Anda di halaman 1dari 49

MML/ver 1.

1/2017

HALAMAN JUDUL
MODUL PRAKTIKUM MESIN MESIN LISTRIK 1

Disusun Oleh :
Asisten Laboratorium Tenaga

NAMA HARDIAN SYAPUTRA


NPM 3332150030

LABORATORIUM TENAGA LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016

i
TATA TERTIB

1. Modul praktikum harus selalu di bawa pada saat praktikum dan tidak boleh hilang selama
nilai praktikum belum keluar. Jika Modul praktikum tidak di bawa saat praktikum maka
praktikan tidak diizinkan mengikuti praktikum.
2. Praktikan harus datang tepat pada waktunya , apabila terlambat maksimum 10 menit
maka tidak diperbolehkan mengikuti praktikum (INHAL).
3. Pada saat praktikum, praktikan :
a. Diwajibkan memakai BATIK sebelum memasuki laboratorium.
b. Dilarang merokok dan membuat gaduh.
c. Dilarang keluar ruangan laboratorium tanpa persetujuan asisten.
d. Mematikan alat komunikasi seluler.
e. Dilarang makan dan minum di ruangan laboratorium.
4. Sebelum praktikum dimulai, praktikan terlebih dahulu :
a. Mengumpulkan tugas pendahuluan.
b. Lulus tes pendahuluan.
5. Kerusakan alat menjadi tanggung jawab bersama terhadap grup yang
bersangkutan.
6. Semua praktikan wajib membereskan semua peralatan dan kursi setelah praktikum
selesai.
7. Penyerahan laporan paling lambat 1x24 jam setelah praktikum, apabila Analisa
praktikum sama dengan praktikan dari satu grup atau grup lain dan melewati waktu yang
telah ditentukan, maka laporan praktikum yang bersangkutan dianggap gugur atau nilai
seluruh praktikum E.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga dapat
menyelesaikan buku panduan praktik Mesin-Mesin Listrik 1 ini. Sholawat dan
salam juga kita curahkan kepada baginda yang mulia Rosulullah SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku ini merupakan salah satu bahan ajar pendukung untuk mata kuliah
Mesin-Mesin Listrik 1. Melalui buku ini diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah
mempelajari, memahami, dan mempraktikkan materimateri yang telah
diajarkan pada kelas teori mata kuliah Mesin-Mesin Listrik 1.
Kemudian buku ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk pemecahan
permasalahan umum di luar materi perkuliahan. Sebagian besar isi dari buku ini
merupakan rangkuman dari sumber-sumber yang telah dibuat penulis lain.
Penyusun berharap agar buku ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan
pembaca. Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan banyak kritik dan
saran serta dukungan dalam penyusunan buku ini.

Cilegon, September 2017

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i

TATA TERTIB ......................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................................iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv

MODUL PRAKTIKUM MESIN-MESIN LISTRIK

A. Modul 1 Powersim & Matlab ............................................................................................ 1

B. Modul 2 Transformasi Transformator 1 Fasa ................................................................... 1

C. Modul 3 Rangkaian Ekivalen Transformator 1 Fasa ...................................................... 11

D. Modul 4 Tranformasi Transformator Tiga Fasa.............................................................. 14

E. Modul 5 Generator Sinkron Arus Bolak Balik (Ac) ....................................................... 20

F. Modul 6 Motor Induksi (Asinkron) 3 Fasa ..................................................................... 25

G. Modul 7 Arah Putaran Motor Fasa Tunggal ................................................................... 31

H. Modul 8 Arah Putaran Motor Tiga Fasa ......................................................................... 36

iv
MODUL 1
POWERSIM & MATLAB

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui komponen atau variable yang digunakan dalam powersim
2. Mengetahui cara membuat sebuah model dengan menggunakan powersim
3. Mengetahui komponen atau variable yang digunakan dalam matlab
4. Mengetahui cara membuat model dengan menggunakan matlab

B. Alat Yang Digunakan


1. Komputer/laptop
2. Software PowerSim
3. Software MATLAB

C. Dasar Teori
a. PowerSim
Sistem dynamic adalah sebuah sistem yang mencoba untuk menjelaskan perilaku dari
berbagai tindakan dalam sebagian sistem. Sistem semacam ini disebut sebagai sistem
tertutup (inherent/closed sistem). Dalam hal ini bukan berarti bahwa sistem yang dibuat
mengabaikan hubungan antara sistem dan lingkungannya, melainkan bahwa setiap
variabel eksternal yant tidak memiliki efek terhadap sistem juga tidak akan dipengaruhi oleh
sistem itu kembali (ASTRA,1998 dalam Darmono,2005).
Selain dikatakan sebagai sistem tertutup, sistem dinamis juga merupakan sistem
umpan balik. Terdapat dua macam umpan balik, yaitu umpan balik posistif dan umpan
balik negative. Umpan balik negative adalah suatu proses untuk mencapai tujuan (goal
seeking). Feedback ini cenderung menjadi penyeimbang terhadap setiap gangguan dan
selalu membawa sistem dalam keadaan yang stabil. Sedangkan umpan balik positif terjadi
jika perubahan dalam komponen sistem akan menyebabkan terjadinya perubahan di dalam
komponen lainnya yang akan memperkuat proses awalnya. Umpan balik positif merupakan
proses yang sifatnya tumbuh. Dalam melakukan pembuatan sistem dinamis terdapat

1
2

beberapa software yang digunakan, antara lain dinamo, vensim, stella, I-think, dan
powersim. Dalam praktikum ini akan dijelaskan mengenai software powersim.
PowerSim adalah software simulasi untuk sistem dinamik dengan menggunakan
metodologi pemodelan berbasis komputer (PowerSim, 2005). Simbol yang dipakai untuk
mewakili parameter terukur Level, Reservoir, Auxiliary, dan Constant serta
penghubung Flow Rate dan Link dapat dikaitkan satu sama lain untuk menjalin sebuah
sistem yang terpadu.

b. Matlab
Matlab merupakan bahasa pemrograman dengan kemampuan tinggi dalam bidang
komputasi. Matlab memiliki kemampuan mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan
pemrograman. Oleh karenanya, matlab banyak digunakan dalam bidang risetriset yang
memerlukan komputasi numerik yang kompleks. Penggunaan Matlab meliputi bidang
bidang:
Matematika dan Komputasi
Pembentukan Algorithm
Akusisi Data
Pemodelan, simulasi, dan pembuatan prototype
Analisa data, explorasi, dan visualisasi
Grafik Keilmuan dan bidang Rekayasa
Matlab merupakan kepanjangan dari Matrix Laboratory. Sesuai dengan namanya,
struktur data yang terdapat dalam Matlab menggunakan matriks atau array berdimensi dua
(double). Oleh karenanya penguasaan teori matriks mutlak diperlukan bagi pengguna
pemula Matlab agar mudah dalam mempelajari dan memahami operasioperasi yang ada di
Matlab.
Kita dapat belajar Matlab melalui berbagai macam cara seperti dari buku maupun
internet. Banyak situs di internet yang menyediakan tutorial tentang matlab. Seperti tutorial
dasar, toolboxes, simulink, dan sebagainya. Kita dapat menggunakan situs
(http://www.mathworks.com). Untuk memperoleh informasi dan pengetahuan terkini tentang
matlab.

D. Prosedur Percobaan
a. Powersim.
3

1. Bukalah software PSIM


2. Pada menu Elements, pilih Sources -> Voltage -> DC
3. Klik 2x pada DC kemudian masukkan nilai 50 V pada kolom Amplitude
4. Pada menu Elements, pilih Power -> RLC Branch -> Resistor
5. Klik 2x pada Resistor kemudian masukan nilai 10 pada kolom Resistance
6. Pada Elements Toolbar, pilih current probe dan voltage probe.
7. Masukkan Simulate Control dengan cara pilih Simulate pada menu bar kemudian pilih
Simulate Control.
8. Rangkai komponen tadi sesuai pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Percobaan PSIM

9. Klik run simulation pada menu simulate.

b. Matlab
1. Bukalah Simulink pada MATLAB

Gambar 1.2 Icon bar Simulink

2. Klik icon Halaman baru untuk membuat halaman baru


3. Pada kolom Libraries, pilih SimPowerSystem -> Electrical Source -> DC source
4. Klik 2x pada DC Source kemudian masukkan nilai 50 V pada kolom Amplitude
5. Pada kolom Libraries, pilih SimPowerSistem -> Element -> RLC Branch
6. Pada kolom Libraries, pilih SimPowerSistem -> Measurement -> Current
Measurement
4

7. Pada kolom Libraries, pilih SimPowerSistem -> Measurement -> Voltage


Measurement
8. Pada RLC Branch, pilih Branch Type R kemudian isikan nilai R sebesar 10
9. Pada kolom Libraries, pilih Simulink -> Comonly Used Block -> Scope
10. Pada kolom Libraries, pilih Simulink -> Sinks -> Display
11. Buatlah rangkaian pada Gambar dibawah ini.

Gambar 1.3 Percobaan MATLAB


12. Klik Start Simulation.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan
R () PSIM MATLAB
I (A) 15
V (V)
I (A) 20
V (V)
I (A) 30
V (V)
I (A) 40
V (V)

F. Analisa Hasil Pengamatan


5

1. Buktikan percobaan diatas dengan rumus hokum ohm


2. Analisa percobaan dibawah ini dan bandingkan dengan percobaan (simulasi)

Gambar 1.4 Analisa tambahan


1

MODUL 2
TRANSFORMASI TRANSFORMATOR 1 FASA

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan tegangan sekunder pada transformator dengan mengatur tegangan primer
transformator pada tegangan tertentu.
2. Mengetahui perbandingan lilitan antara sisi primer dan sisi sekunder dari transformator.

B. Dasar Teori
Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi
untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke
rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi
tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetis,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder
berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan
perbandingan arusnya. Dalam bidang teknik listrik pemakaian transformator dikelompokkan
menjadi :
1. Transformator Daya
2. Transformator Distribusi
3. Transformator Pengukuran, yang terdiri dari trafo arus dan trafo tegangan
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer
terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena
pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama
(mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka
mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat
ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi)
e = (-) N (Volt) ( 2.1 )
2

Dimana :
e = gaya gerak listrik (Volt)
N = jumlah lilitan

= perubahan fluks magnet (weber/sec)

Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator
digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus
searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian. Tujuan utama
menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan
magnetis) dari rangkaian magnetis (common magnetic circuit).

Keadaan Transformator Tanpa Beban


Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1
yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer I0 yang juga sinusoidal dan dengan

menganggap belitan N1 reaktif murni. I0 akan tertinggal 900 dari V1. Arus primer I0
menimbulkan fluks () yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal.

Gambar 2.1 Transformator Dalam Keadaan Tanpa Beban

Gambar 2.2 Rangkaian Ekivalen Transformantor Dalam Keadaan Tanpa Beban


3

Gambar 2.3 Vektor Transformator Tanpa Beban

Gambar 2.4 Gelombang Io Tertinggal 90 0 Dari V1

= max sin t (weber) (2.2)


Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi 1 (Hukum Faraday):

e1 = -N1 (2.3)

e1 = -N1 (2.4)
e1 = - N1 cos t (Volt) (2.5)

e1 = N1 max sin (t 90) (tertinggal 90o dari ) ( 2.6 )


Dimana :
e1 = gaya gerak listrik (Volt)
N1 = jumlah belitan di sisi primer (turn)
= kecepatan sudut putar (rad/sec)
= fluks magnetik (weber)
4

Gambar 2.5 Gelombang e1 Tertinggal 900 Dari


Harga Efektif :

E1 = (2.7)

E1 = (2.8)

E1 = (2.9)

E1 = (2.10)
E1 = 4,44 N1 f (Volt) (2.11)
Pada rangkaian sekunder, fluks () bersama tadi juga menimbulkan :
e2 = - N2 (2.12)

e2 = N2 max cos t (2.13)


Harga Efektifnya :
E2 = 4,44 N2f max (Volt) (2.14)

Sehingga perbandingan antara rangkaian primer dan sekunder adalah :


= =a (2.14)

Dimana :
E1 = ggl induksi di sisi primer (Volt)
5

E2 = ggl induksi di sisi sekunder (Volt)


N1 = jumlah belitan sisi primer (turn)
N2 = jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a = faktor transformasi

Keadaan Transformator Berbeban


Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada

kumparan sekunder, dimana I2 =

Gambar 2.6 Transformator Berbeban

Gambar 2.7 Rangkaian Ekivalen Transformator Berbeban

Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung
menentang fluks () bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks bersama itu
tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2', yang menentang fluks
6

yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada
kumparan primer

I1 = I0 + I2 (Ampere) (2.15)
Bila komponen arus rugi inti (Ic) diabaikan, maka I0 = Im , sehingga :

I1 = Im + I2 (Ampere) (2.16)
Dimana :
I1 = arus pada sisi primer (ampere)
I2 = arus yang menghasilkan '2 (ampere)
I0 = arus penguat (ampere)
Im = arus pemagnetan (ampere)
Ic = arus rugi rugi inti (ampere)
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM, maka berlaku hubungan :
N1 IM = N1 I1 N2 I2 (2.17)
N1 IM = N1 (IM + I2) N2 I2 (2.18)
N1 I2 = N2 I2 (2.19)
Karena Im dainggap kecil, maka I2 = I1 Sehingga :
N1 I1 = N2 I2 (2.20)

= (2.21)

Transformator 1 Phasa
1. Prinsip Dasar Transformator
Transformator adalah alat yang berfungsi memindahkan daya listrik dari satu untaian
primer ke untaian sekunder secara induksi elektromagnetik dan berdasarkan percobaan
Faraday. Apabila lilitan primer dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, pada inti
transformator akan mengalir garis-garis gaya magnit atau flux magnet. Karena arus yang
mengalir bilak balik, maka flux yang terjadi pada inti juga bolak balik yang berarti jumlah
garis-garis gaya magnet pada inti transformator setiap saat berubah. Karena pada inti terdapat
lilitan yaitu : Lilitan Primer (N1) dan Lilitan Sekunder (N2), maka berdasarkan hukum
Faraday pada masing-masing lilitan tersebut akan membangkitkan ggl induksi E1 dan E2.
Besarnya ggl induksi E1 dan E2 adalah :
7

E1 = 4.44 f N1 m (2.22)
E2 = 4.44 f N2 m (2.23)
Perbandingan antara E1 dan E2 disebut perbandingan transformator yang besarnya adalah
sebagai berikut :
a = E1/E2 = N1/N2 (2.21)
2. Inti Transformator
Agar jumlah garis gaya magnet pada inti sebesar mungkin maka inti terbuat dari bahan
feromagnetis. Untuk mengurangi kerugaian yang disebabkan oleh arus pusar (arus eddy) inti
transformator dibuat berlapis-lapis. Sedangkan untuk mengurangi kerugian akibat pengaruh
histerisis. Bahan dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk kurva histerisis sekurus
mungkin (dibuat dari bahan besi lunak).

3. Polaritas Transformator
Ada 2 macam polaritas transformator yaitu penjumlahan dan polaritas pengurangan.
Untuk mengetahui polaritas tersebut dilakukan tes polaritas.

4. Harga Ekivalen
a. Harga Ekivalen dipandang dari sisi primer
Harga komponen-komponen kelistrikan pada transformator dipandang dari sisi primer
adalah sebagai berikut :
Ro1 = R1 + R2 Xo1 = X1 + X2
Ro1 = R1 + a2R2 Xo1 = X1 + a2X2
Zo1 = Z1 + Z2 Zo1 = Z1 + a2Z2

Atau Zo1 = 1 2 + 1 2
Keterang :
Ro1 : Hambatan total transformator dipandang dari sisi primer
Xo1 : Reaktansi total transformator dipandang dari sisi primer
Zo1 : Impedansi total transformator dipandang dari sisi primer

b. Harga Ekivalen dipandang dari sisi sekunder


Harga komponen-komponen kelistrikan pada transformator dipandang dari sisi sekunder
adalah sbb :
8

Ro2 = R2 + R1 Xo2 = X2 + X1
Ro2 = R2 + R1/a Xo2 = X2 + X1/a
Zo2 = Z2 + Z1 Zo2 = Z2 + a2Z1/a

Atau Zo2 = 2 2 + 2 2
Keterangan :
Ro2 : Hambatan total transformator dipandang dari sisi sekunder
Xo2 : Reaktansi total transformator dipandang dari sisi sekunder
Zo2 : Impedansi total transformator dipandang dari sisi sekunder

5. Rugi-rugi dan Efisiensi Transformator


a. Tes Hubung Terbuka
b. Pengujian Hubung Singkat

C. Alat dan Bahan


1. Komputer/laptop
2. Software PSIM

D. Prosedur Percobaan
1. Buka software PSIM
2. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 2.1.
3. Atur nilai tegangan primer seperti pada Tabel 2.1.
4. Catat hasil penunjukan voltmeter pada sisi sekunder sesuai dengan nilai tegangan primer
pada langkah nomor 3.
5. Ulangi langkah 2-5 untuk rangkaian percobaan Gambar 2.2 (transformator step up) dan
Gambar 2.3 (transformator step down).

Gambar 2.1 Transformator Kumparan Primer dan Sekunder Sama


9

Gambar 2.2 Transformator Step Up

Gambar 2.3 Transformator Step Down

E. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Percobaan Transformasi Transformator
Test Ke- VP (V) VS (V) Ip (A) Is (A) Ax * ) Catatan

1. 80 Sisi sekunder
2. 60 dalam
3. 40 hubungan seri
1. 80
2. 60 Step-down
3. 40
1. 80
2. 60 Step-up
3. 40
*) nilai dari hasil perhitungan
10

F. Analisa Hasil Pengamatan


1. Perbandingan transformator dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan :

= (2.1)

2. Buatkan persentase kesalahan hasil pengukuran terhadap perbandingan transformasi yang


dapat diperoleh dari perbandingan lilitan transformator,
3. Buatkan grafik hubungan tegangan primer terhadap tegangan sekunder yang terukur
dalam satu grafik untuk ketiga pengamatan transformasi transformator tersebut
menggunakan EXCEL.

G. Tugas Tambahan
1. Apabila transformator yang diuji dianggap ideal dan jika diketahui sisi primer memiliki
440 lilitan dan 40 lilitan pada sisi sekunder, serta diketahui sisi primer mendapat supply
tegangan sebesar 110 V, maka hitunglah :
a. Besar fluks maksimum yang dihasilkan ?
b. Besar tegangan induksi pada sisi sekunder ?
MODUL 3
RANGKAIAN EKIVALEN TRANSFORMATOR 1 FASA

A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui perubahan arus dan daya nyata yang terjadi pada saat tegangan
input transformator diatur pada posisi tertentu
2. Menentukan parameter rangkaian (Rc dan Xm) transformator beban nol
3. Mengetahui perubahan tegangan dan daya nyata yang terjadi pada saat arus
pada transformator diatur pada posisi tertentu
4. Menentukan parameter rangkaian (Rek; Zek; Xek) transformator hubung
singkat

B. Dasar Teori
Test hubung singkat merupakan suatu test yang dapat dilakukan pada
transformator, test ini dilakukan dengan memberi input tegangan AC pada sisi
primer dan menghubung singkat kumparan pada sisi skunder.

Gambar 3.1 Rangkaian Ekivalen Hubung Singkat Pada Transformator

R01=R1+2 R2 =W/ I2sc , (3.1)


X01=X1... 2 X2 =. . (3.2)
Z01= R1+J X01 =Vsc/Isc . (3.3)
Metode test hubung singkat ini cukup ekonomis untuk menentukan impedansi
eksponen ( Z01 atau Z02 ), reaksi bocor ( X01 atau X02 ), tahanan ( R01 atau R02 ),
rugirugi tembaga (Isc2 R01)

11
12

C. Alat dan Bahan


1. Komputer/laptop
2. Software PSIM

D. Prosedur Percobaan

Gambar 3.2 Transformator Tanpa Beban

1. Buka software PSIM


2. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 3.2.
3. Atur nilai spesifikasi transformator sebagai berikut :
Tabel 3.1 Nilai Spesifikasi Transformator
R1 () R2 () L1 (H) L2 (H) Beban ( )
10 1 1 0.01 10
10 1 1 0.01 10
10 1 1 0.01 10
10 1 1 0.01 10
10 1 1 0.01 20
10 1 1 0.01 50
10 4 1 0.04 10
10 6 1 0.06 10
10 8 1 0.08 10

4. Atur tegangan primer sesuai pada Tabel 3.2 kemudian jalankan


5. Catat hasil pengamatan pada Tabel 3.2.
13

E. Hasil Pengamatan
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Percobaan Transformator Tanpa Beban.
VP (V) IP (A) Vs (V) Is (A)
250
200
100
250
250
250
250
250
250

F. Analisa Hasil Pengamatan


1. Buatkan rangkaian ekivalen pengganti dari transformator yang digunakan
pada percobaan.
2. Buatkan grafik hubungan tegangan primer terhadap arus primer dan tegangan
primer terhadap daya pada transformator tanpa beban menggunakan EXCEL
atau MATLAB.
3. Buatkan grafik hubungan arus primer terhadap tegangan primer dan arus
primer terhadap daya pada transformator hubung singkat menggunakan
EXCEL atau MATLAB.

G. Tugas Tambahan
1. Jelaskan rugi-rugi yang ada pada transformator ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan arus Eddy dan bagaimana mengurangi arus
Eddy tersebut !
MODUL 4
TRANFORMASI TRANSFORMATOR TIGA FASA

A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui konstruksi transformator tiga fasa 1 x 3 dan 3 x 1.
2. Mengukur tegangan primer, tegangan sekunder, arus primer, arus sekunder
daya sisi primer dan daya sisi sekunder.
3. Mengetahui efisiensi tranformator tiga fasa 1 x 3 dan 3 x 1.

B. Dasar Teori
Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti,
rangkaian magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Untuk
konstruksi tipe inti dapat dilihat pada Gambar dibawah ini

Gambar 4.1 Konstruksi Trafo 3 Fasa Tipe Inti

Gambar 4.2 Konstruksi Trafo 3 Fasa Tipe Cangkang


14
15

Dalam jenis inti (core type) kumparan dililitkan disekitar dua kaki inti
magnetik persegi. Dalam jenis cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar
kaki tengah dari inti berkaki tiga dengan laminasi silikon-steel. Umumnya
digunakan untuk transformator yang bekerja pada frekuensi dibawah beberapa
ratus Hz. Silikon-steel memiliki sifat-sifat yang dikehendaki yaitu murah, rugi
inti rendah dan permeabilitas tinggi pada rapat fluks tinggi. Inti transformator
yang dipergunakan dalam rangkaian komunikasi pada frekuensi tinggi dan
tingkat energi rendah, kadang-kadang dibuat dari campuran tepung
ferromagnetik yang dimanfaatkan sebagai permalloy.

Hubungan Trafo 3 Fasa


1. Hubung Bintang (Y)
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung
awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung
lilitan merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan
yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing- masing berbeda 120

Gambar 4.3 Trafo Hubung Y

Dari gambar diperoleh bahwa :


IA = IB = IC = IL (4.1)
IL = Iph (4.2)
VAB = VBC = VCA = VL-L (4.3)

VL-L= Vph (4.4)


16

Dimana :
VL-L = Tegangan line to line
Vph = Tegangan Phasa
Il = arus Line
Iph = arus phasa

2. Hubung Segitiga / Delta ()


Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana
cara penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan
ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan
akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga
phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-
masing berbeda 120

Gambar 4.4 Trafo Hubung Delta/Segitiga


Dari gambar 10 diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL (4.5)
IL = Iph (4.6)
VAB = VBC = VCA = VL-L (4.7)
VL-L = Vph (4.8)
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
17

3. Hubung Zig-zag
Transformator zigzag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah
satu aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak
memiliki titik netral. Pada transformator zigzag masingmasing lilitan tiga fasa
dibagi menjadi dua bagian dan masingmasing dihubungkan pada kaki yang
berlainan.

Gambar 4.5 Trafo Hubung Zig-zag

C. Alat dan Bahan


1. Komputer/laptop
2. Software PSIM

D. Prosedur Percobaan

(a) (b)
Gambar 4.1 (a) Transformator Tiga Fasa 1x3; (b)Transformator Tiga Fasa 3x1
1. Buka software PSIM
18

2. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 4.1 untuk hubungan Y-Y
3. Atur nilai tegangan primer seperti pada Tabel 4.1.
4. Catat hasil penunjukan alat ukur sesuai dengan Tabel 4.1. Kemudian ulangi
pengamatan untuk beban yang berbeda.
5. Ulangi langkah ke 1 sampai langkah ke 5 untuk hubungan Y- untuk
melengkapi pengamatan Tabel 4.2.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Perc. Transformasi Transformator Hubung Y-Y
Jenis Beban Vp Vp Vs Ip Is Pin Pout
Trafo R (%) L (H) (fasa) (line) (V) (A) (A) (W) (W)
100 0,4 220
1x3 100 0,6 220
100 0,8 220
100 0,4 220
3x1 100 0,6 220
100 0,8 220

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Perc. Transformasi Transformator Hubung Y-


Jenis Beban Vp Vp Vs Ip Is Pin Pout
trafo R (%) L (H) (fasa) (line) (V) (A) (A) (W) (W)
100 0,4 220
1x3 100 0,6 220
100 0,8 220
100 0,4 220
3x1 100 0,6 220
100 0,8 220
19

F. Analisa Hasil Pengamatan


Perbandingan efisiensi transformator 1x3 dan 3x1 dapat diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan :

% (4.9)

G. Tugas Tambahan
Tugas tambahan dapat diperoleh dari asisten percobaan.
MODUL 5
GENERATOR SINKRON ARUS BOLAK BALIK (AC)

A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui karakteristik generator sinkron 3 Fasa.
2. Mengetahui karakteristik pengaruh arus eksitasi (medan) dan perubahan
kecepatan terhadap tegangan dan arus jangkar generator sinkron.

B. Dasar Teori
a. Karakteristik Generator Sinkron
Hal paling tampak yang membedakan antara generator sinkron dengan
generator induksi/asinkron adalah generator sinkron dieksitasi dua kali. Pada
generator asinkron energi listrik dihasilkan hanya oleh putaran rotor terhadap
stator, sedangkan pada generator sinkron energi listrik dihasilkan oleh putaran
rotor terhadap stator dan lilitan rotor yang diumpani sumber arus DC.
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan
konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron (seperti
telah dibahas disini). Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang
merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan
penguatan DC (membangkitkan medan magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan
sebuah kumparan (biasa disebut jangkar) tempat dibangkitkannya GGL arus bola-
balik.
Jika kecepatan rotor n dari generator konstan maka frekuensi yang dihasilkan
pun konstan, oleh sebab itu generator sinkron yang bekerja pada kecepatan
konstan dikenal sebagai generator sinkron karena frekuensi listriknya akan tetap
konstan jika kecepatan putaran mekanis rotornya pun konstan, sehingga frekuensi
listriknya sinkron terhadap kecepatan putar rotor.
.
= (5.1)
120

20
21

Generator sinkron mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik bolak-


balik secara elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang
memutar rotor, sedangkan energi listrik dihasilkan dari proses induksi
elektromagnetik yang terjadi pada kumparan-kumparan stator. Secara umum
generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan celah udara.
Stator merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor
adalah bagian yang berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai
oleh arus searah dari Eksiter. Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor.

b. Prinsip Kerja Generator Sinkron


Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan
menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan
diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang
terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya
terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu
kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut
Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada
ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama
lain Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk
menghasilkan energi listrik.
22

c. Reaksi Jangkar Generator Sinkron


Saat generator sinkron bekerja pada beban nol tidak ada arus yang mengalir
melalui kumparan jangkar (stator), sehingga yang ada pada celah udara hanya
fluksi arus medan rotor. Namun jika generator sinkron diberi beban, arus jangkar I
akan mengalir dan membentuk fluksi jangkar. Fluksi jangkar ini kemudian
mempengaruhi fluksi arus medan dan akhirnya menyebabkan berubahnya harga
tegangan terminal generator sinkron. Reaksi ini kemudian dikenal sebagai reaksi
jangkar.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh fluksi jangkar dapat berupa distorsi,
penguatan (magnetising), maupun pelemahan (demagnetising) fluksi arus medan
pada celah udara. Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan fluksi jangkar tergantung
kepada beban dan faktor daya beban, yaitu :
1. Untuk beban resistif (Cos = 1 )
Pengaruh fluksi jangkar terhadap fluksi medan hanyalah sebatas
mendistorsinya saja tanpa mempengaruhi kekuatannya.
2. Untuk beban induktif murni (Cos = 0 lag)
Arus akan tertinggal sebesar 900 dari tegangan. Fluksi yang dihasilkan oleh
arus jangkar akan melawan fluksi arus medan. Dengan kata lain reaksi
jangkar akan demagnetising artinya pengaruh raksi jangkar akan melemahkan
fluksi arus medan.
3. Untuk beban kapasitif murni (Cos = 0 lead)
Arus akan mendahului tegangan sebesar 900. Fluksi yang dihasilkan oleh
arus jangkar akan searah dengan fluksi arus medan sehingga reaksi jangkar
yang terjadi akan magnetising artinya pengaruh reaksi jangkar akan
menguatkan fluksi arus medan.
4. Untuk beban tidak murni (induktif/kapasitif)
Pengaruh reaksi jangkar akan menjadi sebagian magnetising dan sebagian
demagnetising. Saat beban adalah kapasitif, maka reaksi jangkar akan
sebagian distortif dan sebagian magnetising. Sementara itu saat beban adalah
induktif, maka reaksi jangkar akan sebagian distortif dan sebagian
demagnetising. Namun pada prakteknya beban umumnya adalah induktif.
23

C. Alat Dan Bahan


1. Komputer/laptop
2. Software MATLAB

D. Prosedur Percobaan

Gambar 5.1 Rangkaian Percobaan Generator Sinkron

1. Buka software MATLAB, pilih Simulink pada MATLAB Toolbar


2. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 5.1
3. Pilih preset model 8.1 kVA 400V 50 Hz 1500 rpm
4. Atur blok RMS sebesar 50 Hz
2
5. Masukkan rumus 60 pada blok RPM to Rad

6. Masukkan nilai 6885 pada kolom active power (W) pada blok beban 3
fasa
7. Jalankan simulasi
8. Lakukan pencatatan sesuai dengan kebutuhan hasil pengamatan pada Tabel
5.1
24

E. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1. Blanko Percobaan
Kecepatan 1500 750 375 187.5
(rpm)

V f (V) VLN(V) IStator(A) VLN(V) IStator(A) VLN(V) IStator(A) VLN(V) IStator(A)

20.5
10.25
5.125
2.5625

F. Analisa Hasil Pengamatan

G. Tugas Tambahan
MODUL 6
MOTOR INDUKSI (ASINKRON) 3 FASA

A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui Prinsip kerja dan Karakteristik motor induksi (asinkron)
2. Mengetahui pengaruh perubahan torsi beban terhadap kecepatan rotor (nr),
slip motor (S), frekuensi supply (f), dan arus jangkar (Ia) dari motor induksi
pada tegangan nominal motor.

B. Dasar Teori
Motor AC merupakan sebuah motor listrik yang tenaga penggeraknya berasal
dari arus bolak-balik (arus AC). Motor AC lebih sering digunakan dalam
industri dari pada motor DC. Tetapi motor AC ini tidak dapat beroperasi dengan
baik pada kecepatan rendah.
Terdapat dua jenis motor AC, tergantung pada tipe rotor yang digunakan:
a. Tipe pertama adalah motor induksi atau motor asinkron. Medan magnet pada
rotor motor ini diciptakan oleh arus induksi.
b. Tipe kedua adalah motor sinkron, yang tidak bergantung pada induksi.
sebagai hasilnya, dapat memutar tepat pada frekuensi supply atau kelipatan
dari frekuensi supply.
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik
di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah
motor induksi 3-fasa dan motor induksi 1-fasa. Motor induksi 3-fasa dioperasikan
pada sistem tenaga 3-fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang

25
26

industri, sedangkan motor induksi 1-fasa dioperasikan pada sistem tenaga 1-fasa
yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga
seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor
induksi 1-fasa mempunyai daya keluaran yang rendah.
Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai berikut:
1. Stator
Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya. Konstruksi
stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian berikut:
a. Rangka Stator
b. Inti Stator, dari besi lunak atau baja silikon
c. Alur, merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan stator)
d. Kumparan stator dari tembaga
2. Gap (Celah)
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan antara
stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong
kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat
antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja
motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan
mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah
terlalu kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin.
3. Rotor
Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor. Berdasarkan bentuk
konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
Bagian mesin yang berputar bebas danletaknya bagian dalam. Terbuat dari
besi laminasi yang mempunayi slot denganbatang alumunium / tembaga yang
dihubungkan singkat pada ujungnya.
b. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor).
Berikut ini merupakan gambar dari rotor sangkar dan belitan.
27

Gambar 6.1 Rotor Sangkar dan Belitan

Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:


1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur
merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan


stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari
kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl)
atau tegangan induksi dan karena penghantar (kumparan) rotor merupakan
rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami
gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah
kutup tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan
28

mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.


Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya
kecepatan sinkron ini adalah sebagai berikut.
120
= (RPM) (6.1)

Keterangan :
F = frekuensi sumber AC (Hz)
P = jumlah pasang kutup
Ns = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator

Berdasarkan Standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufacturers


Association (NEMA) Motor Rotor sangkar dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas
berdasarkan karakteristik:
1. Motor kelas A
a. Mempunyai rangkaian resistansi ritor kecil
b. Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan berbeban
c. Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil
2. Motor kelas B
a. Untuk keperluan umum, mempunyai torsi starting normal dan arus starting
normal
b. Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah (dibawah 5%)
c. Torsi starting sekitar 150% dari rated
d. Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar 600% dari full
load
3. Motor kelas C
a. Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan motor kelas B
b. Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load
c. Torsi starting sekitar 200% dari rated
d. Untuk konveyor, pompa, kompresor dll.
4. Motor kelas D
a. Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting relatif rendah
b. Slip besar
29

c. Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah dibandingkan


kelas motor lainnya
d. Torsi starting sekitar 300%

Gambar 6.2 Hubungan Torsi terhadap Kecepatan Pada Motor Induksi

C. Alat dan Bahan


1. Komputer/laptop
2. Software MATLAB

D. Prosedur Percobaan

Gambar 6.3 Rangkaian Simulasi Motor Induksi 3 Fasa

1. Buka software MATLAB, pilih Simulink pada MATLAB Toolbar


30

2. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 5.1.


3. Pilih preset motor 4 kW 400V 50 Hz
4. Atur sumber tegangan sebesar 400 V dan frekuensi 50 Hz
5. Atur blok RMS dan blok Active & Reactive Power sebesar 50 Hz
60
6. Masukkan rumus 2 pada blok Gain
1
7. Masukkan rumus 50 pada blok Mean

8. Klik tombol play pada simulasi


9. Lakukan pencatatan sesuai dengan kebutuhan hasil pengamatan pada Tabel
4.2.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 4.2. Blanko Percobaan
VAC 3 Torsi Beban IStator Nr
(VL-N) (Nm) (A) (rpm)
400 26.17
400 13.09
400 6.54
400 3.27
400 1.63
400 0.81
400 0.4
400 0.2
400 0.05

F. Analisa hasil pengamatan

G. Tugas tambahan
MODUL 7
ARAH PUTARAN MOTOR FASA TUNGGAL

A. Tujuan Percobaan
1. Untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi arah putaran dan
kecepatan motor fasa tunggal.
2. Menjelaskan operasi motor induksi.
3. Membalik arah motor split-phase dan menghitung slip.

B. Dasar Teori
Rotor motor induksi sangkar tupai fasa tunggal mempunyai inti terbuat dari
laminasi.laminasi ini ditumpuk kedalam apa yang kelihatan mirip inti padat.
Imbedded pada tepi sebelah luar inti adalah batang aluminium,
dihubungsingkatkan oleh ring pada masing-masing ujung. Ini dikenal sebagai
kumparan rotor atau kumparan sangkar tupai.
Kumparan stator menghasilkan kutub magnit arus bolak-balik di induksikan
ke dalam batang.Arus ini membentuk medan rotor yang berinteraksi dengan
medan stator untuk menghasilkan torsi pada rotor. Torsi ini adalah pada arah yang
sama dengan rotor yang telah berputar.
Masalahnya adalah dalam mendapatkan putaran rotor pada tempat
pertamanya. Jika saudara secara sederhana memberikan daya pada kumparan
medan motor induksi, rotor tdak akan berputar. AC pada stator menginduksi AC
pada rotor, tetapi torsi yang dihasilkan sama dan berlawanan. Maka jika saudara
memutar rotor, batang memotong melalui medan stasor. Ini menyebabkan
ketidakseimbangan torsi tersebut pada arah yang berlawanan.
Apa yang harus dilakukan agar motor dapat di start adalah meliputi kumparan
tambahan pada separuh jalan stator diantara kutub-kutub medan utama. Ini
menghasilkan pengaruh untuk menggerakkan medan stator.
Arus pada medan tambahan mencapai puncaknya pada beberapa waktu
sebelum arus pada medan utama. Arah putaran adalah dari kutub tambahan ke

31
32

kutub utama yang berdekatan yang mempunyai polaritas yang sama. Kecepatan
pada mana medan stator bergerak (kecepatan sinkron) adalah sebanding dengan
baik frekuensi dan jumlah kutub.persamaan tersebut adalah :
. 60
= (7.1)

Rotor tidak pernah dapat berjalan pada kecepatan sinkron. Haruslah


terdapat gerak relatip diantara medan dan rotor sedemikian sehingga induksi bisa
terjadi. Jika rotor pada keadaan diam, gerak relatip ini seluruhnya di sebabkan
medan yang berputar. Ketika rotor berputar, terdapat perbedaan diantara
kecepatan medan dan kecepatan rotor yang menghasilkan arus rotor terinduksi.
Perbedaan ini dinamakan slip.
Akhirnya kita melihat bahwa setelah rotor mulai berputar, torsi yang
menghasilkan arus rotor di induksikan secara sederhana dari rotor yang memotong
melalui medan stator utama. Medan tambahan tidak diperlukan lagi. Oleh karena
nya, sakelar sentrifugal yang di operasikan dari kecepatan rotor, membawa
kumparan tambahan keluar dari rangkaian jika rotor mencapai sekitar 75%
kecepatan nominal.

C. Alat dan Bahan


1. Motor fasa tunggal AC
2. Catu Daya : Tetap 110 V
3. Tacho-meter : 1000-2500 RPM

D. Prosedur Percobaan
Percobaan 1

Gambar 7.1 Rangkaian Percobaan Arah Putaran Motor Fasa Tunggal


33

1. Hubungkan motor seperti ditunjukan pada Gambar 7.1


2. Hidupkan main circuit breaker AC dan motor.
3. Dengan mencatat arah putaran jika dipandang dari ujung sebelah kanan,
nyatakan arah (a) dari Gambar 7.5.
4. Matikan motor.

Percobaan 2

Gambar 7.2 Rangkaian Percobaan Arah Putaran Motor Fasa Tunggal Setelah
Start Winding Di Tukar

1. Saling tukarkan hubungan ke kumparan start seperti ditunjukkan pada


Gambar 7.2.
2. Start motor. Nyatakan arah putaran pada (b) dari Gambar 7.5.
3. Matikan motor.

Percobaan 3

Gambar 7.3 Rangkaian Percobaan Arah Putaran Motor Fasa Tunggal Setelah
Main Winding Dan Start Winding Di Tukar
34

1. Saling tukarkan hubungan ke kumparan utama seperti ditunjukkan pada


Gambar 7.3.
2. Start motor. Nyatakan arah putaran pada (c) dari Gambar 7.5.
3. Matikan motor.

Percobaan 4

Gambar 7.4 Rangkaian Percobaan Arah Putaran Motor Fasa Tunggal Setelah
Main Winding Di Tukar

1. Saling tukarkan hubungan ke kumparan (tambahan) start, seperti ditunjukan


pada Gambar 7.4.
2. Start motor. Nyatakan arah putaran pada (d) dari Gambar 7.5.
3. Matikan motor dan catu utama AC.

Percobaan 5
1. Saling tukarkan kabel incoming power.
2. Nyalakan catu utama AC dan motor. Nyatakan arah putaran pada (e) dari
Gambar 7.5
3. Ukur kecepatan motor tanpa beban. Catat pada Gambar 7.5.
4. Matikan semua sakelar.
35

E. Hasil Pengamatan

Gambar 7.5 Hasil percobaan

F. Analisa Hasil Pengamatan

G. Tugas Tambahan
1. Apa pengaruh pertukaran colokan dari kumparan utama ke kumparan
tambahan (langkah 5) ?
2. Jelaskan apa yang dilakukan untuk membalik arah putaran motor induksi fasa
tunggal sangkar tupai.
3. Kecepatan slip adalah perbedaan di antara kecepatan sinkron dan kecepatan
rotor aktual. Berapa kecepatan slip motor uji yang berputar tanpa beban ?
MODUL 8
ARAH PUTARAN MOTOR TIGA FASA

A. Tujuan Percobaan
1. Untuk menemukan yang mempengaruhi arah putaran dan kecepatan motor
tiga fasa.
2. Menjelaskan pembangkitan medan magnit yang berputar pada stator dari
motor tiga fasa.
3. Berhasil melakukan pengawatan motor tiga fasa untuk menghasilkan arah
putaran yang diinginkan.

B. Dasar Teori
Stator motor tiga fasa di buat dari laminasi baja. Laminasi ini di tumpuk ke
dalam apa yang nampaknya seperti inti padat. Inti diberi celah untuk kumparan
stator. Tidak terdapat salient pole pada stator. Konduktor kumparan stator dililit
pada kelompok kumparan. Masing-masing kelompok menghasilkan pasangan
kutub elektromagnit saat arus mengalir melaluinya.
Kelompok kumparan diberi jarak sekitar stator. Pada motor dua kutub
terdapat satu kelompok kumparan perfasa.jika kutub selalu menjadi pasangan
(utara dan selatan), kedua kutub adalah jumlah minimum yang mungkin.Masing-
masing kelompok kumparan dihubungkan ke satu fasa dari catu tiga fasa.
Gelombang sinus fasa B adalah 120 derajat listrik dibelakang gelombang
sinus fasa A. Dengan cara yang sama, fasa C ketinggalan fasa B dengan 120
derajat. Ini menyebabkan karakteristik magnit kelompok kumparan #1
dilewatkan sepanjang ke kelompok kumparan #2, kemudian dilewatkan
sepanjang ke kelompok kumparan #3. Jika kelompok kumparan #1 dihubungkan
ke fasa A : kelompok #2 ke fasa B dan #3 ke fasa C, lewat sepanjang ini akan
mempunyai arah tertentu, katakan searah jarum jam. Oleh karenanya, bagaimana
jika kelompok #3 dihubungkan ke fasa B? Karakteristik magnit kelompok
kumparan #1 akan menuju ke kelompok #3. medan magnit akan berputar

36
37

berlawanan arah jarum jam. Kenyataannya, saling menukarkan setiap kedua


colokan akan membalik arah motor tiga fasa.
Pada motor dua kutub medan magnit yang berputar dari stator mengelilingi
sekali selama setiap siklus. Jika saudara mempunyai empat kutub perfasa (motor
empat kutub) medan hanya akan mengalami separo putaran selama setiap siklus.
Saudara dapat menghitung kecepatan medan yang berputar (dinamakan kecepatan
sinkron) dari frekuensi tegangan yang digunakan dan dari jumlah pasangan kutub.
Persamaannya adalah sebagai berikut :
frekuensi
Kecepatan sinkron = x60 (8.1)
jumlahpasangkutub
Untuk motor dua kutub (60 hertz)
60
S = 60 x 3600rpm (8.2)
1
Untuk motor empat kutub (60 hertz) :
60
S = 60 x 1800rpm (8.3)
2
Rotor motor induksi (rotor lilit atau sangkar tupai) tidak pernah berputar pada
kecepatan sinkron. Selalu terdapat gerak relatip diantara medan dan rotor
sedemikian hingga induksi bisa terjadi. Perbedaan diantara kecepatan sinkron dan
kecepatan rotor dinamakan kecepatan slip, atau sederhananya slip. Persen slip
dapat dihitung dari persamaan berikut :
kecepa tan
% Slip = x100 (8.4)
kecepa tan sin kron

C. Alat dan Bahan


1. Motor induksi tiga fasa
2. Catu daya AC 180 V, 3 fasa (tetap)
3. Tacho-meter : 1000 - 2500 Rpm
38

D. Prosedur Percobaan

Gambar 8.1 Rangkaian Arah Putar Motor Tiga Fasa

1. Hubungkan motor seperti ditunjukan pada Gambar 8.1. Perhatikan bahwa


fasa A dari catu dihubungkan ke terminal L1, B ke L2, dan C ke L3.
Perhatikan pula bahwa terminal T1 dihubungkan ke terminal A, T2 ke B,
dan T3 ke C.
2. Hidupkan power AC.
3. Hidupkan sakelar circuit breaker motor. Catat arah putaran jika dipandang
dari ujung sebelah kanan, nyatakan arah pada (a) dari Gambar 8.2.
4. Hubungkan kembali stator sebagai berikut : T3 tetap dihubungkan ke C,
saling tukarkan kedua colokan lainnya sehingga T1 dihubungkan ke B dan
T2 ke A.
5. Ulangi langkah 3 untuk menyatakan arah pada (b) dari Gambar 8.2.
6. Hubungkan kembali stator sebagai berikut : T1 tetap dihubungkan ke B,
saling tukarkan kedua colokan lainya sehingga T2 dihubungkan ke C dan T3
ke A.
7. Ulangi langkah 3 untuk nyatakan arah pada (c) dari Gambar 8.2.
8. Hubungkan kembali stator sebagai berikut : T3 tetap di hubungkan ke A,
saling tukarkan kedua colokan lainnya sedemikian sehingga T1
dihubungkan ke C dan T2 ke B.
9. Ulangi langkah 3 untuk nyatakan arah pada (d) dari Gambar 8.2.
39

10. Hubungkan kembali stator sebagai berikut : T1 tetap di hubungkan ke C;


saling tukarkan kedua colokan lainnya sedemikian sehingga T2 di
hubungkan ke A dan T3 ke B.
11. Ulangi langkah 3 untuk nyatakan arah pada (e) dari Gambar 8.2.
12. Hubungkan kembali stator sebagai berikut : T3 tetap di hubungkan ke B;
saling tukarkan kedua colokan lainnya sedemikian sehingga T1
dihubungkan ke A dan T2 ke C.
13. Ulangi langkah 3 untuk nyatakan arah pada (f) dari Gambar 8.2.
14. Dengan meninggalkan T1 terhubung, saling tukarkan kedua colokan lainnya
sehingga hubungannya sama seperti ditunjukan pada Gambar 8.1.
15. Ukur kecepatan motor tanpa beban. Catat pada gambar 8.2.
16. Matikan motor

E. Hasil Pengamatan

Gambar 8.2 Hasil Pengamatan

F. Analisa Hasil Pengamatan


40

G. Tugas Dan Pertanyaan


1. Setiap kali saudara menghubungkan kembali stator, saudara saling
menukarkan kedua dari ketiga colokan. Apa pengaruh nya pada arah motor ?
2. Tidak ada hubungan listrik dibuat untuk rotor motor induksi sangkar tupai.
Sekarang terdapat arus pada batang sangkar tupai. Jelaskan apa penyebab arus
tersebut ?
3. Jika rotor motor induksi diputar pada kecepatan sama dengan medan magnit
yang berputar (kecepatan sinkron), apa yang akan terjadi pada arus rotor ?
4. Berapa persen slip motor uji yang berputar tanpa beban ?

Anda mungkin juga menyukai