, Jumat, 10 Agustus 2012 | 03:45 WIB.
43
Lihat Cuaca Panas di AS, 46 Warga Tewas, viva.co.id, Sabtu, 7 Juli 2012, 13:34.
44
Lihat Ribuan Ikan Mati, Petani Rugi Ratusan Juta, kompas.com, Senin, 22 Oktober 2012 | 14:46 WIB; Banyak
Unggas Mati Mendadak, Warga Khawatir, radarlampung.co.id, Jumat, 28 Desember 2012; Ratusan Unggas Mati
Selama Kemarau, suaramerdeka.com, 02 Oktober 2012 | 07:25 wib; dan Ribuan Ternak Mati Terbakar,
kompas.com, Kamis, 10 Januari 2013 | 01:47 WIB.
45
A Tri Tugaswati, Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya terhadap Kesehatan,
http://www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi%20Gas%20Buang%20Bermotor%20%26%20Dampaknya%20Terhadap%
20Kesehatan.pdf (diakses pada Rabu, 20 Fabruari 2013).
46
Lihat Asosiasi Rokok: Asap Knalpot Jelas Ganggu Kesehatan, suaramerdeka.com, Senin, 11 Februari 2013 |
16:49 wib.

201
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

2009, Environmental Protection Agency juga sempat merilis data yang memperlihatkan bahwa
orang-orang yang tinggal di lingkungan berpolusi tinggi berisiko tinggi terkena kanker karena
tingginya konsentrasi senyawa kimia beracun yang terkandung di udara. 47

Masih ingat dengan dampak menyemburnya luapan lumpur gas yang bersumber dari lubang-
lubang pengeboran gas berkat aktivitas penambangan di dekat pemukiman penduduk yang
dilakukanoleh Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo, Desa Renokenongo, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006? Tidak dapat dibendung
banjir lumpur gas mengandung senyawa kimia Arsen, Barium, Boron, Timbal, Raksa, Sianida
Bebas, Trichlorophenol, Kromium, Kadmium, dan Tembaga itu telah memusnahkan atau
menenggelamkan kawasan pemukiman penduduk, pertanian, peternakan dan perikanan, dan
perindustrian di 16 desa dari tiga kecamatan di sekitarnya, merusak sungai-sungai, serta
memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.48 Belum lagi dihitung berapa banyak yang
menderita kerusakan paru-paru, penyakit kulit, atau terbakar gas metan,49 selain kerusakan fisik
tanah yang mengalami proses sedimentasi lumpur di darat.

5.1.2. Kebijakan pengendalian tembakau


Namun demikian, rokok justru menjadi satu-satunya sasaran pengetatan atau pengekangan
(restriction) untuk mengarahkannya sebagai barang setengah ilegal. DPRD Sumbar
mengusulkan pemuatan sanksi dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Kawasan tanpa
Rokok segera disahkan menjadi perda untuk memberikan efek jera pada perokok. 50 Usulan
dalam bentuk denda uang Rp 500.000 bagi setiap orang yang melanggar aturan merokok di
sembarang tempat dirancang dalam Raperda oleh DPRD Kabupaten Sleman.51 Sebelumnya,
sekitar 30 orang ditangkap karena melanggar larangan merokok di Terminal Blok M dan pusat
perbelanjaan Blok M Mall oleh BPLHD Jakarta Selatan pada 2008.52 Penangkapan juga
berlangsung di sekitar Kantor Wali Kota Bogor atas 40 perokok ketahuan melanggar Peraturan
Daerah (Perda) Kota Bogor tentang Kawasan Tanpa Rokok. 53 Penerapan perlindungan kesehatan
orang lain dari paparan asap rokok, sejumlah pemerintah di daerah-daerah juga sudah
merealisasikan kawasan tanpa rokok (KTR). 54
Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) mengakui adanya kesulitan bagi penggerak
kampanye bahaya merokok dalam menyaingi iklan dan promosi rokok. Sebaliknya iklan rokok
berpengaruh besar dalam merayu calon perokok baru dan muda. Dengan landasan bahwa rokok

47
Lihat Waduh, Kena Polusi Udara Terus-Menerus Bikin Anak Rentan Kanker, health.detik.com, Jumat,
12/04/2013 09:59 WIB. Studi UCLA ini melibatkan 3.950 anak yang terlahir antara tahun 1998-2007 dan terdaftar
dalam California Cancer Registry. Kesemua partisipan telah didiagnosis kanker pertama kali ketika mencapai usia
lima tahun.
48
Ali Azhar Akbar, Konspirasi di Balik Lumpur Lapindo: Dari Aktor Hingga Strategi Kotor, Yogyakarta: Galang
Press, 2007. Lihat juga, Banjir lumpur panas Sidoarjo, https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_
panas_Sidoarjo (diakses pada 12 April 2013).
49
Lihat Terbakar Gas Metan, Setahun Korban Lapindo Diabaikan, korbanlumpur.info, Minggu, 16 Oktober 2011.
50
Lihat DPRD Bahas Sanksi bagi Perokok, padangekspres.co.id, Jumat, 25 Mei 2012 13:03 WIB.
51
Lihat Buat Perokok, Sanksi Rp 500 Ribu Menanti Anda! republika.co.id, Jumat, 11 Januari 2013, 10:43 WIB.
52
Lihat 30 Pelanggar Larangan Merokok Ditangkap, tempo.co, Rabu, 19 November 2008 | 13:23 WIB.
53
Lihat Tindak Pidana Ringan, 40 Perokok Ditangkap, kompas.com, Rabu, 30 November 2011 | 12:39 WIB.
54
Lihat Mulai 2013, Kawasan Tanpa Rokok Diwajibkan, kompas.com, Rabu, 23 Januari 2013 | 18:58 WIB; Bali
Berlakukan Perda Kawasan Tanpa Rokok, voaindonesia.com, Sabtu, 02 Juni 2012; Muspida Dukung Perda
Kawasan Tanpa Rokok, fajar.co.id, Jumat, 02 November 2012 | 20:12:08 WITA; dan Pemko Bukittinggi
Terapkan Sanksi Perda Kawasan Tanpa Rokok, rri.co.id, Selasa, 22 Januari 2013 10:46.

202
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

sebagai produk dapat menimbulkan kecanduan dan berbahaya bagi kesehatan, maka LDUI
mengusulkan larangan iklan rokok. Komnas PT juga menyetujui iklan rokok dilarang. 55 Dengan
masih memberi peringatan bergambar dalam produk rokok dianggap TCSC-IAKMI terlalu kecil,
sehingga menyimpulkan masih mengabaikan kepentingan kesehatan seluruh rakyat. 56 Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) mengusulkan, iklan di media massa dan sponsor rokok harus dilarang
total karena pengaruhnya sangat besar bagi anak-anak dan remaja. 57

Demikianlah, sesudah FCTC diadopsi Majelis Kesehatan Dunia (WHA), kampanye anti rokok di
Indonesia kian gencar dilakukan supaya regim kesehatan dunia mencapai targetnya dalam
memerangi konsumsi dan industri rokok. Pengendalian tembakau pun masuk dalam Program
Legislasi Nasional (Prolegnas) 2004-2009, yakni RUU Pengendalian Dampak Tembakau. DPR
pun didesak untuk segera membahasnya. 58 Pada 24 November 2008, seorang anggota Fraksi
Partai Demokrat di DPR mengklaim, RUU ini sudah mendapat dukungan dari 254 anggota DPR
dalam bentuk tanda tangan untuk segera dibahas. RUU ini akan mengatur antara lain
pengendalian perdagangan dan peredaran tembakau serta cara-cara berpromosi termasuk iklan
rokok. 59 Namun, sampai periode keanggotaan DPR berakhir, RUU ini gagal diselesaikan sesuai
periodenya. Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan lembaga yang
bergerak dalam isu pengendalian tembakau menyatakan DPR telah gagal. 60

Kendati gagal mengesahkan RUU Pengendalian Tembakau, DPR masih dapat menunjukkan
hasilnya dengan menyetujui UU No. 36/2009 tentang Kesehatan. Pada 14 September 2009,
Ketua DPR memimpin pengesahan dalam rapat paripurna yang berlangsung cepat dan disetujui
seluruh fraksi. Ketua Komisi IX juga menyatakan, UU ini penting bagi perlindungan pasien dan
mengatur pelayanan maksimal pada pasien. Dengan demikian, pihak rumah sakit tidak boleh
menolak pasien dengan alasan apa pun.61

Merasa kehendaknya tidak diakomodasi, beberapa kelompok membentuk Koalisi Anti Korupsi
Ayat Rokok (KAKAR) Indonesia Corruption Watch (ICW), Yayasan Lembaga Konsumen
Indones ia (YLKI), Forum Warga Kota Jakarta (Fakta), dan Campaign for Tobacco Free Kids
serta melaporkannya kepada Kepolisian Daerah (Polda) Metropolitan Jakarta Raya (Metro Jaya)
pada 22 Desember 2009.62 Terkait raibnya ayat tembakau, ICW menyebutkan tiga orang dari

55
Lihat Iklan Rokok Seharusnya Dilarang, kompas.com, Jumat, 14 September 2012 | 09:57 WIB.
56
Lihat Kepentingan Kesehatan Seluruh Rakyat Terkalahkan, kompas.com, Jumat, 20 April 2012 | 07:42 WIB.
57
Lihat KPI: Iklan Rokok Harus Dilarang Total, gatra.com, Rabu, 30 Januari 2013 12:00.
58
Lihat DPR Harus Bahas RUU Dampak Tembakau, kompas.com, Rabu, 2 Juli 2008 | 12:23 WIB.
59
Lihat DPR Segera Bahas RUU Pengendalian Tembakau, kompas.com, Senin, 24 November 2008 | 16:58 WIB.
60
Lihat Indonesia Gagal Kendalikan Tembakau, kompas.com, Selasa, 15 September 2009 | 04:40 WIB.
61
Lihat RUU Kesehatan Disahkan, Rumah Sakit Tak Boleh Tolak Pasien, health.detik.com, Senin, 14 September
2009 13:40 WIB; dan Rancangan Undang Undang Kesehatan Disahkan, tempo.co, Senin, 14 September 2009 |
18:34 WIB.
62
Tidak dicantumkannya ayat tembakau dalam UU Kesehatan yang disahkan itu dianggap sebagai bentuk tindak
pidana korupsi oleh KAKAR. Ayat yang dimaksud adalah Ayat (2) Pasal 113 Undang-Undang Kesehatan berbunyi
zat adiktif sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (1) meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau,
padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau
masyarakat sekelilingnya. Tidak dicantumkannya ayat tembakau ini menimbulkan kecurigaan intervensi pihak
luar. KAKAR juga melaporkan dugaan adanya suap dalam penghilangan ayat rokok pada UU ini kepada KPK pada
29 Oktober 2009 dan kepada Badan Kehormatan DPR. Ada pula yang menyebut sebagai kejahatan konstitusional.
Lihat Korupsi Ayat Tembakau Dilaporkan ke KPK Pekan Depan, kompas.com, Jumat, 23 Oktober 2009 | 21:04

203
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

unsur DPR dan pemerintah (Depkes) yang diduga terlibat, dengan motif mendapat uang atau
bayaran.63 Namun, Ketua Panitia Khusus (Pansus) UU Kesehatan Komisi IX DPR Ribka
Tjiptaning mengklarifikasi, kehilangan ayat ini karena kesalahan teknis belaka, selain mengakui
keberatan fraksinya dengan ayat ini yang bisa berdampak pada kepentingan petani dan buruh. 64
Dalam proses penyidikan, Mabes Polri menetapkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3),
karena kasus penghilangan ayat rokok atau tembakau ini bukan merupakan tindak pidana. 65
Kendati demikian, Ribka dilarang untuk memimpin rapat Pansus dan Panja oleh Badan
Kehormatan (BK). 66 Dalam kasus gugat-mengguta ini tandingan KAKAR adalah Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Rembug Tani Nasional Nahdlatul Ulama (RTN NU)
yang memutuskan untuk menggugat UU Kesehatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) sehubungan
Pasal 113 UU Kesehatan yang menyebut, tembakau komoditas mengandung zat adiktif. 67

Dalam kaitan tembakau dan rokok, DPR tidaklah bersuara bulat. Sedikit ada dua kubu, yaitu
yang membela kepentingan petani tembakau dan buruh di satu kubu serta di kubu lain ada yang
merasa peduli dengan kesehatan masyarakat. Badan Legislasi (Baleg) DPR diharapkan Ketua
Kaukus Kesehatan DPR Subagyo Partodihardjo masih membutuhkan RUU Tembakau yang tidak
diselesaikan pada periode lampau menjadi UU. Dia menyatakan, kandasnya proyek RUU
sebelumnya tidak menyurutkan rencana pihaknya untuk kembali mengajukan ke Baleg. Judulnya
yang baru adalah RUU Perlindungan Kesehatan Rakyat dari Dampak Merokok, karena
dianggapnya dampak yang ditimbulkan atas kesehatan jauh lebih dahsyat dan dampak kesehatan
itu berpengaruh pada sosial dan ekonomi, sehingga tidak perlu khawatir didemo oleh petani
tembakau dan buruh pabrik rokok yang ditudingnya dibiayai oleh industri rokok. 68
Ketiadaan UU Pengendalian Tembakau itu pula yang mendorong pemerintah justru
mengalihkannya dengan menggelindingkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau. Pemerintah
bahkan mendasarkan RPP ini pada UU Kesehatan yang katanya diamanatkan Pasal 116. Anggota
Komisi IX DPR Poempida Hidayatullah memandang penting dilakukan kajian secara lebih
seksama tentang industri rokok global dan lokal sebelum RPP disahkan untuk mencegah negara

WIB; KAKAR Laporkan Upaya Penghilangan Ayat Tembakau ke Polisi, kompas.com, Selasa, 22 Desember 2009
| 21:29 WIB; Penghilangan Ayat Tembakau Dilaporkan ke KPK, kompas.com, Kamis, 29 Oktober 2009 | 12:22
WIB; dan Hilangnya Ayat Tembakau, Modus Baru Kejahatan Konstitusi? kompas.com, Kamis, 15 Oktober 2009 |
11:00 WIB.
63
Lihat ICW: Ada Tiga Nama Penghilang Ayat Tembakau, kompas.com, Minggu, 18 Oktober 2009 | 15:02 WIB;
dan Ayat Tembakau Hilang, DPR dan Depkes Diadukan ke Polisi, kompas.com, Jumat, 16 Oktober 2009 | 14:12
WIB.
64
Lihat Raibnya Ayat Tembakau Cuma Kesalahan Teknis, kompas.com, Selasa, 13 Oktober 2009 | 20:04 WIB;
dan Soal Ayat Tembakau, Ribka Siap Tanggung Jawab, kompas.com, Selasa, 20 Oktober 2009 | 15:57 WIB.
65
Lihat Mabes Polri: SP3 Kasus Ayat Tembakau Sah, viva.co.id, Rabu, 22 Februari 2012, 13:14; Penghilangan
Ayat Tembakau Bukan Tindak Pidana, kompas.com, Rabu, 22 Februari 2012 | 13:53 WIB; KAKAR Gugat SP3
Kasus Penghilangan Ayat Tembakau, kompas.com, Rabu, 18 Januari 2012 | 22:40 WIB; dan Sidang Praperadilan
Ayat Tembakau di PN Jaksel, kompas.com, Senin, 20 Februari 2012 | 12:01 WIB.
66
Lihat Ribka Dilarang Pimpin Rapat karena Ayat Tembakau Hilang, tribunnews.com, Selasa, 17 April 2012
14:27 WIB.
67
Lihat Tembakau Adiktif, NU Gugat UU Kesehatan ke MK, viva.co.id, Sabtu, 21 Januari 2012, 22:59.
68
Lihat Pakai Nama Baru, RUU Tembakau akan Kembali Diajukan ke Baleg DPR, detik.com, Kamis, 31 Mei
2012 16:46 WIB.

204
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

terlibat dalam aksi yang ujung-ujungnya justru menguntungkan korporasi rokok asing dalam
operasinya di Indonesia. 69

Digelindingkannya RPP Tembakau itu menimbulkan protes petani dan buruh tembakau di Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan NTB. Antara lain, Masyarakat Jawa Timur (Jatim)
gabungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Propinsi Jatim, Asosiasi
Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jatim, serta Tim Revitalisasi Pertembakauan Jatim menilai
RPP menyimpang UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 116, karena dikesankan tunggal
bahwa hanya produk tembakau saja yang mengandung zat adiktif. 70 Gelombang protes dari
lapisan petani dan buruh tembakau serta pengusaha dan buruh industri rokok kretek maupun
berbagai aliansi dan asosiasi yang berkepentingan mempertahankan supaya industri pengolahan
tembakau dan cengkeh di Indonesia tidak dikendalikan secara ketat oleh pemerintah. Karena
selama ini mereka menggantungkan hidup dari industri pengolahan tembakau dan cengkeh dan
PP ini mengancam masa depan mereka. Gelombang protes ini sempat meneriakkan boikot pajak,
boikot Pemilu, yang muncul dari petani tembakau di sejumlah daerah.71

sumber: pressphotobureau.com (diambil dari beritasatu.com)

69
Lihat Pelajari Industri Rokok Sebelum Sahkan RPP Tembakau, beritasatu.com, Kamis, 05 Juli 2012 | 06:00.
Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK), pasar nikotin global tercatat bernilai 378 miliar dollar AS dan
mengalami pertumbuh sebesar 4,65 persen pada 2007. Tahun 2012 diproyeksikan meningkat sebesar 23 persen
dengan estimasi nilai mencapai angka 464,4 miliar dollar AS. Angka itu melebihi pendapatan domestik bruto (PDB)
negara-negara maju seperti Norwegia dan Arab Saudi. Konsumen tembakau paling besar ada di China, diikuti
Amerika Serikat, Uni Eropa, India, negara-negara pecahan Uni Soviet, Brasil, Jepang, Indonesia, Turki dan
Pakistan. Ada empat perusahaan produk tembakau terbesar dunia yang menguasai sekitar 46 persen konsumsi dunia,
yaitu Phillip Morris International Inc (16 persen) dan British American Tobacco (13 persen) keduanya perusahaan
berbasis di AS Japan Tobacco (11%), dan Imperial Tobacco (6 persen).
70
Lihat RPP Tembakau Dinilai Menyimpang dari UU, beritasatu.com, Jumat, 27 Juli 2012 | 13:37.
71
Gugun El Guyanie, PP Tembakau dan Pembangkangan Sipil, http://komunitaskretek.or.id/?p=1997 (diakses
pada 27 Maret 2013). Bila dicermati kembali, Pasal 116 UU Kesehatan menyebutkan: Ketentuan lebih lanjut
mengenai pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Artinya, pasal
ini menyuruh dibentuknya peraturan pelaksana (further regulation) yang menyangkut satu hal; yaitu pengamanan
bahan yang mengandung zat adiktif. Tetapi secara tiba-tiba pasal 114 mengatur produksi rokok. Di sinilah
ditemukan inkonsistennya.

205
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Namun, pada 24 Desember 2012, Presiden SBY tetap meneken RPP tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan atau dikenal juga PP
No. 109/2012 tentang Tembakau, yang katanya sebagai amanat Pasal 116 UU No 36/2009
tentang Kesehatan. Dengan kebijakan ini pemerintah seperti memeras industri rokok nasional.
Karena di satu sisi pemerintah mengecap nikmatnya setoran cukai dan pajak yang menunjukkan
tren meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan di sisi lain ikut ambil bagian dalam tekanan regim
kesehatan dunia dengan melakukan pengekangan terhadap peran industri rokok. Bahkan,
pemerintah membuka keleluasaan pihak anti rokok yang juga mengecap dana dari perusahaan
asing untuk memperlancar misi menghancurkan industri tembakau dalam negeri. 72 PP ini mulai
berlaku pada Juni 2014.73

Tabel 5.3 | Pengendalian Tembakau dalam PP No. 109/2012

No Bab PP Pasal

1 Bab I: Berisi ketentuan umum, Pasal 2 Ayat 1: Penyelenggaraan pengamanan penggunaan


definisi dan tujuan pembuatan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk
aturan Tembakau bagi kesehatan diarahkan agar tidak mengganggu
dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan.

2 Bab II: berisi penekanan bahwa Pasal 4 Ayat 1: Produk Tembakau yang diatur meliputi Rokok
aturan itu terkait kepada produk dan Produk Tembakau lainnya yang penggunaannya terutama
rokok dari bahan baku tembakau dengan cara dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya,
alami maupun sintetis yang mengandung Zat Adiktif dan bahan lainnya yang
berbahaya bagi kesehatan

3 Bab III: Tanggung jawab Pasal 6: [1] Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai
Pemerintah Pusat dan kewenangannya bertanggung jawab mengatur,
Pemerintah Daerah menyelenggarakan, membina, dan mengawasi pengamanan
bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk
Tembakau bagi kesehatan; [2] akses informasi dan edukasi;
Pasal 7: [1] penelitian dan pengembangan; [2] diversifikasi
Produk Tembakau

4 Bab IV: Penyelenggaraan Pasal 8: Penyelenggaraan pengamanan bahan yang


pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi
mengandung zat adiktif berupa kesehatan meliputi: [a] produksi dan impor; [b] peredaran; [c]
produk tembakau perlindungan khusus bagi anak dan perempuan hamil; dan [d]
Kawasan Tanpa Rokok.

Bab V: peran serta masyarakat Pasal 53: [2] Peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat
yang leluasa untuk terlibat dalam (1) dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, badan hukum
kampanye antirokok, hingga atau badan usaha, dan lembaga atau organisasi yang
mengawasi serta melaporkan diselenggarakan oleh masyarakat.
pelanggaran aturan

Bab VI: pembinaan dan Pasal 57: Menteri, menteri terkait, Kepala Badan, dan

72
Lihat Pemerintah Peras Industri Rokok, beritasatu.com, Rabu, 20 Juni 2012 | 21:31.
73
Lihat PP Tembakau Baru Diterapkan pada 2014, metrotvnews.com, Kamis, 10 Januari 2013 | 00:06 WIB; dan
PP Tembakau Tak Larang Petani Menanam Tembakau, kontan.co.id, Jumat, 11 Januari 2013 | 21:18 WIB.

206
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 5.3 | Pengendalian Tembakau dalam PP No. 109/2012

No Bab PP Pasal
pengawasan aparat kementerian Pemerintah Daerah melakukan pembinaan atas
atau lembaga negara penyelenggaraan pengamanan Produk Tembakau sebagai
Zat Adiktif bagi kesehatan dengan: [a] mewujudkan Kawasan
Tanpa Rokok; [b] mencegah perokok pemula dan konseling
berhenti merokok; [c] memberikan informasi, edukasi, dan
pengembangan kemampuan masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat; [d] bekerja sama dengan badan/atau lembaga
internasional atau organisasi kemasyarakatan untuk
menyelenggarakan pengamanan Produk Tembakau sebagai
Zat Adiktif bagi kesehatan; dan [e] memberikan penghargaan
kepada orang atau badan yang telah berjasa dalam
membantu penyelenggaraan pengamanan Produk Tembakau
sebagai Zat Adiktif bagi kesehatan.

Bab VII: ketentuan peralihan Pasal 61: Setiap orang yang memproduksi dan/atau
yang mengatur tenggat waktu mengimpor Produk Tembakau harus menyesuaikan dengan
kewajiban industri rokok ketentuan Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17 paling lambat 18
mengikuti aturan itu begitu (delapan belas) bulan terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini
disahkan diundangkan; Pasal 62: [1] promosi dan/atau iklan; dan [2]
produksi, impor, dan/atau peredaran Produk Tembakau yang
menjadi sponsor

5 Bab VIII: ketentuan penutup Pasal 64: Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
berisi penegasan atas maka Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang
pemberlakukan PP Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4276), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Sumber: Peraturan Pemerintah RI Nomor 109 Tahun 2012

Tanpa perlu meratifikasi FCTC, pemerintah sudah lebih implementatif dengan PP No. 109/2012
itu. PP juga sudah mendahului roadmap industri hasil tembakau (IHT) yang dibentangkan dalam
tiga tahapan periode, yaitu periode 2007-2010 yang memprioritaskan aspek tenaga kerja,
penerimaan dan kesehatan; periode 2010-2015 memprioritaskan aspek penerimaan negara,
kesehatan, dan tenaga kerja; serta periode 2015-2020, prioritas tertuju pada aspek kesehatan,
tenaga kerja dan penerimaan negara. 74 Bahkan diterapkan secara tidak konsekuen, karena
pemerintah lebih mengutamakan aspek penerimaan negara ketimbang aspek tenaga kerja dalam
periode 2007-2010, dengan terus menerapkan kenaikan tarif cukai rokok setiap tahun. Menurut
Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, panen cukai rokok yang dikantongi pemerintah
selalu melebihi target. 75

74
Imam Haryono, Roadmap 2007-2020 Industri Hasil Tembakau dan Kebijakan Cukai,
http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/images/pdf/sby60.pdf (diakses pada 4 Maret 2013). Lihat juga, Pemerintah
Tak Peduli Pengusaha Rokok Protes Cukai Naik, finance.detik.com, Senin, 28 November 2011 13:01 WIB.
75
Lihat Penerimaan Cukai Rokok 2013 Ditarget Rp 100 Trilun, republika.co.id, Rabu, 27 Februari 2013, 22:00
WIB. Dalam APBN 2013, penerimaan cukai ditarget Rp 92 triliun, maka dalam APBN-P 2013, penerimaan cukai
diharapkan akan melebihi target, diharapkan bisa mencapai Rp 100 triliun.

207
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Berdasarkan UU APBN 2013 diproyeksikan penerimaan negara dari pita cukai rokok yang
sebenarnya dibayar oleh konsumen (karena perusahaan rokok juga menaikkan harga jual)
mencapai lebih dari Rp 88,20 triliun. Dengan jumlah nilai cukai yang digelontorkan kepada
negara berada di atas uang pajak yang bersumber dari migas yang besarnya hanya Rp 71,38 T
(pajak minyak bumi 23,98 T dan pajak gas bumi Rp 47,39 T) 76 sebagaimana yang terlihat dalam
tabel 5.4. Besaran nilai penerimaan negara yang dipanen dari cukai saja, sesungguhnya tidak
bisa diremehkan sebagaimana yang ditunjukkan Lembaga Demografi FEUI. 77

Tabel 5.4 | Perbandingan Penerimaan Cukai


Rokok dan Pajak Migas 2013

No Bidang Usaha Cukai/Pajak Total

1 Industri rokok Rp 88,20 triliun Rp 88,20 triliun

2 Minyak bumi Rp 23,98 triliun


Rp 71,38 triliun
3 Gas bumi Rp 47,39 triliun

Sumber: Diolah dari Arys Aditya, proyek APBN 2013

Penerimaan negara dari cukai dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, karena tarif
yang dipasang pemerintah tidak pernah turun. Sepanjang 1996-2013, pemasukan dari cukai
merangkak naik sampai puncaknya tahun 2013 (masih dalam target APBN, belum realisasi). Bila
tahun 1996 terealisasi sebesar Rp 4,57 triliun, maka tahun ini ditargetkan Rp 88,20 triliun (lihat
grafik 5.1). Lonjakan terbesar terjadi pada 2011 yang mencatat penerimaan sebanyak Rp 77
triliun (target Rp 62,7 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya masih dipetik Rp 60 triliun, atau
selisih sebanyak Rp 17 triliun. Dengan demikian, setoran cukai rokok adalah penyumbang
terbesar dalam penerimaan negara sebagaimana dikemukakan Menteri Koordinator
Perekonomian yang menunjuk angka Rp 80 triliun.78 Biro Humas Kementerian Keuangan
menyatakan, realisasi cukai rokok mencapai 90 persen penerimaan cukai, yakni sebesar Rp 85
triliun. Dari jumlah ini dialokasi sebanyak Rp 1,69 triliun bagi pemerintah daerah di mana Jawa
Timur memperoleh paling besar dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) sebanyak Rp

76
Arys Aditya, Kretek dan Cita Industrialisasi Indonesia [II], http://komunitaskretek.or.id/?p=2111 (diakses pada
11 April 2013). Lihat juga, Setoran Industri Rokok Lebih Besar dari Freeport, finance.detik.com, Senin, 11 April
2011 15:37 WIB; dan Anggota DPR Minta Cukai Rokok Digenjot Rp 100 Triliun, finance.detik.com, Senin, 12
September 2011 19:05 WIB.
77
Sarah L Berger, Abdillah Ahsan, Sri Moertiningsih, Adioetomo, Diahhadi Setyonaluri, Ekonomi Tembakau di
Indonesia, Paris: International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, 2008.
78
Lihat Cukai Rokok Beri Setoran Terbesar ke Bea Cukai, finance.detik.com, Selasa, 11 Mei 2010 17:49 WIB;
Cukai Rokok Penyumbang Terbesar Penerimaan Negara, kontan.co.id, Kamis, 07 April 2011 | 20:43 WIB; Tiga
Industri Rokok Penyumbang Cukai Terbesar, bisnis-jateng.com, Senin, 13 Juni 2011; Jatim Andalkan Setoran
Cukai 1.367 Pabrik Rokok, bisnis.com, Minggu, 27 November 2011; Rokok Tetap Penyumbang Pajak Terbesar,
batamtoday.com, Selasa, 13 Desember 2011 | 11:12 WIB; Cukai Rokok Penyumbang Terbesar ke Negara,
monitorindonesia.com, Sabtu, 15 September 2012 15:05.

208
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

817,64 miliar. Kemudian disusul Jawa Tengah sebesar Rp 426,65 miliar, Nusa Tenggara Barat
(NTB) senilai Rp 187,23 miliar, dan Jawa Barat memperoleh bagian Rp 160,55 miliar. 79

Grafik 5.1 | Penerimaan Cukai Rokok Tahun 19962013


(dalam triliun rupiah)

88.20
84.00
77.00

60.00
55.00

45.72
42.03
37.77
33.26
27.95 29.17
23.33
17.49
10.40 11.38
7.97
4.57 5.10
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: Diolah dari berbagai sumber (*2013 target penerimaan)

5.2. Dampak Pengendalian Tembakau


Kendati dinilai menyimpang dari UU No. 36/2009 tentang Kesehatan dengan tipu muslihat untuk
membatasi dan mengekang perdagangan produk tembakau dalam negeri, namun dengan
mengesahkan PP No. 109/2012, maka secara resmi, pemerintah sudah menjadi bagian dari
kepanjangan tangan regim kesehatan dunia. PP ini lebih implementatif ketimbang RI
meratifikasi WHO FCTC, karena langsung dapat diberlakukan tanpa perlu terlebih dulu
merancang dan mengesahkan UU. Langkah ini dapat langsung diterapkan perangkatnya dalam
membatasi dan mengekang perdagangan produk tembakau domestik bukan untuk kepentingan
kesehatan sebagai kelanjutan dari persaingan bisnis nikotin antara industri farmasi dengan
industri tembakau di AS yang berdampak secara global.80

79
Lihat Jatim Panen Cukai Rokok, Dapat Bagian Terbesar Dari DBH Cukai, jpnn.com, Senin, 21 Januari 2013,
01:26:00.
80
Wanda Hamilton, Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat, Yogyakarta: INSISTPress, 2010.

209
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Stiker YLKI, Foto ANTARA/M Agung Rajasa (diambil dari beritasatu.com)

Apa dampak kebijakan pengendalian tembakau itu? Secara positif, PP itu memberikan
keleluasaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan kampanye antirokok. Pengusaha yang
memiliki industri farmasi Michael Bloomberg asal New York sudah menggelontorkan dana
sebesar 4.195.442 juta dollar AS atau Rp 39 miliar seperti tercantum di laman
www.tobaccocontrolgrants.org, selama 2007-2010. Dengan menggunakan Bloomberg Initiative
(BI) mendanai 14 proyek antirokok mulai dari institusi pendidikan, organisasi masyarakat, serta
LSM. Proyek terbesar BI di Indonesia adalah pembentukan Tobacco Control Support Centre
(TCSC) yang menghabiskan dana 542.600 dollar yang dioperasikan IAKMI. 81 Muhammadiyah
mengecap dana Rp 3,6 miliar dalam rentang pelaksanaan proyek mulai November 2009 sampai
Oktober 2011. Selain Muhammadiyah, juga dana Bloomberg Initiative digelontorkan kepada
LDUI (menerima dua kali 280.755 dollar dan 40.654 dollar AS), sedangkan YLKI memperoleh
sebesar 454.480 dollar AS. 82 Dalam kaitan dengan Muhammadiyah, mantan Ketua Umum PP
Muhammadiyah Amien Rais, mengaku terkejut dengan adanya fatwa haram merokok yang
dikeluarkan PP Muhammadiyah. 83 Beberapa lainnya adalah Dinas Kesehatan Kota Bogor,
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan, Forum Parlemen
Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (IFPPD), Komisi Perlindungan Anak

81
Lihat Pengusaha New York Beri Jutaan Dolar Perangi Rokok di Indonesia, detik.com, Sabtu, 13 Maret 2010
14:40 WIB. TCSC bertujuan berfungsi sebagai pusat koordinasi segala kegiatan kampanye dan memperjuangkan
regulasi yang prokesehatan
82
Lihat Pengusaha AS Beri Muhammadiyah Rp 3,6 Miliar Perangi Rokok, detik.com, Sabtu, 13 Maret 2010 16:15
WIB; dan Muhammadiyah Akui Terima Rp 3,7 Miliar dari Asing, tempo.co, Rabu, 17 Maret 2010 | 06:13 WIB.
83
Lihat Amien Rais Terkejut Fatwa Haram Merokok, kompas.com, Sabtu, 13 Maret 2010 | 15:18 WIB.

210
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Nasional Indonesia (KPAI/NCCP), Jaringan Kontrol Tembakau Indonesia (NGO) pada 2009,
dan Swisscontact Indonesia Foundation (SIF).

Perhatikan pendapat yang dikeluarkan peneliti Lembaga Demografi FEUI Abdillah Ahsan yang
menyatakan, industri rokok disebut-sebut sebagai penyerap puluhan juta tenaga kerja, hanyalah
mitos, karena menurutnya, industri ini hanya mempekerjakan 250 ribu buruh dan 684 ribu petani
tembakau.84 Pendapat ini sudah menghilangkan angka dari ladang-ladang cengkeh, selain tanpa
menjelaskan golongan industri rokok serta rangkaian dari hulu ke hilir sampai produk-produk
tembakau dan cengkeh mengalir ke konsumen. Apalagi bila dimengerti secara lebih mendalam,
buruh tidak sekadar deretan angka-angka statistik, melainkan lebih dari itu juga dengan
pengerahan tenaganya dalam menggerakkan roda industrialisasi, memproduksi dan mengalirkan
barang-barang ke distributor dan pasar, menghidupkan serikat-serikat dan membangkitkan
solidaritas buruh, menyumbangkan uang cukai buat negara dari batang-batang rokok yang
dihasilkan dari kerja banting tulang, menghadapi ancaman PHK akibat kelakuan pemerintah
yang lemah, serta stress yang timbul sesudah di-PHK. Selain itu, pendapatnya juga tidak
memandang penting kaitan produksi dari hulu ke hilir yang sudah dibangun lebih seabad.
Bahkan tidak menarik pelajaran berharga dari tergusurnya produksi industri gula dan beras,
sehingga menyeret Indonesia dalam ketergantungan impor. 85

Demikian pula pendapat YLKI yang menyatakan, industri rokok justru melanggar hak-hak
buruh, karena banyak dari buruh yang berstatus kontrak, bukan buruh tetap dan upah yang
rendah. Hal yang sama dialami buruh tembakau yang belum menikmati tingkat kesejahteraan
yang setara dengan melonjaknya produksi rokok dengan upah rata-rata Rp 413 ribu per bulan. 86
Bukankah seharusnya pihaknya ambil bagian dalam membantu buruh pabrik rokok dan
perkebunan tembakau memperjuangkan hak-haknya, bukan mengarahkan kedua sumber
ekonomi mereka diakhiri. 87

Maka, dengan menggunakan PP Tembakau itu, ruang gerak konsumen rokok telah dibatasi lewat
KTR, bahkan dengan sejumlah Perda diberi sanksi. Demikian pula ruang gerak industri rokok
baik dalam produknya maupun berbagai bentuk promosi. Dengan kebijakan menaikkan tarif
cukai, harga jual rokok yang tinggi diharapkan dapat mengurangi konsumsi rokok. Sedangkan
jumlah perokok baru akan ditekan dengan pembatasan yang diterapkan. Perihal yang lebih
penting lagi adalah kemungkinan dampak buruknya terhadap mereka yang bekerja di pabrik-
pabrik rokok, ladang-ladang tembakau dan cengkeh. Politik ini juga dapat mengarahkan
pembentukan perusahaan-perusahaan industri rokok menjadi kekuatan monopolis.

5.2.1. Berebut pasar dunia


Kendati rokok kretek diminati, namun tidak banyak ekspor rokok yang berasal dari Indonesia,
dengan nilai yang ditangguk hanya 400 juta dollar AS per tahun. Selama Januari-September
2010, nilai ekspor rokok kretek mencapai 357,05 juta dollar AS atau naik 25,83 persen

84
Lihat Industri Rokok Serap Tenaga Kerja Hanya Mitos, detik.com, Selasa, 24 Februari 2009 15:41 WIB.
85
Djoko Suud Sukahar, Kretek dan Blantik Asing, http://komunitaskretek.or.id/?p=519 (diakses pada 9 April
2013).
86
Ibid.
87
Lihat Jumlah Pabrik Rokok Indonesia Terus Turun, jaringnews.com, Rabu, 21 November 2012 17:44 WIB.

211
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

dibandingkan tahun sebelumnya. 88 Sedangkan larangan ekspor ke AS hanya mengurangi


nilainya lebih dari 6 juta dollar, karena sejak 2010 nihil. 89 PT Gudang Garam mencatat ekspor
kretek sebanyak 6,1 miliar batang pada 2011, turun sebanyak 300 juta batang dibandingkan
tahun 2010. Namun pada semester I, mengalami kenaikan 15 persen, dengan nilai Rp 1,15 triliun
atau lebih dari 100 juta dollar AS. Sebagian besar diekspor ke Malaysia, Arab Saudi dan
beberapa negeri di Timur Tengah, kemudian disusul Jepang, Belanda dan Swiss. 90 Sebaliknya
nilai ekspor dari Kudus pada 2011 mencapai 49,26 juta dolar AS atau meningkat sebesar 199,2
persen dibanding tahun sebelumnya. 91

Ekspor rokok dari Indonesia sangat kecil bila dibandingkan dengan nilai pasar rokok global pada
2012 yang mencapai 464,4 miliar dollar AS. Nilai ini bahkan melampaui PDB negeri kaya-raya
yang dikuasai oleh para raja minyak semacam Arab Saudi.92 Ini berarti industri pengolahan
tembakau menawarkan keuntungan yang sangat menggiurkan. Perusahaan industri rokok yang
menguasai 40 persen pasar dunia adalah National China Tobacco Corporation (NCTC), namun
lebih tertuju di pasar domestik, dengan konsumen sebanyak 350 juta orang dengan dilindungi
oleh kebijakan pemerintahnya dalam mengontrol produk, pasokan, distribusi, dan perdagangan
produk tembakau. Empat raksasa industri rokok dunia 93 yang menyebarkan produk-produknya
ke berbagai negeri adalah Philip Morris International Inc (PMI), 94 British American Tobacco
(BAT), 95 Japan Tobacco International (JTI), 96 dan Imperial Tobacco.97 Dua dari empat
perusahaan ini PMI dan BAT sudah mengakuisisi dua perusahaan rokok terbesar di
Indonesia, yaitu PT HM Sampoerna Tbk 98 dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk.99
Kekuasaan bisnis kedua raksasa ini kian mencengkram untuk menguasai pasar rokok di

88
Lihat Ekspor Rokok Kretek 2010 Naik 25,83%,kontan.co.id, Jumat, 17 Desember 2010 | 12:04 WIB; dan
Ekspor Rokok RI Capai Rp 3,6 Triliun, Paling Besar ke Kamboja, finance.detik.com, Kamis, 16/12/2010 14:14
WIB.
89
Lihat Larangan Rokok Kretek Ekspor Terkikis USD 6 Juta, okezone.com, Senin, 28 Juni 2010 18:55 wib.
90
Lihat Ekspor Rokok Kretek PT GG Jadi 6,1 Miliar Batang, tribunnews.com, Rabu, 27 Juni 2012 17:47 WIB;
dan Penjualan Ekspor Gudang Garam Semester I Naik 15%, indonesiafinancetoday.com, Selasa, 16 Agustus
201.1 Kontribusi nilai cukai dan PPN PT GG mencapai Rp 22,3 triliun pada 2011.
91
Lihat Ekspor Rokok Kudus Melesat hingga 49,26 Juta Dolar AS, antarajateng.com, Senin, 16 Jan 2012
17:06:00 WIB.
92
Arys Aditya, Kretek dan Cita Industrialisasi Indonesia [I], http://komunitaskretek.or.id/?p=2071 (diakses pada
11 April 2013).
93
Amir Fawwaz, 4 Perusahaan Rokok Raksasa Dunia, http://komunitaskretek.or.id/?p=2063 (diakses pada 9
April 2013). Produk-produk PMI dipasarkan di hampir 200 negeri. BAT menjual 705 miliar rokok pada 2011,
memiliki 46 pabrik rokok yang tersebar di berbagai negeri. Perusahaan multinasional RJ Reynolds yang bermarkas
di AS mengakuisisi Japan Tobacco (JT) dengan menggelontorkan 7,8 miliar dollar AS. Tahun 2007, JTI juga
mengakuisisi Gallaher senilai 9,4 miliar pounds ().
94
Berpendapat sebesar 76,34 miliar dollar dan menangguk laba bersih 8,59 miliar dollar AS (2011). Lihat Philip
Morris International, http://en.wikipedia.org/wiki/Philip_Morris_International (diakses pada 13 April 2013).
95
Pendapatan sebesar 15,190 miliar pounds () dan menuai laba bersih 4,122 miliar pounds (2012). Lihat British
American Tobacco, http://en.wikipedia.org/wiki/British_American_Tobacco (diakses pada 13 April 2013).
96
Lihat Japan Tobacco International, http://en.wikipedia.org/wiki/Japan_Tobacco_International (diakses pada 13
April 2013).
97
Membukukan pendapatan sebesar 28,574 miliar pounds dan laba bersih 699 juta pounds. Lihat Imperial
Tobacco, http://en.wikipedia.org/wiki/Imperial_Tobacco (diakses pada 13 April 2013).
98
Lihat Philip Morris Indonesia Akuisisi HM Sampoerna, tempointeractive.com, Senin, 14 Maret 2005 | 11:51
WIB; dan Untuk Akuisisi HM Sampoerna, Philips Morris Bayar Rp 48 T, finance.detik.com, Senin, 14 Maret
2005 15:54 WIB.
99
Lihat Akuisisi Bentoel, BAT Incar Pasar Kretek Indonesia, finance.detik.com, Rabu, 17 Juni 2009 11:04 WIB.

212
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Indonesia. Karena di bawah regim perdagangan dunia membersihkan kebijakan protektif


maka lewat pasar modal, kekuatan finansial memegang peran yang menentukan.

Empat raksasa dunia itu memang mengincar pasar di Cina, karena produk tembakau menjadi
tambang emas bagi perusahaan rokok. Kendati sudah meratifikasi WHO FCTC pada 2005 yang
diiringi menurunnya persentase perokok, namun meningkatnya jumlah penduduk Cina membuat
jumlah perokok juga terdongkrak naik. Berdasarkan data dari WHO, dalam rentang 2002-2006
tercatat sekitar 30 juta perokok baru di Cina. Setiap tahun, sekitar 1,8 triliun batang rokok terjual.
Sedangkan pemasukan pajak yang berasal dari para perokok mencapai 31 miliar dollar, lebih
tinggi dari anggaran pemerintah untuk memberi pendidikan gratis yang hanya 27 miliar dollar
AS. BAT hanya dapat menjual 1,2 miliar batang saja di Cina dari penjualan 689 miliar batang
rokok di seluruh dunia. Untuk bisa meningkatkan penjualan di pasar Cina, para pemain asing
menggunakan sejumlah taktik, salah satunya patungan dengan NCTC yang mengendalikan
secara monopoli terhadap industri rokok. 100 Pada 2009, industri tembakau Cina memproduksi
2.290,90 miliar batang rokok, dengan volume penjualan rmencapai 2.286,30 miliar batang. 101

Dengan menempati posisinya sebagai pemegang monopoli produksi dan distribusi rokok di Cina,
maka NCTC bukan saja menguasai pangsa pasar dalam negeri melainkan juga pasar dunia
dengan pangsa pasar sebesar 41 persen (lihat gambar 5.1). Karena dengan produksi lebih 1,8
triliun batang, pasar Cina menyumbangkan volume terbesar pasar dunia. Pemain asing lainnya
sulit menembus kekuasaan monopoli NCTC. Karena itu, tempat kedua diduduki PMI yang hanya
menguasai 16 persen, lalu diikuti BAT 13 persen, serta JTI dan Imperial Tobacco.

100
Lihat Industri Rokok Bidik Pasar Cina, bbc.co.uk, 29 Juni, 2007 - 12:57 GMT.
101
Lihat Lebih dari 4,10% Peningkatan Produksi Rokok Diharapkan di China 2010, http://id.prmob.net/industri-
tembakau/cina/pemerintah-republik-rakyat-cina-20244.html (diakses pada 11 April 2013).

213
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Gambar 5.1 | Pangsa Pasar Rokok Dunia


Lainnya
13%

Imperial Tobacco Group


Plc
6%

China National Tobacco


Japan Tobacco Corp
International Inc 41%
11%

British American Tobacco


Plc
13% Philip Morris
International Inc
16%

Sumber: Dikutip dari Abhisam DM dkk, 2011

Bagaimana dengan pasar rokok di Indonesia? Mengutip data WHO, mantan Ketua Umum IDI
Kartono Muhammad mengatakan, Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negeri dengan
jumlah konsumsi rokok terbesar di dunia, setelah Cina dan India. Dengan jumlah perokok
sebanyak 75 juta orang, untuk konsumsi rokok sebanyak 225 miliar batang per tahun,
diperkirakan sedikitnya menghabiskan Rp 100 triliun membelanjakan uang mereka. 102 Menteri
Kesehatan Nafsiah Mboi menyebutkan, setiap tahun orang Indonesia menghabiskan biaya Rp
138 triliun untuk membeli rokok. 103 Sedikitnya perusahaan-perusahaan rokok besar seperti PMI
(PT Philip Morris Indonesia dan HM Sampoerna), BAT (+ PT Bentoel Investama), PT Gudang
Garam Tbk, PT Djarum Tbk, PT Wismilak Inti Makmur, dan PT Nojorono memperebutkan nilai
dari pasar rokok yang bernilai lebih dari 10,5 miliar dollar AS. Satu lagi pemain asing yang
masuk adalah KT & G (Korea Tobacco & Ginseng) Corporation perusahaan rokok dari Korea
Selatan yang memanen keuntungan dengan menguasai 60 persen saham PT Trisakti Purwosari
Makmur (TPM). 104

102
Lihat Belanja Rokok Rakyat Indonesia Rp 100 Triliun Per Tahun, skalanews.com, Selasa , 07 Agustus 2012
12:50 WIB.
103
Lihat Tiap Tahun Perokok Habiskan Dana Rp 138 Triliun, berita8.com, Rabu, 16 Januari 2013, 20:54; dan
Indonesia Habiskan Rp138 triliun Untuk Beli Rokok, Sumbang Kematian 500 Orang per Hari, depoknews.com,
Kamis, 17 Januari 2013.
104
Lihat Korsel Beli Perusahaan Rokok Indonesia, liputan6.com, Kamis, 21 Juli 2011 11:43; dan KT&G Corp
Beli 60% Saham Perusahaan Rokok Lokal, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 21 Jul 2011.

214
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Perebutan dalam memproduksi rokok NeO Mild juga berlangsung antara PT Bintang Pesona
Jagat (BPJ) anak perusahaan PT Bentoel Internasional Investama Tbk dengan PT Karya
Tajinan Prima (KTP). BPJ mengklaim, seharusnya merek rokok ini miliknya berdasarkan hak
ekslusif yang dikeluarkan Kemenkum dan HAM tahun 2001 lalu. BPJ berupaya melakukan
praktik bisnis yang baik dan benar dengan mendaftarkan merek ini ke Direktorat Merek
Direktorat Jenderal HaKI Kemenkum dan HAM untuk mendapatkan hak eksklusif atas merek
rokok tersebut. Namun dalam Pengadilan Niaga Surabaya pada 25 Mei 2011, perusahaan rokok
papan atas ini diputuskan kalah. Lantas, Bentoel pun mengajukan kasasi. Namun, lagi-lagi
kandas.105

Dalam berebut pasar, perusahaan industri rokok putih sulit bersaing dengan rokok kretek dalam
memperebutkan pasar rokok di Indonesia. Dengan pangsa pasar 93 persen inilah yang menjadi
motif PMI dan BAT mengakuisisi dua perusahaan kretek. Dalam memperluas produksinya, PMI
sebagai pemilik brand Sampoerna juga menerapkan taktik kerjasama yang dikenal Mitra
Produksi Sigaret (MPS). 106 Namun taktik ini dituduh menggunakan pekerja alih daya, yakni
pengalihan pekerjaan kepada 38 MPS untuk proses pelintingan rokok. Padahal, proses bisnis
utama seperti pelintingan rokok tidak boleh dialihkan pada pekerja alih daya (outsourcing),
karena dapat menyimpan bom waktu gejolak sosial bila tidak ada desakan kepada perusahaan ini
untuk mengangkat 60.000 pekerja sebagaimana yang dipersoalkan Partisipasi Indonesia (PI)
yang didukung oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Organisasi Pekerja
Seluruh Indonesia (OPSI). 107

Akuisisi yang dilakukan dua raksasa industri rokok dunia itu berlangsung sesudah regim
kesehatan dunia mengadopsi WHO FCTC. Pemilik HM Sampoerna Tbk memilih untuk
melepaskan seluruh sahamnya kepada PMI pada 2005. Akuisisi kedua dilakukan BAT terhadap
Bentoel Internasional Investama Tbk, dengan membeli 99 persen saham pemilik lama pada 2009.
Terakhir, TPM yang memproduksi merek rokok Apokat dan Kacang Bayi, Master Mild,
Win Mild, Lintang Enam, dan Pensil Mas International, sudah menjual 60 persen
sahamnya kepada KT & G pada 2011. 108 Dengan demikian, tinggal Gudang Garam, Djarum,
Wismilak, dan Nojorono tergolong perusahaan industri kretek besar yang belum ditelan lewat
akuisisi atau penjualan saham mayoritas kepada pemain asing.

5.2.2. Industri rokok gulung tikar dan efek berantai


Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan konsumsi produk tembakau tidak mungkin tanpa
dampak buruknya. Salah satu dampak buruk itu adalah banyak perusahaan industri rokok kretek
yang mengalami gulung tikar atau bangkrut. Sedangkan salah satu faktor penyebab banyaknya
mereka gulung tikar adalah kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif cukai rokok per batang.
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Kendal mengungkapkan,
melambungnya harga atau tarif cukai rokok mengakibatkan 20 usaha industri rokok rumahan di
105
Lihat Berebut Merek Rokok Neomild, Anak Usaha Bentoel Kalah, finance.detik.com, Senin, 16/04/2012
15:53 WIB. Pengadilan Niaga Surabaya mengeluarkan putusan kasasi Nomor 567 K/Pid.Sus/2011.
106
Lihat RIs Cigarette Sales Boost HMSPs Market Share, thejakartapost.com, Sabtu, 09 Februari 2013, 2:13
PM.
107
Lihat Praktik Outsourcing di Sampoerna Harus Segera Dihapus, neraca.co.id, Rabu, 09 Januari 2013; dan
Sampoerna Segera Ditindak, Penyalahgunaan Alih Daya, neraca.co.id, Senin, 14 Januari 2013.
108
Lihat KT&G Korsel Beli 60 Persen Saham Perusahaan Rokok Trisakti Senilai Rp1,12 Triliun, ipotnews.com,
Kamis, 21 Juli 2011 12:51 WIB.

215
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

daerahnya ambruk. 109 Beberapa daerah lainnya diperkirakan juga menyusul ke dalam
kehancuran.110

Sepanjang 2010-2015 sesuai road map IHT yang dirancang dan dijalankan pemerintah
pemasukan ke dalam kantong negara dari cukai memang digenjot dengan memasang tarif yang
kian tinggi. Kebijakan ini menargetkan untuk mengurangi konsumsi rokok, memajukan aspek
kesehatan dari dampak konsumsi tembakau dan paparan asap rokok, serta mendesak ke belakang
aspek tenaga kerja. Periode ini diiringi dengan keluarnya PP No. 109/2012. 111 Kenaikan tarif
cukai rokok berdampak pada banyak industri rokok skala menengah dan kecil menderita dan
tidak sedikit pula dari mereka yang terlibat dalam usaha ini terpaksa memilih jalan untuk gulung
tikar. Dari puluhan pemilik usaha sampai 15.000 usaha produk rokok mengalami kehancuran.112
Ironisnya, pada saat banyak industri rokok mengalami kehancuran justru dibarengi dengan
meningkatnya pundi-pundi pemerintah dari setoran cukai.113

Pemasangan tarif cukai yang meningkat dijawab pemilik usaha industri rokok dengan menaikkan
harga jual rokok. Namun, banyak perusahaan kecil justru menghadapi kesulitan dalam
pemasaran produknya. Mereka kalah bersaing, sehingga buntutnya adalah gulung tikar. Pada
2007, Ditjen Bea Cukai mencatat sebanyak hampir 5.000 perusahaan yang ambil bagian dalam
produksi rokok. Sepanjang periode 2007-2011, kecenderungan yang terjadi adalah merosotnya
jumlah perusahaan, karena dari tahun ke tahun, ratusan perusahaan industri rokok jatuh
berguguran. Berturut-turut terdapat 4.793 perusahaan (2007), kemudian menciut jumlahnya
menjadi 3.961 perusahaan (2008), 3.255 perusahaan (2009), 1.994 perusahaan (2010), dan
akhirnya tersisa 1.664 perusahaan (2011). 114

Ironisnya lagi, banyaknya perusahaan yang gulung tikar gara-gara kenaikan cukai, justru pada
saat yang bersamaan ditunjukkan dengan meningkatnya produksi rokok. Badan Pusat Statistik
(BPS) mengeluarkan data yang mengungkapkan produksi rokok dari perusahaan skala menengah
dan besar di Indonesia pada 2011 meningkat 9,22 persen dibandingkan tahun 2010. Gabungan

109
Lihat Cukai Naik, Industri Rokok Rumahan Ambruk, kompas.com, Kamis, 16 Februari 2012 | 12:17 WIB.
110
Lihat Cukai Naik, Industri Rokok Berguguran, medanbisnisdaily.com, Kamis, 03 Januari 2013 08:02 WIB.
111
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono PP No. 109/2012 pada 24 Desember 2012. Lihat SBY Teken PP
Tembakau, tempo.co, Rabu, 09 Januari 2013 | 21:22 WIB; dan KNPK: Pemerintah Tak Pernah Libatkan
Stakeholder Tembakau, liputan6.com, Sabtu, 09 Juni 2012 14:10.
112
Lihat Kenaikan Cukai Rokok Akan Menambah Pemasukan Negara, kompas.com, Rabu, 22 Juli 2009 | 11:34
WIB; Tarif Cukai Rokok 2007 Diterapkan Per Batang, liputan6.com, Sabtu, 18 November 2006 14:34; Tarif
Cukai Spesifik Rokok Berlaku Mulai 1 Juli, antaranews.com, Kamis, 28 Juni 2007 17:22 WIB; Mulai Januari
2008 Tarif Cukai Spesifik Rokok Naik, Tarif Cukai Advalorum Turun, beritasore.com, Rabu, 2 Januari 2008;
Cukai Rokok 2009 Naik 7%, Penerimaan Bea Cukai Lampaui Rp 49 T, finance.detik.com, Selasa, 16 Desember
2008 11:00 WIB; Pemerintah Putuskan Kenaikan Cukai Rokok, kompas.com, Rabu, 18 November 2009 | 17:20
WIB; Target Cukai Rokok 2010 Naik, kompas.com, Rabu, 17 Februari 2010 | 11:54 WIB; Kebijakan Pita Cukai
Ancam Ratusan Perusahaan Rokok, okezone.com, Kamis, 29 November 2007 16:09 wib; 15 Ribu Industri Kecil
Rokok Kretek Gulung Tikar, temanggungkab.go.id, Kamis, 3 Mei 2012; dan Cukai Tinggi, Ratusan Perusahaan
Rokok Gulung Tikar, liputan6.com, Sabtu, 16 Juni 2012 14:59.
113
Lihat Penerimaan Cukai Rokok Meningkat Tiap Tahun, merdeka.com, Rabu, 18 November 2009 21:11:00;
Cukai Rokok Naik 5%, Penerimaan Negara Bertambah Rp 2 Triliun, finance.detik.com, Jumat, 29 Oktober 2010
15:50 WIB; dan Pendapatan Cukai Rokok Pemerintah Naik Rp 3 Triliun di 2013, liputan6.com, Jumat, 28
Desember 2012 11:44.
114
Lihat Grafik 3.7: Jumlah Perusahaan 2007-2011 (Bab 3). Tahun 2008, sebanyak 832 perusahaan lenyap.
Penurunan paling drastik terjadi pada 2010, karena sebanyak 1.261 perusahaan tidak lagi beroperasi.

216
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Perserikatan Produsen Rokok Indonesia (Gappri) memproyeksikan produksi rokok secara


nasional hingga akhir 2011 mencapai 300 miliar batang. 115 Ternyata, jumlah produksi rokok
tidak berpengaruh terhadap ribuan perusahaan kecil ambruk. Ditjen Bea Cukai mengeluarkan
data yang menunjukkan jumlah produksi rokok cenderung meningkat dari tahun ke tahun selama
periode 2007-2011. Dalam enam tahun jumlah produksi rokok telah bertambah dari 231 miliar
batang (2007) menjadi 279,4 miliar batang (2011), yang berarti sudah bertambah sebanyak 48,4
miliar batang. Lonjakan yang paling tinggi dicapai pada 2011 dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. 116

Banyak perusahaan besar dan menengah kelihatannya memegang peranan penting dalam
kontribusinya atas melonjaknya jumlah produksi rokok selama enam tahun itu. Dengan
demikian, bertambahnya produksi pada saat yang bersamaan ditunjukkan dengan merosotnya
jumlah perusahaan maka penerimaan negara dari setoran cukai pun cenderung meningkat.
Artinya, perusahaan-perusahaan menengah dan besar memetik untung dari kehancuran
perusahaan-perusahaan kecil. Demikian pula, dengan mengantongi lebih banyak uang dari cukai,
pemerintah justru tidak dapat mencegah kehancuran perusahaan-perusahaan kecil tersebut.
Kebijakan pemerintah gagal melindungi perusahaan atau usaha kecil di bidang industri
pengolahan tembakau dan cengkeh, karena yang penting bagi pemerintah adalah menghisap
setoran cukai.

Tidak hanya kenaikan tarif cukai yang bisa menghantam industri rokok yang menjual produknya
ke pasar dengan harga terjangkau, namun juga pemberlakuan PP No. 109/2012 kelak pasti
mempersulit lagi. Sekretaris Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) Universitas Muria Kudus
(UMK), Zamhuri mengatakan, industri rokok kecil sudah tertekan dengan kebijakan kenaikan
cukai dan banyak yang gulung tikar, sekitar 4-6 persen pada 2012. Tekanan ini ditambah lagi
dengan PP Tembakau yang semakin membebani industri dengan membengkaknya biaya
produksi, dengan mencantumkan pernyataan baru: Tidak ada batas aman, Mengandung lebih
dari 4000 zat kimia berbahaya serta lebih dari 43 zat penyebab kanker, dan Dilarang menjual
atau memberi kepada anak berusia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil. Tambahan biaya
produksi ini menyebabkan mereka semakin sulit bersaing. 117

Dalam sosialisasi PP Tembakau yang ditujukan kepada pimpinan para media massa dan
elektronik, Menkes mengatakan, paling lambat mulai tahun depan, iklan dan sponsor rokok tidak
diperbolehkan lagi dalam acara musik dan olahraga di Indonesia, termasuk sponsorship bagi-bagi
rokok. Acara-acara ini harus mengalihkan ke sponsor lain. Jika tetap masih menggunakan
sebagai sponsorship dan menayangkan produk tembakau akan ada sanksinya sesuai dengan PP,
tandasnya. 118 Bentuk pengekangan ini adalah industri pengolahan tembakau dan cengkeh

115
Lihat Produksi Rokok Meningkat 9,2% di 2011, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 02 Februari 2012.
116
Lihat Grafik 3.8: Jumlah Produksi Rokok 2007-2011 (Bab 3).
117
Lihat Akibat PP Tembakau, 1.500 Industri Rokok Kecil Terancam Gulung Tikar, suaramerdeka.com, 10
Januari 2013 | 21:20 wib. Tak hanya itu, produsen dilarang mencantumkan kata Light, Ultra Light, Mild,
Extra Mild, Low Tar, Slim, Special, Full Flavour, Premium atau kata lain yang mengindikasikan
kualitas, superioritas, rasa aman, dan pencitraan pada produk. Ini berarti pabrik rokok harus merubah desain
kemasan yang berarti menambah biaya produksi dan perencanaan.
118
Lihat Menkes: 2014, Acara Musik-Olahraga Tanpa Sponsor Rokok, republika.co.id, Rabu, 23 Januari 2013,
15:00 WIB; dan Stop Iklan & Sponsorship Bagi-bagi Rokok, inilah.com, Rabu, 23 Januari 2013 | 20:27 WIB.

217
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

diperbolehkan memproduksi produk-produknya, namun dilarang melakukan promosi dan


memberikan kontribusi, selain membatasi ruang geraknya.

PP Tembakau lebih banyak mengatur bisnis rokok dan tembakau ketimbang mengatur
kesehatan.119 Dengan itu, maka dampak PP Tembakau itu juga diiringi dengan perubahan
bungkus rokok. Setiap perusahaan industri rokok wajib mengubah rancangan bungkusnya untuk
mencetak plat gambar rokok dengan lima gambar larangan. Sejak PP ini disahkan, setiap
perusahaan diberi waktu 18 bulan untuk mengubah bungkus rokok supaya dapat gambar dan
tulisan peringatan kesehatan pada bungkusnya. Kebijakan ini jelas menambah biaya produksi
sebelum batang-batang rokok dimasukkan ke dalam bungkusnya. Menurut Gappri, mereka
terpaksa harus merogoh kocek sebesar 1 juta dollar AS atau Rp 9,6 miliar. 120

Sementara itu, Penasihat Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah, Muhammad
Sobary menuding kehadiran PP Tembakau itu justru menguntungkan kepentingan asing sehingga
mengancam eksistensi pabrik kretek pribumi. Pemerintah melahirkan regulasi pertembakauan
demi melayani kepentingan sekitar 9 pabrik asing yang kini beroperasi di Indonesia. Pabrik-
pabrik mereka terus mengalami kemajuan pesat. Sebaliknya, pabrik rokok kretek milik pribumi
menurun drastis karena tidak didukung fasilitas. Diperkirakan lebih dari 300 pabrik rokok kretek
sudah gulung tikar akibat penerapan cukai tinggi. 121 Inilah salah satu industri yang paling banyak
menderita dan menemui hari akhirnya gara-gara tersundut cukai. 122

Kemudian, dengan kemunculan dan segera diberlakukannya PP No. 109/2012 oleh pemerintah,
jumlah industri rokok kretek nasional mengalami penyusutan. Bila sebelumnya berjumlah 5.000
perusahaan, maka seiring terkekangnya ruang gerak mereka, industri rokok kretek pun menyusut
menjadi hanya 600 perusahaan, bahkan sebanyak 100 perusahaan masih berstatus aktif dan
mampu memproduksi rokok. Sisanya hanya memiliki izin usaha, namun tidak mampu
berproduksi lagi. 123

Kehancuran industri kretek dimulai dengan banyaknya industri rokok kecil itu gulung tikar,
sedangkan yang tersisa berada dalam ancaman yang sama. Namun kehancuran ini tidaklah
semata-mata hanya ditanggung oleh para pengusaha kecil saja, melainkan juga mereka yang
bekerja sebagai buruh pabrik-pabrik rokok itu. Kehancuran ini menimbulkan efek berantai, mulai
dari hilir akan segera menuju ke hulu yang menyemai benih-benih tembakau dan yang bekerja di
ladang-ladang cengkeh. Selain itu, dengan mengubah kemasannya, bukan hanya menambah
biaya produksi, namun juga industri rokok semakin diperkeras untuk melawan produknya
sendiri.

119
Lihat Ubah Kemasan Rokok, Pengusaha Keluarkan US$1 Juta, neraca.co.id, Selasa, 12 Februari 2013.
120
Lihat Gara-gara PP Tembakau, Pengusaha Terpaksa Rogoh Kocek Lagi USD 1 Juta, suarapengusaha.com,
Senin, 11 Februari 2013 - 05:00 pm; Merugi USD 1 Juta, Industri Rokok Kretek Terancam Bangkrut,
okezone.com, Senin, 11 Februari 2013 14:44 wib; dan Wajib Cantumkan Gambar, Industri Rokok Butuh Dana Rp
9,6 Miliar, liputan6.com, 11/02/2013 15:52.
121
Lihat Duh, 300 Pabrik Rokok Terancam Tak Berasap, krjogja.com, Selasa, 22 Januari 2013 | 16:21 WIB.
122
Lihat Industri Kecil Rokok, Mati Tersundut Cukai, inilah.com, Sabtu, 17 November 2012 | 10:01 WIB.
123
Lihat Wajib Cantumkan Gambar, Industri Rokok Butuh Dana Rp 9,6 Miliar, liputan6.com, 11/02/2013 15:52.

218
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

5.2.3. Kehilangan pekerjaan, penghasilan dan tunjangan


Sesudah ditunjukkan dampak yang ditimbulkan dari kebijakan pemerintah dalam menaikkan tarif
cukai rokok dan menggenjot penerimaannya dari situ telah menghancurkan belasan ribu pabrik
rokok di Indonesia. Demikian pula kemungkinan dampak atas penerapan PP Tembakau
sebagai salah satu tali kekang yang banyak mengambil dari pasal-pasal FCTC yang sedikitnya
bakal menambah biaya perencanaan ulang dan produksi maupun pembatasan ruang gerak
konsumen dan perusahaan industri rokok. Masih ditambah lagi bentuk-bentuk tekanan dari
kepanjangan tangan lainnya regim kesehatan dunia yang harus mereka hadapi.

Periode 2010-2015 adalah serangan gencar yang dihadapi industri pengolahan tembakau dan
cengkeh di Indonesia dari regim kesehatan dunia dan kepanjangan tangannya, sehingga banyak
usaha kecil berguguran. Bahkan dalam perdagangan dunia produk tembakau, penegakan nilai-
nilai regim perdagangan dunia tidak sepenuhnya berjalan: perdagangan bebas atau kebebasan
berdagang. 124 Padahal banyak peminat rokok asal Indonesia.125 Larangan dan diskriminasi impor
oleh sejumlah pemerintah asing tanpa diiringi sanksi apa pun, sehingga terkesan membiarkan
terciptanya penguasaan pasar di tangan beberapa kekuatan raksasa dan membentuk struktur
monopoli atau oligopoli. Padahal, salah satu keunggulan produk tembakau yang berasal dari
Indonesia adalah harga yang murah. Selain itu, keunikan atau kekhasannya adalah mengandung
cengkeh.

Ketika banyak perusahaan berguguran, dampak buruknya tidak hanya diderita pemiliknya saja,
namun juga buruh-buruh yang dipekerjakannya. Begitu pabrik-pabrik tutup atau tidak beroperasi,
sebegitu pula buruh-buruh dirumahkan atau di-PHK. Periode 2010-2015 dapat dipandang
sebagai ancaman terhadap banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan bakal terus berlangsung
sebagai buah busuk dari kebijakan pemerintah.126

Menurut hasil penelitian Partisipasi Indonesia (PI), industri pengolahan tembakau dan cengkeh di
Indonesia mampu menyerap tenaga kerja sampai 30,5 juta orang (on farm dan off farm). Industri
rokok sebagai elemen terakhir dalam rantai produksi terkonsentrasi di Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Dalam relasi perusahaan dan buruh,
sekitar 600.000 pekerja menggantungkan hidup mereka sebagai buruh pabrik rokok tersebut.
Salah satu strategi perusahaan industri ini adalah menerapkan sistem kerjasama MPS. HM
Sampoerna aviliasi PMI menerapkannya, selain untuk inovasi produk dan promosi dalam
memperluas pasar dan meningkatkan produksi dengan metode berbiaya lebih murah, yaitu
dengan menyerahkan produksi rokoknya pada pihak ketiga (third party operation). Sistem
kerjasama produksi ini disingkat MPS, dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 1.000-1.600

124
Lihat Amerika Terbukti Diskriminatif terhadap Rokok Indonesia, tempo.co, Senin, 05 September 2011 | 07:00
WIB; Ekspor Rokok ke AS Dilarang, RI Rugi US$ 200 Juta Per Tahun, neraca.co.id, Selasa, 06 September 2011;
dan Australia Perketat Impor Rokok Kretek, investor.co.id, Jumat, 27 April 2012 | 22:31. Setelah Amerika Serikat
dan Brasil yang memberlakukan pengetatan impor komoditas rokok kretek asal Indonesia, Australia juga
menerapkan peraturan yang sama melalui kebijakan Plain Tobacco Packaging.
125
Lihat Mayoritas Penduduk Amerika Serap Rokok Kretek Indonesia, republika.co.id, Senin, 18 Oktober 2010,
03:47 WIB.
126
Lihat KNPK: 35 Juta Orang Terancam Menganggur, republika.co.id, Selasa, 03 Juli 2012, 18:15 WIB; dan PP
Tembakau Mengancam Industri Kecil dan Menengah, kontan.co.id, Jumat, 11 Januari 2013 | 09:14 WIB.

219
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

buruh per MPS yang didominasi buruh perempuan.127 Penerapan MPS ini merupakan praktik
outsourcing buruh dengan melakukan sub-kontrak produksi utama/inti (core business), yaitu
pelintingan rokok kepada pihak lain. HM Sampoerna yang memberikan sub-kontrak memasok
seluruh bahan baku (raw material), namun tidak terbebani hubungan kerja dan tanggung jawab
terhadap buruh-buruh yang dipekerjakan pihak ketiga (MPS), sehingga status buruh
digantung. 128

Hubungan sub-kontrak (MPS) yang menerima biaya linting dan management fee berdasar hasil
negosiasi termasuk untuk membayar upah buruh, serta menerapkan outsourcing buruh dalam
industri rokok itu bukan saja menjadi penghalang bagi kesejahteraan buruh karena pembayaran
upah di bawah UMK, namun juga dengan menerapkan sistem kerja borongan dapat meledakkan
PHK massal sesudah sub-kontrak berakhir. Apalagi hampir sepenuhnya berada di bawah kontrol
perusahaan besar pemberi sub-kontrak. 129 Strategi MPS ini terkesan seperti didasari oleh motif
mengeruk untung sebanyak mungkin dalam tempo sesingkat mungkin. Dengan taktik ini pula
dapat memproduksi rokok lebih dari 90 miliar batang dan membukukan penjualan bersih sebesar
Rp 31,96 triliun dengan mengandalkan upah buruh yang rendah. 130

Bisa diduga, tekanan-tekanan regim kesehatan dunia dan kampanye antirokok yang terus
bergelombang, telah menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan-perusahaan industri rokok
asing untuk melakukan investasi jangka panjang. Sampoerna-PMI lebih memilih sub-kontrak
ketimbang memastikan hubungannya dengan buruh dalam jangka panjang. Dugaan lainnya,
mereka memang memanfaatkan kondisi politik-ekonomi yang lemah di mana pemerintah bisa
didikte. Demikian pula sejumlah perusahaan besar menerapkan sistem ketenagakerjaan yang
lentur (labour market flexibility) dengan mempekerjakan banyak buruh borongan dengan upah
yang rendah.

Namun demikian, apa pun yang dilakukan perusahaan-perusahaan industri rokok terhadap buruh,
tetap tidak bisa diabaikan dari peran pemerintah yang kerap mengabaikan hak-hak buruh, karena
tidak cukup berkomitmen untuk memenuhi dan melindungi hak-hak. Bahkan pemerintah juga
mengingkari buah kerja buruh industri rokok yang telah memproduksi rokok dan memberikan
kontribusi bagi penerimaan negara dari cukai dalam jumlah yang besar. Tahun 2013, pemerintah
diharapkan bakal menangguk Rp 100 triliuan, hanya dari cukai rokok.131 Sayangnya, kendati
buruh-buruh ini sudah berkontribusi dengan kerja keras mereka untuk menghasilkan ratusan

127
Dengan bentuk MPS, Sampoerna mempergunakan 38 MPS yang tersebar di Pulau Jawa, yang secara
keseluruhan mempekerjakan lebih dari 60.000 buruh.
128
Lihat Siaran Pers PI: Outsourcing pada Industri Rokok dan Dampaknya pada Kesejahteraan Buruh,
http://blog.redwhitecommunication.com/siaran-pers-outsorcing-pada-industri-rokok-dan-dampaknya-pada-
kesejahteraan-buruh/ (diakses pada 13 April 2013). Penerapan outsourcing ini diduga melanggar Pasal 60 dan 66
UU No. 13/2003 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) tentang Pelaksanaan
Jenis Pekerjaan Alih Daya (outsorcing), 15 November 2012.
129
Ibid. Lihat juga, Partisipasi Indonesia, Ringkasan Eksekutif: Praktek Kerja Kontrak dan Outsourcing Buruh
pada Kegiatan Produksi Utama (Core Bisnis) di Sektor Industri Rokok,
http://blog.redwhitecommunication.com/ringkasan-eksekutif/ (diakses pada 13 April 2013).
130
Lihat Volume Penjualan Sampoerna Capai 91,7 Miliar Batang di 2011, indonesiafinancetoday.com, Senin, 30
April 2012.
131
Lihat Penerimaan Cukai Rokok 2013 Ditarget Rp 100 Trilun, republika.co.id, Rabu, 27 Februari 2013, 22:00
WIB. Dalam APBN 2013, penerimaan cukai ditarget Rp 92 triliun, maka dalam APBN-P 2013, penerimaan cukai
diharapkan akan melebihi target, diharapkan bisa mencapai Rp 100 triliun.

220
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

miliar batang rokok demi memenuhi penerimaan negara dari cukai, namun pemerintah
membiarkan semakin banyak perusahaan industri rokok yang bangkrut.

Sebagaimana dikemukakan, dalam perusahaan-perusahaan industri rokok, ada sebanyak 600.000


buruh yang bekerja memproduksi rokok dan menjadi tempat mereka menggantungkan hidup
secara ekonomi. Sebagian besar mereka bekerja untuk memproduksi rokok khas Indonesia,
kretek. Namun, sebagian mereka sudah kehilangan pekerjaan sebagai buntut dari perusahaan-
perusahaan yang gulung tikar. Dengan keprihatinannya, Gappri mengungkapkan, pabrik-pabrik
produk tembakau yang sebelumnya berjumlah 5.000 pabrik menciut menjadi hanya 600 pabrik,
bahkan dapat menyisakan hanya 100 pabrik. 132

Dampak kehancuran pabrik-pabrik rokok, terutama kretek dipastikan pula mengarah kepada
buruh yang kehilangan hak atas pekerjaan. Buruh-buruh yang kehilangan pekerjaan ini
dipandang sebagai tumbal dari regim kesehatan dunia. Federasi Serikat Pekerja Rokok,
Tembakau, Makanan dan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPRTMM-SPSI)
menilai, terbitnya PP No. 109/2012 itu bukan hanya mematikan kelangsungan produk tembakau,
melainkan juga dijadikan tumbal untuk dikorbankan (demi kepentingan asing), karena bakal
menimbulkan PHK secara besar-besaran. 133

Ancaman PHK besar-besaran itu disuarakan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Menakertrans). Dia memprediksi, bila diberlakukannya PP Tembakau, dampaknya adalah
500.000 orang bakal terkena PHK sebagaimana yang juga dinyatakan Dirjen Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jamsos Kemenakertrans itu. Puluhan industri rokok kecil sudah ada
yang tutup di Kudus, serta berbagai kasus pengurangan pekerja di Jateng dan Jatim. Realitas ini
belum termasuk petani tembakau yang juga menggantungkan perdagangannya dengan industri
rokok. 134
Pernyataan Kemenakertrans itu dikecam oleh Komnas Pengendalian Tembakau (PT) yang juga
Ketua Umum Pengurus Besar IDI Prijo Sidipratomo dengan mengesankan seakan-akan sebagai
pemegang kebenaran statistik karena dianggapnya pernyataan Kemenakertrans tanpa
didasarkan atas hitungan statistik yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga memintanya
pernyataan Kemenakertrans itu dicabut. Komnas PT menunjuk data WHO-Lembaga Demografi
UI tahun 2009 yang menunjukkan bahwa kematian akibat rokok di Indonesia sebesar 427.948
orang per tahun. 135 Pada 2010 (data Susenas dan Riskesdas), dengan prevalensi paparan asap
rokok, angkanya diduga meningkat jauh, bahkan berada di atas angka 500.000 orang terancam
kematian akibat rokok.136

132
Lihat Gara-Gara PP, dari 5.000 Tinggal 600 Pabrik Tembakau, okezone.com, Senin, 11 Februari 2013 16:19
wib.
133
Lihat Anggota Kami Dijadikan Tumbal Kepentingan Asing: Federasi Serikat Pekerja Rokok Janji Siap Lawan
Terus PP Tembakau, lensaindonesia.com, Sabtu, 02 Februari 2013 05:45 WIB.
134
Lihat 500.000 Orang Terancam PHK Jika RPP Tembakau Berlaku, finance.detik.com, Rabu, 20 Juni 2012
15:53 WIB.
135
Bandingkan dengan Robert A Levy dan Rosalind B Marimont, Lies, Damned Lies & 400.000 Smoking-Relating
Deaths. Regulation, Vol. 2 1, No. 4, 1998. Menurut mereka, perang terhadap tembakau, telah berkembang jadi
monster kebohongan dan ketamakan. Dengan tipu muslihat statistik, lahir ilmu pengetahuan sampah (junk
science) untuk menggantikan ilmu pengetahuan yang jujur (honest science).
136
Lihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau: Per tahun, 500.000 Perokok Terancam Mati, atjeh.co, Kamis,
28 Juni 2012 10:00 WIB.

221
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Angka yang disebutkan Komnas PT itu juga sangat terkesan berlebihan dan tanpa didasarkan
atas penjelasan bagaimana mungkin 500.000 orang sedang menempuh akhir hidup mereka yang
begitu tragis menuju ke kematian hanya karena rokok?137 Adakah daftar kasus kematian orang-
orang itu? Sebaliknya, bagaimana menjelaskan ada begitu banyak perokok yang tidak mati-mati
juga? Selain itu, terkesan pendapat Komnas PT tidak menunjukkan keprihatinan apa pun
terhadap banyaknya kasus pabrik rokok gulung tikar dan sekaligus berdampak PHK terhadap
buruh yang membuat mereka bukan saja kehilangan pekerjaan, namun juga upah dan tunjangan
yang selama ini mengebulkan asap dapur mereka. Dan fakta ini bukanlah isapan jempol atau
kebohongan untuk mengarang statistik.

Ancaman PHK itu konkret di hadapan buruh-buruh yang bekerja di pabrik-pabrik rokok kretek.
Kasus berikut, dalam rentang dua tahun terakhir, ratusan pabrik rokok golongan tiga dengan
ketentuan produksi minimal 300 juta batang rokok yang berproduksi di wilayah kerja Bea
Cukai Kediri yang mencakup Kota dan Kabupaten Kediri, Jombang, Nganjuk dan Tulungagung,
gulung tikar dan tinggal jadi catatan sejarah. Mereka terpaksa menutup usaha karena kesulitan
memenuhi syarat administrasi luas bangunan minimal yang ditentukan pemerintah, PMK
2010. 138 Dampaknya, buruh pun di-PHK. Mereka yang mengandalkan hanya pada tenaga kerja
untuk mendapatkan penghasilan rendah, ancaman ini mirip dengan ancaman kematian. Begitu
mereka di-PHK bukan saja mereka kehilangan upah dan tunjangan, namun juga bisa kehilangan
segalanya: masa depan. Mereka ibarat rongsokan dan lenyap dari hiruk-pikuk aktivitas sosial-
ekonomi dan industri dari mana mereka telah mempersembahkan salah satu tambang emas
berupa pundi-pundi cukai ke kantong negara dengan menghasilkan ribuan batang rokok setiap
hari per buruh.139
Dari hasil kerja buruh yang banting tulang, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Hasbullah Thabrany, mengusulkan supaya pemerintah menaikkan tarif cukai rokok untuk
mengendalikan konsumsi serta memperkuat upaya pengekangan ruang geraknya. Karena, tarif
cukai rokok yang diberlakukan sekarang ini dinilai terlampau rendah. Diusulkannya cukai rokok
sebesar 65 persen dari harga jual dalam 10 tahun ke depan.140 Namun, lagi-lagi kelihatan bahwa
dia tidak menuntut pemerintah untuk menaikkan upah buruh sebesar sebagaimana yang
diusulkannya hanya untuk memenuhi kantong pemerintah belaka.

5.3. Berdampak dari Hilir ke Hulu


Ketika rantai produksi industri rokok, khususnya industri rokok kretek, diperangi karena dituduh
dan dipropagandakan sebagai biang kerok kematian 500.000 orang per tahun di Indonesia tidak
hanya semata-mata menghantam perusahaan-perusahaan industri rokok terutama industri kecil
dan menengah yang kemudian berdampak langsung terhadap buruh-buruh yang dipekerjakan

137
Bandingkan pernyataan Komnas Pengendalian Tembakau denganartikel Judith Hatton, Lies, Damned Lies and
... Statistic, http://www.forces.org/writers/hatton/files/lies.htm (diakses pada 16 April 2013).
138
Lihat Ratusan Pabrik Rokok di Kediri Jadi Catatan Sejarah, beritajatim.com, Kamis, 18 Oktober 2012 10:57:39
WIB.
139
Lihat Rokok Masih Diandalkan Jadi Sumber Pemasukkan Negara, finance.detik.com, Kamis, 05 Juli 2012
15:49 WIB; Menkeu: Bea Cukai Rokok Masih Jadi Andalan, inilah.com, Senin, 29 Oktober 2012 | 15:09 WIB;
Cukai Rokok Masih Jadi Andalan Penerimaan Negara, ipotnews.com, Senin, 29 Oktober 2012 17:04 WIB;
Pemerintah Masih Berharap Besar dari Cukai Rokok, kontan.co.id, Rabu, 16 Januari 2013 | 16:38 WIB; dan
Cukai Rokok Jateng-DIY Ditarget Rp 24,6 Triliun, suaramerdeka.com, Kamis, 04 April 2013 | 21:14 wib.
140
Lihat Cukai Rokok Diusulkan 65% dari Harga Jual, indonesiafinancetoday.com, Jumat, 25 Januari 2013.

222
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

untuk menebasnya dengan PHK, namun juga rantai-rantai produksi berikutnya yang berada di
hulu, yaitu perkebunan tembakau dan cengkeh.

Sedangkan rantai perdagangan di hilir juga terkenda dampak dari kebijakan pemerintah dalam
mengendalikan konsumsi, distribusi dan promosi produk tembakau dan cengkeh. Perdagangan
produk tembakau sebagai bagian dari rangkaian industri pengolahan tembakau dan cengkeh. Para
pedagang kebingungan dalam menentukan harga jual seiring kenaikan tarif cukai rokok pada
permulaan tahun 2012. Harga sebungkus rokok bisa naik setiap minggu sampai Rp 500. Sampai
akhirnya mereka mempertahankan harga kenaikan rata-rata di bawah Rp 1.000 per bungkus. 141
Kenaikan harga jual rokok ini juga berdampak pada konsumen yang terpaksa merogok uangnya
lebih besar dalam membeli rokok.

Lebih jauh lagi, dengan disahkannya PP Tembakau, para pedagang rokok eceran dan konsumen
mengaku bingung, terutama bagi pedagang eceran terkait larangan menjual kepada anak dan
perempuan hamil atau konsumen yang menyuruh anak membeli rokok. Bentuk-bentuk
pembatasan bagi pedagang pengecer mempersempit ruang atau kesempatan mereka untuk
mendapatkan penghasilan dibandingkan sebelumnya. Apalagi dilarang untuk menjual sebatang
atau beberapa batang rokok kepada konsumen. Mereka merasa keberatan dengan penerapan
kebijakan itu. Sebaliknya juga bagi konsumen yang ngeteng. 142

Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron mengomentari perihal RPP Tembakau. Bersebarangan
dengan Kemenakertrans, dia menegaskan PP Tembakau tidak akan berdampak terhadap PHK
dalam industri rokok, tidak ada yang melarang orang untuk merokok, tidak melarang untuk
jualan rokok, tidak ada yang melarang orang untuk memproduksi rokok. 143 Padahal, faktanya
ada Perda-perda yang mengatur larangan merokok di tempat-tempat yang ditentukan. Intinya
memang produknya bukanlah komoditas ilegal, namun tempat atau ruang mengkonsumsinya
dibatasi. PP jelas mengandung larangan ruang gerak pelaku industri dan pedagang rokok untuk
menjangkau anak dan perempuan hamil. Iklan dan promosi juga dilarang, maka setiap larangan
ada sanksinya. 144

Apakah aturan dalam PP Tembakau itu memberatkan industri dan pedagang rokok? Bila hal ini
dinyatakan dalam posisi Kemenkes, memang tidak ada keberatan apa pun. Namun bila pendapat
ini dipetik dari para pelaku industri dan pedagang rokok, sudah ditunjukkan di muka bahwa
mereka keberatan. Beberapa perusahaan industri besar pun khawatir bahwa mereka bakal
mengalami nasib serupa seperti HM Sampoerna dan Bentoel yang diakuisisi atau TPM yang
dicopot sebagai pemilik saham mayoritas. Sedangkan sebagian dari mereka yang menanamkan
modal dalam industri kecil sudah ditunjukkan kasus-kasus di mana pabrik-pabrik rokok mereka
gulung tikar. Hal ini pula yang bahkan banyak buruh pabrik rokok terlibat dalam demo

141
Lihat Harga Rokok Naik Terus, Pedagang Bingung, finance.detik.com, Rabu, 25/01/2012 07:16 WIB; dan
Perokok Baru Terus Bertambah, Harga Rokok Naik, antarariau.com, Senin, 23 Juli 2012 16:32 WIB.
142
Lihat Pedagang & Konsumen Bingung Soal Aturan Pembatasan Rokok, finance.detik.com, Minggu, 22 April
2012 16:55 WIB.
143
Lihat Wamenkes: Tak Ada Larangan Orang untuk Memproduksi Rokok, finance.detik.com, Senin, 02 Juli 2012
17:30 WIB.
144
Lihat Menkes: 2014, Acara Musik-Olahraga Tanpa Sponsor Rokok, republika.co.id, Rabu, 23 Januari 2013,
15:00 WIB; dan Stop Iklan & Sponsorship Bagi-bagi Rokok, inilah.com, Rabu, 23 Januari 2013 | 20:27 WIB.

223
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

menyatakan penolakan mereka terhadap PP itu. Demikian pula dengan para petani dan buruh
tembakau yang melancarkan berbagai demonstrasi untuk menentang PP Tembakau.

Tekanan atas industri rokok diperkirakan muncul di pasar modal atas terbitnya PP No. 109/2012
itu. Kepala Riset Indosurya Securites, Tonny W Setiadi mengatakan, bukan saja petani tembakau
yang tertekan dengan PP Tembakau, namun saham emiten rokok juga akan mengalami tekanan
tersebut. Pasar rokok domestik tidak akan berkurang dengan adanya aturan baru ini, namun
bentuk pengaruhnya adalah pertumbuhan industri rokok akan tertahan hanya sampai 10 persen.
PP ini sudah mempersulit bahkan dengan alasan kesehatan saja, sehingga berpengaruh terhadap
marjin keuntungan perusahaan. 145

Perkiraan Ketua Gappri Ismanu Soemiran lebih jauh lagi dampaknya, yakni setiap perusahaan
industri rokok kretek sudah mengalami kerugian yang cukup besar yang mencapai 1 juta dollar
AS dalam menambah biaya produksinya. Namun pihaknya belum menghitung seluruh kerugian
dalam industri kretek. Dalam PP Tembakau tercantumkan larangan campuran zat yang
berpotensi membahayakan bila dicampur dalam kretek, kecuali zat tersebut sudah terbukti tidak
membahayakan. Sehingga dibutuhkan riset untuk menguji seberapa bahayanya bila rokok sudah
terbakar.146 Namun persoalannya, PP ini bukanlah aturan yang melindungi kesehatan, karena
tidak satu pasal pun di dalamnya yang mengacu pada kesehatan, semua jelas ke arah membatasi
dan mengekang perdagangan rokok kretek. 147

Gappri menolak PP Tembakau itu, karena pemerintah dinilai tidak mendukung industri rokok
kretek produk asli Indonesia yang telah melakukan upaya dan strategi untuk meningkatkan
daya saing yang sudah dijalankan dengan kesungguhan, mengasah pengalaman, dan
menerapkan strategi-taktik sampai menguasai 92 persen pangsa pasar (market share).
Sebaliknya, pemerintah cenderung memberikan kesempatan kepada investor rokok nonkretek
(rokok putih) yang berupaya mengembalikan daya saingnya lewat regulasi. PP ini arahnya jelas
kepada tren anti rokok beraroma (rokok kretek).148

Jika PP No. 109/2012 itu tidak ada kaitannya antara rokok kretek dengan alasan kesehatan,
melainkan lebih mengatur perdagangan rokok, khususnya kretek, maka kebijakan pemerintah
bersifat ancaman bagi industri rokok kretek, dengan menekan pangsa pasarnya. Dengan itu pula
APTI pun PP Tembakau ini bukan saja tidak berurusan dengan kesehatan, namun juga
membahayakan kelangsungan hidup industri tembakau dari hulu ke hilir. 149 Sungguh ironis,
ketika rokok dituduh sebagai mesin pembunuh, kini dengan PP Tembakau mengatur tentang

145
Lihat PP Tembakau akan Tekan Kinerja Emiten Rokok, pasarmodal.inilah.com, Minggu, 13 Januari 2013 |
13:16 WIB.
146
Lihat Merugi USD 1 Juta, Industri Rokok Kretek Terancam Bangkrut, okezone.com, Senin, 11 Februari 2013
14:44 wib.
147
Lihat Aturan Rokok Terbaru Tak Lindungi Kesehatan, okezone.com, Senin, 11 Februari 2013 14:05 wib.
Kalau mau membatasi konsumsi rokok, buatlah regulasi yang tegas supaya anak-anak tidak merokok dan dari dulu
kami jajaki pemerintah tidak mau membuat regulasi semacam itu, ujar Sekjen Gappri Hasan Aoni Azis.
148
Lihat Pabrik Rokok Tolak Pengetatan Aturan Rokok Kretek, okezone.com, Senin, 11 Februari 2013 13:31 wib.
PP Tembakau ini juga dinilai melanggar UU No 36/2009 tentang Kesehatan, karena tidak mengatur rokok kretek
dengan alasan kesehatan, melainkan lebih pada industri dan situasi perdagangan rokok dalam negeri.
149
Lihat APTI Bersikukuh RPP Tembakau Matikan Industri, kompas.com, Rabu, 1 Agustus 2012 | 20:46 WIB.

224
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

tata niaga, standarisasi produk, iklan, dan pengenaan cukai yang tinggi pemerintah justru
mengarahkan industri rokok kretek ke jurang kehancuran.

5.3.1. Dampak ke hulu


Sebagaimana sudah dikemukakan, tidak ada kebijakan yang bersifat membatasi dan mengekang
dalam dunia usaha, bahkan diserang secara global, tanpa diiringi dampak buruknya. Mengecilkan
dampaknya tanpa mengkalkulasi kembali biaya-biaya produksi termasuk upah buruh dan bahan
baku, menghadapi persaingan yang kian keras dengan berbagai cara, larangan impor dari
pemerintah asing, serta kebijakan atas berbagai bentuk pembatasan dan pengekangan maupun
propaganda yang terus menyerang untuk memusuhi industri yang sudah jatuh-bangun dan
menunjukkan zaman keemasannya lebih dalam dua dekade terakhir, sungguh mengingkari begitu
banyak hasil kerja yang sudah ditanamkan lebih dari seabad jauh sebelum RI dibentuk oleh
para pendirinya bukanlah waktu yang singkat. Bahkan, pelajaran dari jatuhnya produksi
industri gula dan beras yang diserbu produk impor, rasanya cukup sudah sebagai pengalaman
yang seharusnya dijadikan pedoman supaya dampak buruk itu tidak terulang pada industri rokok
kretek, tembakau dan cengkeh.150

Kebijakan pengendalian tembakau yang bersifat mengekang di negeri penghasil rokok kretek di
mana cengkeh sebagai salah satu bahan bakunya, menimbulkan kekhawatiran untuk melanjutkan
penggarapan lahan-lahan cengkeh yang berada di hulu. Sebagai salah satu daerah penghasil
cengkeh di Aceh, sedikitnya satu juta pohon cengkeh di Kabupaten Simeulue mengalami
kerusakan dan terancam mati disebabkan tidak adanya perawatan dari petani secara maksimal
bahkan untuk pohon-pohon yang sudah berusia puluhan tahun. Pohon-pohon cengkeh yang
terancam rusak dan mati mencapai luas 9.888 hektar dan ditaksir dapat menghasilkan buah
cengkeh kering sebanyak 20.000 ton. 151

Berkurangnya kepentingan petani dalam menggarap ladang dan produksi cengkeh berimplikasi
pada kenaikan harganya. Dengan volume produksi yang berkurang, permintaan cengkeh pun
melonjak dari para produsen rokok kretek. Kepala Humas Gappri Hasan Aony Aziz menyatakan,
kenaikan harga cengkeh ini bisa memperlambat laju produksi rokok kretek nasional 5-10 persen.
Dengan kenaikan ini modal produsen rokok kretek harus didongkrak sampai dua kali lipat.
Sedangkan para produsen skala kecil seringkali menemui kesulitan mendapatkan suntikan modal
baru, sehingga mereka terpaksa menurunkan volume produksi kretek. 152

Sesuai hukumnya, bandul harga cengkeh diperantarai oleh permintaan dan pasokan. Naiknya
harga cengkeh diiringi dengan semakin berkurangnya pasokan di pabrik. Bila harga di tingkat
pabrik naik, para pedagang pun menaikkan harga cengkeh. Demikian pula sebaliknya bila
harganya turun. Karena petani belum panen, maka pergerakan harga cengkeh di tingkat
pedagang di Palu mengalami kenaikan kisaran Rp 111.000 menjadi Rp 119.000 per kilogram
pada pertengahan Februari 2013 dan terus bergerak naik.153 Harga cengkeh di Ternate juga

150
Djoko Suud Sukahar, Op.cit.
151
Lihat Sejuta Pohon Cengkeh di Simeulue Terancam Mati, atjeh.co, Selasa, 19 Maret 2013 14:05 WIB.
152
Lihat Harga Cengkeh Tinggi, Pabrik Rokok Kretek Terjepit, kontan.co.id, Senin, 30 Mei 2011 | 17:31 WIB.
153
Lihat Stok Kurang Harga Cengkeh Bergerak Naik, antaranews.com, Senin, 18 Februari 2013 12:17 WIB.

225
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000, dari harga Rp 110.000 menjadi Rp 115.000 per
kilogram. 154

Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian, Azwar AB mengatakan,


kenaikan harga cengkeh disebabkan tingginya permintaan untuk bahan baku industri, karena
selama ini hampir 90 persen produksi cengkeh nasional dihisap untuk memenuhi kebutuhan
industri rokok kretek. Awal 2013, harga cengkeh terus melambung sampai menyentuh Rp 120
ribu per kilogram dari normalnya Rp 60-80 ribu per kilogram mengakibatkan pengusaha rokok
kecil merugi dan terancam gulung tikar. Karena dalam rencana produksi, mereka hanya mematok
harga harga cengkeh maksimal Rp 70 ribu per kilogram. Para pengusaha industri rokok skala
kecil terancam bangkrut karena tidak dapat begitu saja menaikkan harga rokok. Ketua Harian
Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (Formasi) Heri Susianto mengaku prihatin
dengan kerugian yang dialami para pengusaha rokok kretek kecil akibat melambungnya harga
cengkeh. 155

Bagaimana dengan produksi tembakau? Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI)
Jawa Tengah Agus Setiawan mengatakan, para petani di provinsinya hampir semua ladangnya
ditanami oleh tembakau berkualitas tinggi. Namun dengan bergulirnya RPP Tembakau telah
memicu anjloknya harga tembakau itu sekitar 50 persen, dari harga awal Rp 850 ribu menjadi Rp
425 ribu per kilogram. Anjloknya harga tembakau ini merugikan para petani yang
menggantungkan penghasilannya dari menanam tembakau. Pihaknya juga menilai PP Tembakau
tidak mengakomodasi kepentingan petani, karena tidak satu pasal pun yang dapat
menunjukkannya. 156

Kenaikan cukai 7-10 persen dikeluhkan oleh sejumlah petani tembakau di Jawa Barat. Mereka
menilai kenaikan itu terlalu tinggi sehingga mengurangi pendapatan petani. Harga tembakau
anjlok dari Rp 50.000 menjadi hanya Rp 20.000 per kilogram. Ketua Aliansi Petani Tembakau
Indonesia (APTI) Jabar Nana Suryana mengatakan, anjloknya harga ini disebabkan isu
pengendalian tembakau WHO, kemudian disusul dengan terbitnya PP No. 109/2012 yang
mengakibatkan petani semakin kesulitan.157

Kesulitan memperbesar volume ekspor juga diungkapkan Kepala Bidang Perdagangan Dinas
Koperasi, Industri, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Magelang, Djoko Soetiono. Kendati
tren ekspor tembakau krosok tiga tahun (2008-2010) cukup stabil di angka 30.800 kilogram
senilai 33.880 Euro, namun tahun 2011 ekspor produk ini pun berhenti. Pasalnya, tembakau

154
Lihat Harga Cengkeh Naik Rp 5000, malutpost.co.id, Selasa, 20 November 2012, 2:47 pm.
155
Lihat Harga Cengkeh Melambung, Industri Rokok Menjerit, tempo.co, Senin, 07 Januari 2013 | 19:25 WIB;
dan Harga Cengkeh Naik 2X Lipat, Perusahaan Rokok Kecil Merugi, okezone.com, Senin, 7 Januari 2013 11:41
wib. Jumlah produsen rokok kretek di Indonesia terus merosot. Pada 2009, jumlah pabrik kretek mencapai 2.500
perusahaan, kini menyusut hanya 1.500 perusahaan.
156
Lihat RPP Akan memicu Turunnya Harga Tembakau Kualitas Tinggi, kompas.com, Selasa, 3 Juli 2012 | 20:40
WIB.
157
Lihat Pita Cukai Naik, Petani Tembakau Menjerit, okezone.com, Minggu, 7 April 2013 14:23 wib. APTI Jabar
menargetkan produksi 9.700 ton tembakau pada 2013 dari total luas lahan 9.679 hektare yang terbagi empat jenis,
yaitu kroso, hitam, mole, dan rajangan kasar. Saat ini, petani tembakau di Jabar sedikit beruntung karena masa panen
bisa berlangsung tiga kali, kecuali curah hujan tinggi.

226
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

krosok (tembakau untuk cerutu) sudah sulit masuk Eropa, karena aturan merokok di sana
semakin ketat dan banyak yang mengikuti ketentuan tentang kesehatan.158

Sebaliknya, kebijakan pemerintah semakin memperbesar keuntungan produksi tembakau impor


tanpa pembatasan yang sekaligus menunjukkan pengingkarannya terhadap aspek kesehatan di
mana tembakau dinyatakan sebagai barang adiktif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
November 2012, impor tembakau sudah mencapai 120 ribu ton. Jumlah ini sudah melampaui
separuh lebih dari kebutuhan tembakau nasional mencapai 200 ribu ton. Impor ini bakal
mempersulit petani tembakau lokal.159 Dengan jumlah impor yang semakin bertambah atau
kebijakan impor semakin longgar, maka bisa dinilai kelakuan pemerintah dalam menempatkan
PP Tembakau, sudah berubah: tembakau dari barang adiktif bergerak menjadi non-adiktif.

Padahal, harga tembakau di musim panen 2012 merosot tajam bila dibandingkan 2011. Sebagai
contoh kejadiannya, tahun 2011 harga gudang untuk daun tembakau kelas D plus adalah berkisar
Rp 125.000-Rp 130.000 per kilogram, namun tahun 2012 harga jualnya hanya mencapai Rp
70.000-Rp 80.000 per kilogram. 160 Para petani tembakau di Jember juga khawatir dengan harga
tembakau anjlok pada musim panen 2012 dan sudah mulai turun 20 persen dari harga semula.
Karena diperkirakan panen bakal melimpah menyusul luasan lahan yang bertambah dan kondisi
cuaca kembali membaik.161

Para petani di Kabupaten Temanggung juga merugi seiring anjloknya harga tembakau. Harga
tembakau yang dipanen tahun 2012 jatuh drastis. Tembakau kualitas grade F hanya laku sekitar
Rp 80.000 per kilogram, padahal sebelumnya bisa berharga Rp 300.000 per kilogram. Beberapa
petani mengatakan, tembakau rajangan milik mereka dengan kualitas grade D masih menumpuk
di rumah, karena harganya rendah dan belum mau menjualnya. Sebelumnya harga grade D Rp
60.000Rp70.000 per kilogram, namun beberapa hari sesudah gudang kembali dibuka, harganya
turun menjadi Rp 40.000Rp 50.000 per kilogram. 162
Selain berharap kepada pemerintah untuk membantu memulihkan harga tembakau yang merosot,
manajemen unit Gudang Garam Paiton di Kabupaten Probolinggo, menggelar selamatan dan aksi
bakar kemenyan pada 17 Juli 2012, sehingga asapnya menyeruak di sebuah gudang tempat
berlangsungnya selamatan. Dengan selamatan ini mereka berharap, belandang (pengepul), petani
dan gudang sama-sama untung. Bupati Probolinggo ambil bagian dalam acara selamatan, juga
turun tangan dalam memulihkan harga tembakau di daerahnya. 163

158
Lihat Ekspor Tembakau Krosok Magelang Mandek, suaramerdeka.com, 17 Februari 2012 | 15:52 wib.
159
Lihat Aturan Rokok Terbaru Tak Lindungi Kesehatan, okezone.com, Senin, 11 Februari 2013 14:05 wib.
160
Lihat Harga Tembakau Merosot Tajam, suaramerdeka.com, Sabtu, 08 September 2012 | 08:00 wib. Tembakau
kelas D biasanya dapat mencapai Rp 70.000-Rp 100.000 per kilogram juga anjlok menjadi Rp 50.000-Rp 70.000 per
kilogram. Sementara kelas C dari Rp 50.000-Rp 70.000 per kilogram pada 2011, turun menjadi Rp 40.000-Rp
50.000 per kilogram di 2012. Untuk kelas E, tahun 2011 dijual seharga Rp 150.000-Rp 200.000 per kilogram,
namun tahun 2012 hanya Rp 90.000-Rp 100.000 per kilogram.
161
Lihat Petani Khawatirkan Penurunan Harga, kompas.com, Kamis, 12 Juli 2012 | 02:59 WIB.
162
Lihat Harga Tembakau Anjlok, Petani Temanggung Rugi, swaramuria.forumkota.com, Senin, 17 September
2012 02:45; Harga Tembakau Anjlok, Petani Alami Kerugian, hariansemarang.net, Senin, 17 September 2012
03:09; dan Harga Tembakau Jatuh, Petani Meringis, kompas.com, Sabtu, 4 Agustus 2012 | 11:37 WIB. Para petani
berharap pemerintah bisa memberi solusi terkait harga sekaligus membenahi tataniaga agar petani memiliki nilai
tawar di hadapan grader maupun pabrik.
163
Lihat Agar Harga Mahal, Petani Tembakau Selamatan, kompas.com, Selasa, 17 Juli 2012 | 18:05 WIB.

227
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Namun demikian, Menkes Nafsiah Mboi berupaya menghibur petani dengan mengatakan, tidak
ada dalam PP yang berisi larangan untuk menanam tembakau, tidak ada larangan untuk bikin
rokok, bahkan tidak ada larangan untuk merokok. 164 Tanaman tembakau dan produknya memang
bukan barang ilegal, namun tekanan perdagangan, standarisasi produk, rancang ulang bungkus
rokok yang melawan dirinya sendiri dan pemasungan promosi, sebagian dari faktor ini telah
berdampak terhadap apa yang secara konkret dialami petani: harga tembakau anjlok.

Sedangkan dalam PP No. 109/2012 dinyatakan produk tembakau sebagai barang adiktif,
namun pemerintah melonggarkan impor tembakau. Lagi, dapat ditegaskan bahwa pemerintah
bukan berkepentingan untuk memajukan kesehatan dengan kebijakan impor yang longgar atas
tembakau dan produknya melainkan justru hendak mematahkan keunggulan tembakau dan
produknya yang berasal dari hasil kerja petani tembakau dan cengkeh, buruh dan pengusaha
industri kretek.

Bila harga-harga tembakau tidak dapat dipulihkan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan
petani terutama biaya produksi, maka dapat dipastikan ujung dari kebijakan pemerintah bakal
mengulangi petaka yang mendera gula dan beras di masa lalu. Bila ketiga kali terjebak dalam
perangkap yang sama, kiranya sudah bisa diperkirakan gejolak sosial yang bakal muncul di mana
pemerintah dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.

Namun demikian, banyak petani tidak tinggal diam. Protes-protes petani dan buruh tembakau
memperoleh dukungan dari pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
sedang menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) Pengendalian Impor dan Pemberdayaan Petani
Tembakau untuk melindungi petani dan industri tembakau. Semula rancangan peraturan ini
merupakan inisiatif dari anggota DPRD Jatim, namun kemudian pemerintah pun menyambut
baik karena hal itu bertujuan melindungi industri kretek dan 15 juta lapangan kerja di
daerahnya. 165 Selain pemerintah provinsi, DPRD Jatim juga ingin sama-sama terkesan untuk
melindungi petani dan pabrik kretek. 166

5.3.2. Tanpa strategi pemenuhan hak


Silang pendapat antara Kemenkes dengan Kemenakertrans dapat menunjukkan pembelahan dua
kubu dalam pemerintahan SBY untuk merespon kerangka acuan regim kesehatan dunia di
Indonesia. Bila Kemenkes dengan jelas menjadi kepanjangan tangan regim kesehatan dunia,
maka Kemenakertrans lebih mengesankan untuk menujukkan keprihatinannya terhadap dampak
kebijakan pengendalian tembakau yang dihadapi para pengusaha industri kretek dan buruh-buruh

164
Lihat Menkes: Tak Ada Larangan Petani Tanam Tembakau, health.kompas.com, Senin, 9 Juli 2012 | 14:03
WIB; Tak Ada Larangan Tanam Tembakau, Suara Merdeka, Sabtu, 12 Januari 2013; dan Menkes Tegaskan Tak
Ada Larangan Tanam Tembakau, solopos.com, Kamis, 31 Januari 2013 19:35 WIB.
165
Lihat Jawa Timur Susun Perda Perlindungan Tembakau, tempo.co, Rabu, 01 Agustus 2012 | 10:37 WIB. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur mengungkapkan, jumlah industri rokok dan tembakau Jawa Timur
lama-kelamaan menyusut. Pada 2007, jumlahnya mencapai 2.344 industri besar ataupun kecil, kemudian menjadi
1.100 industri pada 2010, dan saat ini menyusut menjadi 876 industri. Penyusutan ini terjadi karena adanya berbagai
aturan, mulai dari pembatasan luas area pabrik hingga masuknya rokok impor. Namun, sumbangan dari cukai rokok
terhadap penerimaan negara mencapai Rp 77 triliun pada 2011 dan diperkirakan melonjak menjadi Rp 80 triliun
pada 2012. Jawa Timur menyumbang 60 persen.
166
Lihat Lawan RPP Tembakau, DPRD Jatim Siapkan Perda Pro Petani, lensaindonesia.com, Rabu, 23 Januari
2013 14:08 WIB.

228
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

pabriknya. Sedangkan lainnya, Kementerian Pertanian menunjukkan ketidakpeduliannya dalam


menyongsong tertancapnya tiang pancang regim kesehatan dunia yang diboncengi kepentingan
impor tembakau dan produknya. Dan, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(Komenko Kesra) terkesan lebih menyokong Kemenkes.

Berbagai kasus yang ditunjukkan dalam kajian ini mengungkapkan bahwa kebangkrutan banyak
industri rokok kretek, terutama industri kecil, bukanlah isapan jempol belaka. Banyaknya industri
kretek yang gulung tikar tidaklah mungkin tanpa dampaknya terhadap buruh-buruh yang
sebelumnya mereka pekerjakan. Selain itu, dalam rentang enam tahun (2005-2011), sudah tiga
perusahaan industri rokok kretek yang dicaplok oleh dua perusahaan transnasional (TNC) yang
sangat dikenal sebagai raksasa dunia, yaitu PMI Inc dan BAT. Satu perusahaan lagi adalah KT &
G. Diduga, para pemilik HM Sampoerna, Bentoel, dan TPM khawatir oleh tekanan regim
kesehatan dunia dan kampanye yang menyusup ke Indonesia yang disokong perusahaan farmasi
AS yang berkepentingan menguasai nikotin sebagai bahan dasar produk Nicotine Replacement
Therapy (NRT).167 Dengan caplokan yang menangguk total hampir Rp 50 triliun itu, mereka pun
terbebas dari tekanan dan dapat menanamkan uang mereka di bidang lain.

Kasus-kasus yang mendera industri rokok kretek itu menjalar ke hulu. Tekanan yang dialami di
hilir berdampak ke hulu sebagai bagian dari satu sirkuit produksi yang saling berkait (linked).
Mulai muncul kasus di mana sejumlah perkebunan cengkeh terlantar, kurang tergarap oleh para
petani sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Simeulue. Berkurangnya pasokan mendongkrak
harga cengkeh. Pada paruh akhir 2012, harga cengkeh melonjak bahkan sampai dua kali lipat
dari harga sebelumnya. Kenaikan ini kembali berdampak ke hilir yang dijalankan perusahaan-
perusahaan industri rokok kretek bukan saja terpaksa mengurangi volume produksi, namun juga
di ujung hayatnya: gulung tikar.

Berbeda dengan tembakau bila dibandingkan cengkeh. Tekanan di hilir (kretek) dengan
menambah biaya produksi, setoran cukai dan kampanye lainnya ikut pula menekan di hulu.
Tekanan tembakau bertambah dengan kebijakan yang melonggarkan impor tembakau tanpa perlu
merujuknya sebagai barang adiktif sebagaimana yang diusung dalam Pasal 113 UU Kesehatan 168
dan Pasal 1 Ayat 1 PP Tembakau.169 Dua tekanan inilah yang mengakibatkan harga tembakau
anjlok di sejumlah sentra produksi tembakau di Jawa, bahkan ada yang merosot sampai lebih tiga
kali lipat dari harga sebelumnya. Gudang tembakau di unit Gudang Garam Probolinggo pun
harus menggelar acara selamatan untuk memulihkan harga tembakau. Lagi, dampak merosotnya
pendapatan petani ini bukanlah juga isapan jempol.

167
Abhisam DM, Hasriadi Ary, Miranda Harlan, Membunuh Indonesia: Konspirasi Global Penghancuran Kretek,
Jakarta: Kata-Kata, 2011. dan Wanda Hamilton, Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat,
Yogyakarta: INSISTPress, 2010.
168
Pasal 113 ayat 2 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan: Tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat,
cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau
masyarakat sekelilingnya.
169
Pasal 1 Ayat 1 PP No. 109/2012: Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang
membahayakan kesehatan dengan ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis, keinginan kuat
untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada
penggunaan bahan tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat menyebabkan keadaan gejala
putus zat.

229
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Dengan demikian, tidak ada yang tidak berdampak dari kebijakan pemerintah itu. Pertama,
pemerintah berkepentingan setiap tahun mengeruk uang lebih banyak dari hasil kerja buruh
pabrik yang menghasilkan 200-300 miliar batang rokok dan pengusaha yang bahan bakunya
dipasok oleh petani dan buruh tembakau dan cengkeh, serta konsumen rokok dalam bentuk
cukai, sehingga terjadi kenaikan harga jual rokok di pasar. Kedua, pemerintah merancang dan
menerapkan regulasi PP Tembakau yang bersifat mengekang perdagangan produk tembakau,
standarisasi, rancang ulang bungkus rokok yang melawan dirinya sendiri dan pemasungan
promosi di dalam negeri. Kebijakan ini meningkatkan tekanan bagi industri rokok terutama
kretek yang berlanjut dampaknya pada produk dan pengolahan tembakau dan cengkeh. Ketiga,
pemerintah justru tidak menyesuaikan judul PP Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat
Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan dengan mendasarkan pengujian batang-batang
rokok dalam ukuran-ukuran kesehatan, melainkan lebih sebagai tipu muslihat atau topeng untuk
melakukan pengekangan perdagangan rokok dalam negeri. Keempat, pemerintah melonggarkan
impor tembakau yang ditunjukkan dengan lebih dari separuh volume tembakau dari kebutuhan
nasional yang justru diimpor. 170 Rokok impor pun ikut memboncengnya. 171 Lagi-lagi, dengan
impor yang meningkat ini, tembakau sebagai barang adiktif hanya isapan jempol saja, sehingga
patut diduga kebijakan ini hanyalah sebagai kepanjangan tangan dari kepentingan produksi
tembakau dan rokok asing untuk mendesak ke belakang produksi tembakau lokal. Sehingga, bagi
pemerintah tidak lagi penting apakah persoalan paparan asap rokok ataukah asap knalpot. 172

Apakah pemerintah mempunyai strategi dalam merealisasikan pemenuhan hak-hak ekonomi,


sosial dan budaya seperti hak atas pekerjaan, hak atas upah dan tunjangan, hak atas jaminan
sosial, serta hak atas kesehatan?

Partisipasi Indonesia (PI) mengungkapkan, jumlah orang yang terlibat dalam menggerakkan roda
industri pengolahan tembakau dan cengkeh di Indonesia mencapai 6,1 juta orang dan dalam
industri rokok berjumlah sekitar 600.000 pekerja pada 2008.173 Sedangkan lainnya menyebut,
dalam industri pengolahan tembakau menyerap sebanyak 6,2 juta orang yang bekerja. 174 Dengan
kekuatan tenaga kerja lebih 6 juta orang itulah yang telah mengantarkan uang cukai Rp 84 triliun
kepada negara lewat tarikan pemerintah pada 2012.
Dalam kaitan kebijakan pemerintah lewat PP Tembakau dan Kementerian Keuangan yang
menaikkan tarif cukai demi memenuhi road map IHT sampai 2015, serta tekanan global dari
regim kesehatan dunia dan kampanye perang antirokok, Kemenakertrans justru mengeluarkan

170
Lihat Petani Tembakau Dihambat, Impor Tak Dihalangi, bisniskeuangan.kompas.com, Kamis, 10 Januari 2013
| 14:27 WIB; PP Tembakau Bikin Impor Tembakau Naik 20 Ribu Ton, bisnis.liputan6.com, Selasa, 05 Februari
2013 19:31; dan Petani Jember Demo Tolak Impor Tembakau, antarajatim.com, Senin, 03 September 2012
16:07:52.
171
Lihat Diserbu Asing, Industri Rokok Nasional Hancur, viva.co.id, Kamis, 16 Juni 2011, 15:00. Menurut
Salamudin Daeng, di negeri-negeri maju, pemerintah mereka memberlakukan kebijakan yang melindungi
perusahaan rokok domestik. Dalam melindungi perusahaan rokoknya, kebijakan pemerintah di negeri maju,
menghambat perdagangan impor tembakau dan produknya dalam bentuk hambatan tarif (tariff barrier) dan
hambatan non tarif (nontariff barrier). Bea masuk mencapai 350 persen bagi produk tembakau di AS.
172
Lihat Asosiasi Rokok: Asap Knalpot Jelas Ganggu Kesehatan, suaramerdeka.com, Senin, 11 Februari 2013 |
16:49 wib.
173
Lihat Outsourcing: Studi Kasus Mitra Produksi Sampoerna-MPS, PT HMSampoerna aviliasi PT Philip Morris
Indonesia, rimanews.com, Selasa, 08 Januari 2013 - 20:40 WIB.
174
Sutawi, Gizi, Rokok, dan Karakter Bangsa, http://sutawi.staff.umm.ac.id/wp-content/plugins/as-
pdf/generate.php?post=29 (diakses pada 3 April 2013).

230
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

pernyataan tentang potensi PHK yang bakal mengancam 500.000 orang sebagai dampaknya. 175
Namun, dalam menghadapi potensi ini Kemenakertrans mengaku belum mempunyai strategi
untuk mengatasinya. 176 Dengan demikian, rencana pemerintah yang menggelar program untuk
memenuhi sekitar 4.731.770 orang dalam mendapatkan hak atas pekerjaan sampai 2014
dengan nilai investasi sebesar Rp 2.225 triliun yang disusun rencananya oleh Badan Perencanaan
dan Pembangunan Nasional (Bappenas) 177 tidak menghitung kemungkinan dampaknya
terhadap mereka yang bakal kehilangan pekerjaan.

Mereka yang terlibat dalam industri pengolahan tembakau dan cengkeh yang membentang dari
hulu ke hilir secara nasional kelihatannya tidak dapat menerima begitu saja kebijakan pemerintah
yang merugikan mereka. Ekspresi protes sudah berlangsung sejak lima tahun terakhir, jauh
sebelum PP Tembakau disahkan. Menjelang RPP disahkan, ribuan petani dan buruh tembakau
yang tergabung dalam Koalisi Nasional Penyelamat Kretek (KNPK) dan APTI mendatangi
Kemenkes dengan berunjuk rasa menolak RPP dan melanjutkan demo ke Kemenkum dan HAM.
Penolakan ini karena mereka menilai merugikan kehidupan mereka, kaum tani dan kelas
buruh. 178

Beberapa daerah lainnya di Jawa Tengah juga memprotesnya seperti yang dilakukan sekitar
15.000 petani dan buruh tembakau dari lereng Gunung Sindoro di lapangan Desa Bansari,
Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung. Para demonstran mengarak keranda, keranjang
tembakau serta membentang berbagai spanduk antara lain bertuliskan, Tembakau Nafas Kami
Nyawa Kami, Tembakau Atau Mati, dan Tolong Tinjau PP 109 Tahun 2012. Beberapa
keranjang tembakau dan keranda yang telah dibawa mereka bakar mengepulkan asap sebagai
simbol perlawanan terhadap pemerintah. Mereka menuntut: cabut atau revisi PP 109! 179

Para petani tembakau di Temanggung menunjukkan tekad mereka untuk tidak pernah
meninggalkan tembakau. Menanam tembakau adalah lahan penghasilan mereka untuk
mendapatkan makanan, menyekolahkan anak-anak dan menghidupi keluarga sampai bisa naik
haji. Mereka menyatakan tetap kompak dalam satu bahasa untuk mempertahankan tembakau,
tidak bersedia melakukan konversi tanaman tembakau. Karena belum ditemukan tanaman
konversi tembakau yang setidaknya menghasilkan keuntungan yang sama dengan tembakau,
terutama di lahan-lahan yang hanya mungkin tanaman tembakau tumbuh. Sejumlah lahan
tembakau yang telah diujicobakan dan diganti dengan tanaman lain di beberapa daerah di
Madura, berakhir dengan kenyataan: selalu gagal. 180

Rencana pemerintah provinsi Jawa Tengah yang akan mengurangi sampai 20.000 hektar lahan
tembakau dari jumlah lahan seluas 45.930 hektar dengan mengendalikan supply and demand di

175
Lihat 500.000 Orang Terancam PHK Jika RPP Tembakau Berlaku, finance.detik.com, Rabu, 20 Juni 2012
15:53 WIB.
176
Lihat Pemerintah Tak Punya Strategi Cegah PHK 500.000 Pekerja Industri Rokok, finance.detik.com, Rabu, 20
Juni 2012 17:37 WIB.
177
Lihat Serap 5 Juta Pekerja Butuh Rp 2.000 T, neraca.co.id, Rabu, 16/05/2012.
178
Lihat Tolak RPP Tembakau, Petani Demo di Kemenkes, health.kompas.com, Selasa, 3 Juli 2012 | 14:40 WIB.
179
Lihat 15 Ribu Petani Tembakau Gunung Sindoro Demo Tolak PP 109, suaramerdeka.com, Rabu, 20 Februari
2013 | 01:45 wib.
180
Lihat Petani Tembakau Konsisten Tolak Larangan Penanaman Tembakau, okezone.com, Rabu, 27 Juni 2012
15:12 wib.

231
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

pasaran dalam mengatasi limpahan stok tembakau juga ditentang oleh dua fraksi di DPRD
Jateng. Karena konversi lahan dengan mengalihkannya dari tanaman tembakau ke tanaman
pangan lainnya dianggap tidak menguntungkan petani secara ekonomi. Penolakan juga
disampaikan SekjenAPTI Boedidaya, karena dianggap dapat mengganggu pasokan tembakau
dan secara ekonomis masih menjanjikan keuntungan bagi petani, selain dari aspek agronomi
sudah telanjur ditanami tembakau yang tidak akan mudah dikonversi ke tanaman lain.181
Singkatnya, pemerintah belum mampu memastikan konversi lahan yang dibutuhkan atau sejalan
dengan kepentingan petani tembakau. Dengan kata lain, pemerintah tidak mempunyai rencana
yang cukup dalam menggerakkan peralihan terkait jaminan kesempatan kerja, penghasilan,
perdagangan, selain aspek agronomi.

Kendati tembakau dan produk tembakau tidak dilarang tetap sebagai komoditas legal namun
kebijakan pemerintah dengan perangkatnya PP No. 109/2012 itu bersifat antitembakau atau
antirokok. Sebelumnya, industri rokok sudah dipaksa melawan dirinya dengan mencantumkan
pernyataan pro kesehatan pada kemasan bungkusnya. Industri rokok juga sudah dibatasi untuk
melakukan promosi dan penayangan iklan. Karena produk-produknya sudah dicitrakan dengan
status bahaya berkat promosi dan kampanye antirokok. Maka, demi mempertahankan
kelangsungan industri rokok, para pengusaha industri ini merogoh kocek mereka untuk
mensponsori berbagai aktivitas budaya seperti musik, pemutaran film, sepakbola, basket,
pameran, seminar, pendidikan dan pelatihan untuk menjangkau konsumen.

Namun kini dengan segera diberlakukannya PP Tembakau bakal banyak larangan yang
berhubungan dengan produk tembakau antara lain, bertambahnya tempat-tempat dilarang
merokok, perusahaan rokok dilarang beriklan dan mensponsori berbagai acara serta dipaksa
mengubah rancangan kemasan bungkusnya, dan para pedagang dilarang menjual rokok kepada
anak dan perempuan hamil. Pelanggaran atas setiap larangan ada sanksinya. Masih ditambah lagi
berbagai promosi dan kampanye antirokok. Semua ini jelas mempersulit ruang gerak mereka dan
menempatkan produk tembakau sebagai komoditas semi-ilegal. Dengan demikian, industri
pengolahan tembakau dan cengkeh di Indonesia yang membentangkan kaitan dari hulu ke hilir
secara lengkap sedang diperangi, dikucilkan oleh kebijakan pemerintah yang diskriminatif,
mencitrakan secara tunggal yang mengepulkan dan menyebarkan asap yang berbahaya, serta
dijadikan tersangka sebagai mesin pembunuh. Sebaliknya melonggarkan impor tembakau
dan rokok, sehingga memperlihatkan belang pemerintah yang lebih mementingkan menghisap
bea dan cukai dari banyak kehancuran usaha industri rokok.

Propaganda perang dan kampanye antirokok memang sudah menyusup ke dalam pikiran banyak
orang di Indonesia dalam periode zaman keemasan rokok kretek. Sehingga muncul pikiran
kretek berbahaya dan mengandung ribuan racun, menyebarkan wabah penyakit namun tidak
menular. Pandangan ini ditambahi lagi dengan data, angka, statistik, dan estimasi kematian.
Namun, bagi Ralph Harris dan Judith Hatton, 182 propaganda itu lebih cenderung memberikan

181
Lihat Rencana Konversi Lahan Tembakau Ditolak, tempo.co, Senin, 23 Juli 2012 | 11:33 WIB. Boedidaya
menyatakan wacana pembatasan lahan tembakau telah muncul sejak 2000, namun sampai kini tidak ada kepastian.
182
Ralph Harris and Judith Hatton, Murder a Cigarette, London: Duckworth, 1998.

232
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kesan yang mengerikan dengan menciptakan monster pikiran ketimbang kebenaran tentang
tembakau dan merokok yang dipandang sebagai pengetahuan sampah.183

Demikian pula, dengan mengecilkan kontribusi industri pengolahan tembakau dan cengkeh
bertentangan dengan pengakuan para pejabat di Kementerian Keuangan, khususnya pajak dan
bea cukai bisa diduga bertujuan untuk menyingkirkan industri yang sudah lebih 120 tahun
menunjukkan peran dan kontribusi bukan hanya menyerahkan panen buat negara dalam bentuk
pajak dan cukai, melainkan juga membentangkan rantai-rantai produksi yang saling terhubung
antara ladang-ladang tembakau dan cengkeh yang tersebar di banyak daerah dengan industri
kretek di mana jutaan pekerja dengan tangan-tangan terampil mereka telah menghidangkan
produknya dalam berbagai kemasan. Lebih lagi, kretek telah membentuk identitas sebagai khas
Indonesia. Dari lereng Gunung Sindoro, Temanggung, harum semerbak tembakau srintil dipuja
sebagai pemegang kualitas tertinggi.

Dari itulah, maka pakar pertembakauan, Kabul Santoso, menganjurkan bahwa industri rokok
kretek harus dibela, karena industri ini dan rokok kretek yang diproduksi tidak hanya sebagai
produk budaya asli Indonesia, namun juga bersifat strategis yang telah memberikan banyak
kontribusi untuk ekonomi. Pembelaan ini bukan semata-mata untuk membela para pengusaha,
namun ada sekitar 18 juta orang, mulai dari hulu hingga hilir yang menggantungkan hidupnya
terkait keberadaan dan kemajuan yang sudah dicapai industri rokok kretek, serta hasil kerja
mereka sudah berlangsung lebih seabad.184 Pembelaan ini juga penting supaya dapat mencegah
berulangnya kasus tersingkirnya Indonesia sebagai negeri penghasil kopra, penghasil gula, dan
penghasil beras dalam perdagangan internasional dan domestik.[]

183
Steven Milloy, Junk Science Judo: Self Defense Against Health Scares and Scams, Massachusetts: Cato Institute,
2001.
184
Lihat Industri Rokok Kretek Perlu Dibela, investor.co.id, Selasa, 16 Oktober 2012 | 9:25.

233
Bab 6
Kesimpulan dan Rekomendasi
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Indonesia adalah negeri penghasil kretek. Dukungan penuh di belakangnya, Indonesia adalah
negeri penghasil tembakau dan cengkeh. Kendati ada beberapa perusahaan besar, namun usaha
industri rokok di Indonesia terbanyak di dunia. 1 Tidak hanya itu, karena industri pengolahan
tembakau dan cengkeh mempunyai kedudukan dan kontribusi yang penting dalam ekonomi di
Indonesia bukan saja saling berkaitnya satu sama lain dari hulu ke hilir pada tiga komponen
utama perkebunan tembakau, perkebunan cengkeh dan industri rokok kretek namun juga
memberikan dua kontribusinya yang pokok bagi penerimaan negara dari cukai dan pajak, serta
pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Kretek juga melekatkan identitasnya pada
Indonesia, mirip seperti cerutu dengan Kuba, vodka dengan Rusia, atau sepakbola dengan
Inggris atau Brazil.

Kajian ini menunjukkan bagaimana riwayat perjalanan panjang industri pengolahan tembakau
dan cengkeh itu mulai dibangun pada akhir abad ke-19, bangkit dan mengalami pertumbuhan
penting pada awal abad ke-20 yang sempat dihantam oleh kerusuhan sosial pada 1918, didera
oleh efek Depresi Besar dari Eropa (Belanda), bahkan hampir hancur berkeping-keping ketika
berada di bawah kebuasan gelombang pasang fasisme-militerisme Jepang yang menduduki
Nusantara selama 1941-1945 dengan mengerahkan seluruh sumber daya untuk kepentingan
perangnya, namun industri ini terus mempertahankan kelangsungan hidupnya, mengasah daya
kompetisi dan merebut persaingan, serta sekarang memanen masa keemasannya dalam dua
dekade terakhir dengan menguasai pangsa pasar (market share) lebih 90 persen.

6.1. Kesimpulan
Jujur saja, kajian ini merupakan sebuah pleidoi terhadap industri pengolahan tembakau dan
cengkeh dalam kaitannya dengan kampanye global antitembakau, kerangka aturan regim
kesehatan dunia, dan kebijakan pemerintah yang menekan, membatasi dan mengekang.
Pembelaan ini tidak berarti hanya tertuju kepada para pemilik industri ini saja, namun yang lebih
penting lagi adalah bentangan panjang yang sudah ditanamkan sepanjang perintisan,
kebangkitan, jatuh-bangun, memperluas modal dan meningkatkan kapasitas produksi, diselingi
dengan kelakuan monopoli BPPC, serta merebut dan memenangkan persaingan di negeri sendiri
yang digerakkan oleh kerja ratusan tahun buruh-buruh. Nilai yang dihasilkan dari pencapaian ini
tidak bisa diukur hanya dengan nilai investasi Rp 250 triliun dalam 3.000 perusahaan rokok
kretek, dan digerakkan oleh 600.000 pekerja.2 Bahkan tidak pula dengan ukuran nilai investasi
Rp 2.225 triliun yang dirancang Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas)
untuk menciptakan lapangan kerja bagi 4.731.770 orang sampai tahun 2014.3 Karena industri ini
menyangkut kerja dari lebih 120 tahun.

Kajian ini juga menawarkan perspektif hak-hak manusia terkait peran industri pengolahan
tembakau dan cengkeh. Secara spesifik adalah hak-hak ekonomi, sosial dan budaya seperti hak

1
Direktur Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Frans Rupang mengatakan, Indonesia mempunyai sedikitnya
3.800 pabrik rokok, termasuk kelas rumahan. Sekitar 3.000 pabrik rokok tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Lihat Wah... Pabrik Rokok di Indonesia Terbanyak di Dunia, bisniskeuangan.kompas.com, Kamis, 14 Januari
2010 | 14:36 WIB.
2
Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Soedaryanto coba menghitung jumlah nilai yang
tertanam, namun hanya pada terbatas pada 2010. Lihat Pasar Industri Rokok Kretek Terancam Turun,
kabarbisnis.com, Rabu, 04 Agustus 2010 | 17:36 wib.
3
Lihat Serap 5 Juta Pekerja Butuh Rp 2.000 T, neraca.co.id, Rabu, 16/05/2012.

237
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

atas pekerjaan, hak atas upah dan tunjangan, hak atas jaminan sosial, dan hak atas partisipasi
dalam kebudayaan. Kendati bukan menjadi kewajibannya karena beban kewajiban berada di
tangan negara, terutama di tangan pemerintah namun kontribusinya tidak dapat disepelekan.

6.1.1. Kontribusi industri pengolahan tembakau dan cengkeh


Dengan lintasan panjang yang mengiringi riwayat dan perjalanan industri pengolahan tembakau
dan cengkeh atas apa yang sudah tertanam dari seluruh rangkaian kerja lapisan petani dan buruh
tembakau dan cengkeh, serta pengusaha dan buruh pabrik kretek, maka beberapa penegasan
perlu dikemukakan sebagai berikut.

Pertama, berbeda dengan berbagai industri yang dibangun pasca-kolonial (post-colonial),


industri rokok kretek tumbuh secara mandiri sejak masa Hindia Belanda. Para pengusaha
Belanda tidak berkepentingan melakukan industrialisasi di Hindia Belanda, sebaliknya
menjadikannya sebagai kawasan kantong ekspor (enclave) produk pertanian untuk diserap dalam
industrialisasi di Eropa. Maka, tidak demikian halnya dengan kretek, yang dirintis dan
diakumulasi oleh para pengusaha bumiputra dan keturunan Tionghoa. Kedua golongan
pengusaha ini merintis industrialisasi di bidang perkretekan bukan rokok putih yang diklaim
secara global sebagai rokok tanpa dukungan kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Mereka
memupuk modal secara kecil-kecilan, menanamkan kembali dari sebagian keuntungan yang
dipetik, setahap demi setahap menapak kemajuan volume penjualan. Mereka juga tidak
mempunyai koneksi politik untuk mendapatkan hak-hak istimewa dalam politik-ekonomi,
bahkan terkucil dari proyek-proyek pemerintah Hindia Belanda. Namun, tanpa diprediksi
pemerintah, bisnis kretek justru mendapat tempat yang semula hanya di satu daerah, kemudian
menyebar ke sejumlah daerah. Sedangkan industri rokok putih dikuasai oleh perusahaan
transnasional (TNC) untuk segmen pasar golongan non-bumiputra.

Kedua, industrialisasi produk tembakau dan cengkeh itu tidak bergantung kepada impor bahan
baku. Sebelum kongsi dagang Belanda Verenigde Oostindische Compagnie (VOC)
memonopoli perdagangan cengkeh di Nusantara untuk kepentingan industri farmasi di Eropa,
sebagian penduduk Ternate dan Tidore di kepulauan Maluku sudah menyemai benih, menanam
bibit dan menuai panen cengkeh sebagai tanaman di daerah tropis sejak abad ke-16 dan
menyebar pula tanaman ini ke berbagai daerah, khususnya Jawa. Sementara itu, penduduk di
Jawa telah dipaksa untuk menanam tembakau dalam periode Tanam Paksa (Cultuur stelsel)
dengan dukungan sejumlah riset, untuk kepentingan industri rokok dan cerutu di Eropa. Namun,
dalam tangan Haji Djamhari, kedua produk pertanian ini diubahnya menjadi rokok cengkeh,
yang kemudian dikenal sebagai kretek. Dengan turun tangannya Haji Nitisemito menggarap
bisnis ini, kretek pun melejit sebagai produk yang dipasarkan secata luas.4 Kretek pun
membentuk rantai-rantai produk yang saling terhubung antara tembakau dan cengkeh sebagai
bahan baku dengan rokok kretek sebagai produk akhir. Bahan-bahan baku ini diperoleh di negeri
sendiri, tidak diimpor.

4
Alex Sumaji Nitisemito, Raja Kretek Nitisemito, Kudus, 1980; Amen Budiman dan Onghokham, Rokok kretek:
Lintasan sejarah dan Artinya bagi Pembangunan Bangsa dan Negara, Kudus: Djarum Kudus, 1987; Mark Hanusz,
Kretek: The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes, Jakarta: Equinox Publishing (Asia), 2000;
Topatimasang, Roem, Puthut EA, dan Hasriadi Ary (eds), Kretek: Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota, Yogyakarta:
Indonesia Berdikari, 2010; dan Rudy Badil, Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya, Jakarta: Gramedia, 2011.

238
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Ketiga, industrialisasi kretek mempekerjakan banyak buruh. Banyak usaha industri ini adalah
industri rumahan (home industry), karena tidak banyak dibutuhkan pekerja terampil (skills
labour). Sampai sekarang masih banyak yang bekerja dengan menggunakan tangan untuk
memproduksi sigaret kretek tangan (SKT). Di satu sisi memberikan kontribusi bagi pemenuhan
hak atas pekerjaan, namun di sisi lain kurang berkontribusi terhadap upah yang layak. Karena
lebih mengandalkan upah buruh yang rendah dan sedikit tunjangan. Sejumlah perusahaan besar
yang menggunakan teknologi produksi yang lebih maju menggunakan mesin-mesin untuk
memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) juga masih banyak buruh yang dipekerjakannya
dengan upah yang rendah dan tidak memasukkan dalam program asuransi sosial. Ada pula yang
melakukan hubungan sub-kontrak dalam bentuk mitra produksi sigaret (MPS). Dalam kaitannya
dengan hulu, industrialisasi kretek membutuhkan tembakau dan cengkeh. Sebagian besar
perkebunan tembakau dan hampir semua perkebunan cengkeh tergolong perkebunan rakyat.
Sebagian petani mempekerjakan buruh, termasuk pula bentuk-bentuk pengolahannya. Dengan
hasil yang dipetik, sebagian petani mengecap penghasilan layak, namun buruh tembakau masih
banyak yang kurang menggembirakan. Sedikitnya ada 6 juta orang yang menggantungkan hidup
mereka dari industri pengolahan tembakau dan cengkeh, sedangkan efek gandanya bisa
mencapai 18 juta orang.

Keempat, meski bukan sub-sektor industri yang digarap pengusaha Belanda, namun dari sini pula
pemerintah Hindia Belanda memanen cukai dan pajak dari mereka dalam jumlah yang cukup
besar pada 1938. Sesudah berganti negara, pada 1959 pemerintah mengecap panen pajak dan
cukai yang lebih besar dibandingkan masa Hindia Belanda.5 Kontribusi pajak dan cukainya terus
mengalami peningkatan. Sepanjang 1996-2013, sumbangan industri rokok kepada pemasukan
negara dalam bentuk cukai tidak pernah menurun. Bila di tahun 1996 dipetik Rp 4,57 triliun,
maka 17 tahun berikutnya dipanen Rp 88,20 triliun. 6 Pada 2013, target penerimaan cukai dan
pajak dari rokok lebih tinggi dari minyak dan gas bumi. 7 Selain itu, menyumbangkan lalu lintas
devisa dalam bentuk perolehan ekspor rokok dan tembakau.8

Kelima, tidak sedikit peran industri rokok yang berkontribusi untuk kegiatan sosial dan
kebudayaan. Sejumlah perusahaan menggelontorkan sebagian laba yang dipetiknya untuk
program bea siswa, pelatihan guru, pembangunan rumah sakit, membantu meringankan kesulitan
usaha kecil, menata lingkungan, membangun gedung olahraga dan sejumlah pebulutangkis
mampu mencatatkan prestasi gemilang. Industri rokok juga mensponsori liga sepakbola, basket,
serta pentas dan tur keliling para artis musik. Mereka juga dibebankan untuk menyalurkan dana
untuk menjalankan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Kontribusi lainnya

5
Lance Castles, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kudus, Jakarta : Sinar Harapan,
1982. Lihat juga tabel 3.32 (Bab 3).
6
Lihat Grafik 5.1 | Penerimaan Cukai Rokok Tahun 1996-2013 (Bab 5).
7
Tabel 5.4 | Perbandingan Penerimaan Cukai Rokok dan Pajak Migas 2013 (Bab 5).
8
Lihat Ekspor Rokok RI Capai Rp 3,6 Triliun, Paling Besar ke Kamboja, finance.detik.com, Kamis, 16 Desember
2010 14:14 WIB; Ekspor Rokok Naik 2,6% di Kuartal I, indonesiafinancetoday.com, Senin, 16 Mei 2011;
Ekspor Rokok Kretek PT GG Jadi 6,1 Miliar Batang, tribunnews.com, Rabu, 27 Juni 2012 17:47 WIB; Ekspor
Rokok Kudus Tumbuh 24,34% Selama 2012, bisnis-jateng.com, Minggu, 24 Februari 2013; Jerman Siap
Tampung Tembakau Indonesia, merdeka.com, Sabtu, 26 Mei 2012 16:29:54; Ekspor Tembakau Besuki NO Tak
Terdampak Krisis Eropa, lensaindonesia.com, Jumat, 14 September 2012 02:38 WIB; dan Perusahaan Jerman
Akui Kualitas Tembakau Deli Terbaik Di Dunia, tribunnews.com, Jumat, 21 Desember 2012 20:40 WIB.

239
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

adalah mewariskan museum kretek di Kudus dan Surabaya yang sekaligus terbuka bagi kegiatan
wisata.

Kontribusi mereka dalam kegiatan sosial dan kebudayaan, terutama yang dilakukan perusahaan-
perusahaan kretek besar hanyalah refleksi dari besarnya keuntungan yang mereka petik dari
produksi dan penjualan ratusan miliar batang kretek. Apalagi bila diperhatikan dari belanja iklan
mereka yang mencapai Rp 11,9 triliun per tahun. Namun ironisnya, masih banyak buruh
perusahaan rokok yang berada di bawah standar hidup layak.

6.1.2. Kampanye dan kebijakan anti tembakau


Pertarungan bisnis nikotin antara industri farmasi dengan industri tembakau di AS telah
mengerek kampanye global antitembakau. Kampanye ini sudah memetik hasilnya seiring
diadopsinya WHO Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dalam Sidang Majelis
Kesehatan Dunia (World Health Assembly) ke-56 pada Mei 2003, bahkan dengan suara bulat
mengadosi FCTC. 9 Republik Indonesia (RI), kendati belum menandatangani dan meratifikasi
FCTC, namun dalam kaitannya dengan antitembakau, sudah masuk dalam UU No. 36/2009 dan
belakangan yang lebih implementatif adalah ditekennya Peraturan Pemerintah (PP) No.
109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau
bagi Kesehatan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 Desember 2012.

Apa implikasi atau dampak dari keberhasilan kampanye antitembakau terhadap industri
pengolahan tembakau dan cengkeh di Indonesia, serta hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang
mengiringinya?

Pertama, keberhasilan kampanye global dengan diadopsinya WHO FCTC sebagai kerangka
acuan dalam mengatur sepak terjang industri produk tembakau tertuju pada dua aspek. Aspek
pertama adalah kesehatan, sedangkan aspek kedua berhubungan dengan perdagangan. Karena, isi
yang terkandung dalam FCTC tidak hanya sekadar paparan asap rokok, bahkan lebih banyak
mengatur produksi dan perdagangan, yaitu harga dan tarif cukai rokok, kemasan dan label
produk, iklan, promosi dan sponsorship, serta mengendalikan tujuan komersial dan kepentingan
lain industri tembakau. Hampir seluruh yang berkaitan dengan produksi dan perdagangan
dimasukkan dalam PP No. 109/2012 atau PP Tembakau itu. Semuanya jelas mengarah untuk
membatasi dan mengekang perdagangan rokok kretek.10

Kedua, regim kesehatan dunia bersama kelompok-kelompok antitembakau semakin gencar


memberikan dua tekanan sekaligus. Di satu sisi tekanan dari aspek kesehatan terkait paparan
asap rokok yang mengusung tuduhan bukan saja sebagai penyebab banyak penyakit tidak
menular, bahkan tuduhan sangat serius: membunuh ratusan ribu orang per tahun. 11 Sedangkan di

9
Lihat Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), http://www.ifppd.org/detail/komitment.php?id=7
(diakses pada 8 April 2013).
10
Lihat Aturan Rokok Terbaru Tak Lindungi Kesehatan, okezone.com, Senin, 11 Februari 2013 14:05 wib.
Kalau mau membatasi konsumsi rokok, buatlah regulasi yang tegas supaya anak-anak tidak merokok dan dari dulu
kami jajaki pemerintah tidak mau membuat regulasi semacam itu, ujar Sekjen Gappri Hasan Aoni Azis.
11
Lihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau: Per tahun, 500.000 Perokok Terancam Mati, atjeh.co, Kamis,
28 Juni 2012 10:00 WIB; Rokok Bisa Membunuh 8 Juta Orang per Tahun, health.kompas.com, Rabu, 1 Juni 2011
| 07:08 WIB; WHO: Rokok Membunuh 5 Juta Orang Tiap Tahun, health.kompas.com, Kamis, 10 Desember 2009
| 10:22 WIB; dan Orang Terkaya itu adalah Pembunuh Nomer Satu, bisnis-kti.com, Senin, 1 April 2013.

240
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

sisi lain tekanan dari aspek perdagangan mulai dari kenaikan tarif dan harga jual, pembatasan
sampai pelarangan tertentu. Dalam menjual produk, mereka juga dibebankan membuat dan
mencantumkan pernyataan pada kemasan bungkusnya yang melawan dirinya. Dalam
hubungannya dengan perdagangan luar negeri, mereka pun harus menghadapi pembatasan dan
larangan dari pemerintah yang negerinya menjadi tujuan ekspor. Dengan tuduhan, pembatasan
dan larangan tertentu, maka produk tembakau lebih mirip sebagai produk semi-ilegal.

Ketiga, pemerintah RI bukan saja sudah menjadi kepanjangan tangan dari regim kesehatan dunia,
namun juga bagian dari kepentingan dagang asing. PP Tembakau adalah cerminan dari dua
kepentingan itu. PP menempatkan tembakau sebagai barang yang mengandung zat adiktif,
membatasi ruang gerak perusahaan industri dan melawan produknya sendiri, serta pedagang dan
konsumen rokok, pemerintah setiap tahun menaikkan tarif cukai dengan tujuan harga melonjak
demi menekan konsumsi, namun pemerintah melonggarkan kran impor tembakau dan rokok
putih. Perdagangan dalam negeri diperketat, namun impor dibiarkan mengalir masuk tanpa
pengetatan.

Keempat, formasi industri dan pasar rokok di Indonesia bersifat oligopoli. Dalam market share,
rokok kretek merenggut 93 persen. 12 Ini berarti rokok putih hanya kebagian 7 persen. Pada 2011,
berdasarkan riset Nielsen Retail Audit, sebanyak lima perusahaaan besar yang menyabet 86,4
persen. 13 Sisanya, hanya 6,6 persen pangsa pasar saja yang terpaksa mendapatkan bagian yang
sangat kecil di antara ribuan usaha industri kretek. Formasi ini menggunakan metode CR
(concentration ratio) berciri oligopoli dengan lima perusahaan besar yang memegang
konsentrasi tinggi. Mereka dikerumuni oleh banyak perusahaan kretek menengah dan lebih
banyak lagi usaha kretek kecil yang terkonsentrasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Strukur
oligopoli ini sulit ditembus oleh pelaku industri rokok yang masuk ke kretek dengan sama sekali
baru. Dua raksasa produsen rokok putih, Philip Morris Indonesia (PMI) dan British American
Tobacco (BAT) sulit mendongkrak pasar rokoknya untuk bersaing dengan kretek.

Kelima, cara yang ditempuh pelaku industri rokok untuk menyaingi lima besar perusahaan
dengan konsentrasi tinggi itu adalah akuisisi atau pembelian saham mayoritas di pasar modal
(saham). Cara akuisisi mengambil alih atau menelan dilakukan PMI (Sampoerna) pada 2005
dan BAT (Bentoel) pada 2009. Sedangkan penguasaan mayoritas saham dilakukan perusahaan
Korea Tobacco & Ginseng (KT & G) Corporation membeli 60 persen saham PT Trisakti
Purwosari Makmur (TPM) pada 2011.14 Semua langkah yang ditempuh tiga perusahaan rokok
asing itu berlangsung sesudah WHO FCTC diadopsi dan banyak negara meratifikasi, serta
meningkatnya kampanye antitembakau di Indonesia.

Keenam, sesudah HM Sampoerna berada di bawah kekuasaan PMI, posisinya berhasil melesat di
bagian terdepan mengalahkan Gudang Garam dan Djarum dalam merebut pangsa pasar. Bentoel
pun menempati urutan keempat. Bersama KT & G, para pemain asing ini mengubah peta
kekuatan bisnis rokok kretek di Indonesia. Selain itu, HM Sampoerna menjalankan taktik

12
Lihat Ini Peluang Besar Rebut Pasar Kretek RI, viva.co.id, Rabu, 17 Juni 2009, 10:04; dan Akuisisi Bentoel,
BAT Incar Pasar Kretek Indonesia, finance.detik.com, Rabu, 17 Juni 2009 11:04 WIB.
13
Lihat Grafik 3.11 | Pangsa Pasar Industri Rokok Indonesia 2011 (Bab 3).
14
Lihat Korsel Beli Perusahaan Rokok Indonesia, liputan6.com, Kamis, 21 Juli 2011 11:43; dan KT&G Corp
Beli 60% Saham Perusahaan Rokok Lokal, indonesiafinancetoday.com, Kamis, 21 Jul 2011.

241
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

kerjasama sub-kontrak berlabel MPS dengan menyerahkan produksi rokoknya pada pihak
ketiga (third party operation) yang merupakan bisnis utama/inti (core business), 15 dengan
menggunakan tenaga outsourcing yang selama ini banyak dikecam oleh serikat-serikat buruh,
karena dinilai melepaskan tanggung jawab terhadap buruh sambil meningkatkan jumlah produksi
rokoknya.

Ketujuh, pemerintah tidak hanya terus-menerus menaikkan cukai untuk peningkatan


penerimaannya, 16 lebih lagi cukai yang tinggi ditujukan pada pabrik rokok kecil, 17 namun
memperketat produksi dan perdagangan rokok yang ditambah dengan kampanye antitembakau di
dalam negeri berdampak pada kehancuran banyak perusahaan pabrik rokok kretek. Gappri
mengungkapkan, pabrik-pabrik produk tembakau yang sebelumnya berjumlah 5.000 pabrik telah
menciut menjadi hanya 600 pabrik, bahkan dapat menyisakan hanya 100 pabrik. 18 Ada perusahaan
yang masih memiliki izin, namun banyak dari mereka yang kesulitan menambah biaya produksi, sehingga
banyak pula yang tidak beroperasi lagi. Dampak ini mengakibatkan mereka kehilangan pendapatan atau
penghasilan.

Kedelapan, industri rokok kretek berkait dengan hulu yang sedikit-banyak berdampak terhadap
perkebunan tembakau dan cengkeh. Kasus di Pulau Simeulue, Aceh, banyak petani cengkeh
hampir tidak berkepentingan menggarap lahan perkebunannya, sehingga lebih 1 juta pohon
cengkeh mengalami kerusakan dan terancam mati. Di satu sisi, berkurangnya pasokan cengkeh
mendongkrak harganya, 19 sehingga berdampak ke hilir, yakni meningkatnya biaya produksi
kretek. Sedangkan di lain sisi, pemerintah melonggarkan impor tembakau dan rokok putih yang
berdampak pada membesarnya volume pasokan tembakau. Akibatnya banyak petani tembakau
mengeluhkan anjloknya harga tembakau. Mereka mengalami kemerosotan penghasilan.

Kesembilan, merosotnya jumlah perusahaan pabrik rokok kretek, berdampak pada banyak buruh
yang menggantungkan hidupnya dari pabrik-pabrik tersebut. sebagai contoh, dibekukannya 20
perusahaan rokok skala kecil di Kota Malang berdampak terhadap sekitar 15.000 buruh. 20
Dampak yang diperkirakan lebih serius adalah pemberlakuan PP No. 109/2012 setelah Juni 2014
mendatang. 21 Dengan banyak pabrik ditutup, maka banyak pula pekerja yang kehilangan hak
atas pekerjaan, karena mereka mengalami PHK. Kemenakertrans mengkhawatirkan potensi PHK

15
HM Sampoerna mengaku telah memiliki 38 MPS yang tersebar di Jawa, dengan mempekerjakan buruh sebanyak
60.000 orang. Setiap MPS mempekerjakan 1.000-1.600 buruh yang didominasi buruh perempuan. Lihat Siaran
Pers PI: Outsourcing pada Industri Rokok dan Dampaknya pada Kesejahteraan Buruh,
http://blog.redwhitecommunication.com/siaran-pers-outsorcing-pada-industri-rokok-dan-dampaknya-pada-
kesejahteraan-buruh/ (diakses pada 13 April 2013).
16
Lihat Negara Diuntungkan Kenaikan Cukai Rokok, kabarbisnis.com, Rabu, 27 Februari 2013 | 11:44 wib; dan
Target Cukai di Surabaya Capai Rp 11 T, kabarbisnis.com, Kamis, 12 Mei 2011 | 18:10 wib.
17
Lihat Ribuan Buruh Pabrik Rokok Tagih Janji Menkeu, antaranews.com, Senin, 22 Februari 2010 22:07 WIB.
18
Lihat Gara-Gara PP, dari 5.000 Tinggal 600 Pabrik Tembakau, okezone.com, Senin, 11 Februari 2013 16:19
wib. Lihat juga, Grafik 3.7 | Jumlah Perusahaan 2007-2011 (Bab 3).
19
Lihat Pengusaha Rokok Teriak Harga Cengkeh Naik Rp 110.000 per Kilogram, suarapengusaha.com, Kamis, 3
Januari 2013 - 11:32 am.
20
Lihat 20 Perusahaan Rokok Dibekukan, 15.000 Buruh Terancam PHK, finance.detik.com, Jumat, 11 Mei 2007
17:20 WIB.
21
Lihat RPP Tembakau Disahkan, Ribuan Buruh Pabrik Rokok Terancam PHK, aktual.co, Rabu, 16 Januari 2013
14:35:30.

242
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

sebanyak 500.000 buruh di berbagai perusahaan pabrik kretek.22 Persoalan ini belum termasuk
dampak ke hulu terhadap banyak petani dan buruh tembakau dan cengkeh. Dari hulu ke hilir,
seluruhnya diperkirakan lebih dari 6 juta orang yang bergantung pekerjaan mereka dalam
industri pengolahan tembakau dan cengkeh. Kebijakan pemerintah seperti ini menciptakan
banyak pengangguran. Kontradiktifnya, pemerintah justru hendak menghabiskan dana sebanyak
Rp 2.225 triliun nilai investasi untuk menciptakan lapangan kerja bagi 4.731.770 orang sampai
tahun 2014. 23

Kesepuluh, para pengusaha yang menutup usaha mereka dan buruh yang kehilangan pekerjaan,
sama-sama kehilangan penghasilan atau pendapatan. Sedangkan para petani yang menjumpai
kenyataan harga tembakau anjlok, mengalami kerugian dibandingkan sebelumnya. 24 Para
pedagang rokok juga mulai kebingungan atas kemungkinan larangan menjual rokok kepada
kelompok tertentu, juga konsumen ikut bingung. 25 Dari mereka, yang paling menderita adalah
buruh-buruh yang kehilangan pekerjaan dan sekaligus kehilangan hak atas upah dan tunjangan
lainnya. Kebijakan pemerintah yang menaikkan cukai rokok demi peningkatan pemasukan,
mengetatkan produksi dan perdagangan produk tembakau, serta membiarkan impor dan rokok
membanjiri pasar dalam negeri dan sebaliknya sebagian pemerintah asing menghalangi produk
tembakau Indonesia, telah menciptakan banyak orang bukan saja berkurang penghasilan mereka,
bahkan banyak yang tidak berpenghasilan lagi.

Kesebelas, menjelang diterapkannya PP No. 109/2012, berbagai perusahaan industri rokok,


terutama kretek, harus bersiap-siap menjalankan aturan yang melarang mereka beriklan,
melakukan promosi dan sponsorship terhadap acara-acara kebudayaan seperti pendidikan, musik
dan olahraga. Kemungkinan dampak ini antara lain dialami perusahaan iklan dan media yang
bakal berkurang pendapatan Rp 11,9 triliun, 26 pemerintah daerah yang mengizinkan memajang
reklame,27 serta para penyelenggara (event organizer) acara-acara seminar, pelatihan, musik dan
berbagai cabang olahraga. Mereka akan menghadapi transisi dari sponsorship perusahaan rokok
ke non-rokok.

Keduabelas, dalam menghadapi kemungkinan risiko kehilangan pekerjaan atas banyak orang,
terutama buruh-buruh yang bekerja di pabrik rokok, pemerintah lewat Kemenakertrans
mengaku belum punya strategi mengatasinya. 28 Sedangkan beberapa penggalan rencana
pemerintah dalam melakukan konversi lahan dari tanaman tembakau ke tanaman pangan atau

22
Lihat 500.000 Orang Terancam PHK Jika RPP Tembakau Berlaku, finance.detik.com, Rabu, 20 Juni 2012 15:53
WIB; dan 0,5 Juta Buruh Pabrik Rokok di Ujung PHK, kabarbisnis.com, Rabu, 20 Juni 2012 | 21:49 wib.
23
Lihat Serap 5 Juta Pekerja Butuh Rp 2.000 T, neraca.co.id, Rabu, 16/05/2012.
24
Lihat Harga Anjlok, Petani Tembakau Terancam Rugi, antarajateng.com, Minggu, 16 Sept 2012 11:13:34
WIB; dan Jelang Panen Agustus Nanti, Petani Tembakau Jatim Resahkan Anjloknya Harga, lensaindonesia.com,
Jumat, 15 Februari 2013.
25
Lihat Pedagang & Konsumen Bingung Soal Aturan Pembatasan Rokok, finance.detik.com, Minggu, 22 April
2012 16:55 WIB.
26
Lihat Belanja Iklan Rokok Selalu Bertengger di Atas, neraca.co.id, Sabtu, 26 Januari 2013; Imbas Terbitnya
PP No 109 Tahun 2012, Iklan Rokok Bakal Terjadi Penyusutan, lensaindonesia.com, Selasa, 15 Januari 2013 22:27
WIB; dan P3I: PP Tembakau Ancam Belanja Iklan Rokok, antarajatim.com, Selasa, 15 Januari 2013 22:29:06.
27
Lihat Larangan Reklame Rokok Pengaruhi PAD Kota Balikpapan, tribunnews.com, Rabu, 23 Januari 2013
20:26 WIB.
28
Lihat Pemerintah Tak Punya Strategi Cegah PHK 500.000 Pekerja Industri Rokok, finance.detik.com, Rabu, 20
Juni 2012 17:37 WIB.

243
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

tanaman lainnya. Bagi petani, persoalan ini disebabkan belum ditemukan tanaman konversi
tembakau yang setidaknya menghasilkan keuntungan yang sama dengan tembakau, terutama di
lahan-lahan yang hanya mungkin tanaman tembakau tumbuh. Sejumlah lahan tembakau yang
telah diujicobakan dan diganti dengan tanaman lain di beberapa daerah di Madura, berakhir
dengan kenyataan: selalu gagal. 29

6.2. Rekomendasi
Tidak terbantahkan bahwa Indonesia adalah negeri penghasil kretek, tembakau dan cengkeh.
Dengan mengutip Mark Hanusz, 30 kretek itu tidak diproduksi di AS atau di negeri-negeri di
Eropa, melainkan produk asli dan khas Indonesia. 31 Lagi pula, sejarahnya sudah lebih 120 tahun
jauh sebelum RI terbentuk. Sekarang, kendati sedang berupaya keras untuk ekspor, namun
dengan adanya kampanye global antitembakau dan kerangka acuan WHO FCTC, kebijakan tarif
cukai yang naik setiap tahun serta pengekangan perdagangan dan pelarangan promosi, ternyata
produksi kretek masih merajai lebih 90 persen pangsa pasar di negerinya sendiri. 32

Berbekal dari kesimpulan dalam kajian ini maka perlu diajukan beberapa rekomendasi berkaitan
dengan kebijakan pemerintah dan industri rokok terutama kretek dalam menghadapi tantangan
yang semakin tidak menguntungkan industri pengolahan tembakau dan cengkeh di Indonesia.

1. Pemerintah perlu mencabut PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang


Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. PP ini bukan saja
bertentangan dengan Pasal 116 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan, melainkan juga tidak
sesuai dengan judulnya yang mengatur kaitan produk tembakau dengan zat adiktif.
Karena, PP ini dengan mencabut PP No. 19/2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan justru mengatur hal-hal yang berkaitan dengan produk dan diversifikasi,
kemasan bungkusnya, pembatasan dan pengekangan perdagangan, serta promosi, iklan
dan sponsorship. Memang tidak melarang seluruhnya, namun ditambah lagi dengan
kampanye antitembakau produk tembakau ini lebih mirip sebagai produk semi-ilegal.
Inkonsistensi dengan judul PP ini sekaligus menampakkan perilaku pemerintah sebagai
bentuk tipu muslihat. Bila pemerintah tetap mempertahankan judulnya, sebaiknya isi
pasal-pasalnya harus segera direvisi supaya lebih sesuai.

2. Pemerintah sebaiknya mengambil posisi mendukung industri pengolahan tembakau dan


cengkeh dalam berbagai bentuk seperti PP, peraturan menteri, sampai UU bukan saja
karena sudah menunjukkan ketangguhannya mampu bertahan selama 120 tahun dan
mencapai masa keemasannya selama dua dekade, namun juga kontribusinya untuk
penerimaan negara dari pajak dan cukai serta devisa, bahkan kontribusi bagi pemenuhan

29
Lihat Petani Tembakau Konsisten Tolak Larangan Penanaman Tembakau, okezone.com, Rabu, 27 Juni 2012
15:12 wib.
30
Mark Hanusz, Kretek: The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes, Jakarta: Equinox Publishing
(Asia), 2000. Kutipan yang dimaksud: kretek itu tidak ada di AS, tidak ada di Eropa, atau negeri-negeri lain.
Hanya ada di sini, khas Indonesia.
31
Kikivolvo, Rokok Kretek Tidak Ada di Amerika, http://komunitaskretek.or.id/?p=753 (diakses pada 17 April
2013).
32
Lihat Jatuh-Bangunnya Industri Rokok Kretek Nasional, swa.co.id, Senin, 11 Februari 2013; BAT Akuisisi
Bentoel: Ini Peluang Besar Rebut Pasar Kretek RI, viva.co.id, Rabu, 17 Juni 2009, 10:04.

244
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

hak atas pekerjaan, hak atas upah dan tunjangan, hak atas jaminan sosial, serta hak atas
partisipasi dalam kehidupan budaya. Karena, sedikitnya 6 juta orang menggantungkan
hidup mereka dalam industri pengolahan tembakau dan cengkeh. Untuk melindunginya
dari serbuan perdagangan impor, pemerintah juga perlu menerapkan hambatan tarif (tariff
barrier) dan hambatan non tarif (nontariff barrier).

3. Dalam kaitan dengan hak-hak ekonomi dan sosial itu pula, maka pemerintah perlu
mendorong dan bahkan menekan industri pengolahan tembakau dan cengkeh lebih
berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada buruh-buruh yang
mereka pekerjakan seperti kepastian kerja, upah yang layak, jaminan sosial dan tunjangan
lainnya. Pemerintah seharusnya menghapus bentuk kerjasama sub-kontrak dengan label
MPS dalam industri rokok yang merupakan bisnis utama (core business) supaya
mengakhiri persoalan status buruh yang dipekerjakan. Status buruh borongan perlu
diiringi dengan peningkatan menjadi buruh tetap dalam kaitannya dengan masa kerja.
Langkah-langkah ini penting dilakukan supaya para pengusaha rokok terutama kretek
tidak dituding sebagai kelompok yang rakus dan tamak: mengeruk untung sebanyak
mungkin dalam tempo sesingkat mungkin dengan mengandalkan upah yang rendah.
Karena tidak terbantahkan mengingat banyak publikasi dan pemberitaan yang
mengungkapkan tentang begitu besarnya laba bersih yang dipetik, belanja iklan yang
dialokasi, serta menyokong berbagai acara musik dan olahraga.

4. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) perlu menimbang lebih matang ketimbang sekadar


menjadi corong regim kesehatan dunia karena WHO FCTC juga lebih banyak
mengandung pengaturan perdagangan daripada kesehatan supaya pertentangan antara
hak atas kesehatan dengan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya lainnya dapat dihasilkan
titik temu. Karena, paparan asap rokok bukan paparan asap knalpot tingkat bahayanya
tidaklah seperti yang dikesankan oleh pihak-pihak yang menyuarakan antitembakau.
Karena, banyak juga pengalaman hidup dan riset tentang produk tembakau yang
menunjukkan hasil dan fakta yang bertentangan dengan yang disuarakan itu. Kemenkes
perlu mengarahkan dan menguatkan standarisasi produk tembakau supaya dicapai
kemajuan yang lebih diharapkan.

5. Hasil kajian ini perlu juga menyampaikan kepada semua pihak bahwa 120 tahun bertahan
dan mampu menggapai masa keemasannya dalam dua dekade terakhir, bukanlah waktu
yang pendek. Apa pun kandungan bahaya yang dikampanyekan, industri pengolahan
tembakau dan cengkeh merupakan pelajaran yang sangat berharga industrialisasi yang
hampir sepenuhnya bersumber dari tangan-tangan dan bahan baku lokal yang tidak atau
sangat kurang bergantung kepada impor pada saat para pengusaha Eropa di Hindia
Belanda tidak berkepentingan melakukan industrialisasi. Industri ini sudah melewati
tahap-tahap krisis ekonomi dunia, kerusuhan sosial, perang dunia, bahkan nyaris hancur
berantakan di bawah gelombang fasisme-militerisme Jepang, namun dengan tangguhnya
mampu bertahan sebelum mereguk masa keemasannya. Khususnya bagi pemerintah,
kiranya titisan sejarah panjang dengan jatuh-bangunnya pantas diapresiasi sebagai salah
satu kekhasan produk Indonesia.

245
INDEKS KATA

Kata Halaman

A
Aburizal Bakrie 63
Aceh 670,80,83,97,127,163,164,165,177,225,242
Alihdaya 42,104
Ambon 85,138
AMTI 9,12,14,42,103,105,115,150,161,162
APCI 14,86
APTI 13,14,18,19,20,21,22,23,24,28,30,42,68,70,77,97,99
205,215,218,224,226,231,232
Aria Bima 9
AROL 5
Asperki 32
B
Bal Tiga 92,121,131,134,135
Balaikota DKI Jakarta 10
Bansari 23
BAT 90,94,113,119,120,129,131,133,183,212,214,215,241
Bentoel 17,18,29
BEP 17
BICT 118
Bogor 204,201
BPPC 8,37,38,79,84,85,133
BPS 37,42,75,76,103,111,160,217,224
Brazil 42,72,115,185,194,237
BUMN 37,64
Bunderan Hotel Indonesia 10,197
C
Climate Change 6,201
Cukai 3,4,9,10,13,15,16,18,19,21,25,29,30,31,32,34,42,44,45,49,51,53
54,56,61,62,88,89,94,95,96,100,105,106,107,108,121,1222,123,
124,125,126,127,128,129,131,133,135,144,151,152,153,155,
156,157,158,160,161,169,176,182,185,195,206,208,211,215
216,217,218,219,220,221,222,223,225,226,229,230,232,233
237,239,240,241,242,243,244
Cultuurstelsel 33,55
Cynthia Lamuzu 197
D
DBH CTH 15,16,18
Demak 28,35,39,167
Dewi Rezer 197
DI Yogyakarta 11,13,26,40,54,105,127,150,198,219
Disperindag 16,53,88,175
Ditjen Pajak 64,128
Djarum 17,18,29,63,111,112,115,125,134,174,178,179,180,182,183,214
215,241
Dji Sam Soe 134
DPR 14,19,20,24,29,32,45,58,70,125,127,128,154,163,199,205,206
207
DPRD 18,20,21,23,24,28,39,180,202,205,228
Dunhill 119,122,183

246
Indeks Kata

E
Eka Tjipta Widjaja 62,63
ELI 17
Epidemiologi 6
F
Fakta 3,11,12,23,24,25,26,27,30,203,222
FCTC 4,5,10,12,13,14,49,52,54,133,158,194,195,196,197,203,208,210
213,215,219,239,240,242,245
FDA 9
FKPJ 15
FMPT 14
Formasi 29,30,32,80,181,226,236
G
Gapero 32
Gaperoma 32
GAPPRI 8,9,10,29,31,38,43,44,79,89,93
Gaprindo 31,123
GCSF 67
GPEI 76
Grobogan 34,35,167
Gudang Garam 17,18,29,62,63,64,111,114,117,126,134,155,156,177,182,184
212,214,215,227,229
Gunung Prahu 22
Lobal Warming 6,183

H
H Ali Asikin 92
Haji Nitisemito 130,134,138,149,238
Halakah 11
Hilmi Aminuddin 197
Hindia Belanda 34,38,39,55,73,79,91,92,93,118,121,129,130,133,134,138,
143,144,147,151,158,159,185,186,189,238,239,245
HKTI 14,24,162
Hongi 78
HTTS 10
Huzna Zahir 197
I
IAKMI 97,157,198,199
ICESCR 50
ICW 203
Illicit Trade 4,5,49,54
India 7,42,49,68,72,75,108,185,194,199,214
Inggris 87,185,131,137,201,237
IPB 69,183
Istana Merdeka 14
ITGA 14
J
Jakarta 6,10,15,19,20,25,26,28,31,80,105,128,155,178,187,188,197,
202
Jan Pieterszoon Coen 78
Jawa Barat 14,20,34,35,36,39,40,65,66,71,77,80,84,93,97,98,127,128,150,
163,165,177,185,209,219,226
Jawa Timur 14,17,20,21,23,29,30,35,36,39,40,65,66,71,88,91,97,98,104,118
127,128,130,132,138,150,153,154,158,163,167,168,171,176,
177,182,185,202,205,208,219,228,241

247
Indeks Kata

Jember 15,23,26,34,35,69,74,104,161,167,168,172,176,227
Jerowaru 15,16
JPTI 12
K
Kabul Santoso 161,162,233
Kamboja 43,115,116,135,151
Karawang 39,166
Kebumen 20,35,39,65,148,167
Kemenkes 15,19,20,223,228,229,231,245
Kementerian Perindustrian 42,43,101,116
Kendal 18,20,32,34,35,166,167,215
Keruak 16
Ki Ageng Makukuhan 139
Klaten 21,22,28,34,35,138,167
KNKP 13,16,22
Komnas 12,25,56,196,2013,221,222
Komunitas Kretek Jakarta 15,19
KPPBC 94,95,104,117,127
KSBSI 33
KTM 14
KTR 10,32,52,54,195,202,211
L
LIK-IHT 105
Lombok Barat 18,34,36,40,169
Lombok Tengah 18,34,36,40,168,169
Lombok Timur 18,34,36,40,168,169
M
M Atmowidjojo 92
Madagaskar 83,132,148
Madiun 16,20,35,39,131,168,178
Madura 17,18,34,231,244
Magelang 20,28,34,35,148,167,184,226
Majelis Tarjih dan Tajdid 11,198
Marlboro 118
Marty Natalegawa 196
MATA 10
MDGs 12
Menakertrans 33,176,220
Michael Bloomberg 26,27,198,210
Michael Hartono 62,63
Minahasa 21,148,149
MPS 42,104,172,179,216,219,220,239,242,245
MUI 23,24,25,26,55,56,197,198
Multiplier Effect 41
N
Nafsiah Mboi 7,196,214,228
Naskah Akademik 196
Nielsen Retail Audit 3,4,241
Nikotin 4,7,11,54,69,209,229,240
Nitisemito 90,92,131,134,135,137,149,238
Nojorono 7,18,20,112,113,135,102,214,215
Nova Riyanti 198
NTB 12,12,15,16,17,18,19,21,22,24,27,34,36,39,66,70,71,156,168
205,209
NU 23,68

248
Indeks Kata

O
OPSI 215
P
PAD 157
Padang Panjang 24,197
Pamekasan 17,20,35,39,53,88,94,167,168,172,176
Pangeran Philip 139
Paparan asap rokok 5,7,51,53,193,195,202,216,221,230,240,245
Paperki 32
PBB 4,28
PDB 157,155,156,184,212
Pemuda Tani 14
Perda 21,202,211
Pertamina 62
Philip Morris 64,108,109,110,118,119,120,129,133,212,214,241
Ponorogo 21,35,39,130,168,178
PP Muhammadiyah 25,26,27,54,210
PPS 27
Probolinggo 17,34,35,39,95,130,167,168,172,176,227,229
PT Perkebunan Nusantara 37
PTM 6,7,8,11,52
Purworejo 20,35,148,167
Puskindo 31,69,217
R
Raja Kretek 90,121,135
RAN-GRK 7
Ratu Elizabeth 137
Riskesdas 6,221
Rokok putih 9,31,34,38,39,68,77,93,103,107,110,116,118,120,123,129,130
131,132,137,166,170,215,224,238,241,242
RPP 7,18,19,20,21,26,28,68,204,205,206,223,226,231
RPP Tebakau 18,19,20,21,26,68,205,223,226
S
Sampoerna 17,18,29,63,64,109,111,112,113,117,119,120,127,129,134,136
157,171,179,182,183,184,189,212,214,215,219,220,223,229,
241
Seoul 49
Sindoro 23,26,69,139,166,231,233
SKM 38,44,78,89,104,108,111,124,170,178,239
SKT 38,44,78,89,93,95,104,108,111,124,137,170,178,179,188,239
SPPT 27
SPSI 25,33,180,181,221
Srintil 35,69,70,157,166,186,233
STN 12,14,18,10,21
Sukaraja 15
Sumbing 23,69,139,166
Sumenep 17,35,70,94,168,177
Surabaya 21,29,32,39,40, 92,104,125,126,127,129,130,131,134,135,136
149,153,171,189,215,240
Susilo Bambang Yudhoyono 21,240
Susilo Wonowidjojo 62,63
Syamsul Hadi 161,162
Syariah Islam 11

249
Indeks Kata

T
TCSC 27,65,97,157,199,203,210
TDI 15
Temanggung 14,18,19,20,22,23,26,27,28,34,35,68,69,70,73,89,138,147
157,166,167,186
Thailand 42,116,135,151
TII 197
TIS 77
Tjoa Khang Hay 92
TPM 119,120,214,215,223,229,241
U
UMK 31,177,178,180,181,217,220
V
VOC 78,79,81,143,147,148,185,238
W
WHO 4,5,6,10,13,49,52,120,133,135,159,169,196,197,198,200,201,
202,211,215,216,217,223,228,240,241,244,245
Widya Kandi Susanti 20
Widyawati 197
Wismilak 114,216,217
Wonosari 22
Wonosobo 18,20,28,34,148,167
World Health Assembly 4,49,160,196,240
WTA 10
WTO 9,43,45,49
Y
YLKI 159,198,199,100,205,212,213
Yogyakarta 11,14,22,26,35,39,40,42,56,80,84,97,105,151,152,154,159,100
207
Z
Zanzibar 130,132
Zat Adiktif 7,12,19,22,25,55,56,68,183,206,207,208,209,232,240,241,244

250
TIM PENULIS
Suryadi Radjab
Lahir di Meulaboh, Aceh, pada 29 November 1961. Mengenyam pendidikan tinggi di
Departemen Teknik Geologi ITB (1980-1986) dan Administrasi Negara Unpad (1981-1984),
Bandung. Belajar filsafat dan ekonomi-politik dalam Kelompok Diskusi Sabtu dan Free School
for Socio-analysis (Fressa), serta belajar tentang hak-hak manusia setelah menjadi anggota di
Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI).

Menjabat sebagai Sekretaris Badan Pengurus Nasional PBHI (2007-sekarang). Pernah sebagai
Ketua Badan Pengurus PBHI Jawa Barat. Sebelumnya pernah bekerja sebagai pekerja Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) Bandung. Menulis banyak artikel di media massa dalam isu-isu
ekonomi-politik, gerakan mahasiswa, kebudayaan dan hak-hak manusia, serta menjadi
narasumber pada sejumlah diskusi dan pelatihan. Menulis beberapa buku dan editor, terakhir
berjudul Laporan Pelanggaran Hak-hak Tersangka: Hentikan Praktik Sewenang-wenang dan
Kejam (2012). Sehari-hari bekerja sebagai penulis dan terlibat dalam perencanaan program dan
beberapa penelitian, dan sampai sekarang masih berdomisili di Bandung.

Imas Didah Deliah


Setelah lulus dari Institut Agama Islam Negara (IAIN), pernah bekerja sebagai staf administrasi
dan keuangan di PBHI Jawa Barat. Selain sebagai anggota PBHI, juga pernah mengikuti
pelatihan investigasi atas pelanggaran hak-hak manusia. Selama 2007-2009 menjadi staf
monitoring dalam program kerjasama PBHI Jawa Barat dan empat lembaga/organisasi lainnya,
yakni Jaringan Kerja Pemantauan dan Advokasi Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (Jaker
PAKB2).

Tahun 2011-2012, perempuan yang lahir di Garut pada 15 April 1980 ini bekerja sebagai
Monitoring Officer dalam Badan Pengurus Nasional PBHI untuk mengkoordinasikan
pemantauan dugaan pelanggaran hak-hak tersangka, dan ikut menyusun buku Laporan
Pelanggaran Hak-hak Tersangka: Hentikan Praktik Sewenang-wenang dan Kejam (2012).
Sebelumnya sebagai tim penulis Instrument Pemantauan Implementasi CEDAW: Pasal
Pendidikan dan Kesehatandi PBHI Jawa Barat (2008).Selain sebagai peneliti, juga bekerja
sebagai penerjemah.

Unung Nuralamsyah
Lulusan Fakultas Hukum dan Syariah (FKS) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, sekarang ini
menjabat sebagai Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung.Sebelumnya pernah
sebagai Advocacy Officer dalam Jaringan Kerja Pemantauan dan Advokasi Kebebasan
Beragama dan Berkeyakinan (Jaker PAKB2) di mana LBH Bandung salah satu anggotanya, juga
mengelola situs Jaker (20072009).

Lahir di Majalengka, 26 Juni 1979, dan sejak kuliah sampai sekarang berdomisili di Bandung.
Selain pernah menjadi peserta sejumlah workshop, juga belakangan sering menjadi fasilitator
dalam berbagai pelatihan. Beberapa kali terlibat dalam penelitian tentang kebebasan beragama
dan berkeyakinan, dinamika konflik di Jawa Barat, aksesibilitas masyarakat atas kesehatan di
Kota Bandung. Sekarang sedang melakukan advokasi tentang dampak jalan rusak terhadap
pengguna jalan.

251
Identitas Pribadi
Nama : Suryadi Radjab
Tempat/Tanggal Lahir : Meulaboh, 29 November 1961
Alamat Kantor : Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A2/18 Jakarta
Timur
Pendidikan Terakhir 1. Jurusan Teknik Geologi ITB (Institut
Teknologi Bandung)
2. Jurusan Administrasi Negara FISIP
Universitas Padjadjaran, Bandung
Jabatan : Sekretaris Badan Pengurus Nasional PBHI 2007-
2010 dan 2010-2013
Pekerjaan lainnya : Penulis Lepas/ Kolomnis dan Peneliti
Email : suryadi.radjab@gmail.com/ suradjab@yahoo.com

Pengalaman Organisasi
1 Departemen Litbang Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG)
GEA ITB (1984-1985)
2 Pjs. Ketua PERSPEK (Persatuan Studi dan Pengembangan
Kemasyarakatan) Unpad (1984-1985)
3 Koordinator Kelompok Diskusi Sabtu ITB (1984-1986)
4 Ketua Yayasan FRESSA (Free School for Socioanalysis) 1987-1992
5 Pekerja LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Bandung (1988-2000)
6 Pendiri PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia
Indonesia) pada 5 November 1996
7 Pendiri PBHI Jawa Barat pada 14 Februari 1999
8 Sekretaris Badan Pengurus PBHI Jawa Barat 1999-2001
9 Ketua Badan Pengurus PBHI Jawa Barat 2001-2004 dan 2004-2007
10 Pendiri Setara Institute for Democracy and Peace (2005)
11 Ketua SC Jaker Pemantauan dan Advokasi Kebebasan Beragama atau
Berkeyakinan

Pengalaman Kerja
Advokasi sejumlah kasus pidana dan hak-hak manusia termasuk
berdasarkan hasil investigasi.

Penulisan Buku
1. Menulis beberapa buku laporan hak asasi manusia YLBHI (1989-
1993) dan menulis pada sejumlah media massa
2. Menulis bunga rampai tentang LBH yang berjudul LBH:
Memberdayakan Rakyat Membangun Demokrasi (1995)
3. Menulis beberapa buku
a. Gerakan Mahasiswa dan Pekerja (LBH Bandung, 1997)

252
b. Praktik Culas Bisnis Gaya Orde Baru (Grasindo, 1999)
c. Filsafat Perubahan Sosial (LBH Bandung, 2000)
d. Ekonomi-Politik Kaum Buruh (LWG, 2001)
e. Indonesia: Hilangnya Rasa Aman (PBHI dan The Asia
Foundation, 2002)
4. Turut menulis 5 buku penuntun hak asasi manusia (PBHI dan The
Asia Foundation, 2002) bersama Yani Renata Uno, Eka Fitria,
Tunjung Kordawati dan Kemadhipie MR Kuron
a. Dasar-dasar Hak Asasi Manusia
b. Hukum Hak Asasi Manusia dan Humaniter Internasional
c. Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Pidana
d. Pengadilan Hak Asasi Manusia dan Pengadilan Pidana
e. Keadilan di Masa Transisi dan Impunitas
Menulis beberapa buku kecil lainnya bersama Hendardi untuk kebutuhan
anggota PBHI Jabar (2005)

Pernah menjadi penanggungjawab, pelaksana, narasumber maupun


peserta sejumlah seminar, fasilitator workshop dan pelatihan tentang
hak-hak manusia

Pengalaman Lainnya
1 Penanggungjawab dan Moderator Seminar Kejahatan terhadap
Kemanusiaan (1999)
2 Penanggungjawab dan Narasumber Pelatihan Pencarian Fakta (1999)
3 Penanggungjawab dan Narasumber Lokakarya Investigasi (1999)
4 Pelaksana Investigasi Kasus Lingkungan di Cimahi (1999)
5 Pelaksana Monitoring Situasi Hak Asasi Manusia PBHI (1999)
6 Koordinator Pertemuan Cilember untuk anggota PBHI Jabar dan DKI
Jakarta (2000)
7 Penanggungjawab Program Magang PBHI Jabar (2000)
8 Penanggungjawab Investigasi Pelanggaran Hak-hak Tersangka (2000)
9 Pelaksana Pameran Foto dan Pemutaran Video Kasus HAM (2000)
10 Koordinator Pawai Hari Hak Asasi Manusia: Menentang Impunitas
(2000)
11 Narasumber Diskusi Hak-hak Ekosob PBHI Jakarta (2001)
12 Peserta Workshop tentang Pemantauan dan Investigasi Kasus
Penyiksaan PBHI Jakarta (2001)
13 Narasumber Pelatihan tentang Penyiksaan PBHI Jakarta (2001)
14 Penanggungjawab Rapat Kerja Wilayah PBHI Jawa Barat (2001)
15 Penanggungjawab Workshop Penyusunan Modul dan Kurikulum
Pelatihan Monitoring CEDAW (2002)
16 Narasumber Diskusi Buku Laporan HaM PBHI (2002)

253
17 Penanggungjawab dan Moderator Diskusi Panel RUU Anti Terorisme
(2002)
18 Narasumber Seminar Hak Manusia di Garut (2002)
19 Penyusun Laporan Situasi Hak-hak Manusia di Indonesia (PBHI, 2002)
20 Penanggungjawab Workshop Perencanaan Strategis (2003)
21 Penanggungjawan Seminar Hak Cipta (2003)
22 Narasumber Diskusi Publik tentang RUU TNI (2003)
23 Penanggungjawab Diskusi Trafiking Anak dan Perempuan (2003)
24 Penyusun Laporan Situasi Hak-hak Manusia di Indonesia (PBHI, 2003)
25 Penanggungjawab Seminar Hak Manusia dan Polisi (2004)
26 Penanggungjawab Survei Anggota PBHI Jawa Barat (2004)
27 Lokakarya Pemetaan Potensi dan Kapasitas Pemantauan CEDAW
(2004)
28 Fasilitator Pelatihan HaM untuk Anggota PBHI Yogyakarta (2004)
29 Penanggungjawab dan Narasumber Diskusi Publik Problematika
Kebebasan Berekspresi dan Solusinya (2004)
30 Penanggungjawab Diskusi Publik Evaluasi Darurat Militer dan Sipil di
Aceh (2004)
31 Penanggungjawab Kegiatan Darurat Kemanusiaan untuk Aceh (2004-
2005)
32 Peserta Rapat Kerja Prepcom CEDAW (2005)
33 Koordinator Dengan Pendapat dengan DPRD Jabar tentang UU No.
9/1998 (2005)
34 Fasilitator Penyusunan Modul Pendidikan PBHI (2005)
35 Narasumber Pelatihan HaM untuk Anggota PBHI Jateng (2005)
36 Peneliti Program Bantuan Hukum (2005)
37 Narasumber Pelatihan Investigasi PBHI (2005)
38 Peserta Workshop Impunitas PBHI-HOM (2006)
39 Penanggungjawab Kegiatan Darurat Kemanusiaan untuk Yogyakarta
(2006)
40 Narasumber Pelatihan HaM untuk Guru dan Komunitas HaM PBHI
Yogyakarta (2006)
41 Penanggungjawab dan Narasumber Pelatihan HaM untuk Anggota
(2006)
42 Penanggungjawab Workshop Penyusunan Rencana Pemantauan
Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (2006)
43 Penanggungjawab Workshop Penyusunan Rencana Pemantauan dan
Advokasi Hak-hak Tersangka dan Terdakwa (2006)
44 Penanggungjawab Program Pemantauan dan Advokasi Kebebasan
Beragama atau Berkeyakinan (2006-2007)
45 Penanggungjawab Kegiatan Darurat Kemanusiaan untuk Jabar dan DKI
(2007)
46 Peserta Diskusi Pelatihan HURIDOCS Komnas HAM (2007)
47 Peserta FGD RUU Rahasia Negara Komnas HAM (2007)

254
48 Fasilitator Workshop Penyusunan Instrumen Pemantauan CEDAW
(2008)
49 Tim Penyusun Laporan Monitoring Kebebasan Beragama atau
Berkeyakinan (2009)
50 Tim Penyusun Laporan Monitoring Pembunuhan di Luar Proses Hukum
(2009-2010)
51 Tim Penyusun Laporan Monitoring HaM dalam Otonomi Daerah (2010)
52 Tim Penyusun Laporan Monitoring Hak-hak Tersangka (2011-2012)

255
Identitas Pribadi
Nama : Imas Didah Deliah, SS,
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Garut, 15 April 1980
E-mail : nimazdee@gmail.com

Pendidikan:
1993 : Lulus dari SDN Sukasirna Bayongbong Garut
1996 : Lulus dari Madrasah Tsanawiyah Al-Wasiilah (MTs) Garut
1999 : Lulus dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Garut
2005 : Lulus dari Jurusan Sastra Inggris Institute Agama Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Pengalaman Organisasi:
2000 Hadir Sastra dan Seni Komunitas IAIN Sunan Gunung Djati Bandung
2005 Hadir Anggota PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum Dan HAM
Indonesia) Jawa Barat

Pengalaman Profesional:
1. Administrasi dan Keuangan Staf PBHI Jawa Barat, 2005 - 2006;
2. Berita Reporter dari detik.com Jakarta, dalam "Pelatihan Investigasi" program,
PBHI bekerja sama dengan Mass Media Jakarta, 2006;
3. Administrasi dan Keuangan Staf Proyek "Peningkatan Kapasitas Pemantauan dan
Advokasi Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan"; PBHI Jawa Barat bekerja
sama dengan Kedutaan Besar Amerika - Bagian Public Affair, 2006;;
4. Tim penerjemah Proyek Tandem, PBHI Jawa Barat bekerja sama dengan
Kedutaan Besar Amerika - Bagian Public Affair, 2006;;
5. Penerjemah Laporan Akhir Proyek "Peningkatan Kapasitas Pemantauan dan
Advokasi Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan"; PBHI Jawa Barat &
SAHaRHA bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika - Bagian Public Affair,
2006;
6. Penterjemah Semester Laporan Proyek "Pemantauan dan Advokasi Kebebasan
Beragama atau Berkeyakinan"; Jaringan Kerja Pemantauan Dan Advokasi
Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (PAKB2) bekerja sama dengan NZAID,
2007;
7. Koordinator Pemantauan Kecamatan "Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008";
Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Kota Bandung, April 2008;
8. Monitor: Proyek Pemantauan dan Advokasi Kebebasan Beragama atau
Berkeyakinan "; Jaringan Kerja Pemantauan Dan Advokasi Kebebasan Beragama
atau Berkeyakinan (Jaker PAKB2) bekerja sama dengan NZAID, 2007-2009;
9. Kontributor Berita Deport (Desantara Report) Dalam Isu Minoritas, Desantara
Foundation, 2009;
10. Pemantauan Officer Project "Tersangka dan Terdakwa Hak"; PBHI bekerja sama
dengan Open Society Foundation, 2011 - 2012;

256
Lokakarya, Pelatihan, dan Diskusi:
1. Peserta, Diskusi Publik "Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka UMUM
sebagai Hak Politik Warga Negara Indonesia"; PBHI Jawa Barat, 2005;
2. Peserta, Lobby Mendengar DPRD DI I Propinsi Jawa Barat "Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka UMUM sebagai Hak Politik Warga Negara
Indonesia"; PBHI Jawa Barat, 2005;
3. Peserta, Pelatihan "Advokasi HAM Litigasi & Non Litigasi"; PBHI Jawa Tengah,
2005;
4. Peserta, Pelatihan "Investigasi Hak Asasi Manusia", PBHI Pusat, 2006;
5. Peserta, Pelatihan dan Lokakarya "Hak-Hak Manusia untuk Anggota Dan Calon
Anggota"; PBHI Jawa Barat, 2006;
6. Peserta, Pelatihan "Penyusunan Proposal Dan Administrasi Keuangan", PBHI,
2006;
7. Peserta, Lokakarya "Pembentukan Jaringan Monitoring dan Program Advokasi
Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan"; Snakes & SAHaRHA Jawa Barat,
2007;
8. Peserta, Lokakarya "Modul PELATIHAN Dan Instrumen Pemantauan Kebebasan
Beragama atau Berkeyakinan"; PBHI Jawa Barat & SAHaRHA, 2007;
9. Peserta, Lokakarya "Perlindungan Hak Asasi Manusia * Bagi Defender",
Imparsial, 2007;
10. Peserta, Lobby Mendengar PBB Perwakilan "Perlindungan Hak Asasi Manusia *
Bagi Defender", Imparsial, HRWG, dan Komnas Perempuan, 2007;
11. Peserta, Pelatihan "Pengawasan Dan Advokasi Kebebasan Beragama atau
Berkeyakinan, Jaker PAKB2 bekerja sama dengan NZAID, 2007;
12. Peserta, Focus Group Discussion (FGD) "Penyusunan Draft Instrumen
Pemantauan CEDAW" (Pembangunan Kapasitas untuk Proyek Pemantauan
Pelaksanaan CEDAW), PBHI Jawa Barat bekerja sama dengan Yayasan TIFA,
2008;
13 Peserta, Workshop "Penyusunan Instrumen Pemantauan CEDAW" (Pembangunan
Kapasitas untuk Proyek Pemantauan Pelaksanaan CEDAW), PBHI Jawa Barat
bekerja sama dengan Yayasan TIFA, 2008;
14 Peserta, Lokakarya "Instrumen Pemantauan Tersangka dan Terdakwa Hak";
PBHI bekerja sama dengan Open Society Foundation, 2011;
15 Peserta, Pelatihan Pemantauan Tersangka dan Terdakwa Hak, PBHI bekerja
sama dengan Open Society Foundation, 2011;

Tulisan :
1 Penulis Tim: Instrumen Pemantauan Implementasi CEDAW: Tax Pendidikan Dan
Kesehatan, PBHI Jawa Barat bekerja sama dengan Yayasan TIFA, Juni 2008;
2 Penulis Tim: Laporan Pelanggaran pada Tersangka dan Terdakwa Hak: Hentikan
Praktik Sewenang-Wenang Dan Kejam, PBHI Nasional bekerja sama dengan
Open Society Institute, Desember 2012.

257
Identitas Pribadi
Nama : Unung Nuralamsyah
Tempat/Tanggal Lahir : Majalengka, 26 Juni 1979
Email : unung.nuralamsyah@lbhbandung.org
unung.nuralamsyah@gmail.com

Riwayat Pendidikan
1. SDN Munjul Lama Majalengka
2. SMPN 3 Majalengka
3. MA Darul Falah Majalengka
4. S-1 Fak. Hukum dan Syariah UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Pengalaman Organisasi
1. Himpunan Mahasiswa Majalengka
Ketua Lembaga Sastra dan Budaya
2. Teater Awal UIN SGD Bandung

Pengalaman Kerja
1. Iqbal Abieza Mahardika Foundation (1999 2003)
Anggota Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
Koordinator Jaringan Becak Bandung (JBB)
Koordinator Penelitian
2. Lembaga Penelitian dan Analisis Sosial (1999 2000)
Staf Peneliti
3. Lembaga Pemberdayaan Kepada Masyarakat (LPKM) UNPAR (1999 2002)
Fasilitator Eliminasi Pekerja Anak Cibaduyut
Fasilitator Koperasi Dampingan LPKM UNPAR
Anggota Peneliti
4. Forum Pemberdayaan Masyarakat Bandung (FPMB) (2000 2001)
Koordinator Pemberdayaan
5. Gerakan Anti Hutang (GERAH) Jawa Barat (2000 2001)
Koordinator Region Kabupaten Majalengka
Staf Peneliti
6. Saresehan Warga Bandung (SAWARUNG) (1999 2002)
Koordinator Program Enclave Kesehatan
Koordinator Peneliti Kesehatan
7. Koalisi Untuk Jawa Barat Sehat (KUJBS) (2000 2001)
Koordinator Advokasi

258
Koordinator Peneliti
8. Lembaga Bantuan Hukum Bandung ( 2004 Sekarang)
Wakil Direktur
9. Jaringan Kerja Pemantauan dan Advokasi Kebebasan Beragama dan
Berkeyakinan (Jaker PAKB2) (2007 2009)
Advocacy Officer

Pelatihan, Seminar Dan Workshop


1. Peserta Pelatihan Fasilitator Pekerja Anak Sektor Sepatu Cibaduyut Kerjasama
ILO LPKM UNPAR
2. Peserta Fasilitator Koperasi Dampingan LPKM UNPAR
3. Peserta Training of Trainer Koperasi Dampingan UNPAR
4. Peserta Pelatihan Hak Asasi Manusia (Yayasan Tifa)
5. Peserta Pelatihan P-Process (YLKI)
6. Fasilitator Pelatihan Penelitian Kesehatan di Kota Bandung (KUJBS KUIS)
7. Fasilitator Analisa Utang Luar Negeri (GERAH JABAR)
8. Fasilitator Pelatihan Koperasi Bagi Masyarakat Miskin Kota (LPKM UNPAR)
9. Fasilitator Pelatihan Paralegal (Yayasan Tifa LBH Bandung)
10.Narasumber Seminar Pendidikan Hukum (HIMMAKA)
11.Peserta Pelatihan Analisys Dispute Resolution (Yayasan Tifa)
12.Fasilitator Analisa Anggaran Daerah (FITRA)

Penelitian-Penelitian
1. Penelitian Dinamika Konflik di Jawa Barat (KESBANG JABAR LPKM
UNPAR)
2. Penelitian PKPS BBM (Menkokesra LPKM UNPAR)
3. Penelitian Aksesibilitas Masyarakat Atas Kesehatan di Kota Bandung
(SAWARUNG)
4. Penelitian Program Pengembangan Kecamatan (INFID GERAH JABAR)

259
Profil Penerbit

Center for Law and Order Studies didirikan pada tahun 1995, oleh sejumlah Pengajar dari
Universitas Indonesia dan Universitas Pancasila, Pengacara, dan Sarjana Hukum yang bekerja di
swasta.

Lembaga ini didirikan dengan maksud mengkaji permasalahan-permasalah keamanan dan


ketertiban masyarakat melalui kegiatan:

1. Melaksanakan studi, kajian dan riset di bidang keamanan dan penegakan hukum.
2. Memberikan masukan bagi upaya-upaya meningkatkan keamanan masyarakat dan
pembangunan hukum pada umumnya.
3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan guna memperoleh wawasan dan pengetahuan
mengenai masalah keamanan dan ketertiban masyarakat.
4. Mengembangkan komunikasi dalam bentuk publikasi dan kesadaran hukum masyarakat
untuk meningkatkan ketahanan sosial dan budaya.

SAKTI (Serikat Kerakyatan Indonesia) merupakan Organisasi Massa konstituen dengan etos
kerakyatan dan moralitas perjuangan. Ativitas pergerakannya diarahkan guna meningkatkan
efektivitas parlementer serta wahana partisipasi politik rakyat (secara langsung) untuk
mendesakkan tuntutan-tuntutan sosial-politik, dengan mengedepankan Pancasila sebagai nilai-
nilai dasar.

Ruang lingkup aktivitas gerakannya:

1. Kontrol sosial-politik konstituen terhadap pelaksanaan trifungsi parlemen: legislasi,


anggaran dan pengawasan.
2. Pengorganisiran dan pelembagaan aspirasi politik rakyat dalam rangka perwujudan
demokrasi partisipatoris.
3. Kontrol rakyat dalam penegakan akuntabilitas demokratik.

260

Anda mungkin juga menyukai