Anda di halaman 1dari 13

BAB 15

ORGANISASI MULTINASIONAL

Terdapat tiga masalah khusus dalam organisasi global: perbedaan kebudayaan, harga transfer,
dan perbedaan nilai tukar mata uang.

1.1 PERBEDAAN BUDAYA


Salah satu variable kontekstual yang penting yang memengaruhi pengendalian manejemen di
dalam sebuah perusahan multinasional adalah perbedaan budaya antarnegara. Menurut
definisinya, sebuah organisasi multinasional akan beroperasi di banyak negara dan harus siap
menghadapi perbedaan budaya seiring dengan koordinasi dan pengendalian yang dilakukan
oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya. Baik dalam konteks sebuah organisasi
atau suatu bangsa, kata budaya akan merujuk kepada nila-nilai, asumsi dan norma perilaku
yang diakui bersama. Ketika sebuah organisasi merentangkan operasinya melintasi berbagai
negara, perbedaan budaya yang sangat besar yang berkaitan dengan karaktter nasional dan
regional yang ada; mempunyai hubungan yang penting dengan pengendalian manajemen.

Jangkauan kekuasaan merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan


dipusatkan secara tidak seimbang. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi
termasuk Filipina, Venezuela, dan Meksiko. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang
rendah termasuk Israel, Denmark, dan Austria.

Individualisme/kolektivisme merujuk kepada sejauh mana seseorang mendefinisikan dirinya


sendiri sebagai seorang individu atau sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar. Budaya
individualistic yang tinggi termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Budaya
kolektivitas yang tinggi termasuk Saudi Arabia, Venezuela, dan Peru.

Menghindari ketidakpastian merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam
oleh situasi yang tidak menentu. Budaya penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk
Jepang, Portugak, dan Yunani. Budaya penghindaran ketidakpastian terendah termasuk
Singapura, Hongkong, dan Denmark.

Maskulinitas/feminitas merujuk kepada sampai sejuah apakah pengaruh yang dimiliki oleh
salah satu dari kedua nilai dominan tersebut berupa penekanan ketegasan dan marerakusne
(maskulin) versus perhatian pada orang lain dan kualitas hidup (feminin). Contoh dari
budaya maskuin tinggi termasuk Austria, Swiss, da Italia. Budaya feminin yang tinggi
termasuk Swedia, Norwegia, dan Denmark.
2.1 HARGA TRANSFER
Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologi merupakan salah asatu daru perbedaan besar
yang terjadi antara pengendalian manjemen operasi domestik dan luar negeri. Namun dalam
operasi luar negeri, dibutuhkan beberapa pertimbangan penting lainnya unutk dapat sampai
kepada suatu harga transfer. Pertimbangan-pertimbangan tersebut termasuk perpajakan,
peraturan pemerintah, tarif, pengendalian devisa, akumulasi dana, dan joint venture.

a. Perpajakan
tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh di masing-
masing negara-negara asing. System harga transfer yang memungkinkan pengalihan
keuntungan ke negara-negara dengan tingkat pajak yang rendah dapat mengurangi jumlah
pajak penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh dunia.
b. Peraturan Pemerintah
Jika tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan mentapkan harga transfer unutk
meminimalkan laba kena pajak di negara-negara dengan tingkat pajak penghasilan yang
tinggi. Namun demikian, otorisasi pajak pemerintash menyadari adanya kemungkinan ini
dan mengeluarkan peraturan yang menentukan bagaimana harga transfer dapat dihitung.
c. Tarif
Tariff sering kali dipungut berdasarkan persentase tertentu dari nilai impor suatu produk.
Semakin rendah harganya semakin rendah pula tarif yang akan dikenakan. Timbulnya
tarif biasanya memiliki hubungan terbalik dengan timbulnya pajak pendapatan di dalam
harga transfer. Meskipun tarif unutk barang-barang yang dikirimkan ke suatu negara
tertentu akan lebih rendah jika harga transfernya juga rendah, keuntungah yang dicatat di
negara itu dan karenanya oajak penghasilan local atas laba akan ikut tinggi. Jadi, efek
bersih dari faktor-faktor ini harus ikut diperhitungkan dalam menentukan harga transfer
yang tepat. Karena pajak penghasilan umumnya memiliki jumlah yanag lebih besar
daripada tarif, harga transfer internasional biasanya lebih banyak didasarkan pada pajak
penghasilan daripada tarif.
d. Pengendalian Devisa
Beberapa negara membatasi jumlah devisisa yang tersedia untuk mengimpor beberapa
komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan
anak perusahaan untuk memasukkan komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih besar.
e. Akumulasi Dana
Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu negara tertentu daripada
di negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk mengalihkan dana tersebut ke
dalam atau ke luar negara tertentu.
f. Join Venture
Join venture memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Andai kata sebuah
perusahaan AS mempunyai operasi joint venture di Jepang dengan perusahaan local
Jepang. Jika induk perusaan AS membebankan harga lebih tinggi bagi komponen yang
dikirimkan ke Jepang, mitra joint venture Jepang kemungkinan besar akan menolak harga
tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan mengakibatkan bagian
keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga semakin kecil.

2.1.1 Penggunaan Metode Harga Transfer


Tampilan table di bawah ini memperlihatkan metode harga transfer yang digunakan oleh
sebuah contoh perusahaan multinasional yang memiliki kantor di Kanada, Jepang, Inggris,
dan Amerika Serikat untuk pengiriman antarperbatasan mereka.

2.1.2 Pertimbangan Hukum


Hampir semua negara melakukan beberapa pembatasan pada fleksibilitas perusahaan dalam
menetapkan harga transfer untuk transaksi dengan anak-anak perusahaan d luar negeri.
Alasannya adlah untuk mencegah perusahaan multinasional melakukan penghindaran pajak
penghasilan tuan rumah. Perhatikanlah contoh-contoh berikut ini:

Untuk meminimalkan pajak, perusahaan-perusahaan multinasional AS mengalihkan


aset-asetnya ke negara dengan pajak penghasilan yang rendah. Misalnya, Casyman
Island yang memiliki 50 bank.
Perusahaan multinasional AS memindahkan kantor perusahaan di atas kertas mereka
ke Bermuda, yang tidak mengenakan pajak penghasilan perusahaan. Sebgai contoh,
Ingersoll-Rand, Accenture, dan Tyco International menempatkan kantor pusat mereka
di Bermuda sedangkan seluruh bisnis mereka dilakukan di negara-negara lain.
Perusahaan yang memindahkan preoperti intelektual (paten misalnya) ke Irlandia,
sebuah negara dengan tingkat pajak yang rendah, kator pusat AS akan membayar
jumlah yang cukup besar untuk membeli hak oenggunaan property intelektual tersebut,
sehingga akan mengalihkan laba kena pajak dari sebuah negara dengan tingkat oajak
yang tinggi ke negara degan tingkat pajak yang rendah.

Peraturan yang berhubungan dengan pegenaan pajak multinasional mungkin akan


mengalami perubahan sebagai konsekuensi adanya penyalahgunaan seperti di atas. Saat ini,
peraturan untuk Amerika Serikat pada dasarnya dipaparkan dalam Section 428 dari Internal
Revenue Code (Undang-undang Perpajakan AS). Section 428 mencoba unutk memastikan
bahwa transaksi-transaksi finansial antara unit-unit dari wajib pajak yang sepengendali
(perusahaan yang dapat mengendalikan transaksi yang terjadi antara pusat keuntungannya
di dalam negeri dan luar negeri) diselenggrakan seakan-akan unit-unit tersebut merupakan
wajib pajak yang tidak sepengendali (entitas independen yang melakukan transaksi satu
sama lain secara sesuai dengan prinsip ekonomi yang wajar (arms length)).

Section 428 memberikan aturan-aturan untuk menentukan harga transfer pada penjualan
antaranggota dari kelompok yang sepengendali. Metode-metode harga antarperusahaan
sepengendalian yang dapat diterima, disusun menurut prioritasnya dari yang penting adalah
sebagai berikut:

1. Metode perbandingan dengan harga tidak sepengendali


Harga yang wajar dapat dipastikan dari penjualan barang atau jasa yang dapat
diperbandingkan antara perusahaan multinasional dan pelanggan yang tidak memiliki
hubungan istimewa, atau antara dua perusahaan yang masing-masing tidak saling
memiliki hubungan istimewa.
Hal-hal yang dapat memengaruhi harga adalah anatara lain, kualitas produk, syarat
penjualanm tingkat pasam da wilayah geografis di mana jenis barang tersebut dijual;
tetapi untuk diskon jumlah, penyisihan promosi dan kerugian khusus yang disebabkan
oleh perbedaan nila tukar mata uanag dan selisih kredit tidak diperhitungkan.
Harga yang lebih rendah bahkan penjualan di bawah harga penuh, diizinkan dalam
hal-hal tertentu seperti selama penetrasi sebuah pasar baru atau dalam
mempertahankan pasar yang ada di suatu wilayah tertentu.

2. Metode harga jual kembali


Bila tidak ada penjualan yang dapat dibandingkan, metode berikutnya yang
diperbolehkan adalah metode harga jual kembali. Dalam metode ini, wajib pajak
bekerja mundur dari harga penjualan final pada saat kekayaaan yang dibeli dari
perusahaan afiliasi dijual kembali dalam sebuah penjualan tidak sepengendalian.
Harga jual kembali ini dikurangi dengan persentase keuntungan (markup) yang
semestinya berdasarkan penjualan tidak sepengendali oleh afiliasi yang sama atau
oleh penjual lain yang menjual barang yang sama di pasar yang dapat
diperbandingkan. Persentase markup dari pesaing dan rata-rata industri juga sapat
membantu dalam kaitannya dengan hal ini.
Peraturan meminta metode ini digunakan jika:
a. Jika tidak tersedia penjualan tidak sepengendali yang sebanding.
b. Penjualan kembali dilakukan dalam jangka waktu yang wajar sebelum atau sesudah
pembelian antarperusahaan sepengendali.
c. Penjualan kembali tidak menambahkan nilai yang berarti kepada barang yang
bersangkutan dengan mengubahnya secara fisik, selain dari kemasan, label, dan
seterusnya, atau dengan penggunaan atau pemanfaatan kekayaan yang tak berwujud.

3. Metode biaya-plus
Menurut metode ini, yang menjadi prioritas terendah di antara ketiga metode yang di
uraikan, titik awal untuk menentukan harga yang wajar adalah biaya untuk
memproduksi produk, dihitung menurut praktik akuntansi yang benar. Ke dalam
biaya ini ditambahkan laba kotor yang wajar yang dinyatakan dalam persentase
tertentu dari biaya dan didasarkan pada penjualan tidak sepengendali yang serupa
yang dilakukan oleh pihak penjual, atau penjual lain atau tingkat yang berlaku untuk
industri tersebut.

Gambaran skematis ketiga metode ini adalah sebagai berikut:

1. Metode perbandingan dengan harga tidak sepengendali:


Harga transfer = Harga yang digunakan dalam penjualan tidak sepengendalian yang
Sebanding Penyesuaian
Dalam penjualan sepengendalian, transaksi yang terjadi adalah antara dua anggota
kelompok sepengendali. Dalam penjualan tidak sepengendali salah satu pihak bukan
anggota kelompok sepengendali.

2. Metode harga jual kembali:


Harga transfer = Harga jual kembali yang berlaku Markup yang memadai
Penyesuaian
Harga jual kembali yang berlaku adalah harga di mana aktiva yang dibeli melalui
penjualan sepengendali, dijual kembali oleh pembeli dalam penjualan yang tidak
sepengendali.

Markup yang memadai = Harga jual kembali yang berlaku * Persentas markup yang
wajar
Persentase markup yang wajar = Persentase dari laba kotor (diekspresikan dalam
persentase dari penjualan) yang didapatkan oleh pembeli (atau penjual kembali) atau
pihak lain di dalam sebuah pembelian dan penjualan kembali yang tidak sepengendali
yang serupa dengan penjualan kembali sepengendali.

3. Metode biaya-plus:
Harga transfer = Biaya + Markup memadai Penyesuaian
Markup yang memadai = Biaya * Persentase laba kotor yang memadai
Persen laba kotor yang memadai = persentase laba kotor (diekspresikan dalam
persentase dari penjualan) yang didapatkan oleh pembeli (atau penjual kembali) atau
pihak lain di dalam sebuah pembelian dan penjualan kembali yang tidak sepengendali
yang serupa dengan penjualan kembali sepengendali.

2.1.5 Implikasi dari Section 428


Dari sudut pandang pengendalian manajemen, terdapat dua implikasi penting dari Section
428, yang masing-masing dibahas di bawah ini:

1. Meskipun terdapat pembatasan hukum terhadap fleksibilitas peruhasaan dalam


menentukan harga transfer, namun masih terdapat cukup ruang gerak di dalam
pembatasan ini.
2. Dalam situasi ini tertentu, pembatasan hokum dapat mendikte jenis-jenis harga transfer
yang harus diterapkan.

Ruang Gerak dalam Harga Transfer

Ada dua kebijakan ekstrem dalam menangani masalah ini. Beberapa perusahaan
mengizinkan anak perusahaan berurusan satu sama lain sesuai dengan prinsip ekonomi
yang wajar dan membiarkan dampak akibat pajak serta tarif apa adanya. Dengan
kebijakan ini, tak ada lagi keraguan tentang legalitas harga transfer karena anak
perusahaan mencoba melakukan hal ini sesuai dengan yang diminta oleh peraturan-
peraturan yang berlaku melakukan transaksi secara wajar. Dengan kebijakan ini,
kebijakan harga transfer untuk negara asing pada pokoknya akan sama dengan harga
transfer domestik. Akibatnya, system harga transfer akan mendukung system
pengendalian manajemen. Namaun pada sisi yang lain, kebijakan ini dapat
menghasilkan total biaya yang lebih tinggi.

Pada sisi ekstrem yang lain, harga transfer untuk negara asing dapat hampir seluruhnya
dikontrol oleh kantor pusat perusahaan dengan maksud untuk meminimalkan biaya
total perusahaan, memaksimalkan arus kas dalam dolar atau memperoleh kombinasi
yang optimum untuk posisi mata uang. Akan tetapi, kebijakan semacam ini dapat
sangat membatasi kegunaan sistem pengendalian, karena dalam keadaan tertentu harfa
transfer tersebut tidak berhubungan dengan harga yang berlaku jika unit-unit yang
melakukan pembelian adalah independen.

Banyak perusahaan yang mengggunakan harga transfer untuk meminimalkan pajak dan
tarif menggunakan harga transfer yang sama untuk persiapan anggaran keuntungan dan
pelaporan sebagaimana yang digunakan untuk tujuan akuntansi dan perpajakan.
Anggaran yang disetujui merefleksikan segala ketidakseimbangan yang ditimbulkan
oleh harga transfer. Sebagai ilustrasi, anak perusahaan yang menjual lebih rendah dari
harga normal dapat mengalami rugi sesuai anggaran. Jika laporan atas kinerja actual
menunjukkan bahwa kerugian anak perusahaan ternyata lebih kecil dari yang
dianggarkan, maka kinerjanya dapat dianggap memuaskan, dengan catatan hal yang
lain tetap sama. Singkatnya, harga transfer akan dipertimbangkan dalam baik penyiapan
anggaran maupun analisis hasil-hasilnya.

Pembatasan Hukum dalam Sistem Harga Transfer

Di dalam situasi tertentu, pembatasan hokum dapat meminta digunakannya sistem


harga transfer tertentu, atau sebuah sistem transfer yang disukai unutk tidak digunakan.
Dalam situasi yang lain, pendekatan full cost yang implisit dakam Section 428 dapat
membatasi kemampuan perusahaan untuk mentransfer beberapa produk kurang dari full
cost-nya. Misalnya, departemen pemasaran mungkin ingin memperkenalkan produk
baru dalam pasar pada harga yang lebih rendah dari harga normalnya, bahkan mungkin
tidak cukup tinggi untuk mentutupi full cost tersebut. Ini mungkin merupakan taktik
pemasaran yang jitu, tetapi IRS tidak dapat mengakuinya sebagai dasar yang valid
untuk sampai kepada harga transfer.

2.1.6 Kepentingan Minoritas


Ketika kepentingan minoritas ikut terlibat, fleksibilitas manajemen puncak dalam
mendistribusikan laba antara anak-anak perusahaan dapat sangat dibatasi karena pihak
minoritas mempunyai hak hukum untuk memperoleh pembagian yang adil dari laba
perusahaan. Dalam kasus ini, anak perusahaan harus sebisa mungkin melakukan transaksi
secara wajar.

3.1 NILAI TUKAR MATA UANG


Arus kas dari sebuah perusahaan domsetik dinominasikan dalam dolar, dan pada suatu waktu
tertentu, setiap dolar mempunyai nilai yang sama dengan nila dolar lainnya. Sebaliknya, arus
kas perusahaan multinasional didenominasikan dalam beberapa mata uang di mana nilai
setiap mata uang relatif kepada nilai dolar akan berbeda seiring dengan perbedaan waktu.
Variasi ini memperumit masalah pengukuran kinerja anak perusahaan dan para manajernya.
Lebih spesifik lagi, perusahaan multinasional memiliki eksposur akibat translasi, transaksi
dan ekonomi perubahan nilai tukar. Pertama-pertama kita akan membahas nilai tukar secara
singkat dan kemudian mendiskusikan tiga jenis eksposur nilai tukar dan implikasinya kepada
perancangan sistem pengendalian.

3.1.1 Nilai Tukar


Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata
uang yanag lainnya. Hal ini dapat dinyatakan baik sebagai jumlah unit dari mata
uang negara induk perusahaan yang diperlukan untuk membeli satu unit mata
uang asing (kita sebut penawaran langsung) atau sejumlah unit mata uang asing
yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang induk perusahaan
(penawaran tidak langsung). Sebagai contoh, jika dolar AS ($) adalah mata
uang induk perusahaan dan franc Prancis (FF) adalah mata uang asing, maka
untuk menyatakan nilai tukar dengan sebagai $0,20/FF adalah bentuk
penawaran tak langsung. Dalam pasar devisa, kedua jenis penawaran tersebut
dipergunkan, tetapi para pedagang biasanya menggunakan salah satu jenis untuk
mata uang tertentu.
Nilai tukar yang biasanya ditawarkan disebut nilai tukar nominal. Nilai tukar
spot adalah nilai tukar nominal yang berlaku pada suatu hari tertentu. Nilai tukar
riil adalah nilai tukar spot setelah penyesuaian perbedaan inflasi antara dua
negara yang dihitung. Ada juga nilai tukar forward, yaitu nilai tukar hari ini
yang dapat digunakan menjadi dasar penyeselesaian suatu transaksi yang terjadi
di suatu waktu di masa depan.
3.1.2 Berbagai Jenias Eksposur Nilai Tukar
Eksposur translasi atas nilai tukar adalah eksposur dari neraca dan laporan laba
rugi perusahaan multinasional terhadap perubahan yang terjadi di dalam nilai
tukar nominal. Hal ini dikerenakan adanya fakta bahwa perusahaan
multinasional harus mengonsolidasikan pembukuan mereka dalam satu mata
uang (biasanya mata uang negara induk perusahaan), meskipun arus kas mereka
didenominasi dalam banyak mata uang. Memahami eksposur translasi yang
terjadi di dalam perusahaan multinasional berarti memahami pengertian dari
jawaban atas pertanyaan berikut ini: jika arus kas perusahaan didenominasi di
dalam berbagai mata uang dan jika terjadi perubahan nominal di dalam nilai
tukar mata uang selama tahun berjalan, bagaimanakah seharusnya cara
mengkonsolidasikan pendapatan, pengeluaran, aktiva, dan utang ke dalam satu
jenis mata uang pada satu titik waktu?
Eksposur transaksi adalah eksposur nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan
untuk transaksi-transaksi antarnegaranya ketika transaksi semacam itu dicatat
hari ini tetapi penyelesaian pembayarannya dilaksanakan kemudian hari. Selama
masa di mana pembayaran atau komitmen penerimaannya masih belum
dilakukan, nilai tukar nominal dapat berubah dan menimbulkannya resiko pada
nilai dari transaksi. Contoh transaksi semacam ini termasuk piutang, kewajiban
dan utang atau oembayaran bunga yang belum dilaksanakan dalam mata uang
asing.
Eksposur ekonomi adalah eksposur nilai tukar atas arus kas perusahaan terhadap
perubahan nilai tukar riil. Eksposur ekonomi juga disebut eksposur operasional
atau eksposur kompetitif terhadap nilai tukar.
3.1.3 Pilihan Metrik dalam Evaluasi Kinerja
Dalam survei di perusahaan-perusahaan multinasional, Choi dan Czechowicz
menemukan bahwa hampir semua responden memiliki sistem evaluasi performa
kinerja yang membandingkan actual terhadap anggarannya dalam menilai
kinerja anak perusahaan. Pada dasarnya terdapat tiga kemungkinan pemilihan
metrik dalam penetepan dan pelacakan anggaran: nilai tukar yang berlaku pada
saat anggaran ditentukan (nilai tukar awal), nilai tukar yang diproyeksikan pada
saat anggaran ditentukan (nilai tukar yang di proyeksikan), atau nilai tukar
actual yang berlaku pada saat anggaran dilacak (nila tukar akhir).

3.1.4 Permasalahan dalam Perancangan Sistem Pengendalian


Dari sudut pandang evaluasi kinerja, di bawah ini adalah pertanyaan-pertanyaan
penting di dalam perancangan suatu sitem pengendalian:
Haruskah para manajer anak perusahaan dianggap bertanggung jawab
atas dampak fluktuasi nilai tukar terhadap hasil akhir mereka?
Haruskan induk perusahaan menggunakan mata uang negara induk
perusahaan, atau haruskah mereka menggunakan mata uang lokal dalam
evaluasi kinerja?
Selanjutnya, haruskah induk perusahaan menggunakan nilai tukar awal,
nilai tukar proyeksi, atau nilai tukar akhir dalam menetapkan dan
melacak anggaran?
Haruskah induk perusahaan membedakan akibat dari perbedaan jenis
eksopsur nilai tukar sembari mengevaluasi kinerja dari manajer anak
perusahaan? Jika ya, bagaimanakah caranya?
Bagaimana seharusnya perbedaan jenis eksposur nilai tukar akan
memengaruhi evaluasi kinerja ekonomi dari anak perusahaan, apakah
seperti yang membedakan dari evaluasi manajer yang bertanggung
jawab atas anak perusahaan tersebut?
3.1.5 Efek Translasi
Sebuah contoh dari perusahaan Amerikas Serikat yang mempunyai anak
perusahaan di Prancis, memiliki nilai anggaran dan aktual dari anak perusahaan
tersebut. Andai kata nilai tukar awal adalah FF10/$ dan nilai tukar akhir adalah
FF11/$(yaitu franc Prancis terdepresiasi baik dari nilai riil maupun nominalnya
sebesar 10% relatif terhadap dolar, sehingga tingkat inflasi Prancis tidak
mengalami perubahan). Anak perusahaan diberikan sebuah target volume, yang
menjadi dasar dari penganggran laba pada nilai tukar awal sebesar $1, atau
FF10. Selanjutnya, asumsikanlah anak perusahaan Prancis tersebut
melaksanakan keseluruhan penjualan dan pengeluarannya di Prancis; ia tidak
melakukan satu pun transaksi antarnegara. Maka anak perusahaan ini disebut
sebagai unit yang seimbang. Asumsikanlah anak perusahaan tersebut mencapai
semua target volumenya, tetapi nilai tukar berubah menjadi FF11/$. Dengan
nilai tukar baru, keuntungan dalam dolar yang dihasilkan anak perusahaan
hanyakah $0,91 atau varians yang tidak menguntungkan sebesar kurang lebih
10% terhadap anggaran di dalam nilai dolar meskipun sebenarnya mereka telah
mencapai sasaran volumenya.
Apakah manajer anak perusahaan di Prancis tersebut dapat diminta pertanggung
jawabannya terhadap fluktuasi nilai tukar meskipun kinerja aktualnya sama
seperti yang telah dianggarkan? Anak perusahaan di Prancis ini sendiri tertutup
(yaitu, tidak terlibat dalam transaksi antarnegara). Oleh karenanya, manajaer
anak perusahaan tidak perlu ambil pusing terhadap keputusan-keputusan
strategis dan operasional (seperti penetapan harga dan sumbernya) untuk
merespon perubahan nilai tukar. Tambahan lagi, perubahan nilai tukar
seluruhnya berada di luaar kendali manajer anak perusahaan. Maka dari itu,
terlihat cukup adil jika para manajer anak perusahaan dianggap tidak perlu
mempertanggungjawabkan dampak dari translasi. Cara yang termudah untuk
mencapai tujuan ini adalah dengan menetapakan dan melacak anggaran dengan
menggunakan pilihan metrik yang sama.
Dalam contoh tersebut, jika anggran dilacak dengan menggunakan metric yang
sama sebagaimana anggran ditetapkan (FF10/$), maka anak perusahaan akan
terlihat telah menghasilkan $1. Alterrnatifnya, jika anggaran pada akhir tahun
ditetapkan kembali dengan nilai tukar akhir sebesar FF11/$, anak perusahaan
hanya dapat mengharapkan telah menghasilkan laba sebersa $0,91. Jadi, jika
metrik yang sama dipergunakan untuk menetapkan dan melcak anggaran, maka
piligan metric yang diambil (apakah mata uang lokal/ mata uang asing;
apakahnilai tukar awal, proyeksi, atau akhir) bukanlah sesuatu yang relevan;
kinerja yang dihasilkan akan merefleksikan kinerja operasi dari manajer, yang
independen terhadap dampak translasi.
Akan tetapi, induk perusahaan akan menderita kerugia tranlasi pada akhir
tahun. Induk perusahaan tidak memiliki kendali atas pergerakan nilai tukar
tersebut. Jika mereka menggunakan laba atau rugi akibat translasi di dalam
mengevaluasi kinerja manajer anak perusahaan, maka akan timbul beberapa
masalah:
(1) Hal ini akan membuat manajer anak perusahaan bertanggung jawab terhdap
faktor-faktor yang berada di luar kendali mereka.
(2) Hal ini akan menghilangkan adanya laba atau rugi akibat translasi.
(3) Hal ini tidak memoerhitungkan jenis eksposur nilai tukas lain yang dihadapi
oleh anak perusahaan.
(4) Hal ini akan mengacaukan kinerja manajer dan anak perusahaan.

Ketika perusahaan memberikan lapirannya kepada para pemegang saha, mereka


harus mengkonsolidasikan angka-angka akuntasni dari anak perusahaan di
negara asing dengan angka-angka akuntasni dari induk perusahaan, laba dan
rugi akibar translasi yang ditimbulkan dari konversi nerasa dan laporan laba rugi
anak perusahaan di luar negeri ke dalam unit moneter dari induk perusahaan
tidak seharusnya memengaruhi evaluasi kinerja dari manajer anak perusahaan.
Metode yang diperlukan untuk menghitung laba dan rugi akibat translasi untuk
tujuan pelaporan keuangan akan diuraikan di dalam lampiran.

3.1.6 Eksposur Ekonomi


Dalam unit seimbang yang kita bahas di atas, nilai tukar hanya akan
mengakibatkan efek translasi. Tetapi, ketika anak perusahaan memiliki transaksi
antarnegara, mereka juga akan menjadi subjek dari eksposur ekonomi. Sebuah
sistem pengendalian yang secara efektif menangani eksposur ekonomi, memilki
perbedaan cara yang fundamental dari yang telah diuraikan untuk eksposur
translasi. Dalam hal eksposur ekonomi, merupakan suatu hal yang tepat bagi
sistem pengendalian untuk mengevaluasi manajer anak perusahaan atas
keputusan-keputusan yang seharusnya memungkinkan anak perusahaan
merespon perubahan yang terjadi pda nilai tukar riil. Kita akan menjelaskan
bagaimana ini dapat dilakukan dengan mempertimbangian dua tipe generic dari
anak perusahaan dari perusahaan multinasional: importer murni dan
eksportir murni.
Importir murni adalah anak perusahaan yang menjual sebagian besar produknya
di dalam negaranya sendiri, tetapi mengimpor sebagian besar barang mentahnya
dari luar negeri (baik itu dari anak perusahaan lain atau dari perusahaan luar);
eksportir murni adalah anak perusahaan yang menjual kebanyakan produknya
keluar negeri (baik kepada anak perusahaan lain maupun kepada perusahaan
luar lainnya), tetapi membeli sebagian besar bahan mentahnya di dalam negara
tersebut.
3.1.7 Efek Transaksi
Pendekatan mendasar dalam mengani eksposur transaksi adalah dengan
menggunakan strategi lindung nilai mata uang asing yang tepat. Libung nilai
(hedging) adalah transaksi-transaksi yang dapat menurunkan kemungkinan
risiko yang berhubungan dengan arus kas di masa depan. Dalam prosesnya,
perusahaan yang mebeli onstrumen lindung nilai mengalihkan risiko kepada
entitas yang menjual instrument tersebut biasanya adalah bank komersial dalam
kasus untuk pasar valuta. Tentunya sudah pasti jasa semacam itu membutuhkan
biaya.
Lindung nilai adalah praktik yang berlaku umum di banyak perusahaan sebagai
contoh, kapan saja perusahaan membeli asuransi, secara tidak langsung
perusahaan tersebut tengah melakukan transaksi lindung nilai internasional, dan
hal itu dipergunakan sebagai cara untuk mengatasi efek dari eksposur transaksi.
Terdapat banyak cara melakukan lindung nilai atas eksposur transaksi. Untung
memberikan ilustrasi yang sederhana; jika sebuah perusahaan Amerika menjual
produknya kepada perusahaan Prancis dengan harga yang dinyatakan dalam
franc Prancis, ia dapat secara bersamaan membeli hak untuk membeli franc
Prancis dengan nilai tukar yang sama seperti jika terjadi pada tanggal di masa
depan di mana piutangnya akan jatuh tempo. Jika perusahaan tersebut
mengalami rugi transaksi di dalam penjualan, maka ia akan mendapatkan
keuntungan yang sama melalui lindung nilai. Teknik lindung nilai yang lain
meliputi penggunaan pasar opsi dan menyamakan aktiva/ pasiva dan
pendapatan/ pengeluaran dengan mata uang yang sama. Teknik lindung umum,
menggunakan pasar transaksi forward dan masa depan, juga pasar opsi valuta
asing. Dari perspektif evaluasi kinerja, pertanyaan kuncinya adalah apakah para
manajer anak perusahaan bertanggung jawab atas eksposur dari transaksi
lindung nilai.
3.1.8 Kinerja Anak Perusahaan
Sejauh ini kita telah mengusulkan bahwa adalah penting untuk membedakan
antara kinerja ekonomi anak perusahaan dan kinerja para manajer dan pedoman-
pedoman yang dibicarakan di atas semata-mata hanya menangani pengisolasian
dampak nilai tukar terhadap kinerja ekonomi manajer anak perusahaan. Adalah
penting untuk menyadari bahwa kinerja ekonomi anak perusahaan itu sendiri
harus merefleksikan akibat-akibat negatif atau positif atas eksposur translasi,
transaksi, dan ekonomi.
Jika kinerja ekonomi jangka panjang anak perusahaan (setelah memasukkan
efek nilai tukar) terus memburuk, meskipun kinerja manajernya memuaskan,
maka induk perusahaan harus mengeluarkan pertanyaan yang lebih
mendasarkan: apakah hal itu memberikan artian ekonomis secara berkelanjutan
bagi perusahaan multinasional untuk meneruskan beropersi di negara tersebut,
atau apakah ia sebaiknya memindahkan bisnisnya ke tempat lain? Jawaban atas
pertayaan ini akan kembali kepada keputusan lokasi bisnis, daripada keputusan
evaluasi kinerja; hal ini seharusnya merupakan sebuah keputsan independen.
3.1.9 Pertimbangan Manajemen
Dalam mendesain sistem evaluasi kinerja anak perusahaan multinasional,
perusahaan dapat menggunakan pedoman-pedoman berikut ini:
Pada manajer anak perusahaan seharusnya tidak dianggap bertanggung
jawab terhadap efek translasi. Cara termudah untuk mencapai tujuan ini
adalah membanidngkan anggaran dengan hasil aktual dengan
menggunakan metric yang sama dan mengisolasi efek yang
berhubungan dengan inflasi melalui analisis varians. Perusahaan
multinasional hendaknya memilih metric apa saja yang ia anggap lebih
meudah untuk digunakan.
Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinasi terpusat dari
kebutuhan lindung nilai perusahan multinasional secara keseluruhan.
Hal ini kemungkinan besar akan jauh lebih murah dan sederhana, dan
dapat mencegah manajer anak perusahaan menjadi peramal dan
spekulan nilai tukar.
Manajer anak perusahaan haarus bertanggung jawab terhdap efek
ketergantungan dari nilai tukar yang diakibatkan oleh eksposur ekonomi.
Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan
untuk menetukan lokasi operasi di sebuah negara atau merelokasi
operasi dari sebuah negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-
konsekuensi dari adanya eksposur translasi, transaksi, dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai