Unud 442 Babiiv PDF
Unud 442 Babiiv PDF
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang tentu menginginkan untuk dapat hidup sehat, panjang umur, serta
tetap produktif. Proses penuaan bukan datang dengan sendirinya tanpa penyebab.
internal dan eksternal (Pangkahila, 2007). Beberapa faktor internal ialah radikal
kekebalan yang menurun, dan gen. Faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup
tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan salah, polusi lingkungan, stres, dan
kemiskinan. Karena berbagai faktor itulah terjadi proses penuaan, sehingga orang
Penelitian yang dilakukan The American Cancer Society merupakan penelitian paling
diikuti lebih dari satu juta pria dan wanita AS selama 20 tahun. Kesimpulan yang
dihasilkan: latihan fisik memperpanjang hidup dan mencegah penyakit jantung dan
Aktivitas fisik berat dapat meningkatkan konsumsi oksigen 100-200 kali lipat
peningkatan kebocoran elektron dari mitokondria yang akan menjadi SOR (Senyawa
Oksigen Reaktif) (Clarkson, 2000; Sauza, 2005). Umumnya 2-5% dari oksigen yang
digunakan dalam proses metabolisme di dalam tubuh akan menjadi ion superoksid
2
sehingga saat aktivitas fisik berat terjadi peningkatan produksi radikal bebas
(Chevion, 2003).
antioksidan di dalam tubuh. Antioksidan berfungsi untuk melindungi tubuh dari efek
destruktif yang ditimbulkan radikal bebas. Antioksidan dapat melindungi tubuh dari
sejumlah penyakit berat seperti penyakit jantung, kanker, stroke, artritis, serta
konsekuensi dari reaksi enzimatik dan non enzimatik. Reaksi enzimatik bersumber
dari rantai respirasi, fagositosis, sintesis prostaglandin, serta sistem pada sitokrom
P450. Radikal bebas juga berasal dari reaksi non enzimatik oksigen dengan
melibatkan komponen organik, termasuk reaksi yang dimulai dengan ionisasi radiasi.
reaksi yang melibatkan logam transisi, seperti Fe dan Cu, jalur arachidonate,
bersifat ireversibel. Pada saat terjadi reperfusi (oksigen terpenuhi kembali) reaksi
yang terjadi dipengaruhi xanthine oxidase. Reaksi ini menghasilkan radikal bebas
reperfusi setelah mengalami iskemia). Beberapa sumber eksternal radikal bebas : asap
Radikal bebas dapat terbentuk secara endogen dari reaksi metabolisme yang
normal atau secara eksogen dari asap rokok dan polusi udara. Secara tidak langsung
paparan radiasi (Machlin dkk., 1987). Radikal bebas diyakini dapat menimbulkan
kerusakan sel dan komponen sel seperti lipid, protein, DNA, mutasi, dan bersifat
karsinogenik (Thannical dan Fanburg, 2000; Droge, 2002; Clarkson dan Thomson,
2000).
(Davies, 1995). Oksigen merupakan elemen yang sangat diperlukan untuk kehidupan,
di bawah situasi tertentu memiliki efek destruktif terhadap tubuh manusia. Efek
dan aktivitas sejumlah komponen kimia yang dikenal sebagai Senyawa Oksigen
Reaktif (SOR). Banyak di antara senyawa reaktif tersebut adalah radikal bebas yang
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan sehingga menjadi tidak
Beberapa cara untuk mengurangi radikal bebas yang timbul akibat aktivitas fisik
maksimal antara lain dengan pemberian antioksidan dan istirahat. Untuk mengetahui
secara pasti perubahan yang terjadi secara in vivo, diperlukan suatu biomarker.
Biomarker didefinisikan sebagai suatu karakteristik yang secara objektif dapat diukur
dan dievaluasi sebagai indikator normal terhadap proses biologi, patologi, atau respon
indikator yang dipakai untuk menentukan stres oksidatif pada manusia adalah kadar
non enzimatik. Antioksidan enzimatik disebut juga antioksidan pencegah, terdiri dari
terdiri dari vitamin C, vitamin E, dan beta karoten (Chevion, 2003; Ji, 1999).
antioksidan adalah zat warna alami yang disebut antosianin (Craig, 2002). Ekstrak
aseton dari kulit terung ungu (Solanum melongena L.) dan violet pepper (Capsicum
2003). Flavonoid yang diisolasi dari terung ungu menunjukkan kadar antioksidan
Terung ungu merupakan salah satu sumber antioksidan alami yang mudah
dibudidayakan di Indonesia serta memiliki harga jual yang relatif murah. Meskipun
terung ungu telah dilaporkan mengandung kadar antioksidan yang cukup tinggi,
belum ada penelitian yang melaporkan apakah ekstrak kulit terung ungu efektif untuk
mencegah terjadinya stres oksidatif akibat aktivitas fisik maksimal serta dengan
darah tikus Wistar yang diinduksi aktivitas fisik maksimal, untuk itu diperlukan
1.3.1 Tujuan Umum : Untuk mengetahui pemberian ekstrak kulit terung ungu
dapat menghambat peningkatan kadar MDA dalam darah tikus Wistar yang
efek menghambat peningkatan kadar MDA dalam darah tikus Wistar yang
ilmiah tentang potensi ekstrak kulit terung ungu dalam upaya mencegah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terung merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal dari Asia,
terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga
1.200 meter di atas permukaan laut. Dari kawasan tersebut, terung kemudian
Tengah, Afrika Timur, Afrika Barat, Amerika Selatan, dan daerah tropis lainnya.
Terung disebarkan pula ke negara-negara subtropis, seperti Spanyol dan negara lain di
kawasan Eropa. Karena daerah penyebarannya sangat luas, sebutan untuk terung
Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10-
20 cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota
bunga Berbagai varietas terung tersebar luas di dunia, perbedaannya terletak pada
bentuk, ukuran, dan warnanya (USDA, 2010). Tergantung varietas terungnya, terung
memiliki sedikit perbedaan konsistensi dan rasa. Secara umum terung memiliki rasa
terung memiliki rasa pahit, tetapi terung yang telah mengalami proses penyilangan
memiliki perbaikan rasa. Terung merupakan jenis tanaman yang memiliki kedekatan
Jenis Terung
Kerajaan : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Upakelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : S. Melongena
(Wikipedia, 2009).
Terung ungu gelap memiliki berat 1-5 pons, berbentuk oval dan bulat panjang.
Terung ungu berbentuk bulat panjang dikenal sebagai terung ungu Jepang
moneymaker 2 dan black shine (Astawan, 2009). Beberapa varietas terung lainnya:
terung ungu gelap berbentuk bulat atau oval dikenal sebagai terung Italia atau baby
eggplant. Terung ungu pucat umumnya berbentuk langsing dan memiliki berat ringan
dikenal sebagai terung Cina. Terung ungu-putih dikenal sebagai terung Italia rosa
Morfologi terung ungu: bentuk beragam yaitu silindris, lonjong, oval atau
bulat. Warna kulit ungu hingga ungu mengilap. Terung ungu merupakan buah sejati
tunggal, berdaging tebal, lunak, dan berair. Buah tergantung pada tangkai buah.
Dalam satu tangkai umumnya terdapat satu buah terung, tetapi ada juga yang
memiliki lebih dari satu buah. Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar di
dalam daging buah. Daun kelopak melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau
Bunga terung
Gambar 2.2. Morfologi Bunga dan Pohon Terung Ungu (Wikipedia, 2009).
Morfologi bunga terung ungu : bunga terung merupakan bunga banci, yaitu
berkelamin dua. Dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat
kelamin betina (putik). Bunga terung bentuknya mirip bintang, berwarna biru atau
lembayung, cerah sampai gelap. Penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang
100 gram terung ungu mentah mengandung 24 kalori, sedangkan 100 gram
terung ungu rebus mengandung 35 kalori. Di dalam 100 gram terung ungu rebus
mengandung sembilan gram karbohidrat, satu gram protein, tidak mengandung lemak,
phenolik seperti caffeic dan chlorogenic acid, dan flavonoid yaitu nasunin.
dirinya terhadap stres oksidatif juga terhadap infeksi bakteri dan jamur. Komponen
phenolik utama di dalam terung ungu adalah chlorogenic acid yang merupakan salah
vitamin B1, B6, K, copper, Mg, Mn, phospor, asam folat. Nasunin, antosianin yang
terkandung di dalam kulit terung ungu merupakan antioksidan yang memiliki potensi
tinggi sebagai scavenger radikal bebas dan memiliki aktivitas protektif terhadap
tinggi yang diberikan jus terung ungu, menunjukkan kolesterol pada dinding arteri
dan aorta menurun secara signifikan, terjadi relaksasi pada dinding pembuluh darah
segar daging tomat, daging jambu biji, biji labu, biji, serta kulit terung ungu
menunjukkan terjadinya inhibisi sekitar 90% terhadap peroksidasi LDL (Low Density
Beberapa terung ungu memiliki kandungan solasodin yang tinggi, dua hingga
antosianin yang diisolasi dari kulit terung ungu dilaporkan sebagai penghambat proses
Pemberian ekstrak flavonoid dari terung ungu secara oral pada tikus dengan
signifikan oleh asparagus, brokoli, bunga kol, seledri, dan terung ungu. PST
ekskresi obat serta komponen xenobiotic lainnya (Yeh dan Yen, 2005).
Khasiat suatu tumbuhan berhubungan dengan komponen kimia yang bersifat aktif
steroid, kuinon, saponin, tanin dan flavonoid (Harborne, 1987). Komponen bioaktif
tersebut dapat diperoleh dari proses ekstraksi bagian tumbuhan. Salah satu proses
dalam terung ungu termasuk di dalamnya komponen phenolik seperti caffeic, dan
Caffeic acid dengan turunan ikatan ester quinicnya, chlorogenic acid, termasuk
Ekstrak aseton dari kulit terung ungu dan violet pepper (Capsicum annuum L.)
2006).
antosianin yang diisolasi sebagai kristal warna ungu dari kulit terung ungu (Noda
dkk., 1998).
Antosianin dideteksi dari ekstrak kulit terung ungu serta spesies lain yang terkait.
sebagai terung ungu Jepang (tipe satu) dan terung ungu bukan tipe Jepang (tipe dua),
tipe tiga memiliki satu tambahan antosianin baru, tipe empat memiliki dua tambahan
antioksidan antosianin yang diisolasi dari kulit terung ungu berperan sebagai
Antosianin merupakan pigmen yang larut dalam air, berwarna merah, ungu,
atau biru tergantung pada kadar pH. Pada pH<3 antosianin berwarna merah. Pada pH
(Wikipedia, 2010).
Tikus liar, tikus Norwegia, dan tikus cokelat, adalah hewan semarga dengan tikus
laboratorium. Akan tetapi nama ilmiah tikus liar lain itu yaitu tikus hitam adalah
Rattus rattus. Tikus ini mirip dengan tikus Norwegia dan sering terdapat di kota-kota
di seluruh dunia tetapi jarang dipakai sebagai hewan laboratorium (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
Tikus laboratorium jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan. Tikus dapat
tinggal sendirian dalam kandang, asal dapat melihat dan mendengar tikus lain. Jika
dipegang dengan cara yang benar, tikus-tikus ini tenang dan mudah ditangani di
laboratorium. Pemeliharaan dan makanan tikus lebih mahal daripada mencit tetapi
tikus dapat berbiak sebaik mencit. Karena hewan ini lebih besar daripada mencit,
maka untuk beberapa macam percobaan, tikus lebih menguntungkan (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
15
Genus : Rattus
berkembang biak. Jika tikus liar dapat hidup selama 4-5 tahun, tikus laboratorium
Umumnya berat tikus laboratorium lebih ringan dibandingkan berat tikus liar.
Biasanya pada umur empat minggu beratnya 35-40 gram, dan berat dewasa rata-rata
200-250 gram, tetapi bervariasi tergantung pada galur. Tikus jantan tua dapat
mencapai 500 gram tetapi tikus betina jarang lebih dari 350 gram (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
Ada dua sifat yang membedakan tikus dari hewan percobaan lain. Tikus tidak
dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di tempat esofagus bermuara
ke dalam lambung dan tikus tidak mempunyai kandung empedu (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
kesehatan serta pendekatan baru terhadap proses penuaan serta penanganannya. Masa
Sebuah studi yang dilakukan (Nies dkk., 2003) untuk mengidentifikasi pola
makan dan pola hidup yang mempengaruhi kehidupan yang sehat di usia tua,
melibatkan 1091 laki-laki dan 1109 perempuan usia 70-75 tahun berasal dari Belgia,
16
diet tidak sehat, aktivitas fisik rendah meningkatkan risiko kematian. Individu yang
tidak aktif dan perokok memiliki risiko penurunan status kesehatan dibandingkan
individu yang aktif dan tidak merokok. Penelitian ini menyimpulkan pola hidup sehat
pada usia tua secara positif menurunkan risiko kematian serta memperlambat
ketidakmampuan.
Sejak tahun 1950 telah mulai diteliti faktor serta kondisi untuk dapat memiliki
kualitas hidup yang tetap baik meskipun usia telah lanjut. Modifikasi gaya hidup
seperti tidak merokok, meningkatkan aktivitas fisik, dan pola hidup sehat merupakan
salah satu strategi untuk memiliki kualitas hidup yang tetap baik meski usia telah
Banyak manusia usia lanjut tidak memiliki pola hidup sehat sehingga berisiko
dilakukan bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkah laku dan hubungan
merokok, aktivitas fisik, diet, kualitas tidur yang baik, serta memiliki hubungan sosial
yang baik terkait tujuan untuk tetap memelihara kualitas hidup yang baik meskipun
membudayakan pola hidup sehat serta meyakini dengan hal tersebut akan tercapai
meskipun tak satu pun yang dapat menjelaskan secara lengkap mengapa terjadi proses
penuaan. Satu sama lainnya saling melengkapi (Goldman dan Klatz, 2003).
Dr. August Weisman, seorang ahli biologi dari Jerman pertama kali
memperkenalkan teori ini pada tahun 1882. Menurut teori ini, tubuh dan
Organ tubuh , seperti hati, lambung, ginjal, kulit, dan yang lain, menurun
gula, kafein, alkohol, dan nikotin, karena sinar ultraviolet, dan karena stres
fisik dan emosional. Tetapi kerusakan ini tidak terbatas pada organ, melainkan
tubuh secara biasa saja, pada akhirnya terjadi kerusakan (Goldman dan Klatz,
2003).
itu, tubuh menjadi tua, sel merasakan pengaruhnya, terlepas dari seberapa
sehat gaya hidupnya. Pada masa muda sistem pemeliharaan dan perbaikan
kerusakan karena penyebab apa pun. Banyak orang tua meninggal karena
penyakit yang pada masa mudanya dapat ditolak. Teori ini meyakini
pemberian suplemen yang tepat dan pengobatan yang tidak terlambat dapat
2. Teori Neuroendokrin
berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh. Pada usia muda berbagai hormon
bekerja dengan baik mengendalikan berbagai fungsi organ tubuh. Karena itu
pada masa muda fungsi berbagai organ tubuh sangat optimal, seperti
Ketika manusia menjadi tua, tubuh hanya mampu memproduksi hormon lebih
tajam ketika menjadi tua. Karena itulah meskipun berat badan tidak bertambah
ketika berusia lanjut, rasio antara lemak dan otot akan meningkat (Goldman
2003).
Teori ini terfokus pada kode genetik yang ada di dalam DNA. Individu terlahir
dengan kode genetik yang unik, mempengaruhi tipe fisik dan fungsi mental
individu tersebut. Faktor genetik memliki peran besar untuk menentukan kapan
menjadi tua dan umur harapan hidup, dapat dianalogikan individu lahir seperti
mesin yang telah diprogram sebelumnya untuk merusak diri sendiri. Tiap individu
19
memiliki jam biologi yang telah diatur waktunya untuk dapat hidup dalam rentang
waktu tertentu. Ketika jam biologi tersebut berhenti, merupakan tanda individu
Klatz, 2003).
Meskipun seluruh aspek diwariskan dalam gen tiap individu, waktu dalam jam
biologi sangat bervariasi tergantung pada peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
serta memperbaiki kerusakan yang terjadi. Melalui terapi gen yang merupakan
Radikal bebas adalah suatu molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron
tidak berpasangan pada orbit luarnya, dapat bereaksi dengan molekul lain,
menimbulkan reaksi berantai yang sangat destruktif (Goldman dan Klatz, 2003).
membran sel, DNA, dan protein. Beribu-ribu studi mendukung ide bahwa radikal
berhubungan dengan proses penuaan seperti kanker, penyakit jantung dan proses
2001).
termasuk substrat yang dikenal sebagai lipofuscins. Jumlah lipofuscins yang tinggi
20
dalam tubuh akan memberikan warna kulit yang gelap pada daerah tertentu
dikenal sebagai age spots; indikasi residu metabolit yang besar bersumber dari
merusak enzim seluler yang diperlukan untuk proses kimia vital dalam tubuh
Kerusakan yang ditimbulkan akibat radikal bebas ini dimulai ketika lahir dan
terus berlanjut hingga meninggal dunia. Ketika masih muda dampak yang
penggantian yang masih berfungsi baik untuk mempertahankan sel dan organ
radikal bebas akan mengganggu metabolisme sel, menyebabkan mutasi sel yang
hanya berkaitan dengan proses penuaan, melainkan juga dengan penyakit yang
Radikal bebas timbul akibat reaksi oksidasi yaitu proses penambahan oksigen
Substrat untuk mencegah efek buruk radikal bebas dikenal sebagai antioksidan.
berfungsi untuk mempertahankan diri dari serangan jamur, toksin, dan stres
termasuk OPCs. OPCs memiliki kemampuan untuk melindungi kerusakan sel dari
radikal bebas, artinya berguna untuk melindungi tubuh dari penyakit yang
Stres oksidatif adalah suatu keadaan ketika jumlah antioksidan tubuh kurang dari
yang diperlukan untuk meredam efek buruk radikal bebas yang dapat merusak
membran sel, protein, dan DNA dan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup
sel/jaringan. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang berkepanjangan maka akan terjadi
penumpukan hasil kerusakan oksidatif di dalam sel dan jaringan yang akan
Penumpukan hasil-hasil perusakan oleh radikal bebas tadi terutama dalam keadaan
stres oksidatif akan meningkat dengan bertambahnya umur, dan diduga merupakan
penyebab utama terjadinya proses penuaan (Bagiada, 2001). Prinsip dasar teori ini
radikal bebas. Untuk mendukung teori tersebut minimal harus ada tiga kondisi yang
harus dipenuhi yaitu : (1) Bahwa dari jumlah molekul akibat kerusakan oksidatif akan
meningkat selama penuaan terjadi. (2) Bahwa akan terjadi perpanjangan masa hidup
pada spesies jika terdapat penurunan dari molekul akibat kerusakan oksidatif. (3)
Terjadi perpanjangan masa hidup jika kepada spesies diberikan bahan/diperlukan cara
22
tertentu (misalnya dengan pembatasan kalori pada mamalia) yang akan memperbaiki
mencegah penuaan. Tetapi tentu saja kualitas obat harus mendapat perhatian agar
tidak mengalami akibat buruk atau terkecoh dengan produk yang tidak jelas. Produk
antioksidan, vitamin, mineral, dan juga herbal sangat banyak beredar di pasaran yang
radikal bebas yang menimbulkan kerusakan pada organ tubuh (Pangkahila, 2007).
membran, seperti kadar cairan, serta dapat menonaktifkan ikatan membran dengan
reseptor atau enzim yang dapat mengganggu fungsi normal sel (Dalle-Donne dkk.,
kerusakan sel yang berasal dari produk hasil peroksidasi. Beberapa di antaranya
merupakan zat kimia yang bersifat reaktif yang dapat mengubah sifat makro molekul
Stres oksidatif yang terjadi pada sel akibat ketidakseimbangan antara prooksidan
protein, struktur karbohidrat, dan lemak. Di antara target ini peroksidasi lipid pada
dasarnya bersifat sangat destruktif karena hasil peroksidasi lipid menghasilkan radikal
bebas. Proses peroksidasi lipid terdiri atas tiga fase yaitu : inisiasi, propagasi, dan
Proses inisiasi adalah proses ketika atom hidrogen dikeluarkan dari molekul lipid.
Beberapa senyawa dapat bereaksi dengan atom hidrogen membentuk radikal hidroksil
(OH), alkoxy (RO), peroksil (ROO) mungkin juga HO2 tetapi tidak termasuk H2O2.
Membran lipid umumnya adalah phospholipid tersusun atas asam lemak tidak jenuh,
mudah terjadi peroksidasi karena dikeluarkannya grup methylen (-CH2) dari atom
hidrogen yang mengandung hanya satu elektron, sehingga terdapat atom karbon yang
tidak berpasangan. Adanya ikatan ganda di dalam asam lemak melemahkan ikatan C-
H pada atom karbon yang berdekatan dengan ikatan ganda, hal tersebut
Reaksi inisiasi radikal hidroksil (OH) dengan asam lemak tidak jenuh
menghasilkan radikal lipid yang dapat bereaksi dengan molekul oksigen (O2)
membentuk radikal lipid peroksil. Radikal lipid peroksil dapat mengambil hidrogen
dari asam lemak yang berdekatan untuk membentuk lipid hydroperoxide (LOOH)
serta radikal lipid yang kedua. Radikal alkoxyl maupun peroxyl memicu reaksi
aliran cairan dan permeabilitas, mengubah transport ion serta menghambat reaksi
Peroksidasi lipid merupakan salah satu penyebab utama kerusakan sel. Proses
lipid mengubah psikokemikal lapisan membran lipid menyebabkan disfungsi sel yang
2006).
24
Peroksidasi lipid merupakan suatu proses yang rumit dan terjadi secara
memeriksa hilangnya asam lemak. Hasil akhir peroksidasi lipid (terutama cytotoxic
makanan, lipoprotein, atau asam lemak. Tiap teknik mengukur sesuatu yang berbeda
dan tidak ada metoda tunggal sebagai standar baku untuk mengukur peroksidasi lipid
(Halliwell, 2002).
diperlukan kondisi lingkungan yang memadai dan takaran pelatihan yang tepat untuk
setiap individu meliputi FITT, yaitu Frequency, Intencity, Tipe, Time. Frekuensi
pelatihan yang dianjurkan tiga hingga lima kali per minggu dengan intensitas kurang
lebih 60-85% dari denyut jantung maksimal: 220 umur (dalam tahun). Latihan
didahului pemanasan selama 3-5 menit, dilanjutkan latihan inti 15-60 menit, diakhiri
pendinginan 3-5 menit (Giam, 1993). Pelatihan berlebih seringkali akibat dari: 1).
Volume pelatihan yang terlalu banyak. 2). Intensitas pelatihan yang terlalu banyak. 3).
Durasi pelatihan terlalu panjang. 4). Frekuensi pelatihan yang terlalu sering (Hatfield,
2001).
Tenaga aerobik maksimum (V02 max) sebagai ukuran kesegaran fisik yang
dinyatakan sebagai kemampuan bekerja berat untuk waktu lama dipengaruhi kerja
otot secara aerobik seperti: 1). Tipe pelatihan yang meliputi intensitas, durasi, otot
25
yang terlibat, posisi tubuh. 2). Aktivitas otot secara aerobik tergantung jenis kelamin
dan umur. 3). Lingkungan (ketinggian, dingin, panas). 4). Adaptasi. Tenaga aerobik
(Effendi, 1983).
energi hanya dapat dipenuhi dengan mengaktifkan proses anaerob yang menghasilkan
asam laktat dan konsentrasinya tetap meninggi selama kerja berlangsung dan dapat
dipertahankan terus-menerus selama 30 menit atau lebih. Pada kerja yang sangat berat
terjadi defisit penyediaan O2 yang bertambah besar sehingga konsentrasi asam laktat
semakin meningkat. Akumulasi asam laktat dalam otot menyebabkan kelelahan otot.
Pada pelatihan aerobik pemecahan glikogen menjadi CO2 dan H2O yang dikenal
sebagai metabolisme aerobik merupakan sumber energi yang ekonomis dan asam
laktat tidak terakumulasi. Pelatihan berlebih menyebabkan banyak asam laktat yang
fisik (Maglischo, 1988). Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan masa pemulihan,
yaitu waktu yang diperlukan tubuh untuk kembali ke dalam keadaan semula dari
keadaan aktivitas pelatihan (Pyke dan Rushall, 1990). Kurangnya masa pemulihan
yang tepat akan mempengaruhi status asam basa otot dan darah serta penggunaan
bahan energi. Waktu pemulihan yang singkat (satu menit istirahat) pada pelatihan
dengan multipel set dapat meningkatkan asam laktat lebih dari 10 mmol/L (Kraemer
timbulnya gejala inflamasi yang terjadi pascalatihan fisik berlebih yang memberikan
dampak kesehatan yang serius terhadap atlet. Saat ini tidak terdapat penanda
diagnosis tunggal untuk latihan fisik berlebih. Pemeriksaan yang tersedia bertujuan
26
untuk memeriksa respon biomarker terhadap latihan ketahanan yang secara progresif
dkk., 2007).
Dua belas (12) orang laki-laki berusia 21,3+/-2,3 tahun berpartisipasi dalam
selama tiga minggu. Pada sesi pertama dilakukan latihan dua kali seminggu. Sesi
kedua, delapan kali seminggu. Sesi ketiga 14 kali seminggu. Diikuti istirahat total
selama tiga minggu. Sampel darah/urin dikumpulkan pada keadaan basal dan 96 jam
isoprostan dalam urine (7-fold), TBARS (56%), protein karbonil (73%), katalase
latihan fisik berlebih merangsang respon terhadap biomarker stres oksidatif (Margonis
dkk., 2007).
27
BAB III
dapat berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses penuaan.
Banyak faktor yang menyebabkan penuaan antara lain faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi radikal bebas, hormon yang berkurang, glikosilasi, metilasi,
antara lain gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan salah, polusi
Kerangka berpikir penelitian ini didasarkan pada teori bahwa proses penuaan
terjadi salah satunya karena radikal bebas. Bila jumlah radikal bebas melebihi
antioksidan tubuh akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Radikal bebas dapat
merusak membran sel, protein, dan DNA dan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup
sel/jaringan. Dalam keadaan fisiologis akibat buruk radikal bebas dapat diredam
termasuk antioksidan (Bagiada, 2001). Tetapi jika suatu ketika jumlah antioksidan
tubuh kurang dari yang diperlukan untuk meredam efek buruk tersebut terjadilah apa
yang disebut stres oksidatif. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang berkepanjangan
akan terjadi penumpukan hasil kerusakan oksidatif di dalam sel dan jaringan
2001).
asam lemak. Peroksidasi lipid dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Caffeic
phenolik yang terkandung luas dalam buah, sayuran, bunga, kacang-kacangan, biji-
bijian dan produk olahan dari tanaman, seperti wine, teh, kopi, dan minyak olive.
yang lebih kompleks yaitu flavonoid (Laranjinha, 2002). Terung ungu mengandung
2009). Caffeic acid merupakan sisi aktif flavonoid yang bekerja untuk
aktivitas radikal hidroksil (OH) sehingga tidak terlalu reaktif lagi (Laranjinha, 2002).
Proses scavenger radikal bebas harus berlangsung spontan dan sangat cepat.
Caffeic acid menghambat reaksi berantai radikal bebas melalui tiga tahap:
hidrogen (H).
(Laranjinha, 2002).
Peroksidasi lipid dapat ditentukan salah satunya dengan mengukur kadar MDA
darah. Kadar MDA darah dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal:
umur, genetik, aktivitas fisik berlebih, stres psikologis, infeksi, diabetes. Faktor
eksternal antara lain: polusi udara, asap rokok, beta karoten, vitamin C, E, ekstrak
Ekstrak
Tikus kulit terung
ungu
Darah
MDA
MDA dalam darah tikus Wistar yang diinduksi aktivitas fisik maksimal.
peningkatan kadar MDA dalam darah tikus Wistar yang diinduksi aktivitas
fisik maksimal.
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
P0
O1 O2
Ra P1
O3 O4
P S P2
O5 O6
P3
O7 O8
P = Populasi
S = Sampel
R = Randomisasi
Po= Kontrol (asam sitrat)
P1= Perlakuan 1 (0,14 mg ekstrak kulit terung ungu)
P2= Perlakuan 2 (0,28 mg ekstrak kulit terung ungu)
P3= Perlakuan 3 (0,56 mg ekstrak kulit terung ungu)
01 = Pre-test kelompok kontrol
02 = Post-test kelompok kontrol
03 = Pre-test kelompok perlakuan 1
04 = Post-test kelompok perlakuan 1
32
Mei-Juni 2010.
Dalam penelitian ini digunakan tikus Wistar dengan kriteria sebagai berikut :
tikus Wistar jantan dewasa yang sehat, berat 180-200 gram, umur empat bulan.
Besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini berdasarkan rumus Pocock ( 1983)
:
2 2
n= f ( , )
( 2 1 ) 2
n = jumlah sampel
= simpang baku
= tingkat kesalahan I ( =0,05)
= tingkat kesalahan II ( = 0,1)
Sehingga f ( ,) = 10,5 (Tabel 9.1) (Pocock, 1983)
1 = rerata nilai pada kelompok kontrol
2 = rerata nilai pada kelompok perlakuan
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan didapatkan rerata kelompok kontrol
=9,9 mmol/l, dengan simpang baku (SB) = 1,56 mmol/l, rerata kelompok perlakuan =
2 x (1,56)2
33
n = x 10,5
(9,9 6,6)2
51,11
=
10,89
= 4,69
maksimal
a.1 Dosis ekstrak kulit terung ungu : adalah dosis antosianin yang
terung ungu dibuat dari terung ungu mentah dari Bali yang dibeli di pasar
gram kulit terung ungu dengan 250 ml aquades yang ditambahkan 1,5 gram
asam sitrat hingga hancur, kurang lebih selama lima menit. Disaring dengan
kain kasa dua lapis. Tahap kedua: diblender 300 gram kulit terung ungu
dengan hasil filtrasi yang pertama. Disaring dengan kain kasa dua lapis. Tahap
ketiga: diblender sisa kulit terung ungu (300 gram) dengan hasil filtrasi tahap
kedua. Disaring dengan kain kasa dua lapis sebanyak dua kali. Disaring
dengan kertas saring biasa sebanyak dua kali. Ditambahkan gula secukupnya.
a.2 Aktivitas fisik maksimal : waktu pemberian aktivitas fisik dengan cara
metode TBARS.
Ekstrak kulit terung ungu dibuat dari kulit terung ungu mentah dari Bali yang
dibeli di pasar tradisional. Cara pembuatannya: 12,5 kg terung ungu mentah dicuci
hingga bersih kemudian diambil bagian kulitnya. Ditimbang sebanyak 1000 gram.
Selanjutnya diblender sebanyak tiga tahap. Tahap pertama: diblender 400 gram kulit
35
terung ungu dengan 250 ml aquades yang ditambahkan 1,5 gram asam sitrat hingga
hancur, kurang lebih selama lima menit. Disaring dengan kain kasa dua lapis. Tahap
kedua: diblender 300 gram kulit terung ungu dengan hasil filtrasi yang pertama.
Disaring dengan kain kasa dua lapis. Tahap ketiga: diblender sisa kulit terung ungu
(300 gram) dengan hasil filtrasi tahap kedua. Disaring dengan kain kasa dua lapis
sebanyak dua kali. Disaring dengan kertas saring biasa sebanyak dua kali.
Ditambahkan gula secukupnya. Didapatlah filtrat kulit terung ungu. Nilai antosianin
Pemilihan tikus Wistar yang akan dijadikan sampel percobaan dengan cara
memilih tikus Wistar jantan yang sehat. Adanya penyakit dalam hewan uji dapat
menyebabkan hasil uji tidak dapat dipercaya. Dalam hubungannya dengan ini
pemeliharaan hewan uji harus diperhatikan. Makanan yang memenuhi syarat untuk
masing-masing jenis hewan uji merupakan faktor penting di samping lingkungan yang
tetapi kandang tikus perlu sedikit lebih besar. Semua jenis kandang digunakan
dengan maksud sama yaitu dipakai untuk mengandangkan hewan untuk percobaan,
untuk menternakkan, atau untuk hewan persediaan (hewan stok). Kandang harus
cukup kuat tidak mudah rusak, dan tahan disteril ulang dengan suhu hingga mencapai
120o C dan tahan disterilkan dengan bahan kimia. Kandang ini harus dibuat dari bahan
yang baik dan mudah dibongkar, mudah dibersihkan, dan mudah dipasang lagi.
36
Kandang harus tahan gigitan, hewan tidak mudah lepas, tapi hewan harus tampak
Sebelum penelitian dimulai, dilakukan adaptasi terhadap seluruh tikus Wistar selama
tujuh hari. Pada hari kedelapan dilakukan pengambilan darah terhadap seluruh tikus
Wistar melalui medial canthus sinus orbitalis untuk pemeriksaan MDA dengan
metoda TBARS sebagai pre-test. Tikus diistirahatkan selama dua hari, kemudian pada
hari ke-11 tikus Wistar dibagi menjadi empat kelompok, untuk selanjutnya
diberikan perlakuan selama tujuh hari. Kontrol (P0) asam sitrat, P1 0,14 mg ekstrak
dikeringkan dengan handuk dan dijemur di bawah sinar matahari kurang lebih selama
Cara pemberian ekstrak kulit terung ungu pada tikus Wistar: tikus Wistar
dikekang dengan cara dicomot kulit kuduknya dengan tangan kiri sedemikian rupa
sehingga kulit itu terjepit ibu jari dan telunjuk. Ini diperkuat dengan jepitan pangkal
ibu jari dengan jari lainnya pada kulit punggung dan ekor dikait dengan kelingking
Bahan uji diberikan peroral dengan alat suntik sonde. Sonde dimasukkan
dengan hati-hati kira-kira sampai di lambung. Setelah yakin jarum masuk ke dalam
lambung dan tidak ke paru, barulah bahan uji di dalamnya dipompakan ke luar
(Ngatidjan, 2006).
37
Hari kedelapan
Hari ke-18
melalui medial canthus sinus orbitalis. Pemeriksaan kadar MDA darah dilakukan
dalam tabung polypropylene yang telah berisi 0,25 ml larutan thiobarbituric acid
diikuti dengan 0,45 ml air. Campuran dikocok selama 2 menit. Setelah dipanaskan
dalam water bath selama 60 menit dengan suhu 100o C, campuran selanjutnya
nm.
Peningkatan kadar MDA dalam darah tikus Wistar yang diberikan ekstrak
kulit terung ungu selama tujuh hari yang diinduksi aktivitas fisik maksimal
(direnangkan selama kurang lebih 60 menit hingga hampir tenggelam) dan dosis
efektif dalam penelitian ini yang dapat menghambat peningkatan kadar MDA dalam
Alat dan bahan yang digunakan adalah kandang tikus, bak untuk merenangkan
tikus, spuit 3 dan 5 cc, jarum suntik sonde, pipet kapiler darah, evendof, reagen untuk
menggunakan Program SPSS for windows Versi 16.0. Analisis data dalam penelitian
ini meliputi:
distribusi data.
f. Uji t-paired dilakukan untuk menguji efek perlakuan rerata kadar MDA