Anda di halaman 1dari 20

Executive Summary

Macro Economics

Pengarang : Prof.Dr.H. Detri Karya, S.E., M.A.


Dr. Drs. Syamri Syamsuddin, M.Si

Disusun Oleh :
Nama : Abdul Aziz Samal
Nim : 2014-30119

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PATTIMURA
2017
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa hingga saat ini
masih memberikan Nafas Kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya
dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul Executive Summary
MacroEconomics . Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah
ikut membantu hingga dapat disusunnya panduan kuliah ini.

Makalah ini disusun untuk menjadi pedoman atau referensi mata


kuliah Ekonomi Makro. Dalam Panduan ini membahas tentang Peran
Ekonomi Makro, Pendapatan Nasional, Keseimbangan pendapatan
Nasional. Akhirnya saya sampaikan Terima Kasih atas perhatiannya
terhadap panduan kuliah ini, dan Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri saya sendiri.

Akhirnya, tidak ada Manusia yang luput dari kesalahan dan


kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik
yang sifatnya Membangun sangat saya harapkan dari para pembaca
Guna Peningkatan Kualitas panduan kuliah ini pada waktu mendatang.

Penyusun
1
PENDAHULUAN

A. Peran Ekonomi Makro


Secara Sederhana, peran ekonomi pada Masing-masing sektor
ekonomi dapat dikemukakan sebagai berikut.

Business Sectors : Perubahan Ekonomi Makro menjadikan


Peran manajer atau pengambilan keputusan bisnis semakin
penting dan strategis. Manajer harus memahami secara
kritis fenomena yang terjadi di Lingkungan perekonomian
secara luas dan menyeluruh.

Personal Sectors : Sektor ini biasa juga disebut dengan


sector Rumah Tangga. Sektor ini terutama berperan dalam
menyumbangkan jasanya atas faktor-faktor produksi yang
dikuasainya. Kekacauan Ekonomi yang melumpuhkaan
aktivitas dunia usaha sudah tentu berdampak langsung pada
sektor ini, Karna menyempitnya kesempatan kerja,
Pengangguran terbuka semakin meluas karena PHK, daya
beli yang melemah karena pendapatan yang diterima oleh
sector ini semakin berkurang, atau akibat dari laju inflasi
yang tinggi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing.
Sektor Pemerintah ( Government Sector ) : Krisis Ekonomi
dan moneter memaksa Pemerintah untuk bekerja keras
memulihkan kondisi perekonomian tersebut. Berbagai
instrument pemerintah dikerahkan dalam rangka
mestabilkan nilai tukar rupiah terhadap US dolar dan
menekan inflasi yang sudah berada ditingkat
mengkwatirkan.

Foreign Trade Sectors ( Sektor perdagangan Luar Negeri) :


Sektor ini berperan dalam meraup devisa. Dalam ekonomi
makro akan menentukan kebijakan tepat, terutama dalam
menetapkan pasar potensial, inovasi produk ekspor dan
substitusi impor.

B. Ekonomi, Ekonomi Makro, Ekonomi Mikro, dan Ekonomi


Manajerial
Ekonomi adalah suatu Studi tentang pilihan, yakni bagaimana
individu dan Kelompok individu, atau masyarakat suatu Negara
mengoptimalkan kemampuannya dalam mengalokasikan sumber-
sumber ekonomi ( faktor-faktor produksi) untuk mendapatkan barang
dan jasa yang dibutuhkannya agar diperoleh kepuasan yang maksimum
atau keseimbangan ekonomi.
Ekonomi Makro mempelajari Kegiatan ekonomi secara
keseluruhan (agregatif).
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Sejak Tahun 1930-an, ilmu
ekonomi telah dibagi kedalam dua bagian, yaitu mikroekonomi dan
Makroekonomi. Mikroekonomi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari perilaku dari unit-unit ekonomi kecil bersifat individual
seperti rumah tangga, perusahaan, dan struktur industry. Sebaliknya,
Makroekonomi Merupakan cabang ilmu ekonomi yang menelaah
perilaku dari perekonomian atau tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan, termasuk didalamnya faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja perekonomian atau kegiatan agregat tesebut. Ekonomi Mikro
adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari sebagian kecil sector
ekonomi. Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
membahas komponen-komponen ekonomi secara agregat, yakni
merupakan penjumlahan dari banyak keputusan-keputusan ekonomi
mikro yang pada gilirannya dipengaruhi berat oleh komponen-
komponen ekonomi makro.
Ekonomi Manajerial merupakan aplikasi teori ekonomi mikro dan
ekonomi makro pada masalah pengambilan keputusan yang dihadapi
oleh manajer didalam Perusahaan.

C. Aspek Makro Ekonomi dan Keputusan Bisnis


Dapat dikatakan bahwa hampir semua aspek makroekonomi
menjadi penting bagi pengambilan keputusan bisnis, karena semua
aspek yang tercakup didalamnya harus diperhitungkan dalam setiap
keputusan strategis yang akan dijalankan. Aspek-aspek ekonomi Makro
tersebut di bawah ini memengaruhi dunia bisnis antara lain :
1.Pertumbuhan ekonomi
2. Inflasi
3. Suku Bunga
4. Ketersediaan kredit dan Pertumbuhan Moneter
5. Investasi total
6. Pajak perorangan dan perusahaan
7. Pengeluaran total konsumen
8. Tabungan total
9. Upah dan penerimaan
10. Kecenderungan pengangguran
11. Impor, ekspor dan Neraca pembayaran.

D. Indikator dan Kinerja Perekonomian


1. Indikator prestasi perekonomian
Untuk Mengukur Prestasi makroekonomi dapat dilihat dari
Indikator ekonomi sebagai berikut :
a. Pendapatan Nasional, Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
kapita
b. Tingkat pengangguran dan kesempatan kerja
c. Tingkat inflasi
d. Kondisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
e. Tingkat stabilitas nilai mata uang domestic (kurs)

2. Aliran Aktivitas ekonomi


Apabila kita berbicara tentang aliran aktifitas ekonomi berarti
kita berbicara tentang para pelaku/agen-agen ekonomi (economic
agents) yang terdiri atas sector :
a.Rumah tangga
b.Perusahaan
c. Pemerintahan
d. Jasa financial
e.Asing (Luar negeri}
Sektor Rumah Tangga
Rumah tangga menyediakan sumber-sumber (faktor produksi)
yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa.
Sumber-sumber berupa tenaga kerja, tanah, dan modal baik fisik
maupun uang. Pendapatan rumah tangga (y) digunakan untuk
keperluan pengeluaran konsumsi ( Consumption Expenditures ) biasa
disimbolkan dengan C dan sisanya bagian tabungan (saving) dengan
symbol S. Persamaan Rumah tanggga dapat dibuat :
Y=C+S

Sektor Perusahaan
Sektor perusahaan berperan dalam memperkerjakan dan
memberikan balas jasa berupa uang ( upah/gaji ), karena menggunakan
jasa faktor produksi dari sector rumah tangga. Dengan demikian,
pendapatan sector perusahaan (Y) digunakan untuk pengeluaran
Konsumsi (C) dan pengeluaran Investasi ( investment expenditures)
disimbolkan dengan I. Persamaan nya :
Y=C+I

Sektor Pemerintah
Pengeluaran pemerintah ( Government Expenditures ) biasanya
disimbolkan dengan G.
Sektor jasa Finansial
Sektor ini meliputi seluruh perantara financial seperti bank,
perusahaan asuransi, dana pensiun dan sebagainya lembaga-lembaga
keuangan ini tidak memproduksi output fisik oleh karna itu
dikelompokkan terpisah dengan kelompok perusahaan. Sektor ini
memainkan peranan penting dalam perekonomian dengan cara
menabung kepada peminjam.

Sektor Luar Negeri


Komponen Pokok sektor luar negeri ini adalah ekspor (X) dan
impor (M), maka persamaan :
Net Export = X M
Ekonomi Makro adalah suatu studi mengenai Hubungan antara
kelima sektor diatas dan penentuan aktivitas ekonomi melalui sektor-
sektor ini .

3. Pengukuran Aktivitas Ekonomi


Pendapatan Nasional adalah jumlah produksi suatu Negara yang
dalam periode tertentu (biasanya satu tahun) diukur dengan uang.
Beberapa konsep penting yang perlu dimengerti dalam mengukur
aktivitas ekonomi adalah :

Produk Domestik Bruto (PDB) Adalah nilai barang-barang dan


jasa yang diproduksikan di dalam Negara dalam satu periode
tertentu (biasanya satu tahun).
Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang
dihitung sebagai pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa
yang diproduksi oleh andil faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh warga Negara Indonesia (WNI) Dimanapun WNI itu berada.
Pendapatan Nasional (National income) adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa dalam
satu tahun tertentu berupa gaji/upah, sewa, bunga, laba/deviden.

4. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat ditelaah melalui
Agregate Supply (AS) dan Agregate Demand (AD), Sebagai ilustrasi
dapat dikemukakan sebagai berikut :

Agregate Supply (Suplai Agregat)


Pendapatan nasional dapat dianalisis melalui suplai agregat, yakni
analisis mengenai kontribusi setiap sektor ekonomi yang ada terhadap
pembetukan atau pertumbuhan output agregat (GDP). Dari sisi suplai
agregat dapat dilihat bahwa struktur perekonomian Indonesia sejak
Pelita V mengalami perubahan , dari sektor pertanian ke sektor industri
pengolahan. Hal ini ditandai dengan peranan sektor pertanian semakin
mengecil sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (GDP).

Agregate Demand (Permintaan Agregat)


Produk Domestik Bruto apabila, dilihat dari sisi permintaan
agregat (aggregate demand) dapat dianalisis menurut permintaan
dalam dan luar negeri. Permintaan dalam negeri sebagaimana telah
dijelaskan pada seksi terdahulu terdiri atas
Konsumsi rumah tangga (C)

Konsumsi Pemerintah (G), dan


Investasi (I)
Sedangkan Permintaan luar negeri Merupakan :
Ekspor barang dan jasa (X)
Oleh karena sebagian permintaan barang dan jasa termasuk baranng
dan jasa yang berasal dari impor (M), sehingga untuk melihat
permintaan Produk Domestik Bruto(GDP), ekspor barang dan jasa
dikurangi dengan impor sehingga diperoleh ekspor netto (X-M).
2
PENENTUAN
PENDAPATAN NASIONAL

A. Tinjauan Umum Kubu Ekonomi Keynes versus Kubu


Monetarist
Yang dimaksud dengan kubu disini ialah aliran pemikiran atau
paham.

Pandangan Keynes
Pandangan ini dipelopori oleh ahli ekonomi Cambridge, John
Maynard Keynes yang menulis buku The General theory of
Employment, Interest and Money (1936}. Pokok pikirannya yang
mendasar memengaruhi para ahli ekonomi dan pemerintah sesudah
perang Dunia Pertama dan dikenal dengan konsep Keynesian Demand
Management. Keynes dan para pengikutnya menjelaskan bahwa
tingkat output total (aggregate supply) dan Kesempatan kerja dalam
perekonomian ditentukan oleh tingkat permintaan agregat (aggregate
demand) untuk barang dan jasa.

Pandangan Monetarist
Pandangan ini muncul sejak awal tahun 1970an setelah
kebijaksanaan fiscal (Keynesian demand management) oleh sebagain
ahli dianggap gagal menurunkan inflasi dan gagal pula menurunkan
inflasi dan gagal pula menurunkan tingkat pengangguran. Kelompok
ahli moneter juga menjelaskan bahwa Pengendalian inflasi
merupakan prasyarat untuk mengurangi pengangguran sebab inflasi
dalam pasar perekonomian menurut mereka merupakan ancaman
bagi bisnis swasta dan pada gilirannya akan mengganggu
pertumbuhan ekonomi.

B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Secara kolektif metode-metode yang mengukur aktivitas


ekonomi ini dikenal juga dengan national income accounting.

National Production = Natinal Income = National Expenditure


Secara Prinsip persamaan ini selalu berlaku
1. Metode Output (Product Method)

Metode output menghitung nilai total output barang dan jasa


dalam perekonomian dalam jangka waktu tertentu , misalnya satu
tahun. Semua barang akhir dan jasa harus dimasukan tanpa
memandang dimana ia dijual, kepada konsumen, pemerintah,
luar negeri atau perusahaan dalam bentuk peralatan kapital.

2. Metode pendapatan (Income Method)

Mengingat pendapatan nasional muncul dari produksi barang dan


jasa oleh faktor produksi, cara lain untuk menghitung nilai total
output ialah dengan cara menghitung semua pendapatan yang
diterima oleh faktor produksi sebagai jasa, baik dalam bentuk
pendapatan berupa upah, gaji, sewa, bunga, keuntungan,
deviden. Metode ini dinamakan income method.

3. Metode Pengeluaran ( Expenditure Method )


Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Metode Pengeluaran

Komponen Pengeluran Jumlah (mrp)

1 Pengeluaran Konsumen Rumah Tangga ( C ) 370

-Barang barang tahan lama Rp. 220mrp


-Barang barang tidak tahan lama Rp. 55mrp
-Jasa jasa Rp. 95mrp

2 Investasi bruto ( I ) 460

3 Pengeluaran Pemerintah ( G ) 700

4 Net Export ( X-M ) 180


-Export ( X ) Rp. 390 mrp
-Import ( M ) Rp. 210 mrp

Produk Nasional Bruto ( PNB ) 1.710

Penyusutan ( Depresiasi-D ) (170)

Produk Nasional (PNN) 1.540


Y=C+I+G+( XM)

di mana :

Y = Pengeluaran Nasional atau sama nilainya dengan Pendapatan


Nasional.

C = Pengeluaran Konsumsi ( Consumption Expenditures ).

I = Pengeluaran Investasi ( Invesment Expenditures ).

G = Pengeluaran Pemerintah ( Government Expenditures ).

X = Export.

M = Import.

C. Pendapatan Nasional Keseimbangan.


Pendapatan nasional berada dalam keseimbangan apabila :

Suplai Agregat = Permintaan Agregat

Suplai agregat ( aggregate supply ) adalah total output


perekonomian, yang ditulis dengan lambang Y . Permintaan
agregat terdiri atas komponen komponen pengeluaran konsumsi
rumah tangga ( C ), Pengeluaran investasi perusahaan ( I ),
pengeluaran pemerintah ( G ) serta pengeluaran dan penerimaan
perdagangan luar negeri, yakni export dikurangi import ( X M ).
Kondisi keseimbangan dapat dinyatakan dalam formula matematic :
Y=C+I+G+(XM)

Perubahan pendapatan nasional ( Y ) dapat ditentukan oleh


perubahan permintaan agregat, kita harus memeriksa masing
masing komponen permintaan agregat itu.

1. Pegeluaran Konsumsi ( C ) dan Tabungan ( S )


Pendapatan sektor rumah tangga diperoleh dari balas jasa yang
disumbangkan ke sektor perusahaan, yaitu berupa upah/gaji, sewa,
bunga, deviden.

Pendapatan sektor rumah tangga digunakan untuk pengeluaran


konsumsi ( consumption expenditure ) dan sisanya untuk tabungan
rumah tangga ( saving )

Keynes berpendapat bahwa tingkat konsumsi dan tabungan


terutama ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga. Secara
matematika dapat diformulasikan sebagai berikut :

Y=C+S

Y = pendaptan sektor rumah tangga

C = pengeluaran konsumsi rumah tangga

S = tabungan rumah tangga

2. Pengeluaran Investasi ( I )
a. Bentuk bentuk Investasi
1. Investasi Tabungan berjangka
2. Deposito
3. Investasi Emas
4. Investasi Saham
5. Investasi Tanah (Lahan)
6. Investasi Pendidikan

b. Faktor-faktor Memengaruhi Investasi

Pada dasarnya terdapat dua faktor yang memengaruhi


investasi, yaitu faktor yang bersumber dari dalam negeri (interen)
dan faktor yang bersumber dari luar negeri (eksteren).

Faktor yang memengaruhi investasi adalah :

1. Suku bunga
2. Harapan mendapatkan keuntungan dimasa datang
3. Ramalan keadaan ekonomi di masa depan
4. Tingkat pendapatan Nasional dan kecenderungan
perubahannya.
5. Kemajuan Teknologi
6. Keuntungan diperoleh dunia usaha

Pengeluaran Pemerintah (G)


Pengeluaran pemerintah tidak tergantung pada
pendapatan nasional dan dianggap tetap, jadi digambarkan sebagai
garis yang sejajar dengan sumbu datar pendapatan Nasional (Y).

3. Net Export (X-M)


EKSPOR

Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang


peranan penting dan melalui perluasan pasar sektor industri akan
medorong sektor industri lainnya dan perekonomian . Kesimpulanya
ekspor merupakan sumber devisa ditambah perluasan pasar bagi
produksi barang domestic dan perluasan tenaga kerja.

Manfaat kegiatan Ekspor

Memperluas Pasar bagi produk Indonesia


Menambah Devisa Negara
Memperluas Lapangan kerja

IMPOR

Manfaat kegiatan Impor

Memperoleh barang dan juga jasa yang tidak bisa dihasilkan.


Memperoleh teknologi yang modern
Memperoleh bahan baku
3
MAKRO KLASIK VERSUS
TEORI MAKRO KEYNES

A. FILRSAFAT DASAR KAUM KLASIK

Suatu perekonomian, yang bebas, mempunyai kemampuan untuk


Meningkatkan GDP yang full employment secara otomatis, jadi
dalam jangka pendek tidak perlu pemerintah memengaruhi kegiatan
ekonomi.

Teori Keynes ini di Berbagai Pasar dalam Ekonomi Makro

Pasar Barang

Menurut kaum ekonomi klasik di pasar barang tidak mungkin


terjadi kelebihan atau kekurangan produksi untuk jangka waktu yang
lama. Kalau dalam jangka pendek terdapat kekurangan atau kelebihan
produksi, maka mekanisme pasar akan secara otomatis mendorong
perekonomian kembali pada posisi di mana tingkat produksi total
masyarakat akan memenuhi tingkat kebutuhan total masyarakat secara
penuh ( full employment level of activity ). Pendapat ini berdasarkan
hukum Say yang mengatakan : Supply creats its own demand
Pasar Tenaga Kerja

Ahli ekonomi klasik menganggap pasar tenaga kerja sama saja


dengan pasar barang. Harga tenaga kerja adalah upah yakni
bertemunya permintaan akan tenaga kerja dengan suplai tenaga kerja.
Upah dianggap fleksibel, jadi menurut kaum klasik tidak mungkin
terjadi pengangguran asal semua angkatan kerja bersedia bekerja pada
upah yang ada.

Pasar Uang

Kaum ekonomi klasik juga menganggap bahwa pasasr uang


merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran uang .
Penawaran uang di sini ialah jumlah uang yang beredar ditentukan oleh
pemerintah, dan untuk uang giral oleh lembaga keuangan sesuai
dengan kebijaksanaan. Kaum klasik mempunyai teori tentang
permintaan akan uang yakni teori kuantitas uang MV = PT.

Teori kuantitas menyatakan bahwa masyarakat memerlukan uang tunai


untuk keperluan transakasi jual beli barang dan jasa .

Penawaran uang ( M ) ditentukan oleh kebijaksanaan moneter


Permintaan uang M d = 1/V PT atau M = k PT di mana 1/V = k atau bisa
juga ditulis M = k PQ

Di mana :

Md = Permintaan akan uang

K = Bilangan konstan

P = Tingkat harga rata rata

Q = GDP
Mekanisme pasar akan menyamankan penawaran uang dengan
pemintaan uang. Ms = Md = k PQ.

Menurut kaum ekonomi Klasik nilai k tidak berubah dalam


jangka pendek, terutama ditentukan oleh faktor fektor kelembagaan.
Kalau volume uang yang beredar ( Ms ) ditambah misalnya 10%,
sedangkan GDP tidak bertambah, maka yang akan naik ialah tingkat
harga rata rata ( P ). Dengan kata lain akan terjadi kanikan harga
( inflasi ) sebesar 10%. Permintaan dan penawaran uang menentukan
nilai dari uang yakni daya beli uang untuk dibelikan untuk barang/jasa.

Anda mungkin juga menyukai