ORGANISASI MULTINASIONAL
Terdapat tiga masalah khusus dalam organisasi global: perbedaan kebudayaan, harga transfer,
dan perbedaan nilai tukar mata uang.
Menghindari ketidakpastian merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam
oleh situasi yang tidak menentu. Budaya penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk
Jepang, Portugak, dan Yunani. Budaya penghindaran ketidakpastian terendah termasuk
Singapura, Hongkong, dan Denmark.
Maskulinitas/feminitas merujuk kepada sampai sejuah apakah pengaruh yang dimiliki oleh
salah satu dari kedua nilai dominan tersebut berupa penekanan ketegasan dan marerakusne
(maskulin) versus perhatian pada orang lain dan kualitas hidup (feminin). Contoh dari
budaya maskuin tinggi termasuk Austria, Swiss, da Italia. Budaya feminin yang tinggi
termasuk Swedia, Norwegia, dan Denmark.
2.1 HARGA TRANSFER
Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologi merupakan salah asatu daru perbedaan besar
yang terjadi antara pengendalian manjemen operasi domestik dan luar negeri. Namun dalam
operasi luar negeri, dibutuhkan beberapa pertimbangan penting lainnya unutk dapat sampai
kepada suatu harga transfer. Pertimbangan-pertimbangan tersebut termasuk perpajakan,
peraturan pemerintah, tarif, pengendalian devisa, akumulasi dana, dan joint venture.
a. Perpajakan
tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh di masing-
masing negara-negara asing. System harga transfer yang memungkinkan pengalihan
keuntungan ke negara-negara dengan tingkat pajak yang rendah dapat mengurangi jumlah
pajak penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh dunia.
b. Peraturan Pemerintah
Jika tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan mentapkan harga transfer unutk
meminimalkan laba kena pajak di negara-negara dengan tingkat pajak penghasilan yang
tinggi. Namun demikian, otorisasi pajak pemerintash menyadari adanya kemungkinan ini
dan mengeluarkan peraturan yang menentukan bagaimana harga transfer dapat dihitung.
c. Tarif
Tariff sering kali dipungut berdasarkan persentase tertentu dari nilai impor suatu produk.
Semakin rendah harganya semakin rendah pula tarif yang akan dikenakan. Timbulnya
tarif biasanya memiliki hubungan terbalik dengan timbulnya pajak pendapatan di dalam
harga transfer. Meskipun tarif unutk barang-barang yang dikirimkan ke suatu negara
tertentu akan lebih rendah jika harga transfernya juga rendah, keuntungah yang dicatat di
negara itu dan karenanya oajak penghasilan local atas laba akan ikut tinggi. Jadi, efek
bersih dari faktor-faktor ini harus ikut diperhitungkan dalam menentukan harga transfer
yang tepat. Karena pajak penghasilan umumnya memiliki jumlah yanag lebih besar
daripada tarif, harga transfer internasional biasanya lebih banyak didasarkan pada pajak
penghasilan daripada tarif.
d. Pengendalian Devisa
Beberapa negara membatasi jumlah devisisa yang tersedia untuk mengimpor beberapa
komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan
anak perusahaan untuk memasukkan komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih besar.
e. Akumulasi Dana
Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu negara tertentu daripada
di negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk mengalihkan dana tersebut ke
dalam atau ke luar negara tertentu.
f. Join Venture
Join venture memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Andai kata sebuah
perusahaan AS mempunyai operasi joint venture di Jepang dengan perusahaan local
Jepang. Jika induk perusaan AS membebankan harga lebih tinggi bagi komponen yang
dikirimkan ke Jepang, mitra joint venture Jepang kemungkinan besar akan menolak harga
tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan mengakibatkan bagian
keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga semakin kecil.
Section 428 memberikan aturan-aturan untuk menentukan harga transfer pada penjualan
antaranggota dari kelompok yang sepengendali. Metode-metode harga antarperusahaan
sepengendalian yang dapat diterima, disusun menurut prioritasnya dari yang penting adalah
sebagai berikut:
3. Metode biaya-plus
Menurut metode ini, yang menjadi prioritas terendah di antara ketiga metode yang di
uraikan, titik awal untuk menentukan harga yang wajar adalah biaya untuk
memproduksi produk, dihitung menurut praktik akuntansi yang benar. Ke dalam
biaya ini ditambahkan laba kotor yang wajar yang dinyatakan dalam persentase
tertentu dari biaya dan didasarkan pada penjualan tidak sepengendali yang serupa
yang dilakukan oleh pihak penjual, atau penjual lain atau tingkat yang berlaku untuk
industri tersebut.
Markup yang memadai = Harga jual kembali yang berlaku * Persentas markup yang
wajar
Persentase markup yang wajar = Persentase dari laba kotor (diekspresikan dalam
persentase dari penjualan) yang didapatkan oleh pembeli (atau penjual kembali) atau
pihak lain di dalam sebuah pembelian dan penjualan kembali yang tidak sepengendali
yang serupa dengan penjualan kembali sepengendali.
3. Metode biaya-plus:
Harga transfer = Biaya + Markup memadai Penyesuaian
Markup yang memadai = Biaya * Persentase laba kotor yang memadai
Persen laba kotor yang memadai = persentase laba kotor (diekspresikan dalam
persentase dari penjualan) yang didapatkan oleh pembeli (atau penjual kembali) atau
pihak lain di dalam sebuah pembelian dan penjualan kembali yang tidak sepengendali
yang serupa dengan penjualan kembali sepengendali.
Ada dua kebijakan ekstrem dalam menangani masalah ini. Beberapa perusahaan
mengizinkan anak perusahaan berurusan satu sama lain sesuai dengan prinsip ekonomi
yang wajar dan membiarkan dampak akibat pajak serta tarif apa adanya. Dengan
kebijakan ini, tak ada lagi keraguan tentang legalitas harga transfer karena anak
perusahaan mencoba melakukan hal ini sesuai dengan yang diminta oleh peraturan-
peraturan yang berlaku melakukan transaksi secara wajar. Dengan kebijakan ini,
kebijakan harga transfer untuk negara asing pada pokoknya akan sama dengan harga
transfer domestik. Akibatnya, system harga transfer akan mendukung system
pengendalian manajemen. Namaun pada sisi yang lain, kebijakan ini dapat
menghasilkan total biaya yang lebih tinggi.
Pada sisi ekstrem yang lain, harga transfer untuk negara asing dapat hampir seluruhnya
dikontrol oleh kantor pusat perusahaan dengan maksud untuk meminimalkan biaya
total perusahaan, memaksimalkan arus kas dalam dolar atau memperoleh kombinasi
yang optimum untuk posisi mata uang. Akan tetapi, kebijakan semacam ini dapat
sangat membatasi kegunaan sistem pengendalian, karena dalam keadaan tertentu harfa
transfer tersebut tidak berhubungan dengan harga yang berlaku jika unit-unit yang
melakukan pembelian adalah independen.
Banyak perusahaan yang mengggunakan harga transfer untuk meminimalkan pajak dan
tarif menggunakan harga transfer yang sama untuk persiapan anggaran keuntungan dan
pelaporan sebagaimana yang digunakan untuk tujuan akuntansi dan perpajakan.
Anggaran yang disetujui merefleksikan segala ketidakseimbangan yang ditimbulkan
oleh harga transfer. Sebagai ilustrasi, anak perusahaan yang menjual lebih rendah dari
harga normal dapat mengalami rugi sesuai anggaran. Jika laporan atas kinerja actual
menunjukkan bahwa kerugian anak perusahaan ternyata lebih kecil dari yang
dianggarkan, maka kinerjanya dapat dianggap memuaskan, dengan catatan hal yang
lain tetap sama. Singkatnya, harga transfer akan dipertimbangkan dalam baik penyiapan
anggaran maupun analisis hasil-hasilnya.